Pub Date : 2021-09-27DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I2.76
Timotius Haryono
ABSTRAK – Semua orang percaya memiliki tanggung jawab untuk melayani. Namun kaum profesional Kristen masih enggan untuk melayani karena munculnya istilah pelayanan penuh waktu dan paruh waktu. Istilah ini secara tidak langsung menganggap kegiatan pelayanan di luar gereja bukanlah pelayanan Kristen yang sesungguhnya. Era Revolusi Industri 4.0 menuntut pelayanan Kristen yang tidak hanya menguasai kerohanian saja tetapi holistik. Keterlibatan profesional Kristen dalam pelayanan menjadi penting dalam menjawab tantangan ini karena kemampuan multifungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu strategi pelayanan multifungsi bagi profesional Kristen di Era Revolusi Industri 4.0. Penelitian ini menggunakan paradigma fenomenologi teologia dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Grounded Theory. Cara mengumpulkan data melalui studi pustaka. Penelitian ini menemukan peran pelayanan multifungsi profesional Kristen untuk memperluas dan meningkatkan kualitas pelayanan gereja di era Revolusi Industri 4.0.Kata kunci: Profesional Kristen, Pelayanan Multifungsi, Era Revolusi Industri 4.0. ABSTRACT – All believer has responsibility to serve God and others. But christian professional people reluctant because term of full time and part time ministry is appear. This terms indirectly means that service activity in outside of church isn’t the real christian service. The era of Industrial Revolution 4.0 demand christian ministry had not only spirituality but holistic. The involvement of Christian professional people in ministry become important to answer this challenge because they had multi-function ability. This research aims to develop a multi-function ministry strategy for Christian professional people in the era of Industrial Revolution 4.0. This research use phenomenology theology with qualitative approach. This research uses grounded theory method. This research use literature study to data collection process. This research found role of Christian professional people in multi-function ministry to expand and increase the quality of church service in the era of Industrial Revolution 4.0Keyword: Christian Professional People, Multi-function Ministry, The Era of Industrial Revolution 4.0
{"title":"PELAYANAN MULTIFUNGSI PROFESIONAL KRISTEN DALAM KONTEKS ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0","authors":"Timotius Haryono","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I2.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I2.76","url":null,"abstract":"ABSTRAK – Semua orang percaya memiliki tanggung jawab untuk melayani. Namun kaum profesional Kristen masih enggan untuk melayani karena munculnya istilah pelayanan penuh waktu dan paruh waktu. Istilah ini secara tidak langsung menganggap kegiatan pelayanan di luar gereja bukanlah pelayanan Kristen yang sesungguhnya. Era Revolusi Industri 4.0 menuntut pelayanan Kristen yang tidak hanya menguasai kerohanian saja tetapi holistik. Keterlibatan profesional Kristen dalam pelayanan menjadi penting dalam menjawab tantangan ini karena kemampuan multifungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu strategi pelayanan multifungsi bagi profesional Kristen di Era Revolusi Industri 4.0. Penelitian ini menggunakan paradigma fenomenologi teologia dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Grounded Theory. Cara mengumpulkan data melalui studi pustaka. Penelitian ini menemukan peran pelayanan multifungsi profesional Kristen untuk memperluas dan meningkatkan kualitas pelayanan gereja di era Revolusi Industri 4.0.Kata kunci: Profesional Kristen, Pelayanan Multifungsi, Era Revolusi Industri 4.0. ABSTRACT – All believer has responsibility to serve God and others. But christian professional people reluctant because term of full time and part time ministry is appear. This terms indirectly means that service activity in outside of church isn’t the real christian service. The era of Industrial Revolution 4.0 demand christian ministry had not only spirituality but holistic. The involvement of Christian professional people in ministry become important to answer this challenge because they had multi-function ability. This research aims to develop a multi-function ministry strategy for Christian professional people in the era of Industrial Revolution 4.0. This research use phenomenology theology with qualitative approach. This research uses grounded theory method. This research use literature study to data collection process. This research found role of Christian professional people in multi-function ministry to expand and increase the quality of church service in the era of Industrial Revolution 4.0Keyword: Christian Professional People, Multi-function Ministry, The Era of Industrial Revolution 4.0","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121238632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Demitologi adalah salah satu pandangan yang menyerang kewibawaan Alkitab, bila azas ini digoncangkan maka orang percaya akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran di masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang inneransi atau ketaksalahan Alkitab dalam menangkal ajaran demitologi yang berkembang dalam jemaat pada masa kini. Pendekatan yang digunakan adalah studi pustaka berdasarkan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ketaksalahan Alkitab membuktikan dengan jelas bahwa demitologi tidak memiliki kekuatan argumentasi dalam menolak obyektifitas mujizat dan berita-berita supernatural di dalam Alkitab. Karena Alkitab tanpa salah maka semua tulisan di dalamnya adalah kebenaran yang berasal dari Allah sendiri. Sangat penting untuk terus menerus mengajarkan ketaksalahan Alkitab dalam pengajaran orang percaya pada masa kini.
{"title":"DOKTRIN INERANSI ALKITAB MENANGKAL DEMITOLOGI DALAM PENGAJARAN BAGI ORANG KRISTEN PADA MASA KINI","authors":"Lavandya Permata Kusuma Wardhani, Evangelis Ripno Jayanthi","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I2.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I2.65","url":null,"abstract":"Demitologi adalah salah satu pandangan yang menyerang kewibawaan Alkitab, bila azas ini digoncangkan maka orang percaya akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran di masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang inneransi atau ketaksalahan Alkitab dalam menangkal ajaran demitologi yang berkembang dalam jemaat pada masa kini. Pendekatan yang digunakan adalah studi pustaka berdasarkan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ketaksalahan Alkitab membuktikan dengan jelas bahwa demitologi tidak memiliki kekuatan argumentasi dalam menolak obyektifitas mujizat dan berita-berita supernatural di dalam Alkitab. Karena Alkitab tanpa salah maka semua tulisan di dalamnya adalah kebenaran yang berasal dari Allah sendiri. Sangat penting untuk terus menerus mengajarkan ketaksalahan Alkitab dalam pengajaran orang percaya pada masa kini.","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116407845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-27DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I2.68
Arthur Sitompul, B. Nainggolan, Stimson Hutagalung
Amanat agung yang diberikan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan jiwa kepada semua orang adalah tugas yang mulia untuk diemban, tidak terkecuali orang yang mengalami gangguan jiwa juga harus menjadi sasaran untuk dijangkau. Oleh sebab itu tujuan penulisan ini adalah menemukan metode yang efektif untuk menjangkau jiwa orang yang mengalami gangguan jiwa. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data melalui study kasus yaitu observasi lapangan, studi pustaka dan hermeneutik untuk menafsirkan ayat Alkitab yang dijadikan acuan. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah seorang penginjil dalam usaha menjangkau orang yang mengalami gangguan jiwa maka harus mampu mengerti ilmu jiwa, dengan demikian metode Daud dalam menjangkau Saul yaitu dengan memberi perhatian khusus, pendampingan dan juga pemenuhan kebutuhan dalam usaha memberi kelegaan.
{"title":"MENJANGKAU ORANG GANGGUAN JIWA DENGAN KONSEP DAUD DALAM 1 SAMUEL 16:23","authors":"Arthur Sitompul, B. Nainggolan, Stimson Hutagalung","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I2.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I2.68","url":null,"abstract":"Amanat agung yang diberikan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan jiwa kepada semua orang adalah tugas yang mulia untuk diemban, tidak terkecuali orang yang mengalami gangguan jiwa juga harus menjadi sasaran untuk dijangkau. Oleh sebab itu tujuan penulisan ini adalah menemukan metode yang efektif untuk menjangkau jiwa orang yang mengalami gangguan jiwa. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data melalui study kasus yaitu observasi lapangan, studi pustaka dan hermeneutik untuk menafsirkan ayat Alkitab yang dijadikan acuan. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah seorang penginjil dalam usaha menjangkau orang yang mengalami gangguan jiwa maka harus mampu mengerti ilmu jiwa, dengan demikian metode Daud dalam menjangkau Saul yaitu dengan memberi perhatian khusus, pendampingan dan juga pemenuhan kebutuhan dalam usaha memberi kelegaan.","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122839656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-27DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I2.77
M. Adon, Stanislaus Eko Riyadi
Tulisan ini bertujuan mengungkapkan pokok-pokok perdebatan Yesus dengan pemimpin-pemimpin Yahudi dalam Injil Yohanes bab 5: 19-47. Pernyataan-pernyataan yang disampaikan Yesus dalam perdebatan tersebut dianggap oleh pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi sebagai penghujatan kepada Allah dan Taurat. Atas dasar ini, para pemimpin Yahudi bersepakat untuk membunuh Yesus. Karena itu, perikop Injil Yohanes 5:19-47 menjadi salah satu bagian penting untuk mengerti keseluruhan konflik dalam Injil Yohanes. Dalam Injil Yohanes segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan Yesus ditolak dan ditentang oleh pemimpin-pemimpin Yahudi. Penginjil Yohanes menempatkan kelompok ini sebagai penentang Yesus yang sejak awal sampai akhir tidak mengubah sikapnya. Dalam konteks jemaat semacam inilah, Yohanes menulis injil agar semua orang menjadi percaya dan diselamatkan. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atas sumber-sumber dan interpretasi Injil Yohanes. Melalui penelitian ini diharapkan para pembaca Injil Yohanes memahami tujuan teologis di balik Injil Yohanes. Sebab secara literer Injil Yohanes memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan injil-injil sinoptik.
{"title":"POKOK-POKOK PERDEBATAN YESUS DENGAN PARA PEMIMPIN YAHUDI DALAM YOHANES 5: 19-47","authors":"M. Adon, Stanislaus Eko Riyadi","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I2.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I2.77","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan mengungkapkan pokok-pokok perdebatan Yesus dengan pemimpin-pemimpin Yahudi dalam Injil Yohanes bab 5: 19-47. Pernyataan-pernyataan yang disampaikan Yesus dalam perdebatan tersebut dianggap oleh pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi sebagai penghujatan kepada Allah dan Taurat. Atas dasar ini, para pemimpin Yahudi bersepakat untuk membunuh Yesus. Karena itu, perikop Injil Yohanes 5:19-47 menjadi salah satu bagian penting untuk mengerti keseluruhan konflik dalam Injil Yohanes. Dalam Injil Yohanes segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan Yesus ditolak dan ditentang oleh pemimpin-pemimpin Yahudi. Penginjil Yohanes menempatkan kelompok ini sebagai penentang Yesus yang sejak awal sampai akhir tidak mengubah sikapnya. Dalam konteks jemaat semacam inilah, Yohanes menulis injil agar semua orang menjadi percaya dan diselamatkan. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan atas sumber-sumber dan interpretasi Injil Yohanes. Melalui penelitian ini diharapkan para pembaca Injil Yohanes memahami tujuan teologis di balik Injil Yohanes. Sebab secara literer Injil Yohanes memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan injil-injil sinoptik.","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133634727","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I1.66
Hery Harjanto, Hery Fitriyanto
ABSTRAK – Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan pemikir-pemikir yang kritis dalam berbagai bidang, termasuk kritik terhadap Alkitab. Para kritikus mengatakan yaitu bahwa manusia bukan ciptaan Allah yang sempurna dan tidak lebih baik dari binatang. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan jawaban alkitabiah terhadap isu ini dan menunjukan ketaksalahan Alkitab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode hermeneutika dan studi literatur. Adapun hasil dari penelitian adalah bahwa manusia adalah ciptaan Allah, diciptakan segambar dan serupa Allah dan sempurna adanya. Manusia menjadi jahat bahkan kejahatannya melebihi binatang terjadi setelah manusia yang sempurna itu jatuh ke dalam dosa. Kata kunci : Allah, Penciptaan Manusia, Sempurna, Ketaksalahan Alkitab ABSTRACT – Science and tecnology advancement produce some philosophers that criticize all things, including the Bible. Those philosophers said that human beings are not the creation of God that is perfect and better than animal. This article aims to give a biblical answer to this issue dan prove inerransy of The Bible. This reseach use qualitative descriptive approach with hermeneutic and literature study method. This research found that human beings are the creation of God that is created in the image and likeness of God and perfect. Human beings become evil more than animal after fell into sin. Keyword: God, The Creation Of Human Being, Perfect, Inerrancy of The Bible
{"title":"MENANGKAL KRITIKUS ALKITAB BAHWA MANUSIA BUKAN CIPTAAN TUHAN YANG SEMPURNA DAN TIDAK LEBIH BAIK DARI BINATANG","authors":"Hery Harjanto, Hery Fitriyanto","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I1.66","url":null,"abstract":"ABSTRAK – Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan pemikir-pemikir yang kritis dalam berbagai bidang, termasuk kritik terhadap Alkitab. Para kritikus mengatakan yaitu bahwa manusia bukan ciptaan Allah yang sempurna dan tidak lebih baik dari binatang. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan jawaban alkitabiah terhadap isu ini dan menunjukan ketaksalahan Alkitab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode hermeneutika dan studi literatur. Adapun hasil dari penelitian adalah bahwa manusia adalah ciptaan Allah, diciptakan segambar dan serupa Allah dan sempurna adanya. Manusia menjadi jahat bahkan kejahatannya melebihi binatang terjadi setelah manusia yang sempurna itu jatuh ke dalam dosa. Kata kunci : Allah, Penciptaan Manusia, Sempurna, Ketaksalahan Alkitab ABSTRACT – Science and tecnology advancement produce some philosophers that criticize all things, including the Bible. Those philosophers said that human beings are not the creation of God that is perfect and better than animal. This article aims to give a biblical answer to this issue dan prove inerransy of The Bible. This reseach use qualitative descriptive approach with hermeneutic and literature study method. This research found that human beings are the creation of God that is created in the image and likeness of God and perfect. Human beings become evil more than animal after fell into sin. Keyword: God, The Creation Of Human Being, Perfect, Inerrancy of The Bible","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117074398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-26DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I1.60
Yonatan Alex Arifianto
Abstrak: Kekristenan tidak lupu dari mandat AManat Agung Tuhan Yesus dalam emlakukan pekerjaan misi bagi seluruh dunia. Namun banyak kekristenan baik gereja maupun orang percaya enggan melakukan penginjilan karena bukan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga gereja terus mengalami kendala dalam melakukan misi bagi orang yeng belum mengenal Yesus sebagai juruselamat. Dengan melalui studi literatur dan pendekatan kualaitatif deskriptif tujuan penulisan ini menjadi pemahaman orang percaya untuk dapat melakukan misi. Yang dapat disimpulkan bahwa, mereduksi stigmatisasi perlu di ajarkan kepada orang percaya dengan memperkenalkan yang pertama, Misiologi dalam Mandat Amanat Agung Tuhan Yesus yang harus dikerjakan walaupun menghadapi tantangan namun motivasi penginjilan bagi orang percaya harus dikerjkan sebab hal itu adalah bagian dari orang percaya secara personal maupun korporat menjadi kawan sekerja Tuhan. Namun dalam mengaktualisasi misiologi harus mendapat pimpinan Roh Kudus yang menyertai proses misiologi itu sebagai rencana Tuhan bagi keselamatan manusia. Abstarct: Christianity does not escape from the mandate of the Great Commission of the Lord Jesus in carrying out missionary work for the whole world. However, many Christians, both churches and believers, are reluctant to do evangelism because it is not their duty and responsibility. So that the church continues to experience obstacles in carrying out missions for people who do not know Jesus as Savior. Through literature study and a descriptive qualitative approach, the purpose of this writing is to understand believers to be able to carry out missions. It can be concluded that reducing stigmatization needs to be taught to believers by introducing the first, Missiology in the Great Commission Mandate of the Lord Jesus which must be done even though it faces challenges, but evangelism motivation for believers must be done because it is part of the believer personally and the corporation becomes God's fellow workers. However, in actualizing missiology, the guidance of the Holy Spirit must be accompanied by the missiological process as God's plan for human salvation.
{"title":"MEREDUKSI STIGMATISASI MISIOLOGI HANYA UNTUK PEMIMPIN GEREJA SEBAGAI MOTIVASI ORANG PERCAYA UNTUK MENGINJIL","authors":"Yonatan Alex Arifianto","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I1.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I1.60","url":null,"abstract":"Abstrak: Kekristenan tidak lupu dari mandat AManat Agung Tuhan Yesus dalam emlakukan pekerjaan misi bagi seluruh dunia. Namun banyak kekristenan baik gereja maupun orang percaya enggan melakukan penginjilan karena bukan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga gereja terus mengalami kendala dalam melakukan misi bagi orang yeng belum mengenal Yesus sebagai juruselamat. Dengan melalui studi literatur dan pendekatan kualaitatif deskriptif tujuan penulisan ini menjadi pemahaman orang percaya untuk dapat melakukan misi. Yang dapat disimpulkan bahwa, mereduksi stigmatisasi perlu di ajarkan kepada orang percaya dengan memperkenalkan yang pertama, Misiologi dalam Mandat Amanat Agung Tuhan Yesus yang harus dikerjakan walaupun menghadapi tantangan namun motivasi penginjilan bagi orang percaya harus dikerjkan sebab hal itu adalah bagian dari orang percaya secara personal maupun korporat menjadi kawan sekerja Tuhan. Namun dalam mengaktualisasi misiologi harus mendapat pimpinan Roh Kudus yang menyertai proses misiologi itu sebagai rencana Tuhan bagi keselamatan manusia. Abstarct: Christianity does not escape from the mandate of the Great Commission of the Lord Jesus in carrying out missionary work for the whole world. However, many Christians, both churches and believers, are reluctant to do evangelism because it is not their duty and responsibility. So that the church continues to experience obstacles in carrying out missions for people who do not know Jesus as Savior. Through literature study and a descriptive qualitative approach, the purpose of this writing is to understand believers to be able to carry out missions. It can be concluded that reducing stigmatization needs to be taught to believers by introducing the first, Missiology in the Great Commission Mandate of the Lord Jesus which must be done even though it faces challenges, but evangelism motivation for believers must be done because it is part of the believer personally and the corporation becomes God's fellow workers. However, in actualizing missiology, the guidance of the Holy Spirit must be accompanied by the missiological process as God's plan for human salvation.","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132639301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-25DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I1.64
Ayub Budhi Anggoro, Aritya Gusmala Sari
ABSTRAK – Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0) berdampak pada seluruh bidang termasuk pendidikan dengan munculnya pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 yang bercirikan cyber system berisiko menimbulkan pelanggaran etika. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tinjauan etis alkitabiah terhadap pelanggaran etika dalam pembelajaran cyber system di era revolusi industri 4.0. Penelitian ini menggunakan metode teologi sistematika dengan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada penalaran induktif dan paradigma fenomenologi. Hasil penelitian yaitu praktik pelanggaran cyber system merupakan masalah etika yang berisiko untuk terjadi dalam pembelajaran era RI 4.0. Pelanggaran tersebut dapat dilakukan secara sengaja maupun karena faktor ketidaktahuan. Ada 2 hal yang harus dilakukan untuk mencegah pelanggaran itu terjadi dan terbentuknya kehidupan beretika Kristen yang unggul dalam pembelajaran cyber system yaitu pertama, memiliki indentitas yang baru di dalam Yesus Kristus, karena hidup yang utuh dan bermakna itu dimiliki ketika Kristus berdiam dalam diri seseorang. Kedua, praktik pola hidup berintegritas dalam pembelajaran cyber system. Kata Kunci: Cyber System, Etika Alkitabiah, Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 ABSTRACT - Industrial Revolution 4.0 (RI 4.0) has an impact on all fields including education with the emergence of education 4.0. Education 4.0 which is characterized by a cyber system is at risk of causing ethical violations. This study aims to provide a biblical ethical review of ethical violations in cyber system learning in the era of the industrial revolution 4.0. This study uses a systematic theological method with a qualitative approach based on inductive reasoning and a phenomenological paradigm. The result of the research shows that cyber system violation practices are ethical issues that are at risk of occurring in the learning era of RI 4.0. These violations can be done intentionally or because of ignorance. There are 2 things that must be done to prevent these violations from occurring and the formation of a Christian ethical life that is superior in cyber system learning, namely first, having a new identity in Jesus Christ, because a full and meaningful life is owned when Christ dwells in a person. Second, practice a lifestyle with integrity in cyber system learning. Keywords: Cyber System, Biblical Ethics, Learning in the Industrial Revolution Era 4.0
摘要——工业革命4.0(里4.0)对教育等领域产生了影响,包括教育4.0。以网络系统为特征的4.0教育有违反道德的危险。本研究旨在对工业革命时期网络学习违反道德的行为进行道德审查。本研究采用分类学神学的方法,采用基于归纳推理和现象学范例的定性方法。网络系统犯罪实践的研究表明,在第4.0时代学习中存在风险的伦理问题。这种犯罪既可以是故意的,也可以是无知的因素。有两件事必须做,以防止这种入侵的发生,并建立一个优越的基督教网络学习生活,第一,在耶稣基督里面有一个新的身份,因为当基督住在一个人里面时,这种完全有意义的生活是存在的。第二,在网络学习系统中实践诚信的生活模式。关键字:网络系统、圣经伦理、工业革命时代学习4.0(日4.0)对所有领域都有影响,包括教育程度4.0。该网络对教育的积极影响是有风险的。这项研究提供了在工业革命时期学习网络上行为侵犯的圣经性审查。这个研究是一种系统性的神学方法,以相互关联的推理和一种表里化的形式进行研究。这些暴力可以出于自愿或疏忽而进行。有两个事情那一定是做to prevent这些violations来自occurring and a Christian编队》方面的优越生活就是在网络系统学习,namely第一,玩得全a new身份in耶稣基督,因为生命meaningful是owned当基督dwells in a人。第二,实践一种尊重网络学习系统的生活方式。网络系统,圣经伦理学,在工业革命时期学习
{"title":"ETIKA PESERTA DIDIK DALAM CYBER SYSTEM: SEBUAH TINJAUAN ETIS ALKITABIAH PADA PEMBELAJARAN ERA PENDIDIKAN 4.0","authors":"Ayub Budhi Anggoro, Aritya Gusmala Sari","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I1.64","url":null,"abstract":"ABSTRAK – Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0) berdampak pada seluruh bidang termasuk pendidikan dengan munculnya pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 yang bercirikan cyber system berisiko menimbulkan pelanggaran etika. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tinjauan etis alkitabiah terhadap pelanggaran etika dalam pembelajaran cyber system di era revolusi industri 4.0. Penelitian ini menggunakan metode teologi sistematika dengan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada penalaran induktif dan paradigma fenomenologi. Hasil penelitian yaitu praktik pelanggaran cyber system merupakan masalah etika yang berisiko untuk terjadi dalam pembelajaran era RI 4.0. Pelanggaran tersebut dapat dilakukan secara sengaja maupun karena faktor ketidaktahuan. Ada 2 hal yang harus dilakukan untuk mencegah pelanggaran itu terjadi dan terbentuknya kehidupan beretika Kristen yang unggul dalam pembelajaran cyber system yaitu pertama, memiliki indentitas yang baru di dalam Yesus Kristus, karena hidup yang utuh dan bermakna itu dimiliki ketika Kristus berdiam dalam diri seseorang. Kedua, praktik pola hidup berintegritas dalam pembelajaran cyber system. Kata Kunci: Cyber System, Etika Alkitabiah, Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 ABSTRACT - Industrial Revolution 4.0 (RI 4.0) has an impact on all fields including education with the emergence of education 4.0. Education 4.0 which is characterized by a cyber system is at risk of causing ethical violations. This study aims to provide a biblical ethical review of ethical violations in cyber system learning in the era of the industrial revolution 4.0. This study uses a systematic theological method with a qualitative approach based on inductive reasoning and a phenomenological paradigm. The result of the research shows that cyber system violation practices are ethical issues that are at risk of occurring in the learning era of RI 4.0. These violations can be done intentionally or because of ignorance. There are 2 things that must be done to prevent these violations from occurring and the formation of a Christian ethical life that is superior in cyber system learning, namely first, having a new identity in Jesus Christ, because a full and meaningful life is owned when Christ dwells in a person. Second, practice a lifestyle with integrity in cyber system learning. Keywords: Cyber System, Biblical Ethics, Learning in the Industrial Revolution Era 4.0","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121551217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-05DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I1.61
Yosua Sibarani
ABSTRAK - Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era revolusi industri 4.0 turut menyeret kehidupan anak remaja ke dalam berbagai penyalahgunaan dan penyimpangan. Ada banyak kenakalan remaja yang terjadi di dalam masyarakat seperti pergaulan bebas, merokok, tawuran, minuman keras dan obat-obat terlarang, bahkan seks di luar nikah. Hal tersebut dapat disebabkan kurangnya peran orang tua dalam mewariskan nilai-nilai kerohanian kepada anak remaja. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran orang tua dalam mewariskan iman kepada anak remaja berdasarkan 2 Timotius 1:5. Penulis membatasi penelitian ini pada pembinaan rohani anak remaja. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penulis menerapkan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Dalam hal ini, penulis juga menganalisis teks 2 Timotius 1:5 melalui prinsip hermeneutik Perjanjian Baru untuk mendapatkan peran orang tua dalam mewariskan iman bagi pembinaan rohani anak remaja. Sebagai hasil dari penelitian ini, peran orang tua dalam mewariskan iman kepada anak remaja adalah sebagai pendidik (edukator), sebagai pembimbing (mentor), dan sebagai pendorong (motivator). Kata Kunci: Warisan Iman; Anak Remaja; Pembinaan Rohani; 2 Timotius 1:5 ABSTRACT – The advancement of science and technology in the industrial revolution era 4.0 also dragged the lives of teenagers into various abuses and deviations. There are many juvenile delinquencies that occur in society such as promiscuity, smoking, brawl, alcohol and drugs, and even sex outside of marriage. This can be due to the lack of the role of parents in passing on spiritual values to adolescents. Thus, the purpose of this study is to explain the role of parents in passing on faith to adolescents based on 2 Timothy 1: 5. The author limits this research to the spiritual formation of adolescents. To achieve these objectives, the authors apply descriptive qualitative research methods with a literature study approach. In this case, the author also analyzes the text of 2 Timothy 1:5 through the New Testament hermeneutic principles to get the role of parents in passing on faith for the spiritual formation of adolescents. As a result of this study, the role of parents in passing on faith to adolescents is as educators, as mentors, and as motivators. Keywords: Faith Heritage; Teenager; Spiritual Formation; 2 Timothy 1: 5
-抽象科学进步和技术在工业革命4.0时代有助于青少年生活拖进各种滥用和歪曲。在这样一个社会中发生了很多青少年一样自由联想,吸烟、打架、酗酒和吸毒,甚至婚外性行为。这可能是由于父母在传递精神价值方面的缺乏作用。因此,这项研究的目的是解释父母在《提摩太后书》1:5中赋予年轻人信仰的作用。作者把这项研究限制在青少年的精神训练上。为了实现这一目标,作者采用了文献研究的描述性定性研究方法。在这种情况下,作者还在分析这篇文章提摩太后书1:5通过解释新约圣经的原则,以得到父母的角色留给青年辅导孩子的精神信仰。作为这项研究的结果,父母在传递对青少年的信仰方面的作用是作为教育工作者、导师和动力者。关键词:产业信心;青少年;精神辅导;提摩太后书1:5抽象——The advancement of science and technology)在《工业革命4.0时代也dragged生平青少年进入不同abuses deviations著作百科全书》。有许多少年delinquencies那个occur in society美国如此promiscuity),吸烟,甚至brawl、酒精和毒品和性婚姻的外面。这可以成为到期的《父母的角色在传球上缺乏对青少年价值观的精神。因此,这个研究之目的是为了解释父母对青少年在传球上信仰之角色改编自2 (Timothy 1: 5。这一研究对青少年精神形成的限制。为了实现这些目标,当局采用了一种有资格的文献研究方法的方法。在这个案例文本》、《作家也analyzes 2 (Timothy 1:5穿过新约hermeneutic原则为了父母的角色在传球上编队青少年的精神信仰》。美国的论点这个角色》研究,美国父母对青少年在传球上信仰是educators motivators,美国mentors和美国。安装:传统信仰;青少年;编队的精神;2 (Timothy 1: 5
{"title":"PERAN ORANG TUA DALAM MEWARISKAN IMAN BAGI PEMBINAAN ROHANI ANAK REMAJA MENURUT 2 TIMOTIUS 1:5 DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0","authors":"Yosua Sibarani","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I1.61","url":null,"abstract":"ABSTRAK - Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era revolusi industri 4.0 turut menyeret kehidupan anak remaja ke dalam berbagai penyalahgunaan dan penyimpangan. Ada banyak kenakalan remaja yang terjadi di dalam masyarakat seperti pergaulan bebas, merokok, tawuran, minuman keras dan obat-obat terlarang, bahkan seks di luar nikah. Hal tersebut dapat disebabkan kurangnya peran orang tua dalam mewariskan nilai-nilai kerohanian kepada anak remaja. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran orang tua dalam mewariskan iman kepada anak remaja berdasarkan 2 Timotius 1:5. Penulis membatasi penelitian ini pada pembinaan rohani anak remaja. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penulis menerapkan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Dalam hal ini, penulis juga menganalisis teks 2 Timotius 1:5 melalui prinsip hermeneutik Perjanjian Baru untuk mendapatkan peran orang tua dalam mewariskan iman bagi pembinaan rohani anak remaja. Sebagai hasil dari penelitian ini, peran orang tua dalam mewariskan iman kepada anak remaja adalah sebagai pendidik (edukator), sebagai pembimbing (mentor), dan sebagai pendorong (motivator). Kata Kunci: Warisan Iman; Anak Remaja; Pembinaan Rohani; 2 Timotius 1:5 ABSTRACT – The advancement of science and technology in the industrial revolution era 4.0 also dragged the lives of teenagers into various abuses and deviations. There are many juvenile delinquencies that occur in society such as promiscuity, smoking, brawl, alcohol and drugs, and even sex outside of marriage. This can be due to the lack of the role of parents in passing on spiritual values to adolescents. Thus, the purpose of this study is to explain the role of parents in passing on faith to adolescents based on 2 Timothy 1: 5. The author limits this research to the spiritual formation of adolescents. To achieve these objectives, the authors apply descriptive qualitative research methods with a literature study approach. In this case, the author also analyzes the text of 2 Timothy 1:5 through the New Testament hermeneutic principles to get the role of parents in passing on faith for the spiritual formation of adolescents. As a result of this study, the role of parents in passing on faith to adolescents is as educators, as mentors, and as motivators. Keywords: Faith Heritage; Teenager; Spiritual Formation; 2 Timothy 1: 5","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114903224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-05DOI: 10.38052/GAMALIEL.V3I1.63
Y. Yuliati
ABSTRAK – Anak usia dini harus membiasakan diri dengan kemajuan teknologi informasi di era Industri 4.0. Namun kemajuan teknologi informasi ini memiliki dampak negatif bagi anak usia dini. Pendampingan orang tua diusulkan untuk menangkal dampak negatif kemajuan teknologi. Bahkan pendampingan orang tua dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan kerohanian anak dalam menghadapi tantangan era Industri 4.0 melalui pemuridan. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pemuridan menurut Injil Yohanes dalam pemuridan anak usia dini di era Industri 4.0. Penelitian ini adalah penelitian terapan dengan pendekatan kualitatif dan paradigma fenomenologi teologia. Penelitian ini menemukan Model Pemuridan Keluarga Yohanes 4.0 yang akan membantu orang tua untuk mendidik anak usia dini menjadi seorang murid Kristus. Kata Kunci: Anak Usia Dini, Pemuridan, Keluarga, Yohanes, Era Industri 4.0 ABSTRACT – Chidren in early childhood must adjust themseft about advance in information technology in Industrial 4.0 era. However this advance in information technology has negative impact to children. Parental accompaniment is proposed to prevent negative impact of technology advance. Even parental accompaniment can be use to prepare the spirituality of the child to face the challenge from Industrial 4.0 era. This research aims to apply discipleship according to The Gospel of John on early childhood discipleship in Industrial 4.0 era. This reseach is an applied reaseach that use qualitative approach and fenomenology theology paradigm. This research produce Family John 4.0 discipleship model that will help parent to educate children in early childhood become disciple of Christ. Keyword: Chidren in early childhood, Discipleship, Family, John, Industrial 4.0
{"title":"PEMURIDAN ALKITABIAH MENURUT INJIL YOHANES UNTUK ANAK USIA DINI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0","authors":"Y. Yuliati","doi":"10.38052/GAMALIEL.V3I1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V3I1.63","url":null,"abstract":"ABSTRAK – Anak usia dini harus membiasakan diri dengan kemajuan teknologi informasi di era Industri 4.0. Namun kemajuan teknologi informasi ini memiliki dampak negatif bagi anak usia dini. Pendampingan orang tua diusulkan untuk menangkal dampak negatif kemajuan teknologi. Bahkan pendampingan orang tua dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan kerohanian anak dalam menghadapi tantangan era Industri 4.0 melalui pemuridan. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan pemuridan menurut Injil Yohanes dalam pemuridan anak usia dini di era Industri 4.0. Penelitian ini adalah penelitian terapan dengan pendekatan kualitatif dan paradigma fenomenologi teologia. Penelitian ini menemukan Model Pemuridan Keluarga Yohanes 4.0 yang akan membantu orang tua untuk mendidik anak usia dini menjadi seorang murid Kristus. Kata Kunci: Anak Usia Dini, Pemuridan, Keluarga, Yohanes, Era Industri 4.0 ABSTRACT – Chidren in early childhood must adjust themseft about advance in information technology in Industrial 4.0 era. However this advance in information technology has negative impact to children. Parental accompaniment is proposed to prevent negative impact of technology advance. Even parental accompaniment can be use to prepare the spirituality of the child to face the challenge from Industrial 4.0 era. This research aims to apply discipleship according to The Gospel of John on early childhood discipleship in Industrial 4.0 era. This reseach is an applied reaseach that use qualitative approach and fenomenology theology paradigm. This research produce Family John 4.0 discipleship model that will help parent to educate children in early childhood become disciple of Christ. Keyword: Chidren in early childhood, Discipleship, Family, John, Industrial 4.0","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128398845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-09-29DOI: 10.38052/GAMALIEL.V2I2.53
D. A. Pradipta
ABSTRAK - Mazmur 91 sering dipilih sebagai salah satu rujukan orang percaya untuk memohon perlindungan kepada Allah terhadap Covid-19. Mazmur 91 memang menggaungkan perlindungan dan keselamatan total kepada mereka yang mengikuti syarat yang terkandung di dalam pasal tersebut. Permasalahan timbul ketika cara penafsiran teks Mazmur 91 yang tidak tepat. Penafsiran yang keliru dapat membuat orang percaya merasa diri kebal terhadap sakit- penyakit maupun menjadi tidak percaya atau ragu terhadap janji Tuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode grounded theory. Penelitian ini membandingkan penafsiran receptive history , struktural dan kanonikal serta Kristologis untuk menghasilkan penafsiran Mazmur 91 yang tepat. Penelitian ini berhasil menemukan penafsiran Mazmur 91 harus diarahkan kepada kebergantungan kepada Tuhan yang mengizinkan masa sulit terjadi. Dengan demikian, Mazmur 91 dapat menjadi rujukan dalam doa pada masa pandemi Covid-19. Kata kunci: Mazmur 91, Penafsiran, COVID-19 ABSTRACT – Psalm 91 is often chosen as one of the references of believers to seek God's protection against Covid-19. Psalm 91 often being choosen by believer to ask for protection from Covid-19. Psalm 91 truly offered promises of protection, safety, and assurance to the people who follow the rule in the teks. The problem arose when Psalm 91 intrepreted in a wrong way. Wrong interpretation from Psalm 91 could make believer feels invincible from disease or doubt to the promise the promises did not match with the reality around them: believers and even pastors contracted the disease and some of them passed away due to the disease. This could create a form of distrust and doubt God’s promise. This research used a qualitative approach and grounded theory method. This research compared receptive history intrepretation, structural and canonic interpretation, also Christological interpretation. This reseach found that the correct way to interpret Psalm 91 is directed to dependency on God who allow this hard time happen. Thus, Psalm 91 can be reference in pray on Covid-19 pandemic period. Keyword :, Psalm 91, Interpretation, COVID-19.
抽象的诗篇91经常被选为信徒的参考文献之一,祈求神保护我们不受Covid-19的伤害。诗篇91篇确实使那些遵守这一章的要求的人得到保护和完全的安全。当诗篇91篇的解释不正确时,问题就出现了。错误的解释会使信徒对疾病免疫,使他们对主的应许失去信心或怀疑。该研究采用定性方法和土地理论方法。这项研究比较了对诗篇91的正确解释,将对历史、结构和教理的解释与对教理的解释进行了比较。这项研究成功地找到了对诗篇91的解释,必须依靠主,让患难发生。因此,诗篇91可以作为对Covid-19大流行祈祷的参考。关键词:诗篇91,解释,COVID-19摘要——Psalm 91被认为是信仰寻求上帝保护的参考文献之一。由信徒要求保护免受Covid-19的惩罚而选择。《和平与安全》第91页忠实地向遵守短信规则的人民承诺保护、安全和安全。当Psalm 91被误导时,问题就会出现。来自Psalm 91的错误解释可以让信徒对疾病无法抗拒,也可以让他们对承诺的承诺与现实不符:信仰和甚至牧师之间存在疾病,他们中的一些人通过疾病来解决问题。这可能会形成一种怀疑和怀疑上帝的承诺。这项研究使用了qualitative approach和grounded theory method。这个研究综合了对乐园历史的回顾,对文化和对正典的解释,以及对基督的解释。这次发现,对《和平与秩序》第91章的正确解释是受到上帝的惩罚因此,Psalm 91可以参考Covid-19大流行期的祈祷。密码:Psalm 91,解释,COVID-19。
{"title":"PENAFSIRAN TEKS MAZMUR 91 YANG BENAR DALAM MEREFLEKSIKAN PERISTIWA PANDEMI COVID-19","authors":"D. A. Pradipta","doi":"10.38052/GAMALIEL.V2I2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.38052/GAMALIEL.V2I2.53","url":null,"abstract":"ABSTRAK - Mazmur 91 sering dipilih sebagai salah satu rujukan orang percaya untuk memohon perlindungan kepada Allah terhadap Covid-19. Mazmur 91 memang menggaungkan perlindungan dan keselamatan total kepada mereka yang mengikuti syarat yang terkandung di dalam pasal tersebut. Permasalahan timbul ketika cara penafsiran teks Mazmur 91 yang tidak tepat. Penafsiran yang keliru dapat membuat orang percaya merasa diri kebal terhadap sakit- penyakit maupun menjadi tidak percaya atau ragu terhadap janji Tuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode grounded theory. Penelitian ini membandingkan penafsiran receptive history , struktural dan kanonikal serta Kristologis untuk menghasilkan penafsiran Mazmur 91 yang tepat. Penelitian ini berhasil menemukan penafsiran Mazmur 91 harus diarahkan kepada kebergantungan kepada Tuhan yang mengizinkan masa sulit terjadi. Dengan demikian, Mazmur 91 dapat menjadi rujukan dalam doa pada masa pandemi Covid-19. Kata kunci: Mazmur 91, Penafsiran, COVID-19 ABSTRACT – Psalm 91 is often chosen as one of the references of believers to seek God's protection against Covid-19. Psalm 91 often being choosen by believer to ask for protection from Covid-19. Psalm 91 truly offered promises of protection, safety, and assurance to the people who follow the rule in the teks. The problem arose when Psalm 91 intrepreted in a wrong way. Wrong interpretation from Psalm 91 could make believer feels invincible from disease or doubt to the promise the promises did not match with the reality around them: believers and even pastors contracted the disease and some of them passed away due to the disease. This could create a form of distrust and doubt God’s promise. This research used a qualitative approach and grounded theory method. This research compared receptive history intrepretation, structural and canonic interpretation, also Christological interpretation. This reseach found that the correct way to interpret Psalm 91 is directed to dependency on God who allow this hard time happen. Thus, Psalm 91 can be reference in pray on Covid-19 pandemic period. Keyword :, Psalm 91, Interpretation, COVID-19.","PeriodicalId":336785,"journal":{"name":"Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121709524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}