Pub Date : 2020-10-12DOI: 10.34012/psychoprima.v3i1.1324
Suviona Suviona
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumtif dan kontrol diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif, denganasumsi semakin tinggi kontrol diri, maka semakin rendah perilaku konsumtif dan sebaliknya semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku konsumtif. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU WR.Supratman I Medan sebanyak 100 orang yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dari skala untuk mengukur kontrol diri dan perilaku konsumtif. Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas hubungan. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,554 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,05). Ini menunjukkan ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel kontrol diri terhadap perilaku konsumtif adalah sebesar 30,7persen dan selebihnya 69,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi,kepribadian dan harga diri. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ada hubungan negatif antara kontrol diri dan perilaku konsumtif, dapat diterima.
{"title":"PERILAKU KONSUMTIF DITINJAU DARI KONTROL DIRI PADA REMAJA DI SMU WR.SUPRATMAN I MEDAN","authors":"Suviona Suviona","doi":"10.34012/psychoprima.v3i1.1324","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/psychoprima.v3i1.1324","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumtif dan kontrol diri. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif, denganasumsi semakin tinggi kontrol diri, maka semakin rendah perilaku konsumtif dan sebaliknya semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku konsumtif. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU WR.Supratman I Medan sebanyak 100 orang yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dari skala untuk mengukur kontrol diri dan perilaku konsumtif. Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas hubungan. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,554 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,05). Ini menunjukkan ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel kontrol diri terhadap perilaku konsumtif adalah sebesar 30,7persen dan selebihnya 69,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi,kepribadian dan harga diri. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ada hubungan negatif antara kontrol diri dan perilaku konsumtif, dapat diterima.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117087547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-08DOI: 10.34012/psychoprima.v3i1.1323
Winnie Wibiren
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kepuasan perkawinan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara religiusitas dengan kepuasan perkiawinan, dengan asumsi semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi kepuasan perkawinan dan sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin rendah kepuasan perkawinan.Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak setelah menikah selama 2 tahun, di Kelurahan Sei Sikambing D, yang berjumlah 80 orang / 40 pasangan. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Random Sampling. Data diperoleh dari skala untuk mengukur religiusitas dan kepuasan perkawinan.Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas sebaran dan uji linearitas hubungan. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Pearson melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,610 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,05). Ini menunjukkan ada hubungan positif antara empati dengan perilaku prososial. Religiusitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial dengan sumbangan (R2) sebesar 37.2% selebihnya 66.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ada hubungan positif antara religiusitas dan kepuasan perkawinan, dapat diterima.
{"title":"KEPUASAN PERKAWINAN DITINJAU DARI RELIGIUSITAS PADA PASANGAN INFERTIL DI KELURAHAN SEI SIKAMBING D","authors":"Winnie Wibiren","doi":"10.34012/psychoprima.v3i1.1323","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/psychoprima.v3i1.1323","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kepuasan perkawinan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara religiusitas dengan kepuasan perkiawinan, dengan asumsi semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi kepuasan perkawinan dan sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin rendah kepuasan perkawinan.Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak setelah menikah selama 2 tahun, di Kelurahan Sei Sikambing D, yang berjumlah 80 orang / 40 pasangan. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Random Sampling. Data diperoleh dari skala untuk mengukur religiusitas dan kepuasan perkawinan.Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas sebaran dan uji linearitas hubungan. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Pearson melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,610 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,05). Ini menunjukkan ada hubungan positif antara empati dengan perilaku prososial. Religiusitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial dengan sumbangan (R2) sebesar 37.2% selebihnya 66.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ada hubungan positif antara religiusitas dan kepuasan perkawinan, dapat diterima.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121161179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-09-10DOI: 10.34012/psychoprima.v3i1.1249
Novita Samosir
Pemimpin ideal merupakan pemimpin yang mampu memberi inspirasi terhadap pengikutnya agar mendahulukan kebaikan organisasi diatas kepentingan pribadi serta memberi pengaruh istimewa pada pengikutnya sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja mereka.Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kolerasi antara transformational leadership dengan quality of work life. Subjek pada penelitian ini ialah jaksa di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sebanyak 105 jaksa dipilih menggunakan metode purposive sampling.Data diambil dengan skala transformational leadership dan work life quality yang kemudian dilakukan uji analisis terdiri atas uji normalitas dan linearitas hubungan.Teknik korelasi Product Moment dipakai sebagai penganalisa hasil data penelitian dengan bantuan SPSS.Hasil analisis data memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,625 dan nilai sig 0,000 (p < 0,05).Ini berarti ada korelasi positif antara transformational leadership dengan quality of work life. Hasil perhitungan memperlihatkan sumbangan yang diberikan variabel transformational leadership terhadap quality of work life sebesar 39 persen, dan selebihnya dikarenakan faktor lain sebesar 61 persen. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara transformational leadership dengan quality of work life danhipotesis penelitian diterima.
一个理想的领导者是能够激励他的追随者把组织的利益置于个人利益之上,并对他的追随者产生特殊的影响,从而提高他们的工作生活质量的。因此,这项研究的目的是确定工作生活质量之间的互动性关系。该研究的主题是北苏门答腊地区检察官办公室,将有105名检察官选用采样方法进行调查。数据以可转换的领导和工作生命质量为尺度进行分析,分析包括关系规范和线性测试。相关性生产力矩技术在SPSS的帮助下用于研究数据分析。数据分析结果获得了0.625的相关性和sig g g g值(p < 0.05),这意味着变革领导与工作生活质量之间有正相关。计算结果显示,工作生活质量的转型领导贡献为39%,其他贡献由61%的其他因素提供。根据研究结果,我们得出结论,过渡关系与工作生活的质量和研究假设之间有积极的联系。
{"title":"HOW IS WORK LIFE QUALITY AS ATTORNEY? DITINJAU DARI TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP","authors":"Novita Samosir","doi":"10.34012/psychoprima.v3i1.1249","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/psychoprima.v3i1.1249","url":null,"abstract":"Pemimpin ideal merupakan pemimpin yang mampu memberi inspirasi terhadap pengikutnya agar mendahulukan kebaikan organisasi diatas kepentingan pribadi serta memberi pengaruh istimewa pada pengikutnya sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja mereka.Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kolerasi antara transformational leadership dengan quality of work life. Subjek pada penelitian ini ialah jaksa di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sebanyak 105 jaksa dipilih menggunakan metode purposive sampling.Data diambil dengan skala transformational leadership dan work life quality yang kemudian dilakukan uji analisis terdiri atas uji normalitas dan linearitas hubungan.Teknik korelasi Product Moment dipakai sebagai penganalisa hasil data penelitian dengan bantuan SPSS.Hasil analisis data memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,625 dan nilai sig 0,000 (p < 0,05).Ini berarti ada korelasi positif antara transformational leadership dengan quality of work life. Hasil perhitungan memperlihatkan sumbangan yang diberikan variabel transformational leadership terhadap quality of work life sebesar 39 persen, dan selebihnya dikarenakan faktor lain sebesar 61 persen. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara transformational leadership dengan quality of work life danhipotesis penelitian diterima.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124266067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-09-10DOI: 10.34012/psychoprima.v3i1.1243
Wachid Hadicahyono
Identifikasi kebutuhan dan masalah siswa merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Maksud dan tujuan dilakukan penelitian ini merupakan respon dari menurunnya motivasi belajar siswa di SMAN 1 Pagaden. Penulis sebagai guru BK berkolaborasi dengan wali kelas dan guru mata pelajaran untuk menemukan sebuah formulasi yang dapat meningkatkan kembali motivasi belajar siswa. Lebih lanjut penelitian ini, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas X IPS 2 yang berdasarkan statistik diantara kelas X IPS yang lainnya rata-rata dalam pelajaran siswanya mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai siswa yang banyak mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteri Ketuntasan Minimum). Berdasarkan hasil analisa dari identifikasi kebutuhan dan masalah siswa (IKMS) didapati bahwa kurangnya motivasi belajar siswa di Kelas X IPS 2 yang disebabkan mengalami kejenuhan dengan gaya mengajar guru yang monoton. Temuan ini menjadi rekomendasi kepada walikelas Kelas X IPS 2 dan guru mata pelajaran untuk mengubah gaya mengajar. Situasi yang berbeda pada proses pembelajaran ternyata memberikan hasil belajar yang sangat sigifikan dari angka sekitar 57% naik menjadi 84%. Penelitan ini diharapkan menjadi sebuah model kerja sama antar guru mata pelajaran agar menghasilkan pembelajaran yang terpadu
确定学生的需求和问题是本研究使用的工具之一。本研究的目的和目的是对帕加登斯曼1号学生学习动机下降的反应。作家作为一名教师,BK与班主任和班主任合作,发明了一种可以重新激发学生学习动力的公式。进一步的研究是为了提高X ip 2班学生的学习成绩,这是基于其他X ip班平均学生学习困难的统计结果。这可以从高智商低(最低智商标准)的学生成绩提高中学到这一点。根据确定学生需求和问题(IKMS)的分析,X IPS 2班学生学习动机不足,原因是他们的单调教学风格让学生感到厌烦。这一发现建议班主任X IPS 2和班主任改变教学风格。学习过程中的不同情况显示,学习结果从57%左右上升到84%。研究预计将成为各学科教师之间合作的模式,以产生统一的学习
{"title":"PERAN BK DALAM IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN MASALAH SISWA (IKMS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR","authors":"Wachid Hadicahyono","doi":"10.34012/psychoprima.v3i1.1243","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/psychoprima.v3i1.1243","url":null,"abstract":"Identifikasi kebutuhan dan masalah siswa merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Maksud dan tujuan dilakukan penelitian ini merupakan respon dari menurunnya motivasi belajar siswa di SMAN 1 Pagaden. Penulis sebagai guru BK berkolaborasi dengan wali kelas dan guru mata pelajaran untuk menemukan sebuah formulasi yang dapat meningkatkan kembali motivasi belajar siswa. Lebih lanjut penelitian ini, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas X IPS 2 yang berdasarkan statistik diantara kelas X IPS yang lainnya rata-rata dalam pelajaran siswanya mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai siswa yang banyak mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteri Ketuntasan Minimum). Berdasarkan hasil analisa dari identifikasi kebutuhan dan masalah siswa (IKMS) didapati bahwa kurangnya motivasi belajar siswa di Kelas X IPS 2 yang disebabkan mengalami kejenuhan dengan gaya mengajar guru yang monoton. Temuan ini menjadi rekomendasi kepada walikelas Kelas X IPS 2 dan guru mata pelajaran untuk mengubah gaya mengajar. Situasi yang berbeda pada proses pembelajaran ternyata memberikan hasil belajar yang sangat sigifikan dari angka sekitar 57% naik menjadi 84%. Penelitan ini diharapkan menjadi sebuah model kerja sama antar guru mata pelajaran agar menghasilkan pembelajaran yang terpadu","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130041518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Entrepreneurs can help reduce unemployment and poverty in Indonesia. Someone who wants to be an entrepreneur is detectable from the entrepreneurial intention. Entrepreneurs and non-entrepreneurs (civil servants) have different personality characteristics. This study aimed to examine the relationship between personality and occupation with entrepreneurial intentions, and differences between entrepreneur and civil servants' entrepreneurial intentions. Research subjects were 100 entrepreneurs and 100 civil servants selected with purposive sampling method. Data collection method used Likert scales, namely personality scale (35 items, α = .923) and entrepreneurial intention scale (24 items, α = .899). Data analysis used analysis of covariance (ANCOVA) with SPSS 16 for Windows. Data analysis results showed personality was positively related to entrepreneurial intentions (Sig. = .000 < p = .05), occupation affected entrepreneurial intentions (Sig. = .000 < p = .05), and the mean of entrepreneurial intentions of entrepreneurs' (73.67) was higher than civil servants’ (71.58).
企业家可以帮助印尼减少失业和贫困。想要成为企业家的人可以从创业意向中看出。企业家和非企业家(公务员)具有不同的人格特征。本研究旨在探讨人格、职业与创业意向的关系,以及企业家与公务员创业意向的差异。研究对象为100名企业家和100名公务员,采用有目的抽样方法。数据收集方法采用李克特量表,即人格量表(35项,α = .923)和创业意向量表(24项,α = .899)。数据分析采用协方差分析(ANCOVA), SPSS 16 for Windows。数据分析结果显示,人格与创业意向呈正相关(Sig. = .000 < p = .05),职业影响创业意向(Sig. = .000 < p = .05),企业家创业意向均值(73.67)高于公务员创业意向均值(71.58)。
{"title":"The Difference of Entrepreneurial Intention Between Entrepreneur and Non-Entrepreneur in View of Personality","authors":"Rianda Elvinawanty, Ivory -, Tjeng Ferra Dhammayanti, Elvina Yaputri, Mega Elfrida Sihombing, Inka Natalia","doi":"10.34012/psychoprima.v3i1.1195","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/psychoprima.v3i1.1195","url":null,"abstract":"Entrepreneurs can help reduce unemployment and poverty in Indonesia. Someone who wants to be an entrepreneur is detectable from the entrepreneurial intention. Entrepreneurs and non-entrepreneurs (civil servants) have different personality characteristics. This study aimed to examine the relationship between personality and occupation with entrepreneurial intentions, and differences between entrepreneur and civil servants' entrepreneurial intentions. Research subjects were 100 entrepreneurs and 100 civil servants selected with purposive sampling method. Data collection method used Likert scales, namely personality scale (35 items, α = .923) and entrepreneurial intention scale (24 items, α = .899). Data analysis used analysis of covariance (ANCOVA) with SPSS 16 for Windows. Data analysis results showed personality was positively related to entrepreneurial intentions (Sig. = .000 < p = .05), occupation affected entrepreneurial intentions (Sig. = .000 < p = .05), and the mean of entrepreneurial intentions of entrepreneurs' (73.67) was higher than civil servants’ (71.58).","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127930805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-03-11DOI: 10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.876
Sabrini Mentari Rezeki
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa yang mengalami underachiever dan faktor-faktor penyebabnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara semiterstruktur, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian satu orang siswa yang mengalami underachiever. Analisis data menggunakan teknik model Miles dan Huberman. Kesimpulannya yaitu HT mengalami underachiever dengan karakteristik rendahnya self-esteem dan rendahnya konsep diri akademik. Faktor-faktor yang menyebabkan HT mengalami underachiever strategi dalam belajar, faktor kondisi psikologis, faktor emosi. Faktor motivasi yang rendah, faktor kondisi psikososial yaitu kondisi keluarga, orangtua kurang memberikan perhatian, seringnya ayah memberi hukuman kepada HT dan orangtua yang sering mengkritik menjadi faktor penyebab underachiever.
{"title":"STUDI KASUS SISWA UNDERACHIEVER DI SMA YAYASAN PERGURUAN HARAPAN MANDIRI MEDAN","authors":"Sabrini Mentari Rezeki","doi":"10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.876","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.876","url":null,"abstract":"Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa yang mengalami underachiever dan faktor-faktor penyebabnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara semiterstruktur, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian satu orang siswa yang mengalami underachiever. Analisis data menggunakan teknik model Miles dan Huberman. Kesimpulannya yaitu HT mengalami underachiever dengan karakteristik rendahnya self-esteem dan rendahnya konsep diri akademik. Faktor-faktor yang menyebabkan HT mengalami underachiever strategi dalam belajar, faktor kondisi psikologis, faktor emosi. Faktor motivasi yang rendah, faktor kondisi psikososial yaitu kondisi keluarga, orangtua kurang memberikan perhatian, seringnya ayah memberi hukuman kepada HT dan orangtua yang sering mengkritik menjadi faktor penyebab underachiever.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115212979","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-03-11DOI: 10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.879
Rizky Amelia Zahrah Lubis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perfeksionisme dengan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Prima Indonesia Medan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara perfeksionisme dengan kecemasan, dengan asumsi semakin tinggi perfeksionisme, maka semakin tinggi kecemasan dan sebaliknya semakin rendah perfeksionisme, maka semakin rendah kecemasan. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Prima Indonesia Medan sebanyak 90 orang mahasiswa. Data diperoleh dari skala untuk mengukur perfeksionisme dan kecemasan. Perhitungan dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment melalui bantuan SPSS 18 for windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.260 dan nilai signifikansi sebesar 0.007 (p < 0.05). Ini menunjukkan ada hubungan positif antara perfeksionisme dengan kecemasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variable perfeksionisme terhadap kecemasan sebesar 6.8 persen, selebihnya 92.2 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian adanya hubungan positif antara perfeksionisme dengan kecemasan dapat diterima.
{"title":"KECEMASAN MENYUSUN SKRIPSI DITINJAU DARI PERFEKSIONISME PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA","authors":"Rizky Amelia Zahrah Lubis","doi":"10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.879","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.879","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perfeksionisme dengan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Prima Indonesia Medan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara perfeksionisme dengan kecemasan, dengan asumsi semakin tinggi perfeksionisme, maka semakin tinggi kecemasan dan sebaliknya semakin rendah perfeksionisme, maka semakin rendah kecemasan. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Prima Indonesia Medan sebanyak 90 orang mahasiswa. Data diperoleh dari skala untuk mengukur perfeksionisme dan kecemasan. Perhitungan dilakukan dengan melakukan uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment melalui bantuan SPSS 18 for windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.260 dan nilai signifikansi sebesar 0.007 (p < 0.05). Ini menunjukkan ada hubungan positif antara perfeksionisme dengan kecemasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variable perfeksionisme terhadap kecemasan sebesar 6.8 persen, selebihnya 92.2 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian adanya hubungan positif antara perfeksionisme dengan kecemasan dapat diterima.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130024635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-03-11DOI: 10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.830
Dwi Ezra Ngalem
This study aims to determine the relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying. The hypothesis of this study states that there is a negative relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying, with the assumption that the higher the assertive behavior, the lower tendency of victim bullying, and conversely the lower the assertive behavior, the higher tendency of victim bullying. The subjects of this study were high school 105 students of SMA Swasta Raksana Medan. Data were obtained from a scale to measure assertive behavior and tendency of victim bullying.. The calculation was performed using test requirements analysis (assumption), which consists of normality distribution test and linearity relationship test. Data were analyze by Product Moment Correlation with SPSS 19 for windows. The results of data analysis showed that the correlation coefficient was -0.209 (p <0.05). It showed that there is a negative relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying. These results indicate that the contributions of assertive behavior variable to tendency of victim bullying was at 4,4 percent, while the remaining 95,6 percent is influenced by other factors not examined. From these results it is concluded that the hypothesis stating there is a negative relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying is acceptable.
{"title":"TENDENCY OF VICTIM BULLYING BASED ON ASSERTIVE BEHAVIOR BY STUDENTS OF SMA SWASTA RAKSANA MEDAN","authors":"Dwi Ezra Ngalem","doi":"10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.830","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.830","url":null,"abstract":"This study aims to determine the relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying. The hypothesis of this study states that there is a negative relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying, with the assumption that the higher the assertive behavior, the lower tendency of victim bullying, and conversely the lower the assertive behavior, the higher tendency of victim bullying. The subjects of this study were high school 105 students of SMA Swasta Raksana Medan. Data were obtained from a scale to measure assertive behavior and tendency of victim bullying.. The calculation was performed using test requirements analysis (assumption), which consists of normality distribution test and linearity relationship test. Data were analyze by Product Moment Correlation with SPSS 19 for windows. The results of data analysis showed that the correlation coefficient was -0.209 (p <0.05). It showed that there is a negative relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying. These results indicate that the contributions of assertive behavior variable to tendency of victim bullying was at 4,4 percent, while the remaining 95,6 percent is influenced by other factors not examined. From these results it is concluded that the hypothesis stating there is a negative relationship between assertive behavior and tendency of victim bullying is acceptable.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133883944","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-03-11DOI: 10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.831
Liana Mailani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian Big Five dengan pengambilan keputusan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kepribadian Big Five (Etraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticsm¸dan Openness to New Eperience) disini dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi pengambilan keputusan memilih sekolah kejuruan di SMK Pabaku. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMK Pabaku sebanyak 85 orang yang dipilih dengan metode Sampling Jenuh. Data diperoleh dari skala untuk mengukur kepribadian Big Five dan pengambilan keputusan memilih Jurusan di SMK. Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas sebaran dan uji linearitas hubungan. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisa Regresi berganda melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,682 dengan p sebesar 0,002 (p < 0,05). Ini menunjukkan bahwa kepribadian Big Five dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi pengambilan keputusan dengan sumbangan yang diberikan kepribadian Big Five terhadap pengambilan keputusan adalah sebesar 29,8 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari kelima kepribadian Big Five yang memiliki korelasi positif dan signifikan adalah pada dimensi Openness to New Experience dengan sumbangan yang diberikan dimensi Openness to New Experience terhadap pengambilan keputusan adalah sebesar 17,1% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kepriban kepribadian Big Five (Etraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticsm¸dan Openness to New Eperience) disini dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi pengambilan keputusan memilih sekolah Tehnik Komputer Jaringan di SMK Pabaku dapat diterima.
本研究旨在确定五巨头的人格与决策之间的联系。在这项研究中提出的假设是大五人格(Etraversion Agreeableness、Conscientiousness Neuroticsm¸和Openness to the New Eperience)可以预测来预测决策能力选择职业学校在高中Pabaku。本研究采用的研究对象是我的SMK pa巴库,共有85名学生采用饱和抽样方法进行选择。数据是通过测量五巨头的个性和挑选SMK的专业来获得的。计算是通过包括流线型正常测试和关系序列测试在内的分析先决条件(假设测试)进行的。所使用的数据分析是通过SPSS 17的窗口帮助使用多元回归分析。数据分析结果显示,0.682与p 0.002 (p < 0.05)之间的关联系数为0.682。这表明,Big Five的人格可以作为一种预测因素,用Big Five人格对决策的贡献为29.8%。这项研究的结果表明,五巨头的积极和重要的个性在于新体验的开放维度和新决策经验的开放维度,17.1%受到其他未研究因素的影响。从这些研究结果可以被这样的结论:假设kepriban大五人格(Etraversion Agreeableness、Conscientiousness Neuroticsm¸和Openness to the New Eperience)可以预测来预测决策选择SMK Pabaku计算机网络技术学校是可以接受的。
{"title":"RELATIONSHIP OF BIG FIVE PERSONALITY WITH DECISION TAKING CHOOSE SCHOOL DEPARTMENTS IN THE NETWORK COMPUTER TECHNICAL DEPARTMENT IN THE FACTORY VOCATIONAL SCHOOL","authors":"Liana Mailani","doi":"10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.831","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I2.831","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian Big Five dengan pengambilan keputusan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kepribadian Big Five (Etraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticsm¸dan Openness to New Eperience) disini dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi pengambilan keputusan memilih sekolah kejuruan di SMK Pabaku. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMK Pabaku sebanyak 85 orang yang dipilih dengan metode Sampling Jenuh. Data diperoleh dari skala untuk mengukur kepribadian Big Five dan pengambilan keputusan memilih Jurusan di SMK. Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas sebaran dan uji linearitas hubungan. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisa Regresi berganda melalui bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,682 dengan p sebesar 0,002 (p < 0,05). Ini menunjukkan bahwa kepribadian Big Five dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi pengambilan keputusan dengan sumbangan yang diberikan kepribadian Big Five terhadap pengambilan keputusan adalah sebesar 29,8 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari kelima kepribadian Big Five yang memiliki korelasi positif dan signifikan adalah pada dimensi Openness to New Experience dengan sumbangan yang diberikan dimensi Openness to New Experience terhadap pengambilan keputusan adalah sebesar 17,1% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kepriban kepribadian Big Five (Etraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticsm¸dan Openness to New Eperience) disini dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi pengambilan keputusan memilih sekolah Tehnik Komputer Jaringan di SMK Pabaku dapat diterima.","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128580463","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-03DOI: 10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I1.680
Hendri Syahputra
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas kehidupan bekerja dengan komitmen karyawan pada PT. INALUM (Persero), metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, sampel penelitian ini berjumlah 56 orang. Penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan antara kualitas kehidupan bekerja dengan kualitas karyawan dengan asumsi semangkin tinggi kualitas kehidupan bekerja maka akan tinggi komitmen karyawan. Penelitian ini menggunakan skala kualitas kehidupan bekerja yang terdiri dari 6 aspek yaitu : kompensasi, kondisi kerja, kesempatan untuk berkembang, jaminan kesehatan kerja, tidak adanya kecurigaan terhadap karyawan, hak-hak karyawan. Serta komitmen karyawan terdiri dari 3 aspek yaitu : identifikasi, keterlibatan, loyalitas. Adapun faktor yang belum diteliti yaitu : karakteristik pribadi, karakteristik pekerjaan, peran dalam organisasi. Dalam upaya membuktikan hipotesis diatas maka digunakan teknik product moment. Dalam membuktikan hipotesis diatas, maka digunakan metode analisis product Moment, dimana yang menjadi variabel bebas adalah kualitas kehidupan bekerja dan variabel terikat adalah komitmen organisasi. Berdasarkan hasil analisis dengan teknik Korelasi product moment, diketahui bahwa: 1) terdapat hubungan positif antara Kualitas kehidupan bekerja dengan komitmen karyawan, dimana angka kofisien korelasi yang diperoleh sebesar rxy = 0,522 ; p= 0.00 < 0,050. Artinya bahwa semangkin tinggi kualitas kehidupan bekerja, maka semangkin tinggi komitmen karyawan, dinyatakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian dinyatakan diterima. 2) penelitian ini member hasil yang signifikan dalam taraf signifikansi 0,050, dengan koefisien diterima (r2) = 0, 273 dan BE nya sebesar (27.3). 3) secara umum, hasil penelitian terhadap karyawan PT INALUM yang berada di Kuala Tanjung Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatra Utara memiliki kualitas kehidupan kerja yang tinggi, karena nilai rata-rata empiriknya (238,20.) lebih besar dari pada nilai rata-tara hipotetiknya (197,5.). Kemudian untuk komitmen organisasi juga dinyatakan dalam taraf yang tinggi dimana nilai rata-rata empirik (119,59) lebih besar dari nilai rata-rata hipotetiknya (95).
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN BEKERJA DENGAN KOMITMEN KARYAWAN PADA PT. INALUM","authors":"Hendri Syahputra","doi":"10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I1.680","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/PSYCHOPRIMA.V2I1.680","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas kehidupan bekerja dengan komitmen karyawan pada PT. INALUM (Persero), metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, sampel penelitian ini berjumlah 56 orang. Penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan antara kualitas kehidupan bekerja dengan kualitas karyawan dengan asumsi semangkin tinggi kualitas kehidupan bekerja maka akan tinggi komitmen karyawan. Penelitian ini menggunakan skala kualitas kehidupan bekerja yang terdiri dari 6 aspek yaitu : kompensasi, kondisi kerja, kesempatan untuk berkembang, jaminan kesehatan kerja, tidak adanya kecurigaan terhadap karyawan, hak-hak karyawan. Serta komitmen karyawan terdiri dari 3 aspek yaitu : identifikasi, keterlibatan, loyalitas. Adapun faktor yang belum diteliti yaitu : karakteristik pribadi, karakteristik pekerjaan, peran dalam organisasi. Dalam upaya membuktikan hipotesis diatas maka digunakan teknik product moment. Dalam membuktikan hipotesis diatas, maka digunakan metode analisis product Moment, dimana yang menjadi variabel bebas adalah kualitas kehidupan bekerja dan variabel terikat adalah komitmen organisasi. Berdasarkan hasil analisis dengan teknik Korelasi product moment, diketahui bahwa: 1) terdapat hubungan positif antara Kualitas kehidupan bekerja dengan komitmen karyawan, dimana angka kofisien korelasi yang diperoleh sebesar rxy = 0,522 ; p= 0.00 < 0,050. Artinya bahwa semangkin tinggi kualitas kehidupan bekerja, maka semangkin tinggi komitmen karyawan, dinyatakan hipotesis yang diajukan dalam penelitian dinyatakan diterima. 2) penelitian ini member hasil yang signifikan dalam taraf signifikansi 0,050, dengan koefisien diterima (r2) = 0, 273 dan BE nya sebesar (27.3). 3) secara umum, hasil penelitian terhadap karyawan PT INALUM yang berada di Kuala Tanjung Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatra Utara memiliki kualitas kehidupan kerja yang tinggi, karena nilai rata-rata empiriknya (238,20.) lebih besar dari pada nilai rata-tara hipotetiknya (197,5.). Kemudian untuk komitmen organisasi juga dinyatakan dalam taraf yang tinggi dimana nilai rata-rata empirik (119,59) lebih besar dari nilai rata-rata hipotetiknya (95).","PeriodicalId":359246,"journal":{"name":"Psikologi Prima","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114451665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}