Pub Date : 2021-10-24DOI: 10.9744/aletheia.2.2.164-170
Wia Wulandari
Sebanyak 153 kasus kekerasan fisik dan bullying terjadi pada tahun 2019, 39% di antaranya terjadi pada tingkat SD, di mana 30% pelakunya adalah murid sendiri. Salah satu faktor yang menyebabkan murid berperilaku negatif di sekolah adalah keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keharmonisan keluarga terhadap perilaku negatif murid. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh 45 murid Sekolah Dasar Teologi Kristen Pelangi Kristus Surabaya yang didampingi orang tua dalam proses pengisiannya. Data dianalisis berdasarkan teori Sugiyono dengan pengujian persyaratan seperti uji normalitas dan uji linearitas data; uji regresi untuk melihat besar kontribusi variabel keharmonisan keluarga terhadap perilaku negatif murid; serta uji korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara keharmonisan keluarga terhadap perilaku negatif murid.
{"title":"HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU NEGATIF MURID SEKOLAH DASAR TEOLOGI KRISTEN PELANGI KRISTUS SURABAYA","authors":"Wia Wulandari","doi":"10.9744/aletheia.2.2.164-170","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.2.2.164-170","url":null,"abstract":"Sebanyak 153 kasus kekerasan fisik dan bullying terjadi pada tahun 2019, 39% di antaranya terjadi pada tingkat SD, di mana 30% pelakunya adalah murid sendiri. Salah satu faktor yang menyebabkan murid berperilaku negatif di sekolah adalah keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keharmonisan keluarga terhadap perilaku negatif murid. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh 45 murid Sekolah Dasar Teologi Kristen Pelangi Kristus Surabaya yang didampingi orang tua dalam proses pengisiannya. Data dianalisis berdasarkan teori Sugiyono dengan pengujian persyaratan seperti uji normalitas dan uji linearitas data; uji regresi untuk melihat besar kontribusi variabel keharmonisan keluarga terhadap perilaku negatif murid; serta uji korelasi untuk melihat apakah ada hubungan antara keharmonisan keluarga terhadap perilaku negatif murid.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128174419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-24DOI: 10.9744/aletheia.2.2.136-143
Azalia Elmaivana Jovita
Kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan yang berlandaskan pada nilai-nilai Kristiani dan yang menjadikan Kristus sebagai teladan. Di sekolah Kristen yang menjadi pemimpin adalah kepala sekolah. Kepala sekolah SDTK Kasih Karunia Kupang sudah menjalankan peran pemimpin Kristen dalam menolong guru memiliki disiplin rohani sebagai pendidik, pemberi motivasi, dan pemimpin. Kepala sekolah memandang disiplin rohani sebagai hal yang penting, maka dari itu kepala sekolah harus membuat program yang menunjang disiplin rohani dan didukung oleh tindakan secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah berdasarkan kepemimpinan Kristen untuk menolong guru memiliki disiplin rohani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, peneliti melakukan observasi sebanyak 2 tahap. Tahap pertama dilakukan pada tanggal 11 Januari - 24 Januari, dan tahap kedua dilakukan dari bulan November - Desember. Pengumpulan data juga dilakukan secara wawancara, yang menjadi narasumber adalah kepala sekolah dan 3 orang guru SDTK Kasih Karunia Kupang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah telah menjalankan tiga peran sebagai pendidik, pemberi motivasi dan pemimpin. Dari ketiga peran tersebut dapat menolong guru untuk memiliki disiplin rohani.
{"title":"PERAN KEPALA SEKOLAH BERDASARKAN KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG MENOLONG GURU SDTK KASIH KARUNIA KUPANG UNTUK MEMILIKI DISIPLIN ROHANI","authors":"Azalia Elmaivana Jovita","doi":"10.9744/aletheia.2.2.136-143","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.2.2.136-143","url":null,"abstract":"Kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan yang berlandaskan pada nilai-nilai Kristiani dan yang menjadikan Kristus sebagai teladan. Di sekolah Kristen yang menjadi pemimpin adalah kepala sekolah. Kepala sekolah SDTK Kasih Karunia Kupang sudah menjalankan peran pemimpin Kristen dalam menolong guru memiliki disiplin rohani sebagai pendidik, pemberi motivasi, dan pemimpin. Kepala sekolah memandang disiplin rohani sebagai hal yang penting, maka dari itu kepala sekolah harus membuat program yang menunjang disiplin rohani dan didukung oleh tindakan secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah berdasarkan kepemimpinan Kristen untuk menolong guru memiliki disiplin rohani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, peneliti melakukan observasi sebanyak 2 tahap. Tahap pertama dilakukan pada tanggal 11 Januari - 24 Januari, dan tahap kedua dilakukan dari bulan November - Desember. Pengumpulan data juga dilakukan secara wawancara, yang menjadi narasumber adalah kepala sekolah dan 3 orang guru SDTK Kasih Karunia Kupang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah telah menjalankan tiga peran sebagai pendidik, pemberi motivasi dan pemimpin. Dari ketiga peran tersebut dapat menolong guru untuk memiliki disiplin rohani.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115582352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-24DOI: 10.9744/aletheia.2.2.157-163
Windy Franola Sine
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia perlu membangun kemandirian murid dalam belajar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar terciptanya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang utuh. Salah satu faktor kemandirian belajar adalah asesmen berbasis project. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan asesmen berbasis project terhadap kemandirian belajar murid. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional berdasarkan teori Sugiyono, yang dilakukan di Sekolah dasar Teologi Kristen Pelangi Kristus Surabaya. Sampel penelitian sebanyak 45 murid dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket kuesioner. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asesmen berbasis project terhadap kemandirian belajar murid.
{"title":"HUBUNGAN PENGGUNAAN ASESMEN BERBASIS PROJECT TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MURID DI SEKOLAH DASAR TEOLOGI KRISTEN PELANGI KRISTUS SURABAYA","authors":"Windy Franola Sine","doi":"10.9744/aletheia.2.2.157-163","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.2.2.157-163","url":null,"abstract":"Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia perlu membangun kemandirian murid dalam belajar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar terciptanya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang utuh. Salah satu faktor kemandirian belajar adalah asesmen berbasis project. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan asesmen berbasis project terhadap kemandirian belajar murid. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional berdasarkan teori Sugiyono, yang dilakukan di Sekolah dasar Teologi Kristen Pelangi Kristus Surabaya. Sampel penelitian sebanyak 45 murid dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket kuesioner. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asesmen berbasis project terhadap kemandirian belajar murid.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124699600","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-24DOI: 10.9744/aletheia.2.2.125-135
L. Linda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam mengajarkan nilai Kristen di kelas Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Kristen ‘X’ Surabaya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan pencatatan dokumen dalam bentuk anekdot. Sumber data dari penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris kelas 2 SD yang mengajar di empat kelas dengan total sebanyak 97 murid. Topik ini dipilih karena melihat betapa pentingnya membawa murid mengenal Tuhan melalui Bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah karunia unik dari Tuhan untuk melayani Tuhan, diri sendiri, dan sesama. Alasan ini yang membuat peneliti melakukan penelitian pada empat keterampilan dasar dalam Bahasa Inggris yaitu listening, reading, writing, dan speaking. Kesimpulan yang didapatkan adalah ada usaha dari pihak sekolah dan guru untuk dapat menghadirkan Tuhan di dalam kelas Bahasa Inggris. Pihak sekolah menetapkan adanya bagian ‘Integrasi Alkitab’ di dalam rancangan proses pembelajaran harian. Guru tidak hanya mengisi bagian tersebut dengan penuh pertimbangan tetapi juga menghidupi ayat Firman Tuhan yang diajarkan di kelas dan menjadi teladan yang nyata bagi setiap murid yang diajar
{"title":"PERAN GURU DALAM MENGAJARKAN NILAI KRISTEN DI KELAS BAHASA INGGRIS SEKOLAH DASAR KRISTEN “X” SURABAYA","authors":"L. Linda","doi":"10.9744/aletheia.2.2.125-135","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/aletheia.2.2.125-135","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam mengajarkan nilai Kristen di kelas Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Kristen ‘X’ Surabaya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan melalui kegiatan wawancara, observasi, dan pencatatan dokumen dalam bentuk anekdot. Sumber data dari penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris kelas 2 SD yang mengajar di empat kelas dengan total sebanyak 97 murid. Topik ini dipilih karena melihat betapa pentingnya membawa murid mengenal Tuhan melalui Bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah karunia unik dari Tuhan untuk melayani Tuhan, diri sendiri, dan sesama. Alasan ini yang membuat peneliti melakukan penelitian pada empat keterampilan dasar dalam Bahasa Inggris yaitu listening, reading, writing, dan speaking. Kesimpulan yang didapatkan adalah ada usaha dari pihak sekolah dan guru untuk dapat menghadirkan Tuhan di dalam kelas Bahasa Inggris. Pihak sekolah menetapkan adanya bagian ‘Integrasi Alkitab’ di dalam rancangan proses pembelajaran harian. Guru tidak hanya mengisi bagian tersebut dengan penuh pertimbangan tetapi juga menghidupi ayat Firman Tuhan yang diajarkan di kelas dan menjadi teladan yang nyata bagi setiap murid yang diajar","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131531957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.9744/ALETHEIA.2.1.84-93
Dian Kusuma Widyastuti, Iman Subekti
penghargaan dan consequences atau konsekuensi kepada murid-muridnya. Guru hanya terfokus pada pemberian nilai atau skor ketika murid telah menyelesaikan penilaiannya. Pemberian reward dan consequences memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran para murid sehingga alangkah baiknya jika pemberian reward dan consequences dilakukan oleh guru dalam setiap interaksi selama berada di sekolah khususnya pada saat pembelajaran di kelas. Penelitian ini berfokus pada pemberian reward dan consequences dalam kerangka Pendidikan Kristen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar, pemberian consequences terhadap motivasi belajar, serta pengaruh pemberian reward dan consequences secara bersamaan terhadap motivasi belajar dan seberapa besar pengaruhnya. Hasil analisis data berdasarkan uji pengaruh menunjukkan adanya pengaruh pada pemberian reward terhadap motivasi belajar murid yaitu sebesar 21,2%. Pengaruh pemberian consequences terhadap motivasi belajar murid sebesar 23,9%. Sedangkan ketika pemberian reward dan consequences diberikan secara bersama-sama kepada murid maka pengaruhnya terhadap motivasi belajar murid sebesar 30,3% dengan persamaan regresinya Y = 21,737 + 0,272 X1 + 0,345 X2 yang berarti bahwa jika reward dan consequences naik satu-satuan maka masing-masing naik sebesar 0,272 dan 0,345. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian reward dan consequences secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi belajar murid dan pengaruhnya lebih besar.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN CONSEQUENCES TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MURID KELAS IV DALAM KERANGKA PENDIDIKAN KRISTEN","authors":"Dian Kusuma Widyastuti, Iman Subekti","doi":"10.9744/ALETHEIA.2.1.84-93","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/ALETHEIA.2.1.84-93","url":null,"abstract":"penghargaan dan consequences atau konsekuensi kepada murid-muridnya. Guru hanya terfokus pada pemberian nilai atau skor ketika murid telah menyelesaikan penilaiannya. Pemberian reward dan consequences memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran para murid sehingga alangkah baiknya jika pemberian reward dan consequences dilakukan oleh guru dalam setiap interaksi selama berada di sekolah khususnya pada saat pembelajaran di kelas. \u0000Penelitian ini berfokus pada pemberian reward dan consequences dalam kerangka Pendidikan Kristen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar, pemberian consequences terhadap motivasi belajar, serta pengaruh pemberian reward dan consequences secara bersamaan terhadap motivasi belajar dan seberapa besar pengaruhnya. \u0000Hasil analisis data berdasarkan uji pengaruh menunjukkan adanya pengaruh pada pemberian reward terhadap motivasi belajar murid yaitu sebesar 21,2%. Pengaruh pemberian consequences terhadap motivasi belajar murid sebesar 23,9%. Sedangkan ketika pemberian reward dan consequences diberikan secara bersama-sama kepada murid maka pengaruhnya terhadap motivasi belajar murid sebesar 30,3% dengan persamaan regresinya Y = 21,737 + 0,272 X1 + 0,345 X2 yang berarti bahwa jika reward dan consequences naik satu-satuan maka masing-masing naik sebesar 0,272 dan 0,345. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian reward dan consequences secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi belajar murid dan pengaruhnya lebih besar.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"1 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134259635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.9744/ALETHEIA.2.1.36-56
Lacta Wida Rayu Cahyaningati, Yulian Christiana Yoedo
Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana guru menerapkan pendidikan karakter Kristen dan model pembelajaran STAD di kelas Matematika di SD Kristen “X” Surabaya. Teori yang dipakai adalah teori Lewis tentang pendidikan karakter Kristen. Subjek penelitian adalah Ibu Vitri dan teori Slavin tentang model pembelajaran kooperatif STAD. Data penelitian didapatkan dari tindakan dan perkataan guru kelas. Guru menerapkan 9 tahap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu menyampaikan tujuan belajar, memotivasi murid, menyajikan informasi, mengorganisasikan murid dalam kelompok, membagikan rubrik penilaian, membagikan form penilaian sebaya, membimbing kelompok belajar, evaluasi, serta memberikan penghargaan. Guru memasukkan pendidikan karakter dengan melalui perenungan Firman untuk mendasari proses pembelajaran. Guru juga memberikan wejangan bahwa semua aktifitas dan tindakan (peduli, jujur, kerjasama) dilakukan untuk Tuhan. Cara terakhir adalah dengan melibatkan peran murid dalam pembentukan kelompok belajar, pencarian solusi dari masalah yang ditemukan, serta proses diskusi kelompok. Kesimpulan penelitian ini yaitu diperlukan penambahan 2 tahap penerapan model pembelajaran koopeartif tipe STAD, yaitu pembagian rubrik penilaian dan form penilaian sebaya, serta dengan memberikan pendidikan karakter Kristen untuk membuat Matematika menjadi kelas yang efektif dan bermakna di SD Kristen “X” Surabaya.
{"title":"PENDIDIKAN KARAKTER KRISTEN DAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DI KELAS MATEMATIKA DI SD KRISTEN “X” SURABAYA","authors":"Lacta Wida Rayu Cahyaningati, Yulian Christiana Yoedo","doi":"10.9744/ALETHEIA.2.1.36-56","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/ALETHEIA.2.1.36-56","url":null,"abstract":"Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana guru menerapkan pendidikan karakter Kristen dan model pembelajaran STAD di kelas Matematika di SD Kristen “X” Surabaya. Teori yang dipakai adalah teori Lewis tentang pendidikan karakter Kristen. Subjek penelitian adalah Ibu Vitri dan teori Slavin tentang model pembelajaran kooperatif STAD. Data penelitian didapatkan dari tindakan dan perkataan guru kelas. Guru menerapkan 9 tahap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu menyampaikan tujuan belajar, memotivasi murid, menyajikan informasi, mengorganisasikan murid dalam kelompok, membagikan rubrik penilaian, membagikan form penilaian sebaya, membimbing kelompok belajar, evaluasi, serta memberikan penghargaan. Guru memasukkan pendidikan karakter dengan melalui perenungan Firman untuk mendasari proses pembelajaran. Guru juga memberikan wejangan bahwa semua aktifitas dan tindakan (peduli, jujur, kerjasama) dilakukan untuk Tuhan. Cara terakhir adalah dengan melibatkan peran murid dalam pembentukan kelompok belajar, pencarian solusi dari masalah yang ditemukan, serta proses diskusi kelompok. Kesimpulan penelitian ini yaitu diperlukan penambahan 2 tahap penerapan model pembelajaran koopeartif tipe STAD, yaitu pembagian rubrik penilaian dan form penilaian sebaya, serta dengan memberikan pendidikan karakter Kristen untuk membuat Matematika menjadi kelas yang efektif dan bermakna di SD Kristen “X” Surabaya.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129315587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.9744/ALETHEIA.2.1.94-104
Johsua Indra Kurniawan Pole, Iman Subekti
Dari data PISA tahun 2019 tentang penilaian literasi dan Matematika menunjukkan bahwa Indonesia hanya menduduki posisi ke 74 dari 79 negara. Indonesia berusaha memperbaiki peringkat tersebut, yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan Matematika sejak usia dini. Selain itu guru perlu memakai sebuah pendekatan yang menolong anak bertumbuh dan memaknai Matematika secara benar. Alkitab adalah kebenaran yang mampu menolong anak untuk bertumbuh dalam hal akademis bidang Matematika. Melalui pendekatan Alkitabiah, anak-anak diharapkan mampu menjawab kebutuhan murid dalam menguasai Matematika. Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Alkitab untuk Kelas 1 SD merupakan modul yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan Matematika dengan pendekatan Alkitabiah. Modul ini disusun melalui tahap perencanaan, penulisan, isi dan desain serta pencetakan. Hasil validasi menunjukan bahwa modul ini layak digunakan. Analisis uji coba yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa melalui modul ini murid dapat meningkatkan kemandirian, kemampuan Matematika dan pemahaman Aklitab.
{"title":"MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ALKITABIAH UNTUK KELAS 1 SD","authors":"Johsua Indra Kurniawan Pole, Iman Subekti","doi":"10.9744/ALETHEIA.2.1.94-104","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/ALETHEIA.2.1.94-104","url":null,"abstract":"Dari data PISA tahun 2019 tentang penilaian literasi dan Matematika menunjukkan bahwa Indonesia hanya menduduki posisi ke 74 dari 79 negara. Indonesia berusaha memperbaiki peringkat tersebut, yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan Matematika sejak usia dini. Selain itu guru perlu memakai sebuah pendekatan yang menolong anak bertumbuh dan memaknai Matematika secara benar. Alkitab adalah kebenaran yang mampu menolong anak untuk bertumbuh dalam hal akademis bidang Matematika. Melalui pendekatan Alkitabiah, anak-anak diharapkan mampu menjawab kebutuhan murid dalam menguasai Matematika. Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Alkitab untuk Kelas 1 SD merupakan modul yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan Matematika dengan pendekatan Alkitabiah. Modul ini disusun melalui tahap perencanaan, penulisan, isi dan desain serta pencetakan. Hasil validasi menunjukan bahwa modul ini layak digunakan. Analisis uji coba yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa melalui modul ini murid dapat meningkatkan kemandirian, kemampuan Matematika dan pemahaman Aklitab.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128070769","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.9744/ALETHEIA.2.1.69-83
Tania Gunawan Sutaji, Yulian Christiana Yoedo
Perundungan merupakan suatu kondisi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan maupun kekusasaan yang dilakukan seseorang maupun kelompok. Perilaku perundungan akan sangat berbahaya apabila tidak segera diatasi. Dampaknya dapat mempengaruhi gambar diri seseorang menjadi buruk. Ketika seseorang mengalami perundungan, harus segera dibantu untuk pemulihan gambar dirinya. Adapun informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru Kristen yang pernah menolong murid SD korban perundungan. Peranan guru Kristen sangat diperlukan untuk menolong murid SD korban perundungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan fasilitas guru Kristen untuk menolong murid SD korban perundungan melalui cerita video animasi.
{"title":"PERAN GURU KRISTEN UNTUK MENOLONG MURID SD KORBAN PERUNDUNGAN MELALUI CERITA VIDEO ANIMASI","authors":"Tania Gunawan Sutaji, Yulian Christiana Yoedo","doi":"10.9744/ALETHEIA.2.1.69-83","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/ALETHEIA.2.1.69-83","url":null,"abstract":"Perundungan merupakan suatu kondisi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan maupun kekusasaan yang dilakukan seseorang maupun kelompok. Perilaku perundungan akan sangat berbahaya apabila tidak segera diatasi. Dampaknya dapat mempengaruhi gambar diri seseorang menjadi buruk. Ketika seseorang mengalami perundungan, harus segera dibantu untuk pemulihan gambar dirinya. Adapun informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru Kristen yang pernah menolong murid SD korban perundungan. Peranan guru Kristen sangat diperlukan untuk menolong murid SD korban perundungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan fasilitas guru Kristen untuk menolong murid SD korban perundungan melalui cerita video animasi.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134238132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.9744/ALETHEIA.2.1.24-35
Natha Gunawan, Lily Eka Sari
Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang dapat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran. Menyampaikan pembelajaran dengan baik adalah hal yang penting untuk dipikirkan dan dipertimbangkan oleh guru. Hal ini akan semakin terlihat di dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus. Buku Taktil menjadi satu dari sekian banyak alat yang dapat digunakan oleh guru untuk menolong siswa tunanetra belajar mengenai sebuah obyek dengan lebih baik. Le Fanu, Bassendine, McCall, McCall, dan Myres (2018) menyatakan dengan buku Taktil, siswa dapat belajar mengenai, hal yang konkrit dan abstrak. Buku Taktil sendiri didefinisikan sebagai buku yang memiliki berbagai macam tekstur untuk merepresentasikan sebuah obyek. Sebagai contoh, air, udara, tumbuhan, dan sebagainya. Dengan buku Taktil ini, siswa tunanetra juga dapat membaca menggunakan indra perasa mereka. Buku Taktil yang digabungkan dengan mata pelajaran IPA juga membantu siswa untuk meningkatkan literasi sains mereka, serta menolong siswa menjadi pembelajar yang lebih baik.
{"title":"MEDIA PEMBELAJARAN TAKTIL IPA BERBASIS ALKITAB UNTUK SISWA TUNANETRA KELAS 5 SD","authors":"Natha Gunawan, Lily Eka Sari","doi":"10.9744/ALETHEIA.2.1.24-35","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/ALETHEIA.2.1.24-35","url":null,"abstract":"Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang dapat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran. Menyampaikan pembelajaran dengan baik adalah hal yang penting untuk dipikirkan dan dipertimbangkan oleh guru. Hal ini akan semakin terlihat di dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus. Buku Taktil menjadi satu dari sekian banyak alat yang dapat digunakan oleh guru untuk menolong siswa tunanetra belajar mengenai sebuah obyek dengan lebih baik. Le Fanu, Bassendine, McCall, McCall, dan Myres (2018) menyatakan dengan buku Taktil, siswa dapat belajar mengenai, hal yang konkrit dan abstrak. Buku Taktil sendiri didefinisikan sebagai buku yang memiliki berbagai macam tekstur untuk merepresentasikan sebuah obyek. Sebagai contoh, air, udara, tumbuhan, dan sebagainya. Dengan buku Taktil ini, siswa tunanetra juga dapat membaca menggunakan indra perasa mereka. Buku Taktil yang digabungkan dengan mata pelajaran IPA juga membantu siswa untuk meningkatkan literasi sains mereka, serta menolong siswa menjadi pembelajar yang lebih baik.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124005144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-31DOI: 10.9744/ALETHEIA.2.1.105-124
Yustina Gemilang, Magdalena Pranata Santoso
Kasus kekerasan seksual pada anak terus meningkat. Anak-anak merupakan kelompok yang paling sering menjadi korban terhadap sexual abuse. Tindakan sexual abuse memberikan dampak jangka pendek dan panjang pada anak. Trauma pada anak yang mengalami sexual abuse akan mereka alami seumur hidupnya. Trauma akibat sexual abuse pada anak akan semakin sulit dipulihkan jika tidak segera ditangani. Anak-anak yang menjadi korban sexual abuse perlu segera ditolong. Pendekatan yang bisa dipakai untuk memberi dukungan psikologis pertama pada anak yaitu Psychological First Aid (PFA). PFA untuk anak-anak berkontribusi pada pencegahan jangka pendek dan jangka panjang masalah psikologis seperti trauma. Melakukan PFA pada anak yang menjadi korban sexual abuse dapat mengurangi risiko gangguan mental, meningkatkan self-healing, dan membangun harapan pada anak. Tujuan dari penelitian ini untuk menolong anak korban sexual abuse mendapatkan dukungan psikologis pertama. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dengan pakar dan studi literatur. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak korban sexual abuse usia 10-12 tahun dan penyintas sexual abuse. Disimpulkan video ini efektif menolong anak korban sexual abuse dalam memberikan dukungan psikologis pertama.
{"title":"VIDEO PSIKOEDUKASI SEBAGAI PSYCHOLOGICAL FIRST AID DALAM MENOLONG ANAK KORBAN SEXUAL ABUSE","authors":"Yustina Gemilang, Magdalena Pranata Santoso","doi":"10.9744/ALETHEIA.2.1.105-124","DOIUrl":"https://doi.org/10.9744/ALETHEIA.2.1.105-124","url":null,"abstract":"Kasus kekerasan seksual pada anak terus meningkat. Anak-anak merupakan kelompok yang paling sering menjadi korban terhadap sexual abuse. Tindakan sexual abuse memberikan dampak jangka pendek dan panjang pada anak. Trauma pada anak yang mengalami sexual abuse akan mereka alami seumur hidupnya. Trauma akibat sexual abuse pada anak akan semakin sulit dipulihkan jika tidak segera ditangani. Anak-anak yang menjadi korban sexual abuse perlu segera ditolong. Pendekatan yang bisa dipakai untuk memberi dukungan psikologis pertama pada anak yaitu Psychological First Aid (PFA). PFA untuk anak-anak berkontribusi pada pencegahan jangka pendek dan jangka panjang masalah psikologis seperti trauma. Melakukan PFA pada anak yang menjadi korban sexual abuse dapat mengurangi risiko gangguan mental, meningkatkan self-healing, dan membangun harapan pada anak. Tujuan dari penelitian ini untuk menolong anak korban sexual abuse mendapatkan dukungan psikologis pertama. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dengan pakar dan studi literatur. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak korban sexual abuse usia 10-12 tahun dan penyintas sexual abuse. Disimpulkan video ini efektif menolong anak korban sexual abuse dalam memberikan dukungan psikologis pertama.","PeriodicalId":399254,"journal":{"name":"Aletheia Christian Educators Journal","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114220793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}