Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan upacara tradisional pada masyarakat Dayak Halong yang masih dilaksanakan sampai saat ini. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan,Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam tulisan ini dideskripsikan bagaimana jalannya upacara, bahan yang dipakai untuk upacara dan beberapa manfaat upacara dalam pembentukan karakter pada masyarakat Dayak Halong. Hal penting dalam pelaksanaan upacara ini adalah kepatuhan masyarakat pendukung kebudayaan tersebut maupun masyarakat luar yang tinggal di sekitar komunitas yang bersangkutan dalam mematuhi segala larangan dan pantangan yang diakibatkan dalam pelaksanaan upacara tersebut. Upacara Membatur ini adalah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk membuatkan rumah bagi arwah leluhur yang telah meninggal. Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik pengamatan dan wawancara mendalam. Informan dipilih berdasarkan metode snowball sampling sesuai dengan tujuan penelitian.
{"title":"UPACARA MEMBATUR: SARANA PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER PADA MASYARAKAT DAYAK HALONG","authors":"S. Mawardi","doi":"10.36424/jpsb.v3i1.115","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v3i1.115","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan upacara tradisional pada masyarakat Dayak Halong yang masih dilaksanakan sampai saat ini. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan,Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam tulisan ini dideskripsikan bagaimana jalannya upacara, bahan yang dipakai untuk upacara dan beberapa manfaat upacara dalam pembentukan karakter pada masyarakat Dayak Halong. Hal penting dalam pelaksanaan upacara ini adalah kepatuhan masyarakat pendukung kebudayaan tersebut maupun masyarakat luar yang tinggal di sekitar komunitas yang bersangkutan dalam mematuhi segala larangan dan pantangan yang diakibatkan dalam pelaksanaan upacara tersebut. Upacara Membatur ini adalah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk membuatkan rumah bagi arwah leluhur yang telah meninggal. Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik pengamatan dan wawancara mendalam. Informan dipilih berdasarkan metode snowball sampling sesuai dengan tujuan penelitian.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78662829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kajian ini memusatkan perhatian pada kajian bentuk kearifan lokal dalam masyarakat pedesaan di Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat. Secara metodologi, penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah. Hasil kajian diperoleh bahwa bentuk kearifan lokal pada masyarakat Simancuang dapat dibagi dua yakni (1) pada persawahan dan (2) hutan. Sebagian besar warga desa yang berdiri sejak tahun 1974 ini berprofesi sebagai petani padi dan masih mempertahankan cara menanam padi tradisional sehingga jumlah pupuk dan pembasmi hama berbahan kimia yang digunakan jauh lebih sedikit. Kemudian dalam bidang kehutanan, berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.573/Menhut-II/2011 tanggal 03 Oktober 2011 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung sebagai areal kerja Hutan Desa/Nagari Simancuang Alam PauhDuo seluas + 650 (enam ratus limapuluh) hektar di Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat, dan ini merupakan dasar hukum berdirinya Hutan Nagari Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan yang selanjutnya mendapatkan izin pengelolaan Hutan Nagari berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor: 522-43-2012 tanggal 19 Januari 2012 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Hutan Nagari pada Kawasan Hutan Lindung seluas + 650 hektar kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Simancuang.
该研究集中于西苏门答腊南部苏洛克省南部苏洛克多区的smancuang na加里王国农村社区的地方智慧审查。方法论地说,这项研究采用了历史研究方法。研究表明,当地的文化形式可以在稻田或稻田中分为(1)和(2)森林。自1974年以来,大多数村民都是水稻农,仍然保留着传统的水稻种植方式,因此使用的化学肥料和杀虫剂要少得多。然后是林业,根据林业部长的命令:SK 573 - Menhut-II。2011年10月03日- 2011年关于设立森林公园地区作为工作舱森林村庄- Nagari自然Simancuang PauhDuo + 650(六百50)公顷的土地在街道Pauh Duo Solok县南苏门答腊西部省份,这是法律基础建立森林Nagari Simancuang自然Nagari Pauh Duo Solok县南部的森林管理下得到许可Nagari根据法令苏门答腊西部州长数字:2012年1月19日,关于将50英亩(650公顷)的纳格里森林管理权授予西曼库昂森林管理机构。
{"title":"KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PEDESAAN DI SIMANCUANG KABUPATEN SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT","authors":"Undri Undri","doi":"10.36424/jpsb.v1i1.111","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v1i1.111","url":null,"abstract":"Kajian ini memusatkan perhatian pada kajian bentuk kearifan lokal dalam masyarakat pedesaan di Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat. Secara metodologi, penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah. Hasil kajian diperoleh bahwa bentuk kearifan lokal pada masyarakat Simancuang dapat dibagi dua yakni (1) pada persawahan dan (2) hutan. Sebagian besar warga desa yang berdiri sejak tahun 1974 ini berprofesi sebagai petani padi dan masih mempertahankan cara menanam padi tradisional sehingga jumlah pupuk dan pembasmi hama berbahan kimia yang digunakan jauh lebih sedikit. Kemudian dalam bidang kehutanan, berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.573/Menhut-II/2011 tanggal 03 Oktober 2011 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung sebagai areal kerja Hutan Desa/Nagari Simancuang Alam PauhDuo seluas + 650 (enam ratus limapuluh) hektar di Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat, dan ini merupakan dasar hukum berdirinya Hutan Nagari Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan yang selanjutnya mendapatkan izin pengelolaan Hutan Nagari berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor: 522-43-2012 tanggal 19 Januari 2012 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Hutan Nagari pada Kawasan Hutan Lindung seluas + 650 hektar kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Simancuang.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89570531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Melalui tulisan ini diketengahkan bahasan tentang karakteristik masyarakat Minangkabau di Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebagai bagian dari kearifan lokal (local wisdom). Hal ini direfleksikan melalui berbagai ungkapan tradisional Minangkabau yang terdapat di daerah ini. Ungkapantradisional dimaksud adalah : (1) Ungkapan mandapek raso kailangan; (2) Ungkapan sairiang batuka jalan sarupo balain sabuik; (3) Ungkapan jorong batakok tanun baguluang; (4) Ungkapan mamak bapisau tajam kamanakan balihia gantiang; dan (5) Ungkapan maampang ndak sampai ka subarangmandindiang ndak sampai ka langik. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik disimpulkan bahwa kelima ungkapan berbicara tentang berbagai karakteristik masyarakat Minangkabau di Pasaman Barat, di antaranya responsif, menghargai perbedaan, profesional, bertanggung jawab, proporsional, berpikir jauh ke depan serta toleran.
{"title":"KEARIFAN LOKAL DALAM UNGKAPAN TRADISIONAL: MEMBACA ULANG KARAKTERISTIK MASYARAKAT PASAMAN BARAT","authors":"Hasanadi Hasanadi","doi":"10.36424/jpsb.v4i1.100","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i1.100","url":null,"abstract":"Melalui tulisan ini diketengahkan bahasan tentang karakteristik masyarakat Minangkabau di Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat, yaitu sebagai bagian dari kearifan lokal (local wisdom). Hal ini direfleksikan melalui berbagai ungkapan tradisional Minangkabau yang terdapat di daerah ini. Ungkapantradisional dimaksud adalah : (1) Ungkapan mandapek raso kailangan; (2) Ungkapan sairiang batuka jalan sarupo balain sabuik; (3) Ungkapan jorong batakok tanun baguluang; (4) Ungkapan mamak bapisau tajam kamanakan balihia gantiang; dan (5) Ungkapan maampang ndak sampai ka subarangmandindiang ndak sampai ka langik. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik disimpulkan bahwa kelima ungkapan berbicara tentang berbagai karakteristik masyarakat Minangkabau di Pasaman Barat, di antaranya responsif, menghargai perbedaan, profesional, bertanggung jawab, proporsional, berpikir jauh ke depan serta toleran.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"150 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75766785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kesehatan merupakan salah satu bidang yang mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah, mulai orde lama sampai orde reformasi. Faktor ini menyebabkan dunia kesehatan terus mengalami perkembangan terutama dilihat aspek sarana dan prasarana. Tulisan ini menjelaskan tentangperkembangan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu dari tahun 1969 - 2015. Untuk menjawab tujuan penulisan di atas digunakan motede sejarah yang terdiri dari terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk heuristik diperoleh melalui wawancara,observasi, dokumentasi, dan studi pustaka dengan mengunakan teknis analisis data model interaktif, setelah itu dilanjutkan kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sarana dan prasarana kesehatan di Kaur terus mengalami perkembangan. Di sisi lain masih ada masyarakat yang menjadikan sarana kesehatan tradisional sebagai media untuk menyembuhkan diri mereka.
{"title":"DUNIA KESEHATAN DI KAUR 1969 - 2015","authors":"A. Efrianto.AEfrianto.","doi":"10.36424/jpsb.v4i1.98","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i1.98","url":null,"abstract":"Kesehatan merupakan salah satu bidang yang mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah, mulai orde lama sampai orde reformasi. Faktor ini menyebabkan dunia kesehatan terus mengalami perkembangan terutama dilihat aspek sarana dan prasarana. Tulisan ini menjelaskan tentangperkembangan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu dari tahun 1969 - 2015. Untuk menjawab tujuan penulisan di atas digunakan motede sejarah yang terdiri dari terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk heuristik diperoleh melalui wawancara,observasi, dokumentasi, dan studi pustaka dengan mengunakan teknis analisis data model interaktif, setelah itu dilanjutkan kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sarana dan prasarana kesehatan di Kaur terus mengalami perkembangan. Di sisi lain masih ada masyarakat yang menjadikan sarana kesehatan tradisional sebagai media untuk menyembuhkan diri mereka.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86712375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masuknya Belanda ke pedalaman Minangkabau pada pertengahan abad IX M memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat, termasuk pengaruh dalam hal pola pikir. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari ide-ide yang kemudian diwujudkan ke dalam bentuk benda atau bangunan, salahsatunya adalah masjid Rao Rao. Pada dasarnya masjid merupakan bangunan sakral bagi umat Islam, akan tetapi dalam perkembangannya masjid tersebut mendapat pengaruh kebudayaan asing dari segi arsitektur bangunan. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan teori akulturasi guna melihat perpaduan dua kebudayaan pada masjid yang dibangun pada awal abad XX M. Beberapa pengaruh Eropa yang berakulturasi dalam masjid ini meliputi penggunaan material bangunan, unsur-unsur bangunan serta ornamen bangunan masjid.
{"title":"PENGARUH EROPA TERHADAP ARSITEKTUR MASJID RAO RAO TANAH DATAR","authors":"Syahrul Rahmat","doi":"10.36424/jpsb.v4i1.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i1.99","url":null,"abstract":"Masuknya Belanda ke pedalaman Minangkabau pada pertengahan abad IX M memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat, termasuk pengaruh dalam hal pola pikir. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari ide-ide yang kemudian diwujudkan ke dalam bentuk benda atau bangunan, salahsatunya adalah masjid Rao Rao. Pada dasarnya masjid merupakan bangunan sakral bagi umat Islam, akan tetapi dalam perkembangannya masjid tersebut mendapat pengaruh kebudayaan asing dari segi arsitektur bangunan. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan teori akulturasi guna melihat perpaduan dua kebudayaan pada masjid yang dibangun pada awal abad XX M. Beberapa pengaruh Eropa yang berakulturasi dalam masjid ini meliputi penggunaan material bangunan, unsur-unsur bangunan serta ornamen bangunan masjid.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79447096","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Orang Bali yang berada di Desa Rama Agung - Argamakmur Bengkulu Utara mata pencaharian pokoknya adalah sebagai petani dengan lahan yang terbatas. Meskipun penghasilan dari bertani tidak tetap tetapi ada juga diantara mereka yang sanggup melaksanakan upacara ngabenperorangan. Padahal biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan ngaben mencapai puluhan juta. Menariknya ngaben perorangan karena jenazah dikremasi (dibakar). Sesungguhnya bagaimana tatacara pelaksanaan upacara ngaben perorangan itu, sehingga menghabiskan dana yang cukupbanyak. Penelitian ini untuk mendeskripsikan tatacara pelaksanaan upacara ngaben perorangan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan tokoh masyarakat Bali yang terlibat langsung dalam pelaksanaan ngaben. Hasil penelitian menunjukan bahwa upacara ngaben melibatkan berbagai unsur. Tatacara pelaksanaan hampir sama dengan yang biasa dilakukan di daerah asal yakni Bali. Setiap tahapan upacara menyertakan aneka macam sesajen untuk persembahan, di samping peralatan lain untuk jenazah. Adapun tahapan upacara itu adalah penyelenggaraan jenazah (memandikan, mendandani/mengapani),kremasi, nyekah, ngaben, ngaroras dan pembersihan.
{"title":"UPACARA ‘NGABEN’ DI DESA RAMA AGUNG – BENGKULU UTARA","authors":"Ernatip Ernatip","doi":"10.36424/jpsb.v4i2.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i2.62","url":null,"abstract":"Orang Bali yang berada di Desa Rama Agung - Argamakmur Bengkulu Utara mata pencaharian pokoknya adalah sebagai petani dengan lahan yang terbatas. Meskipun penghasilan dari bertani tidak tetap tetapi ada juga diantara mereka yang sanggup melaksanakan upacara ngabenperorangan. Padahal biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan ngaben mencapai puluhan juta. Menariknya ngaben perorangan karena jenazah dikremasi (dibakar). Sesungguhnya bagaimana tatacara pelaksanaan upacara ngaben perorangan itu, sehingga menghabiskan dana yang cukupbanyak. Penelitian ini untuk mendeskripsikan tatacara pelaksanaan upacara ngaben perorangan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan tokoh masyarakat Bali yang terlibat langsung dalam pelaksanaan ngaben. Hasil penelitian menunjukan bahwa upacara ngaben melibatkan berbagai unsur. Tatacara pelaksanaan hampir sama dengan yang biasa dilakukan di daerah asal yakni Bali. Setiap tahapan upacara menyertakan aneka macam sesajen untuk persembahan, di samping peralatan lain untuk jenazah. Adapun tahapan upacara itu adalah penyelenggaraan jenazah (memandikan, mendandani/mengapani),kremasi, nyekah, ngaben, ngaroras dan pembersihan.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"46 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80131937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Secara historis karya sastra Islam Melayu tidak terlepas dari pengaruh karya sastra Islam Arab, karena islamisasi di Nusantara membawa pengaruh terhadap berbagai aspek. Namun, apakah pengaruh yang diberikan oleh sastra Islam Arab membuat sastra Islam Melayu dipandang sebagai terjemahan dari karya sastra Islam Arab. Seperti sebuah karya yang berjudul Tsmaratul Ihsan yang berisikan tentang riwayat hidup Nabi, di mana jauh sebelum karya ini muncul telah banyak karya-karya Arab berbicara tentang tema yang sama, di antaranya kitab Barzanji yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Nusantara sebelum abad ke 20. Tulisan ini merupakan suatu upaya untuk mebuktikan bahwa karya sastra melayu Islam yang lahir di Nusantara dalam bentuk syair atau nazam bukanlah saduran dan terjemahan utuh dari sastra Arab karena karya sastra melayu Islam memiliki karakteristik yang khas dan bersifat lokal dan juga diwarnai oleh kreatifitas penulisnya. Untuk melihat keotentikan karya ini akan digunakan teori interteks.
{"title":"PENGARUH SASTRA ISLAM ARAB TERHADAP KARYA TSAMARATUL IHSÃN FI WILÃDATI SAYYIDIL INSÃN KARYA SYEKH SULAIMAN AR-RASULI","authors":"Chairullah Chairullah","doi":"10.36424/jpsb.v4i2.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i2.61","url":null,"abstract":"Secara historis karya sastra Islam Melayu tidak terlepas dari pengaruh karya sastra Islam Arab, karena islamisasi di Nusantara membawa pengaruh terhadap berbagai aspek. Namun, apakah pengaruh yang diberikan oleh sastra Islam Arab membuat sastra Islam Melayu dipandang sebagai terjemahan dari karya sastra Islam Arab. Seperti sebuah karya yang berjudul Tsmaratul Ihsan yang berisikan tentang riwayat hidup Nabi, di mana jauh sebelum karya ini muncul telah banyak karya-karya Arab berbicara tentang tema yang sama, di antaranya kitab Barzanji yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Nusantara sebelum abad ke 20. Tulisan ini merupakan suatu upaya untuk mebuktikan bahwa karya sastra melayu Islam yang lahir di Nusantara dalam bentuk syair atau nazam bukanlah saduran dan terjemahan utuh dari sastra Arab karena karya sastra melayu Islam memiliki karakteristik yang khas dan bersifat lokal dan juga diwarnai oleh kreatifitas penulisnya. Untuk melihat keotentikan karya ini akan digunakan teori interteks.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89777133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini mengetengahkan pembahasan tentang sastra lisan Seni Dendang masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu. Tulisan ini diramu ulang berdasarkan laporan penelitian yang bersifat kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui studi kepustakaan, wawancara dan observasi lapangan serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis konten (kontent analiysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek sejarah dan sosial budayaSeni Dendang serta beberapa aspek pertunjukan Seni Dendang, seperti alat pertunjukan, waktu dan suasana pertunjukan, interaksi antara penampil dengan khalayak, teks, dan tari, merefleksikan nilai budaya masyarakat Bengkulu Selatan. Sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat Bengkulu Selatan, beberapa nilai budaya yang berhasil dijelaskan adalah, nilai seni, nilai pendidikan, nilai pengorbanan, serta nilai agama dan kepercayaan.
{"title":"SENI DENDANG BENGKULU SELATAN","authors":"Hasanadi Hasanadi","doi":"10.36424/JPSB.V4I2.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/JPSB.V4I2.63","url":null,"abstract":"Tulisan ini mengetengahkan pembahasan tentang sastra lisan Seni Dendang masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu. Tulisan ini diramu ulang berdasarkan laporan penelitian yang bersifat kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui studi kepustakaan, wawancara dan observasi lapangan serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis konten (kontent analiysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek sejarah dan sosial budayaSeni Dendang serta beberapa aspek pertunjukan Seni Dendang, seperti alat pertunjukan, waktu dan suasana pertunjukan, interaksi antara penampil dengan khalayak, teks, dan tari, merefleksikan nilai budaya masyarakat Bengkulu Selatan. Sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat Bengkulu Selatan, beberapa nilai budaya yang berhasil dijelaskan adalah, nilai seni, nilai pendidikan, nilai pengorbanan, serta nilai agama dan kepercayaan.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85539830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tradisi pengobatan tradisional masyarakat Kota Prabumulih mempercayai pengobatan yang bersifat gaib. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berupaya menggali alasan masyarakat mempercayai pengobatan tradisional melalui wawancara mendalam. Pengalaman, sikap, dan tindakanyang dilakukan masyarakat terhadap pengobatan tradisional juga mengalami pergeseran tentang tradisi kepercayaan pengobatan tradisional yang bersifat hal gaib.
{"title":"PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KOTA PRABUMULIH PROPINSI SUMATERA SELATAN","authors":"Rismadona Rismadona","doi":"10.36424/jpsb.v4i2.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i2.65","url":null,"abstract":"Tradisi pengobatan tradisional masyarakat Kota Prabumulih mempercayai pengobatan yang bersifat gaib. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berupaya menggali alasan masyarakat mempercayai pengobatan tradisional melalui wawancara mendalam. Pengalaman, sikap, dan tindakanyang dilakukan masyarakat terhadap pengobatan tradisional juga mengalami pergeseran tentang tradisi kepercayaan pengobatan tradisional yang bersifat hal gaib.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"145 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74941676","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Semenjak masuknya Islam ke Minangkabau mulai dari zaman klasik yang bersifat tradisional hingga sekarang corak seni arsitektur Islam Minangkabau berupa surau dan masjid terus berkembang dengan daya tarik tersendiri sehingga menarik untuk dikaji dan diteliti. Penelitian ini mengkaji secara spesifik bentuk atau tipologi atap surau dan masjid di Minangkabau sebagai ciri khas yang paling menonjol pada arsitektur bangunan umat Islam. Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif dengan menggunakan sumber data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Populasi sampel sebagai objek studi dipilih berdasarkan kelompok corak tertentu yang dapat mewakili coraknya. Hasil yang dicapai dari penelitian ini telah menemukan corak arsitektur surau dan masjid di Minangkabau dari zaman klasik sampai sekarang terbagi ke dalam dua tipologi yaitu tipologi atap tumpang dan tipologi atap kubah. Masing-masing dari kedua tipologi itu memiliki sejumlah varian tertentu yang dipengaruhi oleh faktor peradaban Hindu, China, Islam dan adat Minangkabau yang bersifat estetisfilosofis.
{"title":"SENI ARSITEKTUR ISLAM MINANGKABAU DARI MASA KE MASA","authors":"M. Husni, Olvyanda Ariesta","doi":"10.36424/jpsb.v4i2.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.36424/jpsb.v4i2.64","url":null,"abstract":"Semenjak masuknya Islam ke Minangkabau mulai dari zaman klasik yang bersifat tradisional hingga sekarang corak seni arsitektur Islam Minangkabau berupa surau dan masjid terus berkembang dengan daya tarik tersendiri sehingga menarik untuk dikaji dan diteliti. Penelitian ini mengkaji secara spesifik bentuk atau tipologi atap surau dan masjid di Minangkabau sebagai ciri khas yang paling menonjol pada arsitektur bangunan umat Islam. Penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif dengan menggunakan sumber data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Populasi sampel sebagai objek studi dipilih berdasarkan kelompok corak tertentu yang dapat mewakili coraknya. Hasil yang dicapai dari penelitian ini telah menemukan corak arsitektur surau dan masjid di Minangkabau dari zaman klasik sampai sekarang terbagi ke dalam dua tipologi yaitu tipologi atap tumpang dan tipologi atap kubah. Masing-masing dari kedua tipologi itu memiliki sejumlah varian tertentu yang dipengaruhi oleh faktor peradaban Hindu, China, Islam dan adat Minangkabau yang bersifat estetisfilosofis.","PeriodicalId":33853,"journal":{"name":"Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya","volume":"533 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78160832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}