Pub Date : 2019-06-24DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.2440
J. D. Engel
ABSTRACT The purpose of this article is discussing low spiritual self-esteem of women of victims of trafficking at the “Mulya Jaya” Women’s Social Protection Home in Jakarta from the perspective of logo counseling model of feminist approach. This research is motivated by the crimes of women and children trafficking. This is a qualitative research in which data are collected through interview, observation and focus group discussion. Logo counseling model and feminist approach are intended to improve low spiritual self-esteem spirituality experienced by the victims especially dealing with self-exploration, self-acceptance, self-assertiveness, self-transcendence, values of attitudes and integrity that are oriented towards life, integrated in self-potential, self-activity and self-evaluation, which are useful for positive behavioral changes, namely from low spiritual self-esteem to healthy spiritual self-esteem Keywords: logo counseling model, feminist approach, low sporotual self-esteem, human trafficking ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji harga dirispiritual rendahperempuan korban perdagangan orangdi Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakartadari perspektif model logo konseling dengan pendekatan feminis.Fakta yang memotivasi penelitian ini adalah masalah berbahaya yang berkembang di masyarakat, yaitu perdagangan orang perempuan dan anak-anak yang dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab.Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif.Wawancara, observasidan focus group discussion dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif. Penelitian model logo konseling dengan pendekatan feminis dilakukanuntuk memperbaiki harga dirispiritualyang rendahperempuan korbanperdagangan orang, khususnya dalam eksplorasi diri para korban, penerimaan diri, ketegasan diri, transendensidiri, nilai-nilai sikap dan integritas diri yang berorientasi pada makna hidup, terintegrasi dalampotensi diri, aktivitas diri dan evaluasi diri, yang berguna bagi perubahan perilaku positif, yaitu dari harga diri spiritual rendah ke harga diri spiritual yang sehat Kata kunci: model logo konseling, pendekatan feminis, harga diri spiritual rendah,perdagangan orang.
摘要本文旨在以女性主义方法的标志咨询模式为视角,探讨雅加达“Mulya Jaya”妇女社会保护之家人口贩运受害妇女的精神自卑问题。这项研究的动机是贩卖妇女和儿童的罪行。这是一种定性研究,通过访谈、观察和焦点小组讨论来收集数据。Logo咨询模式和女性主义方法旨在改善受害者低精神自尊的精神性,特别是在自我探索、自我接纳、自我自信、自我超越、以生命为导向、自我潜能、自我活动和自我评价相结合的态度和正直价值观方面,有助于从低精神自尊向健康精神自尊的积极行为转变。【摘要】Penelitian ini bertujuan mengkaji harga精神上的rendahperempuan korban perdagangan orangdi Rumah Perlindungan social Wanita (RPSW) Panti social Karya Wanita (PSKW)“Mulya Jaya”雅加达透视模型标志conseling dengan pendekatan feminis。Fakta yang memotivtivaspenelitian ini adalah masalah berbahaya yang berkembang di masyarakat, yititperdagangan, perempuan, anak-anak yang dilakukan, orange -anak bertanggung jawab。Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualatif。Wawancara,在焦点小组讨论中观察到的数据质量。Penelitian模型标识konseling dengan pendekatan feminis dilakukanuntuk成员perbaiki harga dirispirualyang rendahperempuan korbanperdagangan orang, khususnya dalam eksplorasi diri para korban, penerimaan diri, ketegasan diri, transendensidiri, nilai-nilai sikap dan integritas diri yang berorientasi paada makna hidup, terintegrasi dalampotensi diri, aktivitas diri dan evaluasi diri, yang berguna bagi perubahan perakaku positif,yyitu dari harga diri spiritual rendah ke harga diri spiritual yang sehat Kata kunci:模特标志konseling, pendekatan feminis, harga diri spiritual rendah,perdagangan orangi。
{"title":"PENINGKATAN HARGA DIRI DIRI SPIRITUAL RENDAH MELALUI MODEL LOGO KONSELING FEMINIS BAGI PEREMPUAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG","authors":"J. D. Engel","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.2440","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.2440","url":null,"abstract":"ABSTRACT The purpose of this article is discussing low spiritual self-esteem of women of victims of trafficking at the “Mulya Jaya” Women’s Social Protection Home in Jakarta from the perspective of logo counseling model of feminist approach. This research is motivated by the crimes of women and children trafficking. This is a qualitative research in which data are collected through interview, observation and focus group discussion. Logo counseling model and feminist approach are intended to improve low spiritual self-esteem spirituality experienced by the victims especially dealing with self-exploration, self-acceptance, self-assertiveness, self-transcendence, values of attitudes and integrity that are oriented towards life, integrated in self-potential, self-activity and self-evaluation, which are useful for positive behavioral changes, namely from low spiritual self-esteem to healthy spiritual self-esteem Keywords: logo counseling model, feminist approach, low sporotual self-esteem, human trafficking ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji harga dirispiritual rendahperempuan korban perdagangan orangdi Rumah Perlindungan Sosial Wanita (RPSW) Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakartadari perspektif model logo konseling dengan pendekatan feminis.Fakta yang memotivasi penelitian ini adalah masalah berbahaya yang berkembang di masyarakat, yaitu perdagangan orang perempuan dan anak-anak yang dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab.Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif.Wawancara, observasidan focus group discussion dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif. Penelitian model logo konseling dengan pendekatan feminis dilakukanuntuk memperbaiki harga dirispiritualyang rendahperempuan korbanperdagangan orang, khususnya dalam eksplorasi diri para korban, penerimaan diri, ketegasan diri, transendensidiri, nilai-nilai sikap dan integritas diri yang berorientasi pada makna hidup, terintegrasi dalampotensi diri, aktivitas diri dan evaluasi diri, yang berguna bagi perubahan perilaku positif, yaitu dari harga diri spiritual rendah ke harga diri spiritual yang sehat Kata kunci: model logo konseling, pendekatan feminis, harga diri spiritual rendah,perdagangan orang.","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79983338","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-24DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.3315
Septi Gumiandari, Ilman Nafi’a
Ilmu pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia yang sangat bergantung pada siapa yang menciptanya. Ia bukanlah tidak berjenis kelamin. Ia melayani dan menguatkan nilai-nilai sosial dan konsep-konsep yang dibuat oleh penciptanya sendiri. Ketika ia tergenggam erat di tangan laki-laki, maka bias dipastikan pengalaman perempuan tidak akan menjadi sumber pengetahuan. Perempuan hanya akan menjadi objek telaah penelitian, termasuk dalam konteks ini, ilmu Psikologi. Penelitian ini akan menelaah secara kritis konsep Penis Envy Sigmund Freud yang ditenggarai memiliki pola pandang yang miring dalam melihat keberadaan organ seksualitas perempuan, disamping menunjukan posisi perempuan sebagai the second sex (makhluk kedua) dalam pranata sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa bias gender yang dibangun dalam konsep Freud tentang Perkembangan Psiko-Seksual manusia seperti (1) Anatomi adalah takdir; (2) Superego laki-laki berkembang lebih baik daripada perempuan; (3) Perempuan lebih mudah menjadi neurotik daripada laki-laki; (4) beberapa strereotip perempuan sebagai efek residu dari Kecemburuan pada Penis; dan (5) teori Oedipus dan Electra Complex. Penelitian ini penting untuk mengatasi mengatasi persoalan androsentrisme dan representasi perempuan dalam ilmu Psikologi, mengakui perbedaan cara berpikir dan berpengetahuan perempuan dan laki-laki, dan mempertimbangkan pengalaman hidup mereka melalui perspektif Psikologi Islam.
{"title":"GENDER BIAS CONSTRUCTED IN FREUD’S CONCEPT ON HUMAN PSYCHO-SEXUAL DEVELOPMENT (An Analyctical Study based on Islamic Psychological Analysis)","authors":"Septi Gumiandari, Ilman Nafi’a","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.3315","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3315","url":null,"abstract":"Ilmu pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia yang sangat bergantung pada siapa yang menciptanya. Ia bukanlah tidak berjenis kelamin. Ia melayani dan menguatkan nilai-nilai sosial dan konsep-konsep yang dibuat oleh penciptanya sendiri. Ketika ia tergenggam erat di tangan laki-laki, maka bias dipastikan pengalaman perempuan tidak akan menjadi sumber pengetahuan. Perempuan hanya akan menjadi objek telaah penelitian, termasuk dalam konteks ini, ilmu Psikologi. Penelitian ini akan menelaah secara kritis konsep Penis Envy Sigmund Freud yang ditenggarai memiliki pola pandang yang miring dalam melihat keberadaan organ seksualitas perempuan, disamping menunjukan posisi perempuan sebagai the second sex (makhluk kedua) dalam pranata sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa bias gender yang dibangun dalam konsep Freud tentang Perkembangan Psiko-Seksual manusia seperti (1) Anatomi adalah takdir; (2) Superego laki-laki berkembang lebih baik daripada perempuan; (3) Perempuan lebih mudah menjadi neurotik daripada laki-laki; (4) beberapa strereotip perempuan sebagai efek residu dari Kecemburuan pada Penis; dan (5) teori Oedipus dan Electra Complex. Penelitian ini penting untuk mengatasi mengatasi persoalan androsentrisme dan representasi perempuan dalam ilmu Psikologi, mengakui perbedaan cara berpikir dan berpengetahuan perempuan dan laki-laki, dan mempertimbangkan pengalaman hidup mereka melalui perspektif Psikologi Islam.","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72806990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-24DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.3865
Fiqih Aisyatul Farokhah
Sex since the beginning of the day is now no better in civilization. Not only that, human life cannot be avoided by sex and sexuality. Even so, high-quality sex and sexuality itself have different interpretations in every hour of culture. Some say that sex is taboo and not worthy of discussion in the general public, some who view sex as a fundamental part of humans. This can be seen through how the State has intervened in matters of the body, especially sexuality. Likewise with women who work as SPG who have never been separated from sex and sexuality. Their sex lives are always in the spotlight for the public, moreover, they are not like other women who crave life in a marriage institution as their life's purpose in curbing their sexuality. This article attempts to show; What is the meaning of the sexuality discourse depicted in the beautiful novel of The Curse of Beauty by Hanaco? How beautiful is Hanaco interpreting the concept of sexuality through a sexuality discourse built on the novel The Curse of Beauty? And what are the thoughts of the author on the sexuality discourse formed as sexual control through the marriage discourse of women who work as Sales Promotion Girl (SPG) represented in the novel The Curse of Beauty? The research is focused on analyzing the representation of the sexuality of SPG in the novel “The Curse of Beauty”. The design of the research is descriptive qualitative. Data are taken from all descriptive concerning SPG body appearance to understand the narrative meaning of the body. It applies Foucault’s discourse theory.
{"title":"THE DISCOURSE OF SEX AND MARRIAGE IN THE NOVEL THE CURSE OF BEAUTY BY INDAH HANACO","authors":"Fiqih Aisyatul Farokhah","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.3865","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3865","url":null,"abstract":"Sex since the beginning of the day is now no better in civilization. Not only that, human life cannot be avoided by sex and sexuality. Even so, high-quality sex and sexuality itself have different interpretations in every hour of culture. Some say that sex is taboo and not worthy of discussion in the general public, some who view sex as a fundamental part of humans. This can be seen through how the State has intervened in matters of the body, especially sexuality. Likewise with women who work as SPG who have never been separated from sex and sexuality. Their sex lives are always in the spotlight for the public, moreover, they are not like other women who crave life in a marriage institution as their life's purpose in curbing their sexuality. This article attempts to show; What is the meaning of the sexuality discourse depicted in the beautiful novel of The Curse of Beauty by Hanaco? How beautiful is Hanaco interpreting the concept of sexuality through a sexuality discourse built on the novel The Curse of Beauty? And what are the thoughts of the author on the sexuality discourse formed as sexual control through the marriage discourse of women who work as Sales Promotion Girl (SPG) represented in the novel The Curse of Beauty? The research is focused on analyzing the representation of the sexuality of SPG in the novel “The Curse of Beauty”. The design of the research is descriptive qualitative. Data are taken from all descriptive concerning SPG body appearance to understand the narrative meaning of the body. It applies Foucault’s discourse theory.","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84020345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-24DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.4990
Mochammad Widjanarko
The aim of this study is to analyze the role of women in preserving the environment in the Karimunjawa Islands. This research is a qualitative research with a phenomenological approach. The data collection used are in-depth interviews and observations. The data analysis research used is coding, by putting the codes on the material obtained. Coding is intended to be able to organize and systemize data in a complete and detailed manner so that data can appear in the description of the topic under study.From the findings of the study it can be concluded: one of the roles of women in preserving the environment in Karimunajawa Islands is to manage waste, which is done by forming a waste bank and inviting families and other people to manage waste. While informants who have lodging houses also use water wisely and sort waste in the form of organic and non-organic waste. For informants who are teachers, besidesplanting crops that is needed everyday, they are able to invite their students to take care of the environment around the school and clean the beach. Keywords: karimunjawa, environmental conservation, women's role AbstrakTujuan Penelitian adalah menganalisis peran perempuan dalam melestarikan lingkungan di Kepulauan Karimunjawa. Penelitian ini adaah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan pengamatan. Dalam penelitian analisis data yang digunakan adalah koding, dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data-data dapat muncul gambaran tentang topik yang diteliti. Dari hasil temuan penelitian dapat disimpulkan: salah satu peran perempuan dalam melestarikan lingkungan di Kepulauan Karimunajawa adalah mengelola sampah, yang dilakukan dengan membentuk bank sampah dan mengajak keluarga serta orang lain untuk mengelola sampah. Sedangkan informan yang memiliki rumah penginapan juga menggunakan air secara bijak dan memilah sampah dalam bentuk sampah organik dan nonorganik. Untuk informan yang berprofesi guru selain menanam tanaman yang bisa diperlukan sehari-hari juga mengajak muridnya dalam menjaga lingkungan di sekitar sekolah dan upaya melakukan bersih-bersih pantai.
这项研究的目的是分析妇女在保护卡里蒙加瓦群岛环境方面的作用。本研究采用现象学方法进行定性研究。所使用的数据收集是深度访谈和观察。数据分析研究使用的是编码,通过将代码放在获得的材料上。编码的目的是能够以完整和详细的方式组织和系统化数据,使数据能够出现在所研究主题的描述中。从这项研究的结果可以得出结论:妇女在保护卡里穆纳加瓦群岛环境方面的作用之一是管理废物,这是通过组建一个废物银行并邀请家庭和其他人管理废物来完成的。而拥有住房的举报人也明智地使用水,并以有机和非有机废物的形式分类废物。对于作为教师的举报人来说,除了种植日常需要的农作物外,他们还可以邀请学生照顾学校周围的环境,清理海滩。关键词:卡里蒙贾瓦,环境保护,女性角色Penelitian ini adaah Penelitian qualititef dengan Penelitian现象学。Pengumpulan数据yang digunakan adalah wawancara mendalam dan pengamatan。Dalam penelitian分析数据yang digunakan adalah koding, dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh。Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi danmensistemasi data secara lengkap danmendetailseingga data data datapat munculculan gambaran tenttantopik yang diteliti。达里哈西尔·特曼·潘里特·潘帕特·潘帕特·潘帕特·潘帕特:salah satu peran perempuan dalam melestarikan lingkungan di Kepulauan Karimunajawa adalah mengelola sampah, yang dilakukan dengan membentuk bank sampah danmengajak keluarga serta rantuk untuk mengelola sampah。世当坎信息员杨,memoriliki rumah penginapan juga menggunakan air secara bijak dan memorilah sampah dalam bentuk sampah有机的和非有机的。Untuk新闻官杨教授大师selain menanam tanaman杨bisa diperlukan sehari-hari juga mengajak muridnya dalam menjaga lingkungan di sekitar sekolah danupaya melakukan bersih pantai。
{"title":"PERAN PEREMPUAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA","authors":"Mochammad Widjanarko","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.4990","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.4990","url":null,"abstract":"The aim of this study is to analyze the role of women in preserving the environment in the Karimunjawa Islands. This research is a qualitative research with a phenomenological approach. The data collection used are in-depth interviews and observations. The data analysis research used is coding, by putting the codes on the material obtained. Coding is intended to be able to organize and systemize data in a complete and detailed manner so that data can appear in the description of the topic under study.From the findings of the study it can be concluded: one of the roles of women in preserving the environment in Karimunajawa Islands is to manage waste, which is done by forming a waste bank and inviting families and other people to manage waste. While informants who have lodging houses also use water wisely and sort waste in the form of organic and non-organic waste. For informants who are teachers, besidesplanting crops that is needed everyday, they are able to invite their students to take care of the environment around the school and clean the beach. Keywords: karimunjawa, environmental conservation, women's role AbstrakTujuan Penelitian adalah menganalisis peran perempuan dalam melestarikan lingkungan di Kepulauan Karimunjawa. Penelitian ini adaah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan pengamatan. Dalam penelitian analisis data yang digunakan adalah koding, dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data-data dapat muncul gambaran tentang topik yang diteliti. Dari hasil temuan penelitian dapat disimpulkan: salah satu peran perempuan dalam melestarikan lingkungan di Kepulauan Karimunajawa adalah mengelola sampah, yang dilakukan dengan membentuk bank sampah dan mengajak keluarga serta orang lain untuk mengelola sampah. Sedangkan informan yang memiliki rumah penginapan juga menggunakan air secara bijak dan memilah sampah dalam bentuk sampah organik dan nonorganik. Untuk informan yang berprofesi guru selain menanam tanaman yang bisa diperlukan sehari-hari juga mengajak muridnya dalam menjaga lingkungan di sekitar sekolah dan upaya melakukan bersih-bersih pantai. ","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88867416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-19DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.4369
Akhmad Anwar Dani, Ahmadi Ahmadi
The majority of Hajj and Umrah pilgrims from Indonesia are women, but the management is dominated by men. Government regulations on managing the organization of pilgrimage limit the role of women in a very minimal portion. In some cases, the presence of female counselors was felt to be more effective in assisting female worshipers. The study of the women’ role in Hajj and Umrah management in Indonesia is still minimal. Therefore, this study focuses on the role of Nyai Halimatus Sya'diah as a guide of Hajj and Umrah in Sumenep Regency. The descriptive qualitative approaches are used to understand this phenomenon. Based on the data collected by interviews and documentation, it was concluded that the role of Nyai Halimatus Sya'diah as a guide of Hajj and Umrah can be divided into 4 roles: tour leader, leader of worship, travel facilitator, intermediary between worshipers and travel. Abstrak Jamaah haji dan umrah didominasi oleh wanita, namun pengelolaannya didominasi oleh laki-laki. Regulasi yang disusun pemerintah dalam pengelolaan penyelenggaraan haji membatasi peran wanita dalam porsi yang sangat minim. Dalam beberapa kasus, keberadaan pembimbing wanita dirasakan lebih efektif untuk mendampingi jamaah wanita. Penelitian ini fokus pada peran Nyai Halimatus Sya’diah sebagai pembimbing haji dan umrah di Kabupaten Sumenep. Pendekatan kualitatif deskriptis digunakan untuk memahami fenomena tersebut. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi, disimpulkan bahwa peran Nyai Halimatus Sya’diah sebagai pembimbing haji dan umrah dapat dibagi dalam 4 peran, tour leader (pemimpin rombongan), pembimbing ibadah, fasilitator perjalanan, perantara antara jamaah dan travel. Keyword : haji dan umrah; peran wanita; islam
大多数来自印度尼西亚的朝觐和朝圣朝圣者是女性,但管理人员主要是男性。政府关于管理朝圣组织的规定将妇女的作用限制在极小的一部分。在某些情况下,女性顾问的存在被认为在协助女性敬拜者方面更有效。对印度尼西亚妇女在朝觐和朝觐管理中的作用的研究仍然很少。因此,本研究的重点是Nyai Halimatus Sya'diah在苏梅内普摄政时期作为朝觐和朝圣向导的作用。描述定性的方法被用来理解这一现象。根据访谈和文献资料收集的数据,得出Nyai Halimatus Sya'diah作为朝觐和朝圣向导的角色可分为4个角色:导游、礼拜领袖、旅行促进者、礼拜者与旅行之间的中介。摘要:Jamaah haji dan umrah didominasi oleh wanita, namun penelolaannya didominasi oleh laki-laki。正规性yang disusun pemerintah dalam pengelolaan penyelenggaraan haji membatasi peran wanita dalam porsi yang sangat minim。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Penelitian ini为我们提供了一种新的生活方式,这是一种新的生活方式。Pendekatan的质量描述是digunakan untuk memahami现象的简洁。4 . peran,领队(pemimpin rombongan),领队(pemimpin rombongan),领队(pemimpin rombongan),领队(pemimpin rombongan),领队perantara antara jamaah dan travel。关键词:朝觐;peran wanita;伊斯兰教
{"title":"Peran Perempuan dalam Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Studi atas Peran Nyai Halimatus Sa’diah di Kabupaten Sumenep)","authors":"Akhmad Anwar Dani, Ahmadi Ahmadi","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.4369","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.4369","url":null,"abstract":"The majority of Hajj and Umrah pilgrims from Indonesia are women, but the management is dominated by men. Government regulations on managing the organization of pilgrimage limit the role of women in a very minimal portion. In some cases, the presence of female counselors was felt to be more effective in assisting female worshipers. The study of the women’ role in Hajj and Umrah management in Indonesia is still minimal. Therefore, this study focuses on the role of Nyai Halimatus Sya'diah as a guide of Hajj and Umrah in Sumenep Regency. The descriptive qualitative approaches are used to understand this phenomenon. Based on the data collected by interviews and documentation, it was concluded that the role of Nyai Halimatus Sya'diah as a guide of Hajj and Umrah can be divided into 4 roles: tour leader, leader of worship, travel facilitator, intermediary between worshipers and travel. Abstrak Jamaah haji dan umrah didominasi oleh wanita, namun pengelolaannya didominasi oleh laki-laki. Regulasi yang disusun pemerintah dalam pengelolaan penyelenggaraan haji membatasi peran wanita dalam porsi yang sangat minim. Dalam beberapa kasus, keberadaan pembimbing wanita dirasakan lebih efektif untuk mendampingi jamaah wanita. Penelitian ini fokus pada peran Nyai Halimatus Sya’diah sebagai pembimbing haji dan umrah di Kabupaten Sumenep. Pendekatan kualitatif deskriptis digunakan untuk memahami fenomena tersebut. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi, disimpulkan bahwa peran Nyai Halimatus Sya’diah sebagai pembimbing haji dan umrah dapat dibagi dalam 4 peran, tour leader (pemimpin rombongan), pembimbing ibadah, fasilitator perjalanan, perantara antara jamaah dan travel. Keyword : haji dan umrah; peran wanita; islam","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82797901","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-12DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.3149
Evi Widowati, Widya Hary Cahyati
Tingginya kasus Kekerasan terhadap Anak yang orangtuanya berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Kabupaten Kendal adalah salah satu kantong TKI di Indonesia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu pengumpulan data sekunder melalui BPPKB Kabupaten Kendal dan FGD dengan stakeholder terkait TKI di Kabupaten Kendal. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian kekerasan pada anak dengan orang tua berprofesi TKI adalah faktor pendapatan dan jenis pekerjaan. Pendapatan yang cukup tinggi, yang tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik untuk anak dan keluarganya. Jenis pekerjaan TKI memiliki dampak negatif pada pola asuh anak, terutama karena tidak mampu memberikan pendampingan yang adekuat kepada anak-anak mereka dari pengaruh pergaulan lingkungan dan juga pengaruh tekhnologi informasi (TI).
{"title":"KEJADIAN KEKERASAN TERHADAP ANAK TENAGA KERJA INDONESIA DI KABUPATEN KENDAL","authors":"Evi Widowati, Widya Hary Cahyati","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.3149","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3149","url":null,"abstract":"Tingginya kasus Kekerasan terhadap Anak yang orangtuanya berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Kabupaten Kendal adalah salah satu kantong TKI di Indonesia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu pengumpulan data sekunder melalui BPPKB Kabupaten Kendal dan FGD dengan stakeholder terkait TKI di Kabupaten Kendal. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian kekerasan pada anak dengan orang tua berprofesi TKI adalah faktor pendapatan dan jenis pekerjaan. Pendapatan yang cukup tinggi, yang tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik untuk anak dan keluarganya. Jenis pekerjaan TKI memiliki dampak negatif pada pola asuh anak, terutama karena tidak mampu memberikan pendampingan yang adekuat kepada anak-anak mereka dari pengaruh pergaulan lingkungan dan juga pengaruh tekhnologi informasi (TI).","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79700812","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-12DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.3188
Evi Muafiah, Wirawan Fadly
Penelitian ini bertujuan mengetahui pola pengasuhan yang terjadi di lembaga Penelitian ini bertujuan mengetahui pola pengasuhan yang terjadi di lembaga PAUD maupun dalam lingkungan keluarga serta hubungannya terhadap pemilihan permainan dan aktivitas keagamaan AUD. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan desain concurrent embedded. Penelitian dilaksanakan di eks-karesidenan Madiun dengan pemilihan sampel melalui purposive sampling pada data yang diperoleh menggunakan metode kualitatif dan random sampling pada data kuantitatif . Data tersebut dikumpulkan menggunakan angket, observasi, dan wawancara yang kemudian dianalisis berdasarkan karakteristiknya melalui deskriptif kualitatif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan Pertama masyarakat telah responsif gender pada pengasuhan AUD dan cenderung bebas pada aspek stereotipe, subordinasi, dan marginalisasi, Kedua, pemahaman responsif gender dalam pemilihan pemainan yang dimiliki guru lebih baik daripada orang tua/pengasuh, sedangkan pemilihan aktivitas keagamaan tidak ada perbedaan, dan Ketiga adanya hubungan signifikan antara pola asuh dalam lingkungan keluarga dan lembaga PAUD terhadap pemilihan permainan, namun berbeda pada pemilihan aktivitas keagamaannya dimana hubungan signifikan hanya pada lingkungan keluarga. Kata Kunci: Pengasuhan Anak, Berperspektif Gender, Pemilihan Permainan, Aktivitas Keagamaan
{"title":"PENGASUHAN ANAK USIA DINI BERPERSPEKTIF GENDER DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP PEMILIHAN PERMAINAN DAN AKTIVITAS KEAGAMAAN UNTUK ANAK","authors":"Evi Muafiah, Wirawan Fadly","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.3188","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3188","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui pola pengasuhan yang terjadi di lembaga Penelitian ini bertujuan mengetahui pola pengasuhan yang terjadi di lembaga PAUD maupun dalam lingkungan keluarga serta hubungannya terhadap pemilihan permainan dan aktivitas keagamaan AUD. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan desain concurrent embedded. Penelitian dilaksanakan di eks-karesidenan Madiun dengan pemilihan sampel melalui purposive sampling pada data yang diperoleh menggunakan metode kualitatif dan random sampling pada data kuantitatif . Data tersebut dikumpulkan menggunakan angket, observasi, dan wawancara yang kemudian dianalisis berdasarkan karakteristiknya melalui deskriptif kualitatif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan Pertama masyarakat telah responsif gender pada pengasuhan AUD dan cenderung bebas pada aspek stereotipe, subordinasi, dan marginalisasi, Kedua, pemahaman responsif gender dalam pemilihan pemainan yang dimiliki guru lebih baik daripada orang tua/pengasuh, sedangkan pemilihan aktivitas keagamaan tidak ada perbedaan, dan Ketiga adanya hubungan signifikan antara pola asuh dalam lingkungan keluarga dan lembaga PAUD terhadap pemilihan permainan, namun berbeda pada pemilihan aktivitas keagamaannya dimana hubungan signifikan hanya pada lingkungan keluarga. Kata Kunci: Pengasuhan Anak, Berperspektif Gender, Pemilihan Permainan, Aktivitas Keagamaan","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"147 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79835031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-12DOI: 10.21043/PALASTREN.V12I1.3184
A. kasdi
Artikel ini mengkaji tentang potensi filantropi kaum perempuan untuk membangun kemandirian dan pemberdayaan perempuan Indonesia. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, yakni menggali way of life pelaku filantropi kaum perempuan dengan metode doing fieldwork . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedermawanan perempuan Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Kedermawanan ini melibatkan banyak aspek sebagai resource dalam pengejawantahan kegiatan filantropi kaum perempuan. Dengan mengerahkan semua potensi yang ada, para pelaku filantropi perempuan menunjukkan kepada masyarakat bahwa perhatian terhadap orang-orang yang kekurangan dan membutuhkan bantuan sangat penting. Kaum perempuan dengan beragam potensi yang dimilikinya bisa digerakkan untuk menjadi donatur, volunteer , campaigner , atau bahkan fundraiser bagi lembaga-lembaga sosial di masyarakat. Aktivitas filantropi untuk kemandirian perempuan sangat berpotensi dengan menggerakkan potensi kaum perempuan sendiri sebagai donatur dan pendukung program tersebut. Bahkan filantropi kaum perempuan menjadi kontribusi yang signifikan baik secara ekonomi maupun sosial, yang menunjukkan peran perempuan sebagai agen perubahan sosial.
{"title":"MEMBANGUN KEMANDIRIAN MELALUI FILANTROPI KAUM PEREMPUAN; Potensi Kedermawanan untuk Pemberdayaan Perempuan Indonesia","authors":"A. kasdi","doi":"10.21043/PALASTREN.V12I1.3184","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V12I1.3184","url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji tentang potensi filantropi kaum perempuan untuk membangun kemandirian dan pemberdayaan perempuan Indonesia. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, yakni menggali way of life pelaku filantropi kaum perempuan dengan metode doing fieldwork . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedermawanan perempuan Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Kedermawanan ini melibatkan banyak aspek sebagai resource dalam pengejawantahan kegiatan filantropi kaum perempuan. Dengan mengerahkan semua potensi yang ada, para pelaku filantropi perempuan menunjukkan kepada masyarakat bahwa perhatian terhadap orang-orang yang kekurangan dan membutuhkan bantuan sangat penting. Kaum perempuan dengan beragam potensi yang dimilikinya bisa digerakkan untuk menjadi donatur, volunteer , campaigner , atau bahkan fundraiser bagi lembaga-lembaga sosial di masyarakat. Aktivitas filantropi untuk kemandirian perempuan sangat berpotensi dengan menggerakkan potensi kaum perempuan sendiri sebagai donatur dan pendukung program tersebut. Bahkan filantropi kaum perempuan menjadi kontribusi yang signifikan baik secara ekonomi maupun sosial, yang menunjukkan peran perempuan sebagai agen perubahan sosial.","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"65 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88963981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-15DOI: 10.21043/PALASTREN.V11I2.3757
Tania Intan
Fenomena tabu makanan yang dialami perempuan Indonesia berkaitan dengan dominasi kultur patriarki. Menggunakan studi dokumentasi, penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam masyarakat penganut sistem patriarki yang kuat, tabu-tabu, termasuk tabu makanan, lebih banyak diberlakukan pada perempuan dari pada laki-laki, dan bahwa tabu makanan berkaitan dengan kepentingan untuk berbagi sumber daya makanan. Beberapa tabu makanan bertentangan dengan ajaran kesehatan perempuan, terutama yang hamil atau menyusui, justru dilarang mengonsumsi makanan yang berprotein hewani tinggi yang diperlukan tubuh, dengan alasan kesehatan. Dampak tabu makanan menyebabkan perempuan mengalami defisit gizi yang dapat membahayakan kesehatannya. Intervensi pemerintah dan kalangan akademisi diperlukan untuk mendistribusikan kesadaran perempuan tentang urgensi dari situasi tersebut
{"title":"FENOMENA TABU MAKANAN PADA PEREMPUAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI FEMINIS","authors":"Tania Intan","doi":"10.21043/PALASTREN.V11I2.3757","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/PALASTREN.V11I2.3757","url":null,"abstract":"Fenomena tabu makanan yang dialami perempuan Indonesia berkaitan dengan dominasi kultur patriarki. Menggunakan studi dokumentasi, penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam masyarakat penganut sistem patriarki yang kuat, tabu-tabu, termasuk tabu makanan, lebih banyak diberlakukan pada perempuan dari pada laki-laki, dan bahwa tabu makanan berkaitan dengan kepentingan untuk berbagi sumber daya makanan. Beberapa tabu makanan bertentangan dengan ajaran kesehatan perempuan, terutama yang hamil atau menyusui, justru dilarang mengonsumsi makanan yang berprotein hewani tinggi yang diperlukan tubuh, dengan alasan kesehatan. Dampak tabu makanan menyebabkan perempuan mengalami defisit gizi yang dapat membahayakan kesehatannya. Intervensi pemerintah dan kalangan akademisi diperlukan untuk mendistribusikan kesadaran perempuan tentang urgensi dari situasi tersebut","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84712194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-11DOI: 10.21043/palastren.v11i2.3750
Salma Salma, Kharisma Aliya, Masna Yunita
Tulisan ini bertujuan untuk mendalami dan mengungkapkan satu tradisi unik masyarakat Nagari Manggilang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Laki-laki yang melamar seorang perempuan memberikan piti balanjo setiap minggu kepada perempuan yang dilamarnya selama dalam masa pertunangan. Piti balanjo itu adalah sejumlah uang yang diberikan oleh laki-laki pada tunangannya dan tidak bagian dari mahar. Dalam hukum Islam, lamaran dan masa tunggu sampai pada akad perkawinan tidak menimbulkan kewajiban terhadap seorang laki-laki untuk memberikan uang belanja atau nafkah apapun pada perempuan yang menerima lamarannya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pasangan bertunangan maupun pasangan menikah yang sebelumnya memberikan piti balanjo, keluarga inti, ninik mamak kepala suku dan ulama lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi maagiah pitih balanjo sudah ada sejak lama dan turun-temurun di Nagari Manggilang. Makna pemberian piti balanjo adalah bukti kesungguhan, pengikat dan tanggung jawab laki-laki pada tunangannya. Adapun piti balanjo ini diberikan kepada perempuan melalui wali perempuan dan tidak dibenarkan adat untuk langsung diberikan oleh laki-laki yang melamar. Alasan masyarakat Manggilang mempertahankan tradisi ini adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa seorang perempuan telah dilamar oleh seorang laki-laki agar laki-laki lain tidak mengambil kesempatan untuk melamar perempuan dalam pinangan. Oleh karena itu, piti balanjo ini termasuk pada kelompok hibah, karena piti balanjo ini diberikan atas dasar kerelaan hati dan bertujuan memuliakan perempuan.
{"title":"TRADISI PEMBERIAN PITI BALANJO PADA PEREMPUAN DALAM MASA PINANGAN DI NAGARI MANGGILANG","authors":"Salma Salma, Kharisma Aliya, Masna Yunita","doi":"10.21043/palastren.v11i2.3750","DOIUrl":"https://doi.org/10.21043/palastren.v11i2.3750","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mendalami dan mengungkapkan satu tradisi unik masyarakat Nagari Manggilang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Laki-laki yang melamar seorang perempuan memberikan piti balanjo setiap minggu kepada perempuan yang dilamarnya selama dalam masa pertunangan. Piti balanjo itu adalah sejumlah uang yang diberikan oleh laki-laki pada tunangannya dan tidak bagian dari mahar. Dalam hukum Islam, lamaran dan masa tunggu sampai pada akad perkawinan tidak menimbulkan kewajiban terhadap seorang laki-laki untuk memberikan uang belanja atau nafkah apapun pada perempuan yang menerima lamarannya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pasangan bertunangan maupun pasangan menikah yang sebelumnya memberikan piti balanjo, keluarga inti, ninik mamak kepala suku dan ulama lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi maagiah pitih balanjo sudah ada sejak lama dan turun-temurun di Nagari Manggilang. Makna pemberian piti balanjo adalah bukti kesungguhan, pengikat dan tanggung jawab laki-laki pada tunangannya. Adapun piti balanjo ini diberikan kepada perempuan melalui wali perempuan dan tidak dibenarkan adat untuk langsung diberikan oleh laki-laki yang melamar. Alasan masyarakat Manggilang mempertahankan tradisi ini adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa seorang perempuan telah dilamar oleh seorang laki-laki agar laki-laki lain tidak mengambil kesempatan untuk melamar perempuan dalam pinangan. Oleh karena itu, piti balanjo ini termasuk pada kelompok hibah, karena piti balanjo ini diberikan atas dasar kerelaan hati dan bertujuan memuliakan perempuan.","PeriodicalId":31236,"journal":{"name":"PALASTReN Jurnal Studi Gender","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72994201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}