Jumingin Jumingin, Atina Atina, Joni Iswan, Nur Haziza, Balina Ashari
Telah dilakukan penelitian radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan peralatan listrik di Lingkungan Universitas PGRI Palembang khususnya Fakultas Sains dan Teknologi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan peralatan listrik dan membandingkannya dengan nilai ambang batas radiasi gelombang elektromagnetik yang diperbolehkan di lingkungan kerja. Metode yang dipergunakan adalah pengukuran langsung di lapangan dilakukan secara direct reading. Pengukuran dilakukan selama 12 hari kerja, dengan jarak pengukuran 0cm dan 15cm dari alat elektronik. Hasil penelitian menunjukkan besarnya jangkauan kuat medan listrik dan medan magnet yang ditimbulkan peralatan elektronik adalah pada jarak 0cm 14 – 2000 V/m dan 0 – 677 µT dan pada jarak 15cm 101 – 721 V/m dan 0 – 17,03 µT. Kuat medan listrik yang ditmbulkan masih berada di bawah ambang batas kecuali oleh TV dan kuat medan magnet oleh Komputer, TV dan kipas angin berada di atas ambang batas yang diperbolehkan.
在PGRI Palembang大学,尤其是科学系,已经进行了电磁波辐射研究。研究的目的是确定电器产生的电磁场和磁场的大小,并将其与工作环境中允许的电磁辐射阈值进行比较。采用的方法是现场直接测量,是直接阅读。测量是在12个工作日进行的,距离电子设备0厘米和15厘米。研究结果显示大范围强电场和磁场的距离上造成电子设备是0cm 677 2000 V / m, 0—14—µT和距离上橡胶公鸡721 101—V / m, 0—17.03µT。发电厂除电视外,仍在阈值以下,计算机、电视和风扇供电的磁场高于允许的阈值。
{"title":"RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK YANG DITIMBULKAN PERALATAN LISTRIK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG","authors":"Jumingin Jumingin, Atina Atina, Joni Iswan, Nur Haziza, Balina Ashari","doi":"10.22437/jop.v7i2.17267","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.17267","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan peralatan listrik di Lingkungan Universitas PGRI Palembang khususnya Fakultas Sains dan Teknologi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan peralatan listrik dan membandingkannya dengan nilai ambang batas radiasi gelombang elektromagnetik yang diperbolehkan di lingkungan kerja. Metode yang dipergunakan adalah pengukuran langsung di lapangan dilakukan secara direct reading. Pengukuran dilakukan selama 12 hari kerja, dengan jarak pengukuran 0cm dan 15cm dari alat elektronik. Hasil penelitian menunjukkan besarnya jangkauan kuat medan listrik dan medan magnet yang ditimbulkan peralatan elektronik adalah pada jarak 0cm 14 – 2000 V/m dan 0 – 677 µT dan pada jarak 15cm 101 – 721 V/m dan 0 – 17,03 µT. Kuat medan listrik yang ditmbulkan masih berada di bawah ambang batas kecuali oleh TV dan kuat medan magnet oleh Komputer, TV dan kipas angin berada di atas ambang batas yang diperbolehkan.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"79 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121887642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Identifying noise in the Current Mirror (CM) circuit is essential to locate noise signals in biosensor applications so that measurements become more accurate and precise. There are two dominant types of noise: white noise, which consists of thermal noise and shot noise, and also low-frequency noise (1/f noise). The main component of the CM circuit is the BS250 type MOSFET, which works by varying the width of the charge carrier channelcontrolled by the voltage at the gate. When the drain is given a voltage, electrons will flow from the source to the drain which generates the noise.This study was carried out to identify the noise in the CM configuration by varying the reference voltage of MOSFET using the PCI-6221 card data integrated with the LabVIEW program. The reference voltage values used are 1 mV, 10 mV, and 100 mV to determine the effect of the input voltage on the CM circuit noise signal, while the measurement frequency is varied from 0.1 Hz to 100 kHz with a resolution of 0.1 Hz. The results show that the noise characteristics vary with the applied voltage, which will increase at a higher voltage. Analysis of 1/f noise at frequencies up to 0.2 Hz has a gradient increase of up to 10 times for each given voltage value. Based on the value of the data distribution on the white noise measurement, it shows that a voltage of 100 mV produces the highest noise with an average of 3.62 × 10-7 Vrms/Hz1/2. The results of this study are used in the design of CM circuits with minimal noise.
{"title":"IDENTIFICATION OF WHITE NOISE AND 1/f IN CURRENT MIRROR CONFIGURATION BASED ON VDS MOSFET","authors":"Maria Rosariana Gea, L. Umar, R. N. Setiadi","doi":"10.22437/jop.v7i2.18167","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18167","url":null,"abstract":"Identifying noise in the Current Mirror (CM) circuit is essential to locate noise signals in biosensor applications so that measurements become more accurate and precise. There are two dominant types of noise: white noise, which consists of thermal noise and shot noise, and also low-frequency noise (1/f noise). The main component of the CM circuit is the BS250 type MOSFET, which works by varying the width of the charge carrier channelcontrolled by the voltage at the gate. When the drain is given a voltage, electrons will flow from the source to the drain which generates the noise.This study was carried out to identify the noise in the CM configuration by varying the reference voltage of MOSFET using the PCI-6221 card data integrated with the LabVIEW program. The reference voltage values used are 1 mV, 10 mV, and 100 mV to determine the effect of the input voltage on the CM circuit noise signal, while the measurement frequency is varied from 0.1 Hz to 100 kHz with a resolution of 0.1 Hz. The results show that the noise characteristics vary with the applied voltage, which will increase at a higher voltage. Analysis of 1/f noise at frequencies up to 0.2 Hz has a gradient increase of up to 10 times for each given voltage value. Based on the value of the data distribution on the white noise measurement, it shows that a voltage of 100 mV produces the highest noise with an average of 3.62 × 10-7 Vrms/Hz1/2. The results of this study are used in the design of CM circuits with minimal noise.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127349043","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adrian Rahmat Nur Adrian, F. D. Sastrawan, B. A. Sadjab, Sismanto Sismanto
Penelitian tentang estimasi sebaran lava basalt berstruktur bantal telah di lakukan di daerah Watuadeg Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta dengan menggunakan metode VLF (Very Low Frequency) dan metode resistivitas untuk mengetahui variasi nilai rapat arus ekuivalen dan resistivitas bawah permukaan, serta arah penyebaran lava bantal. Pengukuran metode VLF sebanyak 5 lintasan yang berarah Barat – Timur dan 3 lintasan berarah Utara – Selatan. Pengukuran metode resistivitas sebanyak 9 titik dengan setengah panjang bentangan (AB/2) adalah 200 meter dalam area pengukuran 2 km2. Hasil pengolahan data resistivitas menunjukkan nilai variasi resistivitas bawah permukaan adalah 10,9 Ωm– 109 Wm yang diidentifikasi sebagai resistivitas soil, 32,3 Ωm – 122 Ωm diindikasikan sebagai resistivitas tuf, 286 Ωm – 888 Ωm diidentifikasi sebagai resistivitas lava bantal, 112 Ωm – 167 Ωm diidentifikasi sebagai resistivitas aglomerat dan 2,72 Ωm – 36,2 Ωm diindikasikan sebagai resistivitas lempung. Nilai rapat arus ekuivalen (RAE) di daerah Watuadeg bervariasi antara 60 % - 240 %. Berdasarkan hasil korelasi antar penampang RAE dengan penampang korelasi resistivitas diperkirakan bahwa sebaran lava basalt berstruktur bantal di daerah Watuadeg bersumber dari bukit yang terletak di sebelah Barat kali Opak dengan arah sebarannya menerus ke arah Selatan.
{"title":"APLIKASI METODE VLF (VERY LOW FREQUENCY) DAN METODE RESISTIVITAS UNTUK ESTIMASI SEBARAN LAVA BASALT BERSTRUKTUR BANTAL DI DAERAH WATUADEG KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA","authors":"Adrian Rahmat Nur Adrian, F. D. Sastrawan, B. A. Sadjab, Sismanto Sismanto","doi":"10.22437/jop.v7i2.18211","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18211","url":null,"abstract":"Penelitian tentang estimasi sebaran lava basalt berstruktur bantal telah di lakukan di daerah Watuadeg Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta dengan menggunakan metode VLF (Very Low Frequency) dan metode resistivitas untuk mengetahui variasi nilai rapat arus ekuivalen dan resistivitas bawah permukaan, serta arah penyebaran lava bantal. Pengukuran metode VLF sebanyak 5 lintasan yang berarah Barat – Timur dan 3 lintasan berarah Utara – Selatan. Pengukuran metode resistivitas sebanyak 9 titik dengan setengah panjang bentangan (AB/2) adalah 200 meter dalam area pengukuran 2 km2. Hasil pengolahan data resistivitas menunjukkan nilai variasi resistivitas bawah permukaan adalah 10,9 Ωm– 109 Wm yang diidentifikasi sebagai resistivitas soil, 32,3 Ωm – 122 Ωm diindikasikan sebagai resistivitas tuf, 286 Ωm – 888 Ωm diidentifikasi sebagai resistivitas lava bantal, 112 Ωm – 167 Ωm diidentifikasi sebagai resistivitas aglomerat dan 2,72 Ωm – 36,2 Ωm diindikasikan sebagai resistivitas lempung. Nilai rapat arus ekuivalen (RAE) di daerah Watuadeg bervariasi antara 60 % - 240 %. Berdasarkan hasil korelasi antar penampang RAE dengan penampang korelasi resistivitas diperkirakan bahwa sebaran lava basalt berstruktur bantal di daerah Watuadeg bersumber dari bukit yang terletak di sebelah Barat kali Opak dengan arah sebarannya menerus ke arah Selatan.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"260 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123103029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
One of the efforts to inhibit the transmission of infectious diseases caused by viruses and bacteria is through applying physical distancing. This study aims to create a contact monitoring tool for patients who have been infected with contagious diseases based on ultrasonic sensors and the internet of things (IoT). This instrumentation system consists of four ultrasonic sensors mounted on the left, right, front and rear sides. The sensor will detect the distance of the object that is approaching directly. Then, the measurement data of each sensor will be sent to the cloud and accessed through the Blynk application. The results show that the performance of each ultrasonic sensor is excellent and can be applied as a distance measuring device between patients and other people. The calibration results show that the ultrasonic sensor can measure a distance of 10-200 cm with an R squared value of 0.999-1. In addition, the ESP8266 also shows excellent performance. ESP8266 can send data to the cloud to be accessed and displayed in the form of a bar graph on a mobile phone. Thus, the overall system can be stated that the instrumentation system has functioned and is working well.
{"title":"A SIMPLE OF IOT BASED SOCIAL CONTACT TRACKING FOR INFECTIOUS PATIENT USING ULTRASONIC SENSOR: A PRELIMINARY STUDY","authors":"I. Amri, J. Pebralia","doi":"10.22437/jop.v7i2.18192","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18192","url":null,"abstract":"One of the efforts to inhibit the transmission of infectious diseases caused by viruses and bacteria is through applying physical distancing. This study aims to create a contact monitoring tool for patients who have been infected with contagious diseases based on ultrasonic sensors and the internet of things (IoT). This instrumentation system consists of four ultrasonic sensors mounted on the left, right, front and rear sides. The sensor will detect the distance of the object that is approaching directly. Then, the measurement data of each sensor will be sent to the cloud and accessed through the Blynk application. The results show that the performance of each ultrasonic sensor is excellent and can be applied as a distance measuring device between patients and other people. The calibration results show that the ultrasonic sensor can measure a distance of 10-200 cm with an R squared value of 0.999-1. In addition, the ESP8266 also shows excellent performance. ESP8266 can send data to the cloud to be accessed and displayed in the form of a bar graph on a mobile phone. Thus, the overall system can be stated that the instrumentation system has functioned and is working well.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131889218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
C. Kurniawan, Zul Bahrum Caniago, Anastasyah Aryani, Riska Ekawita
Telah dirancang sebuah sistem untuk mengukur kedalaman bawah permukaan air. Peta kedalaman bawah permukaan air laut penting sebagai informasi dasar untuk mempelajari ekosistem dasar perairan, zona potensi wisata, dan budidaya perairan. Sistem pengukur kedalaman bawah permukaan air ini menggunakan sensor sonar MB7067 dan mikrokontroler Arduino Uno. Proses pengukuran kedalaman perairan menggunakan kapal yang dikendalikan oleh remote control dan transmisi data untuk pengukuran menggunakan wireless NRF24l01. Penelitian dimulai dari perancangan perangkat lunak menggunakan software arduino 1.6.7, kemudian dilanjutkan dengan perancangan hardware, kalibrasi dan pengujiansistem. Perancangan hardware dilakukan dengan menggabungkan sistem mekanik dan elektronik. Sensor sonar digunakan untuk mendeteksi jarak pengukuran. Remote control akan berkomunikasi dengan sistem elektronik yang berada di kapal. Sensor sonar dikalibrasi dengan menggunakan alat ukur panjang standar. Pengujian komunikasi dilakukan dengan melihat kendali yang diberikan oleh remote control terhadap respon yang diterima oleh sistem elektronik di kapal. Jarak maksimum kapal terhadap pengendali remote control juga diuji untuk mengetahui kemampuan komunikasi sistem wireless NRF24101. Hasil pengujian sensor sonar menunjukkan kedalaman maksimum yang terukur adalah 7 meter. Komunikasi sistem wireless dengan remote control dapat terjadi pada jarak maksimal 10 meter.
{"title":"RANCANG BANGUN PENGUKURAN BAWAH PERMUKAAN AIR DENGAN KENDALI REMOTE CONTROL DAN KOMUNIKASI WIRELESS NRF24L01","authors":"C. Kurniawan, Zul Bahrum Caniago, Anastasyah Aryani, Riska Ekawita","doi":"10.22437/jop.v7i2.18168","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18168","url":null,"abstract":"Telah dirancang sebuah sistem untuk mengukur kedalaman bawah permukaan air. Peta kedalaman bawah permukaan air laut penting sebagai informasi dasar untuk mempelajari ekosistem dasar perairan, zona potensi wisata, dan budidaya perairan. Sistem pengukur kedalaman bawah permukaan air ini menggunakan sensor sonar MB7067 dan mikrokontroler Arduino Uno. Proses pengukuran kedalaman perairan menggunakan kapal yang dikendalikan oleh remote control dan transmisi data untuk pengukuran menggunakan wireless NRF24l01. Penelitian dimulai dari perancangan perangkat lunak menggunakan software arduino 1.6.7, kemudian dilanjutkan dengan perancangan hardware, kalibrasi dan pengujiansistem. Perancangan hardware dilakukan dengan menggabungkan sistem mekanik dan elektronik. Sensor sonar digunakan untuk mendeteksi jarak pengukuran. Remote control akan berkomunikasi dengan sistem elektronik yang berada di kapal. Sensor sonar dikalibrasi dengan menggunakan alat ukur panjang standar. Pengujian komunikasi dilakukan dengan melihat kendali yang diberikan oleh remote control terhadap respon yang diterima oleh sistem elektronik di kapal. Jarak maksimum kapal terhadap pengendali remote control juga diuji untuk mengetahui kemampuan komunikasi sistem wireless NRF24101. Hasil pengujian sensor sonar menunjukkan kedalaman maksimum yang terukur adalah 7 meter. Komunikasi sistem wireless dengan remote control dapat terjadi pada jarak maksimal 10 meter.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122755465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Posisi Provinsi Bengkulu yang berada di kawasan pesisir menjadikan provinsi ini memiliki kecepatan angin yang relatif tinggi. Hal ini merupakan peluang energi listrik terbarukan bagi Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan panjang blade turbin angin untuk menghasilkan sumber energi listrik terbarukan. Penelitian ini dilakukan dengan merancang bangun hardware dan software turbin angin sumbu horizontal. Turbin angin dilengkapi oleh sensor dan mikrokontroler dalam pembacaan energi yang dihasilkan. Pengujian variasi panjang blade turbin angin dilakukan untuk memperoleh ukuran blade yang paling optimal. Variasi panjang blade yang diujikan 30 cm, 45 cm dan 60 cm. Kalibrasi sensor dan blade dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan catu daya, multimeter, anemometer dan kipas sebagai sumber angin. Pengujian turbin angin secara keseluruhan dilakukan di Pantai Sungai Suci Bengkulu. Panjang blade 30 cm menghasilkan nilai tegangan dan arus paling tinggi 9,08 volt dan arus sebesar 32,1 mA pada saat kecepatan angin 4,9 m/s.
{"title":"UJI VARIASI PANJANG BLADE TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER","authors":"Nurman Kholis, Elfi Yuliza, Riska Ekawita","doi":"10.22437/jop.v7i2.18284","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18284","url":null,"abstract":"Posisi Provinsi Bengkulu yang berada di kawasan pesisir menjadikan provinsi ini memiliki kecepatan angin yang relatif tinggi. Hal ini merupakan peluang energi listrik terbarukan bagi Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan panjang blade turbin angin untuk menghasilkan sumber energi listrik terbarukan. Penelitian ini dilakukan dengan merancang bangun hardware dan software turbin angin sumbu horizontal. Turbin angin dilengkapi oleh sensor dan mikrokontroler dalam pembacaan energi yang dihasilkan. Pengujian variasi panjang blade turbin angin dilakukan untuk memperoleh ukuran blade yang paling optimal. Variasi panjang blade yang diujikan 30 cm, 45 cm dan 60 cm. Kalibrasi sensor dan blade dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan catu daya, multimeter, anemometer dan kipas sebagai sumber angin. Pengujian turbin angin secara keseluruhan dilakukan di Pantai Sungai Suci Bengkulu. Panjang blade 30 cm menghasilkan nilai tegangan dan arus paling tinggi 9,08 volt dan arus sebesar 32,1 mA pada saat kecepatan angin 4,9 m/s.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123061863","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa dua material perisai, Timbal dan Besi, dalam mengatenuasi partikel foton berenergi 2 MeV dengan simulasi Monte Carlo (MC). Kode MC EGSnrc digunakan sebagai perangkat lunak yang mensimulasikan interaksi sumber foton dengan material perisai. Sumber diletakkan pada jarak 10 cm, 50 cm, dan 100 cm dari perisai. Ketebalan perisai juga divariasikan pada nilai 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Scoring plane didefinisikan setelah perisai yang bertanggung jawab menyimpan data partikel yang melewati perisai dan dianalisis untuk memperoleh karakteristik distribusi spektrum partikel-partikel tersebut. Distribusi spektrum pada kedua material perisai sangat dipengaruhi oleh jarak antara sumber dengan perisai dan ketebalannya. Jarak sumber dan perisai yang jauh menyebabkan meningkatnya jumlah partikel yang melewati perisai baik pada Timbal maupun Besi. Sementara itu, interaksi Compton dan efek fotolistrik terjadi ketika foton memasuki material perisai. Perisai yang tebal menyebabkan foton mendeposisikan keseluruhan energinya ketika berinteraksi dengan atom perisai sehingga foton yang sampai pada scoring plane lebih sedikit dibanding pada perisai yang ketebalannya lebih rendah. Partikel sekunder yakni elektron juga dihasilkan akibat interaksi ini. Timbal dapat mengatenuasi lebih dari 90% foton yang melewatinya sedangkan Besi dapat mengatenuasi pada nilai persentase yang lebih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas kedua material.
{"title":"ANALISIS PERFORMA TIMBAL DAN BESI MEREDAM RADIASI FOTON 2 MEV DENGAN SIMULASI MONTE CARLO","authors":"Sitti Yani","doi":"10.22437/jop.v7i2.18224","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18224","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa dua material perisai, Timbal dan Besi, dalam mengatenuasi partikel foton berenergi 2 MeV dengan simulasi Monte Carlo (MC). Kode MC EGSnrc digunakan sebagai perangkat lunak yang mensimulasikan interaksi sumber foton dengan material perisai. Sumber diletakkan pada jarak 10 cm, 50 cm, dan 100 cm dari perisai. Ketebalan perisai juga divariasikan pada nilai 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Scoring plane didefinisikan setelah perisai yang bertanggung jawab menyimpan data partikel yang melewati perisai dan dianalisis untuk memperoleh karakteristik distribusi spektrum partikel-partikel tersebut. Distribusi spektrum pada kedua material perisai sangat dipengaruhi oleh jarak antara sumber dengan perisai dan ketebalannya. Jarak sumber dan perisai yang jauh menyebabkan meningkatnya jumlah partikel yang melewati perisai baik pada Timbal maupun Besi. Sementara itu, interaksi Compton dan efek fotolistrik terjadi ketika foton memasuki material perisai. Perisai yang tebal menyebabkan foton mendeposisikan keseluruhan energinya ketika berinteraksi dengan atom perisai sehingga foton yang sampai pada scoring plane lebih sedikit dibanding pada perisai yang ketebalannya lebih rendah. Partikel sekunder yakni elektron juga dihasilkan akibat interaksi ini. Timbal dapat mengatenuasi lebih dari 90% foton yang melewatinya sedangkan Besi dapat mengatenuasi pada nilai persentase yang lebih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas kedua material.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126284303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi produsen logam tanah jarang (LTJ) yang semakin dibutuhkan untuk industri dalam negeri ataupun global. Data pusat sumber daya geologi menyebutkan bahwa cadangan mineral LTJ saat ini di Indonesia diperkirakan sekitar 200.000 ton. Endapan LTJ yang berasosiasi dengan batuan granitik dijumpai pada jalur timah Indonesia, salah satunya Bangka Belitung. Mineral tanah jarang (monasit, xenotime dan zircon) diasosiasikan dengan deposit alluvial timah, uranium dan emas. Di kepulauan Bangka Belitung mineral tanah jarang ditemukan sebagai mineral ikutan dari proses penambangan dan ekstraksi mineral timah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sebaran mineral ikutan timah jarang menggunakan metode self potential dan menganalisis indikasi keterdapatan mineral logam tanah jarang menggunakan metode XRF. Metode Self potential dilakukan dengan menerapkan desain akuisisi fixed based. Pengambilan sampel uji XRF dilakukan secara acak yang tersebar di beberapa titik di sepanjang area penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebaran mineral di daerah Danau Ampar tidak tersebarsecara merata. Mineral Quartz Vein dan Pegmatite (+10 hingga + 70 mV) sebagai mineral pembawa bijih timah mendominasi bagian Timur ke arah Baratlaut dan Barat hingga Baratlaut. Berdasarkan metode XRF terdapat indikasi keterdapatan elemen unsur tanah jarang Y, Eu dan Nd dengan kemungkinan mineral LTJ berupa Monazite dan Xenotime.
{"title":"SEBARAN MINERAL IKUTAN TIMAH DI WILAYAH BEKAS PENAMBANGAN MENGGUNAKAN METODE SELF POTENTIAL (SP) SEBAGAI INDIKASI AWAL KETERDAPATAN LOGAM TANAH JARANG (LTJ)","authors":"Tri Kusmita, Ani Indriawati, Yekti Widyaningrum","doi":"10.22437/jop.v7i2.18282","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18282","url":null,"abstract":"Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi produsen logam tanah jarang (LTJ) yang semakin dibutuhkan untuk industri dalam negeri ataupun global. Data pusat sumber daya geologi menyebutkan bahwa cadangan mineral LTJ saat ini di Indonesia diperkirakan sekitar 200.000 ton. Endapan LTJ yang berasosiasi dengan batuan granitik dijumpai pada jalur timah Indonesia, salah satunya Bangka Belitung. Mineral tanah jarang (monasit, xenotime dan zircon) diasosiasikan dengan deposit alluvial timah, uranium dan emas. Di kepulauan Bangka Belitung mineral tanah jarang ditemukan sebagai mineral ikutan dari proses penambangan dan ekstraksi mineral timah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sebaran mineral ikutan timah jarang menggunakan metode self potential dan menganalisis indikasi keterdapatan mineral logam tanah jarang menggunakan metode XRF. Metode Self potential dilakukan dengan menerapkan desain akuisisi fixed based. Pengambilan sampel uji XRF dilakukan secara acak yang tersebar di beberapa titik di sepanjang area penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebaran mineral di daerah Danau Ampar tidak tersebarsecara merata. Mineral Quartz Vein dan Pegmatite (+10 hingga + 70 mV) sebagai mineral pembawa bijih timah mendominasi bagian Timur ke arah Baratlaut dan Barat hingga Baratlaut. Berdasarkan metode XRF terdapat indikasi keterdapatan elemen unsur tanah jarang Y, Eu dan Nd dengan kemungkinan mineral LTJ berupa Monazite dan Xenotime.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117229302","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas dari penduduknya berprofesi sebagai petani. Faktor utama dalam bidang pertanian berkaitan dengan kualitas tanah. Kualitas dari tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa parameter salah satunya pH (tingkat asam dan basa). Pada beberapa kasus, pengukuran pH tanah dilakukan dengan memanfaatkan kertas lakmus. Di sisi lain, sistem sensor dan instrumentasi telah berkembang sehingga memungkinkan dilakukan penelitian mengenai digitalisasi pengukuran pH tanah. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan desain bangun pH tanah digital berbasis mikrokontroller. Perancangan sistem elektronik menggunakan beberapa komponen yaitu LED, LCD, buzzer dan sensor pH. Komponen tersebut dihubungkan dengan mikrokontroller sesuai perintah yang diinginkan. Ketika input masukan dari sensor terbaca maka LED, buzzer, dan LCD memberikan respon berupa cahaya, bunyi dan tampilan nilai output. Untuk mengetahui tingkat akurasi dari alat yang dibuat, dilakukan kalibrasi sensor pH tanah dengan membandingkan nilai keluaran pH standar terhadap nilai tegangan ADC (Analog Digital to Converter) pada sensor. Selanjutnya, dilakukan pengambilan data dengan sampel yang berbeda. Apabila tanah bersifat asam, LED 1 dan buzzer akan hidup serta berlaku sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan alat dapat mengukur pH pada range 3,5 -7 dengan error 2,40%, untuk pH >8 error yang dihasilkan cukup besar sehingga alat ini cocok mengukur pH tanah dengan range <8.
{"title":"DESAIN BANGUN pH TANAH DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO","authors":"Vera Vera, Riska Ekawita, Elfi Yuliza","doi":"10.22437/jop.v7i1.14589","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i1.14589","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas dari penduduknya berprofesi sebagai petani. Faktor utama dalam bidang pertanian berkaitan dengan kualitas tanah. Kualitas dari tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa parameter salah satunya pH (tingkat asam dan basa). Pada beberapa kasus, pengukuran pH tanah dilakukan dengan memanfaatkan kertas lakmus. Di sisi lain, sistem sensor dan instrumentasi telah berkembang sehingga memungkinkan dilakukan penelitian mengenai digitalisasi pengukuran pH tanah. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan desain bangun pH tanah digital berbasis mikrokontroller. Perancangan sistem elektronik menggunakan beberapa komponen yaitu LED, LCD, buzzer dan sensor pH. Komponen tersebut dihubungkan dengan mikrokontroller sesuai perintah yang diinginkan. Ketika input masukan dari sensor terbaca maka LED, buzzer, dan LCD memberikan respon berupa cahaya, bunyi dan tampilan nilai output. Untuk mengetahui tingkat akurasi dari alat yang dibuat, dilakukan kalibrasi sensor pH tanah dengan membandingkan nilai keluaran pH standar terhadap nilai tegangan ADC (Analog Digital to Converter) pada sensor. Selanjutnya, dilakukan pengambilan data dengan sampel yang berbeda. Apabila tanah bersifat asam, LED 1 dan buzzer akan hidup serta berlaku sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan alat dapat mengukur pH pada range 3,5 -7 dengan error 2,40%, untuk pH >8 error yang dihasilkan cukup besar sehingga alat ini cocok mengukur pH tanah dengan range <8.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"29 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122123749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meri Hamdini, Diana Novita Sari, Susanti Susanti, Yuant Tiandho
One of the common strategies used to minimize the spread of Covid-19 is to wear a cloth mask. Cloth masks have a lower effectiveness value compared to other types of masks but have the potential to be used as an alternative, especially during a pandemic. Smartphone can be used as an initial idea for determining the quality of a cloth mask. In taking pore images, there are factors that have the potential to affect the results of pore size, namely distance, angle of inclination, and light intensity. Taking photos of masks with a magnification application is done with three variations, namely distance, angle, and light intensity. The distance for taking pore images is varied to 3, namely 8 cm; 10 cm; and 12 cm. The image capture angle is varied to 0p; 5o; and 10o. measurement using a distance of 10 cm has the closest value from the measurement results by taking images using a microscope, which is 0.232 mm. In the variation of the angle, the angle that is parallel or 0o to the plane of the cloth mask has a value that is close to the microscope measurement, which is 0.232 mm. The light intensity measured using a lux meter which shows the results of 240 has a value that is closest to taking an image using a microscope, which is 0.221 mm.
{"title":"PENGARUH JARAK, KEMIRINGAN, DAN INTENSITAS CAHAYA PADA ANALISIS UKURAN PORI MASKER KAIN MENGGUNAKAN SMARTPHONE","authors":"Meri Hamdini, Diana Novita Sari, Susanti Susanti, Yuant Tiandho","doi":"10.22437/jop.v7i1.14502","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jop.v7i1.14502","url":null,"abstract":"One of the common strategies used to minimize the spread of Covid-19 is to wear a cloth mask. Cloth masks have a lower effectiveness value compared to other types of masks but have the potential to be used as an alternative, especially during a pandemic. Smartphone can be used as an initial idea for determining the quality of a cloth mask. In taking pore images, there are factors that have the potential to affect the results of pore size, namely distance, angle of inclination, and light intensity. Taking photos of masks with a magnification application is done with three variations, namely distance, angle, and light intensity. The distance for taking pore images is varied to 3, namely 8 cm; 10 cm; and 12 cm. The image capture angle is varied to 0p; 5o; and 10o. measurement using a distance of 10 cm has the closest value from the measurement results by taking images using a microscope, which is 0.232 mm. In the variation of the angle, the angle that is parallel or 0o to the plane of the cloth mask has a value that is close to the microscope measurement, which is 0.232 mm. The light intensity measured using a lux meter which shows the results of 240 has a value that is closest to taking an image using a microscope, which is 0.221 mm.","PeriodicalId":415382,"journal":{"name":"JOURNAL ONLINE OF PHYSICS","volume":"286 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124562808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}