Penelitian tentang pemanfaatan tempurung tempurung kawista (Limonia acidissima) telah dilakukan sebagai bahan dasar pembuatan briket arang. Variabel jenis perekat alami berupa gel yang terbuat dari tepung beras, tepung ketan, dan tepung tapioka. Selanjutnya jenis perekat alami terbaik ditentukan, yang mampu menghasilkan nilai kalor tertinggi dan kualitas briket tempurung kawista sesuai dengan SNI. Metode perlakuan terhadap tempurung kawista meliputi aktivasi NaOH 0,1 M, karbonisasi, pencetakan dan pengepresan. Karakterisasi briket arang dilakukan melalui uji mutu SNI, termasuk penentuan nilai kalor tertinggi, serta identifikasi gugus fungsi sampel kulit, arang kulit, dan briket arang menggunakan spektrofotometer FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan aktivasi meningkatkan kualitas briket arang. Penggunaan semua jenis perekat dengan perbandingan massa arang : perekat sebesar 9 : 1, menghasilkan briket arang yang memenuhi kualitas SNI. Nilai kalor tertinggi sebesar 6905 kal/g terdapat pada sampel briket arang tempurung kawista teraktivasi dengan jenis perekat alami gel tepung beras. Melalui penentuan mutu briket arang terbaik sesuai standar SNI, diperoleh nilai kadar air 3,733%, kadar zat menguap 8,014%, kadar abu 2,373%, dan kadar C terikat 85,88%. Secara garis besar, keseluruhan gugus fungsi yang teridentifikasi hampir sama yaitu meliputi gugus O–H pada 3500-3400 cm-1, C=C pada 1650-1600 cm-1, C–H pada 1384-1383 cm-1, dan C–OH pada daerah 1047-1034 cm-1. Perbedaan yang nampak adalah briket arang yang teraktivasi memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan briket tanpa aktivasi
{"title":"Briket Arang Tempurung Kawista (Limonia acidissima) Teraktivasi NaOH dengan Perekat Alami","authors":"Eny Yulianti, Raudatul Jannah, LilikMiftahul Khoiroh, Vina Nurul Istighfarini","doi":"10.15575/AK.V6I1.4798","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V6I1.4798","url":null,"abstract":"Penelitian tentang pemanfaatan tempurung tempurung kawista (Limonia acidissima) telah dilakukan sebagai bahan dasar pembuatan briket arang. Variabel jenis perekat alami berupa gel yang terbuat dari tepung beras, tepung ketan, dan tepung tapioka. Selanjutnya jenis perekat alami terbaik ditentukan, yang mampu menghasilkan nilai kalor tertinggi dan kualitas briket tempurung kawista sesuai dengan SNI. Metode perlakuan terhadap tempurung kawista meliputi aktivasi NaOH 0,1 M, karbonisasi, pencetakan dan pengepresan. Karakterisasi briket arang dilakukan melalui uji mutu SNI, termasuk penentuan nilai kalor tertinggi, serta identifikasi gugus fungsi sampel kulit, arang kulit, dan briket arang menggunakan spektrofotometer FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan aktivasi meningkatkan kualitas briket arang. Penggunaan semua jenis perekat dengan perbandingan massa arang : perekat sebesar 9 : 1, menghasilkan briket arang yang memenuhi kualitas SNI. Nilai kalor tertinggi sebesar 6905 kal/g terdapat pada sampel briket arang tempurung kawista teraktivasi dengan jenis perekat alami gel tepung beras. Melalui penentuan mutu briket arang terbaik sesuai standar SNI, diperoleh nilai kadar air 3,733%, kadar zat menguap 8,014%, kadar abu 2,373%, dan kadar C terikat 85,88%. Secara garis besar, keseluruhan gugus fungsi yang teridentifikasi hampir sama yaitu meliputi gugus O–H pada 3500-3400 cm-1, C=C pada 1650-1600 cm-1, C–H pada 1384-1383 cm-1, dan C–OH pada daerah 1047-1034 cm-1. Perbedaan yang nampak adalah briket arang yang teraktivasi memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan briket tanpa aktivasi","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46509792","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Elektrokoagulasi pada prinsipnya berdasarkan pada proses sel elektrolisis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) sebelum dan sesudah elektrokoagulasi, serta untuk mengetahui dan mempelajari penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+,dan Pb2+) terhadap variasi waktu pada setiap jenis elektroda aluminium dan karbon. Metode pada penelitian ini, 100 mL limbah logam buatan ditambah 10 mL larutan NaCl 1% dielektrokoagulasi dengan menggunakan dua jenis elektroda aluminium dan karbon dengan jarak antar elektroda 3 cm dan dialiri arus listrik searah (DC) sebesar 2 ampere, setiap penggunaan jenis elektroda menggunakan variasi waktu 0, 15, 45, 60, 90 menit. Larutan dari setiap waktu disaring dan dianalisis kadar logamnya menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Penurunan kadar dari ketiga ion logam yang sangat baik, yaitu pada penggunaan elektroda aluminium dengan penurunan ion logam Cr3+ 99,85%; Cu2+ 98,76%; dan Pb2+ 99,85% pada waktu 90 menit. Hal tersebut disebabkan tereduksinya sebagian besar ion-ion logam membentuk logamnya, serta terbentuknya Al(OH)3 yang bereaksi lebih lanjut membentuk ion Al(OH)4- yang akan mengikat sebagian kecil ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+). Penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) pada penggunaan elektroda karbon, selain tereduksinya sebagian besar ion-ion logam membentuk logamnya, terbentuk pula ion OH- di anoda yang akan bereaksi dengan ion-ion logam membentuk hidroksi logamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada elektroda aluminium dan karbon semakin lama waktu saat elektrokoagulasi semakin banyak pula penurunan ion-ion logam. Hal tersebut terbukti pada interval waktu 30 menit (15-45 menit dan 60-90 menit), mengalami penurunan hampir dua kali lipat dari interval waktu 15 menit (0-15 menit dan 45-60 menit).
电凝聚基本上是基于电解池的过程。本研究旨在检测和研究电凝前后金属离子速率(Cr3+、Cu2+和Pb2+)的降低,并检测和研究每种类型的铝和碳电极中金属离子速率随时间变化的降低。本研究中的方法:使用两种类型的铝电极和碳(电极距离为3cm,直流电等于2安培)进行100 mL金属废物加上10 mL NaCl溶液1%的介电电泳,每次使用电极类型的时间变化为0、15、45、60、90分钟。使用原子伴随分光光度计(SSA)仪器提取和分析每次金属速率的溶液。降低了三种非常好的金属离子的比率,即使用铝电极,金属离子Cr3+99.85%下降;Cu2+98.76%;Pb2+99.85%。这是因为它被还原了,大部分金属离子形成了它的金属,它是由反应性更强的Al(OH)3形成的离子Al(OH4-,它将结合一些金属离子(Cr3+、Cu2+和Pb2+)。在使用碳电极时,金属离子速率(Cr3+、Cu2+和Pb2+)的降低,除了大多数形成金属离子的金属的还原之外,还在阳极中形成OH离子,该OH离子将与形成金属羟基的金属离子反应。研究表明,在铝电极和碳中,电凝时间越长,金属离子减少的越多。这在30分钟的时间间隔(15-45分钟和60-90分钟)得到了证明,时间间隔几乎是15分钟(0-15分钟和45-60分钟)的两倍。
{"title":"Studi Penurunan Kadar Ion-ion Logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) dengan Metode Elektrokoagulasi Menggunakan Elektroda Aluminium dan Karbon","authors":"Ahmad Koharruddin, Vina Amalia, Tety Sudiarti","doi":"10.15575/AK.V6I1.4740","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V6I1.4740","url":null,"abstract":"Elektrokoagulasi pada prinsipnya berdasarkan pada proses sel elektrolisis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) sebelum dan sesudah elektrokoagulasi, serta untuk mengetahui dan mempelajari penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+,dan Pb2+) terhadap variasi waktu pada setiap jenis elektroda aluminium dan karbon. Metode pada penelitian ini, 100 mL limbah logam buatan ditambah 10 mL larutan NaCl 1% dielektrokoagulasi dengan menggunakan dua jenis elektroda aluminium dan karbon dengan jarak antar elektroda 3 cm dan dialiri arus listrik searah (DC) sebesar 2 ampere, setiap penggunaan jenis elektroda menggunakan variasi waktu 0, 15, 45, 60, 90 menit. Larutan dari setiap waktu disaring dan dianalisis kadar logamnya menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Penurunan kadar dari ketiga ion logam yang sangat baik, yaitu pada penggunaan elektroda aluminium dengan penurunan ion logam Cr3+ 99,85%; Cu2+ 98,76%; dan Pb2+ 99,85% pada waktu 90 menit. Hal tersebut disebabkan tereduksinya sebagian besar ion-ion logam membentuk logamnya, serta terbentuknya Al(OH)3 yang bereaksi lebih lanjut membentuk ion Al(OH)4- yang akan mengikat sebagian kecil ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+). Penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) pada penggunaan elektroda karbon, selain tereduksinya sebagian besar ion-ion logam membentuk logamnya, terbentuk pula ion OH- di anoda yang akan bereaksi dengan ion-ion logam membentuk hidroksi logamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada elektroda aluminium dan karbon semakin lama waktu saat elektrokoagulasi semakin banyak pula penurunan ion-ion logam. Hal tersebut terbukti pada interval waktu 30 menit (15-45 menit dan 60-90 menit), mengalami penurunan hampir dua kali lipat dari interval waktu 15 menit (0-15 menit dan 45-60 menit).","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45659843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keong mas adalah hama bagi tanaman padi. Hama keong mas akan memakan batang padi dalam waktu yang relatif singkat, sehingga kehadiran keong mas pada tanaman padi dapat menggagalkan panen. Penggunaan pestisida sintetik dalam penanggulanan telur dan keong mas dewasa tubuh telah diketahui dapat mencemari lingkungan sekitar. Terlebih lagi, pestisida sintetik dapat menyebabkan resistensi vektor. Penggunaan pestisida nabati hanya dapat mematikan keong mas dewasa tubuh, tetapi tidak untuk telurnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pestisida nabati yang dapat mematikan keong mas sejak tahap menjadi telur. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mempunyai senyawa yang mengandung saponin, flavonoid, tanin, terpenoid dan alkaloid yang diperkirakan dapat menghambat daya tetas telur (ovisida). Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi daun jambu yag digunakan adalah 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3% . Kontrol positif menggunakan bentan dengan total telur sebanyak 21 telur keong mas. Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian yaitu telur yang tidak menetas diuji dengan menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat digunakan sebagai ovisida keong mas (Pomacea canaliculata L.). Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 1% ternyata sudah dapat mematikan keong mas.
{"title":"Penggunaan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Ovisida Keong Mas (Pomacea canaliculata L.)","authors":"Rina Budi Satiyarti, Yuli Yana, Fatimatuzzahra Fatimatuzzahra","doi":"10.15575/AK.V6I1.4729","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V6I1.4729","url":null,"abstract":"Keong mas adalah hama bagi tanaman padi. Hama keong mas akan memakan batang padi dalam waktu yang relatif singkat, sehingga kehadiran keong mas pada tanaman padi dapat menggagalkan panen. Penggunaan pestisida sintetik dalam penanggulanan telur dan keong mas dewasa tubuh telah diketahui dapat mencemari lingkungan sekitar. Terlebih lagi, pestisida sintetik dapat menyebabkan resistensi vektor. Penggunaan pestisida nabati hanya dapat mematikan keong mas dewasa tubuh, tetapi tidak untuk telurnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pestisida nabati yang dapat mematikan keong mas sejak tahap menjadi telur. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mempunyai senyawa yang mengandung saponin, flavonoid, tanin, terpenoid dan alkaloid yang diperkirakan dapat menghambat daya tetas telur (ovisida). Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi daun jambu yag digunakan adalah 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3% . Kontrol positif menggunakan bentan dengan total telur sebanyak 21 telur keong mas. Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian yaitu telur yang tidak menetas diuji dengan menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat digunakan sebagai ovisida keong mas (Pomacea canaliculata L.). Konsentrasi ekstrak daun jambu biji 1% ternyata sudah dapat mematikan keong mas.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41328845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maskara adalah salah satu sediaan kosmetik yang banyak digunakan oleh wanita untuk memperindah riasan mata. Maskara dapat dibeli secara bebas di pasar dan beberapa produk kosmetik ini tidak terdaftar sehingga berisiko terkontaminasi oleh logam berat yang dapat membahayakan tubuh manusia. Kandungan logam berat dalam kosmetik biasanya sangat kecil. Salah satu logam berat yang berbahaya bagi tubuh manusia adalah timbal, yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283 nm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Pb pada maskara merk terkenal dan merk yang tidak terkenal yang beredar di pasar lokal Kiaracondong Bandung. Penentuan kadar timbal dalam sampel dilakukan setelah persiapan sampel dan validasi metode. Hasil analisis yang dilakukan pada validasi metode seperti linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi dan presisi semuanya memenuhi persyaratan validasi. Kadar timbal yang ditemukan dalam sampel maskara merek terkenal adalah 7,1729 mg/L dan 149,7781 mg/L sedangkan pada sampel maskara merek tidak terkenal adalah 15,6118 mg/L dan 9,2827 mg/L. Satu dari dua sampel kosmetik merek terkenal positif mengandung kadar timbal yang melebihi batas maksimum kontaminasi yang ditetapkan BPOM RI tahun 2011, yaitu melebihi 20 mg/L, sedangkan 2 sampel kosmetik dari merek tidak terkenal mengandung kadar timbal yang masih dalam batas aman.
{"title":"Analisis Kadar Timbal pada Sediaan Maskara dari Pasar Lokal di Bandung","authors":"Fenti Fatmawati, Aiyi Asnawi, S. Erawan","doi":"10.15575/AK.V6I1.4454","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V6I1.4454","url":null,"abstract":"Maskara adalah salah satu sediaan kosmetik yang banyak digunakan oleh wanita untuk memperindah riasan mata. Maskara dapat dibeli secara bebas di pasar dan beberapa produk kosmetik ini tidak terdaftar sehingga berisiko terkontaminasi oleh logam berat yang dapat membahayakan tubuh manusia. Kandungan logam berat dalam kosmetik biasanya sangat kecil. Salah satu logam berat yang berbahaya bagi tubuh manusia adalah timbal, yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283 nm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Pb pada maskara merk terkenal dan merk yang tidak terkenal yang beredar di pasar lokal Kiaracondong Bandung. Penentuan kadar timbal dalam sampel dilakukan setelah persiapan sampel dan validasi metode. Hasil analisis yang dilakukan pada validasi metode seperti linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi dan presisi semuanya memenuhi persyaratan validasi. Kadar timbal yang ditemukan dalam sampel maskara merek terkenal adalah 7,1729 mg/L dan 149,7781 mg/L sedangkan pada sampel maskara merek tidak terkenal adalah 15,6118 mg/L dan 9,2827 mg/L. Satu dari dua sampel kosmetik merek terkenal positif mengandung kadar timbal yang melebihi batas maksimum kontaminasi yang ditetapkan BPOM RI tahun 2011, yaitu melebihi 20 mg/L, sedangkan 2 sampel kosmetik dari merek tidak terkenal mengandung kadar timbal yang masih dalam batas aman.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42830547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sumber andalan dalam produksi pembangunan perikanan di Indonesia. Udang merupakan salah satu komoditas unggulan utama dalam menunjang produksi pendapatan devisa non migas. Untuk mencapai target produksi sesuai dengan yang diharapkan, berbagai permasalahan menghambat upaya peningkatan produksi tersebut, antara lain kegagalan produksi akibat penyakit oleh bakteri Vibrio, sehingga penyakit ini dikenal sebagai ‘vibriosis’. Salah satu pencarian senyawa yang bersifat antibakteri adalah dengan cara melakukan penapisan terhadap senyawa-senyawa alam. Salah satu sumber senyawa alam adalah dari tumbuhan Tephrosia vogelii. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa dari tumbuhan T. vogelii sebagai sumber senyawa antibakteri terhadap dua bakteri Vibrio yaitu Vibrio alginolitycus dan Vibrio harveyi. Bahan ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton, sementara uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar secara in vitro. Deguelin dan tefrosin kemudian diisolasi dari ekstrak aseton daun T. vogelii. dengan metode difusi agar senyawa deguelin memberikan nilai inhibisi 6,3 mm terhadap V. harveyi dan 6,2 mm terhadap V alginolitycus. Sedangkan tefrosin memberikan nilai inhibisi 6,3 mm terhadap V. harveyi dan 6,6 mm terhadap V alginolitycus. Ini adalah evaluasi antibakteri pertama dari deguelin dan tefrosin terhadap dua bakteri yang diuji.
海洋部门和渔业是印尼渔业发展的重要资源之一。它们是支持非米天然气外汇收入生产的主要商品之一。为了达到预期的生产目标,各种问题阻碍了增加生产的努力,包括病毒性细菌导致的生产失败,因此被称为“病变”。抗菌化合物的一个研究是对天然化合物的透析。天然化合物的来源之一是vogelii植物Tephrosia。这项研究的目的是确定和分离出vogelii T. plans的化合物,作为两种弧菌抗菌的来源,即alginolitycus和harveyi Vibrio。提取液是用丙酮溶剂进行的,而抗菌测试则采用体外受精法进行。Deguelin和tefrosin然后从vogelii T的丙酮提取物中分离出来。通过扩散方法,deguelin化合物对harveyi的影响为6.3毫米,对V. alginolitycus的影响为6.2毫米。然而,tefrosin对harveyi的影响为6.3毫米,对alginolitycus的影响为6.6毫米。这是deguelin和tefrosin对两种测试细菌的第一次抗菌评估。
{"title":"Sifat Antibakteri dari Daun Tephrosia vogelii Terhadap Vibriosis","authors":"Eri Bachtiar, Yana M. Syah, Lia D. Juliawaty","doi":"10.15575/AK.V6I1.4506","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V6I1.4506","url":null,"abstract":"Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sumber andalan dalam produksi pembangunan perikanan di Indonesia. Udang merupakan salah satu komoditas unggulan utama dalam menunjang produksi pendapatan devisa non migas. Untuk mencapai target produksi sesuai dengan yang diharapkan, berbagai permasalahan menghambat upaya peningkatan produksi tersebut, antara lain kegagalan produksi akibat penyakit oleh bakteri Vibrio, sehingga penyakit ini dikenal sebagai ‘vibriosis’. Salah satu pencarian senyawa yang bersifat antibakteri adalah dengan cara melakukan penapisan terhadap senyawa-senyawa alam. Salah satu sumber senyawa alam adalah dari tumbuhan Tephrosia vogelii. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa dari tumbuhan T. vogelii sebagai sumber senyawa antibakteri terhadap dua bakteri Vibrio yaitu Vibrio alginolitycus dan Vibrio harveyi. Bahan ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton, sementara uji antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar secara in vitro. Deguelin dan tefrosin kemudian diisolasi dari ekstrak aseton daun T. vogelii. dengan metode difusi agar senyawa deguelin memberikan nilai inhibisi 6,3 mm terhadap V. harveyi dan 6,2 mm terhadap V alginolitycus. Sedangkan tefrosin memberikan nilai inhibisi 6,3 mm terhadap V. harveyi dan 6,6 mm terhadap V alginolitycus. Ini adalah evaluasi antibakteri pertama dari deguelin dan tefrosin terhadap dua bakteri yang diuji.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67305388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hany Handayani, Tina Dewi Rosahdi, Baiq Vera El Viera
Umumnya, nasi merupakan jenis makanan yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Nasi dimasak oleh masyarakat menggunakan alat pemasak nasi otomati atau disebut dengan rice cooker. Nasi dimasak tanpa dan dengan asam sitrat kemudian dihangatkan selama 48 jam dan dianalisis pada jam penghangatan ke-0, 24 dan 48 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh lama penyimpanan dan penambahan asam sitrat pada nasi di rice cooker terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar nitrogen total, karbohidrat total, serat kasar dan menentukan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) pada nasi tanpa dan dengan asam sitrat. Lama penyimpanan nasi (0, 24, dan 48 jam) di rice cooker mempengaruhi kadar air, kadar lemak total, kadar nitrogen total, karbohidrat total, serat kasar dan kadar BETN tetapi tidak mempengaruhi kadar abu. Penambahan asam sitrat pada nasi di rice cooker mempengaruhi kadar lemak total dengan penyimpanan selama 0 ke 24 mengalami penurunan, sedangkan pada penyimpanan 24 ke 48 jam mengalami kenaikan kadar lemak total.
{"title":"Pengaruh Lama Penyimpanan dan Penambahan Asam Sitrat pada Nasi di Rice Cooker terhadap Kandungan Nutrisi","authors":"Hany Handayani, Tina Dewi Rosahdi, Baiq Vera El Viera","doi":"10.15575/AK.V4I2.5088","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V4I2.5088","url":null,"abstract":"Umumnya, nasi merupakan jenis makanan yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Nasi dimasak oleh masyarakat menggunakan alat pemasak nasi otomati atau disebut dengan rice cooker. Nasi dimasak tanpa dan dengan asam sitrat kemudian dihangatkan selama 48 jam dan dianalisis pada jam penghangatan ke-0, 24 dan 48 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh lama penyimpanan dan penambahan asam sitrat pada nasi di rice cooker terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar nitrogen total, karbohidrat total, serat kasar dan menentukan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) pada nasi tanpa dan dengan asam sitrat. Lama penyimpanan nasi (0, 24, dan 48 jam) di rice cooker mempengaruhi kadar air, kadar lemak total, kadar nitrogen total, karbohidrat total, serat kasar dan kadar BETN tetapi tidak mempengaruhi kadar abu. Penambahan asam sitrat pada nasi di rice cooker mempengaruhi kadar lemak total dengan penyimpanan selama 0 ke 24 mengalami penurunan, sedangkan pada penyimpanan 24 ke 48 jam mengalami kenaikan kadar lemak total.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48496894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Silika gel telah diekstaksi dari abu ampas tebu menggunakan metode sol-gel kemudian digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan kadar ion logam Mn2+ dan Cu2+. Penelitian ini diawali dengan pengabuan ampas tebu pada suhu 700 selama 6 jam dilanjutkan pembuatan larutan natrium silikat dengan melarutkan abu ampas tebu dalam larutan NaOH disertai pengadukan dan pemanasan selama 1 jam. Natrium silikat yang terbentuk ditambahkan larutan HCl hingga larutan mencapai pH 7. Gel akan terbentuk setelah diperam selama 18 jam, kemudian disaring dan dicuci dengan akua dm, serta dikeringkan dalam oven dan digerus. Proses adsorpsi dilakukan dengan memasukkan silika gel ke dalam larutan ion logam Mn2+ dan Cu2+, kemudian didiamkan selama beberapa waktu. Setelah adsorpsi, larutan sisa dianalisis menggunakan AAS untuk mengetahui jumlah ion logam Mn2+ dan Cu2+ yang teradsorpsi dalam silika gel. Karakterisasi terhadap silika gel hasil ektraksi menunjukan terdapat gugus silanol, siloksi dan siloksan pada pengujian menggunakan FTIR dan karakterisasi menggunkan XRD menunjukkan silika gel berfasa amorf. Hasil adsorpsi ketiga variasi menunjukan adanya kompetisi antara ion logam Mn2+ dan Cu2+ dalam memperebutkan sisi aktif dari silika gel, dimana ion logam Cu2+ lebih dulu teradsorpsi dari pada ion logam Mn2+. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa silika gel dapat digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan kadar ion logam Mn2+ dan Cu2+ dalam limbah cair.
{"title":"Adsorpsi Ion Logam Mn2+ dan Cu2+ Oleh Silika Gel dari Abu Ampas Tebu","authors":"Dyanti Nur'aeni, Eko Prabowo Hadisantoso, Dede Suhendar","doi":"10.15575/AK.V4I2.5087","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V4I2.5087","url":null,"abstract":"Silika gel telah diekstaksi dari abu ampas tebu menggunakan metode sol-gel kemudian digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan kadar ion logam Mn2+ dan Cu2+. Penelitian ini diawali dengan pengabuan ampas tebu pada suhu 700 selama 6 jam dilanjutkan pembuatan larutan natrium silikat dengan melarutkan abu ampas tebu dalam larutan NaOH disertai pengadukan dan pemanasan selama 1 jam. Natrium silikat yang terbentuk ditambahkan larutan HCl hingga larutan mencapai pH 7. Gel akan terbentuk setelah diperam selama 18 jam, kemudian disaring dan dicuci dengan akua dm, serta dikeringkan dalam oven dan digerus. Proses adsorpsi dilakukan dengan memasukkan silika gel ke dalam larutan ion logam Mn2+ dan Cu2+, kemudian didiamkan selama beberapa waktu. Setelah adsorpsi, larutan sisa dianalisis menggunakan AAS untuk mengetahui jumlah ion logam Mn2+ dan Cu2+ yang teradsorpsi dalam silika gel. Karakterisasi terhadap silika gel hasil ektraksi menunjukan terdapat gugus silanol, siloksi dan siloksan pada pengujian menggunakan FTIR dan karakterisasi menggunkan XRD menunjukkan silika gel berfasa amorf. Hasil adsorpsi ketiga variasi menunjukan adanya kompetisi antara ion logam Mn2+ dan Cu2+ dalam memperebutkan sisi aktif dari silika gel, dimana ion logam Cu2+ lebih dulu teradsorpsi dari pada ion logam Mn2+. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa silika gel dapat digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan kadar ion logam Mn2+ dan Cu2+ dalam limbah cair.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46841406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Setiadji, A. Wahyuni, Dede Suhendar, C. Sundari, A. L. Ivansyah
Zeolit T merupakan salah satu tipe zeolit yang digunakan sebagai bahan membran untuk pemisahan gas. Penggunaan silika sebagai prekursor untuk mensintesis zeolit perlu dioptimalkan. Dalam studi ini, sumber silika diperoleh dengan memanfaatkan bahan yang alami, yakni dari rumput gajah. Silika diperoleh dengan cara isolasi dari abu rumput gajah menggunakan NaOH. Silika yang diperoleh dari hasil isolasi rumput gajah memiliki persentase sebesar 71,91%. Zeolit T di sintesis dengan komposisi molar 1 SiO2 : 0,025 Al : 0,15 Na2O : 0,15 K2O : 15 H2O : dan 0,06 TMAOH dengan proses hidrotermal selama 4 hari, yaitu 2 hari pertama pada temperatur 60oC, dilanjutkan 2 hari berikutnya pada temperatur 120 oC. Proses inkubasi tersebut mentransformasi silika amorf menjadi kristal zeolit T. Zeolit yang dihasilkan dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X (XRD) untuk mengkonfirmasi terbentuknya zeolit T, spektroskopi inframerah (FTIR) untuk mengkonfirmasi jenis ikatan yang terbentuk dan mikroskop pemindai elektron (SEM) untuk melihat morfologi zeolit T.
{"title":"Pemanfaatan Rumput Gajah sebagai Sumber Silika untuk Sintesis Zeolit T","authors":"S. Setiadji, A. Wahyuni, Dede Suhendar, C. Sundari, A. L. Ivansyah","doi":"10.15575/AK.V4I2.5085","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V4I2.5085","url":null,"abstract":"Zeolit T merupakan salah satu tipe zeolit yang digunakan sebagai bahan membran untuk pemisahan gas. Penggunaan silika sebagai prekursor untuk mensintesis zeolit perlu dioptimalkan. Dalam studi ini, sumber silika diperoleh dengan memanfaatkan bahan yang alami, yakni dari rumput gajah. Silika diperoleh dengan cara isolasi dari abu rumput gajah menggunakan NaOH. Silika yang diperoleh dari hasil isolasi rumput gajah memiliki persentase sebesar 71,91%. Zeolit T di sintesis dengan komposisi molar 1 SiO2 : 0,025 Al : 0,15 Na2O : 0,15 K2O : 15 H2O : dan 0,06 TMAOH dengan proses hidrotermal selama 4 hari, yaitu 2 hari pertama pada temperatur 60oC, dilanjutkan 2 hari berikutnya pada temperatur 120 oC. Proses inkubasi tersebut mentransformasi silika amorf menjadi kristal zeolit T. Zeolit yang dihasilkan dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X (XRD) untuk mengkonfirmasi terbentuknya zeolit T, spektroskopi inframerah (FTIR) untuk mengkonfirmasi jenis ikatan yang terbentuk dan mikroskop pemindai elektron (SEM) untuk melihat morfologi zeolit T.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43431528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wulan Sumarni, Dede Suhendar, Eko Prabowo Hadisantoso
Garam dapur (NaCl) merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, diantaranya sebagai bumbu dan pengawet makanan. Konsumsi rata-rata natrium global diperkirakan 3,9 g/hari (setara dengan 10 g/hari garam) yang melebihi asupan maksimum yang disarankan yaitu 2 g/hari natrium atau setara dengan 5 g/hari garam. Selama ini kebanyakan orang mengkonsumsi makanan hanya memikirkan selera dan rasanya saja sehingga kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh. Kristal garam yang sebagian terlarut dalam mulut ditelan tanpa memberikan rasa asin. Untuk meningkatkan rasa asin dan menghindari partikel garam tertelan sebelum terlarut dalam mulut maka tingkat kelarutan kristal garam harus ditingkatkan. Mengoptimalkan bentuk fisik garam dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan garam tanpa mengurangi kualitas yang dirasakan dalam makanan. Kristal garam dengan ukuran kecil (mikrokristal) diperoleh dengan cara rekristalisasi garam dari larutannya dengan menggunakan minyak hewani dan minyak nabati sebagai medium rekristalisasinya. Hasil kristalisasi menggunakan minyak ini berhasil membuat kristal dengan ukuran mikro dan kadar air sesuai garam SNI.
{"title":"Rekristalisasi Natrium Klorida dari Larutan Natrium Klorida Dalam beberapa Minyak yang Dipanaskan","authors":"Wulan Sumarni, Dede Suhendar, Eko Prabowo Hadisantoso","doi":"10.15575/AK.V4I2.5090","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V4I2.5090","url":null,"abstract":"Garam dapur (NaCl) merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, diantaranya sebagai bumbu dan pengawet makanan. Konsumsi rata-rata natrium global diperkirakan 3,9 g/hari (setara dengan 10 g/hari garam) yang melebihi asupan maksimum yang disarankan yaitu 2 g/hari natrium atau setara dengan 5 g/hari garam. Selama ini kebanyakan orang mengkonsumsi makanan hanya memikirkan selera dan rasanya saja sehingga kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh. Kristal garam yang sebagian terlarut dalam mulut ditelan tanpa memberikan rasa asin. Untuk meningkatkan rasa asin dan menghindari partikel garam tertelan sebelum terlarut dalam mulut maka tingkat kelarutan kristal garam harus ditingkatkan. Mengoptimalkan bentuk fisik garam dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan garam tanpa mengurangi kualitas yang dirasakan dalam makanan. Kristal garam dengan ukuran kecil (mikrokristal) diperoleh dengan cara rekristalisasi garam dari larutannya dengan menggunakan minyak hewani dan minyak nabati sebagai medium rekristalisasinya. Hasil kristalisasi menggunakan minyak ini berhasil membuat kristal dengan ukuran mikro dan kadar air sesuai garam SNI.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45618018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekstrak virgin minyak zaitun merupakan perasan pertama minyak zaitun yang banyak mengandung polifenol dan tokoferol yang berperan penting dalam aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hasil ekstraksi ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun yang berasal dari buah zaitun Italy yang beredar dipasaran Indonesia serta untuk mengetahui aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm dengan vitamin C sebagai pembanding. Penggunaan sonikator dan sentrifugasi digunakan dalam proses pemisahan. Senyawa ekstrak metanol diidentifikasi dengan analisis FTIR dan 1H-NMR. Perhitungan IC50 dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun mengandung senyawa flavonoid dan turunan fenol yang memiliki nilai IC50 474,901 ppm dengan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,9993 ppm.
{"title":"Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol pada Ekstrak Virgin Minyak Zaitun Kemasan","authors":"M. Fauziah, Asep Supriadin, Nila Tanyela Berghuis","doi":"10.15575/AK.V4I2.5086","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V4I2.5086","url":null,"abstract":"Ekstrak virgin minyak zaitun merupakan perasan pertama minyak zaitun yang banyak mengandung polifenol dan tokoferol yang berperan penting dalam aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hasil ekstraksi ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun yang berasal dari buah zaitun Italy yang beredar dipasaran Indonesia serta untuk mengetahui aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm dengan vitamin C sebagai pembanding. Penggunaan sonikator dan sentrifugasi digunakan dalam proses pemisahan. Senyawa ekstrak metanol diidentifikasi dengan analisis FTIR dan 1H-NMR. Perhitungan IC50 dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun mengandung senyawa flavonoid dan turunan fenol yang memiliki nilai IC50 474,901 ppm dengan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,9993 ppm.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43382289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}