Kala 1 persalinan merupakan salah satu fase dalam persalinan. Kala I Persalinan dimulai sejak adanya kontaksi yang teratur dan meningkat hingga serviks membuka lengkap. Terdapat 2 fase dalam persalinan kala 1 yaitu Fase Laten dan Fase Aktif. Kala 1 Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai dengan pembukaan lengkap. Pada Fase ini dengan bertambahnya pembukaan, ibu mengalami kontraksi yang menyebabkan rasa nyeri dengan intensitas waktu yang lama. Nyeri pada persalinan ini akan menyebabkan rasa cemas pada ibu inpartu. Kecemasan pada ibu inpartu dapat diatasi dengan menggunakan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik nonfarmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu dengan hydrotherapy, massage therapy, aromatherapi, dan teknik behavioral. Aromatherapi lavender yang dikenal mengandung linaloolacetate dan linalylacetate yang berfungsi sebagai analgesik pemberi efek tenang dan sedative. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas aromatherapi lavender terhadap kecemasan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif. Metode Quasy eksperimen digunakan dalam penelitian ini dengan rancangan penelitian “post test only design”. Hasil penelitian menunjukkan aromaterapi lavender efektif dalam mengurangi kecemasan ibu inpartu kala 1 fase aktif (p value = 0,001). Aromaterapi Lavender dapat diterapkan dalam asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif dalam mengurangi kecemasan.
第一产程是分娩的其中一个阶段。第一产程开始时会有规律地增强宫缩,直到宫颈口完全打开。第一产程分为两个阶段,即潜伏期和活跃期。活跃期从宫口开大 4 厘米开始,直至完全开大。在这个阶段,随着宫口开大,产妇会经历宫缩,引起长时间的剧烈疼痛。这种分娩疼痛会让产妇感到焦虑。可以通过药物和非药物方法来克服产妇的焦虑。常用的非药物疗法包括水疗、按摩疗法、芳香疗法和行为疗法。众所周知,薰衣草芳香疗法中含有乙酸芳樟醇酯和乙酸芳樟酯,这两种物质具有镇痛、镇静的作用。本研究的目的是确定薰衣草芳香疗法对处于第一活跃期的母亲焦虑的有效性。本研究采用了夸伊实验法,研究设计为 "仅事后测试设计"。结果表明,薰衣草芳香疗法能有效减轻处于第一活动期的母亲的焦虑(p 值 = 0.001)。薰衣草芳香疗法可应用于助产护理中,以减轻处于partu kala I活跃期的产妇的焦虑。
{"title":"EFEKTIVITAS AROMATHERAPI LAVENDER TERHADAP KECEMASAN IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF","authors":"Dianita Primihastuti, Intiyaswati Intiyaswati","doi":"10.47560/keb.v13i1.614","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/keb.v13i1.614","url":null,"abstract":"Kala 1 persalinan merupakan salah satu fase dalam persalinan. Kala I Persalinan dimulai sejak adanya kontaksi yang teratur dan meningkat hingga serviks membuka lengkap. Terdapat 2 fase dalam persalinan kala 1 yaitu Fase Laten dan Fase Aktif. Kala 1 Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai dengan pembukaan lengkap. Pada Fase ini dengan bertambahnya pembukaan, ibu mengalami kontraksi yang menyebabkan rasa nyeri dengan intensitas waktu yang lama. Nyeri pada persalinan ini akan menyebabkan rasa cemas pada ibu inpartu. Kecemasan pada ibu inpartu dapat diatasi dengan menggunakan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik nonfarmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu dengan hydrotherapy, massage therapy, aromatherapi, dan teknik behavioral. Aromatherapi lavender yang dikenal mengandung linaloolacetate dan linalylacetate yang berfungsi sebagai analgesik pemberi efek tenang dan sedative. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas aromatherapi lavender terhadap kecemasan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif. Metode Quasy eksperimen digunakan dalam penelitian ini dengan rancangan penelitian “post test only design”. Hasil penelitian menunjukkan aromaterapi lavender efektif dalam mengurangi kecemasan ibu inpartu kala 1 fase aktif (p value = 0,001). Aromaterapi Lavender dapat diterapkan dalam asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala I fase aktif dalam mengurangi kecemasan.","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"44 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141664943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Demam yang tidak ditangani secara tepat akan memberikan beberapa dampak buruk bagi anak. World Health Organization (WHO) tahun 2020 mengemukakan bahwa jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 11-20 juta orang dan diperkirakan antara 128.000-161.000 orang meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan 80.000-100.000 orang yang terkena demam sepanjang tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Kompres Tepid Sponge Dan Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam Paska Imunisasi Pada Bayi Di PMB D Tahun 2023. Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan Kuantitatif Quasy Eksperimen dengan rancangan Non-Equivalent Control Group Design, desain ini terdiri dari 2 kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberikan perlakukan dengan kompres Tepid Sponge dan bawang merah. Analisis penelitian univariat dan bivariat dengan uji nonparametik Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian dapat diketahui efektifitas penurunan demam paska imunisasi pada Bayi di PMB yang diberikan kompres Tepid Sponge dengan nilai P-value 0,008. Sedangkan efektifitas penurunan demam paska imunisasi pada Bayi di PMB yang diberikan kompres Kompres Bawang Merah dengan nilai P-value 0,001. Artinya kompres Tepid Sponge dan Bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh paska imunisasi pada bayi. Diharapkan ibu yang memiliki balita dapat menerapkan kompres Tepid Sponge dan Bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh paska imunisasi pada bayi. Kata Kunci: Balita, Tepid Sponge, Bawang Merah
发烧治疗不当会对儿童产生多种不利影响。世界卫生组织(WHO)在 2020 年指出,全球发烧病例达到 1,100 万至 2,000 万,估计每年有 128,000 至 161,000 人死亡。在印度尼西亚,估计全年有 80,000-100,000 人受到发烧的影响。本研究的目的是确定温热海绵和葱敷料对减少 2023 年 PMB D 级婴儿免疫接种后发烧的效果。研究采用了非等效对照组设计的定量asy实验法,这种设计包括两组,这两组不是随机抽取的,然后分别给予潮湿海绵和香葱敷料治疗。采用 Wilcoxon Signed Rank Test 非参数检验进行单变量和双变量研究分析。结果表明,对接受温热海绵敷料治疗的 PMB 婴儿进行免疫接种后发热的退热效果较好,P 值为 0.008。而使用红洋葱敷料的 PMB 婴儿免疫接种后发烧的退烧效果的 P 值为 0.001。这说明,用温热海绵和大葱热敷可有效降低婴儿免疫后体温。希望有幼儿的母亲可以使用温热海绵和大葱热敷来降低婴儿免疫后体温。 关键词幼儿、温热海绵、葱
{"title":"EFEKTIFITAS KOMPRES TEPID SPONGE DAN BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN DEMAM PASCA IMUNISASI","authors":"Shinta Mona Lisca, Salfia Darmi","doi":"10.47560/keb.v13i1.551","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/keb.v13i1.551","url":null,"abstract":"Demam yang tidak ditangani secara tepat akan memberikan beberapa dampak buruk bagi anak. World Health Organization (WHO) tahun 2020 mengemukakan bahwa jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 11-20 juta orang dan diperkirakan antara 128.000-161.000 orang meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan 80.000-100.000 orang yang terkena demam sepanjang tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Kompres Tepid Sponge Dan Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam Paska Imunisasi Pada Bayi Di PMB D Tahun 2023. Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan Kuantitatif Quasy Eksperimen dengan rancangan Non-Equivalent Control Group Design, desain ini terdiri dari 2 kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberikan perlakukan dengan kompres Tepid Sponge dan bawang merah. Analisis penelitian univariat dan bivariat dengan uji nonparametik Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian dapat diketahui efektifitas penurunan demam paska imunisasi pada Bayi di PMB yang diberikan kompres Tepid Sponge dengan nilai P-value 0,008. Sedangkan efektifitas penurunan demam paska imunisasi pada Bayi di PMB yang diberikan kompres Kompres Bawang Merah dengan nilai P-value 0,001. Artinya kompres Tepid Sponge dan Bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh paska imunisasi pada bayi. Diharapkan ibu yang memiliki balita dapat menerapkan kompres Tepid Sponge dan Bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh paska imunisasi pada bayi. \u0000 Kata Kunci: Balita, Tepid Sponge, Bawang Merah","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"123 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141665399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Efek yang timbul akibat dismenore adalah ketidaknyamanan yang dialami oleh wanita setiap kali menstruasi datang, dengan potensi munculnya gangguan pada sistem reproduksi. Dismenore dapat diatasi dengan terapi non farmakologi seperti terapi yoga. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas penurunan rasa nyeri dismenore dengan terapi yoga pada remaja putri di MTs HI Karawang tahun 2023. Pengkajian dilaksanakan terhadap dua remaja putri yang mengalami dismenore primer. Berdasarkan hasil pengkajian tingkat nyeri dismenore pada remaja putri dengan terapi yoga diketahui bahwa selama observasi 3 hari adanya penurunan tingkat nyeri yaitu pada hari ke-1 tingkat nyeri dengan skala 7 (nyeri berat), hari ke-2 dengan skala 5 (nyeri sedang) dan hari ke-3 dengan skala 3 (nyeri ringan). Berdasarkan hasil pengkajian tingkat nyeri dismenore Pada Remaja Putri dengan tidak diberikan terapi diketahui bahwa selama observasi 3 hari adanya penurunan tingkat nyeri yatu pada hari ke-1 tingkat nyeri dengan skala 7 (nyeri berat), hari ke-2 dengan skala 6 (nyeri sedang) dan hari ke-3 dengan skala 5 (nyeri sedang). Berdasarkan penelitian mengenai tingkat nyeri dismenore pada remaja putri, hasil menunjukkan bahwa remaja putri yang mengikuti terapi yoga mengalami penurunan skala nyeri lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima intervensi. Oleh karena itu, disarankan agar bidan memberikan konseling kepada remaja mengenai cara-cara mengurangi nyeri dismenore pada remaja. Kata Kunci : Dismenore, Terapi yoga
{"title":"EFEKTIVITAS PENURUNAN RASA NYERI DISMENORE DENGAN TERAPI YOGA PADA REMAJA PUTRI DI MTS HI KARAWANG","authors":"Eka Kartika, Shinta Mona Lisca","doi":"10.47560/keb.v13i1.552","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/keb.v13i1.552","url":null,"abstract":"Efek yang timbul akibat dismenore adalah ketidaknyamanan yang dialami oleh wanita setiap kali menstruasi datang, dengan potensi munculnya gangguan pada sistem reproduksi. Dismenore dapat diatasi dengan terapi non farmakologi seperti terapi yoga. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas penurunan rasa nyeri dismenore dengan terapi yoga pada remaja putri di MTs HI Karawang tahun 2023. Pengkajian dilaksanakan terhadap dua remaja putri yang mengalami dismenore primer. Berdasarkan hasil pengkajian tingkat nyeri dismenore pada remaja putri dengan terapi yoga diketahui bahwa selama observasi 3 hari adanya penurunan tingkat nyeri yaitu pada hari ke-1 tingkat nyeri dengan skala 7 (nyeri berat), hari ke-2 dengan skala 5 (nyeri sedang) dan hari ke-3 dengan skala 3 (nyeri ringan). Berdasarkan hasil pengkajian tingkat nyeri dismenore Pada Remaja Putri dengan tidak diberikan terapi diketahui bahwa selama observasi 3 hari adanya penurunan tingkat nyeri yatu pada hari ke-1 tingkat nyeri dengan skala 7 (nyeri berat), hari ke-2 dengan skala 6 (nyeri sedang) dan hari ke-3 dengan skala 5 (nyeri sedang). Berdasarkan penelitian mengenai tingkat nyeri dismenore pada remaja putri, hasil menunjukkan bahwa remaja putri yang mengikuti terapi yoga mengalami penurunan skala nyeri lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima intervensi. Oleh karena itu, disarankan agar bidan memberikan konseling kepada remaja mengenai cara-cara mengurangi nyeri dismenore pada remaja. \u0000 Kata Kunci : Dismenore, Terapi yoga","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"54 20","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141663249","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin. Penanganan hipertensi selama ini dilakukan dengan pemberian farmakologis namun dapat mengakibatkan efek samping. Yoga restorative adalah terapi non farmakologis yang bermanfaat melancarkan sirkulasi darah ke ibu dan janin. Tujuan : Membuktikan bahwa yoga restorative dapat menurunkan tekanan darah ibu hamil dengan hipertensi. Metode : Quasy Experiment dengan rancangan pretest and posttest with control group design. Sampel berjumlah 32 orang yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Pada kelompok intervensi diberikan antenatal care dan Yoga restorative selama 14 hari dan pada kelompok kontrol diberi antenatal care saja. Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap hari selama penelitian. Hasil : Terdapat perbedaan signifikan tekanan darah sistolik antar kelompok intervensi dan kontrol dengan p value 0,000 dan diastolik p value 0,000. Pada kelompok intervensi mengalami penurunan sistolik sebesar 16,8 mmHg dan diastolik sebesar 17,1 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik mulai pada hari ke 5 dengan nilai 0,000. Kesimpulan : yoga restorative selama 14 hari efektif untuk menurunkan tekanan darah ibu hamil dengan hipertensi gestasional ringan.
{"title":"EFEKTIVITAS YOGA RESTORATIF TERHADAP HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN","authors":"Sendy Firza Novilia Tono, Yuli Suryanti, Devi Aprilia","doi":"10.47560/keb.v13i1.593","DOIUrl":"https://doi.org/10.47560/keb.v13i1.593","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin. Penanganan hipertensi selama ini dilakukan dengan pemberian farmakologis namun dapat mengakibatkan efek samping. Yoga restorative adalah terapi non farmakologis yang bermanfaat melancarkan sirkulasi darah ke ibu dan janin. \u0000Tujuan : Membuktikan bahwa yoga restorative dapat menurunkan tekanan darah ibu hamil dengan hipertensi. \u0000Metode : Quasy Experiment dengan rancangan pretest and posttest with control group design. Sampel berjumlah 32 orang yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Pada kelompok intervensi diberikan antenatal care dan Yoga restorative selama 14 hari dan pada kelompok kontrol diberi antenatal care saja. Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap hari selama penelitian. \u0000Hasil : Terdapat perbedaan signifikan tekanan darah sistolik antar kelompok intervensi dan kontrol dengan p value 0,000 dan diastolik p value 0,000. Pada kelompok intervensi mengalami penurunan sistolik sebesar 16,8 mmHg dan diastolik sebesar 17,1 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik mulai pada hari ke 5 dengan nilai 0,000. \u0000Kesimpulan : yoga restorative selama 14 hari efektif untuk menurunkan tekanan darah ibu hamil dengan hipertensi gestasional ringan. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":" 596","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141669500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-05-04DOI: 10.35890/jkdh.v13i01.309
Rina Rina, E. Wahyuni, Mike Rositarini
Background: The growth and development period of infants needs special attention because the process is very fast. There are still toddlers who experience gross motor and fine motor disorders. World Health Organization (WHO) 2016 globally states that around 20-40% of infants aged 0-2 years experience problems with delays in the development process, 5-25% of toddlers who experience gross motor and fine motor disorders. The impact of delays in infant gross motor development causes a decrease in creativity in the adaptation period while the impact of delays in fine motor development causes obstacles in the child's learning process. Efforts that can be made in optimizing the growth and development of fine motor and gross motor in infants in addition to nutrition provided by the mother and one of the other ways needs stimulation. The combination of stimulation of baby massage and lavender essential oil is one of the stimulations to improve gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. Objective: Proving the effect of a combination of baby massage stimulation and lavender essential oil on improving gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. Methods: Pre-experimental quantitative research design with one group pretest-postest design. Sample 40 infants aged 3-12 months. Analysis used to assess the effect on the improvement of gross motor and fine motor in 2 PMB using t test. Results: Hypothesis testing in this study using the Wilcoxon test. Obtained a probability value (p value) of (p value) 0.02 or < 0.05, which means that there is a combined effect of baby massage stimulation and lavender essential oil on improving gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. The intervention was given for 4 weeks, twice a week the intervention was given a combination of baby massage and lavender essential oil, then an evaluation was carried out using the Pre-Developmental Screening Questionnaire (KPSP), consisting of 10 assessment items, starting from gross motor, fine motor, socialization and independence assessments. as well as speech and language skills. Conclusion: The combination of baby massage stimulation and lavender essential oil has an effect on improving gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. Suggestion: parents who have babies are expected to routinely provide baby massage stimulation.
{"title":"Pengaruh Kombinasi Stimulasi Pijat bayi dan Esensial Oil Lavender Terhadap Motorik Kasar dan Motorik Halus Pada Bayi Usia 3-12 Bulan di Kota Bengkulu","authors":"Rina Rina, E. Wahyuni, Mike Rositarini","doi":"10.35890/jkdh.v13i01.309","DOIUrl":"https://doi.org/10.35890/jkdh.v13i01.309","url":null,"abstract":"Background: The growth and development period of infants needs special attention because the process is very fast. There are still toddlers who experience gross motor and fine motor disorders. World Health Organization (WHO) 2016 globally states that around 20-40% of infants aged 0-2 years experience problems with delays in the development process, 5-25% of toddlers who experience gross motor and fine motor disorders. The impact of delays in infant gross motor development causes a decrease in creativity in the adaptation period while the impact of delays in fine motor development causes obstacles in the child's learning process. Efforts that can be made in optimizing the growth and development of fine motor and gross motor in infants in addition to nutrition provided by the mother and one of the other ways needs stimulation. The combination of stimulation of baby massage and lavender essential oil is one of the stimulations to improve gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. \u0000Objective: Proving the effect of a combination of baby massage stimulation and lavender essential oil on improving gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. \u0000Methods: Pre-experimental quantitative research design with one group pretest-postest design. Sample 40 infants aged 3-12 months. Analysis used to assess the effect on the improvement of gross motor and fine motor in 2 PMB using t test. Results: Hypothesis testing in this study using the Wilcoxon test. Obtained a probability value (p value) of (p value) 0.02 or < 0.05, which means that there is a combined effect of baby massage stimulation and lavender essential oil on improving gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. The intervention was given for 4 weeks, twice a week the intervention was given a combination of baby massage and lavender essential oil, then an evaluation was carried out using the Pre-Developmental Screening Questionnaire (KPSP), consisting of 10 assessment items, starting from gross motor, fine motor, socialization and independence assessments. as well as speech and language skills. \u0000Conclusion: The combination of baby massage stimulation and lavender essential oil has an effect on improving gross motor and fine motor in infants aged 3-12 months. Suggestion: parents who have babies are expected to routinely provide baby massage stimulation.","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"94 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141014642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-05-04DOI: 10.35890/jkdh.v13i01.335
Lia Agustin, D. Rahmawati
Feeding babies directly from the mother's own breast is breastfeeding. When breastfeeding, mothers need the support of their husband because breastfeeding is not carried out by the mother and baby alone. A husband who is not supportive can affect the mother's emotions, leading baby blues. Emotional support is needed by couples / wives because emotional support affects thoughts, feelings, and sensations that greatly affect the release of oxytocin. Therefore, a husband has a very important role to keep the oxytocin reflex smooth This study aims to determine the relationship between the husband's role and the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. The research design uses correlational research with a cross-sectional approach. The population and sample were all mothers breastfeeding babies aged 0-6 months at Posyandu in Tales Village. Using a total sampling technique, 30 respondents were obtained. The variables consist of the independent variable, namely the husband's role in mothers breastfeeding babies aged 0-6 months and the dependent variable, namely the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. Data were collected using a questionnaire on the husband's role in mothers breastfeeding babies aged 0-6 months and the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. Data processing uses univariate and bivariate analysis with the Chi Square test The research results showed that 13 respondents (43.3%) supported their husband's role with a positive maternal attitude. The statistical test results show that the calculated χ2 is 4.41 which is greater than the table χ2 of 3.841, so H1 is accepted. Based on the data above, it can be concluded that there is a relationship between the husband's role and the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. From the results of this research, it is hoped that health workers can provide health education through classes for pregnant women by involving their husbands when attending classes for pregnant women. From the statistical test, χ2 calculated 9.03. When compared with χ2 table with a significant level of 5% and n = 30 which is 3.841 it is found that χ2 counts > χ2 table
{"title":"Hubungan Peran Suami Dengan Sikap Ibu Dalam Proses Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan","authors":"Lia Agustin, D. Rahmawati","doi":"10.35890/jkdh.v13i01.335","DOIUrl":"https://doi.org/10.35890/jkdh.v13i01.335","url":null,"abstract":"Feeding babies directly from the mother's own breast is breastfeeding. When breastfeeding, mothers need the support of their husband because breastfeeding is not carried out by the mother and baby alone. A husband who is not supportive can affect the mother's emotions, leading baby blues. Emotional support is needed by couples / wives because emotional support affects thoughts, feelings, and sensations that greatly affect the release of oxytocin. Therefore, a husband has a very important role to keep the oxytocin reflex smooth This study aims to determine the relationship between the husband's role and the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. \u0000The research design uses correlational research with a cross-sectional approach. The population and sample were all mothers breastfeeding babies aged 0-6 months at Posyandu in Tales Village. Using a total sampling technique, 30 respondents were obtained. The variables consist of the independent variable, namely the husband's role in mothers breastfeeding babies aged 0-6 months and the dependent variable, namely the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. \u0000Data were collected using a questionnaire on the husband's role in mothers breastfeeding babies aged 0-6 months and the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. Data processing uses univariate and bivariate analysis with the Chi Square test \u0000The research results showed that 13 respondents (43.3%) supported their husband's role with a positive maternal attitude. The statistical test results show that the calculated χ2 is 4.41 which is greater than the table χ2 of 3.841, so H1 is accepted. \u0000Based on the data above, it can be concluded that there is a relationship between the husband's role and the mother's attitude in the process of breastfeeding babies aged 0-6 months. From the results of this research, it is hoped that health workers can provide health education through classes for pregnant women by involving their husbands when attending classes for pregnant women. From the statistical test, χ2 calculated 9.03. When compared with χ2 table with a significant level of 5% and n = 30 which is 3.841 it is found that χ2 counts > χ2 table","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"114 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141013482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Angka kematian ibu (AKI) merupakan satu indikator kesehatan , di Indonesia AKI masih tinggi apabila dibandingkan Negara di ASEAN lainnya. Ibu hamil mempunyai resiko terjadinya kematian akibat faktor resiko tinggi, pendampingan kader merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai bersalin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pendampingan kader terhadap kunjungan antenatal care (ANC) ibu hamil resiko tinggi di Kelurahan Mojoroto . Jenis penelitian ini korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Subyek penelitian 44 ibu hamil resiko tinggi skor SPR ≥10 pada usia kehamilan trimester 2 dan 3. Variabel bebas adalah tugas kader yaitu sebagai fasilitator, motivator, mediator dan pendamping yang diperoleh dengan wawancara dan buku catatan kader. Variabel terikat adalah kunjungan ANC dari buku KIA ibu hamil. Data dianalisis dengan distribusi frekuensi, bivariate dengan uji pearson product moment, dan multivariate dengan uji regresi logistik. Gambaran tugas kader sebagian besar sebagai fasilitator aktif (85%), hampir seluruhnya sebagai motivator aktif (89%), hampir seluruhnya sebagai mediator aktif (89%) dan sebagian besar sebagai pendamping yang aktif (57%). Kunjungan ANC ibu hamil resiko tinggi sebagian besar (77 %) teratur. Ada pengaruh secara bersama sama antara tugas kader terhadap kunjungan ANC ibu hamil resiko tinggi. Variabel yang paling berpengaruh adalah tugas kader sebagai pendamping. Keterlibatan masyarakat yaitu kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam melaksanakan program kesehatan sangat diperlukan sehingga pencapain target kesehatan dapat maksimal.
孕产妇死亡率(MMR)是健康指标之一,与其他东盟国家相比,印度尼西亚的孕产妇死亡率仍然很高。孕妇因高危因素而面临死亡风险,干部援助是改善孕妇分娩前健康状况的努力之一。本研究的目的是确定对 Mojoroto 村高危孕妇产前检查(ANC)实施干部援助的描述。此类研究采用的是横断面相关研究方法。自变量是通过访谈和干部笔记本获得的干部作为促进者、激励者、调解者和陪伴者的职责。因变量是从孕妇的 KIA 手册中获得的产前检查次数。数据分析采用频率分布法、皮尔逊乘积矩检验法进行二元分析,以及逻辑回归检验法进行多元分析。干部的角色主要是积极的促进者(85%),几乎完全是积极的激励者(89%),几乎完全是积极的调解者(89%),大部分是积极的陪伴者(57%)。高危孕妇的产前检查大多(77%)定期进行。干部职责对高危孕妇的产前检查有共同影响。影响最大的变量是干部的陪护职责。需要社区参与,即干部、社区领袖和宗教领袖参与保健计划的实施,这样才能最大限度地实现保健目标。
{"title":"Pelaksanaan Pendampingan Ibu Hamil Resiko Tinggi Oleh Kader Di Kelurahan Mojoroto Kota Kediri","authors":"Lely Khulafa'ur Rosidah, Siti Komariyah, Susiani Endarwati","doi":"10.35890/jkdh.v13i01.341","DOIUrl":"https://doi.org/10.35890/jkdh.v13i01.341","url":null,"abstract":"Angka kematian ibu (AKI) merupakan satu indikator kesehatan , di Indonesia AKI masih tinggi apabila dibandingkan Negara di ASEAN lainnya. Ibu hamil mempunyai resiko terjadinya kematian akibat faktor resiko tinggi, pendampingan kader merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan ibu hamil sampai bersalin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pendampingan kader terhadap kunjungan antenatal care (ANC) ibu hamil resiko tinggi di Kelurahan Mojoroto . Jenis penelitian ini korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Subyek penelitian 44 ibu hamil resiko tinggi skor SPR ≥10 pada usia kehamilan trimester 2 dan 3. Variabel bebas adalah tugas kader yaitu sebagai fasilitator, motivator, mediator dan pendamping yang diperoleh dengan wawancara dan buku catatan kader. Variabel terikat adalah kunjungan ANC dari buku KIA ibu hamil. Data dianalisis dengan distribusi frekuensi, bivariate dengan uji pearson product moment, dan multivariate dengan uji regresi logistik. Gambaran tugas kader sebagian besar sebagai fasilitator aktif (85%), hampir seluruhnya sebagai motivator aktif (89%), hampir seluruhnya sebagai mediator aktif (89%) dan sebagian besar sebagai pendamping yang aktif (57%). Kunjungan ANC ibu hamil resiko tinggi sebagian besar (77 %) teratur. Ada pengaruh secara bersama sama antara tugas kader terhadap kunjungan ANC ibu hamil resiko tinggi. Variabel yang paling berpengaruh adalah tugas kader sebagai pendamping. Keterlibatan masyarakat yaitu kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam melaksanakan program kesehatan sangat diperlukan sehingga pencapain target kesehatan dapat maksimal.","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"203 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141013291","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-05-04DOI: 10.35890/jkdh.v13i01.340
Aprilia nurtika Sari
Manajemen laktasi merujuk pada serangkaian tindakan yang dirancang untuk memastikan keseluruhan proses menyusui berjalan dengan sukses. Kurangnya pemahaman ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi dapat menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Dengan menerapkan manajemen laktasi dengan benar, ibu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mendukung proses tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik manajemen laktasi yang dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Posyandu Bonto, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk pada bulan April 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang bekerja di Posyandu Bonto, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, dengan jumlah responden 25 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil pengukuran diklasifikasikan dalam skala ordinal. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki perilaku manajemen laktasi pada kategori cukup, yaitu sebanyak 14 responden (56%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu menyusui yang bekerja memiliki perilaku manajemen laktasi yang cukup. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan kesehatan yang tepat tentang manajemen laktasi kepada ibu.
{"title":"Perilaku Manajemen Laktasi Pada Ibu Menyusui yang Bekerja","authors":"Aprilia nurtika Sari","doi":"10.35890/jkdh.v13i01.340","DOIUrl":"https://doi.org/10.35890/jkdh.v13i01.340","url":null,"abstract":"Manajemen laktasi merujuk pada serangkaian tindakan yang dirancang untuk memastikan keseluruhan proses menyusui berjalan dengan sukses. Kurangnya pemahaman ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi dapat menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Dengan menerapkan manajemen laktasi dengan benar, ibu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mendukung proses tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik manajemen laktasi yang dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Posyandu Bonto, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk pada bulan April 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang bekerja di Posyandu Bonto, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, dengan jumlah responden 25 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil pengukuran diklasifikasikan dalam skala ordinal. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki perilaku manajemen laktasi pada kategori cukup, yaitu sebanyak 14 responden (56%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu menyusui yang bekerja memiliki perilaku manajemen laktasi yang cukup. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan kesehatan yang tepat tentang manajemen laktasi kepada ibu.","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"68 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141013190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-05-04DOI: 10.35890/jkdh.v13i01.323
Anya Unida, D. Rahayu, Susanti Pratamaningtyas
The decrease sleep duration during pregnancy increases in the third trimester. Giving non-pharmacological therapies that can be done to help improve sleep quality is to do an endorphine massage. The aim of this study was to determine the effect of endorphine massage on the sleep quality of pregnant women 37-40 weeks in the Working Area of the Mojo Health Center, Kediri Regency. The method of this research is Pre-Experiment with One Group Pretest-Posttest Design without a control group, using a total sampling technique with a total sample of 30 respondents. Endorphine massage intervention will be carried out 2 times in a row with the duration of 15-20 minutes each session. Data collection used the questionnaire PSQI, analysis used Mc Nemar test obtained P-Value 1 > 0.05, it can be concluded that statistically, there is no effect of endorphine massage on the sleep quality of pregnant women 37-40 weeks in the Working Area of the Mojo Health Center, Kediri Regency. Poor sleep quality in pregnant women due to frequent awakening from sleep. This makes it difficult for pregnant women to achieve deep sleep. So it is necessary to do endorphine massage regularly by paying attention to disturbing factors, so that pregnant women can experience better quality sleep.
{"title":"Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Usia Kehamilan 37- 40 Minggu","authors":"Anya Unida, D. Rahayu, Susanti Pratamaningtyas","doi":"10.35890/jkdh.v13i01.323","DOIUrl":"https://doi.org/10.35890/jkdh.v13i01.323","url":null,"abstract":"The decrease sleep duration during pregnancy increases in the third trimester. Giving non-pharmacological therapies that can be done to help improve sleep quality is to do an endorphine massage. The aim of this study was to determine the effect of endorphine massage on the sleep quality of pregnant women 37-40 weeks in the Working Area of the Mojo Health Center, Kediri Regency. The method of this research is Pre-Experiment with One Group Pretest-Posttest Design without a control group, using a total sampling technique with a total sample of 30 respondents. Endorphine massage intervention will be carried out 2 times in a row with the duration of 15-20 minutes each session. Data collection used the questionnaire PSQI, analysis used Mc Nemar test obtained P-Value 1 > 0.05, it can be concluded that statistically, there is no effect of endorphine massage on the sleep quality of pregnant women 37-40 weeks in the Working Area of the Mojo Health Center, Kediri Regency. Poor sleep quality in pregnant women due to frequent awakening from sleep. This makes it difficult for pregnant women to achieve deep sleep. So it is necessary to do endorphine massage regularly by paying attention to disturbing factors, so that pregnant women can experience better quality sleep.","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141013990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-05-04DOI: 10.35890/jkdh.v13i01.303
Suci Sholihat, Rolita Efriani
Premenstrual Syndrome (PMS) terjadi sekitar 75% terjadi pada wanita usia reproduksi. Dampak dari gejala kecemasan yang dialami pada saat PMS yaitu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari baik masalah akademik, pekerjaan, keluarga dan sosial. Keadaan ini dapat menyebabkan remaja mengalami masalah dalam hal prestasi di sekolah dan hubungan sosial dengan teman sebayanya atau gangguan aktivitas sehari-hari apabila PMS tersebut tidak tertangani dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Wheel Yoga Terhadap Penuruanan Gejala Kecemasan Premsntrual Syndrome Pada Siswa SMPN 05 Kota Bengkulu. Metode Penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan rancangan Pretest-Pottest With Control Design. Populasi dalam penelitian ini siswi kelas VIII di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu dengan sampel sebanyak 40 norang dan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswi dengan cara pengambilan sampel secara purposive sampling dan analisis data dalam penelitian menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa nilai rata rata nyeri dismenore sebelum diberikan wheel yoga adalah 5,74 dan rata rata nyeri sesudah diberikan wheel yoga adalah 3,44.Hasil uji wilcoxon diperoleh p-value 0,000 dengan beda mean 2,3.Maka ada pengaruh wheel yoga terhadap penurunan gejala kecemasan premenstrual syndrome di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu tahun 2023.
约 75% 的育龄妇女会出现经前综合症(PMS)。经前综合征期间出现的焦虑症状会影响日常活动,包括学习、工作、家庭和社交问题。如果处理不当,这种情况会导致青少年在学业成绩、与同龄人的社交关系等方面出现问题,或扰乱日常活动。本研究旨在确定轮式瑜伽对减轻明古鲁市SMPN 05学生经前综合症焦虑症状的影响。本研究采用的是 "预试验-最差试验-对照设计 "的准实验方法。研究对象为明古鲁市第05中学八年级学生,样本数为40人,抽样方式为目的性抽样,抽样对象为女生,数据分析采用Wilcoxon检验。研究结果发现,轮式瑜伽练习前痛经的平均值为5.74,轮式瑜伽练习后痛经的平均值为3.44。因此,轮式瑜伽对减轻2023年明古鲁市SMP Negeri 05的经前综合症焦虑症状有一定的效果。
{"title":"Pengaruh Wheel Yoga Terhadap Penurunan Gejala Kecemasan Premenstrual Syndrome pada Siswa SMPN 05 Kota Bengkulu Tahun 2023","authors":"Suci Sholihat, Rolita Efriani","doi":"10.35890/jkdh.v13i01.303","DOIUrl":"https://doi.org/10.35890/jkdh.v13i01.303","url":null,"abstract":"Premenstrual Syndrome (PMS) terjadi sekitar 75% terjadi pada wanita usia reproduksi. Dampak dari gejala kecemasan yang dialami pada saat PMS yaitu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari baik masalah akademik, pekerjaan, keluarga dan sosial. Keadaan ini dapat menyebabkan remaja mengalami masalah dalam hal prestasi di sekolah dan hubungan sosial dengan teman sebayanya atau gangguan aktivitas sehari-hari apabila PMS tersebut tidak tertangani dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Wheel Yoga Terhadap Penuruanan Gejala Kecemasan Premsntrual Syndrome Pada Siswa SMPN 05 Kota Bengkulu. Metode Penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan rancangan Pretest-Pottest With Control Design. Populasi dalam penelitian ini siswi kelas VIII di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu dengan sampel sebanyak 40 norang dan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswi dengan cara pengambilan sampel secara purposive sampling dan analisis data dalam penelitian menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa nilai rata rata nyeri dismenore sebelum diberikan wheel yoga adalah 5,74 dan rata rata nyeri sesudah diberikan wheel yoga adalah 3,44.Hasil uji wilcoxon diperoleh p-value 0,000 dengan beda mean 2,3.Maka ada pengaruh wheel yoga terhadap penurunan gejala kecemasan premenstrual syndrome di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu tahun 2023. \u0000 ","PeriodicalId":31977,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan","volume":"10 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141013928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}