Berdasarkan hasil studi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Muaro Jambi maka terdapat beberapa permasalahan yang terjadi . Seperti: Sebagian siswa menunjukkan rendahnya karakter, hal ini ditandai dengan 1) Maraknya tawuran antar pelajar. 2) Kecendrungan sebagian siswa merokok pada jam istirahat. 3. Sebagian siswa terlambat datang kesekolah. 4) Rendahnya penghormatan terhadap guru hal ini ditandai ketika siswa bertemu dengan seorang guru tidak ada tegur sapa dari diri siswa tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data, sedangkan pengecekan keterpercayaan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi, dan melakukan konsultasi ke pembimbing. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan yaitu: 1) Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi yaitu faktor lingkungan, dan faktor keluarga, yang mana keluarga adalah faktor yang membantu terbentuknya karakter seorang anak. 2) Kendala guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah kurangnya dasar agama yang dimiliki siswa, sehingga siswa terkadang berbuat ataupun berprilaku semaunya, karena menurut mereka berprilaku dan bertindak semaunya sudah menjadi kebiasaan. kurangnya kerja sama sekolah dengan orang tua siswa, lingkungan bermain siswa di luar jam sekolah dan pengaruh negatif berbagai media yang merusak. 3) Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi melalui prilaku dan ucapan seperti keteladanan pendekatan, teguran dan bimbingan pembiasaan nasehat dan hukuman. Sementara itu upaya juga dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, pesantren Kilat pada Bulan Ramadan, Kultum dan yasinan rutin di sekolah pada hari Jum’at, perlombaan-perlombaan keagamaan dan sebagainya. Upaya yang dilakukan ini sedikit banyaknya telah dapat mengatasi kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi.
根据作者在SMA Negeri 1 Muaro Jambi的早期研究,出现了一些问题。比如:有些学生的性格很差,这以1)学生打架为特征。2)有些学生在课间抽烟时很兴奋。3. 有些学生上学迟到了。4)学生对老师的不尊重标志着学生对老师的不尊重。本研究采用观察数据、采访和文献收集方法进行定性研究。数据分析的阶段技术包括数据还原、数据展示和数据验证,而数据不信度的验证是通过延长参与度、观察精度、三角测量和咨询顾问来实现的。这项研究得出了三个结论:1)导致公立高中学生缺乏人格的因素1 Muaro Jambi环境因素和家庭因素,家庭是塑造儿童性格的因素。2)伊斯兰教育教师在塑造SMA Negeri 1 Muaro Jambi学生性格方面的障碍是学生缺乏他们所拥有的宗教基础,导致学生行为或行为异想天开,因为他们认为行为和行为已经成为一种习惯。学校与学生家长缺乏合作,学生在课外玩耍环境以及各种有害媒体的负面影响。3)伊斯兰宗教教育教师通过模拟方法、责备、建议和惩罚等行为和言论来塑造国家高中学生的品格。同时也努力通过伊斯兰宗教活动,比如大纪念日活动,闪电寄宿学校进行常规斋月,Kultum细安将于周五在学校€™at,宗教perlombaan-perlombaan等等。这些努力在一定程度上克服了伊斯兰教教育教师在培养SMA Negeri 1 Muaro Jambi学生的障碍。
{"title":"Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Karekter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi","authors":"Rrodhiyah","doi":"10.51311/nuris.v9i1.373","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v9i1.373","url":null,"abstract":"Berdasarkan hasil studi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Muaro Jambi maka terdapat beberapa permasalahan yang terjadi . Seperti: Sebagian siswa menunjukkan rendahnya karakter, hal ini ditandai dengan 1) Maraknya tawuran antar pelajar. 2) Kecendrungan sebagian siswa merokok pada jam istirahat. 3. Sebagian siswa terlambat datang kesekolah. 4) Rendahnya penghormatan terhadap guru hal ini ditandai ketika siswa bertemu dengan seorang guru tidak ada tegur sapa dari diri siswa tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data, sedangkan pengecekan keterpercayaan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi, dan melakukan konsultasi ke pembimbing. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan yaitu: 1) Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi yaitu faktor lingkungan, dan faktor keluarga, yang mana keluarga adalah faktor yang membantu terbentuknya karakter seorang anak. 2) Kendala guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi adalah kurangnya dasar agama yang dimiliki siswa, sehingga siswa terkadang berbuat ataupun berprilaku semaunya, karena menurut mereka berprilaku dan bertindak semaunya sudah menjadi kebiasaan. kurangnya kerja sama sekolah dengan orang tua siswa, lingkungan bermain siswa di luar jam sekolah dan pengaruh negatif berbagai media yang merusak. 3) Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam membina karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi melalui prilaku dan ucapan seperti keteladanan pendekatan, teguran dan bimbingan pembiasaan nasehat dan hukuman. Sementara itu upaya juga dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, pesantren Kilat pada Bulan Ramadan, Kultum dan yasinan rutin di sekolah pada hari Jum’at, perlombaan-perlombaan keagamaan dan sebagainya. Upaya yang dilakukan ini sedikit banyaknya telah dapat mengatasi kendala Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131333368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kebijakan pendidikan yang merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dituangkan dari visi dan misi pendidikan, hal ini demi tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Dalam lembaga pendidikan ada tiga komponen yang terlibat walaupun memiliki tugas dan peran yang berbeda, dan yang dimaksud adalah guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dalam hal ini guru berperan sebagai pendidik, pembimbing, pelatih dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah bertindak sebagai manajer dan supervisor bagi guru dalam rangka meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada awalnya pengawas sekolah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 118 Tahun 1996, seiring dengan perkembangan zaman diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Keputusan pengawas sekolah dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi secara nyata dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dengan adanya regulasi ini berdampak baik, dalam hal ini terdapat penjabaran yang jelas dan rinci mengenai sejumlah kompetensi.
{"title":"Supervisi Kepala Sekolah: Sebuah Telaah Nilai-Nilai Keislaman dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah","authors":"Tuhu Bekti Briliandona, Yatim Riyanto, Endang Purbaningrum","doi":"10.51311/nuris.v9i1.388","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v9i1.388","url":null,"abstract":"Kebijakan pendidikan yang merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dituangkan dari visi dan misi pendidikan, hal ini demi tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Dalam lembaga pendidikan ada tiga komponen yang terlibat walaupun memiliki tugas dan peran yang berbeda, dan yang dimaksud adalah guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Dalam hal ini guru berperan sebagai pendidik, pembimbing, pelatih dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah bertindak sebagai manajer dan supervisor bagi guru dalam rangka meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada awalnya pengawas sekolah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 118 Tahun 1996, seiring dengan perkembangan zaman diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Keputusan pengawas sekolah dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi secara nyata dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dengan adanya regulasi ini berdampak baik, dalam hal ini terdapat penjabaran yang jelas dan rinci mengenai sejumlah kompetensi.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127703605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Masriani, Dina Liana, Rika Devianti, Faridatul Munawaroh
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui implementasi serta kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan bleanded learning di MIN Indragiri Hilir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi bleanded learning telah terlaksana dengan baik, namun terdapat beberapa kendala seperti sulit dalam menyampaikan materi dikarnakan terkendala oleh media pembelajaran, selanjutnya kendala terdapat pula pada guru yang mengalami kesulitan dalam menilai secara objektif.
{"title":"Implementasi Pembelajaran Blanded Learning di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Indragiri Hilir","authors":"M. Masriani, Dina Liana, Rika Devianti, Faridatul Munawaroh","doi":"10.51311/nuris.v9i1.386","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v9i1.386","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui implementasi serta kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan bleanded learning di MIN Indragiri Hilir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi bleanded learning telah terlaksana dengan baik, namun terdapat beberapa kendala seperti sulit dalam menyampaikan materi dikarnakan terkendala oleh media pembelajaran, selanjutnya kendala terdapat pula pada guru yang mengalami kesulitan dalam menilai secara objektif.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127782166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan peradaban pada abad 21 menuntut manusia untuk berperilaku serba instan. Perilaku itu dapat membawa ke arah kejahatan jika tidak dibentengi dengan pemupukan akhlak yang kuat pada saat mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pendidikan akhlak yang sesuai untuk diajarkan pada lembaga pendidikan, baik formal, in-formal, maupun non-formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research) dengan kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagai sumber primernya. Pendidikan akhlak abad 21 yang diterapkan di lembaga pendidikan berbeda dengan abad sebelumnya. Pendidikan akhlak pada abad 21 lebih menekankan pada aspek penguatan jiwa dan akal anak didik. Menurut Imam al-Ghazali, setidaknya ada empat kriteria yang harus kuat dan dimiliki anak didik setelah selesai dari sekolahnya, yaitu kekuatan ilmu (pengalaman akal), dan kekuatan emosi, nafsu, adil (pengalaman jiwa). Menurutnya, sekolah harus membuat budaya-budaya baru dalam rangka memberikan penguatan akal dan jiwa anak didik. Seperti menambahkan berbagai macam ibadah disela-sela waktu pembelajaran anak didik dan memberikan sanksi dan reward kepada anak didik terhadap apa yang dilakukannya. Selain sekolah, orang tua juga berperan dalam pembentukan akhlak anak. Tuntutan berbakti kepada orang tua dapat mempengaruhi kekuatan jiwa anak didik, karena membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang cenderung tidak disukai anak didik.
{"title":"Strategi Pendidikan Akhlak pada Abad 21 dalam Perspektif Filsafat al-Ghazali","authors":"Yafie Al Muhlasin, Mohamad Salik","doi":"10.51311/nuris.v9i1.323","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v9i1.323","url":null,"abstract":"Perkembangan peradaban pada abad 21 menuntut manusia untuk berperilaku serba instan. Perilaku itu dapat membawa ke arah kejahatan jika tidak dibentengi dengan pemupukan akhlak yang kuat pada saat mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pendidikan akhlak yang sesuai untuk diajarkan pada lembaga pendidikan, baik formal, in-formal, maupun non-formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research) dengan kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagai sumber primernya. Pendidikan akhlak abad 21 yang diterapkan di lembaga pendidikan berbeda dengan abad sebelumnya. Pendidikan akhlak pada abad 21 lebih menekankan pada aspek penguatan jiwa dan akal anak didik. Menurut Imam al-Ghazali, setidaknya ada empat kriteria yang harus kuat dan dimiliki anak didik setelah selesai dari sekolahnya, yaitu kekuatan ilmu (pengalaman akal), dan kekuatan emosi, nafsu, adil (pengalaman jiwa). Menurutnya, sekolah harus membuat budaya-budaya baru dalam rangka memberikan penguatan akal dan jiwa anak didik. Seperti menambahkan berbagai macam ibadah disela-sela waktu pembelajaran anak didik dan memberikan sanksi dan reward kepada anak didik terhadap apa yang dilakukannya. Selain sekolah, orang tua juga berperan dalam pembentukan akhlak anak. Tuntutan berbakti kepada orang tua dapat mempengaruhi kekuatan jiwa anak didik, karena membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang cenderung tidak disukai anak didik.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130289466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Filantropi Islam adalah suatu istilah yang dilabelkan bagi dermawan menyisihkan hartanya baik berbentuk sadaqah, infak, wakaf, dan zakat untuk membantu manusia yang kurang mampu atau membutuhkan dan senada dengan istilah ini adalah fundraising. Fundraising merupakan kegiatan penggumpulan dana dari donatur-donatur untuk tujuan tertentu. Artikel ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang konsep pengelolaan yang digunakan locomotive social trust fund (LSOFT) dalam mengelola dana yang terhimpun dari dermawan-dermawan untuk digunakan membantu biaya pendidikan bagi mahasiswa tahfiz. LSOFT adalah suatu lembaga baru yang didirikan oleh Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang salah satu tujuan menghimpun dana dari berbagai donator baik dari kalangan UIN sendiri maupun dari tokoh di luar kampus UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, para dermawan ini yang disebut dengan Istilah orang tua asuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif analitis. Untuk memperoleh data saya langsung mengobservasi kegiatan kantor LSOFT dan menginterview ketua dan pengurus-pengurus serta mengambil dokumen-dokumen yang berhubungan dengan strategi LSOFT mengelola dana dari para donator atau dermawan. Dari penelitian ini diperoleh hasilnya bahwa LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah suatu lembaga sah dan resmi sebagai lembaga yang berperan untuk menghimpun dana baik berupa sadaqah, zakat, infaq, dan wakaf dari para dermawan atau filantrofis. LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada saat sekarang telah menghimpun dana dari beberapa donatur baik dari internal UIN STS Jambi sendiri maupun ekternal dengan cara melakukan beberapa kegiatan dan sosialisasi. Untuk model pengrekrutan para donatur, LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menggunakan model dengan sebutan orang tua asuh. Dana yang telah terkumpul dari orang tua asuh tersebut, LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kemudian mendistribusikan kepada mahasiwa dalam bentuk beasiswa tahfiz qur’an.
{"title":"Pembiyaan Pendidikan Berbasis Fundraising dan Filantropi Islam: Studi di Locomotif Social Trust Fund (LSOFT) Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi","authors":"Imron Rasyadi, Rina Juliana, Dedi Yuisman","doi":"10.51311/nuris.v9i1.475","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v9i1.475","url":null,"abstract":"Filantropi Islam adalah suatu istilah yang dilabelkan bagi dermawan menyisihkan hartanya baik berbentuk sadaqah, infak, wakaf, dan zakat untuk membantu manusia yang kurang mampu atau membutuhkan dan senada dengan istilah ini adalah fundraising. Fundraising merupakan kegiatan penggumpulan dana dari donatur-donatur untuk tujuan tertentu. Artikel ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang konsep pengelolaan yang digunakan locomotive social trust fund (LSOFT) dalam mengelola dana yang terhimpun dari dermawan-dermawan untuk digunakan membantu biaya pendidikan bagi mahasiswa tahfiz. LSOFT adalah suatu lembaga baru yang didirikan oleh Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang salah satu tujuan menghimpun dana dari berbagai donator baik dari kalangan UIN sendiri maupun dari tokoh di luar kampus UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, para dermawan ini yang disebut dengan Istilah orang tua asuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif analitis. Untuk memperoleh data saya langsung mengobservasi kegiatan kantor LSOFT dan menginterview ketua dan pengurus-pengurus serta mengambil dokumen-dokumen yang berhubungan dengan strategi LSOFT mengelola dana dari para donator atau dermawan. Dari penelitian ini diperoleh hasilnya bahwa LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah suatu lembaga sah dan resmi sebagai lembaga yang berperan untuk menghimpun dana baik berupa sadaqah, zakat, infaq, dan wakaf dari para dermawan atau filantrofis. LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada saat sekarang telah menghimpun dana dari beberapa donatur baik dari internal UIN STS Jambi sendiri maupun ekternal dengan cara melakukan beberapa kegiatan dan sosialisasi. Untuk model pengrekrutan para donatur, LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menggunakan model dengan sebutan orang tua asuh. Dana yang telah terkumpul dari orang tua asuh tersebut, LSOFT UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kemudian mendistribusikan kepada mahasiwa dalam bentuk beasiswa tahfiz qur’an.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128859491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Efforts to deradicalize and counter radicalism based on terrorism have tended only to use an aggressive approach, even though a persuasive dialogical approach is far more significant than using a destructive path. At this point, the study in this article aims to identify in-depth the concepts and techniques offered by NU and Muhammadiyah to families exposed to radicalism. In addition, the analysis in this article also aims to analyze in-depth the strategies carried out by NU and Muhammadiyah based on radicalism in the Lamongan district. The research method used in this article is a descriptive qualitative approach using data collection techniques through in-depth interviews, observation, and documentation. The study results in this article show that, First, NU and Muhammadiyah, in their efforts to prevent radicalism, also apply several approaches, such as persuasive preventive measures mediated by formal educational institutions. Through these institutions, the roles of the two mass organizations intersubjectively convey the impact of the dangers of radicalism in the nation and state. In addition to formal efforts, non-formal and informal approaches are also carried out in preventive actions against the understanding and behavior of radicalism in religion. For example, in the activities of the dhikr assembly, religious lectures, and political activities. Furthermore, in this context, NU and Muhammadiyah, as the largest community organizations in Indonesia, have always been at the forefront of prominent patrons in conveying and warning about the dangers of radicalism, either in the form of brainwashing or in the form of materially beneficial offers. Second, NU and Muhammadiyah, as the largest mass organizations in Indonesia and Lamongan, must be recognized as playing a significant role in deradicalization and counter deradicalism, both of which synergize and join hands in knitting the realization of the theology of rahmatan lil 'alamiin in the terrorism base of Lamongan district. The strategy adopted by NU and Muhammadiyah is a persuasive dialogue with the families of former terrorists who isolate themselves more from the surrounding community. This approach is considered successful in neutralizing the ideologies of radicalism in Lamongan. The Fatayat NU and Nasyiatul Aisyiah institutions are deemed to have played a significant role in realizing this persuasive dialogue with mothers and women from terrorist families.
{"title":"Peaceful Islam Persuasive Dialogue on The Family of Terrorists in the Middle of the Radical Islamic Movement","authors":"Abdul Rohman, Abd. Rahman Ambo' Dalle","doi":"10.51311/nuris.v9i1.389","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v9i1.389","url":null,"abstract":"Efforts to deradicalize and counter radicalism based on terrorism have tended only to use an aggressive approach, even though a persuasive dialogical approach is far more significant than using a destructive path. At this point, the study in this article aims to identify in-depth the concepts and techniques offered by NU and Muhammadiyah to families exposed to radicalism. In addition, the analysis in this article also aims to analyze in-depth the strategies carried out by NU and Muhammadiyah based on radicalism in the Lamongan district. The research method used in this article is a descriptive qualitative approach using data collection techniques through in-depth interviews, observation, and documentation. The study results in this article show that, First, NU and Muhammadiyah, in their efforts to prevent radicalism, also apply several approaches, such as persuasive preventive measures mediated by formal educational institutions. Through these institutions, the roles of the two mass organizations intersubjectively convey the impact of the dangers of radicalism in the nation and state. In addition to formal efforts, non-formal and informal approaches are also carried out in preventive actions against the understanding and behavior of radicalism in religion. For example, in the activities of the dhikr assembly, religious lectures, and political activities. Furthermore, in this context, NU and Muhammadiyah, as the largest community organizations in Indonesia, have always been at the forefront of prominent patrons in conveying and warning about the dangers of radicalism, either in the form of brainwashing or in the form of materially beneficial offers. Second, NU and Muhammadiyah, as the largest mass organizations in Indonesia and Lamongan, must be recognized as playing a significant role in deradicalization and counter deradicalism, both of which synergize and join hands in knitting the realization of the theology of rahmatan lil 'alamiin in the terrorism base of Lamongan district. The strategy adopted by NU and Muhammadiyah is a persuasive dialogue with the families of former terrorists who isolate themselves more from the surrounding community. This approach is considered successful in neutralizing the ideologies of radicalism in Lamongan. The Fatayat NU and Nasyiatul Aisyiah institutions are deemed to have played a significant role in realizing this persuasive dialogue with mothers and women from terrorist families.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"2014 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114683626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia, bahkan dinyatakan secara khusus sebagai hudan, shifa’ dan rahmah bagi orang-orang beriman. Namun terkait konteksnya dengan penyakit dan metode terapinya secara spesifik tidak dijelaskan secara rinci oleh al-Qur’an, sehingga membutuhkan penafsiran dan penjelasan untuk dapat memahaminya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian: 1) Bagaimana tinjauan penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut al-Qur’an alKarim?. 2) Bagaimana al-Qur’an sebagai metode terapi penyakit (shifa’) bagi orang-orang beriman di masa pandemic covid 19?. Jenis penelitiannya adalah kepustakaan (library research), dimana sumber datanya diambil dari kitab-kitab, buku-buku, jurnal-jurnal dan lain sebagaimnya yang terkait dengan ayat-ayat maradh, faktor-faktor yang memperngaruhinya dan ayat-ayat shifa’ beserta ayat-ayat lain yang melingkupinya dengan pendekatan analitik tematik. Kesimpulan penelitian: 1) penyakit menurut al-Qur’an adalah suatu kondisi atau keadaan upnormal pada diri seseorang yang dapat mengganggu dan merusak kesehatan fisik, mental dan spiritualnya (jiwa dan raganya), karena dipengaruhi oleh faktor pola makan, tekanan psikis atau mental spiritual dan pengaruh jin serta syetan (‘ain dan sihir) dan qulub yang meliputi aql, nafs dan ruh adalah sumber utamanya. 2) menurut al-Qur’an, metode terapi penyakit bagi orang-orang beriman adalah: a) dengan bertaubat atau kembali kepada Allah yang mengendalikan qulub (taubatan nasuha dan beramal sholeh). b) mengatur pola makannya yang sehat dan berkualitas (halalan thayyiban) dan menghindarkannya dari semua yang dilarang, termasuk israf. c) Membaca atau mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an (ruqyah).
{"title":"Al-Qur’an Sebagai Metode Terapi Penyakit (Shifa’) di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Khoirul Anam, Aunur Rofiq","doi":"10.51311/nuris.v8i2.383","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v8i2.383","url":null,"abstract":"Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia, bahkan dinyatakan secara khusus sebagai hudan, shifa’ dan rahmah bagi orang-orang beriman. Namun terkait konteksnya dengan penyakit dan metode terapinya secara spesifik tidak dijelaskan secara rinci oleh al-Qur’an, sehingga membutuhkan penafsiran dan penjelasan untuk dapat memahaminya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian: 1) Bagaimana tinjauan penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut al-Qur’an alKarim?. 2) Bagaimana al-Qur’an sebagai metode terapi penyakit (shifa’) bagi orang-orang beriman di masa pandemic covid 19?. Jenis penelitiannya adalah kepustakaan (library research), dimana sumber datanya diambil dari kitab-kitab, buku-buku, jurnal-jurnal dan lain sebagaimnya yang terkait dengan ayat-ayat maradh, faktor-faktor yang memperngaruhinya dan ayat-ayat shifa’ beserta ayat-ayat lain yang melingkupinya dengan pendekatan analitik tematik. Kesimpulan penelitian: 1) penyakit menurut al-Qur’an adalah suatu kondisi atau keadaan upnormal pada diri seseorang yang dapat mengganggu dan merusak kesehatan fisik, mental dan spiritualnya (jiwa dan raganya), karena dipengaruhi oleh faktor pola makan, tekanan psikis atau mental spiritual dan pengaruh jin serta syetan (‘ain dan sihir) dan qulub yang meliputi aql, nafs dan ruh adalah sumber utamanya. 2) menurut al-Qur’an, metode terapi penyakit bagi orang-orang beriman adalah: a) dengan bertaubat atau kembali kepada Allah yang mengendalikan qulub (taubatan nasuha dan beramal sholeh). b) mengatur pola makannya yang sehat dan berkualitas (halalan thayyiban) dan menghindarkannya dari semua yang dilarang, termasuk israf. c) Membaca atau mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an (ruqyah).","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"57 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133156379","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The polemic about Covid-19 pandemic is indeed quite complicated, especially when it is accompanied by the rise of hoax news on various social media pages. The vaccination program promoted by the government initially encountered problems, some religious leaders refused to implement the vaccine because the raw material used came from pig trypsin. This condition makes it difficult for the government to cope with the COVID-19 pandemic. This study uses an empirical juridical approach by knowing the response of the people of the city of Malang in responding to the Covid-19 vaccination and analyzed with a maqashid sharia approach. The results showed that at first the people of Malang City were not enthusiastic about implementing the vaccine because it was influenced by information that developed on social media. However, in the end they were willing to be vaccinated after knowing the truth of the news and the importance of the covid-19 vaccination. The government's efforts to promote Covid-19 vaccination are in line with the maqashid sharia concept in the form of hifz al-nafs. More than that, religion by prioritizing the safety of the soul is a manifestation of moderation.
{"title":"Covid-19 Vaccination in Malang City as an Implementation of Religious Moderation from the Perspective of Islamic Law","authors":"M. Azmi","doi":"10.51311/nuris.v8i2.381","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v8i2.381","url":null,"abstract":"The polemic about Covid-19 pandemic is indeed quite complicated, especially when it is accompanied by the rise of hoax news on various social media pages. The vaccination program promoted by the government initially encountered problems, some religious leaders refused to implement the vaccine because the raw material used came from pig trypsin. This condition makes it difficult for the government to cope with the COVID-19 pandemic. This study uses an empirical juridical approach by knowing the response of the people of the city of Malang in responding to the Covid-19 vaccination and analyzed with a maqashid sharia approach. The results showed that at first the people of Malang City were not enthusiastic about implementing the vaccine because it was influenced by information that developed on social media. However, in the end they were willing to be vaccinated after knowing the truth of the news and the importance of the covid-19 vaccination. The government's efforts to promote Covid-19 vaccination are in line with the maqashid sharia concept in the form of hifz al-nafs. More than that, religion by prioritizing the safety of the soul is a manifestation of moderation.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125433473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kebhinekaan agama dan budaya ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi merupakan sebuah kekayaan dan menjadi kekuatan dan peluang. namun di sisi lain juga dapat menjadi pemicu konflik dan perpecahan jika tidak di kelola dengan baik. Kasus Poso, Sampit dan Tolikara merupakan sebagian exsemplar contoh bagaimana keragaman agama dan budaya yang tidak termenej dengan baik. di titik inilah peran agama sebagai basis perubahan sosial menempati peran vital untuk dijadikan sebagai katalisator perdamaian di dunia. melalui doktrin-doktrin peace education yang menjadi inti ajaran semua agama diaharapkan eksistensi agama mampu menjadi alat penyulam kebhinekaan agama dan budaya di indonesia. Oleh karena itu, studi dalam tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potret masyarakat multikultural di malang dalam menyikapi keragaman agama dan budaya. Selain itu artikel ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kognisi para guru PAI dalam melihat pentingnya teologi pedagogi damai di tengah keragaman agama dan budaya di Kabupaten Malang. pada waktu yang bersamaan artikel ini juga bertujuan untuk menganalisis media pembelajaran apa sajakah yang digunakan oleh guru PAI dalam menyemai teologi pedagogi damai di tengah keragaman agama dan budaya di Kabupaten Malang.
{"title":"Agama dan Perubahan Sosial di Basis Multikulturalisme: Sebuah Upaya Menyemai Teologi Pedagogi Damai di Tengah Keragaman Agama dan Budaya di Kabupaten Malang","authors":"S. Arifin, Moh Anas Kholis, Nada Oktavia","doi":"10.51311/nuris.v8i2.372","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v8i2.372","url":null,"abstract":"Kebhinekaan agama dan budaya ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi merupakan sebuah kekayaan dan menjadi kekuatan dan peluang. namun di sisi lain juga dapat menjadi pemicu konflik dan perpecahan jika tidak di kelola dengan baik. Kasus Poso, Sampit dan Tolikara merupakan sebagian exsemplar contoh bagaimana keragaman agama dan budaya yang tidak termenej dengan baik. di titik inilah peran agama sebagai basis perubahan sosial menempati peran vital untuk dijadikan sebagai katalisator perdamaian di dunia. melalui doktrin-doktrin peace education yang menjadi inti ajaran semua agama diaharapkan eksistensi agama mampu menjadi alat penyulam kebhinekaan agama dan budaya di indonesia. \u0000Oleh karena itu, studi dalam tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potret masyarakat multikultural di malang dalam menyikapi keragaman agama dan budaya. Selain itu artikel ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kognisi para guru PAI dalam melihat pentingnya teologi pedagogi damai di tengah keragaman agama dan budaya di Kabupaten Malang. pada waktu yang bersamaan artikel ini juga bertujuan untuk menganalisis media pembelajaran apa sajakah yang digunakan oleh guru PAI dalam menyemai teologi pedagogi damai di tengah keragaman agama dan budaya di Kabupaten Malang.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122478017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
الغرض من هذا البحث هو فهم صراع التعبيرات المرئية لـريا ريكيس مع تصورات مستخدمي الإنترنت للأخلاق فيما يتعلق بالصور ومقاطع الفيديو الخاصة بـريا ريكيس في الفضاء الإلكتروني ، وفهم الهوية الجنسية التي يتم إنشاؤها وفرضها من قبل مستخدمي الإنترنت في الفضاء الإلكتروني على ريا ريكيس وتحليل ريا ريكيس التقوى الشعبية التي تصف التحول الرمزي في استخدام وسائل التواصل الاجتماعي والحجاب وأسلوب حياة الشابات المسلمات المعاصرات مقارنة بالأجيال السابقة. الطريقة المستخدمة في هذه الدراسة هي تحليل الاستقبال الذي قدمه ستيوارت هول لفهم صراع منتجات ريا ريكيس الثقافية الشعبية وفهم مستخدمي الإنترنت (الجمهور) في فهم النصوص والمرئيات الإعلامية. نتائج هذه الدراسة هي أن ريا ريكيس بصفتها امرأة مسلمة من جيل الألفية تواجه الانضباط المهيمن للهوية التي تعني كيف يجب أن يتصرف المسلمون بحشمة وسيطرة على الجسم وهو الأمر الذي أكده مستخدمو الإنترنت كثيرًا. ومع ذلك ، فهو يظهر وجوده من خلال وضع نفسه كمسلم متدين من جيل الألفية يلتزم بارتداء الحجاب والمشاركة في نشر رسالة الإسلام ، ومن ناحية أخرى لا يزال يحافظ على هويته وشخصيته الألفي المبهجة والمثيرة والشاملة. من الإثارة كبرنامج يوتوبي وسليبجرام. وهذا يؤكد موقفه بأنه يمكن أن يصبح مسلمًا تقيًا وفي نفس الوقت لا يمنعه من أن يصبح مسلمًا من جيل الألفية الذي يفضله الكثيرون في الصناعة الإبداعية لمواقع التواصل الاجتماعي.
{"title":"فحص نقاش مستخدمي الإنترنت حول وجود ريا ريكيس في عالم الإنترنت","authors":"Nurul Hikmah, Dzikrul Hakim Tafuzi Muiz","doi":"10.51311/nuris.v8i2.371","DOIUrl":"https://doi.org/10.51311/nuris.v8i2.371","url":null,"abstract":"الغرض من هذا البحث هو فهم صراع التعبيرات المرئية لـريا ريكيس مع تصورات مستخدمي الإنترنت للأخلاق فيما يتعلق بالصور ومقاطع الفيديو الخاصة بـريا ريكيس في الفضاء الإلكتروني ، وفهم الهوية الجنسية التي يتم إنشاؤها وفرضها من قبل مستخدمي الإنترنت في الفضاء الإلكتروني على ريا ريكيس وتحليل ريا ريكيس التقوى الشعبية التي تصف التحول الرمزي في استخدام وسائل التواصل الاجتماعي والحجاب وأسلوب حياة الشابات المسلمات المعاصرات مقارنة بالأجيال السابقة. الطريقة المستخدمة في هذه الدراسة هي تحليل الاستقبال الذي قدمه ستيوارت هول لفهم صراع منتجات ريا ريكيس الثقافية الشعبية وفهم مستخدمي الإنترنت (الجمهور) في فهم النصوص والمرئيات الإعلامية. نتائج هذه الدراسة هي أن ريا ريكيس بصفتها امرأة مسلمة من جيل الألفية تواجه الانضباط المهيمن للهوية التي تعني كيف يجب أن يتصرف المسلمون بحشمة وسيطرة على الجسم وهو الأمر الذي أكده مستخدمو الإنترنت كثيرًا. ومع ذلك ، فهو يظهر وجوده من خلال وضع نفسه كمسلم متدين من جيل الألفية يلتزم بارتداء الحجاب والمشاركة في نشر رسالة الإسلام ، ومن ناحية أخرى لا يزال يحافظ على هويته وشخصيته الألفي المبهجة والمثيرة والشاملة. من الإثارة كبرنامج يوتوبي وسليبجرام. وهذا يؤكد موقفه بأنه يمكن أن يصبح مسلمًا تقيًا وفي نفس الوقت لا يمنعه من أن يصبح مسلمًا من جيل الألفية الذي يفضله الكثيرون في الصناعة الإبداعية لمواقع التواصل الاجتماعي.","PeriodicalId":422118,"journal":{"name":"NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125899319","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}