Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.170
M. Arif
Umar Ibnu Ahmad Barjah adalah seorang yang mempunyai Kepandaiannya dalam karya tulis, beliau menguasai bahasa Arab dan sastranya, ilmu tafsir dan Hadits, ilmu fiqih dan tasawuf, ilmu sirah dan tarikh. Ditambah, penguasaan bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Salah satu karya besar beliau adalah kitab akhlakul lil banin, secara khusus menyoroti tentang pendidikan akhlak kepada anak, kitab yang sering di jadikan rujukan pada dunia pendidikan terutama dunia pondok pesantren. Berawal dari inilah peneliti melakukan penelitian ribrary research dari kitab akhlakul lil banin dengan menggunakan teknik analisis data, content analisis yang terdiri dari reduksi data, coding, inductive and deductive approaches to coding in qualitative content analysis. Yang mendapatkan kesimpulan tentang pendidikan akhlak perspektif Umar Ibnu Ahmad Barjah dalam kitabnya akhlakul lil banin, yaitu: Pendidikan akhlak menjadi hal yang wajib ditanamkan kepada anak sejak kecil, di mulai dari pendidikan Akhlak kepada Allah, Akhlak kepada Nabi Muhammad SAW, Akhlak kepada kedua orang tua, Akhlak kepada saudara, Akhlak kepada tetangga, Akhlak kepada guru.
{"title":"Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Kitab Ahlakul Lil Banin Karya Umar Ibnu Ahmad Barjah","authors":"M. Arif","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.170","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.170","url":null,"abstract":"Umar Ibnu Ahmad Barjah adalah seorang yang mempunyai Kepandaiannya dalam karya tulis, beliau menguasai bahasa Arab dan sastranya, ilmu tafsir dan Hadits, ilmu fiqih dan tasawuf, ilmu sirah dan tarikh. Ditambah, penguasaan bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Salah satu karya besar beliau adalah kitab akhlakul lil banin, secara khusus menyoroti tentang pendidikan akhlak kepada anak, kitab yang sering di jadikan rujukan pada dunia pendidikan terutama dunia pondok pesantren. Berawal dari inilah peneliti melakukan penelitian ribrary research dari kitab akhlakul lil banin dengan menggunakan teknik analisis data, content analisis yang terdiri dari reduksi data, coding, inductive and deductive approaches to coding in qualitative content analysis. Yang mendapatkan kesimpulan tentang pendidikan akhlak perspektif Umar Ibnu Ahmad Barjah dalam kitabnya akhlakul lil banin, yaitu: Pendidikan akhlak menjadi hal yang wajib ditanamkan kepada anak sejak kecil, di mulai dari pendidikan Akhlak kepada Allah, Akhlak kepada Nabi Muhammad SAW, Akhlak kepada kedua orang tua, Akhlak kepada saudara, Akhlak kepada tetangga, Akhlak kepada guru.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117016554","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.169
Ilfiana Iffah Jihada
Bahasa Arab memiliki ciri dan tanda khusus, terutama pada kosakata. Bahasa Arab kaya dengan kosakata, ditambah lagi dengan adanya pemindahan bahasa Asing ke dalam bahasa Arab yang semakin memperkaya kosakata bahasa Arab. Pemindahan kosakata Asing ke dalam bahasa Arab ini disebut dengan Arabisasi (ta’rib). Pembentukan kata atau istilah dalam ta’ribdapat dilakukan dengan cara menyerap kata asing (yang dimaksud Inggris) ke dalam bahasa Arab. Penyerapan ini mengalami perubahan fonologi sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Perubahan fonologi yang terjadi pada penyerapan tersebut adalah asimilasi fonetis dan asimilasi fonemis.asimilasi fonetis terjadi karena perubahannya masih dalam lingkup alofon dari satu fonem, misalnya fonem /p/ berubah menjadi fonem /b/ atau dalam bahasa Arab (ب) karena fonem /p/ merupakan alofon dari fonem /b/. Sedangkan asimilasi fonemis terjadi karena perubahannya pada lingkup dua fonem yang berbeda. Misalnya fonem /g/ dalam bahasa Arab berubah menjadi fonem /j/ atau (ج). Bunyi /g/ merupakan alofon dri fonem /g/ dan fonem /j/ merupakan alofon dari fonem /j/.
阿拉伯语有特殊的特点和标记,尤其是在词汇上。阿拉伯语的词汇很丰富,此外,将一种外语翻译成阿拉伯语,进一步丰富了阿拉伯语词汇。这种将外国词汇转移到阿拉伯语中称为阿拉伯语(肋骨)。在英语里,造字或造词的方法可以是把外来词(英语,意即英语)吸收成阿拉伯语。根据阿拉伯语的规则,这种吸收经历了音韵学的变化。吸收的音韵学变化是语音同化和音标同化。语音同化是因为变化仍然alofon范围中一个音素,例如音素/ p变成音素/ b /还是阿拉伯语(ب),因为音素/ p是音素的alofon / b /。而音素同化的发生是因为它在两个不同音素领域的变化。例如音素/ g /阿拉伯语变成音素/ j /或(ج)。声音/g/是声音/g/和音素/j/是音素/j/的声音。
{"title":"Perubahan Fonologis Dalam Kasus Ta’rib (Arabisasi) Pada Rubrik Fotografi Media Al-Jazeera","authors":"Ilfiana Iffah Jihada","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.169","url":null,"abstract":"Bahasa Arab memiliki ciri dan tanda khusus, terutama pada kosakata. Bahasa Arab kaya dengan kosakata, ditambah lagi dengan adanya pemindahan bahasa Asing ke dalam bahasa Arab yang semakin memperkaya kosakata bahasa Arab. Pemindahan kosakata Asing ke dalam bahasa Arab ini disebut dengan Arabisasi (ta’rib). Pembentukan kata atau istilah dalam ta’ribdapat dilakukan dengan cara menyerap kata asing (yang dimaksud Inggris) ke dalam bahasa Arab. Penyerapan ini mengalami perubahan fonologi sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Perubahan fonologi yang terjadi pada penyerapan tersebut adalah asimilasi fonetis dan asimilasi fonemis.asimilasi fonetis terjadi karena perubahannya masih dalam lingkup alofon dari satu fonem, misalnya fonem /p/ berubah menjadi fonem /b/ atau dalam bahasa Arab (ب) karena fonem /p/ merupakan alofon dari fonem /b/. Sedangkan asimilasi fonemis terjadi karena perubahannya pada lingkup dua fonem yang berbeda. Misalnya fonem /g/ dalam bahasa Arab berubah menjadi fonem /j/ atau (ج). Bunyi /g/ merupakan alofon dri fonem /g/ dan fonem /j/ merupakan alofon dari fonem /j/.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133498251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.168
M. Syukrillah
Karya al-Bukhari berupa al-Jami’ al-Shahih atau yang dikenal dengan Sahih al-Bukhari merupakan masterpiece dalam bidang hadis. Sebagai penyusun kitab tersebut, Al-Bukhari menjamin validitas hadis-hadis di dalamnya tanpa menjelaskan kriteria atau syarat kesahihannya. Apresiasi yang tinggi kepada kitab Sahih al-Bukhari telah memancing minat para peneliti hadis untuk meneliti lebih jauh terhadap konsep dan syarat validitas hadis menurut penulis kitab tersebut. Di antara ulama yang meneliti dan merumuskan tentang syarat sahih al-Bukhari adalah al-Hakim (w. 405 H), Muhammad Thahir al-Maqdisy (w. 507 H), al-Hazimy (w. 584 H), an-Nawawy (w. 676 H). Rumusan istilah syarth al-Bukhari ternyata masih merupakan sesuatu yang kontroversial dan menjadi diskursus ulama hadis dari masa ke masa.
{"title":"Teori Ulama Hadis Tentang Syarth Sahih Al-Bukhari","authors":"M. Syukrillah","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.168","url":null,"abstract":"Karya al-Bukhari berupa al-Jami’ al-Shahih atau yang dikenal dengan Sahih al-Bukhari merupakan masterpiece dalam bidang hadis. Sebagai penyusun kitab tersebut, Al-Bukhari menjamin validitas hadis-hadis di dalamnya tanpa menjelaskan kriteria atau syarat kesahihannya. Apresiasi yang tinggi kepada kitab Sahih al-Bukhari telah memancing minat para peneliti hadis untuk meneliti lebih jauh terhadap konsep dan syarat validitas hadis menurut penulis kitab tersebut. Di antara ulama yang meneliti dan merumuskan tentang syarat sahih al-Bukhari adalah al-Hakim (w. 405 H), Muhammad Thahir al-Maqdisy (w. 507 H), al-Hazimy (w. 584 H), an-Nawawy (w. 676 H). Rumusan istilah syarth al-Bukhari ternyata masih merupakan sesuatu yang kontroversial dan menjadi diskursus ulama hadis dari masa ke masa.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132353286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.173
Fathurrahman Fathurrahman
Setelah serangan al-Ghazali melalui Tahafutul al-Falasifah, filsafat Islam dianggap telah kehilangan tempat dan mandek, meskipun Ibn Rusd kemudian hadir membantah al-Ghazali melalui Tahafuf al-Tahafut. Bantahan itu tidak banyak memberikan pengaruh, karena dalam kenyataannya di belahan Timur dunia Islam pemikiran filsafat semakin redup dan berpindah ke belahan Barat (Spanyol). Anggapan ini sesungguhnya tidaklah tepat, karena pada masa itu di wilayah Persia justru muncul cara pandang baru tentang tentang filsafat yang dimunculkan oleh tokoh muslim. Adalah seorang tokoh bernama Suhrawardi dengan gagasan filsafat iluminasinya (hikmah al-israqiyah) yang hadir untuk membenahi kelemahan-kelemahan filsafat peripatetik yang telah mendominasi pemikiran umat Islam.Filsafat iluminasi merupakan upaya Suhrawardi memadukan rasionalitas Aristotelian dengan perasaan beragama (dzauq) untuk dapat mencapai pengetahuan tertinggi.
在al-Ghazali通过tahfutul al-Falasifah攻击之后,伊斯兰哲学被认为是失去了自己的位置和mandek,尽管Ibn Rusd后来通过tahfuf al- tufut参加了al-Ghazali的讨论。反对意见并没有多大影响,因为事实上在伊斯兰世界的东部,哲学思想正在变得暗淡,并转向西方(西班牙)。这种观点是错误的,因为当时在波斯地区出现了一种对穆斯林哲学的新看法。一位名叫苏赫拉瓦迪(Suhrawardi)的观点是他的插图哲学(al- israel qiyah的教训),他参加了纠正影响穆斯林思想的近派哲学的弱点。光照派哲学是苏赫拉瓦迪试图将亚里士多德理性与宗教感情(dzauq)结合起来,以获得最高的知识。
{"title":"Filsafat Iluminasi Suhrawardi Al-Maqtul","authors":"Fathurrahman Fathurrahman","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.173","url":null,"abstract":"Setelah serangan al-Ghazali melalui Tahafutul al-Falasifah, filsafat Islam dianggap telah kehilangan tempat dan mandek, meskipun Ibn Rusd kemudian hadir membantah al-Ghazali melalui Tahafuf al-Tahafut. Bantahan itu tidak banyak memberikan pengaruh, karena dalam kenyataannya di belahan Timur dunia Islam pemikiran filsafat semakin redup dan berpindah ke belahan Barat (Spanyol). Anggapan ini sesungguhnya tidaklah tepat, karena pada masa itu di wilayah Persia justru muncul cara pandang baru tentang tentang filsafat yang dimunculkan oleh tokoh muslim. Adalah seorang tokoh bernama Suhrawardi dengan gagasan filsafat iluminasinya (hikmah al-israqiyah) yang hadir untuk membenahi kelemahan-kelemahan filsafat peripatetik yang telah mendominasi pemikiran umat Islam.Filsafat iluminasi merupakan upaya Suhrawardi memadukan rasionalitas Aristotelian dengan perasaan beragama (dzauq) untuk dapat mencapai pengetahuan tertinggi.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127466372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.171
Iqbal Iqbal
Cina merupakan salah satu negara terkuat di dunia, baik secara ekonomi maupun politik. Secara politik, Cina merupakan negara yang diperhitungkan oleh karena memiliki pasukan militer yang cukup besar di mata dunia. Dalam sejarah, Cina merupakan salah satu negara yang sejak dulu telah terkenal dengan segala aspeknya, mulai dari politik hingga ekonomi. Bahkan dalam sejarah, Indonesia yang memiliki jumlah muslim terbesar di dunia memiliki hubungan erat terkait penyebaran Islam di Indonesia yang salah satunya berasal dari Cina. Hal ini berarti bahwa Cina lebih dahulu mengenal Islam dibanding Indonesia. Bebeberapa etnis di cina yang memeluk Islam antara lain etnik Huizu, Uygur, Kazakh, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain-lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun negeri Cina tidak mengadopsi sistem negara berbasis Islam, namun Cina memilik peranan penting dalm penyebaran agama Islam.
{"title":"Islam Di Cina Dalam Tinjauan Historis","authors":"Iqbal Iqbal","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.171","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.171","url":null,"abstract":"Cina merupakan salah satu negara terkuat di dunia, baik secara ekonomi maupun politik. Secara politik, Cina merupakan negara yang diperhitungkan oleh karena memiliki pasukan militer yang cukup besar di mata dunia. Dalam sejarah, Cina merupakan salah satu negara yang sejak dulu telah terkenal dengan segala aspeknya, mulai dari politik hingga ekonomi. Bahkan dalam sejarah, Indonesia yang memiliki jumlah muslim terbesar di dunia memiliki hubungan erat terkait penyebaran Islam di Indonesia yang salah satunya berasal dari Cina. Hal ini berarti bahwa Cina lebih dahulu mengenal Islam dibanding Indonesia. Bebeberapa etnis di cina yang memeluk Islam antara lain etnik Huizu, Uygur, Kazakh, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain-lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun negeri Cina tidak mengadopsi sistem negara berbasis Islam, namun Cina memilik peranan penting dalm penyebaran agama Islam.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131558240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/TADJID.V2I2.172
A. Anton, Y. N. Nobisa
Penelitian dimaksudkan untuk mengungkapkan tingkat mutu Pendidikan dan faktor-faktor pendukung mutu pendidikan di MAN Model Kupang. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif, namun yang dominan adalah analisis secara kuantitatif dengan deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat mutu pendidikan di MAN Model Kupang dapat dikategorikan bermutu terutama dilihat dari kualitas keilmuan dan ahlak seorang guru, tenaga kependidikan dan non kependidikan yang dapat memberikan contoh teladan kepada para siswanya. Disamping itu penguasaan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sangat tinggi. Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa rata-rata siswa MAN Model Kupang selalu mendapatkan nilai tinggi. Hal ini dapat terlihat dari capaian hasil belajarnya yang memuaskan, baik dalam bentuk nilai dari hasil pekerjaan rumahnya, nilai dari hasil tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah, maupun nilai dari hasil ujian akhir semester yang tercantum dalam buku rapor, prestasi-prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh baik tingkat lokal maupun nasional. Adapun faktor-faktor yang mendukung mutu pendidikan pada MAN Model Kupang ditunjang oleh sistem rekruitmen seleksi dan penerimaan siswa baru yang sangat baik, peningkatan kualitas keilmuan dan akhlak para guru dan tenaga kependidikan, memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, dan sistem manajemen sekolah yang terarah.
{"title":"Analisis Mutu Pendidikan Pada Madrasah Aliyah Negeri Model Kupang (Suatu Kajian Manajemen Pendidikan Islam)","authors":"A. Anton, Y. N. Nobisa","doi":"10.52266/TADJID.V2I2.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/TADJID.V2I2.172","url":null,"abstract":"Penelitian dimaksudkan untuk mengungkapkan tingkat mutu Pendidikan dan faktor-faktor pendukung mutu pendidikan di MAN Model Kupang. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif, namun yang dominan adalah analisis secara kuantitatif dengan deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat mutu pendidikan di MAN Model Kupang dapat dikategorikan bermutu terutama dilihat dari kualitas keilmuan dan ahlak seorang guru, tenaga kependidikan dan non kependidikan yang dapat memberikan contoh teladan kepada para siswanya. Disamping itu penguasaan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sangat tinggi. Dari data tersebut diperoleh gambaran bahwa rata-rata siswa MAN Model Kupang selalu mendapatkan nilai tinggi. Hal ini dapat terlihat dari capaian hasil belajarnya yang memuaskan, baik dalam bentuk nilai dari hasil pekerjaan rumahnya, nilai dari hasil tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah, maupun nilai dari hasil ujian akhir semester yang tercantum dalam buku rapor, prestasi-prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh baik tingkat lokal maupun nasional. Adapun faktor-faktor yang mendukung mutu pendidikan pada MAN Model Kupang ditunjang oleh sistem rekruitmen seleksi dan penerimaan siswa baru yang sangat baik, peningkatan kualitas keilmuan dan akhlak para guru dan tenaga kependidikan, memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, dan sistem manajemen sekolah yang terarah.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114514560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.175
Ahmad Ari Masyhuri
Dialektika antara teks al-Qur'an dengan realitas sosialnya mengalami perubahan pasca Rasulullah wafat. Dampak dari perubahan ini antara lain hubungan dialog yang telah dibangun oleh al-Qur'an pada masa turunnya berubah menjadi monologis. Artinya, al-Qur'an sudah tidak lagi aktif berdialog tetapi sebaliknya menunggu untuk diajak berdialog atau cenderung dipahami secara doktrinal. Beragam diskursus, peristiwa dan konteks yang melingkupi turunnya al-Qur'an tidak akan terulang sama persis pada saat ini. Kondisi sosial kehidupan Nabi Muhammad SAW., menerima wahyu sekaligus cara beliau menafsirkannya dan mengaplikasikannya dalam sebuah prilaku juga tidak akan dapat dirasakan oleh umat Islam sekarang dan masa yang akan datang. Fakta ini menunjukkan bahwa ada rentang waktu yang sangat panjang antara al-Qur'an sekaligus nabi Muhammad dengan umat Islam yang hidup dalam dunia modern sekarang. Sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi para mufassir tentang perkembangan kajian teoritis tafsir sosial, sehingga mereka dapat menjelaskan dan mengungkapkan maksud serta kandungan makna al-Qur'an yang telah diwahyukan pada masa lalu tetapi harus tetap bisa dijadikan pedoman hidup sampai akhir masa.
{"title":"Tafsir Sosial Dalam Prespektif Al Qur’an","authors":"Ahmad Ari Masyhuri","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.175","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.175","url":null,"abstract":"Dialektika antara teks al-Qur'an dengan realitas sosialnya mengalami perubahan pasca Rasulullah wafat. Dampak dari perubahan ini antara lain hubungan dialog yang telah dibangun oleh al-Qur'an pada masa turunnya berubah menjadi monologis. Artinya, al-Qur'an sudah tidak lagi aktif berdialog tetapi sebaliknya menunggu untuk diajak berdialog atau cenderung dipahami secara doktrinal. Beragam diskursus, peristiwa dan konteks yang melingkupi turunnya al-Qur'an tidak akan terulang sama persis pada saat ini. Kondisi sosial kehidupan Nabi Muhammad SAW., menerima wahyu sekaligus cara beliau menafsirkannya dan mengaplikasikannya dalam sebuah prilaku juga tidak akan dapat dirasakan oleh umat Islam sekarang dan masa yang akan datang. Fakta ini menunjukkan bahwa ada rentang waktu yang sangat panjang antara al-Qur'an sekaligus nabi Muhammad dengan umat Islam yang hidup dalam dunia modern sekarang. Sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi para mufassir tentang perkembangan kajian teoritis tafsir sosial, sehingga mereka dapat menjelaskan dan mengungkapkan maksud serta kandungan makna al-Qur'an yang telah diwahyukan pada masa lalu tetapi harus tetap bisa dijadikan pedoman hidup sampai akhir masa.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127987356","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-31DOI: 10.52266/tadjid.v2i2.174
Kaharuddin Kaharuddin, Abdus Sahid
Islam merupakan sistem nilai dan ajaran illahiyah yang bersifat transendental. sehubungan dengan hal itu, ajaran Islam sebagai sesuatu sistim universal akan selalu hadir dinamis dan selalu mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Kondisi tersebut didasarkan pada keberadaan sumber ajaran Islam yang kokoh, yaitu Al-Qur’an, dan Hadist. Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Sedangkan Hadist/Sunnah merupakan segalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup umat manusia. Namun berbeda dengaan Al-Qur’an, perkembangan Hadist/Sunnah tidak semulus Al-Qur’an. Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring pertumbuhan studi terhadap Hadist/Sunnah itu sendiri. Keraguan terhadap hadits, lebih memuncak ketika munculnya golongan yang mengingkari Sunnah (inkar As Sunnah) diantaranya; kaum Syi’ah yang cenderung memberikan penafsiran yang menyimpang tentang kemurnian hadis Nabi. Bahkan pada sisi yang lain, muncul pula pandangan para tokoh orientalis yang menganggap hadis sebagai sumber terpercaya awal masa Islam, melainkan hanya sebagai sumber dogma, konflik serta perhatian muslim belakangan yang telah menyebarkan hadis.
伊斯兰教是一种超越伊斯兰教的价值观和教义体系。在这方面,伊斯兰教义作为一个普遍的系统,将永远是动态的,永远能够应对时代的挑战。这种情况是基于伊斯兰教义的强大来源——古兰经和圣训的存在。古兰经是上帝的话语,包含了生活各个方面的基本教义。圣训-逊尼派则是segalah向先知穆罕默德看到一堆堆的东西包含线索(手册)对人类生命都有利。然而,与可兰经不同的是,圣训/逊尼派的发展不如古兰经那么好。各种怀疑甚至拒绝出现增长随着对圣训-逊尼派本身的研究。对圣训的怀疑更加强烈,在圣训中出现了否认逊尼派(inkar As sunna)的阶级;圣贤们倾向于歪曲先知圣训的纯洁另一方面,那些认为圣训是伊斯兰教早期可信的来源的东方主义者也提出了同样的观点,他们认为圣训只是伊斯兰教教义、冲突和后来传播圣训的穆斯林观点。
{"title":"Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam: (Tinjauan Paham Inkar As-Sunnah, Syi’ah, Dan Orientalis)","authors":"Kaharuddin Kaharuddin, Abdus Sahid","doi":"10.52266/tadjid.v2i2.174","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i2.174","url":null,"abstract":"Islam merupakan sistem nilai dan ajaran illahiyah yang bersifat transendental. sehubungan dengan hal itu, ajaran Islam sebagai sesuatu sistim universal akan selalu hadir dinamis dan selalu mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Kondisi tersebut didasarkan pada keberadaan sumber ajaran Islam yang kokoh, yaitu Al-Qur’an, dan Hadist. Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Sedangkan Hadist/Sunnah merupakan segalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup umat manusia. Namun berbeda dengaan Al-Qur’an, perkembangan Hadist/Sunnah tidak semulus Al-Qur’an. Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring pertumbuhan studi terhadap Hadist/Sunnah itu sendiri. Keraguan terhadap hadits, lebih memuncak ketika munculnya golongan yang mengingkari Sunnah (inkar As Sunnah) diantaranya; kaum Syi’ah yang cenderung memberikan penafsiran yang menyimpang tentang kemurnian hadis Nabi. Bahkan pada sisi yang lain, muncul pula pandangan para tokoh orientalis yang menganggap hadis sebagai sumber terpercaya awal masa Islam, melainkan hanya sebagai sumber dogma, konflik serta perhatian muslim belakangan yang telah menyebarkan hadis.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125862224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-08-14DOI: 10.52266/tadjid.v2i1.106
A. Armansyah
Perkembangan abad mutakhir menghendaki adanya suatu sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang komprehensif. Lembaga pendidikan Islam dituntut untuk mampu ikut berkompetisi dalam upaya menciptakan suatu inovasi kreatif terhadap sistem ataupun metode pembelajaran yang telah ada. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Halaqah biasanya digunakan untuk mengambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin menkaji ajaran Islam jumlah peserta berkisar antara 3-12 orang. Pada dasarnya sistem pembinaan halaqah ada tiga tingkatan, mulai dari tahap pertama adalah tahap rahasia dan perseorangan yaitu sejak turunnya wahyu yang pertama Al-qur’an Surat 96, ayat 1-5, tahap kedua adalah tahap terang-terangan kemudian tahap ketiga adalah Tahap untuk umum yaitu seruan dalam skala internasional. Secara praksis penerapan metode halaqah, menjadi ruang meditor bagi setiap orang untuk memahami potensi dirinya mencakup kecerdasan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, bahkan membina hubungan.
{"title":"Penerapan Sistem Pembinaan Halaqah Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional","authors":"A. Armansyah","doi":"10.52266/tadjid.v2i1.106","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v2i1.106","url":null,"abstract":"Perkembangan abad mutakhir menghendaki adanya suatu sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang komprehensif. Lembaga pendidikan Islam dituntut untuk mampu ikut berkompetisi dalam upaya menciptakan suatu inovasi kreatif terhadap sistem ataupun metode pembelajaran yang telah ada. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Halaqah biasanya digunakan untuk mengambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin menkaji ajaran Islam jumlah peserta berkisar antara 3-12 orang. Pada dasarnya sistem pembinaan halaqah ada tiga tingkatan, mulai dari tahap pertama adalah tahap rahasia dan perseorangan yaitu sejak turunnya wahyu yang pertama Al-qur’an Surat 96, ayat 1-5, tahap kedua adalah tahap terang-terangan kemudian tahap ketiga adalah Tahap untuk umum yaitu seruan dalam skala internasional. Secara praksis penerapan metode halaqah, menjadi ruang meditor bagi setiap orang untuk memahami potensi dirinya mencakup kecerdasan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, bahkan membina hubungan.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133211775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 1900-01-01DOI: 10.52266/tadjid.v6i2.1064
M. Muchlis
PendidikaMempelajari sejarah kehidupan Rasulullah SAW akan terus menarik karena seluruh aspeknya bernilai pendidikan. Di antara aspek yang menarik itu adalah hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim atau yang lebih dikenal dengan hadis Jibril. Kajian ini bertujuan membahas Hadis Jibril yang bersinggungan langsung dengan proses pembelajaran dalam perspektif pendidikan, yaitu materi pendidikan. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research). Peneliti mencatat semua temuan secara umum pada setiap pembahasan penelitian yang didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-sumber,mengumpulkan buku/kitab secara bertahap. Data-data yang ada dianalisis dengan menggunakan pendekatan hermeneutik dengan teknik analisis data menggunakan content analysis, kemudian mengkaji, mempelajari, dan mencatat literatur yang ada kaitannya dengan fokus kajian. Hasil Kajian menunjukkan bahwa Materi pendidikan yang terdapat dalam hadits Jibril antara lain: materi iman, materi islam/fikih, materi akhlak, dan materi tanda-tanda hari kiamat.
{"title":"MATERI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF HADITS","authors":"M. Muchlis","doi":"10.52266/tadjid.v6i2.1064","DOIUrl":"https://doi.org/10.52266/tadjid.v6i2.1064","url":null,"abstract":"PendidikaMempelajari sejarah kehidupan Rasulullah SAW akan terus menarik karena seluruh aspeknya bernilai pendidikan. Di antara aspek yang menarik itu adalah hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim atau yang lebih dikenal dengan hadis Jibril. Kajian ini bertujuan membahas Hadis Jibril yang bersinggungan langsung dengan proses pembelajaran dalam perspektif pendidikan, yaitu materi pendidikan. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research). Peneliti mencatat semua temuan secara umum pada setiap pembahasan penelitian yang didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-sumber,mengumpulkan buku/kitab secara bertahap. Data-data yang ada dianalisis dengan menggunakan pendekatan hermeneutik dengan teknik analisis data menggunakan content analysis, kemudian mengkaji, mempelajari, dan mencatat literatur yang ada kaitannya dengan fokus kajian. Hasil Kajian menunjukkan bahwa Materi pendidikan yang terdapat dalam hadits Jibril antara lain: materi iman, materi islam/fikih, materi akhlak, dan materi tanda-tanda hari kiamat.","PeriodicalId":372954,"journal":{"name":"TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan","volume":"154 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114381627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}