A BSTRAK Dewasa ini, persoalan tentang krisis lingkungan menjadi isu yang cukup intens dan serius diperbincangkan, baik di tingkat perseorangan maupun institusi--regional dan internasional. Namun, di sisi lain, sebaliknya, di Negara-negara mayoritas Muslim, Indonesia misalnya, isu tersebut tidak begitu mendapat perhatian, bahkan cenderung pasif, acuh, atau tak peduli. Organisasi-organisasi sosial-keagamaan, misalnya saja Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan lainnya hampir belum terdengar program konkritnya yang khusus berkonsentarsi untuk persoalan tersebut. Fenomena semacam ini bisa jadi dipengaruhi oleh pemahaman terhadap doktrin-doktrin agama, dalam hal ini , khususnya teologi khilafah (baca: wakil Tuhan) manusia di muka bumi. Ada semacam pemaknaan terhadap konsepsi teologi tersebut yang sedikit perlu ada usaha memikirkan ulang sebagai proses sustainibilitas krisis lingkungan. Di samping faktor pemaknaan teologis tadi, juga diperlukan formulasi cara pandang maupun pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi ekologi. K ata kunci : krisis lingkungan, ekonomi ekologi, khalifah.
{"title":"PERSOALAN KRISIS LINGKUNGAN : Cara Pandang Agama dan Ekonomi Sebagai Usaha Untuk Sustainibilitas Alam Raya","authors":"B. Sanusi","doi":"10.24235/JY.V5I1.4516","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V5I1.4516","url":null,"abstract":"A BSTRAK Dewasa ini, persoalan tentang krisis lingkungan menjadi isu yang cukup intens dan serius diperbincangkan, baik di tingkat perseorangan maupun institusi--regional dan internasional. Namun, di sisi lain, sebaliknya, di Negara-negara mayoritas Muslim, Indonesia misalnya, isu tersebut tidak begitu mendapat perhatian, bahkan cenderung pasif, acuh, atau tak peduli. Organisasi-organisasi sosial-keagamaan, misalnya saja Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan lainnya hampir belum terdengar program konkritnya yang khusus berkonsentarsi untuk persoalan tersebut. Fenomena semacam ini bisa jadi dipengaruhi oleh pemahaman terhadap doktrin-doktrin agama, dalam hal ini , khususnya teologi khilafah (baca: wakil Tuhan) manusia di muka bumi. Ada semacam pemaknaan terhadap konsepsi teologi tersebut yang sedikit perlu ada usaha memikirkan ulang sebagai proses sustainibilitas krisis lingkungan. Di samping faktor pemaknaan teologis tadi, juga diperlukan formulasi cara pandang maupun pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi ekologi. K ata kunci : krisis lingkungan, ekonomi ekologi, khalifah.","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47243012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi dan mendeskripsikan lebih dalam tentang konsep strategi dakwah Nabi Muhammad SAW sehingga terbentuk Piagam Madinah. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif biografi. Objek penelitian ini adalah Sirah Nabawiyah Ibn Ishak tahqiq Ibn Hisyam. Kerangka teori yang digunakan adalah prespektif filsafat sosial Antonio Gramsci. Pengumpulan data dilakukan dengan merujuk literature yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik analisa data yang digunakan melibatkan kerangka teori sebagai alat analisa terkait objek yang diteliti. Hasil temuan dan analisis penelitian menunjukan bahwa: Strategi transformasi sosial Nabi Muhammad SAW membangun kesepakatan dengan masyarakat Madinah dalam dakwahnya menggunakan empat strategi: strategi pewacanaan, strategi pemetaan intelektual organik, strategi pengorganisiran intelektual organik dan counter hegemony terhadap hegemoni Yahudi. Kata Kunci : Nabi Muhammad SAW, Counter Hegemoni
{"title":"STRATEGI TRANSFORMASI SOSIAL NABI MUHAMMAD SAW DALAM PIAGAM MADINAH (619-622 M)","authors":"Zulfian Awaludin, Wakhit Hasim","doi":"10.24235/JY.V5I1.4521","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V5I1.4521","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi dan mendeskripsikan lebih dalam tentang konsep strategi dakwah Nabi Muhammad SAW sehingga terbentuk Piagam Madinah. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif biografi. Objek penelitian ini adalah Sirah Nabawiyah Ibn Ishak tahqiq Ibn Hisyam. Kerangka teori yang digunakan adalah prespektif filsafat sosial Antonio Gramsci. Pengumpulan data dilakukan dengan merujuk literature yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik analisa data yang digunakan melibatkan kerangka teori sebagai alat analisa terkait objek yang diteliti. Hasil temuan dan analisis penelitian menunjukan bahwa: Strategi transformasi sosial Nabi Muhammad SAW membangun kesepakatan dengan masyarakat Madinah dalam dakwahnya menggunakan empat strategi: strategi pewacanaan, strategi pemetaan intelektual organik, strategi pengorganisiran intelektual organik dan counter hegemony terhadap hegemoni Yahudi. Kata Kunci : Nabi Muhammad SAW, Counter Hegemoni","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44303417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tabarrukan yang ada di pesantren desa Mertapada Kulon. Tabarrukan merupakan salah satu ciri khas tradisi pesantren, yang dijadikan sebagai salah satu alat untuk mempererat hubungan antar kelompok masyarakat, tabarrukan yang berada di desa ini juga merupakan bagian dari tindakan sosial. Masalah yang akan diteliti adalah: (1) Bagaimana bentuk-bentuk tabarrukan yang ada di pesantren; (2) Bagaimana dinamika tabarrukan di pesantren terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, untuk mengetahui dinamika tabarrukan yang terjadi di masyarakat pesantren. Teknik dan metode penggalian data yang digunakan ialah; pengamatan (observasi) dan wawancara mendalam (interview). Hasil data yang telah terkumpul, kemudian dideskripsikan dan dianalisa. Sedangkan, landasan teori yang digunakan adalah konsep kharisma Max Weber. Pada sisi lain, peneliti mencoba memahami bagaimana para pelaku tabarrukan memahami kondisi tradisi tabarrukan dulu dengan sekarang, kebiasaan-kebiasaan, norma, hubungan sosial, dan relasi yang di bentuk para pelaku tabarrukan . Dari penelitian ini, diperoleh hasil penelitain bahwa dinamika tabarrukan yang ada di masyarakat pesantren terjadi di seluruh lapisan yang ada di masyarakat, saat ini masyarakat sudah berubah, dan mengikuti perkembangan zaman, baik itu kiai, santri, maupun masyarakat. Penyebab terjadinya perubahan tersebut karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi, karena kurangnya kesadaran diri dari dalam diri masing-masing kelompok yang saat ini disibukkan dengan aktivitas dan kesibukannya sendiri. Sedangkan faktor eksternal terjadi, karena masyarakat kini telah mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, dan banyaknya budaya luar yang masuk melalui perkembangan zaman, pernikahan, maupun pendidikan yang dapat merubah pola pikir serta kebiasaan masyarakat. Dulu, pesantren dan kiai dijadikan sebagai kiblat untuk masyarakat belajar, dan memahami aktivitas sehari-hari, baik aktivitas sosial maupun aktivitas agama. Norma dan pola kehidupan yang ada di masyarakat dulu sangat bergantung pada apa yang diajarkan di pesantren. Berbeda dengan sekarang, norma dan pola kehidupan masyarakat sangat bergantung pada kecerdasan, dan kesadaran masyarakat itu sendiri, baik dalam mengolah maupun memandang setiap dan dan informasi. Kata Kunci: Dinamika, Tabarrukan , Masyarakat Pesantren ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tabarrukan yang ada di pesantren desa Mertapada Kulon. Tabarrukan merupakan salah satu ciri khas tradisi pesantren, yang dijadikan sebagai salah satu alat untuk mempererat hubungan antar kelompok masyarakat, tabarrukan yang berada di desa ini juga merupakan bagian dari tindakan sosial. Masalah yang akan diteliti adalah: (1) Bagaimana bentuk-bentuk tabarrukan yang ada di pesantren; (2) Bagaimana dinamika tabarrukan di pesantren terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode k
{"title":"DINAMIKA TABARRUKAN DI PESANTREN BUNTET DESA MERTAPADA KULON KEC. ASTANAJAPURA KAB. CIREBON","authors":"Lutfi Lutfia Lutfin","doi":"10.24235/JY.V5I1.4513","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V5I1.4513","url":null,"abstract":"ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tabarrukan yang ada di pesantren desa Mertapada Kulon. Tabarrukan merupakan salah satu ciri khas tradisi pesantren, yang dijadikan sebagai salah satu alat untuk mempererat hubungan antar kelompok masyarakat, tabarrukan yang berada di desa ini juga merupakan bagian dari tindakan sosial. Masalah yang akan diteliti adalah: (1) Bagaimana bentuk-bentuk tabarrukan yang ada di pesantren; (2) Bagaimana dinamika tabarrukan di pesantren terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, untuk mengetahui dinamika tabarrukan yang terjadi di masyarakat pesantren. Teknik dan metode penggalian data yang digunakan ialah; pengamatan (observasi) dan wawancara mendalam (interview). Hasil data yang telah terkumpul, kemudian dideskripsikan dan dianalisa. Sedangkan, landasan teori yang digunakan adalah konsep kharisma Max Weber. Pada sisi lain, peneliti mencoba memahami bagaimana para pelaku tabarrukan memahami kondisi tradisi tabarrukan dulu dengan sekarang, kebiasaan-kebiasaan, norma, hubungan sosial, dan relasi yang di bentuk para pelaku tabarrukan . Dari penelitian ini, diperoleh hasil penelitain bahwa dinamika tabarrukan yang ada di masyarakat pesantren terjadi di seluruh lapisan yang ada di masyarakat, saat ini masyarakat sudah berubah, dan mengikuti perkembangan zaman, baik itu kiai, santri, maupun masyarakat. Penyebab terjadinya perubahan tersebut karena adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi, karena kurangnya kesadaran diri dari dalam diri masing-masing kelompok yang saat ini disibukkan dengan aktivitas dan kesibukannya sendiri. Sedangkan faktor eksternal terjadi, karena masyarakat kini telah mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, dan banyaknya budaya luar yang masuk melalui perkembangan zaman, pernikahan, maupun pendidikan yang dapat merubah pola pikir serta kebiasaan masyarakat. Dulu, pesantren dan kiai dijadikan sebagai kiblat untuk masyarakat belajar, dan memahami aktivitas sehari-hari, baik aktivitas sosial maupun aktivitas agama. Norma dan pola kehidupan yang ada di masyarakat dulu sangat bergantung pada apa yang diajarkan di pesantren. Berbeda dengan sekarang, norma dan pola kehidupan masyarakat sangat bergantung pada kecerdasan, dan kesadaran masyarakat itu sendiri, baik dalam mengolah maupun memandang setiap dan dan informasi. Kata Kunci: Dinamika, Tabarrukan , Masyarakat Pesantren ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tabarrukan yang ada di pesantren desa Mertapada Kulon. Tabarrukan merupakan salah satu ciri khas tradisi pesantren, yang dijadikan sebagai salah satu alat untuk mempererat hubungan antar kelompok masyarakat, tabarrukan yang berada di desa ini juga merupakan bagian dari tindakan sosial. Masalah yang akan diteliti adalah: (1) Bagaimana bentuk-bentuk tabarrukan yang ada di pesantren; (2) Bagaimana dinamika tabarrukan di pesantren terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode k","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49477419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Studi agama, kususnya Islam, selalu memunculkan persoalan objektivitas antara peneliti dan objek yang dikaji sekaligus terhadap pihak lain, di mana masalah objektif atau subjektifnya suatu penelitian sangat bergantung terhadap pendekatan sekaligus metodologinya. Studi Islam bukan saja menyangkut persoalan fenomenologi, terutama jika dikaitkan dengan studi Islam di masa modern (kontemporer) sekarang ini. Studi Islam selalu dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga pendekatan apapun yang digunakan untuk melakukan studi Islam, tidak dapat mendorong seseorang untuk cenderung mengukuhkan dan melahirkan truth claim terhadap pendekatannya dan menafikan yang lainnya. Selain itu, paradigma baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu sosial, perlu mendapat tempat agar dapat menawarkan pandangan baru dalam mengkaji agama yang lebih terbuka dan berpandangan ke depan dengan mengakomodasi nilai-nilai universal. Kata Kunci: Rekonstruksi, Studi Islam, Studi Agama, Kontemporer, Modern
{"title":"REKONSTRUKSI STUDI ISLAM DI MASA KONTEMPORER","authors":"Bani Syarif Maula","doi":"10.24235/JY.V5I1.4515","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V5I1.4515","url":null,"abstract":"ABSTRAK Studi agama, kususnya Islam, selalu memunculkan persoalan objektivitas antara peneliti dan objek yang dikaji sekaligus terhadap pihak lain, di mana masalah objektif atau subjektifnya suatu penelitian sangat bergantung terhadap pendekatan sekaligus metodologinya. Studi Islam bukan saja menyangkut persoalan fenomenologi, terutama jika dikaitkan dengan studi Islam di masa modern (kontemporer) sekarang ini. Studi Islam selalu dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga pendekatan apapun yang digunakan untuk melakukan studi Islam, tidak dapat mendorong seseorang untuk cenderung mengukuhkan dan melahirkan truth claim terhadap pendekatannya dan menafikan yang lainnya. Selain itu, paradigma baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu sosial, perlu mendapat tempat agar dapat menawarkan pandangan baru dalam mengkaji agama yang lebih terbuka dan berpandangan ke depan dengan mengakomodasi nilai-nilai universal. Kata Kunci: Rekonstruksi, Studi Islam, Studi Agama, Kontemporer, Modern","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49138837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Ilmu dalam pandangan Islam adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Ia mesti dipelajari dan dimiliki oleh manusia termasuk dalam hal ini ilmu manajemen pendidikan. Dalam perspektif Islam, ilmu manajemen pendidikan mesti memuat prinsip dan nilai Islam yang dapat membimbing siswa menuju eksistensinya sendiri. Ilmu manajemen pendidikan konvensional, secara eksplisit tidak memuat makna yang relevan dengan prinsip dan nilai Islam. Hal ini sangat penting sebab manusia berperilaku dan bersikap senantiasa dibimbing oleh ilmu pengetahuan. Namun, secara implisit, ilmu manajemen pendidikan konvensional yang notabene dimunculkan di Barat, telah menggambarkan konsep manajemen yang dikembangkan Nabi Muhammad. Walaupun istilah yang digunakan tidak sejalan dengan Islam, namun dari isi arti telah selaras dengan prinsip dan nilai manajemen pendidikan Islam, yaitu produktivitas, mensejahterahkan, adanya sistem pahala dan dosa, memperhatikan efektifitas dan efisiensi, sumber daya manusia mesti berilmu, bertanggungjawab, mementingkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pelibatan sumber daya manusia, disiplin, adanya standar, dan memfokuskan pada standar moral dan etika pendidikan Islam. Kata kunci : moral, etika, nilai, wahyu, sunnah
{"title":"FILSAFAT ILMU MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM REKONTRUKSI KRITIS ISLAMISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KONTEKS KEKINIAN","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.24235/JY.V5I1.4511","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V5I1.4511","url":null,"abstract":"ABSTRAK Ilmu dalam pandangan Islam adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Ia mesti dipelajari dan dimiliki oleh manusia termasuk dalam hal ini ilmu manajemen pendidikan. Dalam perspektif Islam, ilmu manajemen pendidikan mesti memuat prinsip dan nilai Islam yang dapat membimbing siswa menuju eksistensinya sendiri. Ilmu manajemen pendidikan konvensional, secara eksplisit tidak memuat makna yang relevan dengan prinsip dan nilai Islam. Hal ini sangat penting sebab manusia berperilaku dan bersikap senantiasa dibimbing oleh ilmu pengetahuan. Namun, secara implisit, ilmu manajemen pendidikan konvensional yang notabene dimunculkan di Barat, telah menggambarkan konsep manajemen yang dikembangkan Nabi Muhammad. Walaupun istilah yang digunakan tidak sejalan dengan Islam, namun dari isi arti telah selaras dengan prinsip dan nilai manajemen pendidikan Islam, yaitu produktivitas, mensejahterahkan, adanya sistem pahala dan dosa, memperhatikan efektifitas dan efisiensi, sumber daya manusia mesti berilmu, bertanggungjawab, mementingkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pelibatan sumber daya manusia, disiplin, adanya standar, dan memfokuskan pada standar moral dan etika pendidikan Islam. Kata kunci : moral, etika, nilai, wahyu, sunnah","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45316891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT Science and religion are two variables that are warmly discussed by contemporary scientists. John F. Haught for example explains the relationship between religion and science through four phases, namely, conflict, contrast, contact, and confirmation. Between these four phases, John F. Haught himself was in a confirmation position. Likewise Seyyed Hossein Nasr, a Muslim scientist and philosopher, is in the same position as John. This is known from his scientific concept known as Scientia Sacra. This concept is unique from the concept of confirmation or integration of science with religion, especially Islam. Although in the Islamic body there is no conflict between the two, new conflicts arise between the two relations caused by the characteristics of modern science which cause many multidimensional crises. This is what triggers the attitude of Muslims who are indifferent to science. In relation to Islam and science, Nasr has its own model in integrating the two. The model itself departs from the doctrine of cosmology which he considers to be a medicine from the paradigm of modern science: narrow, dark, and divided. The model in integrating science and Islam is to change the paradigm of modern science into the paradigm of Scientia Sacra who sees science as it should. So, science cannot be separated from Islam and must follow the principles in Islam. Keywords: Scientia sacra, integration, absolute reality, multidimensional crisis
科学与宗教是当代科学家热议的两个变量。例如,John F. Haught通过四个阶段来解释宗教与科学的关系,即冲突、对比、接触和确认。在这四个阶段之间,约翰·f·霍特本人处于一个确定的位置。同样,穆斯林科学家和哲学家赛义德•侯赛因•纳斯尔(Seyyed Hossein Nasr)的处境与约翰相同。这可以从他的科学概念“神圣科学”中得知。这个概念是独特的,从确认或整合科学与宗教,特别是伊斯兰教的概念。虽然在伊斯兰体系中,这两者之间没有冲突,但由于现代科学的特点,这两种关系之间产生了新的冲突,造成了许多多维度的危机。这就是导致对科学漠不关心的穆斯林态度的原因。关于伊斯兰教和科学,纳斯尔有自己的融合模式。这个模型本身背离了宇宙学的教义,他认为宇宙学是一种医学,背离了现代科学的范式:狭隘、黑暗和分裂。科学与伊斯兰教融合的模式是将现代科学的范式转变为“唯科学论”的Sacra范式。因此,科学不能脱离伊斯兰教,必须遵循伊斯兰教的原则。关键词:神圣科学,整合,绝对现实,多维危机
{"title":"SEYYEDHOSSEIN NASR ON ISLAM AND SCIENCE","authors":"Rif’at Husnul Ma’afi, Muhammad Fiqih Cholidi","doi":"10.24235/JY.V5I1.4522","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V5I1.4522","url":null,"abstract":"ABSTRACT Science and religion are two variables that are warmly discussed by contemporary scientists. John F. Haught for example explains the relationship between religion and science through four phases, namely, conflict, contrast, contact, and confirmation. Between these four phases, John F. Haught himself was in a confirmation position. Likewise Seyyed Hossein Nasr, a Muslim scientist and philosopher, is in the same position as John. This is known from his scientific concept known as Scientia Sacra. This concept is unique from the concept of confirmation or integration of science with religion, especially Islam. Although in the Islamic body there is no conflict between the two, new conflicts arise between the two relations caused by the characteristics of modern science which cause many multidimensional crises. This is what triggers the attitude of Muslims who are indifferent to science. In relation to Islam and science, Nasr has its own model in integrating the two. The model itself departs from the doctrine of cosmology which he considers to be a medicine from the paradigm of modern science: narrow, dark, and divided. The model in integrating science and Islam is to change the paradigm of modern science into the paradigm of Scientia Sacra who sees science as it should. So, science cannot be separated from Islam and must follow the principles in Islam. Keywords: Scientia sacra, integration, absolute reality, multidimensional crisis","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46835791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"REINVENTING INDONESIA","authors":"A. Syatori","doi":"10.24235/jy.v5i1.4538","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jy.v5i1.4538","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44708892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemiskinan merupakan satu persoalan yang sampai hari dapat dengan mudah di temukan di beberapa belahan dunia, khususnya pada negara berkembang. Agama sebagai suatu yang diyakini manusia mampu menjadi solusi untuk mencapai kebahagiaan di dunia tentu saja mempunyai pandangan dan solusi akan hal ini. Tulisan ini akan mengkaji salah satu tokoh muslim, yaitu Muhammad Yunus yang telah berhasil mengembangkan satu sistem keuangan dalam bentuk Bank dengan nama Grameen Bank. Penelitian ini adalah studi pustaka dengan mengambil data dari karya-karya Muhammad Yunus. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa Grameen Bank yang didirikan Yunus telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Bangladesh. Tidak seperti Bank pada umumnya bahwa Bank yang didirikan Muhammad Yunus adalah Bank yang mempunyai keberpihakan kepada masyarakat kecil yang lemah. Keberpihakan kepada yang lemah ini yang tentu saja merupakan salah satu nilai ajaran Islam yang diaplikasikan oleh Muhammad Yunus. Kata Kunci: Kemiskinan, Sosial-Ekonomi, Grameen Bank
{"title":"RESPON AGAMA TERHADAP PERSOALAN SOSIAL-EKONOMI: STUDI PEMIKIRAN TOKOH MUSLIM MUHAMMAD YUNUS DI BANGLADESH","authors":"Ibnu Farhan","doi":"10.24235/jy.v4i2.3549","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jy.v4i2.3549","url":null,"abstract":"Kemiskinan merupakan satu persoalan yang sampai hari dapat dengan mudah di temukan di beberapa belahan dunia, khususnya pada negara berkembang. Agama sebagai suatu yang diyakini manusia mampu menjadi solusi untuk mencapai kebahagiaan di dunia tentu saja mempunyai pandangan dan solusi akan hal ini. Tulisan ini akan mengkaji salah satu tokoh muslim, yaitu Muhammad Yunus yang telah berhasil mengembangkan satu sistem keuangan dalam bentuk Bank dengan nama Grameen Bank. Penelitian ini adalah studi pustaka dengan mengambil data dari karya-karya Muhammad Yunus. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa Grameen Bank yang didirikan Yunus telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Bangladesh. Tidak seperti Bank pada umumnya bahwa Bank yang didirikan Muhammad Yunus adalah Bank yang mempunyai keberpihakan kepada masyarakat kecil yang lemah. Keberpihakan kepada yang lemah ini yang tentu saja merupakan salah satu nilai ajaran Islam yang diaplikasikan oleh Muhammad Yunus. Kata Kunci: Kemiskinan, Sosial-Ekonomi, Grameen Bank","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41314924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ibnu Arabi merupakan sufi yang cukup fenomenal sekalius kontroversial. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kedalaman intelektual maupun spiritual yang sangat mumpuni sekaligus memiliki pemikiran agak berbeda dengan pemikiran mainstream pada masanya. Beberapa pemikirannya yang sering ia bahas ialah berkaitan dengan ketuhanan, yang cukup familiar ialah berkaitan dengan konsep wahdat al wujud . Konsep tersebut ia maksudkan sebagai peng-esaan atas wujud Tuhan. Berbagai doktrin tentang ketuhanan tersebut ia tuangkan dalam berbagai kitabnya, yang salah satunya ialah pada kitab Hill al-Rumuz wa Mafatih al-Kunuz . Kitab yang satu ini merupakan kitab yang unik karena disamping kemunculanya dalam dunia akademik masih cukup baru juga karena naskahnya merupakan satu-satunya yang ada di Nusantara. Kitab ini berasal dari Keraton Kacirebonan-Cirebon. Tulisan ini sendiri dimaksudkan untuk menggali pemikiran Ibn Arabi tentang ketuhanan yang ada pada kitab tersebut, untuk itu dalam menggalih data-data dari kitab tersebut dalam penelitian ini dipakai metode pembacaan hermeneutika. Data yang diperoleh kemudian dipaparkan secara analitis deskriptif. Dalam kitab tersebut Ibn Arabi membahas mengenai, ke-esaan Tuhan, dzat dan sifat-Nya, serta kemungkinan dan ketidakmungkinan dalam memakrifati-Nya. Dalam kitab ini juga dipaparkan secara gamblang mengenai metode-metode dalam mencapai kedekatan bersama-Nya melalui cinta-Nya yang pada akhirnya dari pendekatan tersebut justru menegaskan tujuan dari penciptaan manusia dan kesempurnaan dari manusia itu sendiri. Kata Kunci : Wahdat al Wujud, Ibn Arabi, Filsafat Ketuhanan
阿拉伯人是非常了不起和有争议的。它被认为是一种具有智力或精神深度的生物,在被木乃伊化的同时,与当时的主流思维略有不同。他经常谈论的一些思想与正直有关,这与存在的概念有关。这个概念是为了确认上帝的存在。他把许多有这种信仰的医生写进了他的各种书中,其中一本是《鲁穆兹山》(Hill al-Rumuz-wa Mafatih al-Kunuz)一书。这本书是一本独特的书,因为它除了在学术界出现之外,还是很新的,因为它是努桑塔拉唯一的一本。这本书来自Carbon Cirebon Keraton。这种写作本身就是为了挖掘那本书中的阿拉伯秘密思想,因此在本研究中,在从那本书转移数据时,采用了解释学的阅读方法。获得的数据随后显示在描述性分析中。在书中,阿拉伯人争论上帝的智慧和他的迹象,以及可能性和可能性。在这本书中,也说明了通过他的爱接近他的方法,这最终证实了人类创造的目的和人类自身的完美。关键词:Wahdat al-Wujud,Arab Ibn,Filsafat Ketuhanan
{"title":"FILSAFAT KETUHANAN IBN ARABI (TELAAH KITAB HILL AL-RUMUZ WA MAFATIH AL-KUNUZ)","authors":"M. Maulana","doi":"10.24235/jy.v4i2.3551","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/jy.v4i2.3551","url":null,"abstract":"Ibnu Arabi merupakan sufi yang cukup fenomenal sekalius kontroversial. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kedalaman intelektual maupun spiritual yang sangat mumpuni sekaligus memiliki pemikiran agak berbeda dengan pemikiran mainstream pada masanya. Beberapa pemikirannya yang sering ia bahas ialah berkaitan dengan ketuhanan, yang cukup familiar ialah berkaitan dengan konsep wahdat al wujud . Konsep tersebut ia maksudkan sebagai peng-esaan atas wujud Tuhan. Berbagai doktrin tentang ketuhanan tersebut ia tuangkan dalam berbagai kitabnya, yang salah satunya ialah pada kitab Hill al-Rumuz wa Mafatih al-Kunuz . Kitab yang satu ini merupakan kitab yang unik karena disamping kemunculanya dalam dunia akademik masih cukup baru juga karena naskahnya merupakan satu-satunya yang ada di Nusantara. Kitab ini berasal dari Keraton Kacirebonan-Cirebon. Tulisan ini sendiri dimaksudkan untuk menggali pemikiran Ibn Arabi tentang ketuhanan yang ada pada kitab tersebut, untuk itu dalam menggalih data-data dari kitab tersebut dalam penelitian ini dipakai metode pembacaan hermeneutika. Data yang diperoleh kemudian dipaparkan secara analitis deskriptif. Dalam kitab tersebut Ibn Arabi membahas mengenai, ke-esaan Tuhan, dzat dan sifat-Nya, serta kemungkinan dan ketidakmungkinan dalam memakrifati-Nya. Dalam kitab ini juga dipaparkan secara gamblang mengenai metode-metode dalam mencapai kedekatan bersama-Nya melalui cinta-Nya yang pada akhirnya dari pendekatan tersebut justru menegaskan tujuan dari penciptaan manusia dan kesempurnaan dari manusia itu sendiri. Kata Kunci : Wahdat al Wujud, Ibn Arabi, Filsafat Ketuhanan","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44284916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Setiap manusia ingin memperolah kehidupan yang baik bahkan yang terbaik. Setiap manusia memiliki sikap dan perangai sendiri-sendiri. Apabila seseorang memiliki sikap atau perangai yang baik, maka orang yang demikian dianggap memiliki akhlak yang baik, Sebaliknya jika ada orang yang memiliki sikap dan perangai yang jelek maka orang tersebut dianggap memiliki akhlak yang jelek. Baik buruk tentu memiliki ukuran yang tidak sama, halini terbukti dengan adanya sesuatu yang baik menurut seseorang/kelompok tapidianggaptidak baikoleh kelompoklainnya.Untuk kepentingan memahami baik dan buruk tentu diperlukan adanya standar yang dapat dijadikan ukuran untuk menentukan baik buruk. Kata Kunci : Akhlak, Baik dan Buruk.
{"title":"BAIK BURUK DALAM PRESPEKTIF ILMU AKHLAK","authors":"M. Mustopa","doi":"10.24235/JY.V4I2.3553","DOIUrl":"https://doi.org/10.24235/JY.V4I2.3553","url":null,"abstract":"Setiap manusia ingin memperolah kehidupan yang baik bahkan yang terbaik. Setiap manusia memiliki sikap dan perangai sendiri-sendiri. Apabila seseorang memiliki sikap atau perangai yang baik, maka orang yang demikian dianggap memiliki akhlak yang baik, Sebaliknya jika ada orang yang memiliki sikap dan perangai yang jelek maka orang tersebut dianggap memiliki akhlak yang jelek. Baik buruk tentu memiliki ukuran yang tidak sama, halini terbukti dengan adanya sesuatu yang baik menurut seseorang/kelompok tapidianggaptidak baikoleh kelompoklainnya.Untuk kepentingan memahami baik dan buruk tentu diperlukan adanya standar yang dapat dijadikan ukuran untuk menentukan baik buruk. Kata Kunci : Akhlak, Baik dan Buruk.","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46742672","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}