Pub Date : 2022-04-01DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.04
Henny H, Arsyad Ar
Andisol merupakan tanah berbahan induk abu vulkan, umumnya gembur dan mudah diolah. Namun petani sayuran (terutama kentang) di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci mengolah tanah intensif menggunakan traktor. Hal ini dapat mempercepat penurunan kandungan bahan organik dan proses pemadatan tanah sehingga akan menurunkan infiltrasi dan produktivitas tanah. Penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi intensitas pengolahan tanah menggunakan traktor terhadap infiltrasi tanah Andisol dan produktivitas kentang di Desa Kebun Baru, Kecamatan Kayu Aro Barat. Penelitian berupa eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan delapan perlakuan yaitu kombinasi intensitas pengolahan tanah dengan bajak (1, 2 dan 3 kali bajak menggunakan traktor) dengan pupuk kandang (5 dan 10 ton/ha), serta pengolahan tanah menggunakan cangkul. Setiap perlakukan diulang tiga kali (sebagai kelompok) pada petakan 6 m x 2 m pada lahan dengan kemiringan lereng 9%. Laju infiltrasi diukur dengan Double Ring Infiltrometer dan kapasitas infiltrasi diduga dengan Persamaan Horton. Data dianalisis dengan Uji-F dan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju dan kapasistas infiltrasi tanah serta produktivitas kentang pada lahan yang diolah dengan dua kali bajak relatif sama dengan di lahan yang diolah dengan dua kali pencangkulan, tetapi lebih baik dibandingkan dengan satu atau tiga kali bajak.
Andisol是一片火山灰丰富的土地,通常脂肪丰富,易于食用。但是,在兔子角的West Aro Wood洼地,菜农(尤其是土豆)使用拖拉机耕种集约土地。这会加速有机质的减少和土壤退化过程,从而降低土壤渗透和生产力。研究了拖拉机抽土强度组合对West Aro Wood扩建新首都村Andisol土壤入渗和马铃薯生产力的影响。使用八方急性分组计划的实验研究是将土壤提取强度与铜(使用拖拉机时铜的1、2和3倍)与肥料(5和10吨/公顷)以及铜土壤提取相结合。在坡度为9%的土地上,每次处理在6 m x 2 m的地图上重复三次(作为一组)。使用双环渗透计测量的渗透速率和Horton Equality预期的渗透能力。使用F-Tests和Duncan双量程测试分析数据。研究表明,与用两倍弯曲处理的土地相比,用两倍铜处理的土地的土地渗透速率和渗透能力以及土豆生产力要好于用一到三倍铜处理。
{"title":"Pengaruh Pengolahan Tanah Menggunakan Traktor dan Pupuk Organik terhadap Infiltrasi Tanah Andisol serta Produktivitas Kentang","authors":"Henny H, Arsyad Ar","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.04","url":null,"abstract":"Andisol merupakan tanah berbahan induk abu vulkan, umumnya gembur dan mudah diolah. Namun petani sayuran (terutama kentang) di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci mengolah tanah intensif menggunakan traktor. Hal ini dapat mempercepat penurunan kandungan bahan organik dan proses pemadatan tanah sehingga akan menurunkan infiltrasi dan produktivitas tanah. Penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi intensitas pengolahan tanah menggunakan traktor terhadap infiltrasi tanah Andisol dan produktivitas kentang di Desa Kebun Baru, Kecamatan Kayu Aro Barat. Penelitian berupa eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan delapan perlakuan yaitu kombinasi intensitas pengolahan tanah dengan bajak (1, 2 dan 3 kali bajak menggunakan traktor) dengan pupuk kandang (5 dan 10 ton/ha), serta pengolahan tanah menggunakan cangkul. Setiap perlakukan diulang tiga kali (sebagai kelompok) pada petakan 6 m x 2 m pada lahan dengan kemiringan lereng 9%. Laju infiltrasi diukur dengan Double Ring Infiltrometer dan kapasitas infiltrasi diduga dengan Persamaan Horton. Data dianalisis dengan Uji-F dan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju dan kapasistas infiltrasi tanah serta produktivitas kentang pada lahan yang diolah dengan dua kali bajak relatif sama dengan di lahan yang diolah dengan dua kali pencangkulan, tetapi lebih baik dibandingkan dengan satu atau tiga kali bajak.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47692253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-01DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.01
Syifa Unawahi, A. Widyasanti, S. Rahimah
Bunga telang (Clitoria ternatea Linn) merupakan salah satu sumber antosianin yang dapat diperoleh dengan melakukan proses ekstraksi. Metode alternatif untuk mengekstrak senyawa antosianin adalah dengan menggunakan metode ekstraksi non thermal ultrasonik yang dapat mempersingkat waktu ekstraksi dan mengurangi penggunaan pelarut. Ekstraksi antosianin ini dilakukan dengan penambahan asam asetat yang berfungsi untuk mendenaturasi membran sel tanaman sehingga pigmen antosianin terekstrak secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pelarut aquades dan asam asetat pada proses ekstraksi antosianin bunga telang dengan metode ultrasonik yang menghasilkan total antosianin tertinggi. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan konsentrasi asam asetat 0%, 0.05% dan 5%, serta nilai intensitas amplitudo 50%, 65%, dan 80%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan dengan konsentrasi asam asetat 0.05% dan nilai intensitas amplitudo 65% merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan total antosianin 65.13 mg/L, kadar sisa pelarut 30.77%, rendemen 32.02%, dan nilai pH ekstrak 3.62. Penambahan konsentrasi asam asetat yang berlebihan pada proses ekstraksi bunga telang dengan metode ultrasonik dapat mempercepat proses pengentalan pada campuran pelarut dan sampel bahan, serta kondisi ekstraksi dengan nilai amplitudo yang tinggi dapat mempercepat peningkatan suhu ekstraksi ± 60˚C, sehingga dapat menyebabkan degradasi antosianin.
{"title":"Ekstraksi Antosianin Bunga Telang (Clitoria ternatea Linn) dengan Metode Ultrasonik Menggunakan Pelarut Aquades dan Asam Asetat","authors":"Syifa Unawahi, A. Widyasanti, S. Rahimah","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.01","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.01","url":null,"abstract":"Bunga telang (Clitoria ternatea Linn) merupakan salah satu sumber antosianin yang dapat diperoleh dengan melakukan proses ekstraksi. Metode alternatif untuk mengekstrak senyawa antosianin adalah dengan menggunakan metode ekstraksi non thermal ultrasonik yang dapat mempersingkat waktu ekstraksi dan mengurangi penggunaan pelarut. Ekstraksi antosianin ini dilakukan dengan penambahan asam asetat yang berfungsi untuk mendenaturasi membran sel tanaman sehingga pigmen antosianin terekstrak secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pelarut aquades dan asam asetat pada proses ekstraksi antosianin bunga telang dengan metode ultrasonik yang menghasilkan total antosianin tertinggi. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan konsentrasi asam asetat 0%, 0.05% dan 5%, serta nilai intensitas amplitudo 50%, 65%, dan 80%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan dengan konsentrasi asam asetat 0.05% dan nilai intensitas amplitudo 65% merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan total antosianin 65.13 mg/L, kadar sisa pelarut 30.77%, rendemen 32.02%, dan nilai pH ekstrak 3.62. Penambahan konsentrasi asam asetat yang berlebihan pada proses ekstraksi bunga telang dengan metode ultrasonik dapat mempercepat proses pengentalan pada campuran pelarut dan sampel bahan, serta kondisi ekstraksi dengan nilai amplitudo yang tinggi dapat mempercepat peningkatan suhu ekstraksi ± 60˚C, sehingga dapat menyebabkan degradasi antosianin.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47735448","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-01DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.10
Kharisma Kharisma, Amalya Nurul Khairi
Jeruk pomello (Citrus maxima) merupakan buah yang mengandung vitamin C 26.36 mg/100 g dan serat 0.32% b/b. Pengolahan jeruk pomello menjadi jelly drink akan menjadi alternatif sumber vitamin C dan serat pangan. Jelly drink dari jeruk pomello memerlukan jenis kemasan yang tidak tembus air seperti plastik untuk melindungi dari kerusakan. Plastik juga memiliki sifat elastis, fleksibel, tidak tembus air, transparan, dan mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan plastik dan lama waktu penyimpanan terhadap karakteristik fisikokimia jelly drink jeruk pomello. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor yaitu, jenis kemasan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) dan kemasan plastik Polyoprioylene (PP) serta lama penyimpanan yaitu : T0 (0 jam), T8 (8 jam), T16 (16 jam) dan T24 (24 jam). Karakteristik fisikokimia yang dianalisis adalah kadar vitamin C, kadar air, pH, dan serat dengan uji statik two way anova. Hasil penelitian menunjukkan jenis kemasan plastik PET merupakan jenis kemasan yang lebih baik daripada kemasan plastik PP. Kemasan ini mampu mempertahankan sifat fisik dan kimia jelly drink jeruk bali hingga penyimpanan 8 jam dengan kriteria rata-rata kadar vitamin C sebesar 39.49% g/ml, kadar air 88.836%, serat pangan total 0.300%, pH 4.55 dan total mikroba 2.000 cfu/g.
{"title":"Pengaruh Jenis Kemasan Plastik dan Lama Waktu Penyimpanan Terhadap Karakteristik Fisikokimia Jelly drink Jeruk Pomello (Citrus maxima)","authors":"Kharisma Kharisma, Amalya Nurul Khairi","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.10","url":null,"abstract":"Jeruk pomello (Citrus maxima) merupakan buah yang mengandung vitamin C 26.36 mg/100 g dan serat 0.32% b/b. Pengolahan jeruk pomello menjadi jelly drink akan menjadi alternatif sumber vitamin C dan serat pangan. Jelly drink dari jeruk pomello memerlukan jenis kemasan yang tidak tembus air seperti plastik untuk melindungi dari kerusakan. Plastik juga memiliki sifat elastis, fleksibel, tidak tembus air, transparan, dan mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan plastik dan lama waktu penyimpanan terhadap karakteristik fisikokimia jelly drink jeruk pomello. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor yaitu, jenis kemasan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) dan kemasan plastik Polyoprioylene (PP) serta lama penyimpanan yaitu : T0 (0 jam), T8 (8 jam), T16 (16 jam) dan T24 (24 jam). Karakteristik fisikokimia yang dianalisis adalah kadar vitamin C, kadar air, pH, dan serat dengan uji statik two way anova. Hasil penelitian menunjukkan jenis kemasan plastik PET merupakan jenis kemasan yang lebih baik daripada kemasan plastik PP. Kemasan ini mampu mempertahankan sifat fisik dan kimia jelly drink jeruk bali hingga penyimpanan 8 jam dengan kriteria rata-rata kadar vitamin C sebesar 39.49% g/ml, kadar air 88.836%, serat pangan total 0.300%, pH 4.55 dan total mikroba 2.000 cfu/g.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42362328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-01DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.05
E. Ekaputra, Iqbal Tri Junaidy, Rusnam Rusnam, Delvi Yanti
Salah satu pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Picohidro (PLTPH) disektor pertanian adalah sebagai penggerak pompa hidroponik agar sirkulasi nutrisi pada tanaman dapat terpenuhi. Penggunaan blower yang dimodifikasi untuk menjadi turbin dalam menghasilkan listrik, dapat menghemat biaya dalam pembuatannya. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun picohidro untuk hidroponik sebagai solusi pemanfaatan energi terbarukan pada daerah yang tidak mendapatkan akses listrik. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu rancangan alat mencakup rancangan picohidro, pompa DC, dan rangka hidoponik, pembuatan alat, pengujian alat, dan analisis data pengujian kinerja alat yang telah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pembangkit listrik tenaga picohidro sebagai penggerak pompa hidroponik yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan awal. Nilai debit rata-rata yang didapatkan adalah 2.27x10-3 m3/s dengan tinggi jatuh air 0.75 m. Berdasarkan debit air dan tinggi jatuh air ini, maka didapatkan daya potensi air rata-rata sebesar 16.70 watt. Rata-rata daya listrik yang dihasilkan oleh rancangan tanpa beban pompa 6.77 watt. Sedangkan daya rata-rata menggunakan beban pompa 5.74 watt. Kehilangan air pada sistem pertanian hidroponik ini ialah 1%. Efisiensi Picohidro rata-rata selama pengamatan 34.43% dan efisiensi pompa adalah 5.12%.
{"title":"Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro untuk Penggerak Pompa Hidroponik","authors":"E. Ekaputra, Iqbal Tri Junaidy, Rusnam Rusnam, Delvi Yanti","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.05","url":null,"abstract":"Salah satu pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Picohidro (PLTPH) disektor pertanian adalah sebagai penggerak pompa hidroponik agar sirkulasi nutrisi pada tanaman dapat terpenuhi. Penggunaan blower yang dimodifikasi untuk menjadi turbin dalam menghasilkan listrik, dapat menghemat biaya dalam pembuatannya. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun picohidro untuk hidroponik sebagai solusi pemanfaatan energi terbarukan pada daerah yang tidak mendapatkan akses listrik. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu rancangan alat mencakup rancangan picohidro, pompa DC, dan rangka hidoponik, pembuatan alat, pengujian alat, dan analisis data pengujian kinerja alat yang telah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pembangkit listrik tenaga picohidro sebagai penggerak pompa hidroponik yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan awal. Nilai debit rata-rata yang didapatkan adalah 2.27x10-3 m3/s dengan tinggi jatuh air 0.75 m. Berdasarkan debit air dan tinggi jatuh air ini, maka didapatkan daya potensi air rata-rata sebesar 16.70 watt. Rata-rata daya listrik yang dihasilkan oleh rancangan tanpa beban pompa 6.77 watt. Sedangkan daya rata-rata menggunakan beban pompa 5.74 watt. Kehilangan air pada sistem pertanian hidroponik ini ialah 1%. Efisiensi Picohidro rata-rata selama pengamatan 34.43% dan efisiensi pompa adalah 5.12%.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43670160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-01DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.03
Efriwandy Simbolon, Jannifer Alfredo, Briand Steven Kaligis, Moh. Fikri Pomalingo, Ichiro Davidson Piri, Siti Vahira Cantika Kawuwung
Pengeringan cengkeh biasanya dilakukan dengan cara menjemur bunga cengkeh di atas tikar pandan, terpal atau di rak secara manual dan tradisional. Masyarakat sering menjemur cengkeh di jalan pedesaan, dikarenakan minimnya lahan untuk penjemuran. Pengeringan dengan sistem tradisional ini juga terkadang memiliki kendala. Cuaca yang tidak selalu cerah menyebabkan proses pengeringan menjadi lebih lama dan menghasilkan kualitas cengkeh yang kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah mendesain dan pabrikasi sebuah mesin pengering cengkeh yang berbahan bakar limbah kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk membantu kelompok tani keter yang ada di Desa Wiau Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara dalam proses pengeringan cengkeh. Metode penelitian ini meliputi perencanaan, perencangan mesin, pabrikasi mesin, pengujian. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, mesin yang dibuat memiliki kapasitas pengeringan 48 liter dalam sekali proses pengeringan. Pengeringan dilakukan pada suhu 50-55oC selama 50 menit. Pengeringan ini hanya untuk membebaskan cengkeh dari cendawan. Jenis limbah kelapa yang digunakan untuk sekali pengeringan mencapai 18 kg atau setara 3 karung. Pengeringan juga dapat dilakukan pada waktu yang singkat.
{"title":"Desain dan Pabrikasi Mesin Pengering Cengkeh Berbahan Bakar Limbah Kelapa Untuk Mempercepat Proses Penjemuran Cengkeh","authors":"Efriwandy Simbolon, Jannifer Alfredo, Briand Steven Kaligis, Moh. Fikri Pomalingo, Ichiro Davidson Piri, Siti Vahira Cantika Kawuwung","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.03","url":null,"abstract":"Pengeringan cengkeh biasanya dilakukan dengan cara menjemur bunga cengkeh di atas tikar pandan, terpal atau di rak secara manual dan tradisional. Masyarakat sering menjemur cengkeh di jalan pedesaan, dikarenakan minimnya lahan untuk penjemuran. Pengeringan dengan sistem tradisional ini juga terkadang memiliki kendala. Cuaca yang tidak selalu cerah menyebabkan proses pengeringan menjadi lebih lama dan menghasilkan kualitas cengkeh yang kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah mendesain dan pabrikasi sebuah mesin pengering cengkeh yang berbahan bakar limbah kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk membantu kelompok tani keter yang ada di Desa Wiau Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara dalam proses pengeringan cengkeh. Metode penelitian ini meliputi perencanaan, perencangan mesin, pabrikasi mesin, pengujian. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, mesin yang dibuat memiliki kapasitas pengeringan 48 liter dalam sekali proses pengeringan. Pengeringan dilakukan pada suhu 50-55oC selama 50 menit. Pengeringan ini hanya untuk membebaskan cengkeh dari cendawan. Jenis limbah kelapa yang digunakan untuk sekali pengeringan mencapai 18 kg atau setara 3 karung. Pengeringan juga dapat dilakukan pada waktu yang singkat.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47821880","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-01DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.02
Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih, A. Holik, R. Bachtiar, Riyan Budiyanto
Penelitian evaluasi lahan dan kelayakan usaha Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi berdasarkan permasalahan yang dialami oleh produsen gula merah, yaitu penurunan jumlah produksi yang memengaruhi kesejahteraan ekonomi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Evaluasi lahan dilakukan dengan cara mencocokan (matching) data hasil observasi lapang dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa berdasarkan petunjuk teknis evaluasi kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian tahun 2011. Karakteristik lahan yang dinilai meliputi temperatur, curah hujan, kelembaban, drainase, tekstur tanah, bahan kasar, kedalaman tanah, pH tanah, lereng, bahaya erosi dan banjir. Kelas kesesuaian lahan aktual Desa Rejoagung adalah sesuai marginal (S3) dan kelas kesesuaian lahan potensial cukup sesuai (S2). Analisis kelayakan usaha gula merah dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner untuk diketahui total penerimaan, total pendapatan, R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even Point (BEP) unit, dan Break Even Point (BEP) Rupiah. Hasil analisis kelayakan usaha pada kelas kesesuaian lahan aktual R/C Ratio 1.99, B/C Ratio 0.99, BEP unit 791 kg/bulan dan BEP Rupiah Rp. 11 226 858.00. Produsen gula merah direkomendasikan melaksanakan kegiatan pengairan dan pemupukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan sesuai marginal (S3) menjadi cukup sesuai (S2).
{"title":"Evaluasi Lahan dan Analisis Kelayakan Usaha Gula Merah Desa Rejoagung Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi","authors":"Nurwahyuningsih Nurwahyuningsih, A. Holik, R. Bachtiar, Riyan Budiyanto","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.02","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.02","url":null,"abstract":"Penelitian evaluasi lahan dan kelayakan usaha Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi berdasarkan permasalahan yang dialami oleh produsen gula merah, yaitu penurunan jumlah produksi yang memengaruhi kesejahteraan ekonomi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Evaluasi lahan dilakukan dengan cara mencocokan (matching) data hasil observasi lapang dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa berdasarkan petunjuk teknis evaluasi kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian tahun 2011. Karakteristik lahan yang dinilai meliputi temperatur, curah hujan, kelembaban, drainase, tekstur tanah, bahan kasar, kedalaman tanah, pH tanah, lereng, bahaya erosi dan banjir. Kelas kesesuaian lahan aktual Desa Rejoagung adalah sesuai marginal (S3) dan kelas kesesuaian lahan potensial cukup sesuai (S2). Analisis kelayakan usaha gula merah dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner untuk diketahui total penerimaan, total pendapatan, R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even Point (BEP) unit, dan Break Even Point (BEP) Rupiah. Hasil analisis kelayakan usaha pada kelas kesesuaian lahan aktual R/C Ratio 1.99, B/C Ratio 0.99, BEP unit 791 kg/bulan dan BEP Rupiah Rp. 11 226 858.00. Produsen gula merah direkomendasikan melaksanakan kegiatan pengairan dan pemupukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan sesuai marginal (S3) menjadi cukup sesuai (S2).","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47928160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minyak nilam mengandung sejumlah besar senyawa golongan seskuiterpen. Senyawa α-guaiene merupakan seskuiterpen mayor yang diduga memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Kemampuan α-guaiene sebagai antijamur belum banyak dibuktikan, khususnya pada spesies jamur Microsporum gypseum ATCC 14683 dan Tricophyton mentagrophytes ATCC 16404. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas antijmur pada α-guaiene minyak nilam pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan jamur M. gypseum dan T. mentagrophytes dari zona hambat yang terbentuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode difusi sumuran untuk mengetahui diameter daya hambat (DDH). Bahan yang digunakan adalah fraksi I dari fraksinasi minyak nilam yang mengandung 38.8% α-guaiene. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol 2% dan flukonazol 2%, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah n-heksana. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi α-guaiene dengan faktor 20, 40, 60, 80, dan 100%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi I minyak nilam yang mengandung 38.8% α-guaiene mampu menghambat pertumbuhan M. gypseum dan T. mentagrophytes. Diameter zona bening pada M. gypseum mulai terbentuk pada konsentrasi 40% dan meningkat pada konsentrasi 60% lalu menunjukan tren menurun dari konsentrasi 60% hingga 100%. Diameter zona hambat terbesar yang terbentuk pada M. gypseum sebesar 12.14 mm pada konsentrasi 60%, sedangkan pada jamur T. mentagrophytes DDH terbesar yang terbentuk pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 3.163 mm. Ketokonazol menghasilkan diameter penghambatan rata-rata 14.1 mm untuk T. mentagrophytes dan 14 mm untuk M. gypseum, sedangkan flukonazol menghasilkan diameter penghambatan rata-rata 28.67 mm untuk T. mentagrophytes dan 35 mm untuk M. gypseum. N-heksana yang digunakan sebagai pelarut sekaligus kontrol negatif tidak menghasilkan penghambatan.
{"title":"Uji Aktivitas Antijamur Pada α-guaiene Minyak Nilam Terhadap Jamur Microsporum gypseum ATCC 14683 dan Tricophyton mentagrophytes ATCC 16404","authors":"Maghfira Maulani, Sarifah Nurjanah, Elazmanawati Lembong","doi":"10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.09","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2022.010.01.09","url":null,"abstract":"Minyak nilam mengandung sejumlah besar senyawa golongan seskuiterpen. Senyawa α-guaiene merupakan seskuiterpen mayor yang diduga memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Kemampuan α-guaiene sebagai antijamur belum banyak dibuktikan, khususnya pada spesies jamur Microsporum gypseum ATCC 14683 dan Tricophyton mentagrophytes ATCC 16404. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya aktivitas antijmur pada α-guaiene minyak nilam pada berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan jamur M. gypseum dan T. mentagrophytes dari zona hambat yang terbentuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode difusi sumuran untuk mengetahui diameter daya hambat (DDH). Bahan yang digunakan adalah fraksi I dari fraksinasi minyak nilam yang mengandung 38.8% α-guaiene. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol 2% dan flukonazol 2%, sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah n-heksana. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi α-guaiene dengan faktor 20, 40, 60, 80, dan 100%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi I minyak nilam yang mengandung 38.8% α-guaiene mampu menghambat pertumbuhan M. gypseum dan T. mentagrophytes. Diameter zona bening pada M. gypseum mulai terbentuk pada konsentrasi 40% dan meningkat pada konsentrasi 60% lalu menunjukan tren menurun dari konsentrasi 60% hingga 100%. Diameter zona hambat terbesar yang terbentuk pada M. gypseum sebesar 12.14 mm pada konsentrasi 60%, sedangkan pada jamur T. mentagrophytes DDH terbesar yang terbentuk pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 3.163 mm. Ketokonazol menghasilkan diameter penghambatan rata-rata 14.1 mm untuk T. mentagrophytes dan 14 mm untuk M. gypseum, sedangkan flukonazol menghasilkan diameter penghambatan rata-rata 28.67 mm untuk T. mentagrophytes dan 35 mm untuk M. gypseum. N-heksana yang digunakan sebagai pelarut sekaligus kontrol negatif tidak menghasilkan penghambatan.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48267704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mangoes are harvested when ripe have an "eating quality" that consumers are them in, but quickly reach the senescence phase, making it less profitable for businesses. As a climacteric fruit, the ripening process of mango can be slowed down by using an ethylene adsorber. This study aims to determine the combination of zeolite-KMnO4 and silica gel as ethylene adsorber (EAB) to maintain the green life of ripe The material used is ethylene adsorber (EAB) which is applied to mango arumanis which is packaged with a weight package of 1000±50 g. After the shelf life is reached, the EAB is removed from the packaging and the mangoes are left at room temperature for natural ripening and continued until conditions are not acceptable to consumers. The results showed that the EAB application was able to maintain the green life of mangoes by the scenario of the shelf life both at cold and room temperature storage. Natural ripening of mango was achieved 5 days and 2 days after EAB was removed from the packaging, for cold and room temperature storage, respectively. The length of time until the panellists did not receive it was 20 days for cold storage and 12 days for the room, while the control for cold storage was 6 and 3 days at room temperature
{"title":"Aplikasi Zeolit-KMnO4 dan Silica Gel untuk Memperpanjang Green Life Mangga Arumanis (Mangifera Indica L)","authors":"Anita Khairunnisa, Emmy Darmawati, Siti Mariana Widayanti","doi":"10.19028/jtep.09.3.135-142","DOIUrl":"https://doi.org/10.19028/jtep.09.3.135-142","url":null,"abstract":"Mangoes are harvested when ripe have an \"eating quality\" that consumers are them in, but quickly reach the senescence phase, making it less profitable for businesses. As a climacteric fruit, the ripening process of mango can be slowed down by using an ethylene adsorber. This study aims to determine the combination of zeolite-KMnO4 and silica gel as ethylene adsorber (EAB) to maintain the green life of ripe The material used is ethylene adsorber (EAB) which is applied to mango arumanis which is packaged with a weight package of 1000±50 g. After the shelf life is reached, the EAB is removed from the packaging and the mangoes are left at room temperature for natural ripening and continued until conditions are not acceptable to consumers. The results showed that the EAB application was able to maintain the green life of mangoes by the scenario of the shelf life both at cold and room temperature storage. Natural ripening of mango was achieved 5 days and 2 days after EAB was removed from the packaging, for cold and room temperature storage, respectively. The length of time until the panellists did not receive it was 20 days for cold storage and 12 days for the room, while the control for cold storage was 6 and 3 days at room temperature","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86045599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.19028/jtep.09.3.95-102
Lydia Ariani, Rokhani Hasbullah, Usman Ahmad
Bubuk daun torbangun mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas air susu ibu pada ibu hamil dan menyusui karena mengandung senyawa bioaktif dari golongan fenol, terutama thymol dan carvacrol. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan parameter bubuk daun torbangun (kadar air, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan dan total fenol), dan menduga umur simpan bubuk daun torbangun dalam berbagai bahan kemasan. Metode Accelerated Shelf-Life Testing berdasarkan pendekatan Arrhenius digunakan untuk menduga umur simpan bubuk daun torbangun. Sebanyak 100 g bubuk daun torbangun disimpan dalam tiga bahan kemasan, yaitu HDPE, PP dan aluminium foil pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC dan 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaurh terhadap kadar air, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan dan total fenol bubuk daun torbangun. Model Arrhenius dapat menggambarkan perubahan total fenol, dimana ln k= 28.29 -9746.8/T, ln k= 30.866 -10565/T dan ln k= 29.162 -10019/T berturut-turut untuk kemasan HDPE, PP dan aluminium foil. Dengan demikian, umur simpan bubuk daun torbangun pada suhu 15oC dan 28oC untuk kemasan HDPE, yaitu 691 hari dan 160 hari, disusul kemasan PP, yaitu 899 hari dan 184 hari, serta kemasan aluminium foil, yaitu 807 hari dan 173 hari.
{"title":"Pendugaan Umur Simpan Bubuk Daun Torbangun Dalam Berbagai Jenis Kemasan","authors":"Lydia Ariani, Rokhani Hasbullah, Usman Ahmad","doi":"10.19028/jtep.09.3.95-102","DOIUrl":"https://doi.org/10.19028/jtep.09.3.95-102","url":null,"abstract":"Bubuk daun torbangun mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas air susu ibu pada ibu hamil dan menyusui karena mengandung senyawa bioaktif dari golongan fenol, terutama thymol dan carvacrol. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan parameter bubuk daun torbangun (kadar air, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan dan total fenol), dan menduga umur simpan bubuk daun torbangun dalam berbagai bahan kemasan. Metode Accelerated Shelf-Life Testing berdasarkan pendekatan Arrhenius digunakan untuk menduga umur simpan bubuk daun torbangun. Sebanyak 100 g bubuk daun torbangun disimpan dalam tiga bahan kemasan, yaitu HDPE, PP dan aluminium foil pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC dan 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaurh terhadap kadar air, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan dan total fenol bubuk daun torbangun. Model Arrhenius dapat menggambarkan perubahan total fenol, dimana ln k= 28.29 -9746.8/T, ln k= 30.866 -10565/T dan ln k= 29.162 -10019/T berturut-turut untuk kemasan HDPE, PP dan aluminium foil. Dengan demikian, umur simpan bubuk daun torbangun pada suhu 15oC dan 28oC untuk kemasan HDPE, yaitu 691 hari dan 160 hari, disusul kemasan PP, yaitu 899 hari dan 184 hari, serta kemasan aluminium foil, yaitu 807 hari dan 173 hari.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":"2 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72575409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-23DOI: 10.19028/jtep.09.3.119-126
Khoirul Umam, Rokhani Hasbullah, M. Solahudin
Mangga gedong gincu merupakan salah satu varietas mangga yang menjadi primadona bagi masyarakat lokal maupun mancanegara karena memiliki kekhasan tersendiri jika dibandingkan dengan mangga jenis lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1) Karakteristik usahatani mangga gedong gincu di kabupaten Indramayu, 2) Kelayakan finansial usahatani mangga gedong gincu, dan 3) Sensitivitas usahatani mangga gedong gincu terhadap perubahan biaya produksi, harga jual, jumlah produksi dan sewa lahan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terhadap 16 orang petani responden pada bulan Oktober-November 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangga gedong gincu memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Biaya investasi awal yang dibutuhkan sebesar Rp 52,226,667,-/ha dan untuk pemeliharaan selanjutnya rata-rata Rp. 8,284,000 -/ha/bulan. Pada tingkat suku bunga 8.75% menunjukkan bahwa usahatani mangga gedong gincu layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp. 39,289,514, IRR 91.00% dan B/C 1,43. Berdasarkan analisis sensitivitas faktor paling menentukan pendapatan (untung/rugi) petani mangga gedong gincu di kabupaten Indramayu adalah penurunan harga jual dan jumlah hasil produksi serta jika terjadi kenaikan biaya produksi, harga jual dan jumlah produksi sekaligus.
{"title":"Karakteristik dan kelayakan Finansial Usahatani Mangga Gedong Gincu Di Kabupaten Indramayu","authors":"Khoirul Umam, Rokhani Hasbullah, M. Solahudin","doi":"10.19028/jtep.09.3.119-126","DOIUrl":"https://doi.org/10.19028/jtep.09.3.119-126","url":null,"abstract":"Mangga gedong gincu merupakan salah satu varietas mangga yang menjadi primadona bagi masyarakat lokal maupun mancanegara karena memiliki kekhasan tersendiri jika dibandingkan dengan mangga jenis lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1) Karakteristik usahatani mangga gedong gincu di kabupaten Indramayu, 2) Kelayakan finansial usahatani mangga gedong gincu, dan 3) Sensitivitas usahatani mangga gedong gincu terhadap perubahan biaya produksi, harga jual, jumlah produksi dan sewa lahan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terhadap 16 orang petani responden pada bulan Oktober-November 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangga gedong gincu memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Biaya investasi awal yang dibutuhkan sebesar Rp 52,226,667,-/ha dan untuk pemeliharaan selanjutnya rata-rata Rp. 8,284,000 -/ha/bulan. Pada tingkat suku bunga 8.75% menunjukkan bahwa usahatani mangga gedong gincu layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV Rp. 39,289,514, IRR 91.00% dan B/C 1,43. Berdasarkan analisis sensitivitas faktor paling menentukan pendapatan (untung/rugi) petani mangga gedong gincu di kabupaten Indramayu adalah penurunan harga jual dan jumlah hasil produksi serta jika terjadi kenaikan biaya produksi, harga jual dan jumlah produksi sekaligus.","PeriodicalId":34810,"journal":{"name":"Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77834230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}