Pub Date : 2019-10-04DOI: 10.52266/tadjid.v3i2.292
M. Syukrillah
Dalam beberapa karya ilmiahnya Kamaruddin Amin mengkritik metode yang digunakan al-Albani dalam menguji validitas hadis yang diriwayatkan oleh perawi mudallis. Implikasi metode al-Albani dalam menyeleksi validitas hadis para mudallisin dinilai bisa berdampak pada penda’ifan banyak hadis yang selama ini dinilai sahih oleh para ulama hadis. Tulisan ini menguji kembali argumen yang diajukan oleh Kamaruddin Amin untuk mengkritik pemikiran al-Albani dengan mengumpulkan pendapat dan hasil kerja uji validitas hadis karya al-Albani. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan (gap) antara kritik Kamaruddin Amin atas metode al-Albani dalam menentukan validitas hadis mudallas baik secara teori maupun praktek al-Albani sendiri. Kamaruddin Amin berkesimpulan bahwa dalam melakukan otentifikasi hadis, al-Albani sangat setia kepada metodologi sarjana Muslim tradisional. Namun demikian, metode yang digunakannya dalam menentukan otentisitas hadis terlalu umum.
{"title":"METODE AL-ALBANI DALAM UJI VALIDITAS HADIS RIWAYAT MUDALLIS (Kritik atas Kritik Kamaruddin Amin)","authors":"M. Syukrillah","doi":"10.52266/tadjid.v3i2.292","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i2.292","url":null,"abstract":"Dalam beberapa karya ilmiahnya Kamaruddin Amin mengkritik metode yang digunakan al-Albani dalam menguji validitas hadis yang diriwayatkan oleh perawi mudallis. Implikasi metode al-Albani dalam menyeleksi validitas hadis para mudallisin dinilai bisa berdampak pada penda’ifan banyak hadis yang selama ini dinilai sahih oleh para ulama hadis. Tulisan ini menguji kembali argumen yang diajukan oleh Kamaruddin Amin untuk mengkritik pemikiran al-Albani dengan mengumpulkan pendapat dan hasil kerja uji validitas hadis karya al-Albani. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan (gap) antara kritik Kamaruddin Amin atas metode al-Albani dalam menentukan validitas hadis mudallas baik secara teori maupun praktek al-Albani sendiri. Kamaruddin Amin berkesimpulan bahwa dalam melakukan otentifikasi hadis, al-Albani sangat setia kepada metodologi sarjana Muslim tradisional. Namun demikian, metode yang digunakannya dalam menentukan otentisitas hadis terlalu umum.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115350191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.245
Ilfiana Iffah Jihada
Masyarakat Indonesia lebih banyak memeluk agama Islam, sehingga banyak nama diri dari masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa Arab. Nama diri dalam bahasa Arab di Indonesia banyak terjadi perubahan sistem kebahasaan, baik dalam sistem fonologi. Analisis nama diri berbahasa Arab dalam tataran fonologi menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana penulis mendeskripsikan lalu menganalisis nama-nama diri tersebut dilihat dari tataran fonologi. Sebagai contoh nama diri berbahasa Arab Jamal. Nama diri ini mengalami perubahan fonem yaitu dengan menghilangnya salah satu fonem suprasegmental yaitu tanda panjang (lenght/maddah), yang sebenarnya dalam bahasa Arab جمال dengan transliterasinya Jamaal menjadi Jamal. fenomena seperti yang disebutkan di atas sering terjadi bahkan berulang-ulang dalam penggunaan nama diri berbahasa Arab di Indonesia, sehingga bisa diterima dan terjadilah integrasi.
{"title":"TINJAUAN FONOLOGIS TERHADAP INTEGRASI PENGGUNAAN NAMA DIRI BAHASA ARAB DI INDONESIA","authors":"Ilfiana Iffah Jihada","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.245","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.245","url":null,"abstract":"Masyarakat Indonesia lebih banyak memeluk agama Islam, sehingga banyak nama diri dari masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa Arab. Nama diri dalam bahasa Arab di Indonesia banyak terjadi perubahan sistem kebahasaan, baik dalam sistem fonologi. Analisis nama diri berbahasa Arab dalam tataran fonologi menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana penulis mendeskripsikan lalu menganalisis nama-nama diri tersebut dilihat dari tataran fonologi. Sebagai contoh nama diri berbahasa Arab Jamal. Nama diri ini mengalami perubahan fonem yaitu dengan menghilangnya salah satu fonem suprasegmental yaitu tanda panjang (lenght/maddah), yang sebenarnya dalam bahasa Arab جمال dengan transliterasinya Jamaal menjadi Jamal. fenomena seperti yang disebutkan di atas sering terjadi bahkan berulang-ulang dalam penggunaan nama diri berbahasa Arab di Indonesia, sehingga bisa diterima dan terjadilah integrasi.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115891927","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.240
Andi Muhammad Asbar
Wacana sains dan teknologi selalu menjadi diskursus jika diperhadapkan dengan Islam.Bahkan, kalangan sarjana berusaha mengintegrasikan dengan berbagai macam rupa. Pada kenyataannya dalam perkembangan Islam tercatat beberapa ilmuan Muslim.Salah satusumbangan terbesar Islam bagi dunia modernsaat ini,adalahmewariskan sejumlahteori pengetahuan tentang alam semesta dan cara-cara menerapkan pengetahuan tentangnya.Dalam banyakhal, hubungan antara ilmu pengetahuan (sains) dengan cara-cara menerapkannya (teknologi) telah banyak dicontohkan dan diuji cobakan oleh sejumlah sarjana muslim pada sekitar abad ke-9 M sampai13 M. Di sisi lain, integrasi Islam dengan sains dan teknologi juga menjadi wacana populer dan menjadi pemantik lahirnya kajian tentang hal tersebut di dunia akademik. Sehingga menghasilkan perjumpaan teori di antara keduanyayang pada akhirnya dapat disepakati semuanya bisa saling melengkapi dan tidak terpisahkan.Hakikat pendayagunaan teknologi adalah sebagai media pendukung aktivitas manusia. Hal tersebut harus disadari masyarakat sebagai dampak positif dari teknologi yang bersifat komplementer, serta dampaknya terhadap pendidikan Islam, maka harus mampu melahirkan manusia untuk mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama pendidikan Islam. Inilah kausa-finalisnya mengapa dan untuk apa pendidikan Islam itu dalam pergolakan sosial, utamanya dalam era perkembangan IPTEK ini.Dengan kata lain pendidikan Islam harus ikut memainkan peran dan tidak sekedar menjadi penonton.Oleh karena itu, tepatlah bila pelajaran tentang IPTEK dimasukkan dalam pendidikan Islam, dan mutunya harus ditingkatkan.
{"title":"DISKURSUS WACANA SAINS DAN TEKNOLOGI SERTA DAMPAKNYA PADA PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Andi Muhammad Asbar","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.240","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.240","url":null,"abstract":"Wacana sains dan teknologi selalu menjadi diskursus jika diperhadapkan dengan Islam.Bahkan, kalangan sarjana berusaha mengintegrasikan dengan berbagai macam rupa. Pada kenyataannya dalam perkembangan Islam tercatat beberapa ilmuan Muslim.Salah satusumbangan terbesar Islam bagi dunia modernsaat ini,adalahmewariskan sejumlahteori pengetahuan tentang alam semesta dan cara-cara menerapkan pengetahuan tentangnya.Dalam banyakhal, hubungan antara ilmu pengetahuan (sains) dengan cara-cara menerapkannya (teknologi) telah banyak dicontohkan dan diuji cobakan oleh sejumlah sarjana muslim pada sekitar abad ke-9 M sampai13 M. Di sisi lain, integrasi Islam dengan sains dan teknologi juga menjadi wacana populer dan menjadi pemantik lahirnya kajian tentang hal tersebut di dunia akademik. Sehingga menghasilkan perjumpaan teori di antara keduanyayang pada akhirnya dapat disepakati semuanya bisa saling melengkapi dan tidak terpisahkan.Hakikat pendayagunaan teknologi adalah sebagai media pendukung aktivitas manusia. Hal tersebut harus disadari masyarakat sebagai dampak positif dari teknologi yang bersifat komplementer, serta dampaknya terhadap pendidikan Islam, maka harus mampu melahirkan manusia untuk mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama pendidikan Islam. Inilah kausa-finalisnya mengapa dan untuk apa pendidikan Islam itu dalam pergolakan sosial, utamanya dalam era perkembangan IPTEK ini.Dengan kata lain pendidikan Islam harus ikut memainkan peran dan tidak sekedar menjadi penonton.Oleh karena itu, tepatlah bila pelajaran tentang IPTEK dimasukkan dalam pendidikan Islam, dan mutunya harus ditingkatkan.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124729917","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.242
Jairin Jairin
Islam mengakui hak setiap individu sebagai pemilik atas apa yang diperolehnya melalui bekerja dalam pengertian yang seluas-luasnya, dan manusia berhak untuk mempertukarkan haknya itu dalam batas-batas yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Persyaratan-persyaratan dan batas-batas hak milik dalam Islam sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri, yaitu dengan sistem keadilan dan sesuai dengan hak-hak semua pihak yang terlibat di dalamnya. Sedangkan di dalam sistem ekonomi kapitalis faktor kerja tidak diperhitungkan. Para buruh dianggap budak yang dapat dibayar seenaknya. Upah buruh ditentukan oleh bos/majikan. Karena kesulitan mendapatkan rizki, maka para buruh mau saja dibayar berapa saja, dibayar murah sekali pun. Sebaliknya, Islam justru memperhitungkan faktor kerja dan nilai tambah yang berkeadilan, sehingga system Ekonomi Islam mengaturnya secara berkeadilan dan menghindari eksploitasi.
{"title":"SISTEM EKONOMI DAN PERBANKAN SYARIAI`AH DALAM PRESPEKSTIF EKONOMI ISLAM","authors":"Jairin Jairin","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.242","url":null,"abstract":"Islam mengakui hak setiap individu sebagai pemilik atas apa yang diperolehnya melalui bekerja dalam pengertian yang seluas-luasnya, dan manusia berhak untuk mempertukarkan haknya itu dalam batas-batas yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Persyaratan-persyaratan dan batas-batas hak milik dalam Islam sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri, yaitu dengan sistem keadilan dan sesuai dengan hak-hak semua pihak yang terlibat di dalamnya. Sedangkan di dalam sistem ekonomi kapitalis faktor kerja tidak diperhitungkan. Para buruh dianggap budak yang dapat dibayar seenaknya. Upah buruh ditentukan oleh bos/majikan. Karena kesulitan mendapatkan rizki, maka para buruh mau saja dibayar berapa saja, dibayar murah sekali pun. Sebaliknya, Islam justru memperhitungkan faktor kerja dan nilai tambah yang berkeadilan, sehingga system Ekonomi Islam mengaturnya secara berkeadilan dan menghindari eksploitasi.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128220498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.241
Idhar Idhar
Pesantren merupakan lembaga pendidik, tidak hanya mendidik para santri ilmu agama, melainkan juga membekalinya dengan akhlak yang menjadi karakter khas dari seorang santri. Tidak berlebihan ketika pesantren dikatakan sebagai sumber pendidikan karakter untuk menjawab persoalan bangsa. Kasus yang banyak terjadi pada siswa ialah karena kurangnya pendidikan karakter pada diri siswa. Ciri khas pesantren dan sangat sulit ditiru oleh lembaga pendidikan lainnya adalah kuatnya penanaman akhlak-akhlak terpuji. Sehingga label ‘santri’ pun secara dzahir telah identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan aplikasi akhlak terpuji telah mendarah daging dalam dunia pendidikan pondok pesantren. Kyai sebagai sentral figur di dalamnya memberikan uswah dan qudwah hasanah dalam pendidikan akhlak. Karena penanaman akhlak lebih mengena dengan perbuatan daripada penjejalan materi di dalam kelas, maka pendidikan akhlak di pondok pesantren sangat mengena di benak para santrinya.
{"title":"KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PEMBENTUKAN AKHLAK DI PESANTREN","authors":"Idhar Idhar","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.241","url":null,"abstract":"Pesantren merupakan lembaga pendidik, tidak hanya mendidik para santri ilmu agama, melainkan juga membekalinya dengan akhlak yang menjadi karakter khas dari seorang santri. Tidak berlebihan ketika pesantren dikatakan sebagai sumber pendidikan karakter untuk menjawab persoalan bangsa. Kasus yang banyak terjadi pada siswa ialah karena kurangnya pendidikan karakter pada diri siswa. Ciri khas pesantren dan sangat sulit ditiru oleh lembaga pendidikan lainnya adalah kuatnya penanaman akhlak-akhlak terpuji. Sehingga label ‘santri’ pun secara dzahir telah identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan aplikasi akhlak terpuji telah mendarah daging dalam dunia pendidikan pondok pesantren. Kyai sebagai sentral figur di dalamnya memberikan uswah dan qudwah hasanah dalam pendidikan akhlak. Karena penanaman akhlak lebih mengena dengan perbuatan daripada penjejalan materi di dalam kelas, maka pendidikan akhlak di pondok pesantren sangat mengena di benak para santrinya.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124859754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.246
R. Ruslan., H. Hendra
Kurikulum pendidikan Islam memegang peran penting dalam mengajarkan orang yang beragama untuk menghargai orang yang menganut agama lain atau tidak mengajarkan untuk mengklaim agama tertentu sebagai pemilik kebenaran absolut. Dengan demikian, klaim minna dan minhum dengan sendirinya tidak akan terwariskan kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Kurikulum pendidikan Islam, dalam hal ini materi PAI baik pada sekolah, madrasah maupun pesantren, hendaknya mencerminkan nilai-nilai pluralitas, sehingga konflik yang terjadi di berbagai belahan Indonesia, tidak menyudutkan peran pendidikan agama Islam.
{"title":"PROBLEMATIKA KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DALAM ERA PLURALITAS AGAMA","authors":"R. Ruslan., H. Hendra","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.246","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.246","url":null,"abstract":"Kurikulum pendidikan Islam memegang peran penting dalam mengajarkan orang yang beragama untuk menghargai orang yang menganut agama lain atau tidak mengajarkan untuk mengklaim agama tertentu sebagai pemilik kebenaran absolut. Dengan demikian, klaim minna dan minhum dengan sendirinya tidak akan terwariskan kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Kurikulum pendidikan Islam, dalam hal ini materi PAI baik pada sekolah, madrasah maupun pesantren, hendaknya mencerminkan nilai-nilai pluralitas, sehingga konflik yang terjadi di berbagai belahan Indonesia, tidak menyudutkan peran pendidikan agama Islam.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"222 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134460834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.243
A. Anton
Universitas Muhammadiyah Kupang adalah salah satu Perguruan Tinggi Islam yang terkenal dan terbesar yang berdiri sejak tahun 1987 di Wilayah Nusa Tenggara Timur. Kehadiranya memberikan angin segar bagi umat muslim diwilayah tersebut, karena dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk pengembangan pendidikan Islam. Tidak hanya diminati oleh umat muslim saja akan tetapi yang lebih menarik adalah umat non-muslim lebih beranimo untuk masuk ke Perguruan Tinggi Islam tersebut. Padahal disekitar perguruan tersebut telah berdiri sejak lama, terbesar dan terkenal yaitu perguruan tinggi yang bernaung langsung dibawah agama Katolik dan Protestan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pengembangan serta peran Universitas Muhammadiyah Kupang terhadap pengembangan pendidikan Islam.Hasil penelitian menunjukan bahwa UniversitasMuhammadiyah Kupang didirikan bukan hanya untuk orang Muhammadiyah atau Islam tetapi yang lebih penting adalah untuk kaum dhuafah, orang miskin dan untuk umat semua umat di Nusa Tenggara Timur, yang menekankan konsep rahmatan lil aalamin dan konsep organisme yaitu merujuk pada al-qur’an dan hadits serta ijma dalam proses pengembangan Pendidikan Islam.
Muhammadiyah Kupang大学是自1987年以来在Nusa东南部地区建立的最著名和最大的伊斯兰学院之一。亲自光临为该地区的穆斯林提供新鲜空气,为伊斯兰教育的发展做出最大贡献。不仅穆斯林感兴趣,而且更有趣的是,非穆斯林更有勇气进入伊斯兰大学。最伟大和最著名的是一所直接隶属天主教和新教的大学。本研究旨在了解Muhammadiyah Kupang大学对伊斯兰教育发展的发展和作用的概念。研究结果显示,UniversitasMuhammadiyah贻贝不仅仅是为了建立穆罕默德或伊斯兰人,但更重要的是为所有的子民的dhuafah,穷人和东努沙登加拉的子民,强调有机体rahmatan lil aalamin概念和概念即指的是伊斯兰教'an圣训和ijma伊斯兰教育发展过程中。
{"title":"PERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM","authors":"A. Anton","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.243","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.243","url":null,"abstract":"Universitas Muhammadiyah Kupang adalah salah satu Perguruan Tinggi Islam yang terkenal dan terbesar yang berdiri sejak tahun 1987 di Wilayah Nusa Tenggara Timur. Kehadiranya memberikan angin segar bagi umat muslim diwilayah tersebut, karena dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk pengembangan pendidikan Islam. Tidak hanya diminati oleh umat muslim saja akan tetapi yang lebih menarik adalah umat non-muslim lebih beranimo untuk masuk ke Perguruan Tinggi Islam tersebut. Padahal disekitar perguruan tersebut telah berdiri sejak lama, terbesar dan terkenal yaitu perguruan tinggi yang bernaung langsung dibawah agama Katolik dan Protestan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pengembangan serta peran Universitas Muhammadiyah Kupang terhadap pengembangan pendidikan Islam.Hasil penelitian menunjukan bahwa UniversitasMuhammadiyah Kupang didirikan bukan hanya untuk orang Muhammadiyah atau Islam tetapi yang lebih penting adalah untuk kaum dhuafah, orang miskin dan untuk umat semua umat di Nusa Tenggara Timur, yang menekankan konsep rahmatan lil aalamin dan konsep organisme yaitu merujuk pada al-qur’an dan hadits serta ijma dalam proses pengembangan Pendidikan Islam.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114639192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.244
Nasaruddin Nasaruddin, Abdussahid Abdussahid
Salah satu tantangan yang paling berat bagi pembangunan dalam sebuah bangsa dan negara adalah masalah korupsi. Korupsi merupakan salah satu kejahatan dan tindak pidana tertentu yang bersifat serius, terorganisir yang telah menimbulkan masalah dan ancaman serius, karena dapat membahayakan stabilitas dan keamanan negara dan juga kemerosotan ummat. Kemakmuran dan keamanan negara sangat sulit tercapai apabila praktek korupsi masih sering dilakukan oleh sebagian orang, pejabat, staf dan instansi-instansi tertentu. Dari sisi lain bahwa praktek korupsi adalah tergolong sebagai kejahatan yang besar dan luar biasa. Dan oleh karenanya pemberantasa harus dilakukan dengan cara yang luar biasa pula, diantaranya; adanya upaya setiap pribadi untuk memaksimalkan seluruh potensi yang diberikan oleh Allah SWT dalam dirinya dan pemanfaatan segala instrumen yang ada dalam masyarakat. Salah satu diantaranya adalah pemanfaatan ayat al-Quran dan hadits Rasulullah SAW yang berkaitan dengan penanggulangan korupsi, tidak dapat dilakukan secara sekaligus tetapi dilakukan secara bertahap demi mewujudkan dan mengaktulisasikan nilai-nilai agama dalam kehdidupan bermasyarakat dan bernegara. Berangkat dari permasalahan ini bahwa al-Quran dan al-Hadits mempunyai wawasan tersendiri tentang penanggulangan korupsi yang secara detail.
{"title":"PENANGGULANGAN KORUPSI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN","authors":"Nasaruddin Nasaruddin, Abdussahid Abdussahid","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.244","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.244","url":null,"abstract":"Salah satu tantangan yang paling berat bagi pembangunan dalam sebuah bangsa dan negara adalah masalah korupsi. Korupsi merupakan salah satu kejahatan dan tindak pidana tertentu yang bersifat serius, terorganisir yang telah menimbulkan masalah dan ancaman serius, karena dapat membahayakan stabilitas dan keamanan negara dan juga kemerosotan ummat. Kemakmuran dan keamanan negara sangat sulit tercapai apabila praktek korupsi masih sering dilakukan oleh sebagian orang, pejabat, staf dan instansi-instansi tertentu. Dari sisi lain bahwa praktek korupsi adalah tergolong sebagai kejahatan yang besar dan luar biasa. Dan oleh karenanya pemberantasa harus dilakukan dengan cara yang luar biasa pula, diantaranya; adanya upaya setiap pribadi untuk memaksimalkan seluruh potensi yang diberikan oleh Allah SWT dalam dirinya dan pemanfaatan segala instrumen yang ada dalam masyarakat. Salah satu diantaranya adalah pemanfaatan ayat al-Quran dan hadits Rasulullah SAW yang berkaitan dengan penanggulangan korupsi, tidak dapat dilakukan secara sekaligus tetapi dilakukan secara bertahap demi mewujudkan dan mengaktulisasikan nilai-nilai agama dalam kehdidupan bermasyarakat dan bernegara. Berangkat dari permasalahan ini bahwa al-Quran dan al-Hadits mempunyai wawasan tersendiri tentang penanggulangan korupsi yang secara detail.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121754266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.247
M.Hanafi Muchlis
Guru mempunyai peranan yang besar dan strategis dalam proses belajar dan mengajar selain materi (kurikulum) dan metode (sistem kurikulum). Hal ini disebabkan karena guru menjadi subjek terdepan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting, peran guru itu sampai saat ini masih belum dapat digantikan oleh teknologi sekali pun. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik putra bangsa dengan nilai-nilai konstruktif. Oleh karena demikian, maka guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Al-Quran sebagai pedoman bagi kehidupan manusia dalam segala aspek termasuk pendidikan, juga memberikan rambu-rambu tentang karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang guru (terutama guru pendidikan Islam). Di antara kompetensi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dipahami dari QS al-Kahf: 65 adalah kompetensi keagamaan (‘abdun), kompetensi kepribadian (rahmah), kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional (‘ilm).
{"title":"KARAKTERISTIK GURU TELADAN DALAM TINJUAN AL-QURAN SURAH AL-KAHF AYAT 65","authors":"M.Hanafi Muchlis","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.247","url":null,"abstract":"Guru mempunyai peranan yang besar dan strategis dalam proses belajar dan mengajar selain materi (kurikulum) dan metode (sistem kurikulum). Hal ini disebabkan karena guru menjadi subjek terdepan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting, peran guru itu sampai saat ini masih belum dapat digantikan oleh teknologi sekali pun. Guru adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik putra bangsa dengan nilai-nilai konstruktif. Oleh karena demikian, maka guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Al-Quran sebagai pedoman bagi kehidupan manusia dalam segala aspek termasuk pendidikan, juga memberikan rambu-rambu tentang karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang guru (terutama guru pendidikan Islam). Di antara kompetensi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dipahami dari QS al-Kahf: 65 adalah kompetensi keagamaan (‘abdun), kompetensi kepribadian (rahmah), kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional (‘ilm).","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"203 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116177252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-09DOI: 10.52266/tadjid.v3i1.248
Sri Handayani
Studi tentang sumber daya manusia menjadi dikursus yang inti dalam bidang pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan Islam, oleh karena itu masalah peningkatan profesionalisme tenaga pendidik (guru) sangatlah penting untuk menjadi prioritas. Pada realitanya banyak cara yang biasa ditempuh untuk meningkatkan kompetensi guru-guru di sekolah ataupun madrasah, dengan “goal akhir” adalah meningkatnya kualitas peserta didik yang akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya. Dalam lingkup yang lebih luas, Sumber Daya Manusia adalah manusia/orang yang bekerja di lingkungan sebuah organisasi yang disebut pegawai, pekerja, karyawan, personil, pimpinan / manajer, tenaga kerja, majikan buruh dan sebutan-sebutan identik yang lain. Di lingkungan organisasi bidang pendidikan adalah semua pegawai administratif, pendidik /guru, dosen serta tenaga kependidikan. Dalam tulisan singkat ini, di kaji persoalan tentang Sumber Daya Manusia SDM pendidikan Islam yang memegang peran sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya perbaikan di bidang pendidikan Islam merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan secara terus menerus agar tidak tertinggal oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang begitu cepat. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan demi mendapatkan SDM berkualitas di usia produktif, siap kerja, dan terampil. Sehingga bidang pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan output SDM yang berkualitas, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan nasional yang lebih berkualitas dan berkarakter.
{"title":"OPTIMALISASI MSDM GUNA MENCAPAI TUJUAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Sri Handayani","doi":"10.52266/tadjid.v3i1.248","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v3i1.248","url":null,"abstract":"Studi tentang sumber daya manusia menjadi dikursus yang inti dalam bidang pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan Islam, oleh karena itu masalah peningkatan profesionalisme tenaga pendidik (guru) sangatlah penting untuk menjadi prioritas. Pada realitanya banyak cara yang biasa ditempuh untuk meningkatkan kompetensi guru-guru di sekolah ataupun madrasah, dengan “goal akhir” adalah meningkatnya kualitas peserta didik yang akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya. Dalam lingkup yang lebih luas, Sumber Daya Manusia adalah manusia/orang yang bekerja di lingkungan sebuah organisasi yang disebut pegawai, pekerja, karyawan, personil, pimpinan / manajer, tenaga kerja, majikan buruh dan sebutan-sebutan identik yang lain. Di lingkungan organisasi bidang pendidikan adalah semua pegawai administratif, pendidik /guru, dosen serta tenaga kependidikan. Dalam tulisan singkat ini, di kaji persoalan tentang Sumber Daya Manusia SDM pendidikan Islam yang memegang peran sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya perbaikan di bidang pendidikan Islam merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan secara terus menerus agar tidak tertinggal oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang begitu cepat. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan demi mendapatkan SDM berkualitas di usia produktif, siap kerja, dan terampil. Sehingga bidang pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan output SDM yang berkualitas, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan nasional yang lebih berkualitas dan berkarakter.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"85 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133205315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}