Pemanfaatan limbah bahan alam sebagai inhibitor korosi belum banyak dilaporkan. Diantaranya adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dalam bentuk ekstraknya mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi memiliki aktivitas inhibisi korosi dikarenakan memiliki gugus-gugus yang dapat teradsorpsi kuat pada permukaan logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis pada baja karbon dalam medium NaCl 1% yang dijenuhi gas karbondioksida. Pelarut etil asetat digunakan untuk mengekstraksi kulit buah manggis menggunakan metode maserasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah uji fitokimia dan analisis gugus fungsi dengan FTIR. Metode Tafel digunakan untuk menentukan aktivitas inhibisinya. Aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor. Efisiensi inhibisi optimum pada konsentrasi 40 ppm sebesar 60,37%. Kenaikan suhu dari 25-550C menyebabkan aktivitas inhibisi menurun dan mencapai efisiensi inhibisi optimum pada suhu 250C.
{"title":"Potensi Ekstrak Kulit Buah Manggis Sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon dalam Larutan NaCl 1% Jenuh Karbon Dioksida","authors":"Tety Sudiarti, Nia Anriyani, A. Supriadin","doi":"10.15575/AK.V5I2.3837","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I2.3837","url":null,"abstract":"Pemanfaatan limbah bahan alam sebagai inhibitor korosi belum banyak dilaporkan. Diantaranya adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dalam bentuk ekstraknya mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi memiliki aktivitas inhibisi korosi dikarenakan memiliki gugus-gugus yang dapat teradsorpsi kuat pada permukaan logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis pada baja karbon dalam medium NaCl 1% yang dijenuhi gas karbondioksida. Pelarut etil asetat digunakan untuk mengekstraksi kulit buah manggis menggunakan metode maserasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah uji fitokimia dan analisis gugus fungsi dengan FTIR. Metode Tafel digunakan untuk menentukan aktivitas inhibisinya. Aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor. Efisiensi inhibisi optimum pada konsentrasi 40 ppm sebesar 60,37%. Kenaikan suhu dari 25-550C menyebabkan aktivitas inhibisi menurun dan mencapai efisiensi inhibisi optimum pada suhu 250C.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47853498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Yudhistira Azis, Tika Rahayu Putri, Fathia Rizoi Aprilia, Yossy Ayuliasari, Oentari Agustin Dwi Hartini, Mochammad Resya Putra
Telur merupakan makanan yang populer di masyarakat Indonesia. Dalam telur, terkandung protein dan gizi yang dipercaya baik bagi kesehatan. Dalam cangkang telur juga terkandung kalsium dengan kadar yang cukup tinggi. Namun disisi lain, banyaknya telur yang dikonsumsi masyarakat menghasilkan limbah cangkang telur yang semakin banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar kalsium dalam cangkang telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh menggunakan metode instrumentasi yaitu AAS dan konvensional yaitu menggunakan teknik titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kalsium dalam cangkang telur yang direbus menunjukkan bahwa kadar kalsium pada telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berturut-turut adalah 35,2%, 38,1%, dan 46,8% dengan metode titrasi. Analisis kalsium dengan metode titrasi dalam cangkang telur yang tidak direbus menunjukkan hasil untuk telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berurut-turut adalah 52,8%, 77,3%, dan 66,13%. Sedangkan analisis kalsium pada cangkang telur yang direbus menggunakan metode instrumen AAS untuk telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berurutan adalah 25,25%, 26,78%, dan 28,73%. Analisis kalsium pada cangkang telur yang tidak direbus menggunakan metode instrumen AAS untuk telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berurutan adalah 26,92%, 28,56%, dan 33,23%.
{"title":"Eksplorasi Kadar Kalsium (Ca) dalam Limbah Cangkang Kulit Telur Bebek dan Burung Puyuh Menggunakan Metode Titrasi dan AAS","authors":"Muhammad Yudhistira Azis, Tika Rahayu Putri, Fathia Rizoi Aprilia, Yossy Ayuliasari, Oentari Agustin Dwi Hartini, Mochammad Resya Putra","doi":"10.15575/AK.V5I2.3834","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I2.3834","url":null,"abstract":"Telur merupakan makanan yang populer di masyarakat Indonesia. Dalam telur, terkandung protein dan gizi yang dipercaya baik bagi kesehatan. Dalam cangkang telur juga terkandung kalsium dengan kadar yang cukup tinggi. Namun disisi lain, banyaknya telur yang dikonsumsi masyarakat menghasilkan limbah cangkang telur yang semakin banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar kalsium dalam cangkang telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh menggunakan metode instrumentasi yaitu AAS dan konvensional yaitu menggunakan teknik titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kalsium dalam cangkang telur yang direbus menunjukkan bahwa kadar kalsium pada telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berturut-turut adalah 35,2%, 38,1%, dan 46,8% dengan metode titrasi. Analisis kalsium dengan metode titrasi dalam cangkang telur yang tidak direbus menunjukkan hasil untuk telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berurut-turut adalah 52,8%, 77,3%, dan 66,13%. Sedangkan analisis kalsium pada cangkang telur yang direbus menggunakan metode instrumen AAS untuk telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berurutan adalah 25,25%, 26,78%, dan 28,73%. Analisis kalsium pada cangkang telur yang tidak direbus menggunakan metode instrumen AAS untuk telur ayam kampung, telur bebek, dan telur puyuh secara berurutan adalah 26,92%, 28,56%, dan 33,23%.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43351916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Polimer merupakan material yang banyak dijadikan komposit sekarang ini. Teknologi nano dapat berperan sebagai agen komposit yang lebih baik dari pada agen komposit konvensional. C-dot yang merupakan material nano yang dikompositkan dengan polimer alam dan sintetik dengan model berturut-turut karagenan dan poli(vinilpirolidon) (PVP). Pada penelitian ini C-dot disintesis dari asam sitrat dan urea dengan iradiasi gelombang mikro, kemudian produk dimurnikan dan dikarakterisasi. Karagenan diekstraksi dari rumput laut Eucheuma cottonii. Selanjutnya polimer dan C-dot dikompositkan dengan metode Gel-Casting. Sintesis C-dot dari asam sitrat dan urea menghasilkan larutan berwarna hitam yang menandakan C-dot terbentuk, terdapat absorbsi di panjang gelombang 340 nm pada daerah UV yang membuktikan C-dot berhasil disintesis karena serapan tersebut tidak ditemukan pada bahan baku. C-dot yang disintesis memiliki ukuran partikel 90,61 nm dan indeks polidispersitas (PI) sebesar 0,0396. Komposit C-dot dengan polimer dapat meningkatkan kuat tarik dan modulus elastisitas film polimer. Konsentrasi optimum C-dot sebagai pengisi (filler) untuk PVP sebesar 0,7% b/b dan Karagenan 1.5% b/b. C-dot dapat berperan sebagai pengisi (filler) dalam kuat tarik pada film polimer. Penambahan C-dot pada film polimer sintetik maupun alam dapat meningkatkan sifat mekanik dari film polimer dan tidak memberikan hasil yang berbeda.
{"title":"Modifikasi Karakteristik Kuat Tarik pada Komposit Film Poli(Vinil Pirolidon) dan Karagenan Melalui Pembentukan Komposit Karbon Nano Dot","authors":"Ahmad Sjahriza, Surya Herlambang, I. Wati","doi":"10.15575/AK.V5I2.3756","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I2.3756","url":null,"abstract":"Polimer merupakan material yang banyak dijadikan komposit sekarang ini. Teknologi nano dapat berperan sebagai agen komposit yang lebih baik dari pada agen komposit konvensional. C-dot yang merupakan material nano yang dikompositkan dengan polimer alam dan sintetik dengan model berturut-turut karagenan dan poli(vinilpirolidon) (PVP). Pada penelitian ini C-dot disintesis dari asam sitrat dan urea dengan iradiasi gelombang mikro, kemudian produk dimurnikan dan dikarakterisasi. Karagenan diekstraksi dari rumput laut Eucheuma cottonii. Selanjutnya polimer dan C-dot dikompositkan dengan metode Gel-Casting. Sintesis C-dot dari asam sitrat dan urea menghasilkan larutan berwarna hitam yang menandakan C-dot terbentuk, terdapat absorbsi di panjang gelombang 340 nm pada daerah UV yang membuktikan C-dot berhasil disintesis karena serapan tersebut tidak ditemukan pada bahan baku. C-dot yang disintesis memiliki ukuran partikel 90,61 nm dan indeks polidispersitas (PI) sebesar 0,0396. Komposit C-dot dengan polimer dapat meningkatkan kuat tarik dan modulus elastisitas film polimer. Konsentrasi optimum C-dot sebagai pengisi (filler) untuk PVP sebesar 0,7% b/b dan Karagenan 1.5% b/b. C-dot dapat berperan sebagai pengisi (filler) dalam kuat tarik pada film polimer. Penambahan C-dot pada film polimer sintetik maupun alam dapat meningkatkan sifat mekanik dari film polimer dan tidak memberikan hasil yang berbeda.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44541975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana potensi biomassa yang tidak termanfaatkan yaitu limbah kulit pisang sebagai sumber energi listrik menggunakan teknologi Microbial Fuel Cell (MFC). Pengamatan dilakukan terhadap reaktor bejana yang didesain dengan dua chamber (anoda dan katoda) menggunakan KMnO4 sebagai katolit dan dihubungkan dengan rangkaian sel elektrokimia (sel volta) kemudian diukur nilai tegangan, arus, power density yang dihasilkan dari rangkaian limbah kulit pisang selama 17 hari. Hasil pengukuran nilai tegangan maksimum, arus maksimum dan power density maksimum yang dihasilkan dari reaktor didapatkan berturut-turut sebagai berikut : 1.455 volt; 0,032 miliampere; dan 31,9 mW/m2. Limbah kulit pisang dapat digunakan untuk memproduksi arus listrik..
{"title":"Produksi Energi Listrik Dari Limbah Kulit Pisang (Musa Paradisiaca L.) Menggunakan Teknologi Microbial Fuel Cells Dengan Permanganat Sebagai Katolit","authors":"Lisa Utami, Lazulva Lazulva, Yuni Fatisa","doi":"10.15575/AK.V5I2.3833","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I2.3833","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana potensi biomassa yang tidak termanfaatkan yaitu limbah kulit pisang sebagai sumber energi listrik menggunakan teknologi Microbial Fuel Cell (MFC). Pengamatan dilakukan terhadap reaktor bejana yang didesain dengan dua chamber (anoda dan katoda) menggunakan KMnO4 sebagai katolit dan dihubungkan dengan rangkaian sel elektrokimia (sel volta) kemudian diukur nilai tegangan, arus, power density yang dihasilkan dari rangkaian limbah kulit pisang selama 17 hari. Hasil pengukuran nilai tegangan maksimum, arus maksimum dan power density maksimum yang dihasilkan dari reaktor didapatkan berturut-turut sebagai berikut : 1.455 volt; 0,032 miliampere; dan 31,9 mW/m2. Limbah kulit pisang dapat digunakan untuk memproduksi arus listrik..","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42609859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rina Budi Satiyarti, Suci Wulan Pawhestri, M. Merliyana, Nurhaida Widiani
Hadirnya industri dan kenaikan jumlah penduduk di sekitar sungai Way Belau di Kota Bandar Lampung menyebabkan pencemaran di aliran sungai. Aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai membuat warna air pada kawasan hilir menjadi kuning pekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran air sungai Way Belau Teluk Betung menggunakan parameter biologi, fisika, dan kimia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Line Transek pada 3 titik lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi makrobentos yang didapat yaitu 6 famili, diantaranya 4 famili dari kelas Gastropoda, 1 famili dari kelas Crustacea dan 1 famili dari kelas Polychaeta. Indeks keanekaragaman (H’) pada ketiga lokasi berkisar 0,562-1,255. Indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,044-0,287 dan indeks dominansi (D) berkisar antara 0,313-0,625. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia pada ketiga lokasi yaitu suhu berkisar 22°C-26°C, pH berkisar 5-7, kecerahan berkisar 19-40 cm, DO berkisar 5-7 mg/L, BOD berkisar 1-5 mg/L, COD berkisar 1-2 mg/L. Berdasarkan data diatas menjukkan bahwa kualitas perairan tercemar sedang.
{"title":"Penentuan Tingkat Pencemaran Sungai Berdasarkan Komposisi Makrobentos Sebagai Bioindikator","authors":"Rina Budi Satiyarti, Suci Wulan Pawhestri, M. Merliyana, Nurhaida Widiani","doi":"10.15575/AK.V5I2.3690","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I2.3690","url":null,"abstract":"Hadirnya industri dan kenaikan jumlah penduduk di sekitar sungai Way Belau di Kota Bandar Lampung menyebabkan pencemaran di aliran sungai. Aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai membuat warna air pada kawasan hilir menjadi kuning pekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran air sungai Way Belau Teluk Betung menggunakan parameter biologi, fisika, dan kimia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Line Transek pada 3 titik lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi makrobentos yang didapat yaitu 6 famili, diantaranya 4 famili dari kelas Gastropoda, 1 famili dari kelas Crustacea dan 1 famili dari kelas Polychaeta. Indeks keanekaragaman (H’) pada ketiga lokasi berkisar 0,562-1,255. Indeks keseragaman (E) berkisar antara 0,044-0,287 dan indeks dominansi (D) berkisar antara 0,313-0,625. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia pada ketiga lokasi yaitu suhu berkisar 22°C-26°C, pH berkisar 5-7, kecerahan berkisar 19-40 cm, DO berkisar 5-7 mg/L, BOD berkisar 1-5 mg/L, COD berkisar 1-2 mg/L. Berdasarkan data diatas menjukkan bahwa kualitas perairan tercemar sedang.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44248520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ahmad Hidayat, S. Setiadji, Eko Prabowo Hadisantoso
Grafena merupakan satu lapis atom karbon yang memiliki hibridisasi sp2 membentuk struktur heksagonal dua dimensi. Grafena memiliki potensi yang sangat luas namun ketersediaannya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis oksida grafena tereduksi (rGO) dari arang tempurung kelapa dengan menggunakan metode modifikasi Hummer. Modifikasi dilakukan dengan menghilangkan NaNO3. Sintesis dilakukan dengan ukuran partikel arang tempurung kelapa ~ 50 μm dan waktu oksidasi selama 5 hari. Analisis struktur rGO dilakukan dengan pengujian FTIR, UV-Vis dan difraksi sinar-X (XRD). Hasil pengujian FTIR menunjukkan adanya puncak pada panjang gelombang 1604,891 cm-1 dari ikatan C=C aromatik yang merupakan indikasi terbentuknya rGO. Hasil pengujian UV-Vis menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 272 nm yang disebabkan oleh transisi π→π ⃰ dari ikatan C=C pada cincin aromatik. Pengujian XRD menghasilkan puncak difraktogram pada sudut 2θ ~ 24° yang khas untuk material rGO.
{"title":"Sintesis Oksida Grafena Tereduksi (rGO) dari Arang Tempurung Kelapa (Cocos nucifera)","authors":"Ahmad Hidayat, S. Setiadji, Eko Prabowo Hadisantoso","doi":"10.15575/AK.V5I2.3810","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I2.3810","url":null,"abstract":"Grafena merupakan satu lapis atom karbon yang memiliki hibridisasi sp2 membentuk struktur heksagonal dua dimensi. Grafena memiliki potensi yang sangat luas namun ketersediaannya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis oksida grafena tereduksi (rGO) dari arang tempurung kelapa dengan menggunakan metode modifikasi Hummer. Modifikasi dilakukan dengan menghilangkan NaNO3. Sintesis dilakukan dengan ukuran partikel arang tempurung kelapa ~ 50 μm dan waktu oksidasi selama 5 hari. Analisis struktur rGO dilakukan dengan pengujian FTIR, UV-Vis dan difraksi sinar-X (XRD). Hasil pengujian FTIR menunjukkan adanya puncak pada panjang gelombang 1604,891 cm-1 dari ikatan C=C aromatik yang merupakan indikasi terbentuknya rGO. Hasil pengujian UV-Vis menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 272 nm yang disebabkan oleh transisi π→π ⃰ dari ikatan C=C pada cincin aromatik. Pengujian XRD menghasilkan puncak difraktogram pada sudut 2θ ~ 24° yang khas untuk material rGO.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46713459","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Resi Rosanti, Dede Suhendar, Eko Prabowo Hadisantoso, C. Kusman
Besi merupakan mikromineral yang paling banyak dalam tubuh makhluk hidup yang memiliki peranan penting dalam reaksi biokimia, yaitu pada proses transfer oksigen. Telah dilakukan pengkajian kadar dan kimiawi besi dalam darah hijamah berdasarkan waktu sampling, jenis kelamin dan objek usia yang berbeda dengan menggunakan neraca kerentanan magnet (Magnetic Susceptibility Balance, MSB) dan pola spektrum sinar tampak. Dilakukan pula analisis kuantitatif dengan menggunakan pektroskopi serapan atom (SSA) untuk menegaskan hasil yang diperoleh dari penentuan sifat magnet dan spektrum sinar tampak. Sifat magnet yang dianalisis menggunakan neraca kerentanan magnet (MSB) terhadap hasil sampling tanggal 19 bulan Hijriyah, jenis kelamin laki-laki, dan objek sampel usia 40-50 tahun kurang paramagnetik daripada waktu sampling tanggal 4 bulan Hijriyah, jenis kelamin perempuan, dan objek usia 20-30 tahun. Hasil pengamatan spektroskopi sinar tampak menghasilkan puncak pada panjang gelombang 400-415 nm yang mengindikasikan keberadaan kompleks besi-porfirin. Analisis menggunakan spektroskopi serapan atom (SSA) menghasilkan perubahan kadar besi pada sampling tanggal 19 bulan Hijriyah, pada jenis kelamin laki-laki, dan pada objek sampel usia 40-50 lebih banyak daripada waktu sampling tanggal 4 bulan Hijriyah, pada jenis kelamin perempuan, dan objek usia 20-30 tahun.
{"title":"Studi Sifat Magnet dan Spektroskopi Sinar Tampak pada Darah Hijamah","authors":"Resi Rosanti, Dede Suhendar, Eko Prabowo Hadisantoso, C. Kusman","doi":"10.15575/AK.V5I1.3722","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/AK.V5I1.3722","url":null,"abstract":"Besi merupakan mikromineral yang paling banyak dalam tubuh makhluk hidup yang memiliki peranan penting dalam reaksi biokimia, yaitu pada proses transfer oksigen. Telah dilakukan pengkajian kadar dan kimiawi besi dalam darah hijamah berdasarkan waktu sampling, jenis kelamin dan objek usia yang berbeda dengan menggunakan neraca kerentanan magnet (Magnetic Susceptibility Balance, MSB) dan pola spektrum sinar tampak. Dilakukan pula analisis kuantitatif dengan menggunakan pektroskopi serapan atom (SSA) untuk menegaskan hasil yang diperoleh dari penentuan sifat magnet dan spektrum sinar tampak. Sifat magnet yang dianalisis menggunakan neraca kerentanan magnet (MSB) terhadap hasil sampling tanggal 19 bulan Hijriyah, jenis kelamin laki-laki, dan objek sampel usia 40-50 tahun kurang paramagnetik daripada waktu sampling tanggal 4 bulan Hijriyah, jenis kelamin perempuan, dan objek usia 20-30 tahun. Hasil pengamatan spektroskopi sinar tampak menghasilkan puncak pada panjang gelombang 400-415 nm yang mengindikasikan keberadaan kompleks besi-porfirin. Analisis menggunakan spektroskopi serapan atom (SSA) menghasilkan perubahan kadar besi pada sampling tanggal 19 bulan Hijriyah, pada jenis kelamin laki-laki, dan pada objek sampel usia 40-50 lebih banyak daripada waktu sampling tanggal 4 bulan Hijriyah, pada jenis kelamin perempuan, dan objek usia 20-30 tahun.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41536393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tety Sudiarti, Gina Giftia A. Delilah, Rohmanur Aziz
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh istimewanya besi disebutkan dalam alQur’an dan dinyatakan bahwa besi memiliki kekuatan yang hebat. Dalam pemanfaatannya, ternyata besi memiliki kelemahan salah satunya adalah sifatnya yang mudah mengalami korosi. Maka tujuan dari penelitian ini adalah menggali tafsir ilmi dari ayat-ayat yang berkaitan dengan besi dan menganalisis bagaimana mengatasi korosi pada besi secara kimiawi. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan kajian laboratorium. Hasil penelitian selain terungkap realitas ilmiah bahwa besi ‘diturunkan’, juga terungkap kekuatan dan kehebatan besi yang melindungi makhluk bumi bersama nikel dengan perisai elektromagnetik. Hasil analisis kimia ditemukan bahwa senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin merupakan inhibitor campuran. Aktivitas inhibitor korosi senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor kemudian menurun kembali dan mencapai maksimum pada konsentrasi 8 ppm. Naiknya suhu dari 25-55ºC menyebabkan aktivitas inhibisi menurun sehingga efisiensi inhibisi maksimum konsentrasi 8 ppm terdapat pada suhu 25 ºC dengan efisiensi inhibisi 88,6%. Aktivitas inhibitor menunjukkan kesesuaian dengan isoterm Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monolayer pada permukaan baja.
{"title":"Besi dalam Qur'an dan Sains Kimia (Analisis Teoritis dan Praktis Mengenai Besi dan Upaya Mengatasi Korosi pada Besi","authors":"Tety Sudiarti, Gina Giftia A. Delilah, Rohmanur Aziz","doi":"10.15575/ak.v5i1.3720","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/ak.v5i1.3720","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh istimewanya besi disebutkan dalam alQur’an dan dinyatakan bahwa besi memiliki kekuatan yang hebat. Dalam pemanfaatannya, ternyata besi memiliki kelemahan salah satunya adalah sifatnya yang mudah mengalami korosi. Maka tujuan dari penelitian ini adalah menggali tafsir ilmi dari ayat-ayat yang berkaitan dengan besi dan menganalisis bagaimana mengatasi korosi pada besi secara kimiawi. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan kajian laboratorium. Hasil penelitian selain terungkap realitas ilmiah bahwa besi ‘diturunkan’, juga terungkap kekuatan dan kehebatan besi yang melindungi makhluk bumi bersama nikel dengan perisai elektromagnetik. Hasil analisis kimia ditemukan bahwa senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin merupakan inhibitor campuran. Aktivitas inhibitor korosi senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor kemudian menurun kembali dan mencapai maksimum pada konsentrasi 8 ppm. Naiknya suhu dari 25-55ºC menyebabkan aktivitas inhibisi menurun sehingga efisiensi inhibisi maksimum konsentrasi 8 ppm terdapat pada suhu 25 ºC dengan efisiensi inhibisi 88,6%. Aktivitas inhibitor menunjukkan kesesuaian dengan isoterm Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monolayer pada permukaan baja.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45301646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi ion logam timbal(II) dengan menggunakan Ca-alginat hasil mikroenkapsulasi dari Na-alginat yang diekstraksi dari alga coklat Sargassum sp. Karakterisasi FT-IR menujukkan adanya gugus fungsi C-OC glikosidik pada bilangan gelombang 1319 cm-1 dan adanya daerah khas sidik jari guluronat dan mannuronat yang menunjukkan senyawa tersebut merupakan senyawa alginat serta keberadaan gugus –OH pada bilangan gelombang 3412 cm-1 dan gugus C=O pada bilangan gelombang 1608 cm-1 sebagai gugus aktif tempat berinteraksinya ion logam timbal(II). Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa Ca-alginat merupakan padatan yang dapat dijadikan sebagai adsorben. Untuk mempelajari karakteristik adsorben Ca-alginat terhadap adsorpsi ion logam timbal(II) dilakukan variasi beberapa parameter yang mempengaruhi adsorpsi yaitu: variasi massa Na-alginat, pH, waktu kontak, konsentrasi larutan ion logam timbal(II) dan penentuan model isoterm adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penyerapan ion logam timbal(II) pada massa Na-alginat 4%, pH 5, waktu kontak 150 menit, konsentrasi 60 mg/L dan mekanisme adsorpsi ion logam timbal(II) oleh Ca-alginat mengikuti model isoterm Freundlich dan Langmuir.
{"title":"Adsorpsi Ion Logam Timbal(II) Menggunakan Mikrokapsul Ca-Alginat","authors":"Irma Yantyana, Vina Amalia, Rizka Fitriyani","doi":"10.15575/ak.v5i1.3721","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/ak.v5i1.3721","url":null,"abstract":"Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi ion logam timbal(II) dengan menggunakan Ca-alginat hasil mikroenkapsulasi dari Na-alginat yang diekstraksi dari alga coklat Sargassum sp. Karakterisasi FT-IR menujukkan adanya gugus fungsi C-OC glikosidik pada bilangan gelombang 1319 cm-1 dan adanya daerah khas sidik jari guluronat dan mannuronat yang menunjukkan senyawa tersebut merupakan senyawa alginat serta keberadaan gugus –OH pada bilangan gelombang 3412 cm-1 dan gugus C=O pada bilangan gelombang 1608 cm-1 sebagai gugus aktif tempat berinteraksinya ion logam timbal(II). Karakterisasi SEM menunjukkan bahwa Ca-alginat merupakan padatan yang dapat dijadikan sebagai adsorben. Untuk mempelajari karakteristik adsorben Ca-alginat terhadap adsorpsi ion logam timbal(II) dilakukan variasi beberapa parameter yang mempengaruhi adsorpsi yaitu: variasi massa Na-alginat, pH, waktu kontak, konsentrasi larutan ion logam timbal(II) dan penentuan model isoterm adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penyerapan ion logam timbal(II) pada massa Na-alginat 4%, pH 5, waktu kontak 150 menit, konsentrasi 60 mg/L dan mekanisme adsorpsi ion logam timbal(II) oleh Ca-alginat mengikuti model isoterm Freundlich dan Langmuir.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45543693","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Besi merupakan logam yang paling banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan besi berlebihan di dalam air dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan dalam jumlah yang tinggi dapat bersifat sebagai racun bagi tubuh. Pada penelitian ini dipelajari potensi penggunaan tempurung kelapa sebagai adsorben ion logam Fe(III). Adsorben dari bahan tempurung kelapa disiapkan pada berbagai metode perlakuan awal, yaitu (1) tanpa perlakuan; (2) tanpa lignin (delignisasi); (3) diarangkan; (4) dikalsinasi pada suhu 400°C; dan (5) dikalsinasi pada suhu 600°C. Selanjutnya dari masing-masing perlakuan dibagi menjadi dua bagian untuk diaktivasi dan tidak diaktivasi dengan aktivator yang digunakan yaitu NaOH. Konsentrasi ion logam Fe(III) setelah adsorpsi dianalisis menggunakan AAS. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan konsentrasi logam yaitu pada suhu 600oC, tanpa aktivasi dengan efisiensi 100% dan kapasitas adsorpsi sebesar 0,93 mg/g. Berdasarkan hasil penelitian tempurung kelapa efektif digunakan sebagai adsorben untuk penurunan logam besi pada larutan Fe(III) dari konsentrasi awal sebesar 10 ppm menjadi 0 ppm maka ion logam Fe pada larutan Fe(III) 10 ppm sudah terserap oleh adsorben tempurung kelapa.
{"title":"Potensi Penggunaan Tempurung Kelapa sebagai Adsorben Ion Logam Fe(III)","authors":"Neng Mastiani, Vina Amalia, Tina Dewi Rosahdi","doi":"10.15575/ak.v5i1.3731","DOIUrl":"https://doi.org/10.15575/ak.v5i1.3731","url":null,"abstract":"Besi merupakan logam yang paling banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan besi berlebihan di dalam air dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan dalam jumlah yang tinggi dapat bersifat sebagai racun bagi tubuh. Pada penelitian ini dipelajari potensi penggunaan tempurung kelapa sebagai adsorben ion logam Fe(III). Adsorben dari bahan tempurung kelapa disiapkan pada berbagai metode perlakuan awal, yaitu (1) tanpa perlakuan; (2) tanpa lignin (delignisasi); (3) diarangkan; (4) dikalsinasi pada suhu 400°C; dan (5) dikalsinasi pada suhu 600°C. Selanjutnya dari masing-masing perlakuan dibagi menjadi dua bagian untuk diaktivasi dan tidak diaktivasi dengan aktivator yang digunakan yaitu NaOH. Konsentrasi ion logam Fe(III) setelah adsorpsi dianalisis menggunakan AAS. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan yang paling efektif dalam menurunkan konsentrasi logam yaitu pada suhu 600oC, tanpa aktivasi dengan efisiensi 100% dan kapasitas adsorpsi sebesar 0,93 mg/g. Berdasarkan hasil penelitian tempurung kelapa efektif digunakan sebagai adsorben untuk penurunan logam besi pada larutan Fe(III) dari konsentrasi awal sebesar 10 ppm menjadi 0 ppm maka ion logam Fe pada larutan Fe(III) 10 ppm sudah terserap oleh adsorben tempurung kelapa.","PeriodicalId":34816,"journal":{"name":"AlKimiya Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47854903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}