Pub Date : 2023-02-26DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p43-59
Aminatuzzuchriyah Awalinni, Y. Harsono
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesepian dan perilaku nonsuicidal self-injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan model kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek penelitian ini ialah 65 mahasiswa Psikologi dari enam universitas negeri maupun swasta di Kota Malang yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari skala kesepian milik Russell (1996) yang terdiri atas 20 aitem dan skala nonsuicidal self-injury yang terdiri dari 39 aitem yang diadaptasi dari skala milik Klonsky & Glenn (2009) . Analisis data penelitian menggunakan Pearson’s product moment correlation, menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara kesepian dan nonsuicidal self-injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang sebesar 0,341 dengan nilai signifikasi (p) 0,005 (p≤0,005) termasuk dalam kategori rendah dan searah. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kesepian dengan perilaku nonsuicidal self-injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang.
{"title":"Hubungan Antara Kesepian Dan Perilaku Non-suicidal Self-injury Pada Mahasiswa Psikologi di Kota Malang","authors":"Aminatuzzuchriyah Awalinni, Y. Harsono","doi":"10.26740/jptt.v14n1.p43-59","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v14n1.p43-59","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesepian dan perilaku nonsuicidal self-injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan model kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek penelitian ini ialah 65 mahasiswa Psikologi dari enam universitas negeri maupun swasta di Kota Malang yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari skala kesepian milik Russell (1996) yang terdiri atas 20 aitem dan skala nonsuicidal self-injury yang terdiri dari 39 aitem yang diadaptasi dari skala milik Klonsky & Glenn (2009) . Analisis data penelitian menggunakan Pearson’s product moment correlation, menunjukkan korelasi positif dan signifikan antara kesepian dan nonsuicidal self-injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang sebesar 0,341 dengan nilai signifikasi (p) 0,005 (p≤0,005) termasuk dalam kategori rendah dan searah. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kesepian dengan perilaku nonsuicidal self-injury pada mahasiswa psikologi di Kota Malang.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45796139","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-26DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p90-104
Ancilla Ghislaine Orsley, E. Simanjuntak
Kecemburuan umumnya dialami sebagian besar pasangan yang menjalin hubungan romantis. Kecemburuan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mempertahankan cinta dan hubungan, beberapa orang mungkin juga menganggap kecemburuan sebagai ancaman bagi hubungan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemburuan romantis dengan kepuasan hubungan pada emerging adult yang sedang menjalani hubungan berpacaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat korelasional. Responden penelitian ini berjumlah 150 emerging adult usia 18-25 tahun yang berpacaran. Instrumen penelitian ini adalah Multidimensional Jealousy Scale (MJS) oleh Pfeiffer & Wong (1989) untuk mengukur kecemburuan romantis dan Relationship Assessment Scale (RAS) oleh S.S. Hendrick (1988) untuk mengukur kepuasan hubungan romantis. Melalui teknik statistik Spearman correlation, ditemukan terdapat hubungan antara kecemburuan dengan kepuasan hubungan pada emerging adult yang berpacaran (r = -.338 p < .01), ditinjau dari dimensi kecemburuan romantis yaitu kognitif (r = -.363, p < .01) serta perilaku (r = -.258, p < .01) yang juga berkorelasi dengan kepuasan hubungan. Semakin tinggi kecemburuan emerging adult, semakin rendah kepuasan terhadap hubungan yang dijalaninya. Sedangkan dimensi emosi ditemukan tidak ada korelasi dengan kepuasan hubungan (r = .000, p > .01). Hasil temuan lain terkait dimensi kecemburuan serta kepuasan hubungan turut dibahas dalam penelitian ini.
{"title":"Hubungan antara Kecemburuan Romantis dengan Kepuasan Hubungan pada Emerging Adult yang Berpacaran","authors":"Ancilla Ghislaine Orsley, E. Simanjuntak","doi":"10.26740/jptt.v14n1.p90-104","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v14n1.p90-104","url":null,"abstract":"Kecemburuan umumnya dialami sebagian besar pasangan yang menjalin hubungan romantis. Kecemburuan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mempertahankan cinta dan hubungan, beberapa orang mungkin juga menganggap kecemburuan sebagai ancaman bagi hubungan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemburuan romantis dengan kepuasan hubungan pada emerging adult yang sedang menjalani hubungan berpacaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat korelasional. Responden penelitian ini berjumlah 150 emerging adult usia 18-25 tahun yang berpacaran. Instrumen penelitian ini adalah Multidimensional Jealousy Scale (MJS) oleh Pfeiffer & Wong (1989) untuk mengukur kecemburuan romantis dan Relationship Assessment Scale (RAS) oleh S.S. Hendrick (1988) untuk mengukur kepuasan hubungan romantis. Melalui teknik statistik Spearman correlation, ditemukan terdapat hubungan antara kecemburuan dengan kepuasan hubungan pada emerging adult yang berpacaran (r = -.338 p < .01), ditinjau dari dimensi kecemburuan romantis yaitu kognitif (r = -.363, p < .01) serta perilaku (r = -.258, p < .01) yang juga berkorelasi dengan kepuasan hubungan. Semakin tinggi kecemburuan emerging adult, semakin rendah kepuasan terhadap hubungan yang dijalaninya. Sedangkan dimensi emosi ditemukan tidak ada korelasi dengan kepuasan hubungan (r = .000, p > .01). Hasil temuan lain terkait dimensi kecemburuan serta kepuasan hubungan turut dibahas dalam penelitian ini.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47108439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-26DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p32-42
Dewi Anggraini, Rachmawati Rachmawati, M. Puspasari, Almira Tri Rahma Zela
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat konflik peran ganda dan job insecurity terhadap subjective well-being pada perawat wanita di kota X. Hipotesis penelitian ini yaitu ada peran konflik peran ganda dan job insecurity terhadap subjective well-being pada perawat wanita di kota X Propinsi Bengkulu. Populasi penelitian ini adalah perawat wanita di kota X yang telah menikah dan memiliki anak. Jumlah populasi sebanyak 220 partisipan. Sampel penelitian sebanyak 135 orang dan untuk uji coba sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive sampling. Komponen subjective well-being diambil dari Diener, dkk (1999), dimensi job insecurity sesuai dengan pernyataan dari Sverke, Hellgren dan Isaksson (1999) dan jenis-jenis konflik peran ganda diambil dari Netmeyer, Boles, Mcmurrian (1996). Metode penelitian menggunakan analisis data regresi linier berganda untuk uji hipotesis, yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan linearitas terlebih dahulu. Hasilnya menunjukkan R=0,636 R square=0,404 F=44,775 P=0,000 , (p<0,05), maka ada peran yang signifikan dari konflik peran ganda dan job insecurity terhadap subjective well-being. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.
{"title":"Konflik Peran Ganda dan Job Insecurity terhadap Subjective Well-Being","authors":"Dewi Anggraini, Rachmawati Rachmawati, M. Puspasari, Almira Tri Rahma Zela","doi":"10.26740/jptt.v14n1.p32-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v14n1.p32-42","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat konflik peran ganda dan job insecurity terhadap subjective well-being pada perawat wanita di kota X. Hipotesis penelitian ini yaitu ada peran konflik peran ganda dan job insecurity terhadap subjective well-being pada perawat wanita di kota X Propinsi Bengkulu. Populasi penelitian ini adalah perawat wanita di kota X yang telah menikah dan memiliki anak. Jumlah populasi sebanyak 220 partisipan. Sampel penelitian sebanyak 135 orang dan untuk uji coba sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive sampling. Komponen subjective well-being diambil dari Diener, dkk (1999), dimensi job insecurity sesuai dengan pernyataan dari Sverke, Hellgren dan Isaksson (1999) dan jenis-jenis konflik peran ganda diambil dari Netmeyer, Boles, Mcmurrian (1996). Metode penelitian menggunakan analisis data regresi linier berganda untuk uji hipotesis, yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan linearitas terlebih dahulu. Hasilnya menunjukkan R=0,636 R square=0,404 F=44,775 P=0,000 , (p<0,05), maka ada peran yang signifikan dari konflik peran ganda dan job insecurity terhadap subjective well-being. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47830299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-26DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p60-78
Pinkan Pinardi, Ira Darmawanti
WhatsApp adalah aplikasi perpesanan yang memungkinkan pengguna berinteraksi melalui pesan teks, gambar, video, dan bahkan percakapan telepon antar individu maupun individu dengan kelompok. Grup Whatsapp keluarga adalah contoh nyata interaksi individu dengan kelompok yang nyata di masyarakat namun fungsi grup-grup Whatsapp telah beralih menjadi wadah untuk berbagi omong kosong, lelucon, dan bahkan hoax. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman subjek sebagai terdampak persebaran hoax melalui grup Whatsapp keluarga, bagaimana subjek menyikapi perdebatan didalam keluarganya, dan apa implikasinya terhadap dirinya sendiri maupun keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek terdiri dari 8 orang yang ditentukan secara purposif dengan melihat dan mempertimbangkan seberapa aktif diskusi yang terbentuk pada grup Whatsapp keluarganya. Data dirangkum melalui wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga tema dominan, yaitu pengalaman hoax dalam keluarga, perdebatan didalam keluarga, dan presepsi dan harapan terhadap keluarga yang diharapkan oleh subjek selaku penerima hoax. Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa generasi muda cukup mampu dalam menyaring berita-berita mana yang benar atau hoax sedangkan orang tua lebih sering menerima informasi begitu saja tanpa diikuti dengan literasi yang mumpuni. Hal ini yang kemudian membuat grup Whatsapp keluarga malah menjadi sebuah tempat perdebatan antar dua kubu anggota keluarga. Terdapat keresahan jika terjadi perdebatan didalam keluarga subjek namun subjek juga menerima hal tersebut dan memberikan pengertian berupa literasi yang cukup terhadap anggota keluarga yang lain terkait berita-berita yang belum diketahui kebenarannya.
{"title":"Post-Truth Era: Ancaman Polarisasi Melalui Grup Whatsapp Keluarga","authors":"Pinkan Pinardi, Ira Darmawanti","doi":"10.26740/jptt.v14n1.p60-78","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v14n1.p60-78","url":null,"abstract":"WhatsApp adalah aplikasi perpesanan yang memungkinkan pengguna berinteraksi melalui pesan teks, gambar, video, dan bahkan percakapan telepon antar individu maupun individu dengan kelompok. Grup Whatsapp keluarga adalah contoh nyata interaksi individu dengan kelompok yang nyata di masyarakat namun fungsi grup-grup Whatsapp telah beralih menjadi wadah untuk berbagi omong kosong, lelucon, dan bahkan hoax. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengalaman subjek sebagai terdampak persebaran hoax melalui grup Whatsapp keluarga, bagaimana subjek menyikapi perdebatan didalam keluarganya, dan apa implikasinya terhadap dirinya sendiri maupun keluarganya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subjek terdiri dari 8 orang yang ditentukan secara purposif dengan melihat dan mempertimbangkan seberapa aktif diskusi yang terbentuk pada grup Whatsapp keluarganya. Data dirangkum melalui wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga tema dominan, yaitu pengalaman hoax dalam keluarga, perdebatan didalam keluarga, dan presepsi dan harapan terhadap keluarga yang diharapkan oleh subjek selaku penerima hoax. Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa generasi muda cukup mampu dalam menyaring berita-berita mana yang benar atau hoax sedangkan orang tua lebih sering menerima informasi begitu saja tanpa diikuti dengan literasi yang mumpuni. Hal ini yang kemudian membuat grup Whatsapp keluarga malah menjadi sebuah tempat perdebatan antar dua kubu anggota keluarga. Terdapat keresahan jika terjadi perdebatan didalam keluarga subjek namun subjek juga menerima hal tersebut dan memberikan pengertian berupa literasi yang cukup terhadap anggota keluarga yang lain terkait berita-berita yang belum diketahui kebenarannya.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47633166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran resiliensi dalam memediasi hubungan antara persepsi dukungan sosial dosen pembimbing dengan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKIP UNS Angkatan 2017 yang sedang mengerjakan skripsi. Sampel yang digunakan berjumlah 172 orang, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari skala prokrastinasi akademik (α=0,848), skala resiliensi (α=0,856), dan skala persepsi dukungan sosial dosen pembimbing (α=0,853). Hasil analisis mediasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dukungan sosial dosen pembimbing dengan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi melalui resiliensi (p<0,05). Mediasi resiliensi menghasilkan estimasi pengaruh yang lebih besar dibandingkan pengaruh langsung (-0,383>-0,361). Peningkatan persepsi dukungan sosial dosen pembimbing mengestimasikan peningkatan resiliensi sebesar 0,67. Selanjutnya, peningkatan resiliensi mengestimasikan penurunan prokrastinasi akademik sebesar 0,57.
{"title":"Peran Resiliensi dalam Memediasi Hubungan Antara Persepsi Dukungan Sosial Dosen Pembimbing dengan Prokrastinasi Akademik Selama Mengerjakan Skripsi","authors":"Sabrina Anindya Rahayu, Rini Setyowati, Afia Fitriani","doi":"10.26740/jptt.v14n1.p1-11","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v14n1.p1-11","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran resiliensi dalam memediasi hubungan antara persepsi dukungan sosial dosen pembimbing dengan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKIP UNS Angkatan 2017 yang sedang mengerjakan skripsi. Sampel yang digunakan berjumlah 172 orang, diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari skala prokrastinasi akademik (α=0,848), skala resiliensi (α=0,856), dan skala persepsi dukungan sosial dosen pembimbing (α=0,853). Hasil analisis mediasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dukungan sosial dosen pembimbing dengan prokrastinasi akademik selama mengerjakan skripsi melalui resiliensi (p<0,05). Mediasi resiliensi menghasilkan estimasi pengaruh yang lebih besar dibandingkan pengaruh langsung (-0,383>-0,361). Peningkatan persepsi dukungan sosial dosen pembimbing mengestimasikan peningkatan resiliensi sebesar 0,67. Selanjutnya, peningkatan resiliensi mengestimasikan penurunan prokrastinasi akademik sebesar 0,57.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49407138","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-26DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p105-113
Yunita Christiana, P. Suyasa, Raja Oloan Tumanggor
Dampak dari pandemik COVID-19 menyebabkan banyak perusahaan harus melakukan perubahan terutama di elemen struktur organisasi. Perubahan tersebut menimbulkan tuntutan pekerjaan bagi karyawan. Tuntutan kerja merupakan karakteristik pekerjaan yang dapat menimbulkan ketegangan sehingga menjadi variabel yang menghambat peningkatan keterikatan kerja. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan efikasi diri sebagai salah satu sumber daya agar karyawan dapat yakin dan mampu dalam mengatasi tantangan pekerjaan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 181 partisipan yang merupakan karyawan di perusahaan swasta dari level staff hingga manajerial, memiliki banyak fungsi dan mengalami restrukturisasi. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan UWES-17, Job Demads-Resources Questionnaire dan General Self-efficacy. Teknik dalam penelitian ini menggunakan non-propability sampling dengan desain penelitian kuantitatif korelasional. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Moderated Regression. Hasil menunjukkan tuntutan kerja berperan negatif terhadap keterikatan kerja dan efikasi tidak signifikan memoderasi hubungan yang dibentuk. Artinya, pada karyawan dengan efikasi diri yang tinggi atau rendah tuntutan pekerjaan tetap berperan negatif terhadap keterikatan kerja. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya terkait work engagement dan personal resource pada perusahaan yang mengalami restrukturisasi.
{"title":"Pentingkah Efikasi Diri dalam Mempertahankan Keterikatan Kerja Saat Terjadi Restrukturisasi?","authors":"Yunita Christiana, P. Suyasa, Raja Oloan Tumanggor","doi":"10.26740/jptt.v14n1.p105-113","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v14n1.p105-113","url":null,"abstract":"Dampak dari pandemik COVID-19 menyebabkan banyak perusahaan harus melakukan perubahan terutama di elemen struktur organisasi. Perubahan tersebut menimbulkan tuntutan pekerjaan bagi karyawan. Tuntutan kerja merupakan karakteristik pekerjaan yang dapat menimbulkan ketegangan sehingga menjadi variabel yang menghambat peningkatan keterikatan kerja. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan efikasi diri sebagai salah satu sumber daya agar karyawan dapat yakin dan mampu dalam mengatasi tantangan pekerjaan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 181 partisipan yang merupakan karyawan di perusahaan swasta dari level staff hingga manajerial, memiliki banyak fungsi dan mengalami restrukturisasi. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan UWES-17, Job Demads-Resources Questionnaire dan General Self-efficacy. Teknik dalam penelitian ini menggunakan non-propability sampling dengan desain penelitian kuantitatif korelasional. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Moderated Regression. Hasil menunjukkan tuntutan kerja berperan negatif terhadap keterikatan kerja dan efikasi tidak signifikan memoderasi hubungan yang dibentuk. Artinya, pada karyawan dengan efikasi diri yang tinggi atau rendah tuntutan pekerjaan tetap berperan negatif terhadap keterikatan kerja. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya terkait work engagement dan personal resource pada perusahaan yang mengalami restrukturisasi.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42331893","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Every human being grows and gets older. The elderly people tend to be susceptible to infection of chronic diseases, including hypertension. There are several factors that cause hypertension, such as psychological disorders. Psychological disorders that are often encountered are anxiety, stress, and even depression. The aim of this study was to examine the decrease in depression levels in the elderly who have hypertension through laughter therapy. Data were obtained from the elderly over 60 years as many as 8 people using the purposive samping and one-group pretest-posttest design technique. The instruments used for data collection were the Geriatric Depression Scale-Short Form (GDS-SF) and the Laughter Therapy Module. Data were analyzed using the Wilxocon signed rank test or match pair test method. The results of the study found that there was a decrease in the depression level from moderate to mild in hypertensive elderly before and after receiving laughter therapy. Setiap manusia berkembang dan berubah menjadi tua. Manusia lanjut usia atau lansia rentan mengalami penyakit kronis seperti hipetensi. Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang sering dijumpai adalah kecemasan, stres, bahkan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji penurunan tingkat depresi pada lansia yang memiliki penyakit hipertensi melalui terapi tertawa. Data diperoleh dari lanjut usia diatas 60 tahun sebanyak 8 orang menggunakan teknik purposive samping dan one-group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah Geriatric Depression Scale- Short Form (GDS-SF) dan Modul Terapi Tertawa. Data dianalisis menggunakan metode wilxocon signed rank test atau match pair test. Hasil penelitian menemukan bahwa ada penurunan tingkat depresi dari sedang ke ringan pada lansia dengan hipertensi sebelum dan setelah mendapatkan terapi tertawa.
每个人都会成长,都会变老。老年人容易感染慢性疾病,包括高血压。引起高血压的因素有很多,比如心理障碍。经常遇到的心理障碍是焦虑,压力,甚至抑郁。这项研究的目的是研究通过笑声疗法降低高血压老年人抑郁水平的效果。采用目的性抽样和一组前测后测设计技术,对60岁以上的老年人进行数据采集,共8人。用于数据收集的工具是老年抑郁量表-短表(GDS-SF)和笑声治疗模块。数据分析采用Wilxocon符号秩检验或配对对检验方法。研究结果发现,老年高血压患者在接受笑声治疗前后,抑郁程度由中度下降到轻度。我是说,我是说,我是说,我是说。黄花楸属植物:黄花楸属植物,黄花楸属植物,黄花楸属植物。Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai macam因子,salah satunya gangguan心理学。刚关心理阳,阳关心,压力大,抑郁。图juan dari penelitian ini adalah menguji penurunan tingkat洼地paklania yang memoriliki penyakit hipertensi melalui terapi tertawa。采用单组前测-后测设计,采用有目的抽样法进行数据分析。老年抑郁量表简表(GDS-SF)。数据分析采用蒙古纳坎方法,采用有符号秩检验和匹配对检验。哈西尔·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安·潘内利安
{"title":"Penurunan Tingkat Depresi Sedang Pada Lansia Hipertensi Melalui Terapi Tertawa","authors":"Marlida Wulanningsih, Christine Wibhowo, Esthi Rahayu","doi":"10.26740/jptt.v13n3.p307-3017","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v13n3.p307-3017","url":null,"abstract":"Every human being grows and gets older. The elderly people tend to be susceptible to infection of chronic diseases, including hypertension. There are several factors that cause hypertension, such as psychological disorders. Psychological disorders that are often encountered are anxiety, stress, and even depression. The aim of this study was to examine the decrease in depression levels in the elderly who have hypertension through laughter therapy. Data were obtained from the elderly over 60 years as many as 8 people using the purposive samping and one-group pretest-posttest design technique. The instruments used for data collection were the Geriatric Depression Scale-Short Form (GDS-SF) and the Laughter Therapy Module. Data were analyzed using the Wilxocon signed rank test or match pair test method. The results of the study found that there was a decrease in the depression level from moderate to mild in hypertensive elderly before and after receiving laughter therapy.\u0000Setiap manusia berkembang dan berubah menjadi tua. Manusia lanjut usia atau lansia rentan mengalami penyakit kronis seperti hipetensi. Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang sering dijumpai adalah kecemasan, stres, bahkan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji penurunan tingkat depresi pada lansia yang memiliki penyakit hipertensi melalui terapi tertawa. Data diperoleh dari lanjut usia diatas 60 tahun sebanyak 8 orang menggunakan teknik purposive samping dan one-group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah Geriatric Depression Scale- Short Form (GDS-SF) dan Modul Terapi Tertawa. Data dianalisis menggunakan metode wilxocon signed rank test atau match pair test. Hasil penelitian menemukan bahwa ada penurunan tingkat depresi dari sedang ke ringan pada lansia dengan hipertensi sebelum dan setelah mendapatkan terapi tertawa.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42885446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-26DOI: 10.26740/jptt.v13n3.p318-330
Nadira Khairunnisa, Nurul Hartini
Children with intellectual disabilities have deficits in generalmental abilities due to insignificant cognitive development.The deficits result in weak attention functions that difficultymaintaining focus and are easily distracted. Therefore, theyfailed to meet standards in responsibility including daily lifeaspects. Implementing behavior modification enhancesmastery of daily life skills and also training focuses in orderthat children become more independent. This study aims toexamine whether buttoning skills practice could increasefocus on intellectual disability children. The experimentalapproach was carried out with a single case AB withbackward chaining technique assisted by prompting andgiving positive reinforcement. The participant was a 9-yearold girl with the initials ZR who was diagnosed with mildintellectual disability. Assessment based on accomplishmentfollowing the stages systematically. The results show there isan improvement trend in mastering buttoning skills. This isdue to appropriate positive reinforcement being selected thatmotivated participants to focus on completing tasks.Repetition makes participants become more acclimated towear button-up clothes. This skill practice could be an optionto encourage focus on intellectual disability children. Anak dengan intellectual disability mengalami defisit intelektual sebab perkembangan kognisi yang tidak optimal. Kondisi ini menyebabkan lemahnya fungsi atensi yang merupakan faktor signifikan dari perkembangan kognitif. Akibatnya anak mengalami hambatan pada kemampuan dalam keterampilan adaptif, sosial serta konseptual. Akan tetapi anak mild intellectual disability masih dapat dibina walau perlu pendampingan. Mereka dapat diajarkan keterampilan sehari-hari untuk meningkatkan kemandirian. Keterampilan harian self-help dressing menjadi salah satu kebutuhan, termasuk berlatih memasang-melepas kancing (buttoning skills). Buttoning skills membutuhkan tahapan yang tersistematis sehingga membantu anak berkonsentrasi. Penelitian ini adalah single case AB design pada anak mild intellectual disability berusia 9 tahun. Intervensi yang digunakan adalah backward chaining dibantu teknik prompting dan pemberian positive reinforcement. Hasil buttoning skills dengan intervensi yang ditetapkan mendapatkan gambaran adanya peningkatan keterampilan serta membangun fokus dan dorongan pada anak.
智障儿童由于认知发育不显著,在一般能力上存在缺陷。这种缺陷导致注意力功能弱,难以保持专注,容易分心。因此,他们在包括日常生活方面的责任方面没有达到标准。实施行为矫正提高了对日常生活技能的掌握,也训练了孩子们的注意力,使他们变得更加独立。本研究旨在检验钮扣技能练习是否可以增加对智障儿童的关注。实验方法采用单例AB,辅以提示和给予正强化的反向链技术。参与者是一名姓名缩写为ZR的9岁女孩,被诊断患有轻度智力残疾。基于成绩的评估,系统地遵循各个阶段。结果表明,学生在钮扣技能掌握方面有提高趋势。这是由于选择了适当的正强化来激励参与者专注于完成任务。重复会让参与者更习惯于穿有纽扣的衣服。这种技能练习可以作为鼓励关注智障儿童的一种选择。智力残疾、智力缺陷、智力缺陷、智力缺陷、智力缺陷、智力缺陷、智力缺陷。Kondisi ini menyebabkan lemahnya funsi atensi yang merupakan factor for signfikan dari perkembangan kognitif。Akibatnya anak mengalami hambatan pada kemampuan dalam keterampilan adaptif, social serta konseptive。Akan tetapi是一种轻度智力障碍,主要是指轻度智力障碍。Mereka dapat diajarkan keterampilan sehari-hari untuk meningkatkan kemandirian。Keterampilan harian自助穿衣menjadi salah satu kebutuhan, termasuk berlatih memasang-melepas kdancing(扣扣子技巧)。钮扣技巧:钮扣技巧、钮扣技巧、钮扣技巧、钮扣技巧、钮扣技巧、钮扣技巧、钮扣技巧、钮扣技巧。Penelitian ini adalah单例AB设计障碍性轻度智障症9例。阳间diunakan adalah反向链dibantu技术提示dan pemberian正强化。Hasil钮扣技巧dengan intervensi yang ditetapkan mendapatkan gambaran adanya peningkatan keterampilan serta membangun focus dan dorongan padanak。
{"title":"Tingkatkan Fokus dengan Latihan Buttoning Skills pada Anak Mild Intellectual Disability","authors":"Nadira Khairunnisa, Nurul Hartini","doi":"10.26740/jptt.v13n3.p318-330","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v13n3.p318-330","url":null,"abstract":"Children with intellectual disabilities have deficits in generalmental abilities due to insignificant cognitive development.The deficits result in weak attention functions that difficultymaintaining focus and are easily distracted. Therefore, theyfailed to meet standards in responsibility including daily lifeaspects. Implementing behavior modification enhancesmastery of daily life skills and also training focuses in orderthat children become more independent. This study aims toexamine whether buttoning skills practice could increasefocus on intellectual disability children. The experimentalapproach was carried out with a single case AB withbackward chaining technique assisted by prompting andgiving positive reinforcement. The participant was a 9-yearold girl with the initials ZR who was diagnosed with mildintellectual disability. Assessment based on accomplishmentfollowing the stages systematically. The results show there isan improvement trend in mastering buttoning skills. This isdue to appropriate positive reinforcement being selected thatmotivated participants to focus on completing tasks.Repetition makes participants become more acclimated towear button-up clothes. This skill practice could be an optionto encourage focus on intellectual disability children.\u0000Anak dengan intellectual disability mengalami defisit intelektual sebab perkembangan kognisi yang tidak optimal. Kondisi ini menyebabkan lemahnya fungsi atensi yang merupakan faktor signifikan dari perkembangan kognitif. Akibatnya anak mengalami hambatan pada kemampuan dalam keterampilan adaptif, sosial serta konseptual. Akan tetapi anak mild intellectual disability masih dapat dibina walau perlu pendampingan. Mereka dapat diajarkan keterampilan sehari-hari untuk meningkatkan kemandirian. Keterampilan harian self-help dressing menjadi salah satu kebutuhan, termasuk berlatih memasang-melepas kancing (buttoning skills). Buttoning skills membutuhkan tahapan yang tersistematis sehingga membantu anak berkonsentrasi. Penelitian ini adalah single case AB design pada anak mild intellectual disability berusia 9 tahun. Intervensi yang digunakan adalah backward chaining dibantu teknik prompting dan pemberian positive reinforcement. Hasil buttoning skills dengan intervensi yang ditetapkan mendapatkan gambaran adanya peningkatan keterampilan serta membangun fokus dan dorongan pada anak.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46628481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-26DOI: 10.26740/jptt.v13n3.p331-350
Kenny The, Anita Novianty
The development of a positive or negative body image becomes very important, especially during adolescence. This study aims to determine the relationship between negative fat talk, negative muscle talk, and positive body talk with body dissatisfaction of adolescent social media users. Data was collected by online survey which included Body Shape Questionnaire-34 (BSQ-34) and Body Talk Scale (BTS). This research uses purposive sampling. Participants consisted of 221 women and 35 men who met the inclusion criteria. In accordance with the first hypothesis, the results of the analysis show that there is a significant positive relationship between negative fat talk in the below and above average groups with body dissatisfaction. In line with the second hypothesis, it was found there was a significant positive relationship between negative muscle talk with body dissatisfaction. However, the third hypothesis of this study was rejected because there was no significant relationship between positive body talk and body dissatisfaction. The results of this study have implications for those who want to promote a positive body image about the characteristics of the target that needs to be targeted and suggestions for intervention.
{"title":"Hubungan antara Pembicaraan Tubuh dengan Ketidakpuasan Bentuk Tubuh pada Remaja Pengguna Media Sosial","authors":"Kenny The, Anita Novianty","doi":"10.26740/jptt.v13n3.p331-350","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v13n3.p331-350","url":null,"abstract":"The development of a positive or negative body image becomes very important, especially during adolescence. This study aims to determine the relationship between negative fat talk, negative muscle talk, and positive body talk with body dissatisfaction of adolescent social media users. Data was collected by online survey which included Body Shape Questionnaire-34 (BSQ-34) and Body Talk Scale (BTS). This research uses purposive sampling. Participants consisted of 221 women and 35 men who met the inclusion criteria. In accordance with the first hypothesis, the results of the analysis show that there is a significant positive relationship between negative fat talk in the below and above average groups with body dissatisfaction. In line with the second hypothesis, it was found there was a significant positive relationship between negative muscle talk with body dissatisfaction. However, the third hypothesis of this study was rejected because there was no significant relationship between positive body talk and body dissatisfaction. The results of this study have implications for those who want to promote a positive body image about the characteristics of the target that needs to be targeted and suggestions for intervention.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46073422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-26DOI: 10.26740/jptt.v13n3.p351-364
Beny Agus Setiadi, R.N. Afsdy Saksono, Asropi Asropi
This study aims to find the right controlling to controlturnover intention in employees at Ministry X. Thefocus is emphasized on how the organization as acareer place provides opportunities for employees tosurvive and advance the organization. This study uses aqualitative approach with data obtained from MinistryX participants purposely based on criteria that havemade a turnover, have a turnover intention, and arestaf managers. Data analysis is done by reducing,presenting, and drawing conclusions. The results of thisstudy indicate that the turnover intention factor tends tobe determined by the encouragement of internal factors.The internal factors that often arise are conveyed byparticipants, namely job satisfaction related toemployee career clarity and employee promotionopportunities. Controls that can be carried out are by1) Implementing internal rules regarding jobinformation so that there is no gap between positionqualifications and current employee competencies; and2) Making policies on employee career patterns andimplementing succession plans based on a merit system.Contributions in this study contribute to the control ofturnover intention in government institutions. Pergerakan organisasi ditentukan oleh adanya sumber daya manusia yang memiliki peran yang besar terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan sehingga sumber daya manusia dalam organisasi menjadi aset yang perlu untuk dipertahankan dan perlu pengelolaan jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor turnover intention dan strategi pengendalian turnover intention di Kementerian X dengan metode penelitian kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di kementerian X dan pegawai yang telah melakukan turnover di kementerian X. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor turnover intention cenderung ditentukan oleh faktor internal. Faktor internal yang muncul adalah kepuasan kerja yang berhubungan dengan kejelasan karier pegawai serta peluang promosi pegawai. Strategi pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan adanya Penerapan kebijakan dalam pengisian jabatan, peluang promosi dan kejelasan karier
{"title":"Pengendalian Turnover Intention pada Pegawai Kementerian X","authors":"Beny Agus Setiadi, R.N. Afsdy Saksono, Asropi Asropi","doi":"10.26740/jptt.v13n3.p351-364","DOIUrl":"https://doi.org/10.26740/jptt.v13n3.p351-364","url":null,"abstract":"This study aims to find the right controlling to controlturnover intention in employees at Ministry X. Thefocus is emphasized on how the organization as acareer place provides opportunities for employees tosurvive and advance the organization. This study uses aqualitative approach with data obtained from MinistryX participants purposely based on criteria that havemade a turnover, have a turnover intention, and arestaf managers. Data analysis is done by reducing,presenting, and drawing conclusions. The results of thisstudy indicate that the turnover intention factor tends tobe determined by the encouragement of internal factors.The internal factors that often arise are conveyed byparticipants, namely job satisfaction related toemployee career clarity and employee promotionopportunities. Controls that can be carried out are by1) Implementing internal rules regarding jobinformation so that there is no gap between positionqualifications and current employee competencies; and2) Making policies on employee career patterns andimplementing succession plans based on a merit system.Contributions in this study contribute to the control ofturnover intention in government institutions.\u0000Pergerakan organisasi ditentukan oleh adanya sumber daya manusia yang memiliki peran yang besar terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan sehingga sumber daya manusia dalam organisasi menjadi aset yang perlu untuk dipertahankan dan perlu pengelolaan jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor turnover intention dan strategi pengendalian turnover intention di Kementerian X dengan metode penelitian kualitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di kementerian X dan pegawai yang telah melakukan turnover di kementerian X. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor turnover intention cenderung ditentukan oleh faktor internal. Faktor internal yang muncul adalah kepuasan kerja yang berhubungan dengan kejelasan karier pegawai serta peluang promosi pegawai. Strategi pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan adanya Penerapan kebijakan dalam pengisian jabatan, peluang promosi dan kejelasan karier","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41546421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}