The purpose of this study was to determine the principal's strategy in fostering student discipline at 23 Palembang Junior High Schools and what are the supporting and inhibiting factors. This study uses a qualitative method. Informants in this study were principals, vice principals, teachers, students, and the community—data collection techniques through observation, interviews, and documentation methods. The data analysis technique uses data reduction, data presentation, verification, and checking of the validity of the data. The results showed that the principal in fostering student discipline at 23 Palembang Junior High Schools had several strategies, namely 1) the existence of clear disciplinary rules; 2) providing an excellent example to students; 3) providing coaching; 4) communication with parents of students, and 5) give sanctions to students who violate the rules of school rules.
{"title":"Principal's Strategy in Developing Student’s Discipline","authors":"Andrias Andrias, Yoga Anjas Pratama, Rinovian Rais, Muwahidah Nurhasanah, Afif Alfiyanto","doi":"10.31849/lectura.v13i2.10585","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i2.10585","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to determine the principal's strategy in fostering student discipline at 23 Palembang Junior High Schools and what are the supporting and inhibiting factors. This study uses a qualitative method. Informants in this study were principals, vice principals, teachers, students, and the community—data collection techniques through observation, interviews, and documentation methods. The data analysis technique uses data reduction, data presentation, verification, and checking of the validity of the data. The results showed that the principal in fostering student discipline at 23 Palembang Junior High Schools had several strategies, namely 1) the existence of clear disciplinary rules; 2) providing an excellent example to students; 3) providing coaching; 4) communication with parents of students, and 5) give sanctions to students who violate the rules of school rules.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85283225","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.31849/lectura.v13i2.10477
Dewi Yana, Azwar Abbas
Mengingat Bahasa Inggris begitu penting dalam komunikasi global, Bahasa Inggris telah dikenalkan kepada siswa sejak dini. Berbagai cara dilakukan guru dan orang tua dalam memperkenalkan Bahasa Inggris kepada siswa atau anak mereka. Salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran yang tepat. Video animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik bagi anak-anak. Terkait dengan itu, para pendidik perlu memiliki kesadaran dan mencari tahu apakah video animasi yang ditonton oleh anak-anak sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk menganalisis representasi nilai-nilai pedagogis dan cerminan tujuan pembelajaran yang ditampilkan melalui berbagai sumber semiotik yang digunakan dalam video animasi. Objek dalam penelitian ini adalah video animasi yang di upload di YouTube dengan judul “Bahasa Inggris Kelas 1 SD – Introduction”. Video ini dipilih berdasarkan jumlah penonton yang telah mengaksesnya. Materinya di analisis dengan mengadaptasi teori KvL oleh Kress & Leeuwen dan teori Multimodal Discourse Analysis dari O’Halloran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuat konten merepresentasikan suasana dan realitas pembelajaran yang semi-formal dan konsep pendidikan melalui berbagai objek baik berupa manusia, hewan, dan benda, seperti animasi guru perempuan, anak laki-laki dan perempuan. Nilai pertama yang muncul adalah nilai tanggung jawab, kasih sayang, ramah-tamah, dan religious yang sesuai dengan sifat dan ciri-ciri anak usia dini. Video animasi yang telah dianalisis ini dapat menjalankan fungsinya untuk tujuan pembelajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar kelas awal. Secara keseluruhan, pembuat konten juga telah menyajikan mode yang relevan dengan usia dan karakteristik anak usia dini.
{"title":"Representasi Pedagogis dan Refleksi Pembelajaran Bahasa Inggris dalam Video Animasi: Multimodal Analisis","authors":"Dewi Yana, Azwar Abbas","doi":"10.31849/lectura.v13i2.10477","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i2.10477","url":null,"abstract":"Mengingat Bahasa Inggris begitu penting dalam komunikasi global, Bahasa Inggris telah dikenalkan kepada siswa sejak dini. Berbagai cara dilakukan guru dan orang tua dalam memperkenalkan Bahasa Inggris kepada siswa atau anak mereka. Salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran yang tepat. Video animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik bagi anak-anak. Terkait dengan itu, para pendidik perlu memiliki kesadaran dan mencari tahu apakah video animasi yang ditonton oleh anak-anak sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk menganalisis representasi nilai-nilai pedagogis dan cerminan tujuan pembelajaran yang ditampilkan melalui berbagai sumber semiotik yang digunakan dalam video animasi. Objek dalam penelitian ini adalah video animasi yang di upload di YouTube dengan judul “Bahasa Inggris Kelas 1 SD – Introduction”. Video ini dipilih berdasarkan jumlah penonton yang telah mengaksesnya. Materinya di analisis dengan mengadaptasi teori KvL oleh Kress & Leeuwen dan teori Multimodal Discourse Analysis dari O’Halloran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuat konten merepresentasikan suasana dan realitas pembelajaran yang semi-formal dan konsep pendidikan melalui berbagai objek baik berupa manusia, hewan, dan benda, seperti animasi guru perempuan, anak laki-laki dan perempuan. Nilai pertama yang muncul adalah nilai tanggung jawab, kasih sayang, ramah-tamah, dan religious yang sesuai dengan sifat dan ciri-ciri anak usia dini. Video animasi yang telah dianalisis ini dapat menjalankan fungsinya untuk tujuan pembelajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar kelas awal. Secara keseluruhan, pembuat konten juga telah menyajikan mode yang relevan dengan usia dan karakteristik anak usia dini.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83382085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.31849/lectura.v13i2.10376
Ayendi Ayendi, Hermawati Syarif, Novia Juita
Dalam menulis akademik penggunaan hedges sangat diperlukan untuk membedakan opini dan fakta dan membuat pandangan penulis lebih terukur. Artikel Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perbedaan frequensi dan tipe hedges yang digunakan pada wacana akademik dan wacana politik dan membuat interpretasi dari kedominanan pemunculannya. Penelitian ini memiliki pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dua puluh (20) bagian Kesimpulan artikel penelitian internasional terbitan 2021 dari situs web ScienceDirect.com dijadikan data penelitian dengan masing-masingnya sepuluh artikel untuk wacana akademik, dan sepuluh untuk wacana politik. Analisis data didasarkan pada kerangka pragmatis Hyland (1996) Prosedur penelitian ini dengan mengidentifikasi frekuensi dari tipe hedges yang digunakan melalui pembacaan yang cermat.penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan tipe Writer-oriented hedges pada wacana politik jauh lebih dominan daripada wacana akademik. Begitu juga untuk Reliability-oriented hedges. Namun sebaliknya pada dua tipe terakhir yaitu Reliability-oriented hedges dan Reader-oriented hedges itu lebih dominan penggunaannya pada wacana akademik. Bagaimanapun penggunaan tipe Reader-oriented hedges pada wacana politik adalah paling tidak dominan digunakan. Hal ini disebabkan perbedaan orientasi atau fokus dalam menyimpulkan artikel tersebut.
{"title":"Frekuensi dan Tipe Hedges pada Artikel di ScienceDirect.com Bidang Pengajaran Bahasa dan Politik","authors":"Ayendi Ayendi, Hermawati Syarif, Novia Juita","doi":"10.31849/lectura.v13i2.10376","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i2.10376","url":null,"abstract":"Dalam menulis akademik penggunaan hedges sangat diperlukan untuk membedakan opini dan fakta dan membuat pandangan penulis lebih terukur. Artikel Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perbedaan frequensi dan tipe hedges yang digunakan pada wacana akademik dan wacana politik dan membuat interpretasi dari kedominanan pemunculannya. Penelitian ini memiliki pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Dua puluh (20) bagian Kesimpulan artikel penelitian internasional terbitan 2021 dari situs web ScienceDirect.com dijadikan data penelitian dengan masing-masingnya sepuluh artikel untuk wacana akademik, dan sepuluh untuk wacana politik. Analisis data didasarkan pada kerangka pragmatis Hyland (1996) Prosedur penelitian ini dengan mengidentifikasi frekuensi dari tipe hedges yang digunakan melalui pembacaan yang cermat.penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan tipe Writer-oriented hedges pada wacana politik jauh lebih dominan daripada wacana akademik. Begitu juga untuk Reliability-oriented hedges. Namun sebaliknya pada dua tipe terakhir yaitu Reliability-oriented hedges dan Reader-oriented hedges itu lebih dominan penggunaannya pada wacana akademik. Bagaimanapun penggunaan tipe Reader-oriented hedges pada wacana politik adalah paling tidak dominan digunakan. Hal ini disebabkan perbedaan orientasi atau fokus dalam menyimpulkan artikel tersebut.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"64 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90344983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.31849/lectura.v13i2.10049
Emi Tipuk Lestari, Melly Sulastri, Saiful Bahri, Sandie, Dewi Risalah
This study aims to support students on the material of the rice cultivation system (beume) of the Nanga Mahap Village community. The sub-objectives of this research are (1) the material for the cultivation system of the Nanga Mahap Village community, (2) the implementation of the teacher in explaining the material, (3) strengthening students on the material for the rice cultivation system (beume). This research uses a descriptive method. Samples were taken by purposive sampling technique. Data were collected by direct observation, direct communication, and documentation. The analysis used is descriptive qualitative. The results of the research show: (1) The people of Nanga Mahap Village refer to rice farming activities as beuma/beume. This farming tradition is traditional with a slash and burn system and then planting rice. (2) The implementation of the teacher in delivering lecture material and assignments. The assignment is in the form of students doing simple research on the farming system around their environment and inviting students to construct with cultivation in prehistoric times. (3) strengthening the rice cultivation system (beume) in the form of students' understanding of the material which is quite good, which is indicated by the active involvement of students in learning. This material makes students think contextually between the cultivation system of prehistoric times and the farming system (beume).
{"title":"Strengthening Students on Materials for the Rice Cultivation System (Beume) of the Nanga Mahap Village Community in the Covid-19 Pandemic Era","authors":"Emi Tipuk Lestari, Melly Sulastri, Saiful Bahri, Sandie, Dewi Risalah","doi":"10.31849/lectura.v13i2.10049","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i2.10049","url":null,"abstract":"This study aims to support students on the material of the rice cultivation system (beume) of the Nanga Mahap Village community. The sub-objectives of this research are (1) the material for the cultivation system of the Nanga Mahap Village community, (2) the implementation of the teacher in explaining the material, (3) strengthening students on the material for the rice cultivation system (beume). This research uses a descriptive method. Samples were taken by purposive sampling technique. Data were collected by direct observation, direct communication, and documentation. The analysis used is descriptive qualitative. The results of the research show: (1) The people of Nanga Mahap Village refer to rice farming activities as beuma/beume. This farming tradition is traditional with a slash and burn system and then planting rice. (2) The implementation of the teacher in delivering lecture material and assignments. The assignment is in the form of students doing simple research on the farming system around their environment and inviting students to construct with cultivation in prehistoric times. (3) strengthening the rice cultivation system (beume) in the form of students' understanding of the material which is quite good, which is indicated by the active involvement of students in learning. This material makes students think contextually between the cultivation system of prehistoric times and the farming system (beume).","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84095764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.31849/lectura.v13i2.10472
Martalasari Martalasari, Ermina Sari, Raudhah Awal
Era revolusi industry 4.0 peserta didik harus lebih peka dalam penggunaan berbagai Bahasa Internasional yang salah satunya Bahasa inggris. Tujuan penelitian ini adalah: menguji praktikalitas dan efektivitas LKS bilingual pada mata pelajaran IPA dengan pendekatan project based learning di MAN 4, Muara Fajar Pekanbaru. Jenis Penelitian R&D. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh praktikalitas penilaian dari sebanyak 33 orang peserta didik dengan rata-rata nilai 0.76 (tinggi) sedangkan penilaian praktikalitas dari guru dengan rata-rata nilai 0.96 (sangat tinggi). Sedangkan untuk analisis data efektivitas dengan perolehan rata-rata N-gain 0.65 (Sedang). Hal ini menunjukkan bahwa LKS bilingual dinyatakan praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran Biologi.
{"title":"Praktikalitas Efektivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual pada Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Project Based Learning","authors":"Martalasari Martalasari, Ermina Sari, Raudhah Awal","doi":"10.31849/lectura.v13i2.10472","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i2.10472","url":null,"abstract":"Era revolusi industry 4.0 peserta didik harus lebih peka dalam penggunaan berbagai Bahasa Internasional yang salah satunya Bahasa inggris. Tujuan penelitian ini adalah: menguji praktikalitas dan efektivitas LKS bilingual pada mata pelajaran IPA dengan pendekatan project based learning di MAN 4, Muara Fajar Pekanbaru. Jenis Penelitian R&D. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh praktikalitas penilaian dari sebanyak 33 orang peserta didik dengan rata-rata nilai 0.76 (tinggi) sedangkan penilaian praktikalitas dari guru dengan rata-rata nilai 0.96 (sangat tinggi). Sedangkan untuk analisis data efektivitas dengan perolehan rata-rata N-gain 0.65 (Sedang). Hal ini menunjukkan bahwa LKS bilingual dinyatakan praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran Biologi.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"170 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85421492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-01DOI: 10.31849/lectura.v13i2.10534
D. Divayana, P. Suyasa
Pembelajaran tatap muka secara langsung pada masa pendemi Covid-19 dapat tetap dilakukan melalui pembelajaran synchronous berbasis Meet Google. Namun, permasalahan yang ada di lapangan adalah tidak semua pihak dapat melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara optimal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran synchronus tersebut. Salah satu model evaluasi yang dapat digunakan adalah CSE-UCLA (Center for the Study of Evaluation-University of California in Los Angeles). Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google khususnya pada program studi Pendidikan Teknik Informatika, Universitas Pendidikan Ganesha. Metode penelitian ini menggunakan metode evaluatif yang mengacu pada komponen model CSE-UCLA. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini, diantaranya: empat pakar, 15 mahasiswa dan tiga dosen. Para pakar dilibatkan dalam menentukan persentase standar keberhasilan pelaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google. Mahasiswa dan dosen dilibatkan dalam menentukan persentase uji lapangan terhadap keterlaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keterlaksanaan pembelajaran synchronus berbasis Meet Google ditinjau dari komponen evaluasi CSE-UCLA yang terkategori baik. Kategori tersebut diperoleh dari hasil perbandingan antara rerata persentase standar keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan rerata persentase uji lapangan. Kategori baik tersebut menunjukkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google pada masa pandemi Covid-19.
{"title":"Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Synchronous Berbasis Meet Google Pada Masa Pandemi Covid-19 Menggunakan Model Evaluasi CSE-UCLA","authors":"D. Divayana, P. Suyasa","doi":"10.31849/lectura.v13i2.10534","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i2.10534","url":null,"abstract":"Pembelajaran tatap muka secara langsung pada masa pendemi Covid-19 dapat tetap dilakukan melalui pembelajaran synchronous berbasis Meet Google. Namun, permasalahan yang ada di lapangan adalah tidak semua pihak dapat melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara optimal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran synchronus tersebut. Salah satu model evaluasi yang dapat digunakan adalah CSE-UCLA (Center for the Study of Evaluation-University of California in Los Angeles). Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google khususnya pada program studi Pendidikan Teknik Informatika, Universitas Pendidikan Ganesha. Metode penelitian ini menggunakan metode evaluatif yang mengacu pada komponen model CSE-UCLA. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini, diantaranya: empat pakar, 15 mahasiswa dan tiga dosen. Para pakar dilibatkan dalam menentukan persentase standar keberhasilan pelaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google. Mahasiswa dan dosen dilibatkan dalam menentukan persentase uji lapangan terhadap keterlaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keterlaksanaan pembelajaran synchronus berbasis Meet Google ditinjau dari komponen evaluasi CSE-UCLA yang terkategori baik. Kategori tersebut diperoleh dari hasil perbandingan antara rerata persentase standar keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan rerata persentase uji lapangan. Kategori baik tersebut menunjukkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran synchronous berbasis Meet Google pada masa pandemi Covid-19.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75216919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-27DOI: 10.31849/lectura.v13i1.9518
S. Suryono, A. Bastian, Fahmi Oemar
Kebijakan pembelajaran pada masa pandemi berbeda dengan keadaan normal. Efikasi diri dan perilaku belajar siswa pun juga sangat berbeda. Kedua poin ini sangat menarik untuk dikaji mendalam. Dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kebijakan pembelajaran terhadap efikasi diri dan perilaku belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Sampel yang digunakan adalah 89 siswa SMKN 1 Riau. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) yang didukung analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pembelajaran berpengaruh langsung terhadap perilaku belajar, efikasi diri berpengaruh langsung positif dan sangat signifikan terhadap perilaku belajar, dan kebijakan pembelajaran berpengaruh langsung positif dan sangat signifikan terhadap efikasi diri. Selain itu, kebijakan pembelajaran berpengaruh tidak langsung positif dan sangat signifikan terhadap perilaku belajar dengan mediasi efikasi diri. Oleh karena itu, perbaikan kebijakan pembelajaran dapat meningkatkan efikasi diri dan perilaku belajar siswa, sehingga pimpinan sekolah perlu menyesuaikan kebijakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi aktual internal dan eksternal sekolah. Selain itu, efikasi diri siswa juga perlu ditingkatkan secara berkelanjutan melalui berbagai penguatan, misalnya supervisi, konseling, dan pemberian reward bagi siswa yang berprestasi. Demikian pula penelitian lanjutan sebagai konsekuensi teoretik hasil penelitian juga perlu dilakukan dengan sampel berbeda dengan jumlah lebih besar serta menggunakan teknik analisis yang berbeda, misalnya stuctutral equation modeling (SEM).
{"title":"Pengaruh Kebijakan Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 terhadap Efikasi Diri dan Perilaku Belajar Siswa","authors":"S. Suryono, A. Bastian, Fahmi Oemar","doi":"10.31849/lectura.v13i1.9518","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i1.9518","url":null,"abstract":"Kebijakan pembelajaran pada masa pandemi berbeda dengan keadaan normal. Efikasi diri dan perilaku belajar siswa pun juga sangat berbeda. Kedua poin ini sangat menarik untuk dikaji mendalam. Dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kebijakan pembelajaran terhadap efikasi diri dan perilaku belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Sampel yang digunakan adalah 89 siswa SMKN 1 Riau. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) yang didukung analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pembelajaran berpengaruh langsung terhadap perilaku belajar, efikasi diri berpengaruh langsung positif dan sangat signifikan terhadap perilaku belajar, dan kebijakan pembelajaran berpengaruh langsung positif dan sangat signifikan terhadap efikasi diri. Selain itu, kebijakan pembelajaran berpengaruh tidak langsung positif dan sangat signifikan terhadap perilaku belajar dengan mediasi efikasi diri. Oleh karena itu, perbaikan kebijakan pembelajaran dapat meningkatkan efikasi diri dan perilaku belajar siswa, sehingga pimpinan sekolah perlu menyesuaikan kebijakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi aktual internal dan eksternal sekolah. Selain itu, efikasi diri siswa juga perlu ditingkatkan secara berkelanjutan melalui berbagai penguatan, misalnya supervisi, konseling, dan pemberian reward bagi siswa yang berprestasi. Demikian pula penelitian lanjutan sebagai konsekuensi teoretik hasil penelitian juga perlu dilakukan dengan sampel berbeda dengan jumlah lebih besar serta menggunakan teknik analisis yang berbeda, misalnya stuctutral equation modeling (SEM).","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75963138","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-26DOI: 10.31849/lectura.v13i1.7494
Destina Kasriyati, Herdi Herdi, M. Abbas
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing bagi pemelajar Indonesia, meskipun bahasa Inggris sebagai bahasa asing, mahasiswa bahasa Inggris harus memahami semua mata pelajaran yang diberikan dalam program studi mereka. Ibaratnya TEFL (Teaching English as a Foreign Language) merupakan mata kuliah wajib yang harus diperoleh mahasiswa semester 6 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uniersitas Lancang Kuning (UNILAK) sebelum mahasiswa calon guru praktik mengajar di sekolah pada semester 7. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam mengajar di mata kuliah TEFL. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam keterampilan mengajar dikategorikan baik pada pra pembelajaran yaitu sebesar 29% dapat dikategorikan baik. Pra pembelajaran meliputi cara membuka kelas dengan baik, memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa dan memberikan pemanasan. Sedangkan kategori sedang yaitu pada keterampilan menutup yaitu sekitar 23%. Keterampilan penutup meliputi, kemampuan siswa bahasa Inggris dalam menyimpulkan materi, memberikan umpan balik. Sedangkan untuk kegiatan inti sebesar 24% meliputi kemampuan siswa dalam menjelaskan materi, mengelola kegiatan kelas, dan memberikan minat siswa. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam keterampilan mengajar dikategorikan baik di semua komponen, siswa bahasa Inggris mampu memahami aktivitas- aktivitas di dalam keterampilan mengajar.
{"title":"Identifikasi Kemampuan Mahasiswa dalam Praktek Mengajar pada Mata Kuliah Teaching English as a Foreign Language (TEFL)","authors":"Destina Kasriyati, Herdi Herdi, M. Abbas","doi":"10.31849/lectura.v13i1.7494","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i1.7494","url":null,"abstract":"Bahasa Inggris sebagai bahasa asing bagi pemelajar Indonesia, meskipun bahasa Inggris sebagai bahasa asing, mahasiswa bahasa Inggris harus memahami semua mata pelajaran yang diberikan dalam program studi mereka. Ibaratnya TEFL (Teaching English as a Foreign Language) merupakan mata kuliah wajib yang harus diperoleh mahasiswa semester 6 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uniersitas Lancang Kuning (UNILAK) sebelum mahasiswa calon guru praktik mengajar di sekolah pada semester 7. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam mengajar di mata kuliah TEFL. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam keterampilan mengajar dikategorikan baik pada pra pembelajaran yaitu sebesar 29% dapat dikategorikan baik. Pra pembelajaran meliputi cara membuka kelas dengan baik, memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa dan memberikan pemanasan. Sedangkan kategori sedang yaitu pada keterampilan menutup yaitu sekitar 23%. Keterampilan penutup meliputi, kemampuan siswa bahasa Inggris dalam menyimpulkan materi, memberikan umpan balik. Sedangkan untuk kegiatan inti sebesar 24% meliputi kemampuan siswa dalam menjelaskan materi, mengelola kegiatan kelas, dan memberikan minat siswa. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam keterampilan mengajar dikategorikan baik di semua komponen, siswa bahasa Inggris mampu memahami aktivitas- aktivitas di dalam keterampilan mengajar.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73981710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-26DOI: 10.31849/lectura.v13i1.8245
Syaifullah Syaifullah, Refi Andriani, M. Abbas
Berdasarkan hasil quiz harian pada matakuliah speaking, peneliti menemukan kemampuan mereka berada di level poor. Sebagai solusi dari masalah tersebut, peneliti telah menggunakan BIP Video Call untuk meningkatkan kemampuan Speaking sertatelah menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada kemampuan speaking mereka. Penelitian ini telah menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak satu siklus dengan jumlah pertemuan sebanyak empat kali termasuk tes. Penelitian ini memiliki beberapa prosedur; Planning, Action, Observation, and Reflection. Penelitian ini tidak memiliki teknik sampling, tapi meamakai istilah partisipan. Mahasiswa yang telah menjadi partisipan dari penelitian ini adalah mahasiswa Semester II Pendidikan bahasa Inggris FKIP UNILAK yang diajar pada matakuliah Speaking, khususnya Speaking for Everyday Communication. Penelitian ini merupakan penelitian campuran antara kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan instrumen wawancara. Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui intrumen tes, yaitu tes kemampuan speaking. Hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini yaitu adanya peningkatan nilai rata-rata speaking mereka dari angka 52 menjadi 53.2. masih kategori poor. Ada dua faktor yang memengaruhi terjadinya perubahan nilai rata-rata tersebut; pertama kualitas suara yang dihasilkan oleh BIP Video Call lebih jelas dan kedua videonya menghasilkan visualisasi yang lebih jernih. Kesimpulannya, BIP Video Call dapat membantu mahasiswa dalam memperlancar proses komunikasi mereka dalam mata kuliah speaking.
{"title":"Penggunaan Media BIP Video Call untuk Meningkatkan Kemampuan Speaking Mahasiswa","authors":"Syaifullah Syaifullah, Refi Andriani, M. Abbas","doi":"10.31849/lectura.v13i1.8245","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i1.8245","url":null,"abstract":"Berdasarkan hasil quiz harian pada matakuliah speaking, peneliti menemukan kemampuan mereka berada di level poor. Sebagai solusi dari masalah tersebut, peneliti telah menggunakan BIP Video Call untuk meningkatkan kemampuan Speaking sertatelah menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada kemampuan speaking mereka. Penelitian ini telah menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak satu siklus dengan jumlah pertemuan sebanyak empat kali termasuk tes. Penelitian ini memiliki beberapa prosedur; Planning, Action, Observation, and Reflection. Penelitian ini tidak memiliki teknik sampling, tapi meamakai istilah partisipan. Mahasiswa yang telah menjadi partisipan dari penelitian ini adalah mahasiswa Semester II Pendidikan bahasa Inggris FKIP UNILAK yang diajar pada matakuliah Speaking, khususnya Speaking for Everyday Communication. Penelitian ini merupakan penelitian campuran antara kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan instrumen wawancara. Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui intrumen tes, yaitu tes kemampuan speaking. Hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini yaitu adanya peningkatan nilai rata-rata speaking mereka dari angka 52 menjadi 53.2. masih kategori poor. Ada dua faktor yang memengaruhi terjadinya perubahan nilai rata-rata tersebut; pertama kualitas suara yang dihasilkan oleh BIP Video Call lebih jelas dan kedua videonya menghasilkan visualisasi yang lebih jernih. Kesimpulannya, BIP Video Call dapat membantu mahasiswa dalam memperlancar proses komunikasi mereka dalam mata kuliah speaking.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86700810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-26DOI: 10.31849/lectura.v13i1.9453
Karina Kurnia Marbes, Andi Idayani
This research discusses the students’ speaking ability of Procedure Text at the Second Grade Students of SMA Tri Bhakti Pekanbaru. The objective of the research is to know the students’ speaking ability in procedure text and to find out which aspectt is the most dominant problem for the students in speaking. The design of this research was qualitative research. The result of data was students’ comprehension score was 3.15 because most of them understood the directions on the speaking test well and they also conveyed the procedure text sequentially using the simple present tense correctly so that the listener could understand them although there were several problems. Students’ fluency score was 3.15 because most of the students’ present the procedure text fluently and smoothly even though some students stammered and paused several times. Students’ grammar score was 3.13 because most of them were good at arranging their sentences correctly according to the grammar rules using the simple present tense even though they made some mistakes. The students' pronunciation score was 2.86 because some students had difficulty in pronouncing some words and there were some confusions with the listener, although not all students did so. Students’ vocabulary score was 2.92 because some students had problem with vocabulary mastery and use inappropriate vocabulary, but overall the students have sufficient vocabulary to express tips simply related to the topic. In conclusion, the students' speaking ability on procedure text is in a good category.
{"title":"An Analysis on Students’ Speaking Ability of Procedure Text at Senior High School","authors":"Karina Kurnia Marbes, Andi Idayani","doi":"10.31849/lectura.v13i1.9453","DOIUrl":"https://doi.org/10.31849/lectura.v13i1.9453","url":null,"abstract":"This research discusses the students’ speaking ability of Procedure Text at the Second Grade Students of SMA Tri Bhakti Pekanbaru. The objective of the research is to know the students’ speaking ability in procedure text and to find out which aspectt is the most dominant problem for the students in speaking. The design of this research was qualitative research. The result of data was students’ comprehension score was 3.15 because most of them understood the directions on the speaking test well and they also conveyed the procedure text sequentially using the simple present tense correctly so that the listener could understand them although there were several problems. Students’ fluency score was 3.15 because most of the students’ present the procedure text fluently and smoothly even though some students stammered and paused several times. Students’ grammar score was 3.13 because most of them were good at arranging their sentences correctly according to the grammar rules using the simple present tense even though they made some mistakes. The students' pronunciation score was 2.86 because some students had difficulty in pronouncing some words and there were some confusions with the listener, although not all students did so. Students’ vocabulary score was 2.92 because some students had problem with vocabulary mastery and use inappropriate vocabulary, but overall the students have sufficient vocabulary to express tips simply related to the topic. In conclusion, the students' speaking ability on procedure text is in a good category.","PeriodicalId":31676,"journal":{"name":"Lectura Jurnal Pendidikan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81095421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}