Pub Date : 2021-03-05DOI: 10.24821/sense.v2i1.5071
Vera Isnaini, Arif Sulistiyono, Gregorius Arya Dhipayana
ABSTRACTNegative side of bullying is the main theme of“REPOST” documentary. The making of “REPOST” aimed to deliver a story and perception of bullying by Vera (Nia’s sister) through the bullying case of Vera’s sister, Nia. This film appears under the performative mode. According to Bill Nichols, performative mode contains three aspect, subjective, related to memory and experience, and expressive.The performative mode of this film formed by putting Vera as the narrator owning a personal point of view to describe the phenomena of bullying through her sister case. Information and story are delivered by reconstruction, symbol, and expressively using cinematography elements. Performative documentary film brings personal and emotional intensities from the subject to deliver the case inside the film. The performative mode in “REPOST” documentary can deliver the emotion of Vera and her contradiction of her sister bullying case. Keyword: documentary, performative, bullying, reconstruction ABSTRAKFilm dokumenter performatif “REPOST” mengangkat tema besar dampak negatif bullying. Penciptaan karya film dokumenter “REPOST” digunakan untuk menyampaikan cerita dan persepsi Vera (adik) terhadap kisah hidup Nia, kakak dari Vera, sebagai korban bullying. Film dokumenter ini dikemas dengan bentuk performatif. Bentuk/mode performatif menurut Bill Nichols memiliki ciri-ciri subjektif, bersifat memory and experience, dan ekspresif.Bentuk performatif pada film ini dibangun dengan menempatkan Vera (adik) sebagai narator yang memiliki sudut pandang personal dalam memandang fenomena bullying melalui kasus kakaknya. Penyampaian informasi dan cerita dilakukan melalui rekonstruksi simbol dan secara ekspresif menggunakan unsur-unsur sinematik dalam mendukung penyampaian informasi.Dokumenter performatif berangkat dengan tujuan memberikan intensitas personal dan emosional seorang subjek dalam menyampaikan kasus di dalamnya. Penggunaan bentuk performatif pada film dokumenter “REPOST” dapat menyampaikan emosi dari Vera serta menyampaikan ketidakberpihakan dia terhadap kasus bullying kakaknya. Kata kunci: dokumenter, performatif, bullying, rekonstruksi
摘要欺凌的消极一面是“REPOST”纪录片的主题。制作《REPOST》的目的是通过Vera的姐姐Nia的欺凌事件,传达Vera (Nia的妹妹)欺凌的故事和感知。这部电影是在表演模式下出现的。比尔·尼科尔斯认为,行为模式包含三个方面,主观性,与记忆和经验有关,表现性。影片的表演模式是将Vera作为叙述者,以个人的视角,通过她姐姐的案例来描述霸凌现象。信息和故事通过重构、符号和电影元素的表达来传递。表演纪录片带来了个人和情感的强度,从主题传递的情况下,电影。“REPOST”纪录片的表演模式可以传递Vera的情感和她对姐姐霸凌案的矛盾。摘要:电影纪录片导演表演“REPOST”孟刚卡特tema besar danpak消极欺凌。潘西潘·卡里亚电影纪录片《REPOST》的作者迪库纳坎·恩图克·梅扬帕坎·瑟利塔·佩尔西·维拉(阿迪克)特哈扎普·基萨·尼娅、卡卡达里·维拉、塞巴加·科尔班欺凌弱小。电影纪录片作家迪科马斯·登根·本图克表演。本图克/模态行为模式:比尔·尼克尔斯的记忆模式:被试者的记忆模式、记忆模式、经验模式、表现模式。本图克表演帕达电影尼迪班甘登甘梅恩帕特坎维拉(阿迪克饰)塞巴加伊叙述者杨米米利基苏杜帕达甘潘丹个人达拉姆梅丹丹霸凌现象。penyampaan informasi, dancerita, dilakukan, melalui, rekonstruksi, symbol, dansecara, ekpress, mongunakan, unsur, sinematik, dalam, mendukung, penyampaan informasi。纪录片表演berangkat dengan tujuan成员,个人和情感的强烈,主题是dalam menyampaikan kasus di dalamnya。彭古南本图表演帕达电影纪录片“REPOST”dapat menyampaikan emosi dari Vera serta menyampaikan ketidakberpihakan dia terhadap kasus欺负kakaknya。Kata kunci:记录中心,表演,欺凌,再造
{"title":"KISAH HIDUP KORBAN BULLYING DALAM DOKUMENTER PERFORMATIF “REPOST”","authors":"Vera Isnaini, Arif Sulistiyono, Gregorius Arya Dhipayana","doi":"10.24821/sense.v2i1.5071","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v2i1.5071","url":null,"abstract":"ABSTRACTNegative side of bullying is the main theme of“REPOST” documentary. The making of “REPOST” aimed to deliver a story and perception of bullying by Vera (Nia’s sister) through the bullying case of Vera’s sister, Nia. This film appears under the performative mode. According to Bill Nichols, performative mode contains three aspect, subjective, related to memory and experience, and expressive.The performative mode of this film formed by putting Vera as the narrator owning a personal point of view to describe the phenomena of bullying through her sister case. Information and story are delivered by reconstruction, symbol, and expressively using cinematography elements. Performative documentary film brings personal and emotional intensities from the subject to deliver the case inside the film. The performative mode in “REPOST” documentary can deliver the emotion of Vera and her contradiction of her sister bullying case. Keyword: documentary, performative, bullying, reconstruction ABSTRAKFilm dokumenter performatif “REPOST” mengangkat tema besar dampak negatif bullying. Penciptaan karya film dokumenter “REPOST” digunakan untuk menyampaikan cerita dan persepsi Vera (adik) terhadap kisah hidup Nia, kakak dari Vera, sebagai korban bullying. Film dokumenter ini dikemas dengan bentuk performatif. Bentuk/mode performatif menurut Bill Nichols memiliki ciri-ciri subjektif, bersifat memory and experience, dan ekspresif.Bentuk performatif pada film ini dibangun dengan menempatkan Vera (adik) sebagai narator yang memiliki sudut pandang personal dalam memandang fenomena bullying melalui kasus kakaknya. Penyampaian informasi dan cerita dilakukan melalui rekonstruksi simbol dan secara ekspresif menggunakan unsur-unsur sinematik dalam mendukung penyampaian informasi.Dokumenter performatif berangkat dengan tujuan memberikan intensitas personal dan emosional seorang subjek dalam menyampaikan kasus di dalamnya. Penggunaan bentuk performatif pada film dokumenter “REPOST” dapat menyampaikan emosi dari Vera serta menyampaikan ketidakberpihakan dia terhadap kasus bullying kakaknya. Kata kunci: dokumenter, performatif, bullying, rekonstruksi","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"75 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126017397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-05DOI: 10.24821/sense.v2i2.5079
B. Septiani, Agnes Widyasmoro, Andri Nur Patrio
ABSTRAKAnak dan remaja sering kali menjadikan binatang peliharaan sebagai salah satu life style trending item dengan pembekalan pengetahuan yang minim. Kurangnya pengetahuan tentang merawat binatang peliharaan menjadikan binatang peliharaan tersiksa dan menyebabkan manusia menjadi bingung dengan tindakan perawatannya. Program peliputan aktivitas binatang maupun pengetahuan dasar binatang telah ditayangkan di televisi Indonesia dalam bentuk feature maupun dokumenter. Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam penciptaan program magazine show bertema binatang.Program magazine show “Funtasy Zoo” adalah program yang membahas seputar binatang dengan tema yang menyenangkan dan memainkan fantasi dalam penyajiannya. Pada season 1 bertema binatang peliharaan yaitu kucing. Melalui skripsi penciptaan seni berjudul “Memperkenalkan Dunia Binatang Melalui Penyutradaraan Program Magazine Show “Funtasy Zoo” Episode Kucing Dengan Penggunaan Gaya Visual Flat Design” bertujuan untuk mengenalkan dunia binatang khususnya kucing lebih mendalam dengan bahasa yang ringan dan tampilan yang menarik menggunakan gaya flat design untuk mendukung visual agar menarik minat penonton terutama anak dan remaja.Program “Funtasy Zoo” berisi 7 rubrik, berdurasi 30 menit dengan pembawaan yang menarik, menyenangkan dan didukung oleh penyajian gaya flat design seperti menggunakan warna cerah dan ilustrasi. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu menambah wawasan kepada masyarakat mengenai binatang, baik dari karakter sampai cara merawatnya dan menambah referensi dan hiburan kepada masyarakat terkait binatang. Kata Kunci : Binatang, Flat Design, Magazine Show
{"title":"MEMPERKENALKAN DUNIA BINATANG MELALUI PENYUTRADARAAN PROGRAM MAGAZINE SHOW “FUNTASY ZOO” EPISODE KUCING DENGAN PENGGUNAAN GAYA VISUAL FLAT DESIGN","authors":"B. Septiani, Agnes Widyasmoro, Andri Nur Patrio","doi":"10.24821/sense.v2i2.5079","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v2i2.5079","url":null,"abstract":"ABSTRAKAnak dan remaja sering kali menjadikan binatang peliharaan sebagai salah satu life style trending item dengan pembekalan pengetahuan yang minim. Kurangnya pengetahuan tentang merawat binatang peliharaan menjadikan binatang peliharaan tersiksa dan menyebabkan manusia menjadi bingung dengan tindakan perawatannya. Program peliputan aktivitas binatang maupun pengetahuan dasar binatang telah ditayangkan di televisi Indonesia dalam bentuk feature maupun dokumenter. Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam penciptaan program magazine show bertema binatang.Program magazine show “Funtasy Zoo” adalah program yang membahas seputar binatang dengan tema yang menyenangkan dan memainkan fantasi dalam penyajiannya. Pada season 1 bertema binatang peliharaan yaitu kucing. Melalui skripsi penciptaan seni berjudul “Memperkenalkan Dunia Binatang Melalui Penyutradaraan Program Magazine Show “Funtasy Zoo” Episode Kucing Dengan Penggunaan Gaya Visual Flat Design” bertujuan untuk mengenalkan dunia binatang khususnya kucing lebih mendalam dengan bahasa yang ringan dan tampilan yang menarik menggunakan gaya flat design untuk mendukung visual agar menarik minat penonton terutama anak dan remaja.Program “Funtasy Zoo” berisi 7 rubrik, berdurasi 30 menit dengan pembawaan yang menarik, menyenangkan dan didukung oleh penyajian gaya flat design seperti menggunakan warna cerah dan ilustrasi. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu menambah wawasan kepada masyarakat mengenai binatang, baik dari karakter sampai cara merawatnya dan menambah referensi dan hiburan kepada masyarakat terkait binatang. Kata Kunci : Binatang, Flat Design, Magazine Show","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"416 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124177552","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-08DOI: 10.24821/sense.v4i2.6772
Lina Itafiana
ABSTRAKFilm Posesif dikategorikan sebagai film romantic suspense pertama di perfilman Indonesia. Posesif menjadi salah satu dari banyak sisi kehidupan remaja yang dieksplorasi dan dikemas dalam bentuk film layar lebar. Posesif menawarkan keunikan cerita dari drama cinta remaja kebanyakan yang terlalu picisan dan sangat kental dengan stereotipe happy ending. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan mendeskripsikan cerita dalam bentuk treatment dan mengarakteristikan tokoh Lala. Adegan yang telah direduksi dipaparkan dalam bentuk potongan gambar dari film Posesif terkait peran karakter tokoh Lala. Selanjutnya menemukan hambatan, resiko serta foreshadowing sebagai pembangun suspense pada setiap adegan. Kemudian menganalisis keterkaitan dua variabel tersebut dengan teori yang menjadi landasan penelitian. Hasil kajian ditemukan ditemukan adanya peran karakter dalam narasi pada tokoh Lala diantaranya: Donor, Penolong, Pengirim, Putri, dan Pahlawan Palsu. Setiap perubahan yang terjadi membangun adanya suspense yang menimbulkan gerak dramatik pada cerita, sehingga menciptakan suatu keadaan dimana perhatian penonton menjadi lebih tinggi. Kata Kunci: Film Posesif, Karakter, Suspense, Vladimir Propp ABSTRACT“Posesif” film is categorized as the first romantic suspense movie in the Indonesian film industry. Possessive become one of many teenage life facets that are explored and packed in a big-screen movie form. “Posesif” offers a unique story from teenage love dramas that usually are too cheap and thick with the stereotype of a happy ending. This research is qualitative research with a descriptive approach by describing the story in a treatment form and characterized Lala’s character. The scene that has been reduced is presented in the form of pictures cut from the “Posesif” film related to the characteristic role of Lala’s character. Next find obstacles, risks, and foreshadowing as suspense builder in every scene. Then analyze the correlation between these two variables with the basic theory of the research. The results of the study found a character role in the narrative of Lala’s character, including Donor, Helper, Dispatcher, Princess, and False Hero. Every change that occurs develops suspense that raises dramatic motions to the story, which creates a situation where the audience’s attention becomes higher. Keywords: Film Posesif, Character, Suspense, Vladimir Propp
{"title":"Peran Perubahan Karakter Tokoh Utama Dalam Membangun Suspense Pada Film “POSESIF”","authors":"Lina Itafiana","doi":"10.24821/sense.v4i2.6772","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v4i2.6772","url":null,"abstract":"ABSTRAKFilm Posesif dikategorikan sebagai film romantic suspense pertama di perfilman Indonesia. Posesif menjadi salah satu dari banyak sisi kehidupan remaja yang dieksplorasi dan dikemas dalam bentuk film layar lebar. Posesif menawarkan keunikan cerita dari drama cinta remaja kebanyakan yang terlalu picisan dan sangat kental dengan stereotipe happy ending. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan mendeskripsikan cerita dalam bentuk treatment dan mengarakteristikan tokoh Lala. Adegan yang telah direduksi dipaparkan dalam bentuk potongan gambar dari film Posesif terkait peran karakter tokoh Lala. Selanjutnya menemukan hambatan, resiko serta foreshadowing sebagai pembangun suspense pada setiap adegan. Kemudian menganalisis keterkaitan dua variabel tersebut dengan teori yang menjadi landasan penelitian. Hasil kajian ditemukan ditemukan adanya peran karakter dalam narasi pada tokoh Lala diantaranya: Donor, Penolong, Pengirim, Putri, dan Pahlawan Palsu. Setiap perubahan yang terjadi membangun adanya suspense yang menimbulkan gerak dramatik pada cerita, sehingga menciptakan suatu keadaan dimana perhatian penonton menjadi lebih tinggi. Kata Kunci: Film Posesif, Karakter, Suspense, Vladimir Propp ABSTRACT“Posesif” film is categorized as the first romantic suspense movie in the Indonesian film industry. Possessive become one of many teenage life facets that are explored and packed in a big-screen movie form. “Posesif” offers a unique story from teenage love dramas that usually are too cheap and thick with the stereotype of a happy ending. This research is qualitative research with a descriptive approach by describing the story in a treatment form and characterized Lala’s character. The scene that has been reduced is presented in the form of pictures cut from the “Posesif” film related to the characteristic role of Lala’s character. Next find obstacles, risks, and foreshadowing as suspense builder in every scene. Then analyze the correlation between these two variables with the basic theory of the research. The results of the study found a character role in the narrative of Lala’s character, including Donor, Helper, Dispatcher, Princess, and False Hero. Every change that occurs develops suspense that raises dramatic motions to the story, which creates a situation where the audience’s attention becomes higher. Keywords: Film Posesif, Character, Suspense, Vladimir Propp","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"06 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125622549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-09DOI: 10.24821/sense.v3i1.5096
Anna Dwi Nursanti
ABSTRAK Program televisi magazine show “Womenpreneur” adalah sebuah program yang bertema besarkan entrepreneurship atau wirausaha dengan pembahasan yang beragam per episode serta mengangkat usaha karya anak bangsa. Episode yang akan diproduksi kali ini adalah Shita Soebroto pemilik Aqyara Craft dan Laiza Aprilia pemilik Mayong Store. Adapun alasan dipilihnya kedua orang tersebut karena perempuan – perempuan diatas telah menjadi entrepreneur di umur yang masih muda dan memberi pengetahuan tentang dunia usaha yang masing-masing sedang digeluti kepada masyarakat. Informasi mengenai perjalanan memulai dan bertahan dalam dunia usaha serta memberikan rekomendasi kepada masyarakat tentang ide usaha yang sedang ramai peminat saat ini diwujudkan melalui 3 macam rubrik yaitu ‘Womenpreneur Inspiratif’, ‘Ragam Usaha Terkini’ dan ‘Peluang Usaha’ dalam format magazine show dengan penggunaan teknik Split Screen. Karya seni audiovisual dengan judul Meningkatkan Informasi Visual dengan Menggunakan Teknik Editing Split Screen pada Penyutradaraan Pogram Televisi Magazine Show “Womenpreneur” Episode “Shita Soebroto : Aqyara Craft dan Laiza Aprilia : Mayong Store” ini bertujuan untuk memberikan informasi seluk beluk dunia wirausaha dan mengangkat usaha karya anak bangsa agar dapat memberi inspirasi kepada masyarakat untuk memulai kegiatan dibidang usaha. Kata Kunci : Program Televisi Magazine Show, Entrepreneur, Split Screen, Wirausaha
{"title":"MENINGKATKAN INFORMASI VISUAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EDITING SPLIT SCREEN PADA PENYUTRADARAAN PROGRAM TELEVISI MAGAZINE SHOW “WOMENPRENEUR” EPISODE “SHITA SOEBROTO : AQYARA CRAFT DAN LAIZA APRILIA : MAYONG STORE”","authors":"Anna Dwi Nursanti","doi":"10.24821/sense.v3i1.5096","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5096","url":null,"abstract":"ABSTRAK Program televisi magazine show “Womenpreneur” adalah sebuah program yang bertema besarkan entrepreneurship atau wirausaha dengan pembahasan yang beragam per episode serta mengangkat usaha karya anak bangsa. Episode yang akan diproduksi kali ini adalah Shita Soebroto pemilik Aqyara Craft dan Laiza Aprilia pemilik Mayong Store. Adapun alasan dipilihnya kedua orang tersebut karena perempuan – perempuan diatas telah menjadi entrepreneur di umur yang masih muda dan memberi pengetahuan tentang dunia usaha yang masing-masing sedang digeluti kepada masyarakat. Informasi mengenai perjalanan memulai dan bertahan dalam dunia usaha serta memberikan rekomendasi kepada masyarakat tentang ide usaha yang sedang ramai peminat saat ini diwujudkan melalui 3 macam rubrik yaitu ‘Womenpreneur Inspiratif’, ‘Ragam Usaha Terkini’ dan ‘Peluang Usaha’ dalam format magazine show dengan penggunaan teknik Split Screen. Karya seni audiovisual dengan judul Meningkatkan Informasi Visual dengan Menggunakan Teknik Editing Split Screen pada Penyutradaraan Pogram Televisi Magazine Show “Womenpreneur” Episode “Shita Soebroto : Aqyara Craft dan Laiza Aprilia : Mayong Store” ini bertujuan untuk memberikan informasi seluk beluk dunia wirausaha dan mengangkat usaha karya anak bangsa agar dapat memberi inspirasi kepada masyarakat untuk memulai kegiatan dibidang usaha. Kata Kunci : Program Televisi Magazine Show, Entrepreneur, Split Screen, Wirausaha","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"166 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131580133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-08DOI: 10.24821/sense.v3i1.5092
Fuad Hilmi Hirnanda
ABSTRAK Film mockumentary merupakan suatu bentuk film yang menyimulasikan gaya film dokumenter untuk menceritakan suatu bentuk naratif tertentu, maksud dari menyimulasikan yaitu bentuk film fiksi yang menggunakan teknik film dokumenter untuk mewujudkannya. Film jenis ini mampu menghadirkan suatu realita, fakta, argumentasi serta bentuk refleksi dari filmmaker melalui narasi dramatis yang dibangun. Subjektivitas penonton dibangun melalui persepsi mereka akan bentuk film ini. Film “Booking Out” mengangkat isu seksualitas di masyarakat Indonesia, khususnya prostitusi online yang semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi. Melalui karakter Udin, diceritakan bagaimana seorang pelaku penipu berkedok prostitusi online menjalakan aksinya. Penciptaan karya film ini diwujudkan menggunakan pendekatan interaktif, ditunjung melalui akting impersonator, casting by type, penggunaan tata kamera dynamic shot dan subjective shot. Konsep ini akan membentuk konstruksi dokumenter yang dapat memberikan kedekatannya dengan penonton. Penonton akan dibawa melalui dokumentasi kehidupan Udin dan keluarganya agar ikut merasakan interaksi terhadap tokoh-tokoh pada film hingga momen-momen kejadian yang terekam pada kamera. Kata kunci: Penyutradaraan, Film Mockumentary, Pendekatan Interaktif, Subjektivitas
{"title":"MEMBANGUN SUBJEKTIVITAS PENONTON MELALUI PENDEKATAN INTERAKTIF PADA PENYUTRADARAAN FILM MOCKUMENTARY “BOOKING OUT”","authors":"Fuad Hilmi Hirnanda","doi":"10.24821/sense.v3i1.5092","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5092","url":null,"abstract":"ABSTRAK Film mockumentary merupakan suatu bentuk film yang menyimulasikan gaya film dokumenter untuk menceritakan suatu bentuk naratif tertentu, maksud dari menyimulasikan yaitu bentuk film fiksi yang menggunakan teknik film dokumenter untuk mewujudkannya. Film jenis ini mampu menghadirkan suatu realita, fakta, argumentasi serta bentuk refleksi dari filmmaker melalui narasi dramatis yang dibangun. Subjektivitas penonton dibangun melalui persepsi mereka akan bentuk film ini. Film “Booking Out” mengangkat isu seksualitas di masyarakat Indonesia, khususnya prostitusi online yang semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi. Melalui karakter Udin, diceritakan bagaimana seorang pelaku penipu berkedok prostitusi online menjalakan aksinya. Penciptaan karya film ini diwujudkan menggunakan pendekatan interaktif, ditunjung melalui akting impersonator, casting by type, penggunaan tata kamera dynamic shot dan subjective shot. Konsep ini akan membentuk konstruksi dokumenter yang dapat memberikan kedekatannya dengan penonton. Penonton akan dibawa melalui dokumentasi kehidupan Udin dan keluarganya agar ikut merasakan interaksi terhadap tokoh-tokoh pada film hingga momen-momen kejadian yang terekam pada kamera. Kata kunci: Penyutradaraan, Film Mockumentary, Pendekatan Interaktif, Subjektivitas","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"140 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131763651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-08DOI: 10.24821/sense.v3i1.5095
Yunalistya Sakanti Putri
ABSTRAKSuku Tamil sendiri berasal dari Asia Selatan atau biasa disebut dengan India. Suku Tamil memiliki persebaran yang cukup besar dan berpusat di Sumatera Utara sejak zaman penjajahan belanda pada abad 7 masehi. Multikulturalisme adalah sebutan untuk seseorang memiliki pandangan tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman.Film dokumenter “Niram” merupakan film dokumenter bergenre potret yang akan memberikan informasi langsung secara visual bagaimana multikulturalisme menjadi bagian dari kehidupan sosial seorang anak Suku Tamil sebagai salah satu golongan suku minoritas yang berada di lingkungan multikultur di Kota Medan dengan metode pemaparan cinéma vérité sebagaimana perwujudan dalam karya ini juga dibangun saat pengambilan gambar ataupun dalam proses riset guna memberikan fakta yang terjadi di lapangan dan melalui statement Switha sebagai subjek utama serta narasumber pendukung lainnya.Penerapan genre potret dan metode pemaparan cinéma vérité dalam film dokumenter “Niram” ini menghasilkan karya yang menunjukkan bagaimana perspekstif anak Suku Tamil yang bernama Switha dalam kehidupan multikulturalisme secara sosial di Kota Medan. Pada dokumenter ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada penonton bahwasannya saling menghormati tanpa melihat perbedaan adalah hal yang baik untuk dilakukan tiap individu tanpa melihat budaya, suku, agama, ras, dan strata sosial. Kata Kunci: Multikulturalisme, Suku Tamil, Dokumenter Potret, Cinéma Vérité.
{"title":"KEHIDUPAN MULTIKULTURALISME SWITHA SEBAGAI ANAK SUKU TAMIL DI KOTA MEDAN DALAM PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER POTRER “NIRAM”","authors":"Yunalistya Sakanti Putri","doi":"10.24821/sense.v3i1.5095","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5095","url":null,"abstract":"ABSTRAKSuku Tamil sendiri berasal dari Asia Selatan atau biasa disebut dengan India. Suku Tamil memiliki persebaran yang cukup besar dan berpusat di Sumatera Utara sejak zaman penjajahan belanda pada abad 7 masehi. Multikulturalisme adalah sebutan untuk seseorang memiliki pandangan tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman.Film dokumenter “Niram” merupakan film dokumenter bergenre potret yang akan memberikan informasi langsung secara visual bagaimana multikulturalisme menjadi bagian dari kehidupan sosial seorang anak Suku Tamil sebagai salah satu golongan suku minoritas yang berada di lingkungan multikultur di Kota Medan dengan metode pemaparan cinéma vérité sebagaimana perwujudan dalam karya ini juga dibangun saat pengambilan gambar ataupun dalam proses riset guna memberikan fakta yang terjadi di lapangan dan melalui statement Switha sebagai subjek utama serta narasumber pendukung lainnya.Penerapan genre potret dan metode pemaparan cinéma vérité dalam film dokumenter “Niram” ini menghasilkan karya yang menunjukkan bagaimana perspekstif anak Suku Tamil yang bernama Switha dalam kehidupan multikulturalisme secara sosial di Kota Medan. Pada dokumenter ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada penonton bahwasannya saling menghormati tanpa melihat perbedaan adalah hal yang baik untuk dilakukan tiap individu tanpa melihat budaya, suku, agama, ras, dan strata sosial. Kata Kunci: Multikulturalisme, Suku Tamil, Dokumenter Potret, Cinéma Vérité.","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124846086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-21DOI: 10.24821/sense.v1i2.3489
Felicia Listyadesi, Agnes Widyasmoro, Andri Nur Patrio
Program TV magazine “Living in Health” mengangkat tema gaya hidup sehat dengan nuansa homey dengan penerapan warna dingin dan netral. Nuansa homey dibangun untuk membuat suasana nyaman ketika melakukan gaya hidup sehat. Definition of „homey‟ is comfortable or familiar like home (definisi homey adalah nyaman atau akrab seperti rumah). Healthty Lifestyle dipilih karena gaya hidup ini dipandang mahal dan sulit untuk diterapkan, tetapi program tv magazine “Living in Health” memberi informasi gaya hidup sehat praktis, murah, dan dapat dilakukan di rumah.Pembangunan nuansa homey didukung dengan implementasi warna dingin yang netral yang merupakan karakter ketentraman. Warna dingin dan netral diterapkan dalam setting aristik, motion graphic, dan tata kostum. Warna-warna dingin sebagian besar digunakan dalam simbol kesehatan dan kealamian menjadi alasan utama dalam penerapannya.Konsep penyutradaraan membangun nuansa homey dengan menerapkan setting dan implementasi warna pada property rumah. Program tv ini akan membawa penonton untuk dapat melakukan beragam aktivitas hidup sehat di rumah yang nyaman. Topik yang disajikan merupakan informasi yang diminati dan dekat oleh wanita sebagai segmentasi utama. Beberapa rubrik tentang healthy lifestyle disajikan dalam program tv ini. Efek yang ditimbulkan menggunakan warna dingin dan netral adalah perbedaan suasana setiap segmen dan rubrik yang disajikan. Memberikan energi yang berbeda pada setiap aktivitasnya.
《活健康》(Living in Health)杂志以采用冷色和中立的方式为主题提出了健康生活方式。家庭的细微变化是为了在追求健康的生活方式时营造一种舒适的氛围。“家”的定义是舒适或熟悉的,就像家一样。Healthty选择生活方式,因为这些生活方式被认为是贵,而且很难付诸实施,但杂志电视节目“Living in Health)”提供实用、便宜和健康的生活方式,可以在家里做。家庭细微变化的发展得到了中性冷色的支持,而冷色正是宁静的特点。寒冷和中立的颜色应用于规划设置aristik、运动图形和服装。冷的颜色大部分用于健康的象征,结果成为应用的主要原因。导演概念建立家庭实施应用设置和深浅在房子的财产。这个电视节目会带观众能够执行各种活动健康地生活在一个舒适的家。提出的主题是被女人的亲密感兴趣的信息,并作为主要的分割。这个电视节目中提出一些关于生活方式健康的功能。使用颜色带来寒冷和中立的效应是每一段气氛和提供的功能的区别。给每个活动不同的能量。
{"title":"MEMBANGUN NUANSA HOMEY DENGAN IMPLEMENTASI WARNA DINGIN DAN NETRAL DALAM PENYUTRADARAAN PROGRAM TV MAGAZINE “LIVING IN HEALTH”","authors":"Felicia Listyadesi, Agnes Widyasmoro, Andri Nur Patrio","doi":"10.24821/sense.v1i2.3489","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v1i2.3489","url":null,"abstract":"Program TV magazine “Living in Health” mengangkat tema gaya hidup sehat dengan nuansa homey dengan penerapan warna dingin dan netral. Nuansa homey dibangun untuk membuat suasana nyaman ketika melakukan gaya hidup sehat. Definition of „homey‟ is comfortable or familiar like home (definisi homey adalah nyaman atau akrab seperti rumah). Healthty Lifestyle dipilih karena gaya hidup ini dipandang mahal dan sulit untuk diterapkan, tetapi program tv magazine “Living in Health” memberi informasi gaya hidup sehat praktis, murah, dan dapat dilakukan di rumah.Pembangunan nuansa homey didukung dengan implementasi warna dingin yang netral yang merupakan karakter ketentraman. Warna dingin dan netral diterapkan dalam setting aristik, motion graphic, dan tata kostum. Warna-warna dingin sebagian besar digunakan dalam simbol kesehatan dan kealamian menjadi alasan utama dalam penerapannya.Konsep penyutradaraan membangun nuansa homey dengan menerapkan setting dan implementasi warna pada property rumah. Program tv ini akan membawa penonton untuk dapat melakukan beragam aktivitas hidup sehat di rumah yang nyaman. Topik yang disajikan merupakan informasi yang diminati dan dekat oleh wanita sebagai segmentasi utama. Beberapa rubrik tentang healthy lifestyle disajikan dalam program tv ini. Efek yang ditimbulkan menggunakan warna dingin dan netral adalah perbedaan suasana setiap segmen dan rubrik yang disajikan. Memberikan energi yang berbeda pada setiap aktivitasnya.","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116972154","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-20DOI: 10.24821/sense.v1i1.3485
Raden Harsono Budiprasetya, Lucia Ratnaningdyah, Arif Sulistiyono
{"title":"Analisis Efektivitas Montage Sequence untuk Menunjukkan Pemadatan Waktu pada Film “Hot Fuzz”","authors":"Raden Harsono Budiprasetya, Lucia Ratnaningdyah, Arif Sulistiyono","doi":"10.24821/sense.v1i1.3485","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v1i1.3485","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116894755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-09DOI: 10.24821/sense.v2i2.5078
Panji Kukuh Priambodho
ABSTRAK Film A Quiet Place di sutradarai oleh John Krasinki. Film ini berdurasikan 90 menit dan berdiri di bawah naungan Paramount Picture. Adapun prestasi dari film A Quite Place yakni pada Hollywood Film Award 2018 sebagai pemenang Sound of the Year, dan berbagai prestasi lainnya di bidang suara. Skripsi Pengkajian Seni yang berjudul “Peran Diegetic Sound Dalam Membangun Suspense Pada Film A Quiet Place” ini bertujuan untuk melihat bagaimana diegetic sound berperan dalam pembangunan suspense pada film A Quiet Place. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi data pada film, menganalisis, memilah dan memperhatikan bagaimana suspense terjadi, lalu setiap titik suspense diamati setiap komponen pembentuk diegetic sound, dan selanjutnya menggabungkan data-data yang berkaitan sehingga didapatkan kesimpulan bagaimana suspense dapat dibangun dengan diegetic sound.Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa Diegetic sound pada film A Quiet Place mampu membangun ketegangan atau suspense. Hal ini dilihat berdasarkan dari hasil analisa bahwa komponen diegetic sound seperti onscreen sound, offscreen sound, external diegetic sound dan internal diegetic sound memiliki perannya masing-masing dalam pembangunan suspense, setiap komponen diegetic sound memiliki motif kemunculan yang berbeda-beda namun tujuan mereka sama-sama sebagai pemancing atau pemantik tensi suspense. Kata Kunci: Film “A Quiet Place”, Diegetic Sound, Suspense
由约翰·克莱恩导演的《安静的地方》摘要。这是一部90分钟的电影,站在彩色图片的阴影下。除了2018年好莱坞电影奖(A . A . Place)获得年度《声音》(Sound of Year)和其他许多音效方面的成就。这篇艺术研究论文的题目是“在一个安静的地方建造悬浮物的同时使用的消声器”,目的是为了看看消声器在一个安静的地方对悬浮物的作用。本研究是一种描述性方法的定性研究。这项研究的目的是观察电影中的数据,分析、分析、筛选和观察悬架是如何发生的,然后观察悬架的每一个点,观察每一个减震器声的组成部分,然后再结合相关的数据,从而得出结论,悬架是如何与减震器声结合而成的。根据这项研究,可以得出结论,电影《安静的地方》中的二极化声音可以构成悬念。根据分析,digetic sound的二极管成分,如在线声、离岸声、外部复吉声和内部复吉声,都在悬挂系统中发挥了自己的作用,每一种双泻湖声都有不同的目标,但它们的目的都是作为鱼饵或中继器。关键词:电影“安静的地方”,减肥声,悬架
{"title":"PERAN DIEGETIC SOUND DALAM MEMBANGUN SUSPENSE PADA FILM “A QUIET PLACE”","authors":"Panji Kukuh Priambodho","doi":"10.24821/sense.v2i2.5078","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v2i2.5078","url":null,"abstract":"ABSTRAK Film A Quiet Place di sutradarai oleh John Krasinki. Film ini berdurasikan 90 menit dan berdiri di bawah naungan Paramount Picture. Adapun prestasi dari film A Quite Place yakni pada Hollywood Film Award 2018 sebagai pemenang Sound of the Year, dan berbagai prestasi lainnya di bidang suara. Skripsi Pengkajian Seni yang berjudul “Peran Diegetic Sound Dalam Membangun Suspense Pada Film A Quiet Place” ini bertujuan untuk melihat bagaimana diegetic sound berperan dalam pembangunan suspense pada film A Quiet Place. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi data pada film, menganalisis, memilah dan memperhatikan bagaimana suspense terjadi, lalu setiap titik suspense diamati setiap komponen pembentuk diegetic sound, dan selanjutnya menggabungkan data-data yang berkaitan sehingga didapatkan kesimpulan bagaimana suspense dapat dibangun dengan diegetic sound.Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa Diegetic sound pada film A Quiet Place mampu membangun ketegangan atau suspense. Hal ini dilihat berdasarkan dari hasil analisa bahwa komponen diegetic sound seperti onscreen sound, offscreen sound, external diegetic sound dan internal diegetic sound memiliki perannya masing-masing dalam pembangunan suspense, setiap komponen diegetic sound memiliki motif kemunculan yang berbeda-beda namun tujuan mereka sama-sama sebagai pemancing atau pemantik tensi suspense. Kata Kunci: Film “A Quiet Place”, Diegetic Sound, Suspense","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115687185","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKFilm “Transporter 3” menarik untuk diteliti karena terdapat satu merek produk muncul secara menonjol dari awal sampai akhir cerita sebagai properti. Kemunculan merek produk-produk dalam film mempunyai fungsi sebagai pendukung unsur naratif dari cerita, meskipun tidak semua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehadiran dan peran products placement dalam film dan juga menjabarkannya sebagai pendukung unsur naratif film. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan fokus terhadap adegan yang menampilkan products placement. Pembahasan dalam penelitian ini adalah fungsi products placement sebagai pendukung unsur naratif film “Transporter 3”. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan observasi secara langsung pada karya film. Data penelitian diolah dan dianalisis menggunakan teori-teori tentang products placement oleh Cristel Antonia Russel, Rosemary Avery dan Rosellina Ferraro, serta tentang naratif film oleh Himawan Pratista dan David Broadwell. Bedasarkan hasil analisis kesimpulannya adalah products placement dalam film “Transporter3” muncul melalui 36 scene. Kemunculan products placement lebih banyak menggunakan dimensi visual dari pada dimensi auditory. Akibat adanya products placement dalam film “Transporter 3” sebagian besar dapat mendukung kehadiran unsur naratif seperti plot, tokoh, konflik dan latar. Kehadiran products placement dalam “Transporter 3” paling mendukung unsur konflik, kemudian tokoh dan plot serta paling akhir adalah latar.Kata Kunci: Naratif, Product Placement, Produk
{"title":"ANALISIS PRODUCTS PLACEMENT SEBAGAI PENDUKUNG UNSUR NARATIF FILM “TRANSPORTER 3”","authors":"Hanifah Istiqomah, Siti Maemunah, Agnes Karina Prita Atmani","doi":"10.24821/sense.v2i2.5081","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/sense.v2i2.5081","url":null,"abstract":"ABSTRAKFilm “Transporter 3” menarik untuk diteliti karena terdapat satu merek produk muncul secara menonjol dari awal sampai akhir cerita sebagai properti. Kemunculan merek produk-produk dalam film mempunyai fungsi sebagai pendukung unsur naratif dari cerita, meskipun tidak semua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehadiran dan peran products placement dalam film dan juga menjabarkannya sebagai pendukung unsur naratif film. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan fokus terhadap adegan yang menampilkan products placement. Pembahasan dalam penelitian ini adalah fungsi products placement sebagai pendukung unsur naratif film “Transporter 3”. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara dokumentasi dan observasi secara langsung pada karya film. Data penelitian diolah dan dianalisis menggunakan teori-teori tentang products placement oleh Cristel Antonia Russel, Rosemary Avery dan Rosellina Ferraro, serta tentang naratif film oleh Himawan Pratista dan David Broadwell. Bedasarkan hasil analisis kesimpulannya adalah products placement dalam film “Transporter3” muncul melalui 36 scene. Kemunculan products placement lebih banyak menggunakan dimensi visual dari pada dimensi auditory. Akibat adanya products placement dalam film “Transporter 3” sebagian besar dapat mendukung kehadiran unsur naratif seperti plot, tokoh, konflik dan latar. Kehadiran products placement dalam “Transporter 3” paling mendukung unsur konflik, kemudian tokoh dan plot serta paling akhir adalah latar.Kata Kunci: Naratif, Product Placement, Produk","PeriodicalId":326029,"journal":{"name":"Sense: Journal of Film and Television Studies","volume":"26 5-6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133355194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}