Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.26877/bioma.v8i2.7038
M. Sulistyoningsih, Atip Nurwahyunani, Nia Susanti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe gajah dan jahe emprit dengan cara pemberian pakan melalui Automatic feeder dan manual terhadap bobot organ hati pada itik. Itik yang digunakan yaitu 12 ekor DOD (Day Old Duck) pejantan, pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktor 2 x 2 dengan penambahan herbal jahe sebanyak 2 perlakuan jahe yang digunakan yaitu jahe gajah dan jahe emprit, sedangkan pada faktor B cara pemberian pakan dengan dua perlakuan yaitu melalui Automatic feeder dan manual. Penelitian ini menggunakan 4 kali perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga pengambilan sampel itik sebanyak 12 ekor. Data hasil penelitian ini menggunakan uji analisis sidik ragam untuk mengetahui perbedaan hasil perlakuan. Hasil penelitian menujukkan bahwa rataan persentase bobot organ hati 48 - 60,6%. Disimpulkan bahwa pemberian herbal jahe gajah dan jahe emprit dengan cara pemberian pakan melalui Automatic feeder dan manual tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot organ hati itik.Kata kunci: itik, jahe, automatic feeder, organ hati
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN HERBAL JAHE (Zingiber officinale) DENGAN AUTOMATIC FEEDER TERHADAP ORGAN HATI PADA ITIK (Anas","authors":"M. Sulistyoningsih, Atip Nurwahyunani, Nia Susanti","doi":"10.26877/bioma.v8i2.7038","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/bioma.v8i2.7038","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe gajah dan jahe emprit dengan cara pemberian pakan melalui Automatic feeder dan manual terhadap bobot organ hati pada itik. Itik yang digunakan yaitu 12 ekor DOD (Day Old Duck) pejantan, pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktor 2 x 2 dengan penambahan herbal jahe sebanyak 2 perlakuan jahe yang digunakan yaitu jahe gajah dan jahe emprit, sedangkan pada faktor B cara pemberian pakan dengan dua perlakuan yaitu melalui Automatic feeder dan manual. Penelitian ini menggunakan 4 kali perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga pengambilan sampel itik sebanyak 12 ekor. Data hasil penelitian ini menggunakan uji analisis sidik ragam untuk mengetahui perbedaan hasil perlakuan. Hasil penelitian menujukkan bahwa rataan persentase bobot organ hati 48 - 60,6%. Disimpulkan bahwa pemberian herbal jahe gajah dan jahe emprit dengan cara pemberian pakan melalui Automatic feeder dan manual tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot organ hati itik.Kata kunci: itik, jahe, automatic feeder, organ hati","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"410 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116243119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.26877/BIOMA.V8I2.4940
B. L. Fibriarti, Dea Septiani, N. Sari
Penggunaan pengawet alami untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan ikan merupakan cara yang aman dan tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa bakteri Asam Laktat (BAL) diketahui mampu menghasilkan bakteriosin yang berpotensi digunakan sebagai biopreservatif bahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan bakteriosin BAL sebagai biopreservatif untuk mempertahankan mutu dan masa simpan ikan patin (pangasius sp) yang pengaplikasiannya dikombinasikan dengan Natrium klorida (NaCl) and Natrium Asetat (CH3COONa). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan tiga perlakuan yaitu kontrol , penambahan BAL, serta kombinasi BAL dengan 3% NaCl dan 3% Na As).Diamati pH dan dihitung jumlah bakteri dengan metode TPC (Total Plate Count).Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi BAL , NaCl dan BAL dengan 3% NaCl dan 3% Na As memiliki efektivitas paling tinggi dalam mempertahankan mutu dan masa simpan ikan patin, mencapai 7 hari lebih lama 3 hari dibandingkan kontrol sedangkan perlakuan kombinasi dengan isolat BAL 5 hariKey words: bakteriosin, bakteri asam laktat, masa simpan ikan, ikan patin (Pangasius sp)
{"title":"Efektivitas Bakteriosin Bakteri Asam Laktat Lokal Terhadap Masa simpan Dan Mutu Ikan Patin (Pangasius sp)","authors":"B. L. Fibriarti, Dea Septiani, N. Sari","doi":"10.26877/BIOMA.V8I2.4940","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V8I2.4940","url":null,"abstract":"Penggunaan pengawet alami untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan ikan merupakan cara yang aman dan tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa bakteri Asam Laktat (BAL) diketahui mampu menghasilkan bakteriosin yang berpotensi digunakan sebagai biopreservatif bahan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan bakteriosin BAL sebagai biopreservatif untuk mempertahankan mutu dan masa simpan ikan patin (pangasius sp) yang pengaplikasiannya dikombinasikan dengan Natrium klorida (NaCl) and Natrium Asetat (CH3COONa). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan tiga perlakuan yaitu kontrol , penambahan BAL, serta kombinasi BAL dengan 3% NaCl dan 3% Na As).Diamati pH dan dihitung jumlah bakteri dengan metode TPC (Total Plate Count).Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi BAL , NaCl dan BAL dengan 3% NaCl dan 3% Na As memiliki efektivitas paling tinggi dalam mempertahankan mutu dan masa simpan ikan patin, mencapai 7 hari lebih lama 3 hari dibandingkan kontrol sedangkan perlakuan kombinasi dengan isolat BAL 5 hariKey words: bakteriosin, bakteri asam laktat, masa simpan ikan, ikan patin (Pangasius sp)","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114552912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.26877/BIOMA.V8I2.4939
W. Wijanarka, Sarsa A.N
Inulin merupakan polisakarida dan terakumulasi pada bagian organtanaman.Selain ditemukan di umbi dahlia, inulin juga dapat terakumulasi pada buah Kersen (Muntingia calabura L.).Inulinase (E.C.3.2.1.7.) adalah enzim yangmengkatalisis reaksi hidrolisis inulin menjadi fruktosa dan ataufruktooligosakarida. Isolasi enzim inulinase dalam jumlah banyak dari tumbuhan cukup sulit untuk dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan isolasi enzim menggunakan mikroba. Salah satu mikroba yang dapat menghidrolisis inulin yaitu khamir. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh isolat khamir inulinolitik sebagai penghasil enzim inulinase dari buah kersen (Muntingia calabura L.), dan mengetahui tingkat pertumbuhan serta produksi inulinase dari isolat yang diperoleh.Penelitian dilakukan dengan mengisolasi khamir dari buah kersen menggunakan media ISM (Inulin Selecting Medium). Isolasi khamir menggunakan metode streakplate sampai didapatkan isolat murni.Isolat khamir inulinolitik yang didapat diberi nama isolat khamir Yke yang kemudian dilakukan pengukuran pertumbuhan serta uji aktivitas inulinase. Pengkulturan khamir pada media produksi inulinase berlangsungselama 24 jam dan dilakukan pengukuran tiap 6 jam sekali. Pengukuran tersebut meliputi pertumbuhan khamir dan aktivitas inulinase.Pengukuran pertumbuhan isolat khamir Yke dilakukan dengan caramenghitung absorbansi melalui nilai transmitternya, sedangkan pengukuran aktivitas inulinase dilakukan dengan menghitung gula reduksi menggunakan metode DNS. Hasil pengukuran pertumbuhan sel optimal pada T12 yang merupakan fase logaritmik dengan nilai pertumbuhan 0.7959, sedangkan hasil uji aktivitas inulinase tertinggi pada T12 dengan nilai aktivitas0.3977 U/ml Kata Kunci : inulinase,aktivitas inulinase, Kersen (Muntingia calabura L.), isolat Yke,
{"title":"ISOLASI KHAMIR INULINOLITIK PADA BUAH KERSEN (Muntingia Calabura L.) SEBAGAI PENGHASIL ENZIM INULINASE","authors":"W. Wijanarka, Sarsa A.N","doi":"10.26877/BIOMA.V8I2.4939","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V8I2.4939","url":null,"abstract":"Inulin merupakan polisakarida dan terakumulasi pada bagian organtanaman.Selain ditemukan di umbi dahlia, inulin juga dapat terakumulasi pada buah Kersen (Muntingia calabura L.).Inulinase (E.C.3.2.1.7.) adalah enzim yangmengkatalisis reaksi hidrolisis inulin menjadi fruktosa dan ataufruktooligosakarida. Isolasi enzim inulinase dalam jumlah banyak dari tumbuhan cukup sulit untuk dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan isolasi enzim menggunakan mikroba. Salah satu mikroba yang dapat menghidrolisis inulin yaitu khamir. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh isolat khamir inulinolitik sebagai penghasil enzim inulinase dari buah kersen (Muntingia calabura L.), dan mengetahui tingkat pertumbuhan serta produksi inulinase dari isolat yang diperoleh.Penelitian dilakukan dengan mengisolasi khamir dari buah kersen menggunakan media ISM (Inulin Selecting Medium). Isolasi khamir menggunakan metode streakplate sampai didapatkan isolat murni.Isolat khamir inulinolitik yang didapat diberi nama isolat khamir Yke yang kemudian dilakukan pengukuran pertumbuhan serta uji aktivitas inulinase. Pengkulturan khamir pada media produksi inulinase berlangsungselama 24 jam dan dilakukan pengukuran tiap 6 jam sekali. Pengukuran tersebut meliputi pertumbuhan khamir dan aktivitas inulinase.Pengukuran pertumbuhan isolat khamir Yke dilakukan dengan caramenghitung absorbansi melalui nilai transmitternya, sedangkan pengukuran aktivitas inulinase dilakukan dengan menghitung gula reduksi menggunakan metode DNS. Hasil pengukuran pertumbuhan sel optimal pada T12 yang merupakan fase logaritmik dengan nilai pertumbuhan 0.7959, sedangkan hasil uji aktivitas inulinase tertinggi pada T12 dengan nilai aktivitas0.3977 U/ml Kata Kunci : inulinase,aktivitas inulinase, Kersen (Muntingia calabura L.), isolat Yke,","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114622675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.26877/BIOMA.V8I2.4944
Maria Novita Inya Buku, Florentina Y. Sepe
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi minat baca mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandira. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari angket yang diberikan kepada 110 mahasiswa, terdapat 1 mahasiswa yang memiliki minat baca sangat rendah (0,91%), 57 mahasiswa memiliki minat baca rendah (51,82%), 52 mahasiswa memiliki minat baca sedang (47,27%) dan tidak ada mahasiswa yang memiliki minat baca tinggi. Kata Kunci : Minat baca, mahasiswa
{"title":"ANALISIS MINAT BACA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI, FKIP UNWIRA","authors":"Maria Novita Inya Buku, Florentina Y. Sepe","doi":"10.26877/BIOMA.V8I2.4944","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V8I2.4944","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi minat baca mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandira. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari angket yang diberikan kepada 110 mahasiswa, terdapat 1 mahasiswa yang memiliki minat baca sangat rendah (0,91%), 57 mahasiswa memiliki minat baca rendah (51,82%), 52 mahasiswa memiliki minat baca sedang (47,27%) dan tidak ada mahasiswa yang memiliki minat baca tinggi. Kata Kunci : Minat baca, mahasiswa","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116311601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa pembelajaran materi ekosistem selama ini lebih banyak dilakukan di dalam kelas dan tidak melakukan pengamatan, sehingga membuat pembelajaran kurang bermakna serta menjadikan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan rendahnya ketuntasan klasikal yaitu hanya mencapai 47%. Materi ekosistem erat kaitannya dengan lingkungan serta proses yang terjadi didalamnya. Salah satu cara untuk mempelajari materi ekosistem yaitu dengan model learning cycle 5E. Model learning cycle 5E mewadahi siswa untuk aktif membangun konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran model learning cycle 5E materi ekosistem. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental. Desain yang digunakan adalah nonequivalent control group desain. Sampel yang digunakan adalah X MIPA 2 dan X MIPA 5.Hasil uji t diperoleh thitung(3,897) hasil ini > dari ttabel(2,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen berpengaruh meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Hasil uji n-gain menunjukkan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah. Hasil rekapitulasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa di kelas eksperimen termasuk dalam kriteria sangat aktif sedangkan kelas kontrol termasuk dalam kriteria cukup aktif. Guru serta siswa memberikan tanggapan bahwa pembelajaran tersebut menjadikan siswa lebih mudah memahami materi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan pembelajaran model learning cycle5E berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, learning cycle 5E
{"title":"AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI EKOSISTEM DI SMA N 4 PEKALONGAN","authors":"Ayu Amalia, Margareta Rahayuningsih, Krispinus Kedati Pukan","doi":"10.26877/BIOMA.V8I1.4681","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V8I1.4681","url":null,"abstract":"Berdasarkan observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa pembelajaran materi ekosistem selama ini lebih banyak dilakukan di dalam kelas dan tidak melakukan pengamatan, sehingga membuat pembelajaran kurang bermakna serta menjadikan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan rendahnya ketuntasan klasikal yaitu hanya mencapai 47%. Materi ekosistem erat kaitannya dengan lingkungan serta proses yang terjadi didalamnya. Salah satu cara untuk mempelajari materi ekosistem yaitu dengan model learning cycle 5E. Model learning cycle 5E mewadahi siswa untuk aktif membangun konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran model learning cycle 5E materi ekosistem. Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental. Desain yang digunakan adalah nonequivalent control group desain. Sampel yang digunakan adalah X MIPA 2 dan X MIPA 5.Hasil uji t diperoleh thitung(3,897) hasil ini > dari ttabel(2,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen berpengaruh meningkatkan hasil belajar secara signifikan. Hasil uji n-gain menunjukkan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah. Hasil rekapitulasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa aktivitas siswa di kelas eksperimen termasuk dalam kriteria sangat aktif sedangkan kelas kontrol termasuk dalam kriteria cukup aktif. Guru serta siswa memberikan tanggapan bahwa pembelajaran tersebut menjadikan siswa lebih mudah memahami materi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan pembelajaran model learning cycle5E berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, learning cycle 5E","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133519703","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-10DOI: 10.26877/BIOMA.V8I1.4682
Brigitta Erlien Mutiara Yuliastuti, Lusiawati Dewi, S. Sucahyo
Inovasi pembuatan tempe dengan penambahan tepung ikan nila dilakukan untuk meningkatkan mutu gizi tempe. Teknik penyimpanan beku pada freezer mampu memperpanjang masa simpan tempe dengan menjaga kesegaran, mutu sensorik, kandungan gizi, dan menghambat bakteri pembusuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan dalam pengaruh lama simpan beku pada tempe ikan nila dengan tempe biasa terhadap kualitas kadar air, kadar abu, protein dan total bakteri serta kualitas sensorisnya melalui uji organoleptik. Pengujian kualitas kandungan gizi pada tempe meliputi uji kadar air dengan pengovenan, kadar abu dengan furnace, protein terlarut dengan metodebiuret, dan total bakteri dengan metode pour plate. Hasil uji kualitas kandungan gizi tempe di analisis menggunakan stastika dan deskripsi sederhana. Sedangkan mutu sensoris di uji dengan uji organoleptik dan hasil dianalisis dengan SPSS uji Friedman. Peyimpanan beku pada tempe sampai hari ke 14, kualitas tempe masih terjaga dengan baik, yaitu kadar air dan kadar abu sesuai dengan SNI syarat mutu untuk tempe, kandungan protein meningkat serta jumlah total bakteri menurun, dimana pembusukan pada tempe dapat dihambat. Kualitas sensoris dari uji organoleptik, tempe ikan nila lebih diminati, khusunya tempe ikan nila pada penyimpanan beku selama 7 hari. Kata Kunci: tempe ikan nila, beku (freezer),lama simpan
{"title":"PERBANDINGAN KUALITAS TEMPE IKAN NILA SEGAR DAN TEMPE IKAN NILA SIMPAN BEK","authors":"Brigitta Erlien Mutiara Yuliastuti, Lusiawati Dewi, S. Sucahyo","doi":"10.26877/BIOMA.V8I1.4682","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V8I1.4682","url":null,"abstract":"Inovasi pembuatan tempe dengan penambahan tepung ikan nila dilakukan untuk meningkatkan mutu gizi tempe. Teknik penyimpanan beku pada freezer mampu memperpanjang masa simpan tempe dengan menjaga kesegaran, mutu sensorik, kandungan gizi, dan menghambat bakteri pembusuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan dalam pengaruh lama simpan beku pada tempe ikan nila dengan tempe biasa terhadap kualitas kadar air, kadar abu, protein dan total bakteri serta kualitas sensorisnya melalui uji organoleptik. Pengujian kualitas kandungan gizi pada tempe meliputi uji kadar air dengan pengovenan, kadar abu dengan furnace, protein terlarut dengan metodebiuret, dan total bakteri dengan metode pour plate. Hasil uji kualitas kandungan gizi tempe di analisis menggunakan stastika dan deskripsi sederhana. Sedangkan mutu sensoris di uji dengan uji organoleptik dan hasil dianalisis dengan SPSS uji Friedman. Peyimpanan beku pada tempe sampai hari ke 14, kualitas tempe masih terjaga dengan baik, yaitu kadar air dan kadar abu sesuai dengan SNI syarat mutu untuk tempe, kandungan protein meningkat serta jumlah total bakteri menurun, dimana pembusukan pada tempe dapat dihambat. Kualitas sensoris dari uji organoleptik, tempe ikan nila lebih diminati, khusunya tempe ikan nila pada penyimpanan beku selama 7 hari. Kata Kunci: tempe ikan nila, beku (freezer),lama simpan","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117179295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi dan keanekaragaman jenis capung di area persawahan Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Penangkapan capung menggunakan jaring serangga pada sawah seluas 10.000 m2. Capung yang telah dikoleksi disimpan di dalam kertas papilop. Di lokasi penelitian juga diukur kondisi faktor lingkungan abiotik yang meliputi suhu, kelembaban udara serta intensitas cahaya. Di laboratorium, capung dipinning, dioven pada suhu 37°C selama 3 hari, dan diidentifikasi. Hasil identifikasi capung divalidasi di Laboratorium Entomologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh jenis capung yang terbagi dalam lima jenis merupakan anggota Anisoptera dan dua jenis anggota Zygoptera yaitu Orthetrum sabina, Potamarcha congener, Pantala flavescents,; Trithemis festiva, Orthetrum chrysis, Ichnura senegalensis, Agriocnemis femina. Capung subordo yang anggota spesiesnya paling banyak adalah Anisoptera. Hasil pengukuran faktor lingkungan abiotik menunjukkan kondisi lingkungan lokasi penelitian mendukung keberdaan capung. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Shannon - Wiener (H’), keanekaragaman capung di area persawahan Kecamatan Sumbersari tergolong sedang. Key words: keanekaragaman jenis, capung, odonata, persawahan
{"title":"KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG ANGGOTA ORDO ODONATA DI AREA PERSAWAHAN KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBE","authors":"Talitha Azza Meidyna Putri, Retno Wimbaningrum, Rendy Setiawan","doi":"10.26877/BIOMA.V8I1.4697","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V8I1.4697","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi dan keanekaragaman jenis capung di area persawahan Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Penangkapan capung menggunakan jaring serangga pada sawah seluas 10.000 m2. Capung yang telah dikoleksi disimpan di dalam kertas papilop. Di lokasi penelitian juga diukur kondisi faktor lingkungan abiotik yang meliputi suhu, kelembaban udara serta intensitas cahaya. Di laboratorium, capung dipinning, dioven pada suhu 37°C selama 3 hari, dan diidentifikasi. Hasil identifikasi capung divalidasi di Laboratorium Entomologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh jenis capung yang terbagi dalam lima jenis merupakan anggota Anisoptera dan dua jenis anggota Zygoptera yaitu Orthetrum sabina, Potamarcha congener, Pantala flavescents,; Trithemis festiva, Orthetrum chrysis, Ichnura senegalensis, Agriocnemis femina. Capung subordo yang anggota spesiesnya paling banyak adalah Anisoptera. Hasil pengukuran faktor lingkungan abiotik menunjukkan kondisi lingkungan lokasi penelitian mendukung keberdaan capung. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Shannon - Wiener (H’), keanekaragaman capung di area persawahan Kecamatan Sumbersari tergolong sedang. Key words: keanekaragaman jenis, capung, odonata, persawahan","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124580867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-15DOI: 10.26877/bioma.v7i2.2757
Titi Wijayanti, D. Setiawan
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan senyawa metabolit sekunder pada kulit batang tanaman Duwet (Syzygium cumini L) dengan metode Liquid Chromatograph Mass Spectrometry. Terdapat 63 senyawa metabolit sekunder. Lima senyawa dengan komposisi terbesar, adalah gallic acid, cuminiresinol, epiafzelechin, dan syzygiresinol A. Senyawa metabolit sekunder dalam kulit batang tanaman Duwet tergolong dalam 13 golongan senyawa, diantaranya adalah: fenolat, flavonoid, lignan, triterpenoid, gula, dan lain lain. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung mempunyai aktivitas fitokimia penting, diantaranya sebagai antidiabetes, antibakteri, antioksidan, antihepatotoksik, antiinflamasi, dan lain sebagainya.
{"title":"EKSPLORASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA KULIT BATANG TANAMAN DUWET (Syzygium cumini L.) DENGAN METODE LIQUID CHROMATOGRAPH MASS SPECTROMETRY (LCMS)","authors":"Titi Wijayanti, D. Setiawan","doi":"10.26877/bioma.v7i2.2757","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/bioma.v7i2.2757","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan senyawa metabolit sekunder pada kulit batang tanaman Duwet (Syzygium cumini L) dengan metode Liquid Chromatograph Mass Spectrometry. Terdapat 63 senyawa metabolit sekunder. Lima senyawa dengan komposisi terbesar, adalah gallic acid, cuminiresinol, epiafzelechin, dan syzygiresinol A. Senyawa metabolit sekunder dalam kulit batang tanaman Duwet tergolong dalam 13 golongan senyawa, diantaranya adalah: fenolat, flavonoid, lignan, triterpenoid, gula, dan lain lain. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung mempunyai aktivitas fitokimia penting, diantaranya sebagai antidiabetes, antibakteri, antioksidan, antihepatotoksik, antiinflamasi, dan lain sebagainya.","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131718614","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-15DOI: 10.26877/BIOMA.V7I2.2787
Tutut Indah Sulistiyowati, Ida Rahmawati, Inggit Tria Prameswari
Capung dan kupu-kupu merupakan contoh invertebrata yang digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan. Capung akan meletakkan telurnya pada perairan tenang yang jernih, sedangkan kupu-kupu lebih dapat bertahan lama pada lingkungan yang bersih. Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal biomonitoring perairan, yang bertujuan untuk mengetahui keragaman capung di DAS Brantas Kota Kediri. Pengamatan di lapangan dilaksanakan selama bulan Maret hingga pertengahan April 2017. Identifikasi hingga level spesies dilakukan di laboratorium Zoologi Universitas Nusantara PGRI Kediri dan divalidasi oleh tim ahli. Sebanyak lima spesies dari tiga famili telah teridentifikasi. Brachytemis contaminate merupakan spesies yang paling banyak dijumpai dengan rata-rata 40 kali perjumpaan. Orthetrum Sabina merupakan jenis yang paling jarang dijumpai, dengan jumlah individu sebanyak enam individu selama pengamatan. Kata kunci: kemelimpahan, capung, DAS Brantas
{"title":"KEMELIMPAHAN CAPUNG (Odonata) DI DAS BRANTAS KOTA KEDIRI: SEBAGAI STUDI PENDAHULUAN BIOMONITORING PERAIRAN","authors":"Tutut Indah Sulistiyowati, Ida Rahmawati, Inggit Tria Prameswari","doi":"10.26877/BIOMA.V7I2.2787","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/BIOMA.V7I2.2787","url":null,"abstract":"Capung dan kupu-kupu merupakan contoh invertebrata yang digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan. Capung akan meletakkan telurnya pada perairan tenang yang jernih, sedangkan kupu-kupu lebih dapat bertahan lama pada lingkungan yang bersih. Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal biomonitoring perairan, yang bertujuan untuk mengetahui keragaman capung di DAS Brantas Kota Kediri. Pengamatan di lapangan dilaksanakan selama bulan Maret hingga pertengahan April 2017. Identifikasi hingga level spesies dilakukan di laboratorium Zoologi Universitas Nusantara PGRI Kediri dan divalidasi oleh tim ahli. Sebanyak lima spesies dari tiga famili telah teridentifikasi. Brachytemis contaminate merupakan spesies yang paling banyak dijumpai dengan rata-rata 40 kali perjumpaan. Orthetrum Sabina merupakan jenis yang paling jarang dijumpai, dengan jumlah individu sebanyak enam individu selama pengamatan. Kata kunci: kemelimpahan, capung, DAS Brantas","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117340261","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-15DOI: 10.26877/bioma.v7i2.2859
Tanti Anggia Sari, Saleh Hidayat, Binar azwar anas Harfian
Keterampilan berpikir kritis peserta didik sangat diperlukan karena peserta dituntut untuk lebih tanggap dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah yang terdapat di dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran Biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tingkat penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa di Kecamatan Kalidoni dan Ilir Timur II. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian yaitu 4 SMA yang Negeri dan Swasta yang terakreditasi A dan B. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Teknik Pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, observasi, soal keterampilan berpikir kritis dan dokumentasi. Analisis data menggukan Ms. Excel dengan menghitung tingkat penguasaan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hasil Penelitian menunjukan persentase keterampilan berpikir kritis siswa SMA di kecamatan Kalidoni sebesar 50,95% dengan kategori sedang dan di Kecamatan Ilir Timur II sebesar 50,43% dikategorikan sedang. Indikator tertinggi di Kecamatan Kalidoni ditunjukan pada indikator pengaturan diri sebesar 64,29% dan terendah pada indikator mengevaluasi 41,27% dan indikator tertinggi di Kecamatan Ilir Timur II ditunjukan pada indikator pengaturan diri sebesar 65,81% dan terendah pada indikator menjelaskan 46,83%.
{"title":"ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA DI KECAMATAN KALIDONI DAN ILIR TIMUR II","authors":"Tanti Anggia Sari, Saleh Hidayat, Binar azwar anas Harfian","doi":"10.26877/bioma.v7i2.2859","DOIUrl":"https://doi.org/10.26877/bioma.v7i2.2859","url":null,"abstract":"Keterampilan berpikir kritis peserta didik sangat diperlukan karena peserta dituntut untuk lebih tanggap dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah yang terdapat di dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran Biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tingkat penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa di Kecamatan Kalidoni dan Ilir Timur II. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian yaitu 4 SMA yang Negeri dan Swasta yang terakreditasi A dan B. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Teknik Pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara, observasi, soal keterampilan berpikir kritis dan dokumentasi. Analisis data menggukan Ms. Excel dengan menghitung tingkat penguasaan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hasil Penelitian menunjukan persentase keterampilan berpikir kritis siswa SMA di kecamatan Kalidoni sebesar 50,95% dengan kategori sedang dan di Kecamatan Ilir Timur II sebesar 50,43% dikategorikan sedang. Indikator tertinggi di Kecamatan Kalidoni ditunjukan pada indikator pengaturan diri sebesar 64,29% dan terendah pada indikator mengevaluasi 41,27% dan indikator tertinggi di Kecamatan Ilir Timur II ditunjukan pada indikator pengaturan diri sebesar 65,81% dan terendah pada indikator menjelaskan 46,83%.","PeriodicalId":314958,"journal":{"name":"Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127518231","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}