Pub Date : 2022-03-07DOI: 10.46773/imtiyaz.v6i1.182
Lilik Saidah, Benny Prasetiya, Heri Rifhan Halili
Penelitian ini dilatarbelakangi karena kita semua tahu pendidikan agama seorang anak juga sangat dipengaruhi dari bagaimana peran keluarga dalam mendidik dan menanamkan spiritual (agama). Alasan pertimbangan ini adalah untuk memutuskan bagian keluarga dalam pelaksanaan Ajaran Islam. Pertanyaan semacam ini jelas subjektif, menggunakan dua jenis informasi, yaitu informasi penting khusus melalui wawancara dan informasi tambahan, menjadi informasi khusus sehubungan dengan gambaran peningkatan peran keluarga dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.Subjek penelitian terdiri dari 6 Keluarga Di Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo.Timbulnya pemikiran tersebut menemukan bahwa wali dalam pengajaran anak-anak mereka berperan sebagai pengasuh, guru dan pemimpin. Keluarga adalah tempat utama dimana anak-anak mendapatkan pengajaran. Karakter dan identitas anak dibentuk mulai dari dalam keluarga. Wali memilih konsep yang sesuai dengan kapasitas keluarga seperti mengajarkan nilai-nilai, mengawasi anak-anak, bersikap wajar secara agama kepada anak-anak, dan memberi penghargaan kepada anak-anak. Oleh karena itu, peran keluarga sangat diperlukan dalam penataan sikap pada proses perbaikan seorang anak..Teknik Random Sampling teknik analisis data adalah korelasi ganda yang digunakan untuk memilih sampel. Dari hasil analisis data yang diperoleh maka ditemukan bahwa keluarga mempunyai peran penting di dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo. Maka nilai-nilai agama yang diperoleh anak bisa diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan keagamaan yang sudah dilakukan sesuai aturan agama Islam walaupun demikian nilai-nilai pendidikan keagamaan anak di Desa Wonomerto berdasarkan data tidak secara maksimal mereka terima dengan baik.Kata Kunci:Peranan Keluarga, Pendidikan Agama Islam
这项研究的背景是,我们都知道,儿童的宗教教育也受到家庭在教育和灌输精神上的作用的影响。这个考虑的原因是决定家庭部分在伊斯兰教义的实施。这些问题显然是主观的,利用两种信息,即通过采访和补充信息的特殊重要信息,成为关于改善家庭在伊斯兰教育中的作用的具体信息。该研究对象由6个家庭组成,该家庭位于普罗伯林戈县沃诺默托镇。研究发现,监护人在教育子女时扮演保姆、教师和领导的角色。家庭是孩子们学习的主要地方。孩子的性格和身份在家庭内部形成。监护人选择符合家庭能力的概念,如教授价值观、监督儿童、对儿童的宗教信仰和奖励。因此,家庭在孩子改善过程中的态度分配是必不可少的。数据抽样技术分析技术是选择样本时的双重相关性。从对数据的分析中发现,家庭在Probolinggo摄政地区解救kare street Wonomerto村的伊斯兰教育中发挥了重要作用。因此,儿童获得的宗教价值观可以通过严格按照伊斯兰教规则进行的宗教教育来教授和灌输,然而,沃诺默托村的儿童宗教教育价值观是基于他们无法充分接受的数据。关键词:家庭角色,伊斯兰教教育
{"title":"PERANAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo)","authors":"Lilik Saidah, Benny Prasetiya, Heri Rifhan Halili","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i1.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i1.182","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi karena kita semua tahu pendidikan agama seorang anak juga sangat dipengaruhi dari bagaimana peran keluarga dalam mendidik dan menanamkan spiritual (agama). Alasan pertimbangan ini adalah untuk memutuskan bagian keluarga dalam pelaksanaan Ajaran Islam. Pertanyaan semacam ini jelas subjektif, menggunakan dua jenis informasi, yaitu informasi penting khusus melalui wawancara dan informasi tambahan, menjadi informasi khusus sehubungan dengan gambaran peningkatan peran keluarga dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.Subjek penelitian terdiri dari 6 Keluarga Di Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo.Timbulnya pemikiran tersebut menemukan bahwa wali dalam pengajaran anak-anak mereka berperan sebagai pengasuh, guru dan pemimpin. Keluarga adalah tempat utama dimana anak-anak mendapatkan pengajaran. Karakter dan identitas anak dibentuk mulai dari dalam keluarga. Wali memilih konsep yang sesuai dengan kapasitas keluarga seperti mengajarkan nilai-nilai, mengawasi anak-anak, bersikap wajar secara agama kepada anak-anak, dan memberi penghargaan kepada anak-anak. Oleh karena itu, peran keluarga sangat diperlukan dalam penataan sikap pada proses perbaikan seorang anak..Teknik Random Sampling teknik analisis data adalah korelasi ganda yang digunakan untuk memilih sampel. Dari hasil analisis data yang diperoleh maka ditemukan bahwa keluarga mempunyai peran penting di dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo. Maka nilai-nilai agama yang diperoleh anak bisa diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan keagamaan yang sudah dilakukan sesuai aturan agama Islam walaupun demikian nilai-nilai pendidikan keagamaan anak di Desa Wonomerto berdasarkan data tidak secara maksimal mereka terima dengan baik.Kata Kunci:Peranan Keluarga, Pendidikan Agama Islam ","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"474 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123667277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Riset ini menyediakan perihal penerapan prosedur Amtsilati guna menaikkan keahlian baca kitab kuning di Pondok Pesantren Nurus Salafiyah Kanigaran Kota Probolinggo. Tujuan dari riset ini guna mendefinisikan bagaimana penerapan prosedur Metode Amtsilati untuk meningkatkan keahlian baca kitab kuning di Pondok Pesantren Nurus Salafiyah. Riset ini merupakan riset deskriptif dengan memakai pendekatan kualitatif. Subyek dalam riset kali ini yaitu mencakup daya pengajar, pengelola amtsilati dan peserta didik. Metode pengumpulan informasi yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Informasi yang digabungkan dianalisis melalui beberapa tahapan: display informasi, reduksi informasi dan pengumpulan kesimpulan. Hasil dari riset ini membuktikan bahwa aplikasi tatacara metode amtsilati di pondok pesantren Nurus Salafiyah sanggup meningkatkan keahlian membaca kitab kuning. Aplikasi tatacara metode Amtsilati sudah sesuai dengan penerpannya, cuma saja ada sedikit perbandingan dengan penerapan Amtsilati di pusat Pondok Pesantren Darul Falah, Bangsri, Jepara. Proses pembelajaran dengan metode Amsilati di Pondok Pesantren Nurus Salafiyah terdapat keunikan tersendiri yaitu sebelum masuk santri diwajibkan berbaris dengan membaca qoidah (mengulang mahfuz).
{"title":"IMPLEMENTASI METODE AMTSILATI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA KITAB KUNING (Studi pada Santri Pondok Pesantren Nurus Salafiyah Kanigaran Kota Probolinggo)","authors":"Roviatul Adawiyah, Benny Prasetiya, Heri Rifhan Halili","doi":"10.46773/imtiyaz.v6i1.183","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v6i1.183","url":null,"abstract":"Riset ini menyediakan perihal penerapan prosedur Amtsilati guna menaikkan keahlian baca kitab kuning di Pondok Pesantren Nurus Salafiyah Kanigaran Kota Probolinggo. Tujuan dari riset ini guna mendefinisikan bagaimana penerapan prosedur Metode Amtsilati untuk meningkatkan keahlian baca kitab kuning di Pondok Pesantren Nurus Salafiyah. Riset ini merupakan riset deskriptif dengan memakai pendekatan kualitatif. Subyek dalam riset kali ini yaitu mencakup daya pengajar, pengelola amtsilati dan peserta didik. Metode pengumpulan informasi yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Informasi yang digabungkan dianalisis melalui beberapa tahapan: display informasi, reduksi informasi dan pengumpulan kesimpulan. Hasil dari riset ini membuktikan bahwa aplikasi tatacara metode amtsilati di pondok pesantren Nurus Salafiyah sanggup meningkatkan keahlian membaca kitab kuning. Aplikasi tatacara metode Amtsilati sudah sesuai dengan penerpannya, cuma saja ada sedikit perbandingan dengan penerapan Amtsilati di pusat Pondok Pesantren Darul Falah, Bangsri, Jepara. Proses pembelajaran dengan metode Amsilati di Pondok Pesantren Nurus Salafiyah terdapat keunikan tersendiri yaitu sebelum masuk santri diwajibkan berbaris dengan membaca qoidah (mengulang mahfuz).","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126487955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-13DOI: 10.46773/imtiyaz.v5i2.248
M. Zainuddin
AbstractEducation is very closely related to the factors of change in the culture of human life. There needs to be improvements in every educational process to be able to formulate a good and decent life in accordance with expectations. The task of education to have strategic potential has a role in bringing a superior foundation in facing the threat of future challenges that have a dynamic nature. Education should be able to face the era of modernization to balance or face the waves of change. Therefore, major problems arise regarding the concept of Islamic education methods that currently need to be studied and explored. Judging from the history of civilization, Islamic education has existed since the time of the Prophet Muhammad who continues to develop to face the challenges of the modernization era, but the current reality of Islamic education has not been able to face the challenges of the times for the current era. Therefore, the main problem in this study is how is the method of Islamic education in the perspective of Hasan Al-Banna? This research proves that the method of Islamic religious education initiated by Hasan Al-Banna is proven to be able to face the challenges of modernization of the times.
{"title":"METODE PENDIDIKAN ISLAM KACAMATA HASAN AL – BANNA","authors":"M. Zainuddin","doi":"10.46773/imtiyaz.v5i2.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v5i2.248","url":null,"abstract":"AbstractEducation is very closely related to the factors of change in the culture of human life. There needs to be improvements in every educational process to be able to formulate a good and decent life in accordance with expectations. The task of education to have strategic potential has a role in bringing a superior foundation in facing the threat of future challenges that have a dynamic nature. Education should be able to face the era of modernization to balance or face the waves of change. Therefore, major problems arise regarding the concept of Islamic education methods that currently need to be studied and explored. Judging from the history of civilization, Islamic education has existed since the time of the Prophet Muhammad who continues to develop to face the challenges of the modernization era, but the current reality of Islamic education has not been able to face the challenges of the times for the current era. Therefore, the main problem in this study is how is the method of Islamic education in the perspective of Hasan Al-Banna? This research proves that the method of Islamic religious education initiated by Hasan Al-Banna is proven to be able to face the challenges of modernization of the times. ","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115981054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-03DOI: 10.46773/imtiyaz.v5i2.149
Nur Khosiah, Reza Hilmy Luayyin, David Prabowo
This research is library research that uses qualitative descriptive methods. This study reviewed Muhammad Abduh and Muhammad Syarhrur thought. Both of them contemporary scholars whose work is well known to the world. The Researcher is interest in studying the thinking of their both about polygamy because there are significant has similarities and differences from the perspective in interpreting polygamy verses in the Qur'an, surah An-Nisa verses 3 and 129. Both of them have different conditions when it comes to polygamy. Abduh banned polygamy on the grounds of justice and Syahrur vowed in terms of quality. But in terms of quantity there is no difference between them. The result of this study showed that Muhammad Abduh allowed polygamy by using conditions in an emergency. The conditions that allow among the first wife there are indications of barrenness, no doubt in doing justice, or no fear of a dispute after marriage. Abduh did not think too much in terms of the quality of the wife who would be polygamy. While Syahrur allows polygamy with qualification conditions in terms of quality where the status of widows of wives who have children applies to the second, third or fourth wives. There is no difference between the two in terms of quantity.
{"title":"POLIGAMI PERSPEKTIF MUHAMMAD ABDUH DAN MUHAMMAD SYAHRUR","authors":"Nur Khosiah, Reza Hilmy Luayyin, David Prabowo","doi":"10.46773/imtiyaz.v5i2.149","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v5i2.149","url":null,"abstract":"This research is library research that uses qualitative descriptive methods. This study reviewed Muhammad Abduh and Muhammad Syarhrur thought. Both of them contemporary scholars whose work is well known to the world. The Researcher is interest in studying the thinking of their both about polygamy because there are significant has similarities and differences from the perspective in interpreting polygamy verses in the Qur'an, surah An-Nisa verses 3 and 129. Both of them have different conditions when it comes to polygamy. Abduh banned polygamy on the grounds of justice and Syahrur vowed in terms of quality. But in terms of quantity there is no difference between them. The result of this study showed that Muhammad Abduh allowed polygamy by using conditions in an emergency. The conditions that allow among the first wife there are indications of barrenness, no doubt in doing justice, or no fear of a dispute after marriage. Abduh did not think too much in terms of the quality of the wife who would be polygamy. While Syahrur allows polygamy with qualification conditions in terms of quality where the status of widows of wives who have children applies to the second, third or fourth wives. There is no difference between the two in terms of quantity.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128103466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-01DOI: 10.46773/IMTIYAZ.V5I2.151
Qurrota A’yuni
Marriage is the first step in forming a family. The expected family is, of course, a family filled with harmony with the presence of children who become jewelry and conditioning the hearts of all parents. The emergence of rifts and friction in the family is commonplace. However, the level of ability of each person is different. A harmonious family to old age is the result of his efforts in maintaining and maintaining relationships. On the other hand, when a family is damaged which leads to divorce, it is a failure to maintain relationships. In this case, the main party who is harmed is the child. Where he had to experience many changes in his life, especially from the social-emotional side. However, all problems must have a solution. Likewise for children who are victims of broken homes, both parents, neighbors, friends and teachers have their respective roles in how to deal with and treat children who are victims of a broken home. But basically it is parents who have an important and mosttimportant role in determining the fate of youngsters. The family is a madrasa for their children
{"title":"POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KORBAN KELUARGA BROKEN HOME","authors":"Qurrota A’yuni","doi":"10.46773/IMTIYAZ.V5I2.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/IMTIYAZ.V5I2.151","url":null,"abstract":"Marriage is the first step in forming a family. The expected family is, of course, a family filled with harmony with the presence of children who become jewelry and conditioning the hearts of all parents. The emergence of rifts and friction in the family is commonplace. However, the level of ability of each person is different. A harmonious family to old age is the result of his efforts in maintaining and maintaining relationships. On the other hand, when a family is damaged which leads to divorce, it is a failure to maintain relationships. In this case, the main party who is harmed is the child. Where he had to experience many changes in his life, especially from the social-emotional side. However, all problems must have a solution. Likewise for children who are victims of broken homes, both parents, neighbors, friends and teachers have their respective roles in how to deal with and treat children who are victims of a broken home. But basically it is parents who have an important and mosttimportant role in determining the fate of youngsters. The family is a madrasa for their children","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133973867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-26DOI: 10.46773/IMTIYAZ.V5I2.146
Imanuddin Abil Fida, Daris Sambiono, Fahmi Shiddiqi
Artikel ini membahas penerapan e-commmerce dalam hal menunjang strategi pemasaran pelaku UMKM di Indonesia pada masa pandemic covid 19 yang terjadi. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif seperti dokumentasi dan kepustakaan. Pandemi telah berdampak besar terhadap aktivitas perekonomian pelaku UMKM sehingga penerapan teknologi digital dalam hal pemasaran perlu untuk dimaksimalkan. Penggunaan e-commerce tentu bukanlah hal baru bagi pelaku ekonomi. Namun, semenjak pandemi peningkatan pengguna e-commerce mencapai 91% menimbulkan persaingan yang ketat bagi pelaku UMKM yang mulai mengubah dunia e-commerce dalam memasarkan produk maupun jasanya ditambah lagi pandemi yang telah mengubah perilaku dan gaya belanja para konsumen. Teknologi digital sebagai solusi yang dapat dimaksimalkan oleh para pelaku UMKM guna mempertahankan usahanya di tengah pandemi dan e-commerce menjadi salah satu pilihan para pelaku UMKM untuk memasarkan produk ataupun jasanya di masa pandemi.
{"title":"TRANSAKSI E-COMMERCE SEBAGAI PERTAHANAN UMKM DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DALAM PERSPEKTIF ISLAM","authors":"Imanuddin Abil Fida, Daris Sambiono, Fahmi Shiddiqi","doi":"10.46773/IMTIYAZ.V5I2.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/IMTIYAZ.V5I2.146","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas penerapan e-commmerce dalam hal menunjang strategi pemasaran pelaku UMKM di Indonesia pada masa pandemic covid 19 yang terjadi. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif seperti dokumentasi dan kepustakaan. Pandemi telah berdampak besar terhadap aktivitas perekonomian pelaku UMKM sehingga penerapan teknologi digital dalam hal pemasaran perlu untuk dimaksimalkan. Penggunaan e-commerce tentu bukanlah hal baru bagi pelaku ekonomi. Namun, semenjak pandemi peningkatan pengguna e-commerce mencapai 91% menimbulkan persaingan yang ketat bagi pelaku UMKM yang mulai mengubah dunia e-commerce dalam memasarkan produk maupun jasanya ditambah lagi pandemi yang telah mengubah perilaku dan gaya belanja para konsumen. Teknologi digital sebagai solusi yang dapat dimaksimalkan oleh para pelaku UMKM guna mempertahankan usahanya di tengah pandemi dan e-commerce menjadi salah satu pilihan para pelaku UMKM untuk memasarkan produk ataupun jasanya di masa pandemi.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126258153","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-15DOI: 10.46773/IMTIYAZ.V5I1.144
A. Yulianto, Benny Prasetiya
This study aims to determine the concept of a student's adab towards a teacher in the view of the book Bidayatul Hidayah by Imam Al-Ghozali. The method used in this research is library research. Primary data source is the book Bidayatul Hidayah by Imam al-Ghazali. The analysis used is a content analysis model. The results include the student precedes a teacher with respect and greeting, the etiquette of a student when speaking in front of a teacher, the etiquette of a student when asking the teacher, the etiquette of discussing with the teacher, the outward manners of students when studying with the teacher, and the inner manners of students to the teacher
{"title":"ANALISIS INTERAKSI ADAB SEORANG MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI","authors":"A. Yulianto, Benny Prasetiya","doi":"10.46773/IMTIYAZ.V5I1.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/IMTIYAZ.V5I1.144","url":null,"abstract":"This study aims to determine the concept of a student's adab towards a teacher in the view of the book Bidayatul Hidayah by Imam Al-Ghozali. The method used in this research is library research. Primary data source is the book Bidayatul Hidayah by Imam al-Ghazali. The analysis used is a content analysis model. The results include the student precedes a teacher with respect and greeting, the etiquette of a student when speaking in front of a teacher, the etiquette of a student when asking the teacher, the etiquette of discussing with the teacher, the outward manners of students when studying with the teacher, and the inner manners of students to the teacher","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":" 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120833247","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-14DOI: 10.46773/imtiyaz.v5i1.143
Heri Rifhan Halili, Cik Na'imah, Benny Prasetiya
This article discusses an analytical study of the implementation of the majleis ta'lim based on PP No. 55 of 2007. As the oldest educational institution in Indonesia, the taklim assembly functions as a medium for disseminating the Islamic teachings of the guardians. As the embryo of the implementation of Islamic boarding schools and Islamic boarding schools, Majleis Taklim has a very significant function in increasing the religiosity of the Islamic ummah. The presence of government policies in PP no. 55 of 2007 concerning religious education and religious education, one of which regulates the ta'lim assembly is one of the right policies according to the needs of the community, especially Muslims. However, in its application, PP No. 55 of 2007 especially in article 21 which explains about the ta'lim assemblies need to be guarded and guarded by providing technical guidance from the government in this case winning, so that the ta'lim majlis can optimize its role in the midst of Muslims, and do not experience problems. problems that can actually hinder the development of the ta'lim assembly.
{"title":"KAJIAN ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN MAJELIS TA’LIM DALAM PP. NO. 55 TAHUN 2007","authors":"Heri Rifhan Halili, Cik Na'imah, Benny Prasetiya","doi":"10.46773/imtiyaz.v5i1.143","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v5i1.143","url":null,"abstract":"This article discusses an analytical study of the implementation of the majleis ta'lim based on PP No. 55 of 2007. As the oldest educational institution in Indonesia, the taklim assembly functions as a medium for disseminating the Islamic teachings of the guardians. As the embryo of the implementation of Islamic boarding schools and Islamic boarding schools, Majleis Taklim has a very significant function in increasing the religiosity of the Islamic ummah. The presence of government policies in PP no. 55 of 2007 concerning religious education and religious education, one of which regulates the ta'lim assembly is one of the right policies according to the needs of the community, especially Muslims. However, in its application, PP No. 55 of 2007 especially in article 21 which explains about the ta'lim assemblies need to be guarded and guarded by providing technical guidance from the government in this case winning, so that the ta'lim majlis can optimize its role in the midst of Muslims, and do not experience problems. problems that can actually hinder the development of the ta'lim assembly.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126314739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.46773/IMTIYAZ.V5I1.127
Muhammad Nabat Ardli
Tindak kejahatan korupsi di Indonesia selalu ada kasus baru yang muncul di berita media, hal ini menunjukkan bahwa korupsi tidak akan ada habisnya selama ada manusia dimuka bumi. Penanggulangan dan pencegahan sudah dilakukan dengan berbagai metode, namun hasilnya masih sangat jauh dari kata berhasil. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam diharapkan dapat membendung budaya korupsi ini lewat pendekatan rohani, pendekatan rohani dinilai dapat mendorong manusia untuk menjauhi kedzaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain termasuk kesadaran anti korupsi. Metodepenelitian makalah ini adalah pendekatan kualitatif adapun jenis penelitiannya adalah library research yaitu data yang dihimpun berasal dari buku, jurnal dan lainnya. Makalah ini membahas bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dapat merasuk kedalam karakter umat Islam dan membangun masyarakat yang berkepribadian baik dan anti terhadap kejahatan korupsi. Hasil dari makalah ini bahwa sarana pendidikan berbasis keislaman dan peran para da’i, muballig dan kyai adalah sebagai pondasi dalam pencegahan tindak pidana korupsi yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, dengan peningkatan kesadaran hukum, dan penanaman ajaran agama Islam kepada peserta didik maupun masyarakat. Penanaman nilai keislama khususnya kesadarang anti korupsi perlu digalakkan sejak usia dini agar kedepannya terhindar dari perilaku maupun tindak korupsi
{"title":"SOLUSI AL-QUR’AN DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT ANTI KORUPSI","authors":"Muhammad Nabat Ardli","doi":"10.46773/IMTIYAZ.V5I1.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/IMTIYAZ.V5I1.127","url":null,"abstract":"Tindak kejahatan korupsi di Indonesia selalu ada kasus baru yang muncul di berita media, hal ini menunjukkan bahwa korupsi tidak akan ada habisnya selama ada manusia dimuka bumi. Penanggulangan dan pencegahan sudah dilakukan dengan berbagai metode, namun hasilnya masih sangat jauh dari kata berhasil. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam diharapkan dapat membendung budaya korupsi ini lewat pendekatan rohani, pendekatan rohani dinilai dapat mendorong manusia untuk menjauhi kedzaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain termasuk kesadaran anti korupsi. Metodepenelitian makalah ini adalah pendekatan kualitatif adapun jenis penelitiannya adalah library research yaitu data yang dihimpun berasal dari buku, jurnal dan lainnya. Makalah ini membahas bagaimana ayat-ayat al-Qur’an dapat merasuk kedalam karakter umat Islam dan membangun masyarakat yang berkepribadian baik dan anti terhadap kejahatan korupsi. Hasil dari makalah ini bahwa sarana pendidikan berbasis keislaman dan peran para da’i, muballig dan kyai adalah sebagai pondasi dalam pencegahan tindak pidana korupsi yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, dengan peningkatan kesadaran hukum, dan penanaman ajaran agama Islam kepada peserta didik maupun masyarakat. Penanaman nilai keislama khususnya kesadarang anti korupsi perlu digalakkan sejak usia dini agar kedepannya terhindar dari perilaku maupun tindak korupsi","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120951059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.46773/imtiyaz.v5i1.125
M. Zainuddin
Pada kajian ini akan peneliti paparkan tentang bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam pespektif Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung dengan pendekatan studi pustaka. STAI Muhammadiyah Tulungagung dalam penyelenggaraan sistem pendidikannya berlandasakan kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di mana STAI Muhammadiyah Tulungagung merupakan jalur pendidikan formal dengan jenjang pendidikan tinggi dan jenis pendidikannya adalah keagamaan. Secara umum konsep pendidikan Islam hasil pemikiran Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sangat relevan memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Hal ini terlihat dari hasil pemikiran beliau tentang pendidikan Islam adalah usaha yang baik, menuju jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung saat ini mengacu kepada kurikulum KKNI yang didalamnya memuat salah satu capaian pembelajaran tentang sikap dan tata nilai yaitu Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga konsep hasil pemikiran Imam Al-Ghazali ketika disinkronkan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sudah sangat relevan dan dapat saling melengkapi untuk optimalisasi praktik pengajaran yang sudah berjalan saat ini. Terlebih lagi konsep pendidikan Islam Imam Al-Ghazali dapat dijadikan bahan rujukan inovasi untuk dikombinasikan ke dalam tujuan pembelajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik dan metode pembelajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung.
{"title":"RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI DALAM PENGAJARAN DI STAI MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG","authors":"M. Zainuddin","doi":"10.46773/imtiyaz.v5i1.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.46773/imtiyaz.v5i1.125","url":null,"abstract":"Pada kajian ini akan peneliti paparkan tentang bagaimana relevansi konsep pendidikan Islam pespektif Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung dengan pendekatan studi pustaka. STAI Muhammadiyah Tulungagung dalam penyelenggaraan sistem pendidikannya berlandasakan kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di mana STAI Muhammadiyah Tulungagung merupakan jalur pendidikan formal dengan jenjang pendidikan tinggi dan jenis pendidikannya adalah keagamaan. Secara umum konsep pendidikan Islam hasil pemikiran Imam Al-Ghazali dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sangat relevan memiliki keterkaitan dan saling berhubungan. Hal ini terlihat dari hasil pemikiran beliau tentang pendidikan Islam adalah usaha yang baik, menuju jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung saat ini mengacu kepada kurikulum KKNI yang didalamnya memuat salah satu capaian pembelajaran tentang sikap dan tata nilai yaitu Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga konsep hasil pemikiran Imam Al-Ghazali ketika disinkronkan dalam pengajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung sudah sangat relevan dan dapat saling melengkapi untuk optimalisasi praktik pengajaran yang sudah berjalan saat ini. Terlebih lagi konsep pendidikan Islam Imam Al-Ghazali dapat dijadikan bahan rujukan inovasi untuk dikombinasikan ke dalam tujuan pembelajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik dan metode pembelajaran di STAI Muhammadiyah Tulungagung.","PeriodicalId":309253,"journal":{"name":"Imtiyaz: Jurnal Ilmu Keislaman","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128669291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}