Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.24821/jocia.v7i2.5501
Amos Setiadi, KI Ismara Kusumatatwa
Abstrak: Saat ini di wilayah Jawa, keris masih dianggap sebagai sesuatu yang disucikan, disucikan, jimat, sakti, dan sesuatu yang memiliki kekuatan luar biasa. Dengan cara ini, orang percaya bahwa keris dapat mempengaruhi karir, kesehatan, dan karakter peserta didik oleh guru (Sang Guru). Penjelasan bagaimana fenomena itu bisa terjadi dibahas dalam trans-kepribadian, pendidikan psikologi, metafisika, dan budaya. Orang menganggap perannya baik sebagai media pembelajaran yang cocok untuk pendidikan karakter di masa lalu dan sebagai bantuan warisan budaya luhung (Indah) yang diakui oleh UNESCO. Tulisan ini bertujuan untuk memandang dan menempatkan keris secara proporsional sebagaimana mestinya: sebagai kaca benggala penggunaan media pembelajaran modern dalam pendidikan karakter yang harus lebih baik. Tulisan ini kesimpulan dari observasi partisipan yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama di lingkungan yang relevan; penjelasannya terutama didasarkan pada beberapa pengalaman peneliti setelah melewati meditasi yang diperpanjang.Nowadays, in the Java region, keris is still considered as something which is sacred, holy, amulets, magic, and something which has extraordinary power. This way, people believe that keris can influence career, health, and learner’s character by the teacher (Sang Guru). The explanation of how that phenomenon can happen is discussed under trans-personality, psychological education, metaphysics, and cultures. It regards its role both as a suitable learning medium for the character education in the past and as an aid luhung (Beautiful) culture heritage admitted by UNESCO. This paper aims to proportionally regard and place keris as it should be: as kaca benggala (mirror) of the use of modern learning media in character education, which has to be better. This paper is not a common-sense, but an inference of a participant observation conducted in a long enough time in a relevant environment; the explanation is mainly based on some experience of the researcher after passing through an extended meditation. Hopefully, our future generation can see the authentic keris, not only as a picture – the way they now see Javanese tiger – and they do not have to go to museums in neighboring countries.
{"title":"Estetika Metafisika pada Seni Keris sebagai Media Pembelajaran","authors":"Amos Setiadi, KI Ismara Kusumatatwa","doi":"10.24821/jocia.v7i2.5501","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v7i2.5501","url":null,"abstract":"Abstrak: Saat ini di wilayah Jawa, keris masih dianggap sebagai sesuatu yang disucikan, disucikan, jimat, sakti, dan sesuatu yang memiliki kekuatan luar biasa. Dengan cara ini, orang percaya bahwa keris dapat mempengaruhi karir, kesehatan, dan karakter peserta didik oleh guru (Sang Guru). Penjelasan bagaimana fenomena itu bisa terjadi dibahas dalam trans-kepribadian, pendidikan psikologi, metafisika, dan budaya. Orang menganggap perannya baik sebagai media pembelajaran yang cocok untuk pendidikan karakter di masa lalu dan sebagai bantuan warisan budaya luhung (Indah) yang diakui oleh UNESCO. Tulisan ini bertujuan untuk memandang dan menempatkan keris secara proporsional sebagaimana mestinya: sebagai kaca benggala penggunaan media pembelajaran modern dalam pendidikan karakter yang harus lebih baik. Tulisan ini kesimpulan dari observasi partisipan yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama di lingkungan yang relevan; penjelasannya terutama didasarkan pada beberapa pengalaman peneliti setelah melewati meditasi yang diperpanjang.Nowadays, in the Java region, keris is still considered as something which is sacred, holy, amulets, magic, and something which has extraordinary power. This way, people believe that keris can influence career, health, and learner’s character by the teacher (Sang Guru). The explanation of how that phenomenon can happen is discussed under trans-personality, psychological education, metaphysics, and cultures. It regards its role both as a suitable learning medium for the character education in the past and as an aid luhung (Beautiful) culture heritage admitted by UNESCO. This paper aims to proportionally regard and place keris as it should be: as kaca benggala (mirror) of the use of modern learning media in character education, which has to be better. This paper is not a common-sense, but an inference of a participant observation conducted in a long enough time in a relevant environment; the explanation is mainly based on some experience of the researcher after passing through an extended meditation. Hopefully, our future generation can see the authentic keris, not only as a picture – the way they now see Javanese tiger – and they do not have to go to museums in neighboring countries.","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"41 1-2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134027307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.24821/jocia.v7i2.6080
Hilary Adina Theresa Cuffie
Public art is an art form that is displayed in public spaces; it’s for everyone to enjoy. Its existence creates interests, entertainment, and beautifies the environment. Public art fulfills a variety of functions within the public sphere, providing opportunities for, artistic self-expression; community dialogue; education and enjoyment; inspiring participation in appreciation and creation of art; community problem solving; enhancement of the physical infrastructure and environment; and demarcation, celebration and transformation of places. This research aims to explore the impact public art has on the society. The literature review, document analysis and interview were done to help justify the findings of the investigation. The research found that there are multidimensional impacts of public art in urban environment(s). The perceived benefits of art that is displayed in public spaces either in physical, social, or cultural domains suggest that public art is very prominent in creating liveability and sustainability of the city.Seni publik adalah bentuk seni yang ditampilkan di ruang publik; itu untuk dinikmati semua orang. Keberadaannya menciptakan minat, hiburan, dan memperindah lingkungan. Seni publik memenuhi berbagai fungsi dalam ruang publik, memberikan kesempatan untuk ekspresi diri artistik; dialog komunitas; pendidikan dan kesenangan; partisipasi yang menginspirasi dalam apresiasi dan penciptaan seni; pemecahan masalah masyarakat; peningkatan infrastruktur fisik dan lingkungan; dan demarkasi, perayaan dan transformasi tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak seni publik terhadap masyarakat. Tinjauan pustaka, analisis dokumen dan wawancara dilakukan untuk membantu membenarkan temuan penyelidikan. Penelitian ini menemukan bahwa ada dampak multidimensi seni publik di lingkungan perkotaan. Manfaat yang dirasakan dari seni yang ditampilkan di ruang publik baik dalam ranah fisik, sosial, maupun budaya menunjukkan bahwa seni publik sangat menonjol dalam menciptakan liveability dan keberlanjutan kota.
公共艺术是一种在公共场所展示的艺术形式;这是给大家看的。它的存在创造了情趣、娱乐,美化了环境。公共艺术在公共领域内实现了多种功能,为艺术自我表达提供了机会;社区对话;教育和娱乐;鼓励参与欣赏和创作艺术;解决社区问题;改善基础设施和环境;以及地方的划分、庆祝和改造。本研究旨在探讨公共艺术对社会的影响。文献回顾,文件分析和访谈是为了帮助证明调查结果。研究发现,公共艺术对城市环境的影响是多方面的。在公共空间中展示的艺术在物理、社会或文化领域的明显好处表明,公共艺术在创造城市的宜居性和可持续性方面非常突出。Seni public adalah bentuk Seni yang ditampilkan di ruang public;我很高兴见到你。Keberadaannya menciptakan minat, hiburan, dan memperindah lingkungan。高级公共纪念品berbagai funsi dalam ruang公共纪念品,高级公共纪念品berbagai funsi dalam ruang公共纪念品,高级公共纪念品untuk公共纪念品;对话框komunitas;Dan kesenangan;党代会:杨梦思;党代会:杨梦思;Pemecahan masalah masyarakat;Peningkatan基础设施项目;Dan demarkasi, perayaan Dan transformasi tempat。Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak senpublic terhadap masyarakat。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。Penelitian ini menemukan bahwa ada dampak多维度高级公共服务,lingkungan perkotaan。Manfaat yang diasakan dari seni yang ditampilkan di ruang public likk baik dalam ranah fisik,社会,maupun budaya menunjukkan bahwa seni public likk sangat menonjol dalam menciptakan宜居性dan keberlanjutan kota。
{"title":"Public Art And The Impact It Has On The Society","authors":"Hilary Adina Theresa Cuffie","doi":"10.24821/jocia.v7i2.6080","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v7i2.6080","url":null,"abstract":"Public art is an art form that is displayed in public spaces; it’s for everyone to enjoy. Its existence creates interests, entertainment, and beautifies the environment. Public art fulfills a variety of functions within the public sphere, providing opportunities for, artistic self-expression; community dialogue; education and enjoyment; inspiring participation in appreciation and creation of art; community problem solving; enhancement of the physical infrastructure and environment; and demarcation, celebration and transformation of places. This research aims to explore the impact public art has on the society. The literature review, document analysis and interview were done to help justify the findings of the investigation. The research found that there are multidimensional impacts of public art in urban environment(s). The perceived benefits of art that is displayed in public spaces either in physical, social, or cultural domains suggest that public art is very prominent in creating liveability and sustainability of the city.Seni publik adalah bentuk seni yang ditampilkan di ruang publik; itu untuk dinikmati semua orang. Keberadaannya menciptakan minat, hiburan, dan memperindah lingkungan. Seni publik memenuhi berbagai fungsi dalam ruang publik, memberikan kesempatan untuk ekspresi diri artistik; dialog komunitas; pendidikan dan kesenangan; partisipasi yang menginspirasi dalam apresiasi dan penciptaan seni; pemecahan masalah masyarakat; peningkatan infrastruktur fisik dan lingkungan; dan demarkasi, perayaan dan transformasi tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak seni publik terhadap masyarakat. Tinjauan pustaka, analisis dokumen dan wawancara dilakukan untuk membantu membenarkan temuan penyelidikan. Penelitian ini menemukan bahwa ada dampak multidimensi seni publik di lingkungan perkotaan. Manfaat yang dirasakan dari seni yang ditampilkan di ruang publik baik dalam ranah fisik, sosial, maupun budaya menunjukkan bahwa seni publik sangat menonjol dalam menciptakan liveability dan keberlanjutan kota.","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127334857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.24821/jocia.v7i2.6079
Muhammad Khirzan Ulinnuha
Penelitian ini merupakan pengamatan dan eksplorasi aspek-aspek dalam mandala untuk dijadikan ide dalam menciptakan karya seni. Penelitian bertujuan menghasilkan karya seni yang inovatif dan eksploratif yang bisa memicu pentingnya menjaga pikiran serta hubungan antara manusia dan Penciptanya. Metode penelitian artistik ini adalah penelitian berbasis praktik. Peneliti menyatu dengan benda-benda yang diamati dengan imajinasi secara timbal-balik; serta merujuk pada metode kreasi yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal untuk membuat penelitian yang bebas dari subjektivitas dan guna menghasilkan paparan yang lebih rinci. Hasilnya dalam bentuk beberapa karya seni sebagai representasi kreatifitas dalam mendefinisikan mandala dan filosofinya. Karya ini secara teknis merupakan hasil amatan atas berbagai referensi visual dan paduan berbagai teknik dan mendigitalisasi sebagai sentuhan akhir. Karya juga diterapkan dalam bentuk wallpaper gawai untuk menghadirkan makna baru atas mandala.This artistic research is an effort to observe and explore aspects in mandalas to be used as ideas in creating artwork. The purpose of this art creation research is to create innovative and exploratory works of art to spark the importance of taking care of our minds and maintaining the relationship between man and his Creator. This artistic research method is practice-based research. The researcher fused with objects observed by imagination reciprocally; he has also referred to the methods of published creations in current journals to make the research free from subjectivity and exposure is more detailed. The results are in the form of works art as representations of how the researcher creatively defines the mandala and the philosophy of mandalas. This work is technically the result of various visual references, blending techniques between Drawing-painting and digitization as the finishing touch. This work is also applied in the form of gadget wallpaper to present a new meaning over mandalas.
{"title":"Eksplorasi Mandala dalam Seni Drawing","authors":"Muhammad Khirzan Ulinnuha","doi":"10.24821/jocia.v7i2.6079","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v7i2.6079","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan pengamatan dan eksplorasi aspek-aspek dalam mandala untuk dijadikan ide dalam menciptakan karya seni. Penelitian bertujuan menghasilkan karya seni yang inovatif dan eksploratif yang bisa memicu pentingnya menjaga pikiran serta hubungan antara manusia dan Penciptanya. Metode penelitian artistik ini adalah penelitian berbasis praktik. Peneliti menyatu dengan benda-benda yang diamati dengan imajinasi secara timbal-balik; serta merujuk pada metode kreasi yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal untuk membuat penelitian yang bebas dari subjektivitas dan guna menghasilkan paparan yang lebih rinci. Hasilnya dalam bentuk beberapa karya seni sebagai representasi kreatifitas dalam mendefinisikan mandala dan filosofinya. Karya ini secara teknis merupakan hasil amatan atas berbagai referensi visual dan paduan berbagai teknik dan mendigitalisasi sebagai sentuhan akhir. Karya juga diterapkan dalam bentuk wallpaper gawai untuk menghadirkan makna baru atas mandala.This artistic research is an effort to observe and explore aspects in mandalas to be used as ideas in creating artwork. The purpose of this art creation research is to create innovative and exploratory works of art to spark the importance of taking care of our minds and maintaining the relationship between man and his Creator. This artistic research method is practice-based research. The researcher fused with objects observed by imagination reciprocally; he has also referred to the methods of published creations in current journals to make the research free from subjectivity and exposure is more detailed. The results are in the form of works art as representations of how the researcher creatively defines the mandala and the philosophy of mandalas. This work is technically the result of various visual references, blending techniques between Drawing-painting and digitization as the finishing touch. This work is also applied in the form of gadget wallpaper to present a new meaning over mandalas.","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114201885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.24821/jocia.v7i2.6078
Alex Cristian Justisia Ginting
Seni lukis Byzantine adalah salah satu warisan kesenian dunia yang belum banyak dibahas oleh kalangan akademisi seni di Indonesia. Warisan seni lukis Byzantine sering disamakan dengan Ikonografi, yaitu gambar-gambar suci yang sampai hari ini masih dipertahankan fungsinya dalam gereja-gereja yang menggunakan ritus Byzantine (Gereja Orthodox dan Gereja Katolik Ritus Byzantine). Seni Byzantine dibagi tiga periode, yaitu awal, tengah, dan akhir, dimana pada periode Tengah-Akhir muncul ikon berjenis Menologion. Seni lukis Byzantine dikaji menggunakan Ikon Pesta Transfigurasi yang merupakan digitalisasi dari ikon aslinya yang berasal dari abad ke-16 untuk menjelaskan bentuk visual, struktur dan hubungannya dengan narasi. Kajian menemukan ada kesamaan antara visualisasi narasi ikon dengan struktur pesta Gerejawi yang memiliki tiga pola (Pra Pesta – Pesta – Pasca Pesta/Apodosis).Byzantine painting is one of the world's artistic heritage that art academics have not widely discussed in Indonesia. The legacy of Byzantine painting is often equated with iconography, which is sacred images that still retain their function in churches that use the Byzantine rite (Orthodox Church and Byzantine Rite Catholic Church). Byzantine art had developed in three periods, namely beginning, middle, and end, wherein the Middle-Late period, an icon of the Menologion type appears. The byzantine painting was studied using the Transfiguration Feast Icon, digitizing the original icon dating from the 16th century to explain its visual form, structure, and relationship to narrative. The study found similarities between the visualization of the iconic narrative and the ecclesiastical party structure with three patterns (Pre Pesta – Pesta – Post-Pesta / Apodosis).
{"title":"Relasi Narasi Visual dan Teks dalam Ikon Transfigurasi Paroki St. Dionysios Yogyakarta","authors":"Alex Cristian Justisia Ginting","doi":"10.24821/jocia.v7i2.6078","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v7i2.6078","url":null,"abstract":"Seni lukis Byzantine adalah salah satu warisan kesenian dunia yang belum banyak dibahas oleh kalangan akademisi seni di Indonesia. Warisan seni lukis Byzantine sering disamakan dengan Ikonografi, yaitu gambar-gambar suci yang sampai hari ini masih dipertahankan fungsinya dalam gereja-gereja yang menggunakan ritus Byzantine (Gereja Orthodox dan Gereja Katolik Ritus Byzantine). Seni Byzantine dibagi tiga periode, yaitu awal, tengah, dan akhir, dimana pada periode Tengah-Akhir muncul ikon berjenis Menologion. Seni lukis Byzantine dikaji menggunakan Ikon Pesta Transfigurasi yang merupakan digitalisasi dari ikon aslinya yang berasal dari abad ke-16 untuk menjelaskan bentuk visual, struktur dan hubungannya dengan narasi. Kajian menemukan ada kesamaan antara visualisasi narasi ikon dengan struktur pesta Gerejawi yang memiliki tiga pola (Pra Pesta – Pesta – Pasca Pesta/Apodosis).Byzantine painting is one of the world's artistic heritage that art academics have not widely discussed in Indonesia. The legacy of Byzantine painting is often equated with iconography, which is sacred images that still retain their function in churches that use the Byzantine rite (Orthodox Church and Byzantine Rite Catholic Church). Byzantine art had developed in three periods, namely beginning, middle, and end, wherein the Middle-Late period, an icon of the Menologion type appears. The byzantine painting was studied using the Transfiguration Feast Icon, digitizing the original icon dating from the 16th century to explain its visual form, structure, and relationship to narrative. The study found similarities between the visualization of the iconic narrative and the ecclesiastical party structure with three patterns (Pre Pesta – Pesta – Post-Pesta / Apodosis). ","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129309386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.24821/jocia.v7i2.6081
Yemima Yoke Handakara
Pandemi virus Corona (COVID-19) yang berkepanjangan membuat masyarakat merasa jenuh dan bosan. Adanya kebijakan Work From Home (WFH) membuat masyarakat mau tidak mau membatasi ruang gerak mereka. Keadaan perekonomian masyarakat yang terpuruk juga membuat keadaan menjadi semakin sulit bagi kebanyakan orang. Satu per satu tren kreatif sebagai ungkapan menghibur diri bermunculan. Salah satunya scrapbook yang bukan hanya sebagai media pengasah kreatifitas, tetapi juga bisa menjadi media menulis (diary). Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat kreasi scrapbook sebagai media kreasi sekaligus sebagai alat art therapy. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan estetika dan metode penelitian Practice Based Research.The prolonged Corona virus (COVID-19) pandemic has made people feel bored and bored. The existence of the Work From Home (WFH) Policy has made people not want to limit their space. The deteriorating state of the community's economy also made things even more difficult for most people. One by one, creative trends as expressions of self-entertainment emerge. One of them is scrapbook, which is not only a creative media sharpener, but also a written media (diary). This research aims to make scrapbook creations as a creative medium as a therapeutic art tool. The research was conducted using an aesthetic approach and practical research based research methods.
{"title":"Pengembangan Scrapbook Sebagai Media Karya Kreatif dan Art Therapy","authors":"Yemima Yoke Handakara","doi":"10.24821/jocia.v7i2.6081","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v7i2.6081","url":null,"abstract":"Pandemi virus Corona (COVID-19) yang berkepanjangan membuat masyarakat merasa jenuh dan bosan. Adanya kebijakan Work From Home (WFH) membuat masyarakat mau tidak mau membatasi ruang gerak mereka. Keadaan perekonomian masyarakat yang terpuruk juga membuat keadaan menjadi semakin sulit bagi kebanyakan orang. Satu per satu tren kreatif sebagai ungkapan menghibur diri bermunculan. Salah satunya scrapbook yang bukan hanya sebagai media pengasah kreatifitas, tetapi juga bisa menjadi media menulis (diary). Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat kreasi scrapbook sebagai media kreasi sekaligus sebagai alat art therapy. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan estetika dan metode penelitian Practice Based Research.The prolonged Corona virus (COVID-19) pandemic has made people feel bored and bored. The existence of the Work From Home (WFH) Policy has made people not want to limit their space. The deteriorating state of the community's economy also made things even more difficult for most people. One by one, creative trends as expressions of self-entertainment emerge. One of them is scrapbook, which is not only a creative media sharpener, but also a written media (diary). This research aims to make scrapbook creations as a creative medium as a therapeutic art tool. The research was conducted using an aesthetic approach and practical research based research methods.","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131825993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-30DOI: 10.24821/jocia.v7i2.5861
Haidarsyah Dwi Albahi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penciptaan karya lukis dan wujud visualisasi karya berdasarkan ekspresi personal terhadap dinamika kehidupan yang terjadi di perantauan. Pustaka ini mengandung nilai kesadaran dan motivasi untuk mengarungi hidup dari sudut pandang pencipta sebagai mahasiswa perantau. Pada bagian proses penciptaan karya terdapat beberapa tahapan antara lain; 1) pemanfaatan sumber data literasi, 2) riset media meliputi eksperimen bentuk visual, eksperimen teknik garap dan tahap perenungan. Visual tampilan wujud karya lukis bernuansa hitam putih menggunakan eskpresi simbolik personal. Penciptaan karya lukis dengan tema “dinamika merantau” menghasilkan tiga buah karya lukis yang berjudul “home sweet home”, kedua “dream in forest”, dan ketiga “belenggu kebebasan”.This research aims to find out the process of creating paintings and the visualization of works based on personal expressions of the dynamics of life that occur in the field. This library contains the value of awareness and motivation to wade through life from the creator's point of view as a nomad. In creating work, there are several stages, namely 1) the utilization of literacy data sources, 2) media research including visual form experiments, work engineering experiments and contemplation stages. Visual display of black and white paintings using personal symbolic expression. The creation of paintings with the theme "regional dynamics" resulted in three paintings entitled "home sweet home", both "dream in a forest", and third "shackles of freedom".
本研究旨在探讨绘画作品创作过程和形态可视化作品基于个人对迷途的生活发生在那样召唤动态表情。这支笔含有的价值意识和动力航行库生活的角度作为民族学生的创造者。在其他部分之间的创造过程有几个阶段的作品;1)利用媒体素养,2)研究数据来源包括视觉形式的实验,实验技术耕种和反思的阶段。视觉显示个人作品的形态画黑白色彩使用符号是不礼貌。以“空气动力学开始流浪”为主题的绘画作品创造三个果子的绘画作品《甜蜜的家”、“第二梦”在森林和三个“自由的枷锁”。这个研究过程》aims to发现创建paintings和个人表白works visualization》改编自《动态》中那个occur in the field。这个图书馆contains the value of意识和对韦德motivation无论是生活从造物主的游牧point of view)美国。在创建工作中,有好几个阶段,namely 1) the utilization of literacy器,2)视觉研究在内的媒体数据表格experiments, experiments和contemplation工程工作阶段。用个人象征着视觉显示器黑色和白色paintings的表达式。paintings与创造》《三个主题区域动态”resulted paintings有权这么甜蜜的家”,两人“dream in a forest”和第三脚镣的自由”。
{"title":"“Dinamika Merantau”: Perwujudan Kristalisasi Memori dalam Karya Lukis","authors":"Haidarsyah Dwi Albahi","doi":"10.24821/jocia.v7i2.5861","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v7i2.5861","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penciptaan karya lukis dan wujud visualisasi karya berdasarkan ekspresi personal terhadap dinamika kehidupan yang terjadi di perantauan. Pustaka ini mengandung nilai kesadaran dan motivasi untuk mengarungi hidup dari sudut pandang pencipta sebagai mahasiswa perantau. Pada bagian proses penciptaan karya terdapat beberapa tahapan antara lain; 1) pemanfaatan sumber data literasi, 2) riset media meliputi eksperimen bentuk visual, eksperimen teknik garap dan tahap perenungan. Visual tampilan wujud karya lukis bernuansa hitam putih menggunakan eskpresi simbolik personal. Penciptaan karya lukis dengan tema “dinamika merantau” menghasilkan tiga buah karya lukis yang berjudul “home sweet home”, kedua “dream in forest”, dan ketiga “belenggu kebebasan”.This research aims to find out the process of creating paintings and the visualization of works based on personal expressions of the dynamics of life that occur in the field. This library contains the value of awareness and motivation to wade through life from the creator's point of view as a nomad. In creating work, there are several stages, namely 1) the utilization of literacy data sources, 2) media research including visual form experiments, work engineering experiments and contemplation stages. Visual display of black and white paintings using personal symbolic expression. The creation of paintings with the theme \"regional dynamics\" resulted in three paintings entitled \"home sweet home\", both \"dream in a forest\", and third \"shackles of freedom\".","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127655517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-03-05DOI: 10.24821/JOCIA.V5I1.3534
Amin Batoory
Karya seni merupakan salah satu media untuk berekspresi serta kemampuan kreatif manusia dalam menanggapi pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup, pandangan-pandangan dan ekspresi yang muncul menjadi ide dan gagasan yang kemudian diolah menjadi simbol-simbol dan metafora, diwujudkan menjadi sebuah karya seni.Penciptaan karya muncul karena adanya ketertarikan terhadap keindahan sejarah dan budaya serta keinginan untuk memberikan informasi yang lebih luas tentang kebudayaan Timur Tengah dan sejarah Afghanistan. Afghanistan yang dilanda perang berkepanjangan pernah menjadi bagian pusat peradaban kuno karena letaknya di jalur sutra. Lubang kosong tempat dimana patung Buddha raksasa di Bamiyan berdiri merupakan saksi bisu peradaban yang diterpa perang berkepanjangan. Ketidaktahuan akan sejarah menghasilkan sebuah perilaku yang fatal. Penyangkalan sejarah berarti penyangkalan identitas suatu wilayah sehingga sebuah bangsa merasa tidak memiliki akar dan merasa kerdil. Proses mengekspresikan gagasan kedalam wujud karya lukis diwujudkan dengan karakter-karakter miniatur dan artefak-artefak dari Afghanistan yang diadaptasi dimana tiap figur menceritakan ceritanya sendiri sebagai bagian dari narasi yang kompleks. Cerita-cerita yang dikisahkan adalah tentang mencari perubahan dalam lingkungan yang tidak ramah, pergolakan antara diri sendiri dengan dunia luar untuk mencari jalan yang lebih baik. Kata kunci: miniatur, simbol, metafora, Bamiyan Afghanistan, seni lukis
{"title":"REPRESENTASI SIMBOLIS OBJEK-OBJEK MINIATUR DALAM LUKISAN","authors":"Amin Batoory","doi":"10.24821/JOCIA.V5I1.3534","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/JOCIA.V5I1.3534","url":null,"abstract":"Karya seni merupakan salah satu media untuk berekspresi serta kemampuan kreatif manusia dalam menanggapi pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup, pandangan-pandangan dan ekspresi yang muncul menjadi ide dan gagasan yang kemudian diolah menjadi simbol-simbol dan metafora, diwujudkan menjadi sebuah karya seni.Penciptaan karya muncul karena adanya ketertarikan terhadap keindahan sejarah dan budaya serta keinginan untuk memberikan informasi yang lebih luas tentang kebudayaan Timur Tengah dan sejarah Afghanistan. Afghanistan yang dilanda perang berkepanjangan pernah menjadi bagian pusat peradaban kuno karena letaknya di jalur sutra. Lubang kosong tempat dimana patung Buddha raksasa di Bamiyan berdiri merupakan saksi bisu peradaban yang diterpa perang berkepanjangan. Ketidaktahuan akan sejarah menghasilkan sebuah perilaku yang fatal. Penyangkalan sejarah berarti penyangkalan identitas suatu wilayah sehingga sebuah bangsa merasa tidak memiliki akar dan merasa kerdil. Proses mengekspresikan gagasan kedalam wujud karya lukis diwujudkan dengan karakter-karakter miniatur dan artefak-artefak dari Afghanistan yang diadaptasi dimana tiap figur menceritakan ceritanya sendiri sebagai bagian dari narasi yang kompleks. Cerita-cerita yang dikisahkan adalah tentang mencari perubahan dalam lingkungan yang tidak ramah, pergolakan antara diri sendiri dengan dunia luar untuk mencari jalan yang lebih baik. Kata kunci: miniatur, simbol, metafora, Bamiyan Afghanistan, seni lukis","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115348952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-09DOI: 10.24821/jocia.v6i2.5113
Raka Adityatama
Banyak metode pembelajaran yang terdapat pada dunia seni terhadap kehidupan, penekanan pada makna akan suatu hal yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda–beda. Film merupakan salah satu sarana dalam pembelajaran dan pemberitahuan informasi melalui seni. Untuk melihat kemungkinan tersebut diperlukan perasaan dan kepekaan dalam menonton film, kepekaan manusia terhadap kegembiraan atau kesedihan yang terbawa saat menonton film. Merasa masuk atau berada pada posisi pemeran dalam film menjadikan salah satu sudut pandang untuk merasakan apa yang menjadi topik cerita yang akan berdampak pada dunia nyata. Penggarapan film yang mana sama halnya dengan seni grafis harus melalui banyak proses untuk menuju imajinasi atau gambaran yang telah dibuat dan ditentukan. Memahami beberapa adegan yang menjadi ketertarikan untuk dapat diapresiasi kembali dengan gambar karakter dan dapat diaplikasikan ke dalam seni grafis. Kata kunci: Film, Empati, Seni Grafis
{"title":"APRESIASI PADA FILM MENUMBUHKAN RASA EMPATI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS","authors":"Raka Adityatama","doi":"10.24821/jocia.v6i2.5113","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v6i2.5113","url":null,"abstract":"Banyak metode pembelajaran yang terdapat pada dunia seni terhadap kehidupan, penekanan pada makna akan suatu hal yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda–beda. Film merupakan salah satu sarana dalam pembelajaran dan pemberitahuan informasi melalui seni. Untuk melihat kemungkinan tersebut diperlukan perasaan dan kepekaan dalam menonton film, kepekaan manusia terhadap kegembiraan atau kesedihan yang terbawa saat menonton film. Merasa masuk atau berada pada posisi pemeran dalam film menjadikan salah satu sudut pandang untuk merasakan apa yang menjadi topik cerita yang akan berdampak pada dunia nyata. Penggarapan film yang mana sama halnya dengan seni grafis harus melalui banyak proses untuk menuju imajinasi atau gambaran yang telah dibuat dan ditentukan. Memahami beberapa adegan yang menjadi ketertarikan untuk dapat diapresiasi kembali dengan gambar karakter dan dapat diaplikasikan ke dalam seni grafis. Kata kunci: Film, Empati, Seni Grafis","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124891118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-12DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3444
Sari Wulandari
Memasuki revolusi industri 4.0 di era postmodern, kini teknologi elektronik dan komputerisasi dan industri hiburan semakin berkembang ke arah otomasi proses produksinya dan mendorong tumbuhnya budaya massa, budaya populer sehingga banyak mengubah cara hidup manusia serta menimbulkan konsumerisme, mendorong munculnya kebutuhan semu dan menjadikan masyarakat hidup di dalam dunia simulasi, cenderung individualistik, teralienasi dan terfragmentasi. Komunitas RajutKejut sejak tahun 2014 melakukan aksi yarn bombing di ruang publik dengan rajutan karena kegelisahan atas kondisi kota Jakarta. Aktivitas ini merupakan bagian dari cara mereka menyalurkan kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat. Komunitas yang merupakan kumpulan perajut membuat jejaring dengan memanfaatkan media sosial dalam proses berkarya, mempublikasikan dan mendokumentasikan berbagai kegiatan. Banyak terjadi kontradiksi pada kemunculan karya seni ini di era postmodern di mana penggunaan seni rajut yang populer di masa lampau dikreasikan kembali dalam konteks masa kini disertai pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini mengkaji fenomena munculnya karya seni RajutKejut melalui metode penelitian Kualitatif dengan paradigma Postmodernisme yang dianalisis melalui Dekonstruksi seni RajutKejut di ruang publik pada era postmodern, untuk memunculkan dimensi-dimensi lain yang selama ini tertutup oleh paradigma modernisme. Kata kunci: dekonstruksi, seni, rajut, postmodern
{"title":"Dekonstruksi Seni RajutKejut di Era Disrupsi","authors":"Sari Wulandari","doi":"10.24821/jocia.v5i2.3444","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v5i2.3444","url":null,"abstract":"Memasuki revolusi industri 4.0 di era postmodern, kini teknologi elektronik dan komputerisasi dan industri hiburan semakin berkembang ke arah otomasi proses produksinya dan mendorong tumbuhnya budaya massa, budaya populer sehingga banyak mengubah cara hidup manusia serta menimbulkan konsumerisme, mendorong munculnya kebutuhan semu dan menjadikan masyarakat hidup di dalam dunia simulasi, cenderung individualistik, teralienasi dan terfragmentasi. Komunitas RajutKejut sejak tahun 2014 melakukan aksi yarn bombing di ruang publik dengan rajutan karena kegelisahan atas kondisi kota Jakarta. Aktivitas ini merupakan bagian dari cara mereka menyalurkan kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat. Komunitas yang merupakan kumpulan perajut membuat jejaring dengan memanfaatkan media sosial dalam proses berkarya, mempublikasikan dan mendokumentasikan berbagai kegiatan. Banyak terjadi kontradiksi pada kemunculan karya seni ini di era postmodern di mana penggunaan seni rajut yang populer di masa lampau dikreasikan kembali dalam konteks masa kini disertai pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini mengkaji fenomena munculnya karya seni RajutKejut melalui metode penelitian Kualitatif dengan paradigma Postmodernisme yang dianalisis melalui Dekonstruksi seni RajutKejut di ruang publik pada era postmodern, untuk memunculkan dimensi-dimensi lain yang selama ini tertutup oleh paradigma modernisme. Kata kunci: dekonstruksi, seni, rajut, postmodern ","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133225898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-12DOI: 10.24821/jocia.v5i2.3445
James Darmawan
Dalam era yang serba otomatisasi digital; termasuk diranah kecerdasan buatan yang merambah ke dunia animasi, peranan kecerdasan buatan ini berperan besar bagi perkembangan pesat dunia animasi yang mensintesi citra manusia. Pada awalnya merupakan terobosan yang fenomenal; apalagi dalam era skeudomorphism, dimana keterkaitan antara dunia digital dan dengan dunia riil harus bermargin tipis. Tentu pada sudut pandang pengguna, hal ini menjadi kesempatan baru dalam mengembangkan eksplorasi imajinasi yang lebih realistik, namun hal ini juga termasuk menggunakan konten yang negatif. Untuk itu terjadinya degradasi etika pun berkembang menjadi perusakan citra manusia itu sendiri. Untuk itu tim penulis melakukan studi literatur mengenai perkembangan teknologi kecerdasan buatan dalam dunia animasi, mengkaitkannya dengan penyimpangan yang terjadi dengan adanya teknologi animasi ini, serta menutupnya dengan prediksi perkembangan kecerdasan visual pada animasi sistesis citra manusia dimasa akan datang. Kata kunci: Teknologi Animasi, Kecerdasan Buatan, Sintesis Gambar Manusia, Degradasi Etika.
{"title":"Degradasi Etika dalam Animasi Sintesis Citra Manusia dengan Kecedasan Buatan","authors":"James Darmawan","doi":"10.24821/jocia.v5i2.3445","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/jocia.v5i2.3445","url":null,"abstract":"Dalam era yang serba otomatisasi digital; termasuk diranah kecerdasan buatan yang merambah ke dunia animasi, peranan kecerdasan buatan ini berperan besar bagi perkembangan pesat dunia animasi yang mensintesi citra manusia. Pada awalnya merupakan terobosan yang fenomenal; apalagi dalam era skeudomorphism, dimana keterkaitan antara dunia digital dan dengan dunia riil harus bermargin tipis. Tentu pada sudut pandang pengguna, hal ini menjadi kesempatan baru dalam mengembangkan eksplorasi imajinasi yang lebih realistik, namun hal ini juga termasuk menggunakan konten yang negatif. Untuk itu terjadinya degradasi etika pun berkembang menjadi perusakan citra manusia itu sendiri. Untuk itu tim penulis melakukan studi literatur mengenai perkembangan teknologi kecerdasan buatan dalam dunia animasi, mengkaitkannya dengan penyimpangan yang terjadi dengan adanya teknologi animasi ini, serta menutupnya dengan prediksi perkembangan kecerdasan visual pada animasi sistesis citra manusia dimasa akan datang. Kata kunci: Teknologi Animasi, Kecerdasan Buatan, Sintesis Gambar Manusia, Degradasi Etika. ","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121501337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}