Pub Date : 2022-07-19DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i2.354
Amir Sahidin
Secularism is a thought born of Western perspectives and experiences, which has had a negative impact on contemporary science. The bad impact is based on the conception of secularism itself, in the form of disenchantment of nature, or the emptying of the universe from religious and spiritual values; desacralization of politics or political exclusion from religious and spiritual elements; also deconsecration of false or relativizing human values, so that there are no absolutes in a truth. For this reason, Syed Naquib al-Attas sees the need for the Islamization of knowledge to answer the problem of secularism. Through a library research type study with a descriptive-analytical approach, it can be concluded that al-Attas' Islamization of knowledge answers the problem of secularism in science with three things. First, it frees people from the ideology and perspective of secularism. Second, dewesternization or separating important concepts and elements that make up Western civilization and culture. Third, integration or incorporating important concepts and elements of Islam into science that has been sterilized from important Western concepts and elements. These three things are an attempt to answer the problems of secularism in science.
{"title":"ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN AL-ATTAS MENJAWAB PROBLEMATIKA SEKULARISME TERHADAP ILMU PENGETAHUAN","authors":"Amir Sahidin","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i2.354","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i2.354","url":null,"abstract":"Secularism is a thought born of Western perspectives and experiences, which has had a negative impact on contemporary science. The bad impact is based on the conception of secularism itself, in the form of disenchantment of nature, or the emptying of the universe from religious and spiritual values; desacralization of politics or political exclusion from religious and spiritual elements; also deconsecration of false or relativizing human values, so that there are no absolutes in a truth. For this reason, Syed Naquib al-Attas sees the need for the Islamization of knowledge to answer the problem of secularism. Through a library research type study with a descriptive-analytical approach, it can be concluded that al-Attas' Islamization of knowledge answers the problem of secularism in science with three things. First, it frees people from the ideology and perspective of secularism. Second, dewesternization or separating important concepts and elements that make up Western civilization and culture. Third, integration or incorporating important concepts and elements of Islam into science that has been sterilized from important Western concepts and elements. These three things are an attempt to answer the problems of secularism in science.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129632753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-19DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i2.332
Nur Khosiah, Agustin Tri Cahyaningtias, Imro Atus Soliha
Keluarga merupakan pondasi dasar yang menopang bagaimana kehidupan anak akan berlangsung. Di dalam keluarga, anak akan mendapatkan suatu pendidikan dari orang tuanya. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri adanya sebuah tatanan keluarga yang tidak utuh, yang biasanya kita dengar dengan istilah single parent. Menjadi sosok single parent tentulah tidak menjadi alasan untuk tidak menanamkan ataupun mengajarkan pendidikan karakter pada anak, terlebih karakter religius anak. penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakter religius anak dalam keluarga single parent serta untuk mengatahui bagaimana penerapan pendidikan karakter religius yang ada dalam keluarga single parent.penelitian lapangan ini sifatnya kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dilaksanakan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu tidak peduli keluarga tersebut keluarga yang utuh ataupun keluarga single parent, keluarga tetaplah menjadi faktor terpenting dari keberhasilan penanaman karakter religius anak. Dengan adanya penerapan penanaman karakter sejak dini, dan adanya pembiasaan ini menjadi pendukung pembentuk karakter anak dalam kehidupan sehari-hari, serta pengarahan pada anak, maka karakter tersebut akan lebih mudah terbentuk dan tertanam dalam diri anak. Khususnya karakter religius anak yang benar-benar membutuhkan proses panjang untuk mendapatkannya.
{"title":"ANALISIS KARAKTER RELIGIUS ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN KANIGARAN KOTA PROBOLINGGO","authors":"Nur Khosiah, Agustin Tri Cahyaningtias, Imro Atus Soliha","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i2.332","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i2.332","url":null,"abstract":"Keluarga merupakan pondasi dasar yang menopang bagaimana kehidupan anak akan berlangsung. Di dalam keluarga, anak akan mendapatkan suatu pendidikan dari orang tuanya. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri adanya sebuah tatanan keluarga yang tidak utuh, yang biasanya kita dengar dengan istilah single parent. Menjadi sosok single parent tentulah tidak menjadi alasan untuk tidak menanamkan ataupun mengajarkan pendidikan karakter pada anak, terlebih karakter religius anak. penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakter religius anak dalam keluarga single parent serta untuk mengatahui bagaimana penerapan pendidikan karakter religius yang ada dalam keluarga single parent.penelitian lapangan ini sifatnya kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dilaksanakan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu tidak peduli keluarga tersebut keluarga yang utuh ataupun keluarga single parent, keluarga tetaplah menjadi faktor terpenting dari keberhasilan penanaman karakter religius anak. Dengan adanya penerapan penanaman karakter sejak dini, dan adanya pembiasaan ini menjadi pendukung pembentuk karakter anak dalam kehidupan sehari-hari, serta pengarahan pada anak, maka karakter tersebut akan lebih mudah terbentuk dan tertanam dalam diri anak. Khususnya karakter religius anak yang benar-benar membutuhkan proses panjang untuk mendapatkannya.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"275 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129519533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-19DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i2.355
Fayyad Jidan
Ilmu balaghah merupakan disiplin ilmu bahasa Arab yang selalu mengalami perkembangan dan pembaruan dari para ulama, dengan adanya ilmu balaghah kita bisa mengetahui dan memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan seseorang menggunakan bahasa yang indah, efektif, tepat sasaran, dan sesuai dengan kondisi maupun situasi. Para Ulama telah banyak melakukan kajian ilmu balaghah dan menghasilkan karya terbaiknya yang bahkan digunakan hingga saat ini. Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang fase-fase perkembangan ilmu balaghah. Artikel ini menggunakan metodologi penulisan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasi, menyusun dan menginterpretasinya. Hasil penelitian ini adalah balaghoh pada dasarnya sudah melekat pada bangsa-bangsa Arab Jahiliyah akan tetapi pada segi keilmuannya masih belum tertata rapi sampai datangnya para ulama yang mengkaji lebih dalam tentang kajian balaghah kemudian dari kajian tersebut ditemukan 3 tema besar yakni ilmu bayan, maani, dan badi’. Adapun banyak sekali faktor-faktor yang menjadikan kajian ilmu balaghoh mengalami perkembangan yang besar yakni dari khitabah yang dilakukan para khatib, pembuatan syair-syair oleh para penyair yang memiliki jiwa kompetitif, serta karya-karya ulama yang membahas kemukjizatan al-Quran.
{"title":"PERKEMBANGAN ILMU BALAGHAH","authors":"Fayyad Jidan","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i2.355","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i2.355","url":null,"abstract":"Ilmu balaghah merupakan disiplin ilmu bahasa Arab yang selalu mengalami perkembangan dan pembaruan dari para ulama, dengan adanya ilmu balaghah kita bisa mengetahui dan memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan seseorang menggunakan bahasa yang indah, efektif, tepat sasaran, dan sesuai dengan kondisi maupun situasi. Para Ulama telah banyak melakukan kajian ilmu balaghah dan menghasilkan karya terbaiknya yang bahkan digunakan hingga saat ini. Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang fase-fase perkembangan ilmu balaghah. Artikel ini menggunakan metodologi penulisan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasi, menyusun dan menginterpretasinya. Hasil penelitian ini adalah balaghoh pada dasarnya sudah melekat pada bangsa-bangsa Arab Jahiliyah akan tetapi pada segi keilmuannya masih belum tertata rapi sampai datangnya para ulama yang mengkaji lebih dalam tentang kajian balaghah kemudian dari kajian tersebut ditemukan 3 tema besar yakni ilmu bayan, maani, dan badi’. Adapun banyak sekali faktor-faktor yang menjadikan kajian ilmu balaghoh mengalami perkembangan yang besar yakni dari khitabah yang dilakukan para khatib, pembuatan syair-syair oleh para penyair yang memiliki jiwa kompetitif, serta karya-karya ulama yang membahas kemukjizatan al-Quran.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125394127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sigmund Freud’s Psychoanalysis continuously develops as it also does in the academic arena. The theory explains humans’ personality structure which covers three aspects: id, ego, and superego. Freud has successfully developed a personality theory that divides the structure of the mind into three: consciousness, preconsciousness, and unconsciousness. From the above three, consciousness can be said to be the most dominant and important to determine humans’ behavior (analogy with an iceberg). In the academic arena, psychoanalysis has correlations that are complex and modificative. How far the implementation of psychoanalysis in the academic arena can be served as the main discussion of this article, which will be initiated on the theory in-depth and its critical analysis.Keywords: implementation, psychoanalysis, Sigmund Freud, education
{"title":"IMPLEMENTING SIGMUND FREUD’S PSYCHOANALYSIS THEORY IN THE ACADEMIC ARENA: A CRITICAL STUDY","authors":"Evita Yuliatul Wahidah, Yumimah Yumimah, Moh. In'ami, Ulfa Ulfa","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i2.359","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i2.359","url":null,"abstract":"Sigmund Freud’s Psychoanalysis continuously develops as it also does in the academic arena. The theory explains humans’ personality structure which covers three aspects: id, ego, and superego. Freud has successfully developed a personality theory that divides the structure of the mind into three: consciousness, preconsciousness, and unconsciousness. From the above three, consciousness can be said to be the most dominant and important to determine humans’ behavior (analogy with an iceberg). In the academic arena, psychoanalysis has correlations that are complex and modificative. How far the implementation of psychoanalysis in the academic arena can be served as the main discussion of this article, which will be initiated on the theory in-depth and its critical analysis.Keywords: implementation, psychoanalysis, Sigmund Freud, education","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131930633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-04DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i2.264
Dian Sandi Utama, Waharjani Waharjani
The family in Islam has an important position in giving birth to the Muslim generation and the place where Islamic civilization begins to grow. The term popularized in Islam related to family is sakinah or samara family which is an acronym for sakinah, mawaddah and rahmah. The picture of a family full of love and affection in it. This does not mean that realizing a sakinah family is easy. There are many test obstacles during the marriage process. This study intends to explain the concept of the Quran in Surah al-Rum verse 21 in relation to how to create a sakinah family. This study uses a literature study method by examining the commentary books, books and relevant articles indexed by Google Scholar. The results of this study are to lead to a sakinah family, the following efforts need to be made: starting with a sincere intention to worship, the marriage process is carried out properly according to sharia, establishing and maintaining closeness to Allah, the presence of love, mutual understanding and sharing in the task, make the house a center of knowledge, and glory.
{"title":"PROFIL KELUARGA IDEAL (Analisis Surat Ar-Rum ayat 21)","authors":"Dian Sandi Utama, Waharjani Waharjani","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i2.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i2.264","url":null,"abstract":"The family in Islam has an important position in giving birth to the Muslim generation and the place where Islamic civilization begins to grow. The term popularized in Islam related to family is sakinah or samara family which is an acronym for sakinah, mawaddah and rahmah. The picture of a family full of love and affection in it. This does not mean that realizing a sakinah family is easy. There are many test obstacles during the marriage process. This study intends to explain the concept of the Quran in Surah al-Rum verse 21 in relation to how to create a sakinah family. This study uses a literature study method by examining the commentary books, books and relevant articles indexed by Google Scholar. The results of this study are to lead to a sakinah family, the following efforts need to be made: starting with a sincere intention to worship, the marriage process is carried out properly according to sharia, establishing and maintaining closeness to Allah, the presence of love, mutual understanding and sharing in the task, make the house a center of knowledge, and glory.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"26 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126116899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-04DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i2.170
S. Sari, Ulil Hidayah
Abstrack: This paper is a research on the model of embedding Islamic education in urban communities in a group of Grand Gilton housing estates, Probolinggo City. Socio-culturally, people who live in urban and rural areas have different lifestyles in various ways, one of which is the mindset and behavior in studying how to study religion. In this study, the method used was descriptive qualitative by digging up data on the role of the Syababun A'dhom majlis ta'lim in instilling the values of Islamic education in the congregation, which is widely followed by residents of the Grand Hilton housing and surrounding areas. The results of the study describe the model of activities carried out by the Syababun A'dhom ta'lim council, namely by carrying out scheduled learning activities to read the Koran face to face or privately to residents' homes, conducting studies of Islamic reference books, completing the Koran in the month of Ramadan regularly. anjangsana, social service activities, and nature tourism. All activities are carried out consistently and without any fees. Keywords: Islamic Education, Urban Society Abstrak: Tulisan ini adalah penelitian tentang model penanaman pendidikan Islam pada masyarakat urban di sekelompok perumahan Grand Gilton Kota Probolinggo. Secara sosial kultural masyarakat yang hidup diperkotaan dan di pedesaan memiliki corak gaya hidup yang berbeda dalam berbagai hal, salah satunya adalah pola pikir dan tingkah laku dalam mendalami cara mendalami keagamaan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskrptif kualitatif dengan menggali data pada peran majlis ta’lim Syababun A’dhom dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada jamaah yang banyak diikuti oleh warga perumahan Grand Hilton dan sekitarnya. Hasil penelitian mendeskripsikan model kegiatan yang dilakukan majlis ta’lim Syababun A’dhom adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran baca al Quran secara terjadwal tatap muka maupun secara privat ke rumah warga, melakukan kegiatan kajian kitab-kitab rujukan Islam, khataman al Quran pada bulan Romadhon secara anjangsana, kegiatan bakti sosial, serta melakukan wisata alam. Semua kegiatan yang dilakukan secara istiqomah dan tanpa ada pungutan biaya. Kata Kunci: Pendidikan Islam, Masyarakat urban
[摘要]本文以Probolinggo市Grand Gilton小区为研究对象,对城市社区嵌入伊斯兰教育模式进行了研究。在社会文化上,城乡居民的生活方式各不相同,其中之一就是研究宗教的心态和行为。在本研究中,使用的方法是描述性定性的,通过挖掘Syababun A' dhomm majlis ta'lim在向会众灌输伊斯兰教育价值观方面的作用的数据,这被希尔顿大酒店及周边地区的居民广泛遵循。这项研究的结果描述了Syababun A' dhomm ta'lim理事会开展的活动模式,即定期开展面对面或私下到居民家中阅读《古兰经》的学习活动,研究伊斯兰参考书,定期在斋月期间完成《古兰经》。安长乐、社会服务活动和自然旅游。所有活动都是一致的,不收取任何费用。关键词:伊斯兰教教育,城市社会摘要:伊斯兰教教育,城市社会,伊斯兰教教育,伊斯兰教教育,伊斯兰教教育世卡拉社会文化masyarakat yang hidup diperkotaan dandi pedesaan memiliki corak gaya hidup yang berbeda dalam berbagai hal, salah satunya adalah pola pikir dantingkah laku dalam mendalami cara mendalami keagamaan。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,Hasil penelitian mendeskripsikan模型kegiatan yang dilakukan majlis, as ' ababun, as ' ababun, as ' abong, as ' dong, as ' dong, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama, as ' dama。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Kata Kunci: Pendidikan Islam, Masyarakat市区
{"title":"PENANAMAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASYARAKAT URBAN MELALUI MAJLIS SYABABUL A’DHOM DI PERUMAHAN GRAND HILTON PROBOLINGGO","authors":"S. Sari, Ulil Hidayah","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i2.170","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i2.170","url":null,"abstract":"Abstrack: This paper is a research on the model of embedding Islamic education in urban communities in a group of Grand Gilton housing estates, Probolinggo City. Socio-culturally, people who live in urban and rural areas have different lifestyles in various ways, one of which is the mindset and behavior in studying how to study religion. In this study, the method used was descriptive qualitative by digging up data on the role of the Syababun A'dhom majlis ta'lim in instilling the values of Islamic education in the congregation, which is widely followed by residents of the Grand Hilton housing and surrounding areas. The results of the study describe the model of activities carried out by the Syababun A'dhom ta'lim council, namely by carrying out scheduled learning activities to read the Koran face to face or privately to residents' homes, conducting studies of Islamic reference books, completing the Koran in the month of Ramadan regularly. anjangsana, social service activities, and nature tourism. All activities are carried out consistently and without any fees. Keywords: Islamic Education, Urban Society Abstrak: Tulisan ini adalah penelitian tentang model penanaman pendidikan Islam pada masyarakat urban di sekelompok perumahan Grand Gilton Kota Probolinggo. Secara sosial kultural masyarakat yang hidup diperkotaan dan di pedesaan memiliki corak gaya hidup yang berbeda dalam berbagai hal, salah satunya adalah pola pikir dan tingkah laku dalam mendalami cara mendalami keagamaan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskrptif kualitatif dengan menggali data pada peran majlis ta’lim Syababun A’dhom dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam pada jamaah yang banyak diikuti oleh warga perumahan Grand Hilton dan sekitarnya. Hasil penelitian mendeskripsikan model kegiatan yang dilakukan majlis ta’lim Syababun A’dhom adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran baca al Quran secara terjadwal tatap muka maupun secara privat ke rumah warga, melakukan kegiatan kajian kitab-kitab rujukan Islam, khataman al Quran pada bulan Romadhon secara anjangsana, kegiatan bakti sosial, serta melakukan wisata alam. Semua kegiatan yang dilakukan secara istiqomah dan tanpa ada pungutan biaya. Kata Kunci: Pendidikan Islam, Masyarakat urban","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121246428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-14DOI: 10.46773/imtiyaz.v5i2.262
Heri Rifhan Halili
Para Ulama menyebutkan bahwa hukum seorang muslim mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar adalah fardhu ‘ain, agar terhidar dari kesalahan yang dapat merubah makna dari ayat yang dibaca. Namun realita dan fakta menunjukkan hal yang berbeda. Institut Ilmu al-Qur’an Jakarta dalam penelitiannya yang dipublikasikan tahun 2018 menyebut, jumlah umat islam di Indonesia yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar masih cukup rendah, yaitu berkisar 20% dari total seluruh umat islam yang ada. Salah satu faktor penyebabnya pada kalangan orang dewasa adalah minimnya metode pembelajaran membaca al-Qur’an yang dirancang khusus untuk memenuhi gaya dan psikologi belajar membaca al-Qur’an orang dewasa. Penelitian ini mengkaji tentang metode pembelajaran pembaca al-Qur’an untuk orang dewasa dengan pendekatan konsep andragogi. Menggunakan metode penelitian studi literatur, yang dilakukan dengan menelaah sejumlah jurnal terkait dengan metode pembelajaran al-Qur’an orang dewasa dan seputar pembahasan konsep andragogi, yang kemudian digunakan mengindentifikasi apa permasalahan orang dewasa dalam belajar al-Qur’an, untuk selanjutnya menghasilakan metode pembelajaran membaca al-Qur’an yang sesuai dengan kebutuhan orang dewasa. Hasil penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pembelajaran al-Qur’an pada orang dewasa dengan pendekatan konsep andragogi dapat dilakukan dengan merapkan sintaks pembelajaran yang disingkat dengan kalimat MUDAHKAN, yaitu: Motivasi, Ulangi sekilas pelajaran lama dan uraikan pelajaran baru, Dibaca - disimak - diulang-ulang, Apresiasi, Hormati, Konsepkan, Arahkan, dan Nilai atau evaluasi.
{"title":"KAJIAN METODE PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN USIA DEWASA DENGAN PENDEKATAN KONSEP ANDRAGOGI","authors":"Heri Rifhan Halili","doi":"10.46773/imtiyaz.v5i2.262","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v5i2.262","url":null,"abstract":"Para Ulama menyebutkan bahwa hukum seorang muslim mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar adalah fardhu ‘ain, agar terhidar dari kesalahan yang dapat merubah makna dari ayat yang dibaca. Namun realita dan fakta menunjukkan hal yang berbeda. Institut Ilmu al-Qur’an Jakarta dalam penelitiannya yang dipublikasikan tahun 2018 menyebut, jumlah umat islam di Indonesia yang mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar masih cukup rendah, yaitu berkisar 20% dari total seluruh umat islam yang ada. Salah satu faktor penyebabnya pada kalangan orang dewasa adalah minimnya metode pembelajaran membaca al-Qur’an yang dirancang khusus untuk memenuhi gaya dan psikologi belajar membaca al-Qur’an orang dewasa. Penelitian ini mengkaji tentang metode pembelajaran pembaca al-Qur’an untuk orang dewasa dengan pendekatan konsep andragogi. Menggunakan metode penelitian studi literatur, yang dilakukan dengan menelaah sejumlah jurnal terkait dengan metode pembelajaran al-Qur’an orang dewasa dan seputar pembahasan konsep andragogi, yang kemudian digunakan mengindentifikasi apa permasalahan orang dewasa dalam belajar al-Qur’an, untuk selanjutnya menghasilakan metode pembelajaran membaca al-Qur’an yang sesuai dengan kebutuhan orang dewasa. Hasil penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pembelajaran al-Qur’an pada orang dewasa dengan pendekatan konsep andragogi dapat dilakukan dengan merapkan sintaks pembelajaran yang disingkat dengan kalimat MUDAHKAN, yaitu: Motivasi, Ulangi sekilas pelajaran lama dan uraikan pelajaran baru, Dibaca - disimak - diulang-ulang, Apresiasi, Hormati, Konsepkan, Arahkan, dan Nilai atau evaluasi.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132994592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-10DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i1.331
Tri Endang Jatmikowati, Bahar Agus Setiawan, Sofyan Rofi, Badrut Tamami
Keteladanan memiliki popularitas sebagai sebuah metode yang dapat digunakan dalam proses pendidikan. Padahal keteladanan bukan hanya metode, namun memiliki sakralitas sebagai dimensi yang harus melekat dan menjadi jatidiri guru yang terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Konteks ini tidak lepas atas sandaran ketelanan merujuk konsep uswatun hasanah yang disandarkan pada profil Nabi Muhammad SAW yang memiliki kemaksuman. Penelitian ini berbasis pada library reseacrh dengan mengklasifikasi sumber-sumber berbasis pustaka baik sebagai data primer dan sekunder. Proses validitas dan realibiltas data menggunakan konfirmabilitas, dengan analisis data triangulasi sumber dokumen. Hasil analisa dari uraian penelitian ini menjelaskan bahwa konteks ketelandan yang hanya dipahami sebatas pada aspek teknis dan metode, mereduksi sakralitas keteladanan sebagai jati diri guru. Keteladanan sebagai manifestasi kompetensi kepribadian guru harus dipahami secara komprehensif dan universal yang merujuk pada uswatun hasanah sebagai dasarnya. Keteladanan bukan hanya tataran kompetensi, namun jati diri dan profil ideal yang memiliki sakralitas tinggi sebagai manifestasi guru dalam kehidupan sehari-hari.
{"title":"SAKRALITAS KETELADANAN SEBAGAI MANIFESTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DALAM PROSES PENDIDIKAN","authors":"Tri Endang Jatmikowati, Bahar Agus Setiawan, Sofyan Rofi, Badrut Tamami","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i1.331","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i1.331","url":null,"abstract":"Keteladanan memiliki popularitas sebagai sebuah metode yang dapat digunakan dalam proses pendidikan. Padahal keteladanan bukan hanya metode, namun memiliki sakralitas sebagai dimensi yang harus melekat dan menjadi jatidiri guru yang terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Konteks ini tidak lepas atas sandaran ketelanan merujuk konsep uswatun hasanah yang disandarkan pada profil Nabi Muhammad SAW yang memiliki kemaksuman. Penelitian ini berbasis pada library reseacrh dengan mengklasifikasi sumber-sumber berbasis pustaka baik sebagai data primer dan sekunder. Proses validitas dan realibiltas data menggunakan konfirmabilitas, dengan analisis data triangulasi sumber dokumen. Hasil analisa dari uraian penelitian ini menjelaskan bahwa konteks ketelandan yang hanya dipahami sebatas pada aspek teknis dan metode, mereduksi sakralitas keteladanan sebagai jati diri guru. Keteladanan sebagai manifestasi kompetensi kepribadian guru harus dipahami secara komprehensif dan universal yang merujuk pada uswatun hasanah sebagai dasarnya. Keteladanan bukan hanya tataran kompetensi, namun jati diri dan profil ideal yang memiliki sakralitas tinggi sebagai manifestasi guru dalam kehidupan sehari-hari.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131216832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-08DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i1.307
Fitri Yani, Benny Prasetiya, Heri Rifhan Halili
Penelitian ini dilakukan berawal dari sebuah pemikiran bahwa jilbab adalah suatu kewajiban bagi perempuan. Jilbab digunakan untuk menutup aurat. Dengan jilbab juga kita bisa terhindar dari perbuat yang tidak menyenangkan. Perilaku islami adalah tingkah laku seseorang dalam mentaati perintah Allah Swt. Jadi kita sebagai perempuan sebisa mungkin harus menutup aurat yang kita miliki.Kecuali telapak tangan dan juga wajah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan dan motivasi memakai jilbab dengan perilaku islami pada mahasiswa mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo. Subjek pada penelitian ini merupakan mahasiswi-mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo dengan sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan linier yang signifikan antara kebiasaan dan motivasi memakai jilbab dengan perilaku islami.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN DAN MOTIVASI MEMAKAI JILBAB TERHADAP PERILAKU ISLAMI MAHASISWI STAI MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO","authors":"Fitri Yani, Benny Prasetiya, Heri Rifhan Halili","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i1.307","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i1.307","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan berawal dari sebuah pemikiran bahwa jilbab adalah suatu kewajiban bagi perempuan. Jilbab digunakan untuk menutup aurat. Dengan jilbab juga kita bisa terhindar dari perbuat yang tidak menyenangkan. Perilaku islami adalah tingkah laku seseorang dalam mentaati perintah Allah Swt. Jadi kita sebagai perempuan sebisa mungkin harus menutup aurat yang kita miliki.Kecuali telapak tangan dan juga wajah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan dan motivasi memakai jilbab dengan perilaku islami pada mahasiswa mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo. Subjek pada penelitian ini merupakan mahasiswi-mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo dengan sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan linier yang signifikan antara kebiasaan dan motivasi memakai jilbab dengan perilaku islami.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":" 47","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113952336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-07DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i1.247
Winda Susanti Wulandari, Devy Habibi Muhammad, Ari Susandi
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini ialah Mendeskripsikan akhlak siswa SMK Sunan Kalijaga Randuagung-Lumajang serta Mendeskripsikan pencapaian peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa SMK Sunan Kalijaga Randuagung-Lumajang. Riset ini mengulas pembinaan adab yang dicoba oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Sunan Kalijaga. Penelitian ini mengenakan pendekatan deskriptif kualitatif, hingga kedatangan peneliti di lapangan sungguh berarti. Peneliti berperan langsung selaku instrument dan selaku pengumpul informasi hasil pemantauan yang mendalam dan ikut serta aktif dalam penelitian. Analisa data dicoba dengan metode mengamati informasi yang terdapat, kemudian melaksanakan pengurangan informasi, penyajian informasi dan menarik kesimpulan serta langkah akhir dari analisa informasi ini melangsungkan kesahan informasi dengan memakai intensitas observasi triangulasi. Hasil riset membuktikan kalau, Upaya- usaha yang dicoba oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Sunan Kalijaga Randuagung dilaksanakan dengan cara intensif tiap hari serta tiap minggunya, semacam usaha Sholat Dhuha serta Sholat Dhuhur Berjama’ ah, Mujahadah, Aspek yang mensupport dalam pembinaan adab: a. Aspek keluarga atau orang tua yang amat berfungsi aktif turut membina adab anak didik. b. Lingkungan ataupun warga dekat sekolah. c. peraturan tertib sekolah buat membatasi kenakalan anak didik. d. Guru PAI serta Guru yang yang lain yang berfungsi aktif dalam membina adab anak didik, aspek yang menghalangi pembinaan adab: a. Lingungan dekat yang kurang mensupport. b. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah. c. Tindakan serta sikap anak didik yang beraneka ragam. d. Pergaulan anak didik yang tidak bisa dikontrol. e. Maraknya kemajuan data zaman saat ini.Kata Kunci : Profesionalisme Guru PAI, Pembinaan, Akhlak Siswa
本研究的目的将是描述学生SMK s听的学生学生等级制度的最终结果,描述伊斯兰教育教师对学生SMK sk的学生学生学生SMK sanda - lumajang的专业教育追求的成就。这项研究涉及伊斯兰教育教师在SMK s湖区试图建立的阿达布。这项研究采用了一种描述性质的方法,直到研究人员来到现场才真正有意义。研究人员直接参与工具和收集深入监控的信息并积极参与研究。数据分析是通过观察所发现的信息,然后进行信息分析,展示信息,并在信息分析过程中得出结论和最后的步骤来进行的。研究结果证明,-伊斯兰宗教教育老师尝试的努力努力在SMK苏南Kalijaga Randuagung监护室每天和每周的方式执行的,某种努力祈祷Dhuha Berjama祈祷吧对啊、Mujahadah文化建设的支持方面:a .家庭或父母方面非常积极作用有助于建立文化的门生。学校附近的环境或居民。学校的规章制度限制了犯罪行为。白老师和其他积极参与培养学生文化的教师,这方面阻碍了阿达达的教学:缺乏支持的亲密环境。学校的监管很有限。各种各样的学习者的行为和态度。无法控制的门徒协会。现代数据的快速发展。关键词:PAI的专业,辅导,学生的道德
{"title":"PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMK SUNAN KALIJAGA RANDUAGUNG LUMAJANG","authors":"Winda Susanti Wulandari, Devy Habibi Muhammad, Ari Susandi","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i1.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i1.247","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari penelitian ini ialah Mendeskripsikan akhlak siswa SMK Sunan Kalijaga Randuagung-Lumajang serta Mendeskripsikan pencapaian peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Akhlak Siswa SMK Sunan Kalijaga Randuagung-Lumajang. Riset ini mengulas pembinaan adab yang dicoba oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Sunan Kalijaga. Penelitian ini mengenakan pendekatan deskriptif kualitatif, hingga kedatangan peneliti di lapangan sungguh berarti. Peneliti berperan langsung selaku instrument dan selaku pengumpul informasi hasil pemantauan yang mendalam dan ikut serta aktif dalam penelitian. Analisa data dicoba dengan metode mengamati informasi yang terdapat, kemudian melaksanakan pengurangan informasi, penyajian informasi dan menarik kesimpulan serta langkah akhir dari analisa informasi ini melangsungkan kesahan informasi dengan memakai intensitas observasi triangulasi. Hasil riset membuktikan kalau, Upaya- usaha yang dicoba oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Sunan Kalijaga Randuagung dilaksanakan dengan cara intensif tiap hari serta tiap minggunya, semacam usaha Sholat Dhuha serta Sholat Dhuhur Berjama’ ah, Mujahadah, Aspek yang mensupport dalam pembinaan adab: a. Aspek keluarga atau orang tua yang amat berfungsi aktif turut membina adab anak didik. b. Lingkungan ataupun warga dekat sekolah. c. peraturan tertib sekolah buat membatasi kenakalan anak didik. d. Guru PAI serta Guru yang yang lain yang berfungsi aktif dalam membina adab anak didik, aspek yang menghalangi pembinaan adab: a. Lingungan dekat yang kurang mensupport. b. Terbatasnya pengawasan pihak sekolah. c. Tindakan serta sikap anak didik yang beraneka ragam. d. Pergaulan anak didik yang tidak bisa dikontrol. e. Maraknya kemajuan data zaman saat ini.Kata Kunci : Profesionalisme Guru PAI, Pembinaan, Akhlak Siswa","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128393390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}