ABSTRACTThis study aims to evaluate the distribution of salinity with a mathematical model to enhance advanced aquaculture cultivation. The Sei Teras Fishpond Irrigation Area is one of the aquaculture development areas of the food security program (Food Estate) influenced by tides. Currently, the technology used is simple, and the availability of seeds and feeds depends on nature. The water quality parameters with a specific threshold are needed as an advanced aquaculture requirement to achieve the production level. Vannamei shrimp, as a development commodity, requires a salinity concentration of 15-25 ppt for optimal growth. This study will evaluate the potential of salinity from alternative schemes of introducing gates and normalization against existing conditions using the HEC-RAS program. This program can resolve water quality models with a hydrodynamic simulation procedure through a series of mathematical equations. The simulation results show that the availability of salinity in the two tidal cycles of the spring tide and neap tide could fulfill around 86.7% for 15 days. The normalization has no significant impact on the availability of salinity against existing conditions. The gate influences the longitudinal distribution pattern of salinity. The salinity value above 19 ppt could reach the upstream of the canal up to ± 7 km, while the existing condition could only reach ± 4 km. Therefore, the expected potential of salinity could be achieved.Keywords: salinity, model simulation, distribution, an alternative scheme ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk mengevaluasi sebaran salinitas dengan model matematis dalam upaya meningkatkan teknik budidaya akuakultur maju. Daerah Irigasi Tambak Sei Teras merupakan salah satu wilayah pengembangan budidaya perairan dalam program ketahanan pangan (Food Estate) yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Teknik budidaya saat ini tergolong tradisional dengan benih dari alam. Dalam upaya pengembangan ke level budidaya maju diperlukan parameter kualitas air dengan ambang tertentu agar produksi yang diharapkan dapat tercapai. Udang vaname sebagai komoditas pengembangan membutuhkan konsentrasi salinitas 15-25 ppt untuk tumbuh optimal. Pada kajian ini akan mengevaluasi potensi salinitas dari kondisi eksisting dan beberapa skema alternatif seperti pembangunan pintu air dan normalisasi saluran menggunakan HEC-RAS. Sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model kualitas air dengan pendekatan simulasi hidrodinamik melalui serangkaian persamaan matematik. Hasil simulasi eksisting menunjukkan bahwa ketersediaan salinitas pada dua siklus pasang surut spring tide dan neap tide dapat memenuhi sekitar 86,7% selama 15 hari pada dua kondisi pasang surut. Normalisasi saluran tidak berdampak signifikan terhadap ketersediaan salinitas dibanding kondisi eksisting. Adanya pintu air berpengaruh terhadap pola sebaran salinitas secara memanjang. Salinitas dengan nilai tinggi diatas 19 ppt dapat menjangkau hulu saluran
摘要本研究旨在利用数学模型评估盐度分布,以提高水产养殖的先进水平。塞特拉斯鱼塘灌溉区是受潮汐影响的粮食安全计划(粮食庄园)的水产养殖发展区之一。目前,使用的技术很简单,种子和饲料的可用性取决于自然。为了达到生产水平,需要具有特定阈值的水质参数作为高级养殖要求。凡纳美对虾作为一种开发商品,需要15-25 ppt的盐度浓度才能达到最佳生长。本研究将利用HEC-RAS程序对现有条件下引入栅极和标准化的替代方案评估盐度的潜力。该程序可以通过一系列数学方程求解水动力模拟过程中的水质模型。模拟结果表明,在15 d的大潮和小潮两个潮汐循环中,盐度的有效性可以满足86.7%左右。在现有条件下,标准化对盐度的可用性没有显著影响。闸门影响了盐度的纵向分布格局。盐度值在19 ppt以上时,运河上游可达±7 km,而现有条件下只能达到±4 km。因此,可以达到预期的矿化度电位。[关键词]盐度,模型模拟,分布,替代方案][摘要]kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi sebaran salinitas dengan模型matmatatis dalam upaya meningkatkan技术,budidaya akuakultur maju。Daerah Irigasi Tambak Sei Teras merupakan salah satu wilayah pengembangan budidaya perairan dalam计划ketahanan pangan(食品产业)yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut。泰克布迪亚纳是泰戈尔族的传统节日。Dalam upaya pengembangan ke水平budidaya maju diperlukan参数kualitas空气,dengan ambang tertenu agar产品,yang diharapkan dapat tercapai。Udang vaname sebagai komoditas pengembangan membutuhkan konsentrasi salinitas 15-25 ppt untuk tumh最佳。Pada kajian ini akan mengagakan potential salinitas dari kondisi,存在与beberapa skema交替分离,pembangunan pinu air和normalisasi saluan menggunakan HEC-RAS。Sebuah应用了一种新的数学模型,它是一种新的数学模型,它是一种新的数学模型,它是一种数学模型。Hasil simulasi eksistsistmenunjukkan bahwa ketersediaan salinitas pada dua siklus pasang surut春潮和小潮dapat memenuhi sekitar 86,7% selama 15 hari pada dua kondisi pasang surut。normalisisasi saluran tidak berdampak是一种具有重要意义的咸水湖,咸水湖和咸水湖是一种存在的咸水湖。Adanya pintu air berpengaruh terhadap pola sebaran salinitas secara memanjang。盐碱地登甘nilai tinggi数据19 ppt dapat menjangkau hulu saluran hingga±7 km sedangkan kondisi存在汉雅mampu terdistribution busi±4 km。邓安德米克,潜在盐碱地杨迪哈拉普坎帕特卡普。Kata Kunci:盐碱,模拟模型,分布,图式替代
{"title":"KAJIAN SEBARAN SALINITAS DENGAN MODEL HEC-RAS DI DAERAH IRIGASI TAMBAK SEI TERAS KALIMANTAN TENGAH","authors":"Hanny Adityanta Hermawanto","doi":"10.32679/jsda.v19i2.834","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i2.834","url":null,"abstract":"ABSTRACTThis study aims to evaluate the distribution of salinity with a mathematical model to enhance advanced aquaculture cultivation. The Sei Teras Fishpond Irrigation Area is one of the aquaculture development areas of the food security program (Food Estate) influenced by tides. Currently, the technology used is simple, and the availability of seeds and feeds depends on nature. The water quality parameters with a specific threshold are needed as an advanced aquaculture requirement to achieve the production level. Vannamei shrimp, as a development commodity, requires a salinity concentration of 15-25 ppt for optimal growth. This study will evaluate the potential of salinity from alternative schemes of introducing gates and normalization against existing conditions using the HEC-RAS program. This program can resolve water quality models with a hydrodynamic simulation procedure through a series of mathematical equations. The simulation results show that the availability of salinity in the two tidal cycles of the spring tide and neap tide could fulfill around 86.7% for 15 days. The normalization has no significant impact on the availability of salinity against existing conditions. The gate influences the longitudinal distribution pattern of salinity. The salinity value above 19 ppt could reach the upstream of the canal up to ± 7 km, while the existing condition could only reach ± 4 km. Therefore, the expected potential of salinity could be achieved.Keywords: salinity, model simulation, distribution, an alternative scheme ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk mengevaluasi sebaran salinitas dengan model matematis dalam upaya meningkatkan teknik budidaya akuakultur maju. Daerah Irigasi Tambak Sei Teras merupakan salah satu wilayah pengembangan budidaya perairan dalam program ketahanan pangan (Food Estate) yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Teknik budidaya saat ini tergolong tradisional dengan benih dari alam. Dalam upaya pengembangan ke level budidaya maju diperlukan parameter kualitas air dengan ambang tertentu agar produksi yang diharapkan dapat tercapai. Udang vaname sebagai komoditas pengembangan membutuhkan konsentrasi salinitas 15-25 ppt untuk tumbuh optimal. Pada kajian ini akan mengevaluasi potensi salinitas dari kondisi eksisting dan beberapa skema alternatif seperti pembangunan pintu air dan normalisasi saluran menggunakan HEC-RAS. Sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model kualitas air dengan pendekatan simulasi hidrodinamik melalui serangkaian persamaan matematik. Hasil simulasi eksisting menunjukkan bahwa ketersediaan salinitas pada dua siklus pasang surut spring tide dan neap tide dapat memenuhi sekitar 86,7% selama 15 hari pada dua kondisi pasang surut. Normalisasi saluran tidak berdampak signifikan terhadap ketersediaan salinitas dibanding kondisi eksisting. Adanya pintu air berpengaruh terhadap pola sebaran salinitas secara memanjang. Salinitas dengan nilai tinggi diatas 19 ppt dapat menjangkau hulu saluran ","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"206 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135927991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masri Nur Sultan, Mohammad Farid, Adi Prasetyo, Muhammad Syahril Badri Kusuma, Dantje Kardana Natakusumah
ABSTRACT Over the past ten years, flooding has been the most frequent problem in South Sumatra Province, Indonesia. As the capital of South Sumatra Province, Palembang City faces similar problems, where Lambidaro Watershed is the watershed with the highest 25-year potential flood discharge in Palembang City. One of the causes of flooding is the lack of river channel capacity related to land erosion in the watershed. This study aims to learn the prediction of sediment volume and efforts to reduce it in the Lambidaro watershed, Palembang City. This study uses two types of modeling, namely numerical models and empirical models. The numerical model uses the HEC-RAS 6.3.1 application, while the empirical model uses the USLE and SDR equations. The input parameters of the numerical model use some data derived from field measurements. The sediment concentration and observation discharge parameters were measured three times in September 2022. The grain size distribution parameters were sampled at three locations each once in August 2022, and the cohesive parameter was sampled at one location twice in August 2022. The result of the prediction of sediment volume by the numerical model is 1,421.86 m3/year. In contrast, the result of the prediction by the empirical model is 476,941.25 m3/year. Efforts to reduce the prediction of sediment volume USLE method are in the form of applying the intercropping method. The results of the conservation study show that the efforts made can reduce the volume of sediment by 17%.Keywords: sediment, flood, conservation, intercropping, Lambidaro, ABSTRAKSelama sepuluh tahun terakhir, banjir telah menjadi masalah yang paling sering terjadi di Provinsi Sumatera Selatan Indonesia. Sebagai ibu kota provinsi Sumatera Selatan, kota Palembang menghadapi masalah serupa. dimana DAS Lambidaro adalah DAS dengan potensi debit banjir kala ulang 25 tahun tertinggi di kota Palembang. Salah satu penyebab banjir adalah penurunan kapasitas alur sungai yang berkaitan dengan erosi lahan di DAS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian prediksi volume sedimen serta upaya pengurangannya di DAS Lambidaro. Penelitian ini menggunakan dua jenis pemodelan yaitu model numerik dan model empirik. Model numerik menggunakan aplikasi HEC-RAS 6.3.1 sedangkan model empirik menggunakan persamaan USLE dan SDR. Parameter input dari model numerik menggunakan beberapa data yang berasal dari pengukuran lapangan. Parameter konsentrasi sedimen dan debit sesaat diukur sebanyak tiga kali pada bulan September tahun 2022. Parameter gradasi butiran diambil sampelnya masing – masing pada tiga lokasi sebanyak satu kali, dan parameter kohesif diambil sampelnya pada satu lokasi sebanyak dua kali pada bulan Agustus tahun 2022. Hasil prediksi sedimentasi dasar sungai model numerik adalah 1.421,86 m3/tahun sedangkan hasil prediksi volume sedimen model empirik adalah 476.941,25 m3/tahun. Upaya mengurangi prediksi volume sedimen metode USLE berupa penerapan metode tumpang-sar
在过去的十年中,洪水是印度尼西亚南苏门答腊省最常见的问题。作为南苏门答腊省的省会,巨港市也面临着类似的问题,其中兰比达罗流域是巨港市25年来潜在洪流量最高的流域。洪水的原因之一是与流域土地侵蚀有关的河道容量不足。本研究旨在了解巨港市兰比达罗流域泥沙量的预测和减少泥沙量的努力。本研究采用数值模型和实证模型两种建模方法。数值模型采用HEC-RAS 6.3.1应用程序,经验模型采用USLE和SDR方程。数值模型的输入参数使用了一些从现场测量得到的数据。在2022年9月对该流域的含沙量和观测流量参数进行了3次测量。2022年8月在3个地点各采集1次粒度分布参数,在1个地点采集2次粘性参数。该模型预测的沙量为1421.86 m3/年。而经验模型的预测结果为476,941.25 m3/年。为减少USLE法对泥沙量的预测,采用了间作方法。保护研究的结果表明,所做的努力可以减少17%的泥沙体积。关键词:泥沙,洪水,涵养,间作,Lambidaro, abstract selama sepuluh tahun terakhir, banjir telah menjadi masalah yang paling sering terjadi,印度尼西亚,Selatan哥打省,苏门答腊西拉丹,哥打巨港,孟哈达比masalah serupa。dimana DAS Lambidaro adalah DAS dengan potential借记banjir kala ulang 25 tahun tertingi di kota巨港。Salah satu penyebab banjir adalah penurunan kapasitas alur sungai yang berkaitan dengan erosi lahan di DAS。Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian prediksi volume sedimen serta upaya pengurangannya di DAS Lambidaro。Penelitian ini menggunakan dujenis pemodelan yitu模型数值模型经验。模型数值上的孟古纳坎采用了kasi HEC-RAS 6.3.1 sedangkan模型,经验上的孟古纳坎使用了USLE和SDR。参数输入dari模型numerik menggunakan beberapa数据yang berasal dari pengukuran lapangan。参数konsentrasi sedimen dan debit sesaat diukur sebanyak tiga kali pada bulan September tahun 2022。参数gradasi butiran diambil sampelnya masing - masing pada tiga lokasi sebanyak satu kali,参数kohesif diambil sampelnya pada satu lokasi sebanyak dua kali pada bulan Agustus tahun 2022。Hasil prediksi沉积- dasar sungai模型数值值为1.421,86 m3/tahun; hasdangkan Hasil prediksi体积-沉积模型经验值为476.941,25 m3/tahun。研究了体积沉积法(USLE)的研究进展。Hasil kajian konservasi menunjukkan upaya yang dilakukan dapat mengurangi体积沉积sebesar 17%。Kata Kunci: sedimen, banjir, konservasi, tumpangs -sari, Lambidaro
{"title":"KOMBINASI PREDIKSI VOLUME SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE HECRAS-USLE UNTUK MENDUKUNG KONSERVASI DAS LAMBIDARO PALEMBANG, SUMATERA SELATAN","authors":"Masri Nur Sultan, Mohammad Farid, Adi Prasetyo, Muhammad Syahril Badri Kusuma, Dantje Kardana Natakusumah","doi":"10.32679/jsda.v19i2.851","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i2.851","url":null,"abstract":"ABSTRACT Over the past ten years, flooding has been the most frequent problem in South Sumatra Province, Indonesia. As the capital of South Sumatra Province, Palembang City faces similar problems, where Lambidaro Watershed is the watershed with the highest 25-year potential flood discharge in Palembang City. One of the causes of flooding is the lack of river channel capacity related to land erosion in the watershed. This study aims to learn the prediction of sediment volume and efforts to reduce it in the Lambidaro watershed, Palembang City. This study uses two types of modeling, namely numerical models and empirical models. The numerical model uses the HEC-RAS 6.3.1 application, while the empirical model uses the USLE and SDR equations. The input parameters of the numerical model use some data derived from field measurements. The sediment concentration and observation discharge parameters were measured three times in September 2022. The grain size distribution parameters were sampled at three locations each once in August 2022, and the cohesive parameter was sampled at one location twice in August 2022. The result of the prediction of sediment volume by the numerical model is 1,421.86 m3/year. In contrast, the result of the prediction by the empirical model is 476,941.25 m3/year. Efforts to reduce the prediction of sediment volume USLE method are in the form of applying the intercropping method. The results of the conservation study show that the efforts made can reduce the volume of sediment by 17%.Keywords: sediment, flood, conservation, intercropping, Lambidaro, ABSTRAKSelama sepuluh tahun terakhir, banjir telah menjadi masalah yang paling sering terjadi di Provinsi Sumatera Selatan Indonesia. Sebagai ibu kota provinsi Sumatera Selatan, kota Palembang menghadapi masalah serupa. dimana DAS Lambidaro adalah DAS dengan potensi debit banjir kala ulang 25 tahun tertinggi di kota Palembang. Salah satu penyebab banjir adalah penurunan kapasitas alur sungai yang berkaitan dengan erosi lahan di DAS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian prediksi volume sedimen serta upaya pengurangannya di DAS Lambidaro. Penelitian ini menggunakan dua jenis pemodelan yaitu model numerik dan model empirik. Model numerik menggunakan aplikasi HEC-RAS 6.3.1 sedangkan model empirik menggunakan persamaan USLE dan SDR. Parameter input dari model numerik menggunakan beberapa data yang berasal dari pengukuran lapangan. Parameter konsentrasi sedimen dan debit sesaat diukur sebanyak tiga kali pada bulan September tahun 2022. Parameter gradasi butiran diambil sampelnya masing – masing pada tiga lokasi sebanyak satu kali, dan parameter kohesif diambil sampelnya pada satu lokasi sebanyak dua kali pada bulan Agustus tahun 2022. Hasil prediksi sedimentasi dasar sungai model numerik adalah 1.421,86 m3/tahun sedangkan hasil prediksi volume sedimen model empirik adalah 476.941,25 m3/tahun. Upaya mengurangi prediksi volume sedimen metode USLE berupa penerapan metode tumpang-sar","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135929266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eko Januari Wahyudi, Wawan Gunawan A. Kadir, Susanti Alawiyah, Setianingsih Setianingsih, Indra Gunawan, Dadi Abdurrahman
ABSTRACT Studies related to groundwater monitoring using geophysical methods have been carried out since the 1990s. Surface gavity data with a scheme of relative gravimeter measurements is chosen for monitoring in urban areas because it is quite fast, easy, affordable, and relatively low-impact on the environment. The significance of the time-lapse microgravity method for the target of this study depends on changes in the mass of water in the aquifer layer below the surface. The research area in this study covers the city of Bandung and several surrounding areas with an interpolated grid coverage of (18 x 17) km2. Gravity changes were determined by six repeated surveys at the same observation points from 2010 to 2021. The aim of this research is to develop a method for estimating groundwater table changes based on time-lapse microgravity data modeling. The complexity of subsurface density changes is simplified for two parts related to near surface density changes and density changes in the intermediate aquifer layer. The trend of groundwater table data in 2010 is used as a reference to determine estimates for 2015, 2016 (February and August), 2019, and 2021. Modeling results for intermediate aquifers (confined groundwater system) provide changes in groundwater levels from 2010 with estimates reached ±23 meters, while the results of modeling at near surface (shallow groundwater level) indicate a groundwater level change of approximately ±8 meters from the year 2010.Keywords: microgravity, groundwater, modeling, hydrology, aquifer. ABSTRAKStudi terkait pemantauan airtanah dengan metode geofisika telah dilakukan sejak tahun 1990-an. Data gravity di permukaan dengan skema pengukuran gravimeter relatif dipilih pada pemantauan di area perkotaan karena cukup cepat, mudah, murah, dan relatif tidak merusak lingkungan. Signifikansi metode time-lapse microgravity pada target studi ini bergantung pada perubahan massa air pada lapisan akuifer di bawah permukaan. Area penelitian pada studi ini mencakup Kota Bandung dan beberapa area di sekitarnya dengan cakupan luasan interpolasi grid (18 x 17) km2. Perubahan gravitasi ditentukan oleh enam kali survei berulang pada beberapa titik pengamatan yang sama sejak 2010 sampai 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode untuk mengestimasi perubahan muka airtanah berdasarkan pemodelan data time-lapse microgravity. Kompleksitas perubahan densitas di bawah permukaan disederhanakan untuk dua bagian terkait perubahan densitas dekat permukaan dan perubahan densitas pada lapisan akuifer menengah. Kecenderungan dari data muka airtanah pada tahun 2010 digunakan sebagai acuan untuk menentukan estimasi pada tahun 2015, 2016 (Februari dan Agustus), 2019, dan 2021. Hasil pemodelan pada akuifer menengah (sistem airtanah tertekan) memberikan perubahan muka airtanah dari tahun 2010 dengan estimasi mencapai ±23 meter, sedangkan hasil pemodelan pada kedalaman yang lebih dangkal (muka airtanah dangkal) menunjukkan peruba
自20世纪90年代以来,利用地球物理方法进行地下水监测的相关研究一直在进行。选择地表重力数据与相对重力仪测量方案进行城市地区监测,因为它非常快速、容易、负担得起,而且对环境的影响相对较小。延时微重力法对本研究目标的意义取决于地表以下含水层中水质量的变化。本研究的研究区域包括万隆市和周边几个地区,插值网格覆盖面积为(18 x 17) km2。2010年至2021年,在同一观测点进行了6次重复调查,确定了重力变化。本研究的目的是建立一种基于时移微重力数据建模的地下水位变化估算方法。将地下密度变化的复杂性简化为近地表密度变化和中间含水层密度变化两部分。以2010年地下水位数据趋势为参考,确定2015年、2016年(2月和8月)、2019年和2021年的估算值。中间含水层(承压地下水系统)的模拟结果显示,2010年以来地下水位的变化估计达到±23米,而近地表(浅层地下水位)的模拟结果显示,地下水位与2010年相比变化约为±8米。关键词:微重力,地下水,模拟,水文,含水层。[摘要][摘要][1990- 2002][footnoternical]研究了地理信息系统的地理特征。数据重力di permukaan dengan skema penguin和重力仪相对dipilih paada pemantauan di地区perkotaan karena cukup cepat, mudah, murah, dan relatiftiak merusak lingkungan。重要的方法延时微重力模式目标研究,在bergantung模式,模式,秘鲁模式,massa,模式,lapisan, akuifer,模式,模式。区域范围:区域范围:区域范围:区域范围:区域范围:区域范围:区域网格(18 × 17) km2。Perubahan gravasi ditentukan oleh enam kali survei berulang pada beberapa titik pengamatan yang sjak 2010 sampai 2021。图juan dari penelitian ini adalah mengembangkan方法,untuk mengestimasi perubahan muka airtanah berdasarkan pemodelan数据时移微重力。Kompleksitas perubahan densitas di bawah permukaan disederhanakan untuk dua bagian terkait perubahan densitas dekat permukaan danperubahan densitas padlapisan akuifer menengah。kemenderungan dari data muka airtanah pada tahun 2010 digunakan sebagai acuan untuk menentukan estimasi pada tahun 2015, 2016(2月1日),2019,和2021。Hasil pemodelan pada akuifer menengah (system airtanah tertekan) memberikan perubahan muka airtanah dari tahun 2010 dengan estimasi mencapai±23米,sedangkan Hasil pemodelan pada kedalaman yang lebih dangkal (muka airtanah dangkal) menunjukkan perubahan muka airtanah mencapai±8米dari tahun 2010。Kata Kunci:微重力,空气,空气动力学,水文学,地下水
{"title":"PEMODELAN TIME-LAPSE MICROGRAVITY UNTUK ESTIMASI PERUBAHAN MUKA AIRTANAH DI BANDUNG, JAWA BARAT","authors":"Eko Januari Wahyudi, Wawan Gunawan A. Kadir, Susanti Alawiyah, Setianingsih Setianingsih, Indra Gunawan, Dadi Abdurrahman","doi":"10.32679/jsda.v19i2.858","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i2.858","url":null,"abstract":"ABSTRACT Studies related to groundwater monitoring using geophysical methods have been carried out since the 1990s. Surface gavity data with a scheme of relative gravimeter measurements is chosen for monitoring in urban areas because it is quite fast, easy, affordable, and relatively low-impact on the environment. The significance of the time-lapse microgravity method for the target of this study depends on changes in the mass of water in the aquifer layer below the surface. The research area in this study covers the city of Bandung and several surrounding areas with an interpolated grid coverage of (18 x 17) km2. Gravity changes were determined by six repeated surveys at the same observation points from 2010 to 2021. The aim of this research is to develop a method for estimating groundwater table changes based on time-lapse microgravity data modeling. The complexity of subsurface density changes is simplified for two parts related to near surface density changes and density changes in the intermediate aquifer layer. The trend of groundwater table data in 2010 is used as a reference to determine estimates for 2015, 2016 (February and August), 2019, and 2021. Modeling results for intermediate aquifers (confined groundwater system) provide changes in groundwater levels from 2010 with estimates reached ±23 meters, while the results of modeling at near surface (shallow groundwater level) indicate a groundwater level change of approximately ±8 meters from the year 2010.Keywords: microgravity, groundwater, modeling, hydrology, aquifer. ABSTRAKStudi terkait pemantauan airtanah dengan metode geofisika telah dilakukan sejak tahun 1990-an. Data gravity di permukaan dengan skema pengukuran gravimeter relatif dipilih pada pemantauan di area perkotaan karena cukup cepat, mudah, murah, dan relatif tidak merusak lingkungan. Signifikansi metode time-lapse microgravity pada target studi ini bergantung pada perubahan massa air pada lapisan akuifer di bawah permukaan. Area penelitian pada studi ini mencakup Kota Bandung dan beberapa area di sekitarnya dengan cakupan luasan interpolasi grid (18 x 17) km2. Perubahan gravitasi ditentukan oleh enam kali survei berulang pada beberapa titik pengamatan yang sama sejak 2010 sampai 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan metode untuk mengestimasi perubahan muka airtanah berdasarkan pemodelan data time-lapse microgravity. Kompleksitas perubahan densitas di bawah permukaan disederhanakan untuk dua bagian terkait perubahan densitas dekat permukaan dan perubahan densitas pada lapisan akuifer menengah. Kecenderungan dari data muka airtanah pada tahun 2010 digunakan sebagai acuan untuk menentukan estimasi pada tahun 2015, 2016 (Februari dan Agustus), 2019, dan 2021. Hasil pemodelan pada akuifer menengah (sistem airtanah tertekan) memberikan perubahan muka airtanah dari tahun 2010 dengan estimasi mencapai ±23 meter, sedangkan hasil pemodelan pada kedalaman yang lebih dangkal (muka airtanah dangkal) menunjukkan peruba","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"42 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135929106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitri Yusti Andini, Bambang Dwi Dasanto, I Putu Santikayasa
ABSTRACT The scarcity of discharge data compared to rainfall data have driven the development of the rainfall-runoff model, such as the HBV and Tank models. This research aims to apply the rainfall-runoff model in the Bogowonto watershed and to assess the model outputs. The research consisted of two main stages: 1) model calibration and validation; 2) model evaluation which assesses the model performance based on the Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) index and the coefficient of determination (R2). The results showed that the pattern of the simulation discharge was in accordance with the observed discharge pattern; indicating performance of both models was good (NSE > 0.7 and R2 > 0.65). However, the performance of both models in the daily simulation, particularly at the beginning of the simulation period, is still not satisfactory as the simulated discharge does not match the observed discharge. In the next simulation period, the discharge of the model results were in accordance with the observed discharge; this means the performance of the model was better. In the monthly simulation, the performance of both models is not yet satisfactory during the wet season, but it is good during the dry season. Based on the results of the daily and monthly simulations, both models demonstrate good performance under low precipitation conditions, but their performance declines under high precipitation conditionsKeywords: Bogowonto watershed; HBV; rainfall-runoff model; simulation; tank ABSTRAKKelangkaan data debit dibandingkan data curah hujan memacu perkembangan model hujan-limpasan, seperti model HBV dan model Tangki. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model hujan-limpasan pada DAS Bogowonto dan menilai luaran hasil model tersebut. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah kalibrasi dan validasi model. Tahap kedua mengevaluasi model, yaitu menilai kinerja model berdasarkan status indeks NSE dan nilai koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pola debit simulasi telah sesuai dengan pola debit observasi, ini berarti kinerja kedua model adalah baik (NSE > 0,7 dan R2 > 0,65). Namun, kinerja kedua model dalam simulasi harian, khususnya pada waktu awal simulasi, masih belum baik karena debit simulasi tidak sesuai dengan debit observasi. Pada periode simulasi selanjutnya, debit hasil model telah sesuai dengan debit observasi; artinya, kinerja model telah semakin baik. Dalam simulasi bulanan, saat musim basah kinerja kedua model masih belum baik tetapi saat musim kering kinerja kedua model menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil simulasi harian dan bulanan, kedua model menunjukkan kinerja yang baik saat hujan rendah tetapi saat hujan tinggi kinerja model mengalami penurunan.Kata Kunci: DAS Bogowonto; HBV; model hujan-limpasan; simulasi; tangki
与降雨数据相比,流量数据的稀缺推动了降雨-径流模型的发展,如HBV和Tank模型。本研究旨在将降雨径流模型应用于波哥大图流域,并对模型的结果进行评估。研究主要分为两个阶段:1)模型校正与验证;2)模型评价,基于纳什-苏特克利夫效率(NSE)指数和决定系数(R2)对模型绩效进行评价。结果表明:模拟的放电模式与实测的放电模式基本一致;表明两种模型的性能都很好(NSE >0.7和R2 >0.65)。然而,两种模型在日常模拟中的表现,特别是在模拟期开始时,仍然不令人满意,因为模拟的流量与观测的流量不匹配。在下一个模拟周期,模型的流量结果与观测的流量一致;这意味着模型的性能更好。在月度模拟中,两种模型在雨季的表现都不尽如人意,但在旱季表现良好。逐日和逐月模拟结果表明,两种模式在低降水条件下表现良好,但在高降水条件下表现较差。关键词:波哥大流域;乙型肝炎病毒;降雨径流模型;模拟;【摘要】kelangkaan数据借dibandingkan数据curah hujan memacu perkembangan模型hujan-limpasan, seperti模型HBV丹模型Tangki。Tujuan penelitian ini adalah menerapkan模型hujan-limpasan pada DAS Bogowonto dan menilai luaran hasil模型tersebut。Penelitian ini terdiri dari dua tahap。Tahap pertama adalah kalbrasi和validasi模型。Tahap kedua mengevaluation模型,yyitu menilai kinerja模型,dasarkan状态指标NSE和nilai koefisien确定性。[j] [j] .中国科学院学报(自然科学版);0、7丹R2 >0, 65)。Namun, kinerja kedua模型dalam模拟,khususnya pada waktu数值模拟,masih belum baik karena数值模拟,以及sesuai dengan数值观测。帕达周期模拟,借哈希模型,借哈希模型,借哈希观测;Artinya, kinerja模特telah semakin baik。Dalam simulasi bulanan, saat musim basah kinerja kedua模型masih belum baik tetapi saat musim kering kinerja kedua模型menunjukkan hasil yang baik。Berdasarkan hasil simulasi harian dan bulunan, kedua模型menunjukkan kinerja yang baik saat hujan rendah tetapi saat hujan tinggi kinerja模型mengalami penurunan。Kata Kunci: DAS Bogowonto;乙型肝炎病毒;模型hujan-limpasan;simulasi;tangki
{"title":"RESPON MODEL HBV DAN MODEL TANGKI TERHADAP ESTIMASI DEBIT ALIRAN DI DAS BOGOWONTO, JAWA TENGAH","authors":"Fitri Yusti Andini, Bambang Dwi Dasanto, I Putu Santikayasa","doi":"10.32679/jsda.v19i2.830","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i2.830","url":null,"abstract":"ABSTRACT The scarcity of discharge data compared to rainfall data have driven the development of the rainfall-runoff model, such as the HBV and Tank models. This research aims to apply the rainfall-runoff model in the Bogowonto watershed and to assess the model outputs. The research consisted of two main stages: 1) model calibration and validation; 2) model evaluation which assesses the model performance based on the Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) index and the coefficient of determination (R2). The results showed that the pattern of the simulation discharge was in accordance with the observed discharge pattern; indicating performance of both models was good (NSE > 0.7 and R2 > 0.65). However, the performance of both models in the daily simulation, particularly at the beginning of the simulation period, is still not satisfactory as the simulated discharge does not match the observed discharge. In the next simulation period, the discharge of the model results were in accordance with the observed discharge; this means the performance of the model was better. In the monthly simulation, the performance of both models is not yet satisfactory during the wet season, but it is good during the dry season. Based on the results of the daily and monthly simulations, both models demonstrate good performance under low precipitation conditions, but their performance declines under high precipitation conditionsKeywords: Bogowonto watershed; HBV; rainfall-runoff model; simulation; tank ABSTRAKKelangkaan data debit dibandingkan data curah hujan memacu perkembangan model hujan-limpasan, seperti model HBV dan model Tangki. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model hujan-limpasan pada DAS Bogowonto dan menilai luaran hasil model tersebut. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah kalibrasi dan validasi model. Tahap kedua mengevaluasi model, yaitu menilai kinerja model berdasarkan status indeks NSE dan nilai koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pola debit simulasi telah sesuai dengan pola debit observasi, ini berarti kinerja kedua model adalah baik (NSE > 0,7 dan R2 > 0,65). Namun, kinerja kedua model dalam simulasi harian, khususnya pada waktu awal simulasi, masih belum baik karena debit simulasi tidak sesuai dengan debit observasi. Pada periode simulasi selanjutnya, debit hasil model telah sesuai dengan debit observasi; artinya, kinerja model telah semakin baik. Dalam simulasi bulanan, saat musim basah kinerja kedua model masih belum baik tetapi saat musim kering kinerja kedua model menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil simulasi harian dan bulanan, kedua model menunjukkan kinerja yang baik saat hujan rendah tetapi saat hujan tinggi kinerja model mengalami penurunan.Kata Kunci: DAS Bogowonto; HBV; model hujan-limpasan; simulasi; tangki","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"101 8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135927861","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT The Citanduy watershed service area, which is located in Cilacap Regency, Ciamis Regency, Pangandaran Regency and Banjar City, is currently experiencing an increase in population growth, residential facilities, and the number of immigrants, so that the demand for raw water in these areas is increasing. On the other hand, the availability of water in the area is decreasing, so it is necessary to study potential sources of raw water to determine the solutions to be taken in order to meet the demand for raw water supply and develop potential water resources in the study area. The purpose of this study is to simulate water allocation using the WEAP (Water Evaluation And Planning) software in the Citanduy watershed area. In the data analysis section, two water balance simulation scenarios were created based on the various suggestions to be recommended for developing the potential of water resources in the study area. From the two scenarios that were implemented, a recommendation emerged to build a new irrigation area of 18.800 ha, the Leuwikeris Reservoir with a volume of 69,56 million m3 and the Matenggeng Reservoir with a volume of 500 million m3. With the plan to meet these water needs, it is necessary to conduct a feasibility study of water allocation in order to find out how technically feasible both the Citanduy River and the Leuwikeris Dam are in meeting the water needs as previously planned. Given the strategic location of West Java and Central Java Provinces and the many irrigation areas located within them, the need for and demand for water services will continue to increase over time.Keywords : simulation of water allocation, Citanduy watershed, Leuwikeris reservoir, Matenggeng reservoir. ABSTRAKDaerah layanan DAS Citanduy, yang terdapat di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar saat ini terus mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk, fasilitas pemukiman, dan jumlah pendatang, sehingga kebutuhan air baku di wilayah tersebut semakin meningkat. Di sisi lain ketersediaan air di wilayah tersebut semakin berkurang, sehingga diperlukan adanya suatu studi potensi sumber air baku untuk menentukan solusi yang akan diambil dalam rangka memenuhi kebutuhan penyediaan air baku dan pengembangan potensi sumber daya air di wilayah studi. Tujuan dari studi ini adalah melakukan simulasi alokasi air dengan menggunakan perangkat lunak WEAP (Water Evaluation And Planning) di wilayah DAS Citanduy. Pada bagian analisis data, dibuat dua skenario simulasi neraca air berdasarkan berbagai usulan yang ingin direkomendasikan untuk mengembangkan potensi sumber daya air di wilayah studi. Dari kedua skenario yang dijalankan, muncul sebuah rekomendasi untuk membangun daerah irigasi baru seluas 18.800 Ha, Waduk Leuwikeris dengan volume 69,56 juta m3 dan Waduk Matenggeng dengan volume 500 juta m3. Dengan rencana pemenuhan kebutuhan air tersebut, maka diperlukan adanya suatu kajian kelayakan alokasi air guna mengetahui seb
Citanduy流域服务区位于Cilacap Regency、Ciamis Regency、Pangandaran Regency和Banjar市,目前正经历人口增长、住宅设施和移民数量的增加,因此这些地区对原水的需求正在增加。另一方面,该地区水资源的可利用性在不断下降,因此有必要对潜在的原水来源进行研究,确定解决方案,以满足研究区域对原水的供应需求,开发潜在的水资源。本研究的目的是利用WEAP (water Evaluation And Planning)软件模拟Citanduy流域的水资源分配。在数据分析部分,根据开发研究区水资源潜力的各种建议,创建了两个水平衡模拟情景。根据实施的两种方案,建议新建灌溉面积18800公顷的Leuwikeris水库,蓄水量为69,5600万立方米,Matenggeng水库蓄水量为5亿立方米。在满足这些水需求的计划中,有必要进行水分配的可行性研究,以找出Citanduy河和Leuwikeris大坝在满足先前计划的水需求方面的技术可行性。鉴于西爪哇省和中爪哇省的战略位置以及位于其中的许多灌溉区,对供水服务的需求将随着时间的推移继续增加。关键词:水量分配模拟,Citanduy流域,Leuwikeris水库,Matenggeng水库【摘要】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】【译文】Di茜茜公主躺ketersediaan空气Di wilayah于semakin berkurang, sehingga diperlukan adanya suatu某potensi sumber空气巴库为她menentukan solusi杨阿坎人diambil dalam rangka memenuhi kebutuhan penyediaan空气巴库丹pengembangan potensi sumber亚都空气Di wilayah某。水评价与规划(WEAP) [d] .大连:大连理工大学。巴达尔分析了巴达尔地区的气象数据,并对巴达尔地区的气象数据进行了模拟分析,结果表明:巴达尔地区的气象数据与巴达尔地区的气象数据是一致的。Dari kedua skenario yang dijalankan, muncul sebuah rekomendasi untuk membangun daerah irigasi baru selu为18800 Ha, Waduk Leuwikeris登干量69,56 juta m3,但Waduk Matenggeng登干量500 juta m3。登干人,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗,克布图汗。杨Mengingat letak Provinsi Jawa强烈阵雨丹Provinsi Jawa Tengah cukup商会:舒达banyaknya daerah irigasi杨terletak di dalamnya kebutuhan丹permintaan layanan空气阿坎人terus meningkat西珥dengan berjalannya waktu。Kata Kunci: simulasi alokasi air, DAS Citanduy, waduk Leuwikeris, waduk Matenggeng。
{"title":"PENGARUH KEBERADAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS DAN BENDUNGAN MATENGGENG TERHADAP ALOKASI AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CITANDUY","authors":"Yusanuari Alaniri, Yadi Suryadi","doi":"10.32679/jsda.v19i2.857","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i2.857","url":null,"abstract":"ABSTRACT The Citanduy watershed service area, which is located in Cilacap Regency, Ciamis Regency, Pangandaran Regency and Banjar City, is currently experiencing an increase in population growth, residential facilities, and the number of immigrants, so that the demand for raw water in these areas is increasing. On the other hand, the availability of water in the area is decreasing, so it is necessary to study potential sources of raw water to determine the solutions to be taken in order to meet the demand for raw water supply and develop potential water resources in the study area. The purpose of this study is to simulate water allocation using the WEAP (Water Evaluation And Planning) software in the Citanduy watershed area. In the data analysis section, two water balance simulation scenarios were created based on the various suggestions to be recommended for developing the potential of water resources in the study area. From the two scenarios that were implemented, a recommendation emerged to build a new irrigation area of 18.800 ha, the Leuwikeris Reservoir with a volume of 69,56 million m3 and the Matenggeng Reservoir with a volume of 500 million m3. With the plan to meet these water needs, it is necessary to conduct a feasibility study of water allocation in order to find out how technically feasible both the Citanduy River and the Leuwikeris Dam are in meeting the water needs as previously planned. Given the strategic location of West Java and Central Java Provinces and the many irrigation areas located within them, the need for and demand for water services will continue to increase over time.Keywords : simulation of water allocation, Citanduy watershed, Leuwikeris reservoir, Matenggeng reservoir. ABSTRAKDaerah layanan DAS Citanduy, yang terdapat di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar saat ini terus mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk, fasilitas pemukiman, dan jumlah pendatang, sehingga kebutuhan air baku di wilayah tersebut semakin meningkat. Di sisi lain ketersediaan air di wilayah tersebut semakin berkurang, sehingga diperlukan adanya suatu studi potensi sumber air baku untuk menentukan solusi yang akan diambil dalam rangka memenuhi kebutuhan penyediaan air baku dan pengembangan potensi sumber daya air di wilayah studi. Tujuan dari studi ini adalah melakukan simulasi alokasi air dengan menggunakan perangkat lunak WEAP (Water Evaluation And Planning) di wilayah DAS Citanduy. Pada bagian analisis data, dibuat dua skenario simulasi neraca air berdasarkan berbagai usulan yang ingin direkomendasikan untuk mengembangkan potensi sumber daya air di wilayah studi. Dari kedua skenario yang dijalankan, muncul sebuah rekomendasi untuk membangun daerah irigasi baru seluas 18.800 Ha, Waduk Leuwikeris dengan volume 69,56 juta m3 dan Waduk Matenggeng dengan volume 500 juta m3. Dengan rencana pemenuhan kebutuhan air tersebut, maka diperlukan adanya suatu kajian kelayakan alokasi air guna mengetahui seb","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"126 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135929421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT Irrigating and fertilizing (known as fertigating) should be applied more effectively and efficiently. Pocket fertigation technology as an alternative fertigation was developed to achieve those purposes. The main challenge applied to the technology is to determine the optimum irrigation water. The objective of the study is to optimize irrigation water of the pocket fertigation, particularly in determining the optimal soil moisture during the growth stage by genetic algorithms. The method was developed based on one planting season of melon (Cucumis Melo L) cultivation under two different emitter of pocket fertigation with two different water irrigation regimes as well as the control. The treatments were pocket fertigation with textile layer emitter and wet irrigation (PK-H), textile layer emitter and dry irrigation (PK-L), emitter without layer and wet irrigation (PT-H), emitter without layer and wet irrigation (PT-L), and control with wet irrigation (PC-H) and dry irrigation (PC-L), respectively. The genetic algorithms model was developed with the objective function to achieve optimum fruit fresh weight and sweetness level. As the results, the optimum soil moisture is 0.34; 0.32; 0.31; 0.30; 0.26; 0.30; and 0.29 m3/m3 for every 9 days during the planting period. This value is thought to produce optimum fruit with a weight of 1115 g, a sweetness value of 8.6 brix, and increased water productivity of 27-46%. In addition, the pocket fertigation increased water productivity by 14,17% compared to without the pocket fertigation. Keywords: irrigation water, genetic algorithm, pocket fertigation, water productivity. abstrakIrigasi dan pemupukan (atau dikenal dengan fertigasi) perlu dilakukan lebih efektif dan efisien. Pocket fertigation merupakan teknologi alternatif yang dikembangkan dalam upaya mencapai hal tersebut. Tantangan utama dalam penerapan teknologi tersebut adalah penentuan pemberian air irigasi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemberian air irigasi yang optimal pada pocket fertigation yang direpresentasikan dengan nilai kelembapan tanah optimal selama periode tanam dengan menggunakan Algoritma Genetika. Untuk mencapai tujuan tersebut, uji coba satu musim tanam dilakukan pada budidaya melon (Cucumis melo L) dengan dua desain emiter pocket fertigation, dua sistem irigasi dengan perlakuan kontrol. Secara detail perlakuan tersebut adalah pocket fertigation dengan penggunaan kain tekstil pelapis emiter dan irigasi basah (PK-H), dengan irigasi kering (PK-L), emiter tanpa kain dengan irigasi basah (PT-H), dan irigasi kering (PT-L) dan dua perlakuan kontrol tanpa emiter dengan irigasi basah (PC-H), dan irigasi kering (PC-L). Model optimasi algoritma genetika memiliki fungsi tujuan untuk mencapai bobot buah dan kemanisan optimum. Hasil optimasi menunjukkan nilai kelembapan tanah optimal sebesar 0,34; 0,32; 0,31; 0,30; 0,26; 0,30; dan 0,29 m3/ m3 pada setiap 9 harian selama periode musim tanam. Dengan kondisi Kelembapan
灌溉和施肥(俗称施肥)应更有效和高效地应用。口袋施肥技术作为一种替代施肥技术被开发出来以达到这些目的。该技术面临的主要挑战是确定最佳灌溉用水。本研究的目的是优化口袋施肥的灌溉水量,特别是利用遗传算法确定生长阶段的最佳土壤湿度。以甜瓜(Cucumis Melo L)一个种植季为研究对象,在两种不同施肥方式、两种不同灌溉方式和对照条件下,开发了该方法。试验处理分别为口袋施肥+纺织层灌水+湿灌(PK-H)、+纺织层灌水+干灌(PK-L)、+无层灌水+湿灌(PT-H)、+无层灌水+湿灌(PT-L)、+湿灌(PC-H)和+干灌(PC-L)。以水果最优鲜重和甜度为目标函数,建立了遗传算法模型。结果表明,最适土壤湿度为0.34;0.32;0.31;0.30;0.26;0.30;种植期间每9天0.29 m3/m3。这个值被认为可以产生最佳的果实,重量为1115克,甜度值为8.6白糖,水分生产力提高27-46%。此外,与不施肥相比,口袋施肥使水分生产力提高了14.17%。关键词:灌溉水;遗传算法;口袋施肥;摘要/ abstract摘要:igigasi dan pemupukan (atau dikenal dengan fertigasi)是一种具有丰富的生物多样性的植物。袖珍施肥技术替代了杨迪肯邦坎达拉姆帕亚梅帕坎。Tantangan utama dalam各种于adalah penentuan pemberian空气irigasi杨最优。Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemberian air irigasi yang最优口袋施肥yang direpresentasikan dengan nilai kelembapan tanah最优selama周期tanam dengan menggunakan算法遗传学。Untuk mencapai tujuan tersebut, uji coba satu musim tanam dilakukan pada budidaya甜瓜(Cucumis melo L)登干dua desain,施袋施肥,dua系统灌溉登干perakuan防治。细粒灌浆灌浆、灌浆灌浆、灌浆灌浆(PK-H)、灌浆灌浆灌浆灌浆(PK-L)、灌浆灌浆灌浆灌浆灌浆灌浆(PT-H)、灌浆灌浆灌浆灌浆灌浆(PT-L)、灌浆灌浆控制灌浆灌浆灌浆灌浆(PC-H)、灌浆灌浆灌浆灌浆(PC-L)。模型最优算法遗传记忆真菌图集图集图集最优算法。最优解算法的研究进展[j];0, 32;0, 31日;0, 30;0, 26日;0, 30;丹0.29立方米/立方米帕达设置9哈里亚塞拉玛时期的穆斯林。登干康迪西克伦巴班最优配方,哈西尔帕恩布雅阳diproduksi memiliki bobot 1115 g,尼莱康迪尼桑8,6 brix,丹彭迪纳丹生产活性空气胶为27-46%。袋式施肥法行得通行得通行得通行得通行得通行得通行得通行得通行得通行得通Kata Kunci:遗传算法,pemberian air irigasi,口袋施肥,生产力空气
{"title":"OPTIMASI PEMBERIAN AIR IRIGASI TANAMAN MELON (Cucumis Melo L.) PADA SISTEM POCKET FERTIGATION DENGAN ALGORITMA GENETIKA","authors":"Abdul Malik, Chusnul Arif","doi":"10.32679/jsda.v19i1.825","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i1.825","url":null,"abstract":"ABSTRACT Irrigating and fertilizing (known as fertigating) should be applied more effectively and efficiently. Pocket fertigation technology as an alternative fertigation was developed to achieve those purposes. The main challenge applied to the technology is to determine the optimum irrigation water. The objective of the study is to optimize irrigation water of the pocket fertigation, particularly in determining the optimal soil moisture during the growth stage by genetic algorithms. The method was developed based on one planting season of melon (Cucumis Melo L) cultivation under two different emitter of pocket fertigation with two different water irrigation regimes as well as the control. The treatments were pocket fertigation with textile layer emitter and wet irrigation (PK-H), textile layer emitter and dry irrigation (PK-L), emitter without layer and wet irrigation (PT-H), emitter without layer and wet irrigation (PT-L), and control with wet irrigation (PC-H) and dry irrigation (PC-L), respectively. The genetic algorithms model was developed with the objective function to achieve optimum fruit fresh weight and sweetness level. As the results, the optimum soil moisture is 0.34; 0.32; 0.31; 0.30; 0.26; 0.30; and 0.29 m3/m3 for every 9 days during the planting period. This value is thought to produce optimum fruit with a weight of 1115 g, a sweetness value of 8.6 brix, and increased water productivity of 27-46%. In addition, the pocket fertigation increased water productivity by 14,17% compared to without the pocket fertigation. Keywords: irrigation water, genetic algorithm, pocket fertigation, water productivity. abstrakIrigasi dan pemupukan (atau dikenal dengan fertigasi) perlu dilakukan lebih efektif dan efisien. Pocket fertigation merupakan teknologi alternatif yang dikembangkan dalam upaya mencapai hal tersebut. Tantangan utama dalam penerapan teknologi tersebut adalah penentuan pemberian air irigasi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pemberian air irigasi yang optimal pada pocket fertigation yang direpresentasikan dengan nilai kelembapan tanah optimal selama periode tanam dengan menggunakan Algoritma Genetika. Untuk mencapai tujuan tersebut, uji coba satu musim tanam dilakukan pada budidaya melon (Cucumis melo L) dengan dua desain emiter pocket fertigation, dua sistem irigasi dengan perlakuan kontrol. Secara detail perlakuan tersebut adalah pocket fertigation dengan penggunaan kain tekstil pelapis emiter dan irigasi basah (PK-H), dengan irigasi kering (PK-L), emiter tanpa kain dengan irigasi basah (PT-H), dan irigasi kering (PT-L) dan dua perlakuan kontrol tanpa emiter dengan irigasi basah (PC-H), dan irigasi kering (PC-L). Model optimasi algoritma genetika memiliki fungsi tujuan untuk mencapai bobot buah dan kemanisan optimum. Hasil optimasi menunjukkan nilai kelembapan tanah optimal sebesar 0,34; 0,32; 0,31; 0,30; 0,26; 0,30; dan 0,29 m3/ m3 pada setiap 9 harian selama periode musim tanam. Dengan kondisi Kelembapan","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124238253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yogi Sahat Maruli Simanjuntak, Rusmawan Suwarman, Riawan Edi
ABSTRACT In 2019, Baleendah experienced flooding with a duration of ± 30 days, this can be seen from the water level which is above the critical point from February 9th – March 12th, 2019, which identified the occurrence of flooding. Based on the spatio-temporal analysis of rainfall in the upstream Citarum watershed that drains to Baleendah, there were differences in the timing of rainfall between northern, southern, and eastern regions, and a semi-diurnal pattern. This study aims to look at the rainfall pattern that causes long-duration flooding in Baleendah. Based on that point, we conducted hydrological simulations using the Hydrologic Engineering Center’s Hydrologic Model System (HEC-HMS) with the assumption that the volume of rainfall is constant. The rainfall scenarios used were 1) a diurnal scenario where there is a difference in the timing of rainfall between the north, south, and east regions, 2) rainfall scenarios with diurnal and semidiurnal variations, and 3) the semidiurnal scenario is getting closer (the timing between rainfall in the morning and in the night is getting closer) in the north, south, and east regions. The results of this study show that floods are longer in duration and peak discharge is higher when a diurnal pattern occurs. Rainfall is initiated in the eastern and southern regions and a lag in timing rainfall occurred in the northern region.Keywords: Baleendah, Long duration flood, rainfall time difference, variation of diurnal and semidiurnal, and short semidiurnal ABSTRAK Baleendah pada tahun 2019 mengalami banjir dengan durasi ± 30 hari, terlihat bahwa tinggi muka air berada di atas titik kritis mulai tanggal 9 Februari – 12 Maret 2019 yang mengidentifikasikan kejadian banjir. Berdasarkan analisis pola spasio-temporal curah hujan di seluruh DAS Citarum Hulu yang bermuara ke Baleendah, terdapat hujan yang terjadi secara bersamaan, hujan beda waktu antara wilayah utara, selatan, dan timur, serta terdapat hujan dengan 2 puncak dalam satu hari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola curah hujan yang menyebabkan banjir berdurasi panjang di Baleendah. Berdasarkan hal tersebut dilakukan simulasi hidrologi dengan menggunakan Hidrologic Engineering Center’s Hidrologic Model System (HEC-HMS) dengan asumsi volume hujan adalah sama. Adapun skenario yang digunakan adalah 1) skenario diurnal dimana terdapat beda waktu hujan antara wilayah Utara, Selatan dan Timur, 2) skenario hujan dengan variasi semidiurnal dan diurnal, serta 3) skenario semidiurnal mendekat (jarak waktu hujan sore dan pagi semakin dekat) di wilayah utara, selatan dan wilayah timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banjir akan berdurasi lebih lama serta debit puncak akan semakin besar apabila terjadi dengan pola diurnal dimana hujan diinisiasi di wilayah timur dan selatan serta wilayah utara mengalami jeda waktu hujan.Kata kunci: Baleendah, Banjir berdurasi lama, beda waktu hujan, variasi diurnal dan semidiurnal, semidiurnal mendekat
2019年,巴伦达经历了持续时间为±30天的洪水,这可以从2019年2月9日至3月12日的水位高于临界点来看,这标志着洪水的发生。通过对上游Citarum流域向Baleendah流域降水的时空分析,发现该流域北部、南部和东部地区降水时间存在差异,且降水时间呈半日模式。这项研究的目的是研究导致Baleendah长时间洪水的降雨模式。基于这一点,我们利用水文工程中心水文模型系统(HEC-HMS)进行了假设降雨量恒定的水文模拟。所使用的降雨情景是:1)在北部、南部和东部地区之间存在降雨时间差异的日情景,2)具有日和半日变化的降雨情景,以及3)在北部、南部和东部地区的半日情景越来越接近(早晚降雨时间越来越接近)。研究结果表明,当发生日模式时,洪水持续时间更长,洪峰流量更高。东部和南部地区开始降雨,北部地区降雨时间滞后。[关键词]巴伦达,长时洪水,降雨时间差,日、半日变化,短半日变化[关键词]巴伦达,日、半日变化,短半日变化[关键词]巴伦达,日、半日变化,短半日变化[关键词]巴伦达,日、半日变化,短半日变化,短半日变化,短半日变化,短半日变化,短半日变化Berdasarkan分析pola spasio-temporal curah hujan di seluruh DAS Citarum Hulu yang bermuara ke Baleendah, terdapat hujan yang terjadi secara bersamaan, hujan beda waktu antara wilayah utara, selatan, dan timur, serta terdapat hujan dengan 2 puncak dalam satu hari。Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola curah hujan yang menyebabkan banjir berdurasi panjang di Baleendah。孟古纳坎水文工程中心的水文模型系统(HEC-HMS),登干假定量,hujan adalah sama。Adapun skenario yang digunakan adalah 1) skenario diunakan adalah 1) skenario diunakan adalah 1) skenario diunakan adalah 2) skenario hujan dengan varasi semiidurnal dan diumar, 2) skenario hujan dengan varasi semiidurnal, 3) skenario半昼夜mendekat (jarak waktu hujan sordan pagi semakin dekat) di wilayah Utara, Selatan dan wilayah Timur。Hasil达里语penelitian ini menunjukkan bahwa banjir阿坎人berdurasi lebih喇嘛舒达借方puncak阿坎人semakin大的apabila terjadi dengan普拉昼夜dimana hujan diinisiasi di wilayah帖木儿丹·塞拉坦风舒达wilayah先后mengalami jeda waktu hujan。Kata kunci: Baleendah, Banjir berdurasi lama, beda waktu hujan, variasi daily dan semiidurnal, semiidurnal mendekat
{"title":"ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN PENYEBAB BANJIR BERDURASI PANJANG (STUDI KASUS: BANJIR TAHUN 2019 DI BALEENDAH, JAWA BARAT)","authors":"Yogi Sahat Maruli Simanjuntak, Rusmawan Suwarman, Riawan Edi","doi":"10.32679/jsda.v19i1.821","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i1.821","url":null,"abstract":"ABSTRACT In 2019, Baleendah experienced flooding with a duration of ± 30 days, this can be seen from the water level which is above the critical point from February 9th – March 12th, 2019, which identified the occurrence of flooding. Based on the spatio-temporal analysis of rainfall in the upstream Citarum watershed that drains to Baleendah, there were differences in the timing of rainfall between northern, southern, and eastern regions, and a semi-diurnal pattern. This study aims to look at the rainfall pattern that causes long-duration flooding in Baleendah. Based on that point, we conducted hydrological simulations using the Hydrologic Engineering Center’s Hydrologic Model System (HEC-HMS) with the assumption that the volume of rainfall is constant. The rainfall scenarios used were 1) a diurnal scenario where there is a difference in the timing of rainfall between the north, south, and east regions, 2) rainfall scenarios with diurnal and semidiurnal variations, and 3) the semidiurnal scenario is getting closer (the timing between rainfall in the morning and in the night is getting closer) in the north, south, and east regions. The results of this study show that floods are longer in duration and peak discharge is higher when a diurnal pattern occurs. Rainfall is initiated in the eastern and southern regions and a lag in timing rainfall occurred in the northern region.Keywords: Baleendah, Long duration flood, rainfall time difference, variation of diurnal and semidiurnal, and short semidiurnal ABSTRAK Baleendah pada tahun 2019 mengalami banjir dengan durasi ± 30 hari, terlihat bahwa tinggi muka air berada di atas titik kritis mulai tanggal 9 Februari – 12 Maret 2019 yang mengidentifikasikan kejadian banjir. Berdasarkan analisis pola spasio-temporal curah hujan di seluruh DAS Citarum Hulu yang bermuara ke Baleendah, terdapat hujan yang terjadi secara bersamaan, hujan beda waktu antara wilayah utara, selatan, dan timur, serta terdapat hujan dengan 2 puncak dalam satu hari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola curah hujan yang menyebabkan banjir berdurasi panjang di Baleendah. Berdasarkan hal tersebut dilakukan simulasi hidrologi dengan menggunakan Hidrologic Engineering Center’s Hidrologic Model System (HEC-HMS) dengan asumsi volume hujan adalah sama. Adapun skenario yang digunakan adalah 1) skenario diurnal dimana terdapat beda waktu hujan antara wilayah Utara, Selatan dan Timur, 2) skenario hujan dengan variasi semidiurnal dan diurnal, serta 3) skenario semidiurnal mendekat (jarak waktu hujan sore dan pagi semakin dekat) di wilayah utara, selatan dan wilayah timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banjir akan berdurasi lebih lama serta debit puncak akan semakin besar apabila terjadi dengan pola diurnal dimana hujan diinisiasi di wilayah timur dan selatan serta wilayah utara mengalami jeda waktu hujan.Kata kunci: Baleendah, Banjir berdurasi lama, beda waktu hujan, variasi diurnal dan semidiurnal, semidiurnal mendekat","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130109824","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT The 2020 drought led to a reduction in the water supply of the Citarum cascade reservoirs (Saguling, Cirata, and Juanda) due the lowering intensity of rainfall in the catchments of the three reservoirs. Rainfall in late 2020 through February 2021 was much lower than the predicted and historical averages. This caused the water level of the Citarum cascade reservoirs fell to be below normal at the end of December 2020. To meet the water demand, an increase in inflow enhancement is needed, hence the implementation of Weather Modification Technology (WMT) which was carried out on March 12th - April 21st, 2021 in the Citarum watershed, West Java Province. WMT is applied for increasing or decreasing the amount of rainfall by intervening in the cloud growth process, which is carried out by seeding NaCl powder on clouds using an airplane. The purpose of monitoring and evaluation (M&E) of WMT implementation is to collect data, analyze, and evaluate the hydrological conditions of the Citarum cascade reservoirs during WMT implementation. The purpose of M&E is to assess the success of additional reservoir volume due to rainfall during WMT implementation. The M&E is conducted by collecting daily data of the rainfall, water level, and hydrological data of the reservoirs. The data collected each day is used as the basis for the seeding strategy on that day. After the WMT implementation activities are completed, an evaluation of the overall WMT implementation results is continued, which includes analyzing rainfall data, river water level, as well as the inflow, volume, and water level of the reservoir. The results of this study show that WMT implementation could not raise the water level of the three reservoirs to the Normal Operating Limit, but it has succeeded in increasing the reservoir volume by approximately 270 million m3 for Saguling, 201 million m3 for Cirata, and 59 million m3 for Juanda.Keywords: Reservoir, Citarum, Weather, Modification, Technology ABSTRAKKemarau tahun 2020 mengakibatkan berkurangnya pasokan air waduk kaskade Citarum (Saguling, Cirata, dan Juanda) akibat berkurangnya intensitas air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai ketiga waduk. Curah hujan pada akhir 2020 hingga Februari 2021 jauh lebih rendah dari rata-rata historis dan prediksinya. Hal tersebut mengakibatkan kondisi muka air waduk kaskade Citarum turun hingga dibawah Normal pada akhir Desember 2020. Untuk memenuhi kebutuhan air dibutuhkan peningkatan inflow, melalui penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang telah dilaksanakan pada 12 Maret – 21 April 2021 di DAS Citarum, Provinsi Jawa Barat. TMC diterapkan untuk menambah atau mengurangi curah hujan dengan melakukan intervensi pada proses pertumbuhan awan, yang dilakukan dengan penyemaian serbuk NaCl pada awan menggunakan pesawat. Maksud dilakukannya monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap penerapan TMC adalah untuk pengumpulan data, analisis, dan evaluasi kondisi hidrologi waduk kaskade Citarum selama pel
2020年的干旱导致Citarum梯级水库(Saguling、Cirata和Juanda)的供水量减少,原因是三个水库的集水区降雨强度降低。2020年底至2021年2月的降雨量远低于预测和历史平均水平。这导致Citarum梯级水库的水位在2020年12月底降至正常水平以下。为了满足用水需求,需要增加流入,因此在2021年3月12日至4月21日在西爪哇省Citarum流域实施了人工影响天气技术(WMT)。WMT是利用飞机在云中播撒NaCl粉,通过干预云的生长过程来增加或减少降雨量。WMT实施监测与评价(M&E)的目的是收集数据,分析和评价Citarum梯级水库在WMT实施期间的水文条件。M&E的目的是评估在WMT实施期间由于降雨而增加水库容量的成功。监测和评估是通过收集水库的每日降雨量、水位和水文数据来进行的。每天收集的数据作为当天播种策略的依据。WMT实施活动完成后,继续对整体WMT实施结果进行评估,包括分析降雨数据、河流水位以及水库的流入、体积和水位。研究结果表明,三峡库区实施水调蓄不能使水库水位达到正常运行极限,但成功地使萨古林水库、Cirata水库和Juanda水库的库容分别增加了约2.7亿m3、2.01亿m3和5900万m3。摘要:kemarau tahun 2020 mengakibatkan berkurangnya pasokan air waduk kaskade Citarum (Saguling, Cirata, dan Juanda) akibat berkurangnya intensitas air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai ketiga waduk。在未来的一年里,我们将继续努力。Hal tersebut mengakibatkan kondisi muka air waduk kaskade Citarum turinga dibawah正常的巴基斯坦,2020年12月。Untuk memenuhi kebutuhan air dibutuhkan peningkatan inflow, melalui penerapan technology Modifikasi Cuaca (TMC) yang telah dilaksanakan pada 12 market - 2021年4月21日,爪哇巴拉特省DAS Citarum。TMC diiterapkan untuk menambah atau mengurangi curah hujan dengan melakukan intervensi pada proses pertumbuhan awan, yang dilakukan dengan penyemaian serbuk NaCl pada awan menggunakan pesawan。Maksud dilakukannya监测与评价(Monev) terhahad penpenjapan TMC数据,分析,评价,kondisi水文waduk kaskade Citarum selama pelaksanaan TMC。Tujuan moneniv sendiri adalah untuk menilai keberhasilan tambahan volume waduk akibat curah hujan selama pelaksanaan TMC。货币TMC dilakukan dengan pengpulan数据设置hari baik数据hujan, Tinggi Muka Air (TMA), maupun数据水文waduk。数据yang terkumpul digunakan sebagai dasar untuk策略penyemaian paadhari。Setelah kegiatan penpenjapan TMC selesai, dilanjutkan评估hasil penpenjapan TMC secara keseluruhan yang mencakup分析数据hujan, TMA sungai,流入,体积和TMA waduk。Hasil penerapan TMC pada kajian ini tidak dapat menaikkan TMA ketiga waduk hingga Batas Operasi Normal, namun telah berhasil menambah volume waduk sekitar 270 juta m3 untuk Saguling, 201 juta m3 untuk Cirata和59 juta m3 untuk Juanda。Kata Kunci: Modifikasi, Cuaca, Teknologi, Waduk, Citarum
{"title":"MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA DI DAS WADUK KASKADE - CITARUM, JAWA BARAT","authors":"Isnan Fauzan Akrom, Muhammad Fauzi","doi":"10.32679/jsda.v19i1.811","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i1.811","url":null,"abstract":"ABSTRACT The 2020 drought led to a reduction in the water supply of the Citarum cascade reservoirs (Saguling, Cirata, and Juanda) due the lowering intensity of rainfall in the catchments of the three reservoirs. Rainfall in late 2020 through February 2021 was much lower than the predicted and historical averages. This caused the water level of the Citarum cascade reservoirs fell to be below normal at the end of December 2020. To meet the water demand, an increase in inflow enhancement is needed, hence the implementation of Weather Modification Technology (WMT) which was carried out on March 12th - April 21st, 2021 in the Citarum watershed, West Java Province. WMT is applied for increasing or decreasing the amount of rainfall by intervening in the cloud growth process, which is carried out by seeding NaCl powder on clouds using an airplane. The purpose of monitoring and evaluation (M&E) of WMT implementation is to collect data, analyze, and evaluate the hydrological conditions of the Citarum cascade reservoirs during WMT implementation. The purpose of M&E is to assess the success of additional reservoir volume due to rainfall during WMT implementation. The M&E is conducted by collecting daily data of the rainfall, water level, and hydrological data of the reservoirs. The data collected each day is used as the basis for the seeding strategy on that day. After the WMT implementation activities are completed, an evaluation of the overall WMT implementation results is continued, which includes analyzing rainfall data, river water level, as well as the inflow, volume, and water level of the reservoir. The results of this study show that WMT implementation could not raise the water level of the three reservoirs to the Normal Operating Limit, but it has succeeded in increasing the reservoir volume by approximately 270 million m3 for Saguling, 201 million m3 for Cirata, and 59 million m3 for Juanda.Keywords: Reservoir, Citarum, Weather, Modification, Technology ABSTRAKKemarau tahun 2020 mengakibatkan berkurangnya pasokan air waduk kaskade Citarum (Saguling, Cirata, dan Juanda) akibat berkurangnya intensitas air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai ketiga waduk. Curah hujan pada akhir 2020 hingga Februari 2021 jauh lebih rendah dari rata-rata historis dan prediksinya. Hal tersebut mengakibatkan kondisi muka air waduk kaskade Citarum turun hingga dibawah Normal pada akhir Desember 2020. Untuk memenuhi kebutuhan air dibutuhkan peningkatan inflow, melalui penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang telah dilaksanakan pada 12 Maret – 21 April 2021 di DAS Citarum, Provinsi Jawa Barat. TMC diterapkan untuk menambah atau mengurangi curah hujan dengan melakukan intervensi pada proses pertumbuhan awan, yang dilakukan dengan penyemaian serbuk NaCl pada awan menggunakan pesawat. Maksud dilakukannya monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap penerapan TMC adalah untuk pengumpulan data, analisis, dan evaluasi kondisi hidrologi waduk kaskade Citarum selama pel","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130337534","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Krisnayanti, Mirnawati S Pasoa, Remigildus Cornelis
ABSTRACT Kupang City and Kupang Regency have semiarid climatological conditions where annual rainfall ranges from an average of 1,250 mm/year. Kupang City and Kupang Regency experience long days without rain, which potentially causes meteorological drought. The study aims to determine the value and distribution of the drought index in Kupang City and Kupang Regency. This study uses the Standardized Precipitation Index (SPI) method using rainfall data for 21 years (1998-2018) from 12 rainfall stations, while the mapping uses ArcGIS Software. The results obtained from this study are the extreme level of drought in Kupang Regency and Kupang City occurred in 2015-2016. A 1-month SPI Kupang City experienced the highest drought in January 2004 at -3.48, while Kupang Regency occurred in November 2015 at -3.06. The 3-month SPI Kupang City experienced the highest drought in January 2016 at -3.85, while Kupang Regency occurred in December 2012 at -4.13. The 6-month SPI of Kupang City experienced the highest drought in January 2016 at -4.04, while Kupang Regency occurred in November 2015 at -4.82. The 12-month SPI Kupang City experienced the highest drought in March 2016 at -3.76, while Kupang Regency occurred in April 2016 at -3.36. The 6-month SPI tends to fluctuate more in value than the 1-month SPI, 3-month SPI, and 12-month SPI. The drought years that occurred in 2015 – 2016 triggered forest and land fires in Kupang City. Besides that, the Meteorological drought must be anticipated by setting appropriate cropping patterns to avoid food insecurity. Keywords: Drought, semiarid, land fires, mapping ABSTRAKKota Kupang dan Kabupaten Kupang merupakan daerah yang memiliki kondisi klimatologi semi-ringkai dimana curah hujan tahunan berkisar rata-rata 1.250 mm/Tahun. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang mengalami hari tanpa hujan yang panjang sehingga berpotensi menyebabkan kekeringan meteorologis. Studi ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan hasil sebaran indeks kekeringan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Analisis ini menggunakan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dengan menggunakan data curah hujan selama 21 tahun (1998-2018) dari 12 pos hujan, sedangkan pemetaan menggunakan Software ArcGIS. Hasil yang didapatkan adalah tingkat kekeringan terparah terjadi di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang terjadi tahun 2015-2016. Untuk perhitungan SPI-1, Kota Kupang mengalami kekeringan tertinggi pada bulan Januari tahun 2004 sebesar -3,48, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi pada bulan November tahun 2015 sebesar -3,06. Pada perhitungan SPI 3, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi pada bulan Januari tahun 2016 sebesar -3,85, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi pada bulan Desember tahun 2012 sebesar -4,13. Pada perhitungan SPI-6, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi pada bulan Januari tahun 2016 sebesar -4,04, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi pada bulan November tahun 2015 sebesar -4,82. Pada perhitungan SPI-12, Kota Kupang mengalam
库邦市和库邦县属于半干旱气候,年平均降雨量为1250毫米/年。古邦市和古邦县经历了长时间的无雨,这可能导致气象干旱。研究的目的是确定姑邦市和姑邦县干旱指数的值和分布。本研究采用标准化降水指数(SPI)方法,利用12个雨量站的21年(1998-2018)降水数据,制图使用ArcGIS软件。研究结果表明,2015-2016年库邦县和库邦市发生极端干旱。2004年1月,古邦市经历了一个月的最高干旱,为-3.48,而古邦县发生在2015年11月,为-3.06。3个月SPI数据显示,古邦市在2016年1月经历了最严重的干旱,为-3.85,而古邦县在2012年12月经历了-4.13。古邦市的6个月SPI在2016年1月经历了最高的干旱,为-4.04,而古邦县在2015年11月发生了-4.82。2016年3月,古邦市经历了12个月SPI最严重的干旱,为-3.76,而古邦县发生在2016年4月,为-3.36。6个月的SPI往往比1个月、3个月和12个月的SPI波动更大。2015年至2016年的干旱引发了古邦市的森林和土地火灾。此外,必须通过制定适当的种植模式来预测气象干旱,以避免粮食不安全。关键词:干旱,半干旱,地火,制图kota Kupang dan Kabupaten Kupang merupakan daerah yang memiliki kondisi kclimatologii semi-ringkai dimana curah hujan ta湖南berkisar rata-rata 1.250 mm/Tahun。哥打古邦丹Kabupaten古邦mengalami hari tanpa hujan yang panjang sehinga berpotensi menyebabkan kekeringan气象。我的研究是,我的研究是,我的研究是,我的研究是,我的研究是,我的研究是,我的研究是,我的研究是,我的研究。孟古纳坎标准化降水指数(SPI)的分析——登安孟古纳坎数据库,hujan selama 21 (1998-2018), dari 12, hujan, sedangkan pemetaan menggunakan Software ArcGIS。Hasil yang didapatkan adalah tingkat kekeringan terparah terjadi di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang terjadi tahun 2015-2016。Untuk perhitungan SPI-1, Kota Kupang mengalami kekeringan tertinggi paada bulan 2004年1月,sedangkan Kabupaten, Kupang terjadi paada bulan 2015年11月,sebesar -3,06。Pada perhitungan SPI 3, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi Pada bulan 2016年1月至2016年1月至2016年1月至2016年1月至2016年1月至2016年1月至2016年1月至2012年12月至2012年12月至2012年4月至13日。Pada perhitungan SPI-6, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi Pada bulan 2016年1月1日至2016年4月4日,sedangkan Kabupaten Kupang terjadi Pada bulan 2015年11月1日至2015年4月8日。Pada perhitungan SPI-12, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi Pada bulan market tahun 2016 sebesar -3,76, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi Pada bulan April tahun 2016 sebesar -3,36。指数kekeringan和SPI-6的变化趋势与指数-1、指数-3、指数-12的变化趋势一致。Kondisi tahun kering yang pernah terjadi tahun 2015 - 2016 memicu timbulnya kebakaran hutan dan lahan di Kota Kupang。克开灵安气象中心,气象中心,气象局,气象局,气象局,气象局,气象局,气象局,气象局,气象局,气象局,气象局。
{"title":"ANALISIS KEKERINGAN METEOROLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX DI KUPANG – NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"D. Krisnayanti, Mirnawati S Pasoa, Remigildus Cornelis","doi":"10.32679/jsda.v19i1.793","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i1.793","url":null,"abstract":"ABSTRACT Kupang City and Kupang Regency have semiarid climatological conditions where annual rainfall ranges from an average of 1,250 mm/year. Kupang City and Kupang Regency experience long days without rain, which potentially causes meteorological drought. The study aims to determine the value and distribution of the drought index in Kupang City and Kupang Regency. This study uses the Standardized Precipitation Index (SPI) method using rainfall data for 21 years (1998-2018) from 12 rainfall stations, while the mapping uses ArcGIS Software. The results obtained from this study are the extreme level of drought in Kupang Regency and Kupang City occurred in 2015-2016. A 1-month SPI Kupang City experienced the highest drought in January 2004 at -3.48, while Kupang Regency occurred in November 2015 at -3.06. The 3-month SPI Kupang City experienced the highest drought in January 2016 at -3.85, while Kupang Regency occurred in December 2012 at -4.13. The 6-month SPI of Kupang City experienced the highest drought in January 2016 at -4.04, while Kupang Regency occurred in November 2015 at -4.82. The 12-month SPI Kupang City experienced the highest drought in March 2016 at -3.76, while Kupang Regency occurred in April 2016 at -3.36. The 6-month SPI tends to fluctuate more in value than the 1-month SPI, 3-month SPI, and 12-month SPI. The drought years that occurred in 2015 – 2016 triggered forest and land fires in Kupang City. Besides that, the Meteorological drought must be anticipated by setting appropriate cropping patterns to avoid food insecurity. Keywords: Drought, semiarid, land fires, mapping ABSTRAKKota Kupang dan Kabupaten Kupang merupakan daerah yang memiliki kondisi klimatologi semi-ringkai dimana curah hujan tahunan berkisar rata-rata 1.250 mm/Tahun. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang mengalami hari tanpa hujan yang panjang sehingga berpotensi menyebabkan kekeringan meteorologis. Studi ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan hasil sebaran indeks kekeringan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Analisis ini menggunakan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dengan menggunakan data curah hujan selama 21 tahun (1998-2018) dari 12 pos hujan, sedangkan pemetaan menggunakan Software ArcGIS. Hasil yang didapatkan adalah tingkat kekeringan terparah terjadi di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang terjadi tahun 2015-2016. Untuk perhitungan SPI-1, Kota Kupang mengalami kekeringan tertinggi pada bulan Januari tahun 2004 sebesar -3,48, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi pada bulan November tahun 2015 sebesar -3,06. Pada perhitungan SPI 3, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi pada bulan Januari tahun 2016 sebesar -3,85, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi pada bulan Desember tahun 2012 sebesar -4,13. Pada perhitungan SPI-6, Kota Kupang mengalami indeks kekeringan tertinggi pada bulan Januari tahun 2016 sebesar -4,04, sedangkan Kabupaten Kupang terjadi pada bulan November tahun 2015 sebesar -4,82. Pada perhitungan SPI-12, Kota Kupang mengalam","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125601842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTThe food crisis caused by the Covid-19 pandemic has caused the level of hunger to increase to a chronic level that is almost experienced by the whole world, including Indonesia. The increase in population with extreme climate change is a serious problem to overcome the food crisis in the next few years. The impact of climate change with changes in land use results in limited water availability in the development of irrigated land. One solution to overcome the availability of water for the development of irrigated land is to rehabilitate and improve the network of swamp irrigation areas that utilize the dynamics of tidal water levels. Pantai Swamp Irrigation Area is one of the potential lands to be developed into agricultural cultivation land. The study aims to determine the effect of tidal water level elevation on irrigated land based on hydro-topography. The study was conducted in the Pantai Swamp Irrigation Area with the water source coming from the tidal Kapuas Murung River. The method was conducted quantitatively using HEC-RAS software based on tidal data, cross-section and length of the channel, and surface elevation of irrigated land. The results showed that the influence of the tidal dynamics of the Kapuas Murung River is very dominant in irrigating the land with an average tidal water level elevation of + 1.57 m with hydro-topographic dominance included in categories B and C with an area of B 604.5 Ha and C 1201. 5 Ha.Keywords: Tides, Swamps, Hydro-topography, Sungai, Kapuas ABSTRAKKrisis pangan yang diakibatkan oleh pandemic Covid-19 mengakibatkan tingkat angka kelaparan meningkat hingga mencapai angka kronis yang hampir dialami oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan iklim yang sangat ekstrem menjadi permasalahan yang cukup serius untuk mengatasi krisis pangan dalam beberapa tahun kedepan. Dampak perubahan iklim dengan perubahan tata guna lahan mengakibatkan jumlah ketersediaan air terbatas dalam pengembangan lahan irigasi. Salah satu solusi untuk mengatasi ketersediaan air untuk pengembangan lahan irigasi yaitu dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan daerah irigasi rawa yang memanfaatkan dinamika muka air pasang surut. Daerah Irigasi Rawa Pantai menjadi salah satu lahan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan budidaya pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh elevasi muka air pasang surut terhadap lahan irigasi yang ditinjau berdasarkan hidro-topografi. Kajian dilakukan di Daerah Irigasi Rawa Pantai dengan sumber air berasal dari pasang surut Sungai Kapuas Murung. Metode dilakukan secara kuantitatif menggunakan Software HEC-RAS berdasarkan data pasang surut, tampang melintang dan memanjang saluran, dan elevasi permukaan lahan irigasi. Hasil penelitian menunjukan pengaruh dinamika pasang surut Sungai Kapuas Murung sangat dominan dalam mengairi lahan dengan elevasi muka air rata-rata pasang berada di ketinggian + 1.57 m dengan dominasi hidro-topografi terma
【摘要】新冠肺炎疫情引发的粮食危机导致饥饿水平上升到包括印度尼西亚在内的全世界几乎都经历过的慢性水平。人口增长和极端气候变化是未来几年克服粮食危机的一个严重问题。气候变化与土地利用变化的影响导致灌溉土地开发中的水资源供应有限。解决灌溉土地开发用水不足的一个办法是恢复和改善利用潮汐水位动态的沼泽灌溉区网络。盘台沼泽灌区是具有开发潜力的农业耕地之一。以水文地形为基础,确定潮汐水位高程对灌溉地的影响。本研究在盘台沼泽灌区进行,水源来自卡普阿斯慕容河潮汐。该方法采用HEC-RAS软件,根据潮汐资料、河道断面和长度、灌溉地地表高程进行定量分析。结果表明:卡普阿斯木龙河潮汐动力对平均潮位高程+ 1.57 m的土地灌溉具有非常显著的影响,其水文地形优势为B类和C类,面积分别为B 604.5 Ha和C 1201 Ha;5公顷。【关键词】潮汐,沼泽,水文地形,Sungai, Kapuas】【摘要】新冠肺炎(Covid-19)大流行,mengakibatkan tingkat angka kelaparan mengkat hingga mencapai angka kronis yang hampir dialami oleh seluruh dunia termasuk印度尼西亚。Pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan iklim yang sangat ekstream menjadi permasalahan yang cuup serius untuk mengatasi krisis pangan dalam beberapa tahun kedepan。当pak perubahan iklim dengan perubahan tata guna lahan mengakibatkan jumlah ketersediaan air terbatas dalam pengembangan lahan irigasi。Salah satu solusi untuk mengatasi ketersedika air untuk pengembangan lahaan irigigan yititan康复danpeningkatan jaringan和daerah irigasi rawa manmanfaatkan dinamika muka air pasang surut。印度日报:印度日报:印度日报:印度日报:印度日报:印度日报:印度日报:Penelitian bertujuan untuk menggetahui pengaruh elevasi muka air pasang surut terhadap lahan irigasi yang ditinjau berdasarkan水文地形。Kajian dilakukan di Daerah Irigasi Rawa Pantai dengan number air beralal darang surut Sungai Kapuas Murung。数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。Hasil penelitian menunjukan pengaruh dinamika pasang surut Sungai Kapuas Murung sangat dominan dalam mengairi lahan dengan elevasi muka air rata-rata pasang berada di ketinggian + 1.57 m dengan dominasi水文地形termasuk dalam kategori B dan C dengan luasan B 604.5 Ha dan C 12015公顷。Kata Kunci: Pasang Surut, Rawa, hidro - topogafi, Sungai, Kapuas
{"title":"PENGARUH DINAMIKA PASANG SURUT TERHADAP DAERAH IRIGASI RAWA PANTAI KABUPATEN KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH","authors":"Asril Zevri","doi":"10.32679/jsda.v19i1.803","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jsda.v19i1.803","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe food crisis caused by the Covid-19 pandemic has caused the level of hunger to increase to a chronic level that is almost experienced by the whole world, including Indonesia. The increase in population with extreme climate change is a serious problem to overcome the food crisis in the next few years. The impact of climate change with changes in land use results in limited water availability in the development of irrigated land. One solution to overcome the availability of water for the development of irrigated land is to rehabilitate and improve the network of swamp irrigation areas that utilize the dynamics of tidal water levels. Pantai Swamp Irrigation Area is one of the potential lands to be developed into agricultural cultivation land. The study aims to determine the effect of tidal water level elevation on irrigated land based on hydro-topography. The study was conducted in the Pantai Swamp Irrigation Area with the water source coming from the tidal Kapuas Murung River. The method was conducted quantitatively using HEC-RAS software based on tidal data, cross-section and length of the channel, and surface elevation of irrigated land. The results showed that the influence of the tidal dynamics of the Kapuas Murung River is very dominant in irrigating the land with an average tidal water level elevation of + 1.57 m with hydro-topographic dominance included in categories B and C with an area of B 604.5 Ha and C 1201. 5 Ha.Keywords: Tides, Swamps, Hydro-topography, Sungai, Kapuas ABSTRAKKrisis pangan yang diakibatkan oleh pandemic Covid-19 mengakibatkan tingkat angka kelaparan meningkat hingga mencapai angka kronis yang hampir dialami oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan iklim yang sangat ekstrem menjadi permasalahan yang cukup serius untuk mengatasi krisis pangan dalam beberapa tahun kedepan. Dampak perubahan iklim dengan perubahan tata guna lahan mengakibatkan jumlah ketersediaan air terbatas dalam pengembangan lahan irigasi. Salah satu solusi untuk mengatasi ketersediaan air untuk pengembangan lahan irigasi yaitu dengan rehabilitasi dan peningkatan jaringan daerah irigasi rawa yang memanfaatkan dinamika muka air pasang surut. Daerah Irigasi Rawa Pantai menjadi salah satu lahan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan budidaya pertanian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh elevasi muka air pasang surut terhadap lahan irigasi yang ditinjau berdasarkan hidro-topografi. Kajian dilakukan di Daerah Irigasi Rawa Pantai dengan sumber air berasal dari pasang surut Sungai Kapuas Murung. Metode dilakukan secara kuantitatif menggunakan Software HEC-RAS berdasarkan data pasang surut, tampang melintang dan memanjang saluran, dan elevasi permukaan lahan irigasi. Hasil penelitian menunjukan pengaruh dinamika pasang surut Sungai Kapuas Murung sangat dominan dalam mengairi lahan dengan elevasi muka air rata-rata pasang berada di ketinggian + 1.57 m dengan dominasi hidro-topografi terma","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127272441","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}