Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.1974
Crisansyah Achmadi, Rista Ihwanny
Lost in Gold merupakan film animasi pendek yang mengangkat isu kekuasaan kolonial dalam konteks eksploitasi sumber daya, kelas sosial, dan juga perburuan liar. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana isu kekuasaan kolonial tersebut dapat diwujudkan melalui penggunaan warna. Teori warna digunakan untuk membantu melakukan pemilihan kombinasi warna yang tepat. Teori warna yang dipakai meliputi teori warna analogous, tetradic, monochromatic, dan juga pengaturan value. Selain teori warna, penulis juga menggunakan teori psikologi warna untuk menjelaskan makna dari setiap warna yang digunakan. Warna-warna yang digunakan untuk menerapkan isu kekuasaan kolonial tersebut adalah warna merah, kuning, biru, dan hijau. Warna merah digunakan untuk warna mantel yang digunakan oleh karakter utama. Warna kuning digunakan untuk warna rambut dan juga kancing sebagai aksen dari mantel yang dipakai oleh karakter utama. Warna biru digunakan sebagai warna pada langit, laut, dan latar belakang hutan dari kejauhan. Warna hijau digunakan untuk warna hutan beserta dengan pepohonan, dedaunan, dan semak-semak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan pemilihan warna dan juga kombinasi warna yang sesuai, isu kekuasaan kolonial bisa diterapkan ke dalam film animasi Lost in Gold.
{"title":"Penggunaan Warna sebagai Representasi Kekuasaan Kolonial dalam Perancangan Film Animasi Lost In Gold","authors":"Crisansyah Achmadi, Rista Ihwanny","doi":"10.30998/cipta.v2i1.1974","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.1974","url":null,"abstract":"Lost in Gold merupakan film animasi pendek yang mengangkat isu kekuasaan kolonial dalam konteks eksploitasi sumber daya, kelas sosial, dan juga perburuan liar. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana isu kekuasaan kolonial tersebut dapat diwujudkan melalui penggunaan warna. Teori warna digunakan untuk membantu melakukan pemilihan kombinasi warna yang tepat. Teori warna yang dipakai meliputi teori warna analogous, tetradic, monochromatic, dan juga pengaturan value. Selain teori warna, penulis juga menggunakan teori psikologi warna untuk menjelaskan makna dari setiap warna yang digunakan. Warna-warna yang digunakan untuk menerapkan isu kekuasaan kolonial tersebut adalah warna merah, kuning, biru, dan hijau. Warna merah digunakan untuk warna mantel yang digunakan oleh karakter utama. Warna kuning digunakan untuk warna rambut dan juga kancing sebagai aksen dari mantel yang dipakai oleh karakter utama. Warna biru digunakan sebagai warna pada langit, laut, dan latar belakang hutan dari kejauhan. Warna hijau digunakan untuk warna hutan beserta dengan pepohonan, dedaunan, dan semak-semak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan pemilihan warna dan juga kombinasi warna yang sesuai, isu kekuasaan kolonial bisa diterapkan ke dalam film animasi Lost in Gold.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90534429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2017
Ahmad Adiwijaya, Rista Ihwanny
Dalam perancangan sebuah film animasi, penerapan prinsip dasar animasi merupakan tahapan penting untuk membantu memperkuat kualitas visual film. Duabelas prinsip dasar animasi diperkenalkan oleh dua animator Disney, Ollie Johnston dan Frank Thomas, untuk membuat film animasi terlihat lebih realistis. Film AAA Walk Cycle adalah film animasi pendek yang dirancang menggunakan prinsip dasar animasi. Film ini memperlihatkan seorang tokoh melakukan walk cycle (siklus berjalan kaki) secara berulang (loop). Perancangan film ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain proses penggambaran keypose, inbetween, dan penambahan gerakan penunjang menggunakan beberapa perangkat lunak seperti Adobe Photoshop dan After Effects. Terlepas dari terbatasnya jenis gerakan yang ditampilkan, penerapan beberapa prinsip dasar animasi menjadi poin penting dalam perancangan animasi walk cycle yang dibutuhkan dalam film. Lebih lanjut, penerapan prinsip dasar animasi dapat memperkuat kualitas visual film AAA Walk Cycle.
{"title":"Perancangan Film Pendek Animasi AAA Walk Cycle Menggunakan Prinsip Dasar Animasi","authors":"Ahmad Adiwijaya, Rista Ihwanny","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2017","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2017","url":null,"abstract":"Dalam perancangan sebuah film animasi, penerapan prinsip dasar animasi merupakan tahapan penting untuk membantu memperkuat kualitas visual film. Duabelas prinsip dasar animasi diperkenalkan oleh dua animator Disney, Ollie Johnston dan Frank Thomas, untuk membuat film animasi terlihat lebih realistis. Film AAA Walk Cycle adalah film animasi pendek yang dirancang menggunakan prinsip dasar animasi. Film ini memperlihatkan seorang tokoh melakukan walk cycle (siklus berjalan kaki) secara berulang (loop). Perancangan film ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain proses penggambaran keypose, inbetween, dan penambahan gerakan penunjang menggunakan beberapa perangkat lunak seperti Adobe Photoshop dan After Effects. Terlepas dari terbatasnya jenis gerakan yang ditampilkan, penerapan beberapa prinsip dasar animasi menjadi poin penting dalam perancangan animasi walk cycle yang dibutuhkan dalam film. Lebih lanjut, penerapan prinsip dasar animasi dapat memperkuat kualitas visual film AAA Walk Cycle.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"68 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80652640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.1998
Falda Bangkit Sentosa, M. I. Qeis, Widya Nuriyanti
Tari Sintren adalah budaya tradisi yang banyak berkembang di daerah pesisir utara Jawa. Salah satu daerah yang memiliki kesenian tari sintren ini adalah Cirebon. Secara etimologi, Sintren merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu Si dan Tren yaitu bentuk lain dari kata putri. Sehingga Sintren merujuk pada Si Putri yang menjadi pemeran utama dalam kesenian ini. Banyak sanggar kesenian yang melakukan upaya pelestarian kesenian ini dengan melakukan kegiatan dan memperkenalkan tarian sintren melalui pertunjukan dari panggung ke panggung. Namun, keberadaan kesenian sintren hampir dilupakan karena kurangnya minat warga untuk mempelajari kesenian ini. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media buku pop up berjudul “Sintren Cirebon” untuk mengenalkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak tentang cerita legenda di balik kesenian sintren agar dapat menarik minat anak-anak untuk mengenal tarian khas Cirebon ini. Dengan adanya buku pop up ini, diharapkan minat anak-anak terhadap legenda dan kesenian tradisional meningkat serta dapat tertarik untuk ikut melestarikan kebudayaan tradisional di Indonesia, khususnya kesenian sintren di Cirebon.
{"title":"Pengenalan Cerita Rakyat Kesenian Sintren Cirebon melalui Perancangan Buku Pop Up","authors":"Falda Bangkit Sentosa, M. I. Qeis, Widya Nuriyanti","doi":"10.30998/cipta.v2i1.1998","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.1998","url":null,"abstract":"Tari Sintren adalah budaya tradisi yang banyak berkembang di daerah pesisir utara Jawa. Salah satu daerah yang memiliki kesenian tari sintren ini adalah Cirebon. Secara etimologi, Sintren merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu Si dan Tren yaitu bentuk lain dari kata putri. Sehingga Sintren merujuk pada Si Putri yang menjadi pemeran utama dalam kesenian ini. Banyak sanggar kesenian yang melakukan upaya pelestarian kesenian ini dengan melakukan kegiatan dan memperkenalkan tarian sintren melalui pertunjukan dari panggung ke panggung. Namun, keberadaan kesenian sintren hampir dilupakan karena kurangnya minat warga untuk mempelajari kesenian ini. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media buku pop up berjudul “Sintren Cirebon” untuk mengenalkan kepada masyarakat, khususnya anak-anak tentang cerita legenda di balik kesenian sintren agar dapat menarik minat anak-anak untuk mengenal tarian khas Cirebon ini. Dengan adanya buku pop up ini, diharapkan minat anak-anak terhadap legenda dan kesenian tradisional meningkat serta dapat tertarik untuk ikut melestarikan kebudayaan tradisional di Indonesia, khususnya kesenian sintren di Cirebon.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"101 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76099007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2021
Alesya Kirana Az-Zahra, Bisma Fabio Santabudi
Proyek Pemodernan Sastra merupakan proyek pembuatan 32 film animasi dari cerita legenda di Indonesia. Proyek ini dikerjakan bersama antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Industri Animasi Indonesia yang didalamanya terdapat Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang animasi. Masa pengerjaan proyek ini mulai berjalan di tahun 2022 yang bersamaan dengan masa pandemi Covid19 di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk memaparkan penggunaan metode Hybrid Virtual Production berdasarkan tugas Asisten Sutradara dalam produksi animasi 2D dengan menggunakan 8 dari 32 film pada masa Pandemi 2022. Teori yang digunakan adalah teori peran Asisten Sutradara dalam produksi media dengan pendekatan metode Hybrid Virtual Production. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang terintegrasi baik dalam alur kerja (workflow) maupun penggunaan aplikasi menjadi hal-hal yang penting dalam keberhasilan dari penerapan metode Hybrid Virtual Production ini.
{"title":"Implementasi Hybrid Virtual Production dalam Pembuatan Film Animasi 2D Proyek Pemodernan Sastra Kemendikbudristek Indonesia","authors":"Alesya Kirana Az-Zahra, Bisma Fabio Santabudi","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2021","url":null,"abstract":"Proyek Pemodernan Sastra merupakan proyek pembuatan 32 film animasi dari cerita legenda di Indonesia. Proyek ini dikerjakan bersama antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Industri Animasi Indonesia yang didalamanya terdapat Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang animasi. Masa pengerjaan proyek ini mulai berjalan di tahun 2022 yang bersamaan dengan masa pandemi Covid19 di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk memaparkan penggunaan metode Hybrid Virtual Production berdasarkan tugas Asisten Sutradara dalam produksi animasi 2D dengan menggunakan 8 dari 32 film pada masa Pandemi 2022. Teori yang digunakan adalah teori peran Asisten Sutradara dalam produksi media dengan pendekatan metode Hybrid Virtual Production. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang terintegrasi baik dalam alur kerja (workflow) maupun penggunaan aplikasi menjadi hal-hal yang penting dalam keberhasilan dari penerapan metode Hybrid Virtual Production ini.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85710055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2008
Sri Maylindah, Ariefika Listya, Wirawan Sukarwo
Indonesia merupakan negara yang memiliki produk budaya tekstil tradisional yang begitu beragam. Salah satu kekayaan tradisi tekstil di Indonesia adalah kain tenun sutra dari Garut. Meski jarang dikenal, tradisi membuat kain tenun sutra ini merupakan tradisi budaya masyarakat Garut yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Meskipun sangat berpotensi untuk memperkaya khasanah dunia fashion, produk kain tenun sutra Garut ini tidak terlalu dilirik oleh masyarakat pada umumnya. Media yang memuat informasi mengenai kain tenun sutra Garut juga masih sangat jarang ditemui. Padahal, pola dan motif kain tenun Garut begitu beragam dan memiliki keunikan dan makna tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku informasi yang memuat beragam aspek mengenai kain tenun sutra Garut. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah buku informasi yang bisa diakses masyarakat luas demi memperkenalkan keragaman tenun sutra Garut secara lebih baik.
{"title":"Perancangan Buku Informasi Tenun Sutra Garut sebagai Produk Keberagaman Budaya Tekstil Indonesia","authors":"Sri Maylindah, Ariefika Listya, Wirawan Sukarwo","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2008","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2008","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara yang memiliki produk budaya tekstil tradisional yang begitu beragam. Salah satu kekayaan tradisi tekstil di Indonesia adalah kain tenun sutra dari Garut. Meski jarang dikenal, tradisi membuat kain tenun sutra ini merupakan tradisi budaya masyarakat Garut yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Meskipun sangat berpotensi untuk memperkaya khasanah dunia fashion, produk kain tenun sutra Garut ini tidak terlalu dilirik oleh masyarakat pada umumnya. Media yang memuat informasi mengenai kain tenun sutra Garut juga masih sangat jarang ditemui. Padahal, pola dan motif kain tenun Garut begitu beragam dan memiliki keunikan dan makna tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku informasi yang memuat beragam aspek mengenai kain tenun sutra Garut. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah buku informasi yang bisa diakses masyarakat luas demi memperkenalkan keragaman tenun sutra Garut secara lebih baik.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75804733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2015
Mulya Riqza, W. Wulandari, Edo Galasro Limbong
Jakarta Barat merupakan kota administrasi di Jakarta yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan budaya dan menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh turis, baik turis lokal maupun asing. Salah satu kekayaan budaya di Jakarta Barat adalah ragam bangunan dan cagar budaya. Terdapat 27 cagar budaya di Jakarta Barat, mulai dari museum, rumah ibadah, sampai dengan Gedung dan bangunan peninggalan kolonial. Namun, banyak masyarakat yang tidak mengetahui status bangunan sebagai cagar budaya sehingga banyak terdapat aksi vandalisme yang merusak dan menyebabkan kerugian terhadap kekayaan sejarah dan budaya Jakarta. Oleh karena itu, perlu diinformasikan tentang berbagai bangunan cagar budaya yang ada di Jakarta Barat agar masyarakat dapat memahami dan menjaga kondisi cagar budaya sebagai potret sejarah Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku foto berjudul “Potret Sejarah Dari Barat Jakarta” yang berisi foto-foto dan informasi tentang bangunan cagar budaya di Jakarta Barat menggunakan konsep perancangan gaya minimalis. Melalui perancangan buku foto bangunan cagar budaya Jakarta Barat ini diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan objek bangunan cagar budaya di Jakarta Barat agar tetap terjaga dari kerusakan dan vandalisme akibat dari ketidaktahuan masyarakat serta mendorong minat masyarakat untuk melindungi cagar budaya sebagai warisan budaya di Jakarta Barat.
{"title":"Perancangan Buku Foto Potret Sejarah Bangunan Cagar Budaya Jakarta Barat","authors":"Mulya Riqza, W. Wulandari, Edo Galasro Limbong","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2015","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2015","url":null,"abstract":"Jakarta Barat merupakan kota administrasi di Jakarta yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan budaya dan menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh turis, baik turis lokal maupun asing. Salah satu kekayaan budaya di Jakarta Barat adalah ragam bangunan dan cagar budaya. Terdapat 27 cagar budaya di Jakarta Barat, mulai dari museum, rumah ibadah, sampai dengan Gedung dan bangunan peninggalan kolonial. Namun, banyak masyarakat yang tidak mengetahui status bangunan sebagai cagar budaya sehingga banyak terdapat aksi vandalisme yang merusak dan menyebabkan kerugian terhadap kekayaan sejarah dan budaya Jakarta. Oleh karena itu, perlu diinformasikan tentang berbagai bangunan cagar budaya yang ada di Jakarta Barat agar masyarakat dapat memahami dan menjaga kondisi cagar budaya sebagai potret sejarah Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku foto berjudul “Potret Sejarah Dari Barat Jakarta” yang berisi foto-foto dan informasi tentang bangunan cagar budaya di Jakarta Barat menggunakan konsep perancangan gaya minimalis. Melalui perancangan buku foto bangunan cagar budaya Jakarta Barat ini diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan objek bangunan cagar budaya di Jakarta Barat agar tetap terjaga dari kerusakan dan vandalisme akibat dari ketidaktahuan masyarakat serta mendorong minat masyarakat untuk melindungi cagar budaya sebagai warisan budaya di Jakarta Barat.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"77 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74976908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2014
A. Setyawan, Santi Sidhartani, Martha Tisna Ginanjar Putri
Unggah-ungguh adalah salah satu etika dalam budaya Jawa yang memuat nilai yang mengatur bagaimana seseorang berperilaku santun, hormat, dan juga bertutur sesuai dengan norma dan adat. Pemertahanan moral melalui nilai budaya harus digalakkan sejalan dengan kemajuan zaman sehingga dapat terjadi penataan kembali nilai budaya Jawa. Oleh karena itu, penting mengenalkan unggah-ungguh pada anak terutama melalui lingkungan keluarga sebagai acuan bagaimana anak bersikap dalam lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan adanya media untuk memperkenalkan unggah-ungguh sebagai bagian budaya Jawa kepada anak, terutama mereka yang berasal dari lingkungan budaya Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku cerita bergambar unggah-ungguh Jawa berjudul “Anak Tanah Djawi” dengan target anak usia 6-9 tahun. Hasil yang dicapai yaitu berupa media buku cerita bergambar menceritakan kehidupan sehari-hari anak-anak dan berisi ajaran untuk menerapkan unggah-ungguh Jawa yang disampaikan dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Diharapkan buku cerita ini dapat membantu dalam menambah minat anak untuk mempelajari tentang budaya unggah-ungguh Jawa dan membentuk anak untuk dapat bertindak dalam etika yang baik sesuai ajaran budaya luhur Nusantara.
{"title":"Edukasi Etika bagi Anak melalui Perancangan Buku Cergam Adat Unggah-Ungguh dalam Budaya Jawa","authors":"A. Setyawan, Santi Sidhartani, Martha Tisna Ginanjar Putri","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2014","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2014","url":null,"abstract":"Unggah-ungguh adalah salah satu etika dalam budaya Jawa yang memuat nilai yang mengatur bagaimana seseorang berperilaku santun, hormat, dan juga bertutur sesuai dengan norma dan adat. Pemertahanan moral melalui nilai budaya harus digalakkan sejalan dengan kemajuan zaman sehingga dapat terjadi penataan kembali nilai budaya Jawa. Oleh karena itu, penting mengenalkan unggah-ungguh pada anak terutama melalui lingkungan keluarga sebagai acuan bagaimana anak bersikap dalam lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan adanya media untuk memperkenalkan unggah-ungguh sebagai bagian budaya Jawa kepada anak, terutama mereka yang berasal dari lingkungan budaya Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku cerita bergambar unggah-ungguh Jawa berjudul “Anak Tanah Djawi” dengan target anak usia 6-9 tahun. Hasil yang dicapai yaitu berupa media buku cerita bergambar menceritakan kehidupan sehari-hari anak-anak dan berisi ajaran untuk menerapkan unggah-ungguh Jawa yang disampaikan dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Diharapkan buku cerita ini dapat membantu dalam menambah minat anak untuk mempelajari tentang budaya unggah-ungguh Jawa dan membentuk anak untuk dapat bertindak dalam etika yang baik sesuai ajaran budaya luhur Nusantara.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82297584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2040
Fauzie Yuzal Ibrahim, Ahmad Faiz Muntazori, Galuh Raga Paksi
Golok yang merupakan senjata tajam pada umumnya ditemukan pada masyarakat Melayu, namun penamaan jenis golok ini berbeda-beda berdasarkan daerahnya. Salah satunya adalah golok Betawi yang merupakan parang atau jenis pisau panjang yang banyak ditemukan sebagai senjata di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Golok Betawi terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golok betok, golok ujung turun, dan golok gobag yang memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. Namun, banyak yang belum mengetahui tentang perbedaan dan kegunaan golok Betawi karena ketiga jenis golok betawi ini jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media untuk menyampaikan informasi mengenai objek golok betawi dengan menarik agar mudah dipahami oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang infografik animasi berjudul “Mengenal Lebih Dekat Golok Betawi” yang membahas tentang gambaran singkat, bentuk, dan pola fungsi berbagai jenis golok Betawi. Dari hasil perancangan ini diharapkan masyarakat akan dapat memahami berbagai jenis golok Betawi dan tertarik untuk melestarikan keberadaanya sebagai artefak budaya Jakarta.
{"title":"Perancangan Infografik Animasi untuk Mengenalkan Ragam Jenis Golok Betawi","authors":"Fauzie Yuzal Ibrahim, Ahmad Faiz Muntazori, Galuh Raga Paksi","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2040","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2040","url":null,"abstract":"Golok yang merupakan senjata tajam pada umumnya ditemukan pada masyarakat Melayu, namun penamaan jenis golok ini berbeda-beda berdasarkan daerahnya. Salah satunya adalah golok Betawi yang merupakan parang atau jenis pisau panjang yang banyak ditemukan sebagai senjata di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Golok Betawi terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golok betok, golok ujung turun, dan golok gobag yang memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. Namun, banyak yang belum mengetahui tentang perbedaan dan kegunaan golok Betawi karena ketiga jenis golok betawi ini jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media untuk menyampaikan informasi mengenai objek golok betawi dengan menarik agar mudah dipahami oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang infografik animasi berjudul “Mengenal Lebih Dekat Golok Betawi” yang membahas tentang gambaran singkat, bentuk, dan pola fungsi berbagai jenis golok Betawi. Dari hasil perancangan ini diharapkan masyarakat akan dapat memahami berbagai jenis golok Betawi dan tertarik untuk melestarikan keberadaanya sebagai artefak budaya Jakarta.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78975147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-25DOI: 10.30998/cipta.v2i1.2002
M. Ilham, Ndaru Ranuhandoko, Khikmah Susanti
Entong Gendut adalah salah satu pendekar yang berasal dari Condet yang dikenal dalam peristiwa perlawanannya terhadap penguasa tanah partikelir pada tahun 1916 di Villa Nova, Kelurahan Kampung Tengah, wilayah partikelir Condet Balekambang, Jakarta. Di Villa Nova tersebut awal perlawanan rakyat Jakarta terhadap penguasa tanah partikelir, terutama pemilik Villa Nova yang bernama Nyonya Van der Vasse Rollinson. Namun, walaupun merupakan bagian dari sejarah bangkitnya rakyat dalam melawan penjajah di Jakarta, hanya sedikit artikel yang menginformasikan tentang perisitiwa perlawanan Entong Gendut dan Villa Nova di tahun 1916. Bahkan, tidak banyak masyarakat Jakarta yang mengetahui mengenai perjuangan yang menjadi bagian dari sejarah wilayah Condet ini. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media berupa buku ilustrasi mengenai sejarah Entong Gendut dan Villa Nova yang berlokasi di Condet Jakarta Timur. Dengan menggunakan gaya ilustrasi semirealis dan penggunaan warna Chroma untuk memberikan kesan suasana tempo dulu, diharapkan buku ilustrasi tentang Entong Gendut dan Villa Nova ini dapat menarik dan menumbuhkan minat generasi muda untuk mengetahui tentang sejarah yang ada di daerah Condet serta menjaga peninggalan yang menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa, khususnya sejarah perjuangan rakyat di Jakarta.
1916年,在雅加达康德洛瓦村(ragenic village)的游击队领地内,因他与游击队作战而闻名。在Nova Villa,雅加达人民最初反对游击队地主,尤其是Nova别墅的所有者Van der Vasse Rollinson夫人。然而,尽管这是在雅加达抗敌侵略者的历史上的一部分,但很少有关于1916年移民营、肥胖的安提瓦和诺瓦别墅的报道。事实上,很少有雅加达人知道这场斗争是康德特地区历史的一部分。本研究旨在为媒体设计一本关于肥胖金枪鱼历史和位于雅加达东部康德特的诺瓦别墅的插图书。用semirealis插图的风格和颜色用药物的使用给人的印象是很久以前,预期情绪这本Entong胖子插图和新星别墅可以吸引和培养兴趣的年轻一代了解Condet并保持地区现有的历史遗迹的历史民族的斗争,尤其是在雅加达的人民的斗争。
{"title":"Perancangan Buku Ilustrasi Entong Gendut dan Villa Nova sebagai Bagian Sejarah Wilayah Condet","authors":"M. Ilham, Ndaru Ranuhandoko, Khikmah Susanti","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2002","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2002","url":null,"abstract":"Entong Gendut adalah salah satu pendekar yang berasal dari Condet yang dikenal dalam peristiwa perlawanannya terhadap penguasa tanah partikelir pada tahun 1916 di Villa Nova, Kelurahan Kampung Tengah, wilayah partikelir Condet Balekambang, Jakarta. Di Villa Nova tersebut awal perlawanan rakyat Jakarta terhadap penguasa tanah partikelir, terutama pemilik Villa Nova yang bernama Nyonya Van der Vasse Rollinson. Namun, walaupun merupakan bagian dari sejarah bangkitnya rakyat dalam melawan penjajah di Jakarta, hanya sedikit artikel yang menginformasikan tentang perisitiwa perlawanan Entong Gendut dan Villa Nova di tahun 1916. Bahkan, tidak banyak masyarakat Jakarta yang mengetahui mengenai perjuangan yang menjadi bagian dari sejarah wilayah Condet ini. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media berupa buku ilustrasi mengenai sejarah Entong Gendut dan Villa Nova yang berlokasi di Condet Jakarta Timur. Dengan menggunakan gaya ilustrasi semirealis dan penggunaan warna Chroma untuk memberikan kesan suasana tempo dulu, diharapkan buku ilustrasi tentang Entong Gendut dan Villa Nova ini dapat menarik dan menumbuhkan minat generasi muda untuk mengetahui tentang sejarah yang ada di daerah Condet serta menjaga peninggalan yang menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa, khususnya sejarah perjuangan rakyat di Jakarta.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84547229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laksamana Hang Tuah ialah seorang pahlawan legenda bangsa Melayu yang hidup pada masa pemerintahan Sultan Melaka di abad ke-15. Hikayat mengenai Laksamana Hang Tuah telah diakui sebagai karya agung antar bangsa oleh UNESCO dan telah disadur ke ke dalam berbagai bahasa internasional seperti bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Namun, meskipun nama Laksamana Hang Tuah sudah dikenal di dunia, tidak banyak buku sejarah di Indonesia yang menceritakan atau membahas tentang jasa Laksamana Hang Tuah bagi Kesultanan Melaka, terutama dalam buku kesejarahan yang dibaca oleh para pelajar. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan media untuk menjaga dan melestarikan sejarah yang telah mencatat perjuangan dan pengabdian Laksamana Hang Tuah sebagai inspirasi nilai moral bagi generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media berupa buku cerita bergambar Laksamana Hang Tuah yang berjudul “Kesetiaan Laksamana Hang Tuah” yang menceritakan tentang kesetiaan dan persahabatan Laksamana Hang Tuah, mulai dari hari kelahiran hingga pertarungan dengan sahabat terdekatnya. Melalui ilustrasi menarik yang disesuaikan untuk generasi muda, buku cerita bergambar ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dalam menambah wawasan pengetahuan sejarah bangsa.
{"title":"Perancangan Cergam Pengabdian dan Kesetiaan Pahlawan Legenda Melayu Laksamana Hang Tuah","authors":"Ramdha Rasandy, Nurhablisyah Nurhablisyah, Ismail Bambang Subianto","doi":"10.30998/cipta.v2i1.2001","DOIUrl":"https://doi.org/10.30998/cipta.v2i1.2001","url":null,"abstract":"Laksamana Hang Tuah ialah seorang pahlawan legenda bangsa Melayu yang hidup pada masa pemerintahan Sultan Melaka di abad ke-15. Hikayat mengenai Laksamana Hang Tuah telah diakui sebagai karya agung antar bangsa oleh UNESCO dan telah disadur ke ke dalam berbagai bahasa internasional seperti bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Namun, meskipun nama Laksamana Hang Tuah sudah dikenal di dunia, tidak banyak buku sejarah di Indonesia yang menceritakan atau membahas tentang jasa Laksamana Hang Tuah bagi Kesultanan Melaka, terutama dalam buku kesejarahan yang dibaca oleh para pelajar. Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan media untuk menjaga dan melestarikan sejarah yang telah mencatat perjuangan dan pengabdian Laksamana Hang Tuah sebagai inspirasi nilai moral bagi generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media berupa buku cerita bergambar Laksamana Hang Tuah yang berjudul “Kesetiaan Laksamana Hang Tuah” yang menceritakan tentang kesetiaan dan persahabatan Laksamana Hang Tuah, mulai dari hari kelahiran hingga pertarungan dengan sahabat terdekatnya. Melalui ilustrasi menarik yang disesuaikan untuk generasi muda, buku cerita bergambar ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dalam menambah wawasan pengetahuan sejarah bangsa.","PeriodicalId":37227,"journal":{"name":"Alam Cipta","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89943376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}