Students who are mathematics teacher candidates have different mathematical communication skills. They carry out mathematics learning when doing teaching practice. Their mathematical communication skills greatly influence the communication that is implemented into mathematics learning in the classroom. This study aims to describe the mathematical communication profile of female students who are mathematics teacher candidates. The participant of this study was a female teacher candidate who was carrying out teaching practice (PPL) at the training school. Data collection was done by recording the implementation of learning, which was presented through learning video transcripts and analyzed by data reduction, data displaying, and interpretation-verification. The results of this study are prospective female teachers always ask students to repeat their answers, to ensure the answers mentioned. This has resulted in the fact that female mathematics teacher candidates are not strict in making decisions, seem rambling in making decisions. The nonverbal communication of female teacher candidates is a clear voice heard throughout the class; ways/gestures, movements of appearance and facial expressions show calmness and smile to students, so learning flows smoothly.
{"title":"Mathematical communication profile of female student who is mathematics teacher candidate in implementing teaching practice program","authors":"Hidayah Ansori, I. Budayasa, S. Suwarsono","doi":"10.33654/MATH.V5I2.605","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.605","url":null,"abstract":"Students who are mathematics teacher candidates have different mathematical communication skills. They carry out mathematics learning when doing teaching practice. Their mathematical communication skills greatly influence the communication that is implemented into mathematics learning in the classroom. This study aims to describe the mathematical communication profile of female students who are mathematics teacher candidates. The participant of this study was a female teacher candidate who was carrying out teaching practice (PPL) at the training school. Data collection was done by recording the implementation of learning, which was presented through learning video transcripts and analyzed by data reduction, data displaying, and interpretation-verification. The results of this study are prospective female teachers always ask students to repeat their answers, to ensure the answers mentioned. This has resulted in the fact that female mathematics teacher candidates are not strict in making decisions, seem rambling in making decisions. The nonverbal communication of female teacher candidates is a clear voice heard throughout the class; ways/gestures, movements of appearance and facial expressions show calmness and smile to students, so learning flows smoothly.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131366579","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak kesalahan dan faktor penyebab terjadi kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Analisis kesalahan yang digunakan peneliti berdasarkan analisis newman dengan tahapan membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses, dan penulisan jawaban. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang masih mengampu perkuliahan selama dua semester. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah melalui teknik tes dan wawancara dimana untuk menentukan keabsahan data dan hasil, peneliti melakukan proses triangulasi dari kedua teknik tersebut. Pada penelitian ini menggunakan 3 subjek mahasiswa yang memiliki nilai terendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek 1 dan subjek 3 melakukan jenis kesalahan pada tahapan membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses, dan penulisan jawaban. Sedangkan untuk subjek 2 jenis kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah pada tahapan transformasi dan keterampilan proses. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan ini diantaranya mahasiswa tidak mengerti arti beberapa kalimat yang terdapat pada soal, mahasiswa tidak mengetahui informasi dalam soal secara lengkap, mahasiswa tidak mengetahui rumus yang akan digunakan, mahasiswa tidak melakukan langkah pengoperasian aljabar yang sesuai, dan mahasiswa tidak mengerti langkah akhir dalam menyelesaikan soal cerita.
{"title":"Error description of the first year student in aljabar problems","authors":"Sri Rahmawati Fitriatien","doi":"10.33654/MATH.V5I2.655","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.655","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak kesalahan dan faktor penyebab terjadi kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Analisis kesalahan yang digunakan peneliti berdasarkan analisis newman dengan tahapan membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses, dan penulisan jawaban. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang masih mengampu perkuliahan selama dua semester. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah melalui teknik tes dan wawancara dimana untuk menentukan keabsahan data dan hasil, peneliti melakukan proses triangulasi dari kedua teknik tersebut. Pada penelitian ini menggunakan 3 subjek mahasiswa yang memiliki nilai terendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek 1 dan subjek 3 melakukan jenis kesalahan pada tahapan membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses, dan penulisan jawaban. Sedangkan untuk subjek 2 jenis kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah pada tahapan transformasi dan keterampilan proses. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan ini diantaranya mahasiswa tidak mengerti arti beberapa kalimat yang terdapat pada soal, mahasiswa tidak mengetahui informasi dalam soal secara lengkap, mahasiswa tidak mengetahui rumus yang akan digunakan, mahasiswa tidak melakukan langkah pengoperasian aljabar yang sesuai, dan mahasiswa tidak mengerti langkah akhir dalam menyelesaikan soal cerita.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115416258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putu Umi Kartika Dewi, G. A. Mahayukti, I. Sudiarta
Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa masih rendah karena siswa belum mampu untuk mengembangkan kreativitasnya dalam pemecahan masalah sehingga diperlukan suatu model pembelajaran Treffinger dengan memperhatikan kecerdasan logis matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari kecerdasan logis matematis siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan treatment by level dengan populasi penelitian kelas X MIPA SMA Negeri 2 Singaraja. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kecerdasan logis matematis dan tes kemampuan pemecahan masalah. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran Treffinger lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan logis matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi lebih cocok mengikuti model pembelajaran Treffinger, sebaliknya siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis rendah lebih cocok mengikuti model pembelajaran konvensional.
学生解决问题的能力仍然很低,因为学生没能培养创造力Treffinger学习解决问题,所以需要一个模型中通过关注学生的数学逻辑智能。本研究的目的是测试Treffinger学习模式对学生数学智能所具有的解决问题能力的影响。该研究采用高水平的X MIPA SMA Negeri 2 Singaraja研究人群的治疗设计。研究样本是通过随机抽样技术确定的。所使用的研究工具是对数学智能和问题解决能力的测试。数据是通过双车道方差分析来分析的。研究结果表明解决数学问题的能力的学生参加学习模式Treffinger高于解决数学问题的能力的学生遵循传统的学习模式。学习模型和数学智能与数学解决问题能力之间存在相互作用。拥有高数学智能的学生更适合遵循特雷芬的学习模式,而拥有低数学智能的学生更适合遵循传统的学习模式。
{"title":"The effect of treffinger learning model on problem solving ability viewed from students logical mathematical intelligence","authors":"Putu Umi Kartika Dewi, G. A. Mahayukti, I. Sudiarta","doi":"10.33654/MATH.V5I2.650","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.650","url":null,"abstract":"Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa masih rendah karena siswa belum mampu untuk mengembangkan kreativitasnya dalam pemecahan masalah sehingga diperlukan suatu model pembelajaran Treffinger dengan memperhatikan kecerdasan logis matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari kecerdasan logis matematis siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan treatment by level dengan populasi penelitian kelas X MIPA SMA Negeri 2 Singaraja. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kecerdasan logis matematis dan tes kemampuan pemecahan masalah. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran Treffinger lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan logis matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi lebih cocok mengikuti model pembelajaran Treffinger, sebaliknya siswa yang memiliki kecerdasan logis matematis rendah lebih cocok mengikuti model pembelajaran konvensional.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129641847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tunarungu kelas VIII dalam menyelesaikan masalah non rutin yang berkaitan dengan masalah pecahan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain case study. Pengambilan subyek dilakukan secara purposive sebanyak 6 orang pada tiga Sekolah Luar Biasa (SLB) B yakni SLB B Karya Murni Ruteng, SMPLB Negeri Semarang dan SLB B Don Bosco Wonosobo.. Data dikumpulkan melalui tes pemecahan masalah dan wawancara. Hasil analisis terhadap data hasil pekerjaan dan data wawancara, diperoleh bahwa kemampuan-kemampuan matematis yang muncul pada subyek dalam menyelesaikan masalah antara lain; (1) ada kecenderungan bahwa dalam membangun pemahaman terhadap masalah, subyek merepresentasikan masalah melalui gambar, dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, dan menyatakan kembali masalah dalam bahasa yang lebih sederhana; (2) Subyek dapat melakukan elaborasi yakni mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah terbentuk; (3) Jika siswa tunarungu dapat menyelesaikan masalah, maka untuk menyelesaikan masalah cenderung menggunakan gambar dan menggunakan cara membilang. Dengan demikian, disimpulkan bahwa siswa tunarungu dapat menyelesaikan soal non-rutin dengan tingkat kesulitan tinggi dengan terlebih dahulu memvisualisasikan masalah dalam bentuk gambar dan menulis kembali dalam bentuk kalimat sederhana.
本研究旨在概述八年级聋哑学生在解决与分数相关的非常规问题方面的数学问题能力。采用的研究类型是定性研究与案例研究设计。在三所特殊学校,6名学生被选为SLB B,这是Ruteng useb, SMPLB country Semarang和SLB B Don Bosco Wonosobo。通过问题解决测试和采访收集数据。对工作结果和采访数据的分析表明,在解决问题的学科中出现的数学能力包括:(1)有一种趋势是,在理解问题的过程中,主体通过图片代表问题,能够揭示已知的和提出的问题,识别已知的元素,并用更简单的语言重申问题;(2)受试者可以详细说明将信息与已形成的知识联系起来;(3)如果失聪学生能够解决问题,那么解决问题往往使用图片和使用记忆方法。因此,得出结论,聋哑学生可以通过首先将问题形象化成图像,然后用简单的句子进行写作,以解决困难程度的非常规问题。
{"title":"Mathematical problem-solving abilities of deaf student in solving non-routine problems","authors":"S. Leton, M. Lakapu, W. B. D. Dosinaeng","doi":"10.33654/MATH.V5I2.538","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.538","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tunarungu kelas VIII dalam menyelesaikan masalah non rutin yang berkaitan dengan masalah pecahan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain case study. Pengambilan subyek dilakukan secara purposive sebanyak 6 orang pada tiga Sekolah Luar Biasa (SLB) B yakni SLB B Karya Murni Ruteng, SMPLB Negeri Semarang dan SLB B Don Bosco Wonosobo.. Data dikumpulkan melalui tes pemecahan masalah dan wawancara. Hasil analisis terhadap data hasil pekerjaan dan data wawancara, diperoleh bahwa kemampuan-kemampuan matematis yang muncul pada subyek dalam menyelesaikan masalah antara lain; (1) ada kecenderungan bahwa dalam membangun pemahaman terhadap masalah, subyek merepresentasikan masalah melalui gambar, dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, dan menyatakan kembali masalah dalam bahasa yang lebih sederhana; (2) Subyek dapat melakukan elaborasi yakni mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah terbentuk; (3) Jika siswa tunarungu dapat menyelesaikan masalah, maka untuk menyelesaikan masalah cenderung menggunakan gambar dan menggunakan cara membilang. Dengan demikian, disimpulkan bahwa siswa tunarungu dapat menyelesaikan soal non-rutin dengan tingkat kesulitan tinggi dengan terlebih dahulu memvisualisasikan masalah dalam bentuk gambar dan menulis kembali dalam bentuk kalimat sederhana.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126151593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berjenis studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa dalam memecahkan masalah kombinatorika dasar. Subjek penelitiannya yaitu tiga mahasiswa program studi pendidikan matematika yang terdiri dari satu mahasiswa berkemampuan tinggi, satu mahasiswa berkemampuan sedang, dan satu mahasiswa berkemampuan rendah yang dipilih secara purposive. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis kemampuan berpikir kritis dan kreatif subjek penelitian dalam memecahkan masalah kaidah penghitungan, permutasi, dan kombinasi. Dari sisi kemampuan berpikir kritis, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan regulasi diri para mahasiswa masih rendah. Kemampuan berpikir kritis pada umumnya masih terbatas pada kemampuan menginterpretasi dan menganalisis masalah; hanya mahasiswa berkemampuan tinggi yang menunjukkan kemampuan dalam mengevaluasi masalah. Namun, rendahnya kemampuan regulasi diri menyebabkan ketiga mahasiswa tersebut belum mampu menyadari kesalahan pada strategi yang dibuat. Sedangkan, dari sisi kemampuan berpikir kreatif, para mahasiswa, terutama mahasiswa berkemampuan tinggi, mampu menghasilkan ide orisinal dalam memecahkan masalah kombinatorika dasar. Namun, rendahnya kemampuan berpikir fleksibel yang didukung oleh rendahnya kemampuan meregulasi diri menyebabkan ketiga mahasiswa terebut mengalami kesulitan dalam menghasilkan ide-ide yang berbeda.
{"title":"Analysis of students’ higher order thinking skills in solving basic combinatorics problems","authors":"W. B. D. Dosinaeng","doi":"10.33654/MATH.V5I2.611","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.611","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berjenis studi kasus yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa dalam memecahkan masalah kombinatorika dasar. Subjek penelitiannya yaitu tiga mahasiswa program studi pendidikan matematika yang terdiri dari satu mahasiswa berkemampuan tinggi, satu mahasiswa berkemampuan sedang, dan satu mahasiswa berkemampuan rendah yang dipilih secara purposive. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis kemampuan berpikir kritis dan kreatif subjek penelitian dalam memecahkan masalah kaidah penghitungan, permutasi, dan kombinasi. Dari sisi kemampuan berpikir kritis, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan regulasi diri para mahasiswa masih rendah. Kemampuan berpikir kritis pada umumnya masih terbatas pada kemampuan menginterpretasi dan menganalisis masalah; hanya mahasiswa berkemampuan tinggi yang menunjukkan kemampuan dalam mengevaluasi masalah. Namun, rendahnya kemampuan regulasi diri menyebabkan ketiga mahasiswa tersebut belum mampu menyadari kesalahan pada strategi yang dibuat. Sedangkan, dari sisi kemampuan berpikir kreatif, para mahasiswa, terutama mahasiswa berkemampuan tinggi, mampu menghasilkan ide orisinal dalam memecahkan masalah kombinatorika dasar. Namun, rendahnya kemampuan berpikir fleksibel yang didukung oleh rendahnya kemampuan meregulasi diri menyebabkan ketiga mahasiswa terebut mengalami kesulitan dalam menghasilkan ide-ide yang berbeda.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125796013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keterampilan mengajar merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru. Oleh karenanya, mahasiswa calon guru perlu terus menerus melatih diri untuk mengembangkan keterampilan mengajarnya. Salah satu cara yang diusahakan adalah melalui pengajaran mikro pada mata kuliah PSAP (Perencanaan, Strategi, Asesmen, Pembelajaran) Matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi dari kemampuan akademik dan pedagogik mahasiswa calon guru terhadap keterampilan dasar mengajar mereka dalam pengajaran mikro. Subjek penelitian terdiri dari 56 mahasiswa prodi Pendidikan Matematika Universitas Pelita Harapan angkatan 2017. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dan analisis regresi linear sederhana. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi rubrik pengajaran mikro, arsip nilai mahasiswa, dan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah: (1) terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan akademik dan keterampilan dasar mengajar; (2) terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan akademik terhadap keterampilan dasar mengajar; (3) terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan pedagogik dan keterampilan dasar mengajar; serta (4) terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan pedagogik terhadap keterampilan dasar mengajar. Ini berarti, mata kuliah pedagogi dan konten dasar matematika yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
{"title":"The effect of academic and pedagogic competences on basic teaching skills of mathematics teacher candidates in micro teaching","authors":"K. Dirgantoro","doi":"10.33654/MATH.V5I2.604","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.604","url":null,"abstract":"Keterampilan mengajar merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru. Oleh karenanya, mahasiswa calon guru perlu terus menerus melatih diri untuk mengembangkan keterampilan mengajarnya. Salah satu cara yang diusahakan adalah melalui pengajaran mikro pada mata kuliah PSAP (Perencanaan, Strategi, Asesmen, Pembelajaran) Matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi dari kemampuan akademik dan pedagogik mahasiswa calon guru terhadap keterampilan dasar mengajar mereka dalam pengajaran mikro. Subjek penelitian terdiri dari 56 mahasiswa prodi Pendidikan Matematika Universitas Pelita Harapan angkatan 2017. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dan analisis regresi linear sederhana. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi rubrik pengajaran mikro, arsip nilai mahasiswa, dan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah: (1) terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan akademik dan keterampilan dasar mengajar; (2) terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan akademik terhadap keterampilan dasar mengajar; (3) terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan pedagogik dan keterampilan dasar mengajar; serta (4) terdapat pengaruh yang signifikan dari kemampuan pedagogik terhadap keterampilan dasar mengajar. Ini berarti, mata kuliah pedagogi dan konten dasar matematika yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132851239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dan pemenuhan unsur penunjang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dosen di perguruan tinggi sebagai bentuk cerminan kinerja yang dimilikinya. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, salah satunya adalah kesadaran metakognitif. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh kesadaran metakognitif terhadap kinerja dosen di perguruan tinggi. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto. Populasi penelitian ini adalah semua dosen di UNW Mataram dengan sampel semua dosen di FKIP UNW Mataram. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi (R Square, uji F, dan uji t). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kesadaran metakognitif berpengaruh terhadap kinerja dosen di perguruan tinggi. Adapun nilai R Square yang diperoleh sebesar 70,7%; nilai F sebesar 77,177 dengan signifikansi 0,000; dan nilai t yang diperoleh sebesar 8,785 dengan signifikansi sebesar 0,000.
{"title":"The effect of metacognitive awareness toward lecturer's peformance","authors":"M. G. Isnawan","doi":"10.33654/MATH.V5I2.520","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I2.520","url":null,"abstract":"Pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dan pemenuhan unsur penunjang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dosen di perguruan tinggi sebagai bentuk cerminan kinerja yang dimilikinya. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, salah satunya adalah kesadaran metakognitif. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh kesadaran metakognitif terhadap kinerja dosen di perguruan tinggi. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto. Populasi penelitian ini adalah semua dosen di UNW Mataram dengan sampel semua dosen di FKIP UNW Mataram. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi (R Square, uji F, dan uji t). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kesadaran metakognitif berpengaruh terhadap kinerja dosen di perguruan tinggi. Adapun nilai R Square yang diperoleh sebesar 70,7%; nilai F sebesar 77,177 dengan signifikansi 0,000; dan nilai t yang diperoleh sebesar 8,785 dengan signifikansi sebesar 0,000.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127302375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mathematics and physics are closely intertwined because mathematical concepts are used in physics. Physics is a part of science that studies natural behavior through experimental observations and quantitative measurements. Physics uses the language of mathematics to model natural phenomena into mathematical equations, so that in studying physics, mathematical abilities are needed as students' initial abilities in solving physics problems. This study uses a quantitative approach with a descriptive correlation method to analyze the mathematical concepts needed to solve the physical problems of the static electricity material in the Antasari Tadris Physics study program. The results of the study show that there is a high correlation between mastery of arithmetic and algebraic concepts with the ability of students to solve basic physics questions.
{"title":"Penguasaan konsep aljabar dan aritmatika untuk menyelesaikan soal-soal fisika dasar","authors":"Sitti Rahmasari","doi":"10.33654/MATH.V5I1.521","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I1.521","url":null,"abstract":"Mathematics and physics are closely intertwined because mathematical concepts are used in physics. Physics is a part of science that studies natural behavior through experimental observations and quantitative measurements. Physics uses the language of mathematics to model natural phenomena into mathematical equations, so that in studying physics, mathematical abilities are needed as students' initial abilities in solving physics problems. This study uses a quantitative approach with a descriptive correlation method to analyze the mathematical concepts needed to solve the physical problems of the static electricity material in the Antasari Tadris Physics study program. The results of the study show that there is a high correlation between mastery of arithmetic and algebraic concepts with the ability of students to solve basic physics questions.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126449917","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengklarifikasi dan membangun pemahaman dalam rangka mengambil kesimpulan yang sesuai dan membuat keputusan terbaik, sedangkan kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tertulis. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN 1 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2017/2018, sedangkan sampel yang digunakan adalah kelas VII A dan VII B yang berjumlah 56 siswa. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah Tes. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman diperoleh nilai signifikasi 0,00 < 0,01 sehingga Ho ditolak dan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika.
{"title":"Hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika","authors":"Fahriza Noor, Mayang Gadih Ranti","doi":"10.33654/MATH.V5I1.470","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I1.470","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengklarifikasi dan membangun pemahaman dalam rangka mengambil kesimpulan yang sesuai dan membuat keputusan terbaik, sedangkan kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk menyampaikan ide matematika baik secara lisan maupun tertulis. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN 1 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2017/2018, sedangkan sampel yang digunakan adalah kelas VII A dan VII B yang berjumlah 56 siswa. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Purposive Sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah Tes. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Berdasarkan Uji Korelasi Spearman diperoleh nilai signifikasi 0,00 < 0,01 sehingga Ho ditolak dan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP pada pembelajaran matematika.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129249747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui letak kesalahan dalam menyelesaikan persamaan kuadrat dan ketuntasan belajar pada materi persamaan kuadrat. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa SMK kelas X jurusan Farmasi sebanyak 65 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan analisis yang digunakan dengan teknik persentase. Hasil dari penelitian ini adalah letak kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus abc lebih dominan dengan menggunakan langkah 1 yaitu menentukan nilai-nilai a, b, dan c terutama pada persamaan kuadrat yang dinyatakan tidak baku dan ketuntasan belajar siswa belum tercapai.
{"title":"Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal persamaan kuadrat siswa SMK Kesehatan","authors":"Rahmi Hidayati","doi":"10.33654/MATH.V5I1.524","DOIUrl":"https://doi.org/10.33654/MATH.V5I1.524","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui letak kesalahan dalam menyelesaikan persamaan kuadrat dan ketuntasan belajar pada materi persamaan kuadrat. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa SMK kelas X jurusan Farmasi sebanyak 65 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan analisis yang digunakan dengan teknik persentase. Hasil dari penelitian ini adalah letak kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus abc lebih dominan dengan menggunakan langkah 1 yaitu menentukan nilai-nilai a, b, dan c terutama pada persamaan kuadrat yang dinyatakan tidak baku dan ketuntasan belajar siswa belum tercapai.","PeriodicalId":376956,"journal":{"name":"Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129298516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}