Pub Date : 2021-11-04DOI: 10.32511/juteks.v6i2.743
Afriska Suwarni, B. Anondho
Maraknya pembangunan membuat sektor konstruksi mengalami perkembangan yang cukup cepat, salah satu perkembangan tersebut adalah teknologi Building Information Modeling (BIM). BIM adalah teknologi dan proses. Komponen teknologi BIM membantu penggunanya untuk memvisualisasikan apa yang akan dibangun dilokasi untuk mengidentifikasi potensi desain, konstruksi atau masalah operasional. Selama beberapa generasi, proses estimasi biaya dilakukan secara manual, memakan waktu dan rawan kesalahan. Terdapat perbedaan durasi pengerjaan volume kolom beton antara metode Cubicost dan Konvensional. Hal ini dikarenakan durasi waktu yang dibutuhkan untuk menghitung volume dengan metode konvensional memerlukan waktu dan ketelitian yang lebih dibandingkan dengan metode Cubicost. Penelitian ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh mengenai BIM dengan mengambil contoh kasus perhitungan volume kolom beton yang hasilnya dibandingkan dengan metode perhitungan konvensional. Dari hasil penelitian didapatkan volume pembesian Cubicost lebih besar 1,42% karena perbedaan jumlah sengkang, dan volume beton konvensional lebih besar 9,29% karena tidak memperhitungkan pegurangan luasan pembesian saat pembetonan.
{"title":"Perbandingan Perhitungan Volume Kolom Beton Antara Building Information Modeling (Bim) Dengan Metode Konvensional","authors":"Afriska Suwarni, B. Anondho","doi":"10.32511/juteks.v6i2.743","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i2.743","url":null,"abstract":"Maraknya pembangunan membuat sektor konstruksi mengalami perkembangan yang cukup cepat, salah satu perkembangan tersebut adalah teknologi Building Information Modeling (BIM). BIM adalah teknologi dan proses. Komponen teknologi BIM membantu penggunanya untuk memvisualisasikan apa yang akan dibangun dilokasi untuk mengidentifikasi potensi desain, konstruksi atau masalah operasional. Selama beberapa generasi, proses estimasi biaya dilakukan secara manual, memakan waktu dan rawan kesalahan. Terdapat perbedaan durasi pengerjaan volume kolom beton antara metode Cubicost dan Konvensional. Hal ini dikarenakan durasi waktu yang dibutuhkan untuk menghitung volume dengan metode konvensional memerlukan waktu dan ketelitian yang lebih dibandingkan dengan metode Cubicost. Penelitian ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh mengenai BIM dengan mengambil contoh kasus perhitungan volume kolom beton yang hasilnya dibandingkan dengan metode perhitungan konvensional. Dari hasil penelitian didapatkan volume pembesian Cubicost lebih besar 1,42% karena perbedaan jumlah sengkang, dan volume beton konvensional lebih besar 9,29% karena tidak memperhitungkan pegurangan luasan pembesian saat pembetonan.","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"347 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123534300","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-04DOI: 10.32511/juteks.v6i2.734
Edy Sriyono, Sardi Sardi, Dwi Astuti Trisnawati
Embung Klampeyan yang diresmikan tahun 2009 mempunyai luas 54 x 329 meter persegi dengan kedalaman 4,15 meter, mempunyai tampung air sebesar 15.000 m³ dan mampu mengairi lahan seluas 25 hektar di sekitar area embung. Untuk meninjau kinerja embung digunakan sistem pendekatan berdasar aspek: fisik, pemanfaatan, serta operasional dan pemeliharaan. Metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data digunakan pada penelitian ini. Skala Likert diterapkan untuk menilai/mengukur perihal sikap, pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap variabel penelitian yang berupa kejadian atau gejala sosial yang telah ditetapkan secara spesifik. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk Aspek Fisik mempunyai nilai 4.02, Aspek Pemanfaatan mempunyai nilai 4.13, dan Aspek Operasi dan Pemeliharaan mempunyai nilai 4.06, yang berarti ketiga aspek tersebut pada kondisi sangat baik. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Embung Klampeyan pada kondisi sangat baik yang berarti Embung Klampeyan dapat memberikan kemanfaatan yang sangat baik bagi masyarakat di sekitarnya.
Embung Klampeyan 2009年落成的有54 x 329万平方米面积4,15米的深度,有水可15000万m³,能够滋润Embung区域周围25公顷的土地。采用一种基于方面的方法系统来审查工作表现:物理、利用、操作和维护。该研究采用定量方法和数据收集技术进行描述性方法。Likert量表的应用是对一个人或一组人的态度、观点和看法的判断或衡量特定的社会症状的变量。分析表明,物理方面的价值为4.02,利用方面为4.13,操作和维护方面为4.06,这三方面都非常好。因此,总的来说,可以得出结论,Klampeyan账户状况良好,这意味着Klampeyan账户可以为其周边社区提供极好的包涵。
{"title":"Analisis Kemanfaatan Embung Klampeyan Desa Tlogoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman","authors":"Edy Sriyono, Sardi Sardi, Dwi Astuti Trisnawati","doi":"10.32511/juteks.v6i2.734","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i2.734","url":null,"abstract":"Embung Klampeyan yang diresmikan tahun 2009 mempunyai luas 54 x 329 meter persegi dengan kedalaman 4,15 meter, mempunyai tampung air sebesar 15.000 m³ dan mampu mengairi lahan seluas 25 hektar di sekitar area embung. Untuk meninjau kinerja embung digunakan sistem pendekatan berdasar aspek: fisik, pemanfaatan, serta operasional dan pemeliharaan. Metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data digunakan pada penelitian ini. Skala Likert diterapkan untuk menilai/mengukur perihal sikap, pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap variabel penelitian yang berupa kejadian atau gejala sosial yang telah ditetapkan secara spesifik. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk Aspek Fisik mempunyai nilai 4.02, Aspek Pemanfaatan mempunyai nilai 4.13, dan Aspek Operasi dan Pemeliharaan mempunyai nilai 4.06, yang berarti ketiga aspek tersebut pada kondisi sangat baik. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Embung Klampeyan pada kondisi sangat baik yang berarti Embung Klampeyan dapat memberikan kemanfaatan yang sangat baik bagi masyarakat di sekitarnya.","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132481763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-03DOI: 10.32511/juteks.v6i2.784
A. Prayoga, Vike Itteridi, Massagus Taswin
Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan abu cangkang sawit sebagai bahan penyusun mortar geopolimer bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi rasio NaOH terhadap kuat tekan mortar geopolimer abu cangkang sawit. Abu cangkang sawit digunakan sebagai prekursor karena mengandung alumina dan silika yang dapat bereaksi membentuk bahan semen dan mengunakan aktivator sebagai pengikat seperti, NaOH (natrium hidroksida) dan Na2SiO3 (natrium silikat). Metode yang digunakan-dalam-penelitian ini-adalah metode eksperimen yaitu melakukan pengujian langsung di-laboratorium. Rasio aktivator Na₂SiO₃ : NaOH yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:2 dan konsentrasi yang digunakan adalah 8 M,10 M, 12 M, 14 M, dan 16 M. kuat tekan maksimum adalah pada umur 28 hari dengan komposisi rasio perbandingan Na2SiO3 : NaOH, 1:2 sebesar 15,74 Mpa. Semakin besar molaritas yang digunakan maka kuat tekan-mortar-geopolimer akan_semakin meningkat
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Rasio Naoh Terhadap Kuat Tekan Mortar Geopolimer Abu Cangkang Sawit","authors":"A. Prayoga, Vike Itteridi, Massagus Taswin","doi":"10.32511/juteks.v6i2.784","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i2.784","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan abu cangkang sawit sebagai bahan penyusun mortar geopolimer bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi rasio NaOH terhadap kuat tekan mortar geopolimer abu cangkang sawit. Abu cangkang sawit digunakan sebagai prekursor karena mengandung alumina dan silika yang dapat bereaksi membentuk bahan semen dan mengunakan aktivator sebagai pengikat seperti, NaOH (natrium hidroksida) dan Na2SiO3 (natrium silikat). Metode yang digunakan-dalam-penelitian ini-adalah metode eksperimen yaitu melakukan pengujian langsung di-laboratorium. Rasio aktivator Na₂SiO₃ : NaOH yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:2 dan konsentrasi yang digunakan adalah 8 M,10 M, 12 M, 14 M, dan 16 M. kuat tekan maksimum adalah pada umur 28 hari dengan komposisi rasio perbandingan Na2SiO3 : NaOH, 1:2 sebesar 15,74 Mpa. Semakin besar molaritas yang digunakan maka kuat tekan-mortar-geopolimer akan_semakin meningkat","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132689501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-03DOI: 10.32511/juteks.v7i1.714
Hammam Rofiqi Agustapraja
The development of the population in the city of Lamongan continues to grow rapidly, this indirectly affects the residential place that is home. Strategic residential locations are currently needed to choose a place to stay. The choice of the wrong location can result in poor consumer purchase interest. This research aims to determine the effect of the feasibility of housing locations on consumer buying interest partially. The analytical method used in this study is the validity test, reliability test, normality test, determination test (r), and t-test. Data obtained from distributing questionnaires in the form of questionnaires distributed at the research location. The results achieved in the study showed the results of the validity test and the reliability test showed valid and reliable, the error rate of 95% or 0.05 resulted in the determination test results resulting in 81% of the variable variation in consumer purchase satisfaction can be explained by the variable feasibility of the location. While the t-test produced results x1 = 3,426, x2 = 5,886, x3 = 3,424, from the test results it can be interpreted that the feasibility of the location consisting of the conditions of the region x1, land use x2, health and ease of x3 affect the consumer buying interest.
{"title":"Studi Kelayakan Lokasi Pengembangan Proyek Properti Perumahan Planet Green Tambora Terhadap Minat Beli Konsumen","authors":"Hammam Rofiqi Agustapraja","doi":"10.32511/juteks.v7i1.714","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v7i1.714","url":null,"abstract":"The development of the population in the city of Lamongan continues to grow rapidly, this indirectly affects the residential place that is home. Strategic residential locations are currently needed to choose a place to stay. The choice of the wrong location can result in poor consumer purchase interest. This research aims to determine the effect of the feasibility of housing locations on consumer buying interest partially. The analytical method used in this study is the validity test, reliability test, normality test, determination test (r), and t-test. Data obtained from distributing questionnaires in the form of questionnaires distributed at the research location. The results achieved in the study showed the results of the validity test and the reliability test showed valid and reliable, the error rate of 95% or 0.05 resulted in the determination test results resulting in 81% of the variable variation in consumer purchase satisfaction can be explained by the variable feasibility of the location. While the t-test produced results x1 = 3,426, x2 = 5,886, x3 = 3,424, from the test results it can be interpreted that the feasibility of the location consisting of the conditions of the region x1, land use x2, health and ease of x3 affect the consumer buying interest.","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"77 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123228176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-01DOI: 10.32511/juteks.v6i1.692
Sevnur Sevnur, R. Ridwan, Muhammad Ikhsan
Pembangunan berbasis material beton saat ini merupakan hal yang sangat penting pada pembangunan infrastruktur. Salah satu pembangunan yang sering terjadi di lahan gambut. Seiring dengan hal ini, maka butuh beberapa tambahan material yang mampu memberi tahanan terhadap beton, agar mampu bertahan di lahan gambut yang diketahui mempunya zat asam yang tinggi. Bergerak dari kondisi ini, maka salah satu material yang di tambahkan yaitu silicafume. Job mix yang dilaksanakan menggunakan aturan SNI 03-2834-2000, dengan perawatan menggunakan air gambut dan air tawar. Berdasarkan pengujian didapatkan hasil kuat tekan di air gambut hanya 3,6% pada campuran silicafume 5% dengan menggantikan berat semen, dan 35% pada air tawar. Pada pengujian tarik belah tidak terdapat adanya perubahan yang signifikan. Sedangkan pada porositas seiring dengan penambahan silicafume sampai 20%, menjadikan porositas beton semakin meningkat dengan signifikan
{"title":"Pengaruh Penggunaan Silicafume Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Dan Porositas Beton Di Lingkungan Gambut","authors":"Sevnur Sevnur, R. Ridwan, Muhammad Ikhsan","doi":"10.32511/juteks.v6i1.692","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i1.692","url":null,"abstract":"Pembangunan berbasis material beton saat ini merupakan hal yang sangat penting pada pembangunan infrastruktur. Salah satu pembangunan yang sering terjadi di lahan gambut. Seiring dengan hal ini, maka butuh beberapa tambahan material yang mampu memberi tahanan terhadap beton, agar mampu bertahan di lahan gambut yang diketahui mempunya zat asam yang tinggi. Bergerak dari kondisi ini, maka salah satu material yang di tambahkan yaitu silicafume. Job mix yang dilaksanakan menggunakan aturan SNI 03-2834-2000, dengan perawatan menggunakan air gambut dan air tawar. Berdasarkan pengujian didapatkan hasil kuat tekan di air gambut hanya 3,6% pada campuran silicafume 5% dengan menggantikan berat semen, dan 35% pada air tawar. Pada pengujian tarik belah tidak terdapat adanya perubahan yang signifikan. Sedangkan pada porositas seiring dengan penambahan silicafume sampai 20%, menjadikan porositas beton semakin meningkat dengan signifikan","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115837589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-01DOI: 10.32511/juteks.v6i1.803
Ega Erianshi Tameno, Amy Wadu, Y. V. Hayer
Pemakaian fasilitas parkir bagi masyarakat yang berkunjung ke Pantai warna oesapa perlu dilakukan pengaturan dan penataan fasilitas parkir yang baik. Parkir yang sangat mengganggu kelancaran lalu lintas adalah parkir yang berada pada badan jalan (on street parking). Dalam penelitian ini dilakukan analisis karakteristik parkir untuk mendapatkan kebutuhan ruang parkir. . Hasil kebutuhan parkir sepeda motor yang menggunakan fasilitas on street di Pantai Warna Oesapa pada saat ini bila dihitung menggunakan rumus adalah 581,42 SRP sepeda motor, sedangkan bila dihitung dengan mengacu kepada peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat adalah 675 SRP sepeda motor.Perkiraan kebutuhan ruang parkir pada 10 tahun mendatang (tahun 2030) termasuk memindahkan on street parking ke ruang parkir di Pantai Warna Oesapa, adalah sebesar 996,83 SRP sepeda motor
{"title":"Analisis Kapasitas Dan Kebutuhan Ruang Parkir Di Kawasan Pantai Warna Oesapa","authors":"Ega Erianshi Tameno, Amy Wadu, Y. V. Hayer","doi":"10.32511/juteks.v6i1.803","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i1.803","url":null,"abstract":"Pemakaian fasilitas parkir bagi masyarakat yang berkunjung ke Pantai warna oesapa perlu dilakukan pengaturan dan penataan fasilitas parkir yang baik. Parkir yang sangat mengganggu kelancaran lalu lintas adalah parkir yang berada pada badan jalan (on street parking). Dalam penelitian ini dilakukan analisis karakteristik parkir untuk mendapatkan kebutuhan ruang parkir. . Hasil kebutuhan parkir sepeda motor yang menggunakan fasilitas on street di Pantai Warna Oesapa pada saat ini bila dihitung menggunakan rumus adalah 581,42 SRP sepeda motor, sedangkan bila dihitung dengan mengacu kepada peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat adalah 675 SRP sepeda motor.Perkiraan kebutuhan ruang parkir pada 10 tahun mendatang (tahun 2030) termasuk memindahkan on street parking ke ruang parkir di Pantai Warna Oesapa, adalah sebesar 996,83 SRP sepeda motor","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127139525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-01DOI: 10.32511/juteks.v6i1.719
Richard Frans
Letak geologis Indonesia, yang berada di daerah yang rawan terhadap risiko gempa, menyebabkan perlunya dilakukan analisis terhadap kerentanan bangunan, khususnya gedung bertingkat, terhadap pengaruh gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas suatu struktur gedung mengalami tingkat kerusakan tertentu akibat gerakan tanah saat terjadi gempa. Analisis kerapuhan seismik dilakukan pada suatu struktur beton bertulang, yaitu Gedung ABC, dengan menggunakan analisis pushover dan metodologi HAZUS. Analisis pushover dilakukan dengan bantuan program ETABS v16.0.2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas terjadinya kegagalan struktur untuk setiap kondisi batas bervariasi, tergantung pada perpindahan spektral yang terjadi saat bangunan mengalami gempa. Berdasarkan kurva kerapuhan seismik, probabilitas terjadinya kegagalan struktur jika bangunan mengalami perpindahan spektral maksimum, untuk kondisi slight damage, moderate damage, extensive damage dan complete damage masing-masing sebesar 99,93%, 99,46%, 92,16% dan 50% pada arah x, serta sebesar 99,19%, 96,28%, 86,34% dan 50% pada arah y.
{"title":"Analisis Kerapuhan Seismik Struktur Beton Bertulang","authors":"Richard Frans","doi":"10.32511/juteks.v6i1.719","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i1.719","url":null,"abstract":"Letak geologis Indonesia, yang berada di daerah yang rawan terhadap risiko gempa, menyebabkan perlunya dilakukan analisis terhadap kerentanan bangunan, khususnya gedung bertingkat, terhadap pengaruh gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas suatu struktur gedung mengalami tingkat kerusakan tertentu akibat gerakan tanah saat terjadi gempa. Analisis kerapuhan seismik dilakukan pada suatu struktur beton bertulang, yaitu Gedung ABC, dengan menggunakan analisis pushover dan metodologi HAZUS. Analisis pushover dilakukan dengan bantuan program ETABS v16.0.2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas terjadinya kegagalan struktur untuk setiap kondisi batas bervariasi, tergantung pada perpindahan spektral yang terjadi saat bangunan mengalami gempa. Berdasarkan kurva kerapuhan seismik, probabilitas terjadinya kegagalan struktur jika bangunan mengalami perpindahan spektral maksimum, untuk kondisi slight damage, moderate damage, extensive damage dan complete damage masing-masing sebesar 99,93%, 99,46%, 92,16% dan 50% pada arah x, serta sebesar 99,19%, 96,28%, 86,34% dan 50% pada arah y.","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124365627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-01DOI: 10.32511/juteks.v6i1.781
Diarto Trisnoyuwono, Abia Erasmus Mata, W. Daga
Di Provinsi NTT juga dapat ditemukan wilayah dengan keterbatasan ketersediaan material agregat (terutama pasir) yang memenuhi standar untuk konstruksi bangunan, daerah tersebut adalah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dengan tetap bisa memanfaatkan potensi daerah maka dibutuhkan suatu rekayasa material. Di Pulau Rote terdapat deposit batu gamping (tanah putih) di daerah diperbukitan. Sehingga pemanfaatan tanah putih patut dipertimbangkan. Tanah putih sebagai pengganti fraksi pasir alam, sedangkan untuk fraksi agregat kasar tetap mengambil dari quary setempat. Terhadap material tanah putih diberi dua jenis perlakuan, pertama menggunakan material sesuai kondisi fisik asli dari hasil galian di quary dan kedua, fraksi halus butiran yang lolos saringan No.200 tidak dipakai dalam campuran. Hasilnya tanah putih ketika tanah putih dipakai dalam produk mortar, dapat memenuhi kelas mortar M, S dan N, artinya mortar tersebut bisa dipakai dari aplikasi plesteran sampai dengan pasangan batu pondasi dan tembok penahan. Aplikasi tanah putih untuk produk beton dapat menghasilkan kuat tekan beton hingga K300 sehingga dapat dipakai untuk pembangunan box culvert, perkerasan kaku, jembatan komposit sampai rumah tinggal
{"title":"Kajian Kelayakan Penggunaan Material Tanah Putih Dari Pulau Rote Sebagai Pengganti Pasir Alam Dalam Produk Mortar Dan Beton","authors":"Diarto Trisnoyuwono, Abia Erasmus Mata, W. Daga","doi":"10.32511/juteks.v6i1.781","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i1.781","url":null,"abstract":"Di Provinsi NTT juga dapat ditemukan wilayah dengan keterbatasan ketersediaan material agregat (terutama pasir) yang memenuhi standar untuk konstruksi bangunan, daerah tersebut adalah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dengan tetap bisa memanfaatkan potensi daerah maka dibutuhkan suatu rekayasa material. Di Pulau Rote terdapat deposit batu gamping (tanah putih) di daerah diperbukitan. Sehingga pemanfaatan tanah putih patut dipertimbangkan. Tanah putih sebagai pengganti fraksi pasir alam, sedangkan untuk fraksi agregat kasar tetap mengambil dari quary setempat. Terhadap material tanah putih diberi dua jenis perlakuan, pertama menggunakan material sesuai kondisi fisik asli dari hasil galian di quary dan kedua, fraksi halus butiran yang lolos saringan No.200 tidak dipakai dalam campuran. Hasilnya tanah putih ketika tanah putih dipakai dalam produk mortar, dapat memenuhi kelas mortar M, S dan N, artinya mortar tersebut bisa dipakai dari aplikasi plesteran sampai dengan pasangan batu pondasi dan tembok penahan. Aplikasi tanah putih untuk produk beton dapat menghasilkan kuat tekan beton hingga K300 sehingga dapat dipakai untuk pembangunan box culvert, perkerasan kaku, jembatan komposit sampai rumah tinggal","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120936818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-01DOI: 10.32511/juteks.v6i1.783
Rosmiyati A. Bella, Dolly W. Karels, Hilda Talo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fly ash terhadap tanah lempung ekspansif Desa Oebelo dalam rangka stabilisasi tanpa melalui proses pemeraman. Parameter yang diteliti adalah sifat-sifat fisik dan mekanik tanah berupa parameter berat jenis tanah, batas-batas Atterberg, kadar air optimum dan berat volume kering maksimum dari pemadatan standar dan potensi pengembangan. Kadar fly ash yang ditambahkan pada tanah tersebut adalah sebesar 10%, 20% dan 30%. Hasil pengujian sifat fisik tanah menunjukkan kenaikan nilai berat jenis, dan penurunan nilai batas cair, batas plastis, indeks plastisitas dan peningkatan nilai batas susut tanah seiring dengan bertambah besarnya kadar fly ash dalam tanah. Penambahan kadar fly ash juga menyebabkan penurunan nilai kadar air optimum dan peningkatan nilai kepadatan kering maksimum, serta menyebabkan peningkatan nilai potensi pengembangan
{"title":"Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Menggunakan Fly Ash Di Desa Oebelo Kabupaten Kupang","authors":"Rosmiyati A. Bella, Dolly W. Karels, Hilda Talo","doi":"10.32511/juteks.v6i1.783","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v6i1.783","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fly ash terhadap tanah lempung ekspansif Desa Oebelo dalam rangka stabilisasi tanpa melalui proses pemeraman. Parameter yang diteliti adalah sifat-sifat fisik dan mekanik tanah berupa parameter berat jenis tanah, batas-batas Atterberg, kadar air optimum dan berat volume kering maksimum dari pemadatan standar dan potensi pengembangan. Kadar fly ash yang ditambahkan pada tanah tersebut adalah sebesar 10%, 20% dan 30%. Hasil pengujian sifat fisik tanah menunjukkan kenaikan nilai berat jenis, dan penurunan nilai batas cair, batas plastis, indeks plastisitas dan peningkatan nilai batas susut tanah seiring dengan bertambah besarnya kadar fly ash dalam tanah. Penambahan kadar fly ash juga menyebabkan penurunan nilai kadar air optimum dan peningkatan nilai kepadatan kering maksimum, serta menyebabkan peningkatan nilai potensi pengembangan","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117086857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.32511/juteks.v5i2.736
I. M. Udiana
This research is aimed at analyzing the slope is average in a model of river bed, the slope of each section and the maximum depth of the degradation which result from the construction of permeable on the model for the river that is using moderate bends (II), of minimum discharge , average discharge and maximum discharge, in order to determine the proper course of water flow, so as to achieve balance in river beds. The scour area of the permeable groyne formation is perpendicular to the scour I (ATLG I) = 0,4800 m2 with benchmarks ATLG I < SeDKP and scour II(ATLG II) = 0,6000 m with benhmarks ATLG II < SeDKP and the average slope of the river bed that occurs and the average slope of the river bed that occurs (Ids TL) = 0,0097 with benchmarks IdsTL < SeDKP so that the balance of the river bed is achieved and the hypothesis is accepted
{"title":"Keseimbangan Dasar Sungai Pada Belokan Sedang (Ii) Dengan Uji Model Fisik Krib Permeabel Ban Mobil Bekas","authors":"I. M. Udiana","doi":"10.32511/juteks.v5i2.736","DOIUrl":"https://doi.org/10.32511/juteks.v5i2.736","url":null,"abstract":"This research is aimed at analyzing the slope is average in a model of river bed, the slope of each section and the maximum depth of the degradation which result from the construction of permeable on the model for the river that is using moderate bends (II), of minimum discharge , average discharge and maximum discharge, in order to determine the proper course of water flow, so as to achieve balance in river beds. The scour area of the permeable groyne formation is perpendicular to the scour I (ATLG I) = 0,4800 m2 with benchmarks ATLG I < SeDKP and scour II(ATLG II) = 0,6000 m with benhmarks ATLG II < SeDKP and the average slope of the river bed that occurs and the average slope of the river bed that occurs (Ids TL) = 0,0097 with benchmarks IdsTL < SeDKP so that the balance of the river bed is achieved and the hypothesis is accepted","PeriodicalId":338825,"journal":{"name":"JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121761041","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}