Abstract: Stunting (dwarfism) is a condition in which toddlers have less length or height compared to their age. The purpose of this study was to determine the effect of the factors that cause stunting in children aged 1-5 years. This type of research is quantitative research with a cross sectional approach. Data was collected by measuring height, questionnaire and semi-quantitative Food Frequency Quetionnaire sheets. Data analysis was performed using the chi-square test and logistic regression. From the research results, it was found that the independent variable that most influenced the occurrence of stunting in children was the family socio-economic factor variable with a p value = 0.002 (p <0.05) and a value of R = 0.439. The conclusion of this study suggested that the active role of the government, especially health workers, to tackle the incidence of stunting in children. In addition, it is hoped that the community will adopt a balanced nutrition diet and receive proper education to improve welfare. Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor yang menjadi penyebab stunting pada anak umur 1-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, wawacara kuesioner dan lembar Food Frequency Quetionnaire semi kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistic. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel independen yang paling mempengaruhi terjadinya stunting pada anak adalah variabel faktor sosial ekonomi keluarga dengan nilai p value = 0,002 (p<0,05) dan nilai R= 0,439. Kesimpulan dari penelitian ini disarankan agar peran aktif pemerintah khususnya petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian stunting pada anak. Selain itu, diharapkan masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatakan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan.
摘要:发育迟缓(侏儒症)是幼儿的身高或长度低于其年龄的一种症状。本研究的目的是确定导致1-5岁儿童发育迟缓的因素的影响。这种类型的研究是采用横断面方法的定量研究。通过身高测量、问卷调查和半定量食物频率问卷收集数据。数据分析采用卡方检验和logistic回归。从研究结果中发现,对儿童发育迟缓发生影响最大的自变量为家庭社会经济因素变量,p值= 0.002 (p <0.05), R值= 0.439。这项研究的结论表明,政府,特别是卫生工作者应发挥积极作用,解决儿童发育迟缓的问题。此外,我们希望市民能采取均衡营养的饮食,并接受适当的教育,以改善福利。发育迟缓merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur。Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari factor - factor for yang menjadi penyebab发育不良,pakadanakumur 1-5 tahun。Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan横截面。半定量的食物频率调查问卷。分析数据采用卡方单回归逻辑分析。dalhail penelitian didapatkan bahwa变量独立yangpaling mempengaruhi terjadinya发育不良pada anak adalah变量因子社会经济keluarga dengan nilai p值= 0.002 (p< 0.05),但nilai R= 0.0439。当你的孩子们发育迟缓的时候,你的孩子们就会被吓到。Selain itu, diharapkan, masyarakat, untuk, menerapkan, polan, makan, gizi, seimbang, dan, mendapatakan, pendidikan, yang, layak, untuk, meningkatkan, kesejahteraan。
{"title":"Kejadian stunting pada anak umur 1-5 tahun di Desa Rantau Panjang Hilir","authors":"Bayu Purnama Atmaja, Nita Rahayu, Muhdinor Muhdinor","doi":"10.22435/jhecds.v6i2.3667","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i2.3667","url":null,"abstract":"Abstract: Stunting (dwarfism) is a condition in which toddlers have less length or height compared to their age. The purpose of this study was to determine the effect of the factors that cause stunting in children aged 1-5 years. This type of research is quantitative research with a cross sectional approach. Data was collected by measuring height, questionnaire and semi-quantitative Food Frequency Quetionnaire sheets. Data analysis was performed using the chi-square test and logistic regression. From the research results, it was found that the independent variable that most influenced the occurrence of stunting in children was the family socio-economic factor variable with a p value = 0.002 (p <0.05) and a value of R = 0.439. The conclusion of this study suggested that the active role of the government, especially health workers, to tackle the incidence of stunting in children. In addition, it is hoped that the community will adopt a balanced nutrition diet and receive proper education to improve welfare. \u0000 \u0000Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor yang menjadi penyebab stunting pada anak umur 1-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan, wawacara kuesioner dan lembar Food Frequency Quetionnaire semi kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistic. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel independen yang paling mempengaruhi terjadinya stunting pada anak adalah variabel faktor sosial ekonomi keluarga dengan nilai p value = 0,002 (p<0,05) dan nilai R= 0,439. Kesimpulan dari penelitian ini disarankan agar peran aktif pemerintah khususnya petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian stunting pada anak. Selain itu, diharapkan masyarakat untuk menerapkan pola makan gizi seimbang dan mendapatakan pendidikan yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan. \u0000 ","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127076656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan iklim dapat meningkatkan penyakit yang ditularkan melalui vektor antara lain malaria. Hubungan antara iklim, kesehatan manusia dan penyakit sudah dikenal luas. Perubahan iklim merupakan faktor penting terjadinya penyebaran berbagai jenis penyakit seperti malaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola penularan malaria dan menganalisis dampak faktor iklim terhadap penularan malaria di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Artikel ini merupakan analisis data sekunder yaitu data kejadian malaria, curah hujan, suhu dan kelembaban. Data dianalisis menggunakan microsoft excel untuk melihat gambaran kecenderungan kejadian malaria per bulan dan analisis bivariat Pearson Correlation Hasil analisis menunjukkan kecenderungan kejadian malaria per seribu penduduk dinyatakan dalam Annual Parasite Incidence (API) selama lima tahun (2013-2019) mengalami fluktuasi berturut-turut 38,1‰, 34,9‰, 9,4‰, 16,1‰, 30,2‰, 7,6‰ dan 6,4‰. Hasil penelitian menunjukkan nilai API cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil analisis statistic terdapat pengaruh antara curah hujan dan suhu terhadap nilai API di Kabupaten Sumba Timur. Curah hujan dan Suhu perlu diwaspadai dalam upaya menurunkan kejaidan malaria, khususnya terhadap nilai API.Kesimpulan menunjukan bahwa fluktuasi curah hujan dan temperatur secara langsung berpebgaruh terhadap dinamika penularan malaria di Kabupaten Sumba Timur
{"title":"Fluktuasi iklim dan kejadian malaria sebelum eliminasi di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur","authors":"Fridolina Mau, Mefi Mariana Tallan, Anderias Karniawan Bullu","doi":"10.22435/jhecds.v6i2.3615","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i2.3615","url":null,"abstract":"Perubahan iklim dapat meningkatkan penyakit yang ditularkan melalui vektor antara lain malaria. Hubungan antara iklim, kesehatan manusia dan penyakit sudah dikenal luas. Perubahan iklim merupakan faktor penting terjadinya penyebaran berbagai jenis penyakit seperti malaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola penularan malaria dan menganalisis dampak faktor iklim terhadap penularan malaria di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Artikel ini merupakan analisis data sekunder yaitu data kejadian malaria, curah hujan, suhu dan kelembaban. Data dianalisis menggunakan microsoft excel untuk melihat gambaran kecenderungan kejadian malaria per bulan dan analisis bivariat Pearson Correlation Hasil analisis menunjukkan kecenderungan kejadian malaria per seribu penduduk dinyatakan dalam Annual Parasite Incidence (API) selama lima tahun (2013-2019) mengalami fluktuasi berturut-turut 38,1‰, 34,9‰, 9,4‰, 16,1‰, 30,2‰, 7,6‰ dan 6,4‰. Hasil penelitian menunjukkan nilai API cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil analisis statistic terdapat pengaruh antara curah hujan dan suhu terhadap nilai API di Kabupaten Sumba Timur. Curah hujan dan Suhu perlu diwaspadai dalam upaya menurunkan kejaidan malaria, khususnya terhadap nilai API.Kesimpulan menunjukan bahwa fluktuasi curah hujan dan temperatur secara langsung berpebgaruh terhadap dinamika penularan malaria di Kabupaten Sumba Timur","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115258790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-01DOI: 10.22435/jhecds.v6i2.2774
Nita Rahayu, Gusti Meliyanie, Harninda Kusumaningtyas
Penyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan angka kecacingan pada anak Sekolah Dasar (SD) di 30 SD di Kabupaten Balangan, provinsi Kalimantan Selatan selama 4 bulan yaitu bulan Juli sd Oktober 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan disain cross sectional study. Data dikumpulkan dengan cara wawancara pada anak sekolah dasar dan pengambilan sampel tinja dari 502 siswa SD. Pemeriksaan tinja dilakukan di Lapangan dengan penggunakan metode Kato Katz. Pengumpulan tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut setelah kunjungan ke sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 502 sampel, 8 sampel positif terinfeksi cacing. Jenis cacing paling dominan menginfeksi adalah Enterobius vermicularis (62.5%). Prevalensi kecacingan pada anak SD di Kabupaten Balangan sebesar 1,59%. Ada hubungan antara perilaku dengan angka kecacingan pada anak SD dengan p = 0,049 ; sedangkan pengetahuan dan sikap tidak ada hubungan dengan angka kecacingan pada anak SD dengan p value > 0,05 (p = 0,283, p = 0,637).
印度尼西亚的疾病仍然是一种公共卫生问题,因为它仍然高升,可以预测45-65%。这项研究的目的是确定南加里曼丹省巴兰甘县30所小学儿童儿童患病人数的普及率和行为行为之间的普遍存在和联系,时间为4个月,也就是2019年10月7日。本研究是采用交叉校正设计进行的观察研究。数据是通过对小学生的采访和从502名小学生的粪便样本收集的。粪便检查是在现场使用加藤Katz方法进行的。学校参观后,人们连续三天收集粪便。研究表明,502个样本中,有8个样本感染蠕虫阳性。最受感染的蠕虫是肠虫真菌素(62.5%)。巴兰干县小学儿童儿童普及率为159%。行为与SD孩子的儿童发病率与p = 049;然而,知识和态度与小学儿童的发病率与p值> 0.05 (p = 283, p = 637)无关。
{"title":"Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan kasus cacingan anak sekolah dasar di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan","authors":"Nita Rahayu, Gusti Meliyanie, Harninda Kusumaningtyas","doi":"10.22435/jhecds.v6i2.2774","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i2.2774","url":null,"abstract":"Penyakit kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan angka kecacingan pada anak Sekolah Dasar (SD) di 30 SD di Kabupaten Balangan, provinsi Kalimantan Selatan selama 4 bulan yaitu bulan Juli sd Oktober 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan disain cross sectional study. Data dikumpulkan dengan cara wawancara pada anak sekolah dasar dan pengambilan sampel tinja dari 502 siswa SD. Pemeriksaan tinja dilakukan di Lapangan dengan penggunakan metode Kato Katz. Pengumpulan tinja dilakukan selama tiga hari berturut-turut setelah kunjungan ke sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 502 sampel, 8 sampel positif terinfeksi cacing. Jenis cacing paling dominan menginfeksi adalah Enterobius vermicularis (62.5%). Prevalensi kecacingan pada anak SD di Kabupaten Balangan sebesar 1,59%. Ada hubungan antara perilaku dengan angka kecacingan pada anak SD dengan p = 0,049 ; sedangkan pengetahuan dan sikap tidak ada hubungan dengan angka kecacingan pada anak SD dengan p value > 0,05 (p = 0,283, p = 0,637).","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130338948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-01DOI: 10.22435/JHECDS.V6I2.3989
Putra Apriadi Siregar, Yulia Khairina Ashar, Maduri Sakilla
Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak penularan Covid-19 dan mengalami peningkatan kasus penderita Covid-19 pada kurun waktu yang cepat. Penularan yang cepat terjadi karena beberapa tempat menjadi transmisi penularan Covid-19, salah satunya yaitu bandara. Surveilanse epidemiologi di Bandara menjadi salah satu cara mencegah penularan Covid-19 dari suatu provinsi ke provinsi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui managemen surveilans Covid-19 di Bandar Udara Internasional Hang Nadim. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2020. Lokasi penelitian ini di Wilayah Kerja Bandara Udara Internasional Hang Nadim kepada enam informan yang terdiri dari koordinator wilayah, petugas surveilans, tenaga dokter umum, dan tim satuan tugas Covid-19. Pengumpulan data primer menggunakan wawancara mendalam dan observasi lapangan, data sekunder menggunakan studi dokumen. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian pada input menunjukkan bahwa petugas surveilans kekurangan tenaga Epidemiologi Ahli (S2) dan Tenaga Epidemiologi Ahli/Terampil (S1). Surveilans memiliki kekurangan sarana jaringan elektromedia, telepon dan roda dua. Sementara pada proses sudah memenuhi standar lebih dari 80% dari indikator Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan output berupa pelaporan telah dilakukan tepat waktu. Kesimpulannya adalah kegiatan surveilans epidemiologi pada proses maupun output sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan indikator. Namun terdapat kekurangan pada input. Tim surveilans diharapkan untuk melakukan perekrutan tenaga Epidemiologi Ahli (S2) dan Tenaga Epidemiologi Ahli/Terampil (S1) agar tenaga kesehatan yang melakukan surveilans memiliki kemampuan dan kompetensi yang sesuai. Pimpinan surveilans BandarUdara sebaiknya melengkapi sarana transportasi dan komunikasi untuk mengantisipasi hambatan saat melaksanakan kegiatan surveilans epidemiologi Covid-19.
{"title":"Manajemen surveilans Covid-19 di wilayah kerja Bandar Udara Internasional Hang Nadim","authors":"Putra Apriadi Siregar, Yulia Khairina Ashar, Maduri Sakilla","doi":"10.22435/JHECDS.V6I2.3989","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JHECDS.V6I2.3989","url":null,"abstract":"Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak penularan Covid-19 dan mengalami peningkatan kasus penderita Covid-19 pada kurun waktu yang cepat. Penularan yang cepat terjadi karena beberapa tempat menjadi transmisi penularan Covid-19, salah satunya yaitu bandara. Surveilanse epidemiologi di Bandara menjadi salah satu cara mencegah penularan Covid-19 dari suatu provinsi ke provinsi lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui managemen surveilans Covid-19 di Bandar Udara Internasional Hang Nadim. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2020. Lokasi penelitian ini di Wilayah Kerja Bandara Udara Internasional Hang Nadim kepada enam informan yang terdiri dari koordinator wilayah, petugas surveilans, tenaga dokter umum, dan tim satuan tugas Covid-19. Pengumpulan data primer menggunakan wawancara mendalam dan observasi lapangan, data sekunder menggunakan studi dokumen. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian pada input menunjukkan bahwa petugas surveilans kekurangan tenaga Epidemiologi Ahli (S2) dan Tenaga Epidemiologi Ahli/Terampil (S1). Surveilans memiliki kekurangan sarana jaringan elektromedia, telepon dan roda dua. Sementara pada proses sudah memenuhi standar lebih dari 80% dari indikator Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan output berupa pelaporan telah dilakukan tepat waktu. Kesimpulannya adalah kegiatan surveilans epidemiologi pada proses maupun output sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan indikator. Namun terdapat kekurangan pada input. Tim surveilans diharapkan untuk melakukan perekrutan tenaga Epidemiologi Ahli (S2) dan Tenaga Epidemiologi Ahli/Terampil (S1) agar tenaga kesehatan yang melakukan surveilans memiliki kemampuan dan kompetensi yang sesuai. Pimpinan surveilans BandarUdara sebaiknya melengkapi sarana transportasi dan komunikasi untuk mengantisipasi hambatan saat melaksanakan kegiatan surveilans epidemiologi Covid-19.","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123828389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-01DOI: 10.22435/JHECDS.V6I2.4074
Wakhidha Retno Sholikhatun, Tri Ramadhani, Eny Sofiyatun, Dwi Atin Faidah
DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. DBD dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Penyakit tersebut sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banjarnegara. Data Puskesmas 1 Banjarnegara menunjukkan kasus DBD di Kelurahan Kutabanjarnegara dari tahun 2010-2012 cenderung meningkat. Survei telur dengan pemasangan ovitrap sangat penting untuk mendeteksi adanya nyamuk Aedes sp. Tujuan dari peneitian ini adalah mendiskripsikan pemanfaatan ovitrap sebagai surveilans vektor DBD. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di RW 01 Kelurahan Kutabanjarnegara. Populasi adalah seluruh rumah yang ada di lokasi penelitian dan sampel sebanyak 119 rumah. Pengumpulan data jumlah telur, OI dan spesies larva Aedes sp. diperoleh dengan pemasangan ovitrap sebanyak 238 buah yang dipasang setiap rumah 2 buah. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan jumlah telur yang diperoleh yaitu 5553 butir, telur yang berhasil menetas sebanyak 1966 butir. Nilai OI sebesar35,71%. Identifikasi larva Ae. aegypti di dalam rumah (91,11%) dan luar rumah (8,89%), sedangkan Ae. albopictus di dalam rumah (8,89%) dan luar rumah (91,11%). Ovitrap dapat digunakan sebagai salah satu upaya pengendalian vektor DBD.
{"title":"Pemanfaatan Ovitrap indeks dalam Surveilans Vektor DBD di Kelurahan Kutabanjarnegara Kabupaten Banjarnegara","authors":"Wakhidha Retno Sholikhatun, Tri Ramadhani, Eny Sofiyatun, Dwi Atin Faidah","doi":"10.22435/JHECDS.V6I2.4074","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JHECDS.V6I2.4074","url":null,"abstract":"DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. DBD dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Penyakit tersebut sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Banjarnegara. Data Puskesmas 1 Banjarnegara menunjukkan kasus DBD di Kelurahan Kutabanjarnegara dari tahun 2010-2012 cenderung meningkat. Survei telur dengan pemasangan ovitrap sangat penting untuk mendeteksi adanya nyamuk Aedes sp. Tujuan dari peneitian ini adalah mendiskripsikan pemanfaatan ovitrap sebagai surveilans vektor DBD. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di RW 01 Kelurahan Kutabanjarnegara. Populasi adalah seluruh rumah yang ada di lokasi penelitian dan sampel sebanyak 119 rumah. Pengumpulan data jumlah telur, OI dan spesies larva Aedes sp. diperoleh dengan pemasangan ovitrap sebanyak 238 buah yang dipasang setiap rumah 2 buah. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan jumlah telur yang diperoleh yaitu 5553 butir, telur yang berhasil menetas sebanyak 1966 butir. Nilai OI sebesar35,71%. Identifikasi larva Ae. aegypti di dalam rumah (91,11%) dan luar rumah (8,89%), sedangkan Ae. albopictus di dalam rumah (8,89%) dan luar rumah (91,11%). Ovitrap dapat digunakan sebagai salah satu upaya pengendalian vektor DBD.","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132527383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-12DOI: 10.22435/JHECDS.V6I1.2771
E. Zelpina, Septa Walyani, A. B. Niasono, Fitri Hidayati
Daging ayam dan produknya adalah makanan yang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat karena kaya akan nutrisi yang dibutuhkan. Namun, bahan pangan ini bersifat mudah mengalami kerusakan apabila tidak mendapat perlakuan yang tepat. Salah satu cemaran dalam daging ayam dan produk olahannya adalah adanya kontaminasi bakteri patogen Salmonella sp. yang menyebabkan foodborne disease. Bakteri ini dilaporkan sudah resisten terhadap beberapa golongan antibiotika sehingga berpotensi berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dampak infeksi Salmonella sp. dalam daging ayam dan produknya yang menyebabkan salmonellosis pada manusia. Artikel ini berdasarkan literatur review beberapa hasil penelitian dan laporan terkait keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam dan produknya. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel pada sciencedirect.com, google scholar, Elsevier, Scopus adalah “Salmonella in chicken meat and product”. Artikel yang dikumpulkan terkait dengan Salmonella sp. pada daging ayam yang berjumlah 250 artikel. Selanjutnya dipilih berdasarkan habitat dan distribusi, cemaran pada daging ayam dan produknya, dampak, tindakan pencegahan dan pengendalian Salmonella sp. sehingga ditemukan 91 artikel yang relevan dengan tujuan penulisan artikel dari terbitan tahun 2002-2020. Insidensi salmonellosis pada manusia mencapai 93,8 juta kasus per tahun. Tingginya kasus tersebut disebabkan oleh rendahnya penerapan higiene sanitasi dan higiene personal dalam penanganan daging ayam dan produknya. Penanganan yang tepat terhadap produksi daging ayam dan produknya dapat mendukung penyediaan bahan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal serta layak dikonsumsi oleh masyarakat.
{"title":"Dampak infeksi Salmonella sp. dalam daging ayam dan produknya terhadap kesehatan masyarakat","authors":"E. Zelpina, Septa Walyani, A. B. Niasono, Fitri Hidayati","doi":"10.22435/JHECDS.V6I1.2771","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JHECDS.V6I1.2771","url":null,"abstract":"Daging ayam dan produknya adalah makanan yang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat karena kaya akan nutrisi yang dibutuhkan. Namun, bahan pangan ini bersifat mudah mengalami kerusakan apabila tidak mendapat perlakuan yang tepat. Salah satu cemaran dalam daging ayam dan produk olahannya adalah adanya kontaminasi bakteri patogen Salmonella sp. yang menyebabkan foodborne disease. Bakteri ini dilaporkan sudah resisten terhadap beberapa golongan antibiotika sehingga berpotensi berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dampak infeksi Salmonella sp. dalam daging ayam dan produknya yang menyebabkan salmonellosis pada manusia. Artikel ini berdasarkan literatur review beberapa hasil penelitian dan laporan terkait keberadaan Salmonella sp. pada daging ayam dan produknya. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel pada sciencedirect.com, google scholar, Elsevier, Scopus adalah “Salmonella in chicken meat and product”. Artikel yang dikumpulkan terkait dengan Salmonella sp. pada daging ayam yang berjumlah 250 artikel. Selanjutnya dipilih berdasarkan habitat dan distribusi, cemaran pada daging ayam dan produknya, dampak, tindakan pencegahan dan pengendalian Salmonella sp. sehingga ditemukan 91 artikel yang relevan dengan tujuan penulisan artikel dari terbitan tahun 2002-2020. Insidensi salmonellosis pada manusia mencapai 93,8 juta kasus per tahun. Tingginya kasus tersebut disebabkan oleh rendahnya penerapan higiene sanitasi dan higiene personal dalam penanganan daging ayam dan produknya. Penanganan yang tepat terhadap produksi daging ayam dan produknya dapat mendukung penyediaan bahan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal serta layak dikonsumsi oleh masyarakat.","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130158630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-12DOI: 10.22435/JHECDS.V6I1.2936
Riky Hamdani, Puhilan Puhilan
Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang menjadi prioritas di Indonesia. Saat ini, sebanyak 26 provinsi di Indonesia masih endemis rabies. Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang endemis rabies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan prevalensi kasus gigitan hewan penular rabies, populasi hewan penular rabies, cakupan vaksinasi hewan penular rabies dan kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan hewan penular rabies. Penelitian ini menggunakan tahun 2017 sebesar 8,57%. Jumlah kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, jumlah pada tahun 2015 sebesar 0%, tahun 2016 sebesar 0,68% dan tahun 2017 sebesar 0,9%. Tingginya prevalensi kasus rabies di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan belum optimalnya program pemberantasan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pelaksanaan program terutama dalam hal eliminasi anjing liar dan pelaksanaan vaksinasi terhadap hewan penular rabies. metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, prevalensi kasus pada tahun 2015 sebesar 0,3/10.000 penduduk, tahun 2016 sebesar 3,36/10.000 penduduk, dan pada tahun 2017 sebesar 4,35 per 10.000 penduduk. Populasi hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, populasi hewan penular rabies pada tahun 2015 sebesar 6.142 ekor, tahun 2016 sebesar 8.083 ekor, dan pada tahun 2017 sebesar 9.600 ekor. Persentase Hewan penular rabies yang divaksin pada 3 tahun terakhir mengalami penurunan, persentase hewan penular rabies yang divaksin pada tahun 2015 sebesar 34,40%, tahun 2016 sebesar 25,42% dan tahun 2017 8,57%. Jumlah Kasus kematian akibat gigitan hewan tertular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahun, jumlahnya pada tahun 2015 adalah 0%, tahun 2016 sebesar 0,68% dan tahun 2017 sebesar 0,9%. Prevalensi kasus rabies yang tinggi di Kalimantan Barat Provinsi menunjukkan bahwa program pemberantasan belum optimal. Oleh karena itu, perlu peningkatan implementasi khususnya dalam hal eliminasi anjing liar dan pelaksanaan vaksinasi terhadap hewan yang tertular rabies.
{"title":"Epidemiologi penyakit Rabies di Provinsi Kalimantan Barat","authors":"Riky Hamdani, Puhilan Puhilan","doi":"10.22435/JHECDS.V6I1.2936","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/JHECDS.V6I1.2936","url":null,"abstract":"Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang menjadi prioritas di Indonesia. Saat ini, sebanyak 26 provinsi di Indonesia masih endemis rabies. Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang endemis rabies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan prevalensi kasus gigitan hewan penular rabies, populasi hewan penular rabies, cakupan vaksinasi hewan penular rabies dan kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan hewan penular rabies. Penelitian ini menggunakan tahun 2017 sebesar 8,57%. Jumlah kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, jumlah pada tahun 2015 sebesar 0%, tahun 2016 sebesar 0,68% dan tahun 2017 sebesar 0,9%. Tingginya prevalensi kasus rabies di Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan belum optimalnya program pemberantasan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pelaksanaan program terutama dalam hal eliminasi anjing liar dan pelaksanaan vaksinasi terhadap hewan penular rabies. metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, prevalensi kasus pada tahun 2015 sebesar 0,3/10.000 penduduk, tahun 2016 sebesar 3,36/10.000 penduduk, dan pada tahun 2017 sebesar 4,35 per 10.000 penduduk. Populasi hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya, populasi hewan penular rabies pada tahun 2015 sebesar 6.142 ekor, tahun 2016 sebesar 8.083 ekor, dan pada tahun 2017 sebesar 9.600 ekor. Persentase Hewan penular rabies yang divaksin pada 3 tahun terakhir mengalami penurunan, persentase hewan penular rabies yang divaksin pada tahun 2015 sebesar 34,40%, tahun 2016 sebesar 25,42% dan tahun 2017 8,57%. Jumlah Kasus kematian akibat gigitan hewan tertular rabies di Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan setiap tahun, jumlahnya pada tahun 2015 adalah 0%, tahun 2016 sebesar 0,68% dan tahun 2017 sebesar 0,9%. Prevalensi kasus rabies yang tinggi di Kalimantan Barat Provinsi menunjukkan bahwa program pemberantasan belum optimal. Oleh karena itu, perlu peningkatan implementasi khususnya dalam hal eliminasi anjing liar dan pelaksanaan vaksinasi terhadap hewan yang tertular rabies.","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131040541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-12DOI: 10.22435/jhecds.v6i1.3206
F. Farida
Tingginya angka kejadian MDR-TB adalah salah satu masalah kesehatan yang dihadapi saat ini. Pengelolaan pengobatan TB yang salah, penggunaan obat antimikroba dan formulasi yang tidak tepat, tidak patuh terhadap pengobatan dan penghentian pengobatan dini dapat menyebabkan resistensi obat. Tujuan penulisan artikel review ini adalah untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan MDR-TB di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah telaah literatur. Kata kunci yang digunakan yaitu Faktor keberhasilan, MDR-TB, dan Pengobatan. Literatur review dilakukan melalui mesin pencari jurnal internasional yaitu Journal of Epidemiology and Public Health (JEPH) dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019. Kriteria inklusinya adalah penelitian dengan studi case control, Full text, open access, TB Paru dengan Multi Drug Resistance di Indonesia dan kriteria ekslusi adalah TB Paru dan ekstra paru yang mendapat pengobatan anti TB yang teratur, kasus MDR-TB di luar negeri, artikel yang terdiri atas abstrak saja, artikel jurnal dibawah tahun 2016, penelitian kualitatif, cross sectional, cohort, dan ekperimen. Berdasarkan analisis terhadap literatur diketahui bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengobatan MDR-TB adalah pengawasan dalam minum obat, kepatuhan minum obat, efek samping obat, status gizi serta faktor lainnya yaitu penyakit diabetes mellitus tipe 2, depresi, perawatan rutin, usia, kemitraan antara pasien dan tenaga kesehatan, tingkat pendidikan, pengetahuan dan perilaku seperti kebiasaan merokok. Faktor-faktor ini memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung pada keberhasilan pengobatan TB-MDR di Indonesia.
{"title":"Faktor keberhasilan pengobatan Multi Drug Resistance Tuberculosa (MDR-TB) di Indonesia : Tinjauan Sistematik","authors":"F. Farida","doi":"10.22435/jhecds.v6i1.3206","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i1.3206","url":null,"abstract":"Tingginya angka kejadian MDR-TB adalah salah satu masalah kesehatan yang dihadapi saat ini. Pengelolaan pengobatan TB yang salah, penggunaan obat antimikroba dan formulasi yang tidak tepat, tidak patuh terhadap pengobatan dan penghentian pengobatan dini dapat menyebabkan resistensi obat. Tujuan penulisan artikel review ini adalah untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan MDR-TB di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah telaah literatur. Kata kunci yang digunakan yaitu Faktor keberhasilan, MDR-TB, dan Pengobatan. Literatur review dilakukan melalui mesin pencari jurnal internasional yaitu Journal of Epidemiology and Public Health (JEPH) dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019. Kriteria inklusinya adalah penelitian dengan studi case control, Full text, open access, TB Paru dengan Multi Drug Resistance di Indonesia dan kriteria ekslusi adalah TB Paru dan ekstra paru yang mendapat pengobatan anti TB yang teratur, kasus MDR-TB di luar negeri, artikel yang terdiri atas abstrak saja, artikel jurnal dibawah tahun 2016, penelitian kualitatif, cross sectional, cohort, dan ekperimen. Berdasarkan analisis terhadap literatur diketahui bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengobatan MDR-TB adalah pengawasan dalam minum obat, kepatuhan minum obat, efek samping obat, status gizi serta faktor lainnya yaitu penyakit diabetes mellitus tipe 2, depresi, perawatan rutin, usia, kemitraan antara pasien dan tenaga kesehatan, tingkat pendidikan, pengetahuan dan perilaku seperti kebiasaan merokok. Faktor-faktor ini memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung pada keberhasilan pengobatan TB-MDR di Indonesia.","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129768763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-12DOI: 10.22435/jhecds.v6i1.3108
Abil Rudi, Yunida Haryanti, L. Masan, Maretalinia Maretalinia, A. Yulianto
STIs is the 10 biggest serious disease in many developing countries, primarily among FSWs (female sex workers). Additionally, the Ministry of Health Indonesia in January-March 2017 reported Female Sex Worker is the highest risk population (8.765 cases) regarding to syndrome approach and laboratory examination to have STIs with diagnosing outcome. The objective of this study is to conduct a literature review and to examine the determinants of STIs among FSWs as found in the published papers. The subject of this study is female sex workers in Indonesia. This study used literature review from six internet data based (Scopus, Medline, Google Scholar, ProQuest, CINAHL, and PubMed). It got 183 scientific articles and selected 17 based on inclusion criteria. The articles chronicled by inclusion criteria in the revised PRISMA flow diagram of article review and inclusion and review by Social Cognitive Theory (SCT). The selected articles were published between 1997 to 2016. Variables which reviewed consist of: cognitive/personal factors which were found are age (14 of 17), education (7 of 17), duration of sex work (7 of 17), behaviour factors which found condom use (8 of 17), number of client (7 of 17), past symptoms (3 of 17), environmental factors which found sex venue (2 of 17), place of origin (2 of 17), and protection (1 of 17). Strongly determinants related to STIs among FSWs in Indonesia are age, education, duration of sex work, condom use, number of clients, past symptoms, sex venue, place of origin, and protection.
性传播感染是许多发展中国家的十大严重疾病,主要发生在女性性工作者中。此外,印度尼西亚卫生部在2017年1月至3月报告说,在综合症方法和实验室检查方面,女性性工作者是感染性传播感染的最高风险人群(8.765例),并有诊断结果。本研究的目的是进行文献综述,并检查在已发表的论文中发现的女工性传播感染的决定因素。本研究的对象是印度尼西亚的女性性工作者。本研究使用了六个基于互联网数据的文献综述(Scopus, Medline, Google Scholar, ProQuest, CINAHL和PubMed)。它有183篇科学论文,并根据纳入标准选择了17篇。在修订后的PRISMA文章评审流程图中按纳入标准记录的文章,以及社会认知理论(SCT)的纳入和评审。入选文章发表于1997年至2016年。审查的变量包括:发现的认知/个人因素是年龄(17人中有14人)、教育程度(17人中有7人)、性工作持续时间(17人中有7人)、发现使用安全套的行为因素(17人中有8人)、嫖客人数(17人中有7人)、过去的症状(17人中有3人)、发现性场所的环境因素(17人中有2人)、原籍地(17人中有2人)和保护措施(17人中有1人)。在印度尼西亚,与FSWs中性传播感染相关的重要决定因素是年龄、受教育程度、性工作持续时间、使用安全套、嫖客数量、过去症状、性行为地点、原籍地和保护措施。
{"title":"The Determinants of Sexually Transmitted Infections (STIs) among Female Sex Workers (FSWs) in Indonesia: The Literature Review","authors":"Abil Rudi, Yunida Haryanti, L. Masan, Maretalinia Maretalinia, A. Yulianto","doi":"10.22435/jhecds.v6i1.3108","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i1.3108","url":null,"abstract":"STIs is the 10 biggest serious disease in many developing countries, primarily among FSWs (female sex workers). Additionally, the Ministry of Health Indonesia in January-March 2017 reported Female Sex Worker is the highest risk population (8.765 cases) regarding to syndrome approach and laboratory examination to have STIs with diagnosing outcome. The objective of this study is to conduct a literature review and to examine the determinants of STIs among FSWs as found in the published papers. The subject of this study is female sex workers in Indonesia. This study used literature review from six internet data based (Scopus, Medline, Google Scholar, ProQuest, CINAHL, and PubMed). It got 183 scientific articles and selected 17 based on inclusion criteria. The articles chronicled by inclusion criteria in the revised PRISMA flow diagram of article review and inclusion and review by Social Cognitive Theory (SCT). The selected articles were published between 1997 to 2016. Variables which reviewed consist of: cognitive/personal factors which were found are age (14 of 17), education (7 of 17), duration of sex work (7 of 17), behaviour factors which found condom use (8 of 17), number of client (7 of 17), past symptoms (3 of 17), environmental factors which found sex venue (2 of 17), place of origin (2 of 17), and protection (1 of 17). Strongly determinants related to STIs among FSWs in Indonesia are age, education, duration of sex work, condom use, number of clients, past symptoms, sex venue, place of origin, and protection. ","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128834889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-08DOI: 10.22435/jhecds.v6i1.2588
H. Lasari, Laily Khairiyati, Rudi Fakhriadi, N. Fadillah
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 Kalimantan Selatan termasuk urutan 6 besar tertinggi kasus ISPA di Indonesia dengan period pravelance 28% serta paling tinggi kasus di antara provinsi di pulau Kalimantan. Banjarmasin dengan jumlah kasus tertinggi ISPA terhadap masyarakat kota setempat mencapai 76.635 kasus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan studi ekologi menurut waktu (Time Trend Study) dengan sampel seluruh penderita ISPA di Kota Banjarmasin. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan dokumen kasus kejadian ISPA. Analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil analisis data pada variabel curah hujan didapatkan nilai p = 0,325 (p > 0,05), variabel suhu dengan nilai p = 0,446 (p > 0,05), kelembaban nilai p = 0,653 (p > 0,05), kecepatan angin nilai p = 0,307 (p > 0,05) dan arah angin nilai p = 0,618 (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin dengan kasus ISPA di Kota Banjarmasin tahun 2012-2016.
{"title":"Hubungan suhu, curah hujan, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian ISPA di Kota Banjarmasin selama 2012 – 2016","authors":"H. Lasari, Laily Khairiyati, Rudi Fakhriadi, N. Fadillah","doi":"10.22435/jhecds.v6i1.2588","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/jhecds.v6i1.2588","url":null,"abstract":"Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 Kalimantan Selatan termasuk urutan 6 besar tertinggi kasus ISPA di Indonesia dengan period pravelance 28% serta paling tinggi kasus di antara provinsi di pulau Kalimantan. Banjarmasin dengan jumlah kasus tertinggi ISPA terhadap masyarakat kota setempat mencapai 76.635 kasus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan studi ekologi menurut waktu (Time Trend Study) dengan sampel seluruh penderita ISPA di Kota Banjarmasin. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan dokumen kasus kejadian ISPA. Analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil analisis data pada variabel curah hujan didapatkan nilai p = 0,325 (p > 0,05), variabel suhu dengan nilai p = 0,446 (p > 0,05), kelembaban nilai p = 0,653 (p > 0,05), kecepatan angin nilai p = 0,307 (p > 0,05) dan arah angin nilai p = 0,618 (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin dengan kasus ISPA di Kota Banjarmasin tahun 2012-2016.","PeriodicalId":345984,"journal":{"name":"Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131160580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}