Pub Date : 2022-06-13DOI: 10.26499/surbet.v17i1.328
Jihan Riza Islami, Sailal Arimi
Categorization of Bread, Pastry, Cake, Biscuit, and Cookie in The Javanese MindsThe purpose of this study is to describe the categorization of bread, pastry, cake, biscuit, and cookies in the minds of the Javanese. The study was conducted using a questionnaire given to 135 people using the snowball sampling technique. To achieve this goal, the first step is to register or take an inventory of the lexicon of five foods in Javanese that emerged from the respondents' responses and record the information related to them. Furthermore, an analysis of the lexicon from the inventory is carried out. From the results of data analysis, it is known that the Javanese categorize the five foods prototypically, perceptually, and conceptually, and there are two categorization models, namely the Idealized Cognitive Model (ICM) and the metonymic model. AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kategorisasi bread, pastry, cake, biscuit, dan cookie dalam pikiran orang Jawa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 135 orang menggunakan teknik snowball sampling. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah pertama yang dilakukan ialah mendaftar atau menginventarisasi leksikon kelima makanan tersebut dalam bahasa Jawa yang muncul dari tanggapan responden dan mencatat informasi yang berkaitan dengannya. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap leksikon hasil inventarisasi tersebut. Dari hasil analisis data diketahui bahwa orang Jawa mengategorikan kelima penganan tersebut secara prototipikal, perseptual, konseptual, dan terdapat dua model kategorisasi, yaitu Model Kognitif Ideal (ICM) dan model metonimik.
爪哇人对面包、糕点、蛋糕、饼干和曲奇的分类本研究的目的是描述爪哇人对面包、糕点、蛋糕、饼干和曲奇的分类。这项研究采用滚雪球抽样技术对135人进行问卷调查。为了实现这一目标,第一步是登记或盘点从受访者的回答中出现的五种爪哇食物的词汇,并记录与之相关的信息。此外,本文还对该目录中的词汇进行了分析。从数据分析结果可知,爪哇人对五种食物进行了原型式、感知式和概念式的分类,并有两种分类模型,即理想认知模型(Idealized Cognitive Model, ICM)和转喻模型。【摘要】土族面包、糕点、蛋糕、饼干、甜饼等。数据dikumpulkan dunan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 135 orange menggunakan teknik雪球抽样。香港文理资讯局局长局长,香港文理资讯局局长,香港文理资讯局局长,香港文理资讯局局长,香港文理资讯局局长,香港文理资讯局局长,香港文理资讯局局长,香港文理资讯局局长。Selanjutnya dilakukan分析说,这是一种非常有用的方法。数据库分析数据包括:数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据、数据库数据。
{"title":"Kategorisasi atas Kata Bread, Pastry, Cake, Biscuit, dan Cookie dalam Pikiran Orang Jawa","authors":"Jihan Riza Islami, Sailal Arimi","doi":"10.26499/surbet.v17i1.328","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v17i1.328","url":null,"abstract":"Categorization of Bread, Pastry, Cake, Biscuit, and Cookie in The Javanese MindsThe purpose of this study is to describe the categorization of bread, pastry, cake, biscuit, and cookies in the minds of the Javanese. The study was conducted using a questionnaire given to 135 people using the snowball sampling technique. To achieve this goal, the first step is to register or take an inventory of the lexicon of five foods in Javanese that emerged from the respondents' responses and record the information related to them. Furthermore, an analysis of the lexicon from the inventory is carried out. From the results of data analysis, it is known that the Javanese categorize the five foods prototypically, perceptually, and conceptually, and there are two categorization models, namely the Idealized Cognitive Model (ICM) and the metonymic model. AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kategorisasi bread, pastry, cake, biscuit, dan cookie dalam pikiran orang Jawa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 135 orang menggunakan teknik snowball sampling. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah pertama yang dilakukan ialah mendaftar atau menginventarisasi leksikon kelima makanan tersebut dalam bahasa Jawa yang muncul dari tanggapan responden dan mencatat informasi yang berkaitan dengannya. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap leksikon hasil inventarisasi tersebut. Dari hasil analisis data diketahui bahwa orang Jawa mengategorikan kelima penganan tersebut secara prototipikal, perseptual, konseptual, dan terdapat dua model kategorisasi, yaitu Model Kognitif Ideal (ICM) dan model metonimik.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46400976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.292
Eva Yenita Syam
Pig hunting in Minangkabau is a rite of passage which is carried out in a gradual ritual process. The rite of pig hunting is a sign that involves various social aspects of the community, including economy, religion, and culture. There are two questions to be answered in this research. Firstly, what is the meaning of the rite in the society and, secondly, how does the community's traditional pig hunting construct a social drama. To answer those questions, the author uses Victor Turner's ritual theory and Max Weber's theory of social drama. The results of this study indicate two main things. First, the pig hunting, which was originally an attempt to eliminate pests, later developed into a social drama. The rite of hunting as a social drama has four functions, namely (1) eliminating conflict; (2) limiting divisions and building community solidarity; (3) unites two opposing principles; and (4) provides new strength and motivation to live in everyday society. Second, as a social drama, the tradition forms a social construction. In this social process, there are four phases of social drama, (1) violation of social norms which invites the community to unite in eradicating pests; (2) wild pests pose a real threat, which can make the life of the farming community miserable (crisis) so that the community unites and holds various ceremonies to prepare for the implementation of hunting; (3) crisis recovery measures by carrying out a pig hunting ceremony; and (4) returns society with its entire social order to a normal situation.AbstrakBuru babi dalam masyarakat Minangkabau merupakan sebuah ritus yang dilaksanakan dalam sebuah proses ritual yang bertahap. Ritus buru babi menjadi sebuah penanda yang melibatkan berbagai aspek sosial masyarakat Minangkabau, termasuk ekonomi, religi, dan budaya. Ada dua pertanyaan yang hendak dijawab di dalam penelitian ini. Pertama, apa makna ritus buru babi dalam masyarakat Minangkabau dan bagaimana konstruksi sosial dari proses ritual tradisi buru babi sebagai sebuah drama sosial? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori ritual Victor Turner dan teori drama sosial Max Weber. Hasi penelitian ini menunjukkan dua hal pokok. Pertama, peristiwa buru babi yang awalnya hanya merupakan upaya para petani menghilangkan hama tanaman berkembang menjadi sebuah drama sosial. Ritus buru babi sebagai drama sosial ternyata memiliki empat fungsi, yaitu (1) menghilangkan konflik; (2) membatasi perpecahan dan membangun solidaritas masyarakat; (3) mempersatukan dua prinsip yang bertentangan; dan (4) memberikan kekuatan dan motivasi baru untuk hidup dalam masyarakat sehari-hari. Kedua, sebagai drama sosial, tradisi buru babi membentuk sebuah konstruksi sosial. Di dalam proses sosial itu terdapat empat fase drama sosial yang terdiri atas (1) pelanggaran norma sosial oleh hama yang mengundang masyarakat untuk bersatu melakukan pembasmian; (2) hama babi mendatangkan ancaman yang nyata yang dapat menyengsarakan kehidupan mas
{"title":"Tradisi Buru Babi Masyarakat Minangkabau: Proses, Makna, dan Drama Sosial","authors":"Eva Yenita Syam","doi":"10.26499/surbet.v16i2.292","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.292","url":null,"abstract":"Pig hunting in Minangkabau is a rite of passage which is carried out in a gradual ritual process. The rite of pig hunting is a sign that involves various social aspects of the community, including economy, religion, and culture. There are two questions to be answered in this research. Firstly, what is the meaning of the rite in the society and, secondly, how does the community's traditional pig hunting construct a social drama. To answer those questions, the author uses Victor Turner's ritual theory and Max Weber's theory of social drama. The results of this study indicate two main things. First, the pig hunting, which was originally an attempt to eliminate pests, later developed into a social drama. The rite of hunting as a social drama has four functions, namely (1) eliminating conflict; (2) limiting divisions and building community solidarity; (3) unites two opposing principles; and (4) provides new strength and motivation to live in everyday society. Second, as a social drama, the tradition forms a social construction. In this social process, there are four phases of social drama, (1) violation of social norms which invites the community to unite in eradicating pests; (2) wild pests pose a real threat, which can make the life of the farming community miserable (crisis) so that the community unites and holds various ceremonies to prepare for the implementation of hunting; (3) crisis recovery measures by carrying out a pig hunting ceremony; and (4) returns society with its entire social order to a normal situation.AbstrakBuru babi dalam masyarakat Minangkabau merupakan sebuah ritus yang dilaksanakan dalam sebuah proses ritual yang bertahap. Ritus buru babi menjadi sebuah penanda yang melibatkan berbagai aspek sosial masyarakat Minangkabau, termasuk ekonomi, religi, dan budaya. Ada dua pertanyaan yang hendak dijawab di dalam penelitian ini. Pertama, apa makna ritus buru babi dalam masyarakat Minangkabau dan bagaimana konstruksi sosial dari proses ritual tradisi buru babi sebagai sebuah drama sosial? Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, penulis menggunakan teori ritual Victor Turner dan teori drama sosial Max Weber. Hasi penelitian ini menunjukkan dua hal pokok. Pertama, peristiwa buru babi yang awalnya hanya merupakan upaya para petani menghilangkan hama tanaman berkembang menjadi sebuah drama sosial. Ritus buru babi sebagai drama sosial ternyata memiliki empat fungsi, yaitu (1) menghilangkan konflik; (2) membatasi perpecahan dan membangun solidaritas masyarakat; (3) mempersatukan dua prinsip yang bertentangan; dan (4) memberikan kekuatan dan motivasi baru untuk hidup dalam masyarakat sehari-hari. Kedua, sebagai drama sosial, tradisi buru babi membentuk sebuah konstruksi sosial. Di dalam proses sosial itu terdapat empat fase drama sosial yang terdiri atas (1) pelanggaran norma sosial oleh hama yang mengundang masyarakat untuk bersatu melakukan pembasmian; (2) hama babi mendatangkan ancaman yang nyata yang dapat menyengsarakan kehidupan mas","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44988257","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.232
Fiona Alde Risa, M. Anwar
Ramayana Department Store advertisement is the advertisement which always visualized before and during Ramadan. Ramayana Department Store ads always shows the unique and impressive ads. One of the Ramayana Department Store advertisement which is mostly watched is “Bahagianya Adalah Bahagiaku”. Around 6.6 million viewers have watched the ads in Youtube channel. The reason is the ads can pull the audiences’s sympathy. The purpose of this research is to show the hidden meaning of the ads by showing its macro structure, super structure and micro structure. This is a descriptive qualitative research with Teun A. van Dijk model approach. The data will be discourses in the form of a dialogue carried out in the ads. The result of this study show that the ads has some elements of macro structure, super structure and micro structure.AbstrakIklan Ramayana Departement Store merupakan iklan yang selalu hadir menjelang dan selama Ramadan. Iklan tersebut selalu menghadirkan iklan yang unik, bahkan menyentuh hati. Salah satu iklan yang paling banyak ditonton berjudul “Bahagianya Adalah Bahagiaku”. Iklan tersebut sudah ditonton oleh sekitar 6,6 juta orang dalam kanal Youtube. Alasannya iklan tersebut menarik rasa simpati penonton. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan makna tersembunyi di balik iklan Ramayana Department Store dengan mengungkapkan struktur makro, super struktur, dan struktur mikro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan model Teun A. van Dijk. Data yang digunakan berupa dialog dalam iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan tersebut memiliki unsur struktur makro, super struktur, dan struktur mikro.
罗摩衍那百货公司的广告是在斋月前和斋月期间经常出现的广告。罗摩衍那百货公司的广告总是展示独特而令人印象深刻的广告。其中一个最受关注的罗摩衍纳百货公司广告是“Bahagianya Adalah Bahagiaku”。约有660万观众在Youtube频道观看了这些广告。原因是这些广告能引起观众的同情。本研究的目的是通过展示广告的宏观结构、超结构和微观结构来揭示广告的隐含含义。这是一项采用Teun a.van Dijk模型方法的描述性定性研究。数据将是广告中以对话形式进行的话语。本研究的结果表明,广告具有宏观结构、超结构和微观结构的一些元素。罗摩衍那百货商店的抽象广告是在斋月前和斋月期间一直存在的广告。广告总是呈现独特的广告,甚至打动人心。最受欢迎的广告之一是“幸福就是我的幸福”该广告在Youtube上的浏览量约为660万。广告吸引观众同情的原因。本研究的目的是通过揭示宏观、超微观结构,揭示罗摩衍那百货广告背后隐藏的意义。本研究采用Teun a.van Dijk模型方法进行描述性定性研究。在该广告中用作对话框的数据。研究表明,这些广告具有宏观、超微观结构。
{"title":"Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk pada Iklan Ramayana Department Store","authors":"Fiona Alde Risa, M. Anwar","doi":"10.26499/surbet.v16i2.232","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.232","url":null,"abstract":"Ramayana Department Store advertisement is the advertisement which always visualized before and during Ramadan. Ramayana Department Store ads always shows the unique and impressive ads. One of the Ramayana Department Store advertisement which is mostly watched is “Bahagianya Adalah Bahagiaku”. Around 6.6 million viewers have watched the ads in Youtube channel. The reason is the ads can pull the audiences’s sympathy. The purpose of this research is to show the hidden meaning of the ads by showing its macro structure, super structure and micro structure. This is a descriptive qualitative research with Teun A. van Dijk model approach. The data will be discourses in the form of a dialogue carried out in the ads. The result of this study show that the ads has some elements of macro structure, super structure and micro structure.AbstrakIklan Ramayana Departement Store merupakan iklan yang selalu hadir menjelang dan selama Ramadan. Iklan tersebut selalu menghadirkan iklan yang unik, bahkan menyentuh hati. Salah satu iklan yang paling banyak ditonton berjudul “Bahagianya Adalah Bahagiaku”. Iklan tersebut sudah ditonton oleh sekitar 6,6 juta orang dalam kanal Youtube. Alasannya iklan tersebut menarik rasa simpati penonton. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan makna tersembunyi di balik iklan Ramayana Department Store dengan mengungkapkan struktur makro, super struktur, dan struktur mikro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan model Teun A. van Dijk. Data yang digunakan berupa dialog dalam iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan tersebut memiliki unsur struktur makro, super struktur, dan struktur mikro.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42777941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.281
R. H. Budhiono
Problem to be discussed in the research is how does the phonemic system of the Delang and its retention and innovation to be compared with its proto Austronesia (PAN). This research is aimed to identify the character of the Delang descriptively, out from its status either as an independent language or just a dialect or subdialect of a certain language. The research hopefully can give more knowledge contributions especially for the speaker and the community at large. This is a descriptive research with synchronic-qualitative approach. The data will be 200 basic lexicons from Swadesh that is compiled by the language mapping team of Balai Bahasa Kalimantan Tengah in 2019. The analysis is started from the description of the Delang phonemic system. The phonemic retention and innovation come from comparing the lexicons with its Blust ‘s PAN. Based on the analysis the writer underlined some conclusions. The isolect has 5 vowels and 18 consonants. Some protophonemes, like *a and *u in certain positions, are maintained, while some other phonemes are innovated or substituted. Some secondary innovations found, namely prothesis, syncope, metathesis, aphaeresis, and fortition.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isolek Delang secara lebih mendalam, terlepas dari statusnya sebagai bahasa mandiri atau dialek dari bahasa lain. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada penutur isolek Delang khususnya dan masyarakat pada umumnya terkait dengan sistem, pemertahanan, dan inovasi fonemik dalam isolek itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif dengan pendekatan sinkronis-kualitatif. Data yang merupakan 200 kata dasar Swadesh dikumpulkan tahun 2019 oleh tim pemetaan Balai Bahasa Kalimantan Tengah dan berupa data mentah yang belum ditranskripsikan. Analisis dimulai dari deskripsi sistem fonemis isolek itu. Retensi dan inovasi fonemik didapatkan dari perbandingan antara 200 kosakata dasar isolek itu dan PAN versi Blust. Berdasarkan analisis diperoleh beberapa simpulan. Isolek Delang memiliki 5 vokal dan 18 konsonan. Beberapa fonem proto, seperti *a dan *u, pada posisi tertentu dipertahankan, sedangkan fonem lain diinovasikan atau diubah. Inovasi sekunder yang didapatkan ialah protesis, sinkope, metatesis, afaeresis, dan fortisi.
研究中要讨论的问题是,如何将德朗语的音位系统及其保留和创新与原澳大利亚语(PAN)进行比较。本研究旨在从德朗语作为一种独立语言或某一语言的方言或亚方言的地位出发,对其特征进行描述性的识别。这项研究有望为演讲者和整个社区提供更多的知识贡献。这是一个具有共时定性方法的描述性研究。数据将是由Balai Bahasa Kalimantan Tengah的语言地图团队于2019年汇编的200个Swadesh基本词典。分析从德朗音位系统的描述入手。音位的保留和创新来自于将这些词典与其Blust的PAN进行比较。在分析的基础上,作者强调了一些结论。隔离词有5个元音和18个辅音。一些原音素,如某些位置的*a和*u,被保留,而其他一些音素则被创新或取代。发现了一些二次创新,即假体置换术、晕厥、复分解术、无晶状体摘除术和强化术。摘要本研究旨在更深入地识别德兰语的孤立性,无论其作为独立语言或方言的地位如何。本研究旨在为特定的德兰岛语使用者和公众提供与岛语系统、维护和音位创新相关的知识。本研究中使用的方法是描述性的,采用同步定性方法。中加里曼丹语言测绘团队于2019年收集了200个斯瓦德什语基本单词的数据,这些数据是尚未加密的原始数据。分析从对孤立音位系统的描述开始。沉默和音位创新是从隔离的200个基础和模糊的PAN版本之间的比较中获得的。根据分析,我们得到了一些同情。Isolek Delang有5个人声和18个辅音。一些原型手机,如位于某个位置的*a和*u,得到了保留,而其他手机则进行了创新或更改。二次创新是假体、晕厥、复分解、单采和扩张。
{"title":"The Delang Isolect: A Synchronic Description on Its Phonemic System, Retention, and Innovation","authors":"R. H. Budhiono","doi":"10.26499/surbet.v16i2.281","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.281","url":null,"abstract":"Problem to be discussed in the research is how does the phonemic system of the Delang and its retention and innovation to be compared with its proto Austronesia (PAN). This research is aimed to identify the character of the Delang descriptively, out from its status either as an independent language or just a dialect or subdialect of a certain language. The research hopefully can give more knowledge contributions especially for the speaker and the community at large. This is a descriptive research with synchronic-qualitative approach. The data will be 200 basic lexicons from Swadesh that is compiled by the language mapping team of Balai Bahasa Kalimantan Tengah in 2019. The analysis is started from the description of the Delang phonemic system. The phonemic retention and innovation come from comparing the lexicons with its Blust ‘s PAN. Based on the analysis the writer underlined some conclusions. The isolect has 5 vowels and 18 consonants. Some protophonemes, like *a and *u in certain positions, are maintained, while some other phonemes are innovated or substituted. Some secondary innovations found, namely prothesis, syncope, metathesis, aphaeresis, and fortition.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isolek Delang secara lebih mendalam, terlepas dari statusnya sebagai bahasa mandiri atau dialek dari bahasa lain. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada penutur isolek Delang khususnya dan masyarakat pada umumnya terkait dengan sistem, pemertahanan, dan inovasi fonemik dalam isolek itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif dengan pendekatan sinkronis-kualitatif. Data yang merupakan 200 kata dasar Swadesh dikumpulkan tahun 2019 oleh tim pemetaan Balai Bahasa Kalimantan Tengah dan berupa data mentah yang belum ditranskripsikan. Analisis dimulai dari deskripsi sistem fonemis isolek itu. Retensi dan inovasi fonemik didapatkan dari perbandingan antara 200 kosakata dasar isolek itu dan PAN versi Blust. Berdasarkan analisis diperoleh beberapa simpulan. Isolek Delang memiliki 5 vokal dan 18 konsonan. Beberapa fonem proto, seperti *a dan *u, pada posisi tertentu dipertahankan, sedangkan fonem lain diinovasikan atau diubah. Inovasi sekunder yang didapatkan ialah protesis, sinkope, metatesis, afaeresis, dan fortisi.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45514258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.216
Suhila Mahamu, A. Sofyan
This research aims to classify and identify morphemes recognition in English. The method used in this study is qualitative descriptive method. In providing data, the researcher uses listening and note-taking technique. The data used in this study were retrieved from the book Top Grammar: A Guide to Write English. While the theory used is the theory of the principle of morpheme recognition. The results of this discussion can be classified into six principles of morpheme recognition namely (1) the form of indefinite pronouns, comparative and superlative degree and reflexive pronouns; (2) singular and plural forms; (3) the form of the past participle in regular {-d}/{-ed} and irregular {–n} forms; (4) singular and plural nouns, present and past verbs; (5) the form of homonyms and in principle; and (6), the form of free morpheme and bound morpheme. From the results of the classification, morpheme units can be identified based on word form, word class and also the meaning that appears.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi pengenalan morfem dalam bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam tahapan penyediaan data, penulis menggunakan teknik simak dan catat. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku Top Grammar: A Guide to Write English. Teori yang digunakan adalah teori prinsip pengenalan morfem. Hasil dari pembahasan menunjukan bahwa terdapat enam prinsip pengenalan morfem, yaitu (1) terdapat pada bentuk indefinite pronoun, comparative dan superlative degree, serta reflexive pronoun; (2) terdapat pada bentuk tunggal dan jamak; (3) terdapat data pada bentuk past participle bentuk regular {-d}/ {-ed} dan irregular {–n}; (4) terdapat padakata benda tunggal dan jamak dan kata kerja present serta past; (5) terdapat pada bentuk homonim; (6) terdapat pada bentuk morfem bebas dan terikat. Dari hasil klasifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa satuan morfem dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk kata, kelas kata, dan makna yang muncul.
{"title":"Prinsip Pengenalan Morfem dalam Bahasa Inggris: Kajian Morfologi","authors":"Suhila Mahamu, A. Sofyan","doi":"10.26499/surbet.v16i2.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.216","url":null,"abstract":"This research aims to classify and identify morphemes recognition in English. The method used in this study is qualitative descriptive method. In providing data, the researcher uses listening and note-taking technique. The data used in this study were retrieved from the book Top Grammar: A Guide to Write English. While the theory used is the theory of the principle of morpheme recognition. The results of this discussion can be classified into six principles of morpheme recognition namely (1) the form of indefinite pronouns, comparative and superlative degree and reflexive pronouns; (2) singular and plural forms; (3) the form of the past participle in regular {-d}/{-ed} and irregular {–n} forms; (4) singular and plural nouns, present and past verbs; (5) the form of homonyms and in principle; and (6), the form of free morpheme and bound morpheme. From the results of the classification, morpheme units can be identified based on word form, word class and also the meaning that appears.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi pengenalan morfem dalam bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam tahapan penyediaan data, penulis menggunakan teknik simak dan catat. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku Top Grammar: A Guide to Write English. Teori yang digunakan adalah teori prinsip pengenalan morfem. Hasil dari pembahasan menunjukan bahwa terdapat enam prinsip pengenalan morfem, yaitu (1) terdapat pada bentuk indefinite pronoun, comparative dan superlative degree, serta reflexive pronoun; (2) terdapat pada bentuk tunggal dan jamak; (3) terdapat data pada bentuk past participle bentuk regular {-d}/ {-ed} dan irregular {–n}; (4) terdapat padakata benda tunggal dan jamak dan kata kerja present serta past; (5) terdapat pada bentuk homonim; (6) terdapat pada bentuk morfem bebas dan terikat. Dari hasil klasifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa satuan morfem dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk kata, kelas kata, dan makna yang muncul.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46995779","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.234
Tristanti Apriyani, Via Cahyani
This study discusses the structure and characteristics of the Director General of Higher Education’s circular letter on the appeal for online learning and socialization of the Job Creation Law. The purpose of this study is to reveal inequality or the existence of domination and marginalized parties through the structure and characteristics of Teun A. van Dijk's critical discourse analysis model. This is a qualitative descriptive research. The results of the study indicate that there are parties who dominate or have power, namely the Ministry of Education and Culture, higher education leaders, and students became those who are marginalized.AbstrakPenelitian ini berisi pembahasan tentang struktur dan karakteristik Surat Edaran Dirjen Dikti kepada pimpinan perguruan tinggi mengenai imbauan pembelajaran secara daring dan sosialiasi Undang-Undang Cipta Kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap ketidaksetaraan atau adanya pihak yang mendominasi dan pihak yang terpinggirkan melalui struktur dan karakteristik analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pihak yang mendominasi atau berkuasa, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pimpinan perguruan tinggi, dan pihak yang terpinggirkan, yaitu mahasiswa.
{"title":"Surat Edaran Dirjen Dikti tentang Imbauan Pembelajaran Daring dan Sosialisasi Undang-Undang Cipta Kerja: Analisis Wacana Kritis","authors":"Tristanti Apriyani, Via Cahyani","doi":"10.26499/surbet.v16i2.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.234","url":null,"abstract":"This study discusses the structure and characteristics of the Director General of Higher Education’s circular letter on the appeal for online learning and socialization of the Job Creation Law. The purpose of this study is to reveal inequality or the existence of domination and marginalized parties through the structure and characteristics of Teun A. van Dijk's critical discourse analysis model. This is a qualitative descriptive research. The results of the study indicate that there are parties who dominate or have power, namely the Ministry of Education and Culture, higher education leaders, and students became those who are marginalized.AbstrakPenelitian ini berisi pembahasan tentang struktur dan karakteristik Surat Edaran Dirjen Dikti kepada pimpinan perguruan tinggi mengenai imbauan pembelajaran secara daring dan sosialiasi Undang-Undang Cipta Kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap ketidaksetaraan atau adanya pihak yang mendominasi dan pihak yang terpinggirkan melalui struktur dan karakteristik analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pihak yang mendominasi atau berkuasa, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pimpinan perguruan tinggi, dan pihak yang terpinggirkan, yaitu mahasiswa.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48632454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.239
Aulia Normalita
Hati Suhita which is set in Java contains some philosophical and figurative languages. This research aims to describe some figurative languages of Khilma Anis’s Hati Suhita and its relevance as a teaching material in high school. This is a descriptive qualitative research. The research data are in the form of words or sentences. The source of the data is the novel Hati Suhita and high school syllabus. The data collection techniques are read and note-taking techniques. The data analysis is then applied to the lists of figurative style passage dialogue using content analysis. The results showed that in the novel there were 32 styles of figurative languages. There are 6 data in the form of simile, 1 metaphorical, 12 personifications, 6 allusions, 6 eponymous data, and 1 data in the form of irony. Style that dominates the invention was the personification. Overall, the distinctive figurative language styles used in various forms of parables and comparisons in the novel are Javanese puppet characters and proverbs. This is unique in the discovery of language styles in this study. The results of the analysis of the language style in this novel have relevances as teaching materials with three KD, among them found in KD 3.9.4.9, 3.4.4.4, 3.9.4.9 of XI and XII degrees.AbstrakDalam novel Hati Suhita ditemukan gaya bahasa kiasan yang sarat akan budaya dan filosofi Jawa yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Hati Suhita karya Khilma Anis dan relevansinya sebagai bahan ajar di SMA. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data berupa kata atau kalimat yang menunjukkan gaya bahasa kiasan. Sumber data berupa novel Hati Suhita dan silabus bahasa Indonesia pada jenjang SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat, pencatatan dilakukan untuk menuliskan petikan dialog yang mengandung gaya bahasa kiasan. Teknik analisis menggunakan analisis isi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam novel tersebut terdapat 32 gaya bahasa kiasaan, yaitu 6 data gaya bahasa simile atau persamaan, 1 data metafora, 12 data personifikasi, 6 data alusi, 6 data eponimi, dan 1 data ironi. Gaya bahasa kiasan yang mendominasi adalah personifikasi. Kekhasan gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam berbagai bentuk perumpamaan dan perbandingan pada novel tersebut adalah tokoh-tokoh pewayangan dan peribahasa Jawa. Hal tersebut merupakan keunikan dalam penelitian ini. Hasil analisis gaya bahasa dalam novel ini memiliki relevansi sebagai bahan ajar dengan tiga KD, di antaranya terdapat pada KD 3.9.4.9, 3.4.4.4, 3.9.4.9. yang terdapat pada kelas XI dan XII.
《Hati Suhita》以爪哇为背景,包含了一些哲学和比喻语言。本研究旨在描述Khilma Anis的《Hati Suhita》中的一些比喻语言及其作为高中教材的相关性。这是一项描述性质的研究。研究数据以单词或句子的形式呈现。数据的来源是小说《Hati Suhita》和高中教学大纲。数据收集技巧是阅读和记笔记技巧。然后使用内容分析将数据分析应用于比喻风格的段落对话列表。结果表明,小说中的比喻语言有32种风格。有6个明喻形式的资料,1个隐喻形式的资料,12个拟人形式的资料,6个典故,6个同名资料,1个反讽形式的资料。主导发明的风格是拟人化。总的来说,小说中各种比喻和比较形式所使用的独特的比喻语言风格是爪哇木偶人物和谚语。这是本研究中对语言风格的独特发现。摘要:长篇小说《哈蒂·苏希塔》,《哈蒂·苏希塔》,《哈蒂·苏希塔》,《哈蒂·苏希塔》,《哈蒂·苏希塔》,《哈蒂·苏希塔》。Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam小说Hati Suhita karya Khilma Anis danrelansya sebagai bahan ajar di SMA。Penelitian是一种具有质量特征的文档。数据berupa kata atau kalimat yang menunjukkan gaya bahasa kiasan。Sumber data berupa novel Hati Suhita dan silabus bahasa Indonesia - hahasa jenjang SMA。数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据,数据技术分析,蒙古纳坎分析。哈希尔分析了32个数据模型、6个数据模型、1个数据元模型、12个数据拟人模型、6个数据拟人模型、6个数据拟人模型、1个数据拟人模型、1个数据拟人模型。伽耶。巴哈萨。伽山。扬门多米纳斯。Kekhasan gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam berbagai bentuk perumpamaan dan perbandingan padada小说tersebut adalah tokoh-tokoh pewayangan dan peribahasa java。Hal tersebut merupakan keunikan dalam penelitian ini。哈西尔分析gaya bahasa dalam小说的记忆关联,dantaranya terdapat pada KD 3.9.4.9, 3.4.4.4, 3.9.4.9。
{"title":"Gaya Bahasa Kiasan dalam Novel Hati Suhita Karya Khilma Anis dan Relevansinya sebagai Bahan Ajar di SMA","authors":"Aulia Normalita","doi":"10.26499/surbet.v16i2.239","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.239","url":null,"abstract":"Hati Suhita which is set in Java contains some philosophical and figurative languages. This research aims to describe some figurative languages of Khilma Anis’s Hati Suhita and its relevance as a teaching material in high school. This is a descriptive qualitative research. The research data are in the form of words or sentences. The source of the data is the novel Hati Suhita and high school syllabus. The data collection techniques are read and note-taking techniques. The data analysis is then applied to the lists of figurative style passage dialogue using content analysis. The results showed that in the novel there were 32 styles of figurative languages. There are 6 data in the form of simile, 1 metaphorical, 12 personifications, 6 allusions, 6 eponymous data, and 1 data in the form of irony. Style that dominates the invention was the personification. Overall, the distinctive figurative language styles used in various forms of parables and comparisons in the novel are Javanese puppet characters and proverbs. This is unique in the discovery of language styles in this study. The results of the analysis of the language style in this novel have relevances as teaching materials with three KD, among them found in KD 3.9.4.9, 3.4.4.4, 3.9.4.9 of XI and XII degrees.AbstrakDalam novel Hati Suhita ditemukan gaya bahasa kiasan yang sarat akan budaya dan filosofi Jawa yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Hati Suhita karya Khilma Anis dan relevansinya sebagai bahan ajar di SMA. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data berupa kata atau kalimat yang menunjukkan gaya bahasa kiasan. Sumber data berupa novel Hati Suhita dan silabus bahasa Indonesia pada jenjang SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat, pencatatan dilakukan untuk menuliskan petikan dialog yang mengandung gaya bahasa kiasan. Teknik analisis menggunakan analisis isi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam novel tersebut terdapat 32 gaya bahasa kiasaan, yaitu 6 data gaya bahasa simile atau persamaan, 1 data metafora, 12 data personifikasi, 6 data alusi, 6 data eponimi, dan 1 data ironi. Gaya bahasa kiasan yang mendominasi adalah personifikasi. Kekhasan gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam berbagai bentuk perumpamaan dan perbandingan pada novel tersebut adalah tokoh-tokoh pewayangan dan peribahasa Jawa. Hal tersebut merupakan keunikan dalam penelitian ini. Hasil analisis gaya bahasa dalam novel ini memiliki relevansi sebagai bahan ajar dengan tiga KD, di antaranya terdapat pada KD 3.9.4.9, 3.4.4.4, 3.9.4.9. yang terdapat pada kelas XI dan XII.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46685242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.264
Nfn Suryanti
The novel by Andrea Hirata describes the values of life society that are useful for readers in life. This article aims to describe the expression of love in the novel Sirkus Pohon. This is a qualitative descriptive research. The data is compiled by reading the novel, taking notes and analyzing each sequel containing expressions of love. The results of this study indicate that love is expressed for God, friends, family, peace, the surrounding community, the country, the environment and the opposite sex.AbstrakNovel karangan Andrea Hirata ini menggambarkan nilai-nilai kehidupan di tengah masyarakat. Nilai-nilai tersebut berguna bagi pembaca dalam menjalani kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekspresi cinta dalam novel Sirkus Pohon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan penulis dengan membaca secara utuh novel, mencatat, dan menganalisis setiap sekuel yang mengandung ekspresi cinta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi cinta yang terdapat dalam novel tersebut ialah aspek cinta kepada Tuhan, sahabat, keluarga, cinta perdamaian, masyarakat sekitar, tanah air, lingkungan, dan lawan jenis.
{"title":"Ekspresi Cinta dalam Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata","authors":"Nfn Suryanti","doi":"10.26499/surbet.v16i2.264","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.264","url":null,"abstract":"The novel by Andrea Hirata describes the values of life society that are useful for readers in life. This article aims to describe the expression of love in the novel Sirkus Pohon. This is a qualitative descriptive research. The data is compiled by reading the novel, taking notes and analyzing each sequel containing expressions of love. The results of this study indicate that love is expressed for God, friends, family, peace, the surrounding community, the country, the environment and the opposite sex.AbstrakNovel karangan Andrea Hirata ini menggambarkan nilai-nilai kehidupan di tengah masyarakat. Nilai-nilai tersebut berguna bagi pembaca dalam menjalani kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekspresi cinta dalam novel Sirkus Pohon. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan penulis dengan membaca secara utuh novel, mencatat, dan menganalisis setiap sekuel yang mengandung ekspresi cinta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi cinta yang terdapat dalam novel tersebut ialah aspek cinta kepada Tuhan, sahabat, keluarga, cinta perdamaian, masyarakat sekitar, tanah air, lingkungan, dan lawan jenis.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41926945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.238
Muhammad Rosyid H.W.
The Covid-19 pandemic has become a torch of creativity for literary authors.One of them is through a collection of short stories #ProsaDiRumahAja.This study aims to reveal the sociological aspects and social impacts of the pandemic from these short stories. This study uses a sociological literary approach with descriptive qualitative methods. The data of this research are seven short stories from twenty short stories in the book. This study found that the pandemic has resulted that the poor becoming poorer, traditions experiencing resistance and adaptation due to adapting health protocols, and women who are still trapped in a patriarchal culture.AbstrakPandemi Covid-19 telah menjadi obor kreativitas bagi para pengarang karya sastra. Salah satunya adalah melalui kumpulan cerpen #ProsaDiRumahAja. Penelitian ini bertujuan mengungkap segi-segi sosiologis dan dampak-dampak sosial pandemi dari cerpen-cerpen tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian ini adalah tujuh cerpen dari dua puluh cerpen di buku tersebut. Kajian ini menemukan bahwa pandemi telah mengakibatkan masyarakat miskin menjadi lebih miskin, tradisi yang mengalami resistensi dan adaptasi karena menyesuaikan dengan protokol kesehatan, dan perempuan yang masih terkurung dalam budaya patriarki melalui kebijakan “Di Rumah Aja”.
{"title":"Pandemi dalam Cerpen-Cerpen Indonesia: Kajian Sosiologi Sastra","authors":"Muhammad Rosyid H.W.","doi":"10.26499/surbet.v16i2.238","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.238","url":null,"abstract":"The Covid-19 pandemic has become a torch of creativity for literary authors.One of them is through a collection of short stories #ProsaDiRumahAja.This study aims to reveal the sociological aspects and social impacts of the pandemic from these short stories. This study uses a sociological literary approach with descriptive qualitative methods. The data of this research are seven short stories from twenty short stories in the book. This study found that the pandemic has resulted that the poor becoming poorer, traditions experiencing resistance and adaptation due to adapting health protocols, and women who are still trapped in a patriarchal culture.AbstrakPandemi Covid-19 telah menjadi obor kreativitas bagi para pengarang karya sastra. Salah satunya adalah melalui kumpulan cerpen #ProsaDiRumahAja. Penelitian ini bertujuan mengungkap segi-segi sosiologis dan dampak-dampak sosial pandemi dari cerpen-cerpen tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dengan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian ini adalah tujuh cerpen dari dua puluh cerpen di buku tersebut. Kajian ini menemukan bahwa pandemi telah mengakibatkan masyarakat miskin menjadi lebih miskin, tradisi yang mengalami resistensi dan adaptasi karena menyesuaikan dengan protokol kesehatan, dan perempuan yang masih terkurung dalam budaya patriarki melalui kebijakan “Di Rumah Aja”.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48547804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-08DOI: 10.26499/surbet.v16i2.259
Ariskadyani Meiferawati
This paper analyzes the existence of women’s existence in Andrea Hirata’s Guru Aini. This study aims to determine the existence of women in the novel. This is a descriptive qualitative research with existential feminism approach. The writer analyzes the data obtained by identifying, classifying, describing and drawing conclusions. It can be concluded in this study that there are several texts that include words and sentences which indicate the female character named Desi in the novel is able to bring out her existence as a female figure in the novel.Abstrak Tulisan ini menganalisis eksistensi perempuan dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata. Penelitian ini bertujuan mengetahui eksistensi perempuan dalam novel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan feminimisme eksistensial. Penulis menganalisis data yang didapat dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasi, menguraikan, dan menarik kesimpulan. Ditemukan beberapa teks yang meliputi kata dan kalimat yang menunjukkan bahwa tokoh perempuan bernama Desi pada novel tersebut mampu memunculkan eksistensiya sebagai sosok perempuan.
{"title":"Eksistensi Perempuan dalam Novel Guru Aini Karya Andrea Hirata: Kajian Feminisme Eksistensial","authors":"Ariskadyani Meiferawati","doi":"10.26499/surbet.v16i2.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.26499/surbet.v16i2.259","url":null,"abstract":"This paper analyzes the existence of women’s existence in Andrea Hirata’s Guru Aini. This study aims to determine the existence of women in the novel. This is a descriptive qualitative research with existential feminism approach. The writer analyzes the data obtained by identifying, classifying, describing and drawing conclusions. It can be concluded in this study that there are several texts that include words and sentences which indicate the female character named Desi in the novel is able to bring out her existence as a female figure in the novel.Abstrak Tulisan ini menganalisis eksistensi perempuan dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata. Penelitian ini bertujuan mengetahui eksistensi perempuan dalam novel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan feminimisme eksistensial. Penulis menganalisis data yang didapat dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasi, menguraikan, dan menarik kesimpulan. Ditemukan beberapa teks yang meliputi kata dan kalimat yang menunjukkan bahwa tokoh perempuan bernama Desi pada novel tersebut mampu memunculkan eksistensiya sebagai sosok perempuan.","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46553006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}