Pub Date : 2024-05-08DOI: 10.9744/aletheia.5.1.34-41
Lisa Narwastu Kristsuana, Grecia Violetta Afriline, Febi Santa Permata Gea, Nada Sherafim Latreia Krishi
Metode storytelling merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam pengenalan emosi pada anak usia dini. Storytelling juga merupakan metode yang menarik untuk dilakukan karena metode ini melibatkan seorang guru dalam bercerita dengan menggunakan ekspresi baik wajah maupun suara, intonasi bercerita, dan alat yang digunakan ketika bercerita. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah metode storytelling dapat memperkenalkan emosi kepada anak usia 4-5 tahun. Jenis pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian atau pengumpulan data di ambil di salah satu PAUD Surabaya. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang anak, yang berada di kelas Pre - K2 yang berusia 4-5 tahun, dengan melibatkan guru di sekolah tersebut sebagai informan. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi, atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah metode storytelling efektif digunakan untuk mengenalkan emosi pada anak usia dini. Melalui storytelling, anak belajar mengenali emosi yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita, mampu menyebutkan nama emosi, lebih mudah mengingat emosi yang telah diperkenalkan sebelumnya, dan dapat mengaitkan emosi tersebut dengan dirinya sendiri.
{"title":"METODE STORYTELLING UNTUK MENGENALKAN EMOSI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN","authors":"Lisa Narwastu Kristsuana, Grecia Violetta Afriline, Febi Santa Permata Gea, Nada Sherafim Latreia Krishi","doi":"10.9744/aletheia.5.1.34-41","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.5.1.34-41","url":null,"abstract":"Metode storytelling merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam pengenalan emosi pada anak usia dini. Storytelling juga merupakan metode yang menarik untuk dilakukan karena metode ini melibatkan seorang guru dalam bercerita dengan menggunakan ekspresi baik wajah maupun suara, intonasi bercerita, dan alat yang digunakan ketika bercerita. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah metode storytelling dapat memperkenalkan emosi kepada anak usia 4-5 tahun. Jenis pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian atau pengumpulan data di ambil di salah satu PAUD Surabaya. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang anak, yang berada di kelas Pre - K2 yang berusia 4-5 tahun, dengan melibatkan guru di sekolah tersebut sebagai informan. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi, atau pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah metode storytelling efektif digunakan untuk mengenalkan emosi pada anak usia dini. Melalui storytelling, anak belajar mengenali emosi yang dirasakan oleh tokoh dalam cerita, mampu menyebutkan nama emosi, lebih mudah mengingat emosi yang telah diperkenalkan sebelumnya, dan dapat mengaitkan emosi tersebut dengan dirinya sendiri.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"12 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141001312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan menghadirkan berbagai informasi yang aktual dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu media pembelajaran yang diperkenalkan pada abad ke-21 yaitu artificial intelligence (AI). Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui fungsi AI sebagai salah satu inovasi media pembelajaran digital. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan AI merupakan proses untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan membentuk generasi bangsa yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. AI merupakan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di Indonesia dengan tujuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang mampu bersaing secara internasional. Salah satunya yaitu melalui peran guru sekolah dasar dalam merangkul AI sebagai media pembelajaran digital yang dapat diintegrasikan kepada peserta didik sekolah dasar dengan sesuai, untuk menghadapi perubahan yang terjadi di dunia. Guru dan peserta didik dituntut untuk menyesuaikan diri dengan teknologi digital.
{"title":"PERAN GURU MEMANFAATKAN AI DALAM MEMBANGUN GENERASI UNGGUL MENUJU INDONESIA EMAS 2045","authors":"Franky Boentolo, Che-Che Chuan Racwelling Manu, Olyvia Giovany Saragih, Soniat Zalukhu","doi":"10.9744/aletheia.5.1.42-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.5.1.42-48","url":null,"abstract":"Kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan menghadirkan berbagai informasi yang aktual dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu media pembelajaran yang diperkenalkan pada abad ke-21 yaitu artificial intelligence (AI). Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui fungsi AI sebagai salah satu inovasi media pembelajaran digital. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan AI merupakan proses untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan membentuk generasi bangsa yang berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. AI merupakan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di Indonesia dengan tujuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang mampu bersaing secara internasional. Salah satunya yaitu melalui peran guru sekolah dasar dalam merangkul AI sebagai media pembelajaran digital yang dapat diintegrasikan kepada peserta didik sekolah dasar dengan sesuai, untuk menghadapi perubahan yang terjadi di dunia. Guru dan peserta didik dituntut untuk menyesuaikan diri dengan teknologi digital.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":" 40","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140999392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-13DOI: 10.9744/aletheia.4.2.61-65
Yuli Christiana Yoedo, Rema Jaya Bate’e
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana penggunaan flashcard oleh guru dalam kegiatan blending sound guna menciptakan proses belajar interaktif di sebuah SD Kristen di Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian didapatkan dari observasi dan wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah guru dan murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menggunakan flashcard dalam lagu, cerita binatang dan permainan untuk mengajarkan blending sound. Melalui tanya jawab, guru dan murid saling berinteraksi dalam proses belajar. Penggunaan flashcard terbukti efektif untuk menciptakan proses pembelajaran interaktif di jenjang kelas 1 SD.
{"title":"PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD GUNA MENCIPTAKAN PROSES INTERAKTIF","authors":"Yuli Christiana Yoedo, Rema Jaya Bate’e","doi":"10.9744/aletheia.4.2.61-65","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.2.61-65","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana penggunaan flashcard oleh guru dalam kegiatan blending sound guna menciptakan proses belajar interaktif di sebuah SD Kristen di Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian didapatkan dari observasi dan wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah guru dan murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menggunakan flashcard dalam lagu, cerita binatang dan permainan untuk mengajarkan blending sound. Melalui tanya jawab, guru dan murid saling berinteraksi dalam proses belajar. Penggunaan flashcard terbukti efektif untuk menciptakan proses pembelajaran interaktif di jenjang kelas 1 SD.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"44 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136282500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-13DOI: 10.9744/aletheia.4.2.66-76
Franky Boentolo
Pembelajaran remedial merupakan bagian integratif dari proses pembelajaran, yang bertujuan menolong murid yang belum mencapai performa minimal yang ditentukan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran difokuskan pada aspek akademis, padahal potensi dampak positifnya dalam diri para murid bisa jauh lebih luas. Pelaksanaan pembelajaran remedial ditinjau dengan sudut pandang pendidikan Kristen, khususnya nats Matius 20:1-16 sebagai dasar tinjauan, yang mengajarkan prinsip keadilan dan kasih karunia. Model penelitian yang digunakan adalah studi literatur, baik dalam cakupan literatur pendidikan tentang pembelajaran remedial dan pendidikan Kristen, maupun tafsiran terhadap Matius 20:1-16. Hasil penelusuran literatur menggambarkan bahwa pembelajaran remedial dapat menjadi sarana perwujudan keadilan dan kasih karunia dalam bidang pendidikan, karena pembelajaran remedial merupakan wujud kasih karunia kepada murid yang membutuhkan bantuan, sekaligus menjadi upaya pemenuhan kebutuhan setiap murid. Namun demikian, pelaksanaan remedial perlu memperhatikan dua hal: direspons proaktif oleh murid yang membutuhkan, dan tidak membebani murid tersebut dengan tambahan biaya.
{"title":"TINJAUAN PRAKTIK DAN MAKNA PEMBELAJARAN REMEDIAL BERDASARKAN MATIUS 20:1-16","authors":"Franky Boentolo","doi":"10.9744/aletheia.4.2.66-76","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.2.66-76","url":null,"abstract":"Pembelajaran remedial merupakan bagian integratif dari proses pembelajaran, yang bertujuan menolong murid yang belum mencapai performa minimal yang ditentukan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran difokuskan pada aspek akademis, padahal potensi dampak positifnya dalam diri para murid bisa jauh lebih luas. Pelaksanaan pembelajaran remedial ditinjau dengan sudut pandang pendidikan Kristen, khususnya nats Matius 20:1-16 sebagai dasar tinjauan, yang mengajarkan prinsip keadilan dan kasih karunia. Model penelitian yang digunakan adalah studi literatur, baik dalam cakupan literatur pendidikan tentang pembelajaran remedial dan pendidikan Kristen, maupun tafsiran terhadap Matius 20:1-16. Hasil penelusuran literatur menggambarkan bahwa pembelajaran remedial dapat menjadi sarana perwujudan keadilan dan kasih karunia dalam bidang pendidikan, karena pembelajaran remedial merupakan wujud kasih karunia kepada murid yang membutuhkan bantuan, sekaligus menjadi upaya pemenuhan kebutuhan setiap murid. Namun demikian, pelaksanaan remedial perlu memperhatikan dua hal: direspons proaktif oleh murid yang membutuhkan, dan tidak membebani murid tersebut dengan tambahan biaya.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"44 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136282499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-13DOI: 10.9744/aletheia.4.2.53-60
Romirio Torang Purba, Amelia Paramitha Dewi Putri
Perhatian murid adalah sikap yang menunjukkan konsentrasi dan fokus saat pembelajaran berlangsung. Salah satu kegiatan yang berkaitan dengan sikap tersebut yakni melalui pemberian penguatan positif. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh penguatan positif terhadap sikap perhatian murid kelas satu sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimen Kuasi dengan Desain Posttest-Only. Jumlah subjek penelitian ada 40 murid, terdiri dari 20 murid untuk kelompok eksperimen dan 20 murid untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitiannya berupa kuesioner sikap perhatian murid. Independent Sample t-Test digunakan sebagai teknik pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan positif berpengaruh terhadap sikap perhatian murid kelas satu sekolah dasar dengan nilai signifikansi sebesar 0.027 < alpha = 0.05.
{"title":"PENGARUH PENGUATAN POSITIF TERHADAP SIKAP PERHATIAN MURID KELAS SATU SEKOLAH DASAR","authors":"Romirio Torang Purba, Amelia Paramitha Dewi Putri","doi":"10.9744/aletheia.4.2.53-60","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.2.53-60","url":null,"abstract":"Perhatian murid adalah sikap yang menunjukkan konsentrasi dan fokus saat pembelajaran berlangsung. Salah satu kegiatan yang berkaitan dengan sikap tersebut yakni melalui pemberian penguatan positif. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh penguatan positif terhadap sikap perhatian murid kelas satu sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimen Kuasi dengan Desain Posttest-Only. Jumlah subjek penelitian ada 40 murid, terdiri dari 20 murid untuk kelompok eksperimen dan 20 murid untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitiannya berupa kuesioner sikap perhatian murid. Independent Sample t-Test digunakan sebagai teknik pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan positif berpengaruh terhadap sikap perhatian murid kelas satu sekolah dasar dengan nilai signifikansi sebesar 0.027 < alpha = 0.05.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"44 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136282497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Usia dini merupakan masa sangat penting dalam perkembangan bahasa seseorang. Kemampuan berbahasa berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif, emosi, dan keterampilan sosial anak. Perkembangan bahasa anak meliputi kemampuan reseptif, kemampuan ekspresif, dan keaksaraan. Salah satu metode untuk mendukung perkembangan kemampuan reseptif adalah dengan metode bercerita. Masalah yang seringkali timbul dalam penggunaan metode bercerita adalah perhatian anak yang mudah teralihkan dan kurangnya minat untuk mendengarkan cerita. Menggunakan flashcard dalam metode bercerita dapat menarik minat anak untuk mendengarkan cerita, dan mendukung perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan metode bercerita dengan media flashcard dalam menumbuhkan minat anak untuk mendengarkan cerita.
{"title":"PENGGUNAAN FLASHCARD UNTUK MENUMBUHKAN MINAT ANAK USIA DINI DALAM MENDENGARKAN CERITA","authors":"Lisa Narwastu Kristsuana, Dani Puspitasari, Glady Deltalia Lanapu, Agnes Satriani Zega","doi":"10.9744/aletheia.4.2.47-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.2.47-52","url":null,"abstract":"Usia dini merupakan masa sangat penting dalam perkembangan bahasa seseorang. Kemampuan berbahasa berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif, emosi, dan keterampilan sosial anak. Perkembangan bahasa anak meliputi kemampuan reseptif, kemampuan ekspresif, dan keaksaraan. Salah satu metode untuk mendukung perkembangan kemampuan reseptif adalah dengan metode bercerita. Masalah yang seringkali timbul dalam penggunaan metode bercerita adalah perhatian anak yang mudah teralihkan dan kurangnya minat untuk mendengarkan cerita. Menggunakan flashcard dalam metode bercerita dapat menarik minat anak untuk mendengarkan cerita, dan mendukung perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan metode bercerita dengan media flashcard dalam menumbuhkan minat anak untuk mendengarkan cerita.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"44 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136282498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-13DOI: 10.9744/aletheia.4.2.41-46
Evie Santoso, Dani Puspitasari
Artikel ini mengulas tentang kondisi pendidikan Kristen baik di Indonesia maupun di negara barat yang menurun karena kondisi komersil. Ideologi yang lahir dari pemikiran Abraham Kuyper tentang meletakkan Allah dalam posisi terpenting dan mengaitkannya dalam hidup mendorong manusia menjadi "pelayan masyarakat yang baik". Tulisan ini bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi pendidik Kristen dengan menerapkan pendekatan literatur tentang pemikiran Abraham Kuyper. Tiga implikasi penting yaitu kedaulatan Allah dalam pendidikan, tujuan dari pendidikan Kristen dan peran pendidik. Artikel ini mengaitkan relevansi ide Kuyper dalam masa kini dan mendorong para pendidik untuk memperbaharui komitmen mereka. Hasil memberikan ajakan kuat untuk pembaharuan tujuan dalam dunia pendidikan.
{"title":"ANALISIS PEMIKIRAN ABRAHAM KUYPER DAN IMPLEMENTASINYA PADA PENDIDIKAN KRISTEN MASA KINI","authors":"Evie Santoso, Dani Puspitasari","doi":"10.9744/aletheia.4.2.41-46","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.2.41-46","url":null,"abstract":"Artikel ini mengulas tentang kondisi pendidikan Kristen baik di Indonesia maupun di negara barat yang menurun karena kondisi komersil. Ideologi yang lahir dari pemikiran Abraham Kuyper tentang meletakkan Allah dalam posisi terpenting dan mengaitkannya dalam hidup mendorong manusia menjadi \"pelayan masyarakat yang baik\". Tulisan ini bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi pendidik Kristen dengan menerapkan pendekatan literatur tentang pemikiran Abraham Kuyper. Tiga implikasi penting yaitu kedaulatan Allah dalam pendidikan, tujuan dari pendidikan Kristen dan peran pendidik. Artikel ini mengaitkan relevansi ide Kuyper dalam masa kini dan mendorong para pendidik untuk memperbaharui komitmen mereka. Hasil memberikan ajakan kuat untuk pembaharuan tujuan dalam dunia pendidikan.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"44 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136282496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-18DOI: 10.9744/aletheia.4.1.38-48
Jonathan Leobisa, Soleman Baun, Yorhans S. Lopis, Yakobus Adi Saingo
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan mengenai tantangan dekadensi moral melalui media sosial dan peran pendidikan etika Kristen di era disrupsi dengan menggunakan metode studi pustaka yang dianalisis dengan mendeskripsikannya secara naratif. Hasil penelitian yang dikemukakan adalah dalam tantangan penggunaan media sosial di era disrupsi di antaranya: Terjadinya dekadensi moral melalui media sosial yaitu banyak orang yang terlibat dalam penyalahgunaan media sosial sehingga terpengaruh untuk berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani seperti keterlibatan dalam postingan ungkapan tidak senonoh, keterlibatan penyebaran hoaks, pornografi. Selain itu lemahnya pembelajaran etika di era disrupsi juga disebabkan kesibukan orang tua dan dunia modern yang cenderung menganggap remeh pembelajaran etika, sehingga sangat dibutuhkan peran pendidikan etika Kristen yang dilakukan secara utuh serta berkesinambungan sehingga mampu menjadi berkat dan terang melalui penggunaan media sosial seperti membagikan membagikan renungan Firman Tuhan melalui akun pribadi ataupun kutipan-kutipan rohani, sehingga dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki perilaku etika yang sesuai dengan nilai-nilai Alkitabiah.
{"title":"TANTANGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DI ERA DISRUPSI DAN PERAN PENDIDIKAN ETIKA KRISTEN","authors":"Jonathan Leobisa, Soleman Baun, Yorhans S. Lopis, Yakobus Adi Saingo","doi":"10.9744/aletheia.4.1.38-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.1.38-48","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan mengenai tantangan dekadensi moral melalui media sosial dan peran pendidikan etika Kristen di era disrupsi dengan menggunakan metode studi pustaka yang dianalisis dengan mendeskripsikannya secara naratif. Hasil penelitian yang dikemukakan adalah dalam tantangan penggunaan media sosial di era disrupsi di antaranya: Terjadinya dekadensi moral melalui media sosial yaitu banyak orang yang terlibat dalam penyalahgunaan media sosial sehingga terpengaruh untuk berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani seperti keterlibatan dalam postingan ungkapan tidak senonoh, keterlibatan penyebaran hoaks, pornografi. Selain itu lemahnya pembelajaran etika di era disrupsi juga disebabkan kesibukan orang tua dan dunia modern yang cenderung menganggap remeh pembelajaran etika, sehingga sangat dibutuhkan peran pendidikan etika Kristen yang dilakukan secara utuh serta berkesinambungan sehingga mampu menjadi berkat dan terang melalui penggunaan media sosial seperti membagikan membagikan renungan Firman Tuhan melalui akun pribadi ataupun kutipan-kutipan rohani, sehingga dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang memiliki perilaku etika yang sesuai dengan nilai-nilai Alkitabiah.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114616974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-18DOI: 10.9744/aletheia.4.1.27-37
Yakobus Adi Saingo
Guru Kristen dalam menjalankan tugas dan profesinya tidaklah mudah dikarenakan harus mendidik seseorang menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai moral, sosial maupun spiritual. Tujuan artikel ini untuk membahas tugas dan profesi guru kristen dalam perspektif Alkitabiah. Metode penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian library research yang proses pengumpulan datanya dari berbagai literatur relevan seperti artikel maupun buku-buku terbaru (5 tahun terakhir). Data dianalisis berbasis informasi kepustakaan dengan hasil penelitiannya bahwa tugas guru Kristen dalam perspektif Alkitabiah yaitu tugas sebagai guru merupakan panggilan Allah, guru bertanggung jawab memastikan melakukan Firman Tuhan, guru memotivasi untuk setia pada Tuhan, guru bertanggung jawab memperlengkapi peserta didiknya dengan hikmat Ilahi, guru bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai moral. Selain itu profesi guru Kristen dalam perspektif Alkitabiah yaitu melakukan pembelajaran untuk meningkatkan SDM, mendewasakan iman, menjaga integritas, serta menciptakan manusia yang beradab.
{"title":"TUGAS DAN PROFESI GURU KRISTEN DALAM PERSPEKTIF ALKITABIAH","authors":"Yakobus Adi Saingo","doi":"10.9744/aletheia.4.1.27-37","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.1.27-37","url":null,"abstract":"Guru Kristen dalam menjalankan tugas dan profesinya tidaklah mudah dikarenakan harus mendidik seseorang menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai moral, sosial maupun spiritual. Tujuan artikel ini untuk membahas tugas dan profesi guru kristen dalam perspektif Alkitabiah. Metode penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian library research yang proses pengumpulan datanya dari berbagai literatur relevan seperti artikel maupun buku-buku terbaru (5 tahun terakhir). Data dianalisis berbasis informasi kepustakaan dengan hasil penelitiannya bahwa tugas guru Kristen dalam perspektif Alkitabiah yaitu tugas sebagai guru merupakan panggilan Allah, guru bertanggung jawab memastikan melakukan Firman Tuhan, guru memotivasi untuk setia pada Tuhan, guru bertanggung jawab memperlengkapi peserta didiknya dengan hikmat Ilahi, guru bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai moral. Selain itu profesi guru Kristen dalam perspektif Alkitabiah yaitu melakukan pembelajaran untuk meningkatkan SDM, mendewasakan iman, menjaga integritas, serta menciptakan manusia yang beradab.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121750744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-06DOI: 10.9744/aletheia.4.1.1-8
Risma Rombe Pabesak, Magdalena Pranata Santoso
Perubahan sistem pembelajaran dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring berdampak pada pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode ceramah dan tanya jawab untuk murid kelas 1 dan kelas 2 di sebuah Sekolah Dasar Kristen di Medan. Observasi dan wawancara diterapkan untuk mengumpulkan data. Tahap analisis meliputi reduksi, penyajian, interpretasi dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab sangat diperlukan dalam proses pembelajaran daring dengan memperhatikan tahap perkembangan murid. Kombinasi metode ceramah dan tanya jawab perlu diterapkan untuk menciptakan interaksi di kelas. Penerapan gerak-gerik dalam mengajar sangat efektif untuk menarik murid yang berada dalam tahap operasional konkret. Tuhan Yesus juga menggunakan kombinasi metode ceramah dan tanya jawab dalam pengajaran-Nya untuk menceritakan kebenaran serta berinteraksi dengan murid-Nya. Metode ceramah dengan pendekatan bercerita dapat digunakan untuk mengintegrasikan iman Kristiani agar murid memiliki karakter seperti Kristus.
{"title":"PENERAPAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB DALAM PROSES PEMBELAJARAN DARING DI SD KRISTEN DI MEDAN","authors":"Risma Rombe Pabesak, Magdalena Pranata Santoso","doi":"10.9744/aletheia.4.1.1-8","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.4.1.1-8","url":null,"abstract":"Perubahan sistem pembelajaran dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring berdampak pada pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode ceramah dan tanya jawab untuk murid kelas 1 dan kelas 2 di sebuah Sekolah Dasar Kristen di Medan. Observasi dan wawancara diterapkan untuk mengumpulkan data. Tahap analisis meliputi reduksi, penyajian, interpretasi dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab sangat diperlukan dalam proses pembelajaran daring dengan memperhatikan tahap perkembangan murid. Kombinasi metode ceramah dan tanya jawab perlu diterapkan untuk menciptakan interaksi di kelas. Penerapan gerak-gerik dalam mengajar sangat efektif untuk menarik murid yang berada dalam tahap operasional konkret. Tuhan Yesus juga menggunakan kombinasi metode ceramah dan tanya jawab dalam pengajaran-Nya untuk menceritakan kebenaran serta berinteraksi dengan murid-Nya. Metode ceramah dengan pendekatan bercerita dapat digunakan untuk mengintegrasikan iman Kristiani agar murid memiliki karakter seperti Kristus.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116667641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：