Pub Date : 2021-08-10DOI: 10.24815/S-JPU.V4I2.22112
Muhammad Arif Rizqi
Keluarga merupakan sebuah lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang. Dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi, dibutuhkan sebuah kesiapan mental dan keterampilan dalam pengasuhan. Keluarga yang rapuh dan tidak siap dengan tantangan tersebut akan mengalami guncangan dan disfungsi yang berujung pada stres pengasuhan. Pelatihan parenting berbasis spiritual hadir sebagai sebuah solusi untuk mengurangi stres pengasuhan pada orang tua. Desain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen. Data dianalisa dengan uji Wilcoxon Test. Hasil analisa menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,043 (p 0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada skor stres pengasuhan peserta pelatihan sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Hasil wawancara setelah pelatihan juga menunjukkan hal yang sejalan. Hal tersebut berarti pelatihan parenting berbasis spiritual secara signifikan mampu menurunkan stres pengasuhan pada peserta pelatihan.
{"title":"PELATIHAN PARENTING BERBASIS SPIRITUAL UNTUK MENGURANGI STRES PENGASUHAN","authors":"Muhammad Arif Rizqi","doi":"10.24815/S-JPU.V4I2.22112","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I2.22112","url":null,"abstract":"Keluarga merupakan sebuah lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang. Dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi, dibutuhkan sebuah kesiapan mental dan keterampilan dalam pengasuhan. Keluarga yang rapuh dan tidak siap dengan tantangan tersebut akan mengalami guncangan dan disfungsi yang berujung pada stres pengasuhan. Pelatihan parenting berbasis spiritual hadir sebagai sebuah solusi untuk mengurangi stres pengasuhan pada orang tua. Desain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen. Data dianalisa dengan uji Wilcoxon Test. Hasil analisa menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,043 (p 0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan pada skor stres pengasuhan peserta pelatihan sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Hasil wawancara setelah pelatihan juga menunjukkan hal yang sejalan. Hal tersebut berarti pelatihan parenting berbasis spiritual secara signifikan mampu menurunkan stres pengasuhan pada peserta pelatihan.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117221649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-10DOI: 10.24815/S-JPU.V4I2.22108
Y. Astuti, Haiyun Nisa, Kartika Sari, Intan Dewi Kumala
Prokrastinasi akademik merupakan permasalahan yang umumnya dialami oleh para pelajar, tidak terkecuali mahasiswa. Prokrastinasi Akademik adalah kecenderungan untuk menunda atau penghindaran penuh terhadap suatu tugas akademik oleh individu secara sadar. Perilaku ini tidak hanya memengaruhi nilai, tetapi juga kinerja akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis komparatif. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas S berjumlah 336 mahasiswa (168 laki-laki dan 168 perempuan). Pengumpulan data menggunakan skala Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil analisis data menggunakan Mann Whitney U test dengan nilai signifikansi (p)=0,110 (p0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa. Tidak adanya perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dipengaruhi oleh adanya tuntutan untuk belajar secara mandiri pada laki-laki dan perempuan. Faktor lain tidak adanya perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa karena dipengaruhi oleh dinamika perkembangan individu yang meliputi perkembangan fisik, psikologis dan peran sosial.
{"title":"PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA","authors":"Y. Astuti, Haiyun Nisa, Kartika Sari, Intan Dewi Kumala","doi":"10.24815/S-JPU.V4I2.22108","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I2.22108","url":null,"abstract":"Prokrastinasi akademik merupakan permasalahan yang umumnya dialami oleh para pelajar, tidak terkecuali mahasiswa. Prokrastinasi Akademik adalah kecenderungan untuk menunda atau penghindaran penuh terhadap suatu tugas akademik oleh individu secara sadar. Perilaku ini tidak hanya memengaruhi nilai, tetapi juga kinerja akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis komparatif. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas S berjumlah 336 mahasiswa (168 laki-laki dan 168 perempuan). Pengumpulan data menggunakan skala Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil analisis data menggunakan Mann Whitney U test dengan nilai signifikansi (p)=0,110 (p0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan prokrastinasi akademik ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa. Tidak adanya perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dipengaruhi oleh adanya tuntutan untuk belajar secara mandiri pada laki-laki dan perempuan. Faktor lain tidak adanya perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa karena dipengaruhi oleh dinamika perkembangan individu yang meliputi perkembangan fisik, psikologis dan peran sosial.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115503394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-01DOI: 10.24815/S-JPU.V4I2.22825
Asfahani Kurnia, M. Z. Permana, Rachmat Taufiq
Pernikahan merupakan suatu perjanjian yang sakral antara dua orang untuk hidupbersama secara sah, maka diperlukan kepuasan dalam pernikahan agar pernikahandapat bertahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambarankepuasan pernikahan wanita yang menikah melalui taaruf. Metode yang digunakandalam penelitian adalah kualitatif, dengan teknik analisa fenomenologi. Partisipandipilih dengan snowballing sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancaramendalam terhadap dua orang wanita yang menikah dengan cara taaruf, berdomisiliJawa Barat, dan usia pernikahan antara 1 hingga 5 tahun. Data penelitian berupatranskrip yang dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysisuntuk mendapatkan penghayatan terkait kepuasan pernikahannya. Hasilnyaditemukan tiga tema dalam pengungkapan pengalaman kepuasan pernikahan wanitayang menikah melalui taaruf, yaitu kepuasan pernikahan, afeksi dan konflik. Terlihatbahwa wanita yang menikah melalui taaruf telah mencapai kepuasan pernikahannya,banyak sumber dan bentuk kepuasan yang dirasakan, juga masalah yang timbul,namun semua dilalui dengan sabar, syukur, dan menyerahkan semuanya pada AllahSWT. Maka dalam hal ini dapat diketahui pula yang paling menonjol dalam kepuasanpernikahan adalah aspek religiusitas, karena wanita yang menikah dengan carataaruf lebih fokus pada pengalaman pernikahan yang disyukuri, semuanyamengutamakan sabar, syukur, serta rida Allah dalam perjalanan pernikahannya.
{"title":"PENGALAMAN KEPUASAN PERNIKAHAN WANITA YANG MENIKAH DENGAN CARA TAARUF","authors":"Asfahani Kurnia, M. Z. Permana, Rachmat Taufiq","doi":"10.24815/S-JPU.V4I2.22825","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I2.22825","url":null,"abstract":"Pernikahan merupakan suatu perjanjian yang sakral antara dua orang untuk hidupbersama secara sah, maka diperlukan kepuasan dalam pernikahan agar pernikahandapat bertahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambarankepuasan pernikahan wanita yang menikah melalui taaruf. Metode yang digunakandalam penelitian adalah kualitatif, dengan teknik analisa fenomenologi. Partisipandipilih dengan snowballing sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancaramendalam terhadap dua orang wanita yang menikah dengan cara taaruf, berdomisiliJawa Barat, dan usia pernikahan antara 1 hingga 5 tahun. Data penelitian berupatranskrip yang dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysisuntuk mendapatkan penghayatan terkait kepuasan pernikahannya. Hasilnyaditemukan tiga tema dalam pengungkapan pengalaman kepuasan pernikahan wanitayang menikah melalui taaruf, yaitu kepuasan pernikahan, afeksi dan konflik. Terlihatbahwa wanita yang menikah melalui taaruf telah mencapai kepuasan pernikahannya,banyak sumber dan bentuk kepuasan yang dirasakan, juga masalah yang timbul,namun semua dilalui dengan sabar, syukur, dan menyerahkan semuanya pada AllahSWT. Maka dalam hal ini dapat diketahui pula yang paling menonjol dalam kepuasanpernikahan adalah aspek religiusitas, karena wanita yang menikah dengan carataaruf lebih fokus pada pengalaman pernikahan yang disyukuri, semuanyamengutamakan sabar, syukur, serta rida Allah dalam perjalanan pernikahannya.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114603318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kecemasan berbicara di depan umum dapat menjadi salah satu hambatan bagi individu dalam menjalankan aktivitas akademis terutama berkaitan dengan pengembangan diri mahasiswa dalam proses pembelajaran. Relaksasi otot merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Unsyiah. Sebanyak 27 mahasiswa dipilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik systematic random sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok, terdiri dari 12 subjek untuk kelompok eksperimen dan 15 subjek untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan bentuk Non-Equivalent Control Group Design. Alat ukur yang digunakan pada penelitian adalah Personal Report of Public Speaking Anxiety (PRPSA). Hasil analisis Mann-Whitney menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian perlakuan relaksasi otot untuk menurunkan kecemasan berbicaran di depan umum. Hal ini dikarenakan relaksasi otot yang dilakukan secara paralel dapat memunculkan distraksi dan juga ketidakfamiliaran teknik relaksasi otot pada subjek penelitian.
{"title":"PENGARUH RELAKSASI OTOT TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA","authors":"dea rizkiana aprilia mukhran, Syarifah Faradina, Kartika Sari, Afriani Afriani, Zaujatul - Amna","doi":"10.24815/S-JPU.V4I2.22703","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I2.22703","url":null,"abstract":"Kecemasan berbicara di depan umum dapat menjadi salah satu hambatan bagi individu dalam menjalankan aktivitas akademis terutama berkaitan dengan pengembangan diri mahasiswa dalam proses pembelajaran. Relaksasi otot merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Unsyiah. Sebanyak 27 mahasiswa dipilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik systematic random sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok, terdiri dari 12 subjek untuk kelompok eksperimen dan 15 subjek untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan bentuk Non-Equivalent Control Group Design. Alat ukur yang digunakan pada penelitian adalah Personal Report of Public Speaking Anxiety (PRPSA). Hasil analisis Mann-Whitney menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian perlakuan relaksasi otot untuk menurunkan kecemasan berbicaran di depan umum. Hal ini dikarenakan relaksasi otot yang dilakukan secara paralel dapat memunculkan distraksi dan juga ketidakfamiliaran teknik relaksasi otot pada subjek penelitian.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124690420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-01DOI: 10.24815/S-JPU.V4I2.22943
Miftahul Jannah, Eka Dian Aprilia, Intan Dewi Kumala, Khatijatusshalihah Khatijatusshalihah
Ketangguhan akademik merupakan ketahanan individu dalam merespon kesulitan akademik dengan menunjukkan adanya kemauan untuk terlibat dalam tugas dan proses pembelajaran, komitmen terhadap tugas dan proses pembelajaran yang berlangsung, serta memiliki kendali atas proses yang terjadi. Selain itu, individu dengan ketahanan akademik juga akan melihat tantangan sebagai peluang untuk mengembangkan potensi diri.Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketangguhan akademik pada mahasiswa bidikmisi di USK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan sampel mahasiswa penerima bidikmisi di universitas syiah kuala sejumlah 317 orang. Ketangguhan akademik menggunakan skala Revised Academic Hardiness Scale (RAHS). Analisis data menggunakan crosstab dan teknik chi-square. Secara keseluruhan gambaran ketangguhan akademikmahasiswa penerima bidikmisi dalam penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi berada pada tingkat tinggi (14.8%), tingkat sedang (71.0%) dan tingkat rendah (14.2%). Analisa dimensi ketangguhan akademikmemperlihatkan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi USK memiliki tingkat komitmen yang tinggi dengan persentase (14.8%), pada tingkat sedang dengan persentase (68.1%) dan pada tingkat rendah dengan persentase (12.6%). Hasil tingkatan ketangguhan akademikmenunjukkan bahwa ketangguhan akademik pada mahasiswa penerima bidikmisi di USK berada pada kategori sedang.
{"title":"KETANGGUHAN AKADEMIK PADA MAHASISWA PENERIMA BIDIKMISI","authors":"Miftahul Jannah, Eka Dian Aprilia, Intan Dewi Kumala, Khatijatusshalihah Khatijatusshalihah","doi":"10.24815/S-JPU.V4I2.22943","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I2.22943","url":null,"abstract":"Ketangguhan akademik merupakan ketahanan individu dalam merespon kesulitan akademik dengan menunjukkan adanya kemauan untuk terlibat dalam tugas dan proses pembelajaran, komitmen terhadap tugas dan proses pembelajaran yang berlangsung, serta memiliki kendali atas proses yang terjadi. Selain itu, individu dengan ketahanan akademik juga akan melihat tantangan sebagai peluang untuk mengembangkan potensi diri.Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketangguhan akademik pada mahasiswa bidikmisi di USK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan sampel mahasiswa penerima bidikmisi di universitas syiah kuala sejumlah 317 orang. Ketangguhan akademik menggunakan skala Revised Academic Hardiness Scale (RAHS). Analisis data menggunakan crosstab dan teknik chi-square. Secara keseluruhan gambaran ketangguhan akademikmahasiswa penerima bidikmisi dalam penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi berada pada tingkat tinggi (14.8%), tingkat sedang (71.0%) dan tingkat rendah (14.2%). Analisa dimensi ketangguhan akademikmemperlihatkan bahwa mahasiswa penerima bidikmisi USK memiliki tingkat komitmen yang tinggi dengan persentase (14.8%), pada tingkat sedang dengan persentase (68.1%) dan pada tingkat rendah dengan persentase (12.6%). Hasil tingkatan ketangguhan akademikmenunjukkan bahwa ketangguhan akademik pada mahasiswa penerima bidikmisi di USK berada pada kategori sedang.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123239399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-07DOI: 10.24815/s-jpu.v2i1.10549
Sarah Halimah Wibowo, C. Kemala
Anak-anak dengan intellectual disability (ID) mengalami keterbatasan pada kemampuan berpakaian. Penguasaan kemampuan berpakaian penting untuk dimiliki oleh anak-anak dengan ID karena kemampuan tersebut menunjang kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpakaian mencakup beberapa kemampuan, salah satunya kemampuan mengikat tali sepatu. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas penerapan teknik backward chaining untuk meningkatkan kemampuan mengikat tali sepatu pada anak intellectual disability (ID) tingkat moderate. Penelitian ini menggunakan metode single-subject ABA design dengan satu orang partisipan yang memiliki kondisi ID tingkat moderate. Penelitan menggunakan teknik backward chaining dan mengajarkan kepada partisipan 8 langkah (chain of behavior) dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu. Penelitian juga menggunakan prompt dalam bentuk verbal, fisik, gestur dan modelling, serta penayangan video sebelum percobaan dimulai. Penelitian dilaksanakan dalam 8 sesi dengan 60 kali percobaan selama 10 hari. Setelah sesi berakhir, partisipan mampu menguasai seluruh langkah dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu secara mandiri. Kemampuan tersebut bertahan hingga 1 bulan setelah sesi berakhir.
{"title":"PENERAPAN TEKNIK BACKWARD CHAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIKAT TALI SEPATU ANAK INTELLECTUAL DISABILITY TINGKAT MODERATE","authors":"Sarah Halimah Wibowo, C. Kemala","doi":"10.24815/s-jpu.v2i1.10549","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v2i1.10549","url":null,"abstract":"Anak-anak dengan intellectual disability (ID) mengalami keterbatasan pada kemampuan berpakaian. Penguasaan kemampuan berpakaian penting untuk dimiliki oleh anak-anak dengan ID karena kemampuan tersebut menunjang kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpakaian mencakup beberapa kemampuan, salah satunya kemampuan mengikat tali sepatu. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efektivitas penerapan teknik backward chaining untuk meningkatkan kemampuan mengikat tali sepatu pada anak intellectual disability (ID) tingkat moderate. Penelitian ini menggunakan metode single-subject ABA design dengan satu orang partisipan yang memiliki kondisi ID tingkat moderate. Penelitan menggunakan teknik backward chaining dan mengajarkan kepada partisipan 8 langkah (chain of behavior) dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu. Penelitian juga menggunakan prompt dalam bentuk verbal, fisik, gestur dan modelling, serta penayangan video sebelum percobaan dimulai. Penelitian dilaksanakan dalam 8 sesi dengan 60 kali percobaan selama 10 hari. Setelah sesi berakhir, partisipan mampu menguasai seluruh langkah dalam rangkaian kemampuan mengikat tali sepatu secara mandiri. Kemampuan tersebut bertahan hingga 1 bulan setelah sesi berakhir.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117032640","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-07DOI: 10.24815/s-jpu.v3i1.15171
Icha Herawati
Kebersyukuran merupakan aspek psikologi positif yang penting ada bagi meningkatkan kebahagian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbadaan antara kebersyukuran Ibu yang bekerja dan Ibu rumah tangga. Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan satu alat ukur yaitu Skala Kebersyukuran. Penelitian ini dilakukan pada istri yang berjumlah 135 orang yang terdiri dari 75 orang Ibu yang Bekerja dan 60 orang Ibu Rumah Tangga (IRT). Ibu bekerja dan ibu rumah tangga memiliki tingkat kebersyukuran sama-sama berada pada tingkat kebersyukuran sedang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kebersyukuran antara ibu yang bekerja dan ibu rumah tangga dengan nilai signifikansi 0.736 (p 0,05) artinya Ibu Rumah Tangga dan Ibu bekerja sama-sama memiliki rasa Kebersyukuran yang dominan berada pada tahap sedang.
{"title":"Perbedaan Kebersyukuran antara Ibu yang Bekerja dan Ibu Rumah Tangga","authors":"Icha Herawati","doi":"10.24815/s-jpu.v3i1.15171","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v3i1.15171","url":null,"abstract":"Kebersyukuran merupakan aspek psikologi positif yang penting ada bagi meningkatkan kebahagian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbadaan antara kebersyukuran Ibu yang bekerja dan Ibu rumah tangga. Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan satu alat ukur yaitu Skala Kebersyukuran. Penelitian ini dilakukan pada istri yang berjumlah 135 orang yang terdiri dari 75 orang Ibu yang Bekerja dan 60 orang Ibu Rumah Tangga (IRT). Ibu bekerja dan ibu rumah tangga memiliki tingkat kebersyukuran sama-sama berada pada tingkat kebersyukuran sedang. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kebersyukuran antara ibu yang bekerja dan ibu rumah tangga dengan nilai signifikansi 0.736 (p 0,05) artinya Ibu Rumah Tangga dan Ibu bekerja sama-sama memiliki rasa Kebersyukuran yang dominan berada pada tahap sedang.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"2013 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128007343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-07DOI: 10.24815/S-JPU.V2I2.13360
Yuliana Anggreany
Kecemasan terhadap ulangan Matematika merupakan keadaan emosional yang tidak menyenangkan dan menimbulkan pengalaman somatik, kognitif, dan tingkah laku yang kuat, yang timbul ketika ulangan Matematika. Penelitian ini dilakukan untuk menurunkan kecemasan anak kelas 6 SD terhadap ulangan Matematika dengan menggunakan Cognitive Behavior Therapy. Penelitian dilakukan terhadap dua anak kelas 6 SD yang berusia 11 tahun dari satu sekolah swasta dengan akreditasi A di Jakarta. Peneliti menggunakan Alat Ukur Kecemasan terhadap Ulangan Matematika sebelum dan sesudah pemberian terapi untuk mengukur tingkat kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika. Setelah Cognitive Behavior Therapy diberikan, partisipan mampu menyadari proses timbulnya kecemasan dan mampu menggunakan teknik-teknik yang sudah dipelajari untuk menurunkan kecemasan terhadap ulangan Matematika. Cognitive Behavior Therapy diketahui dalam penelitian, terlihat efektif menurunkan kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika ditandai dengan adanya penurunan skor kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika yang diberikan setelah sesi terapi, selain itu efek terapi juga terlihat dari meningkatnya hasil ulangan Matematika partisipan di sekolah.
{"title":"COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN ANAK KELAS 6 SD TERHADAP ULANGAN MATEMATIKA","authors":"Yuliana Anggreany","doi":"10.24815/S-JPU.V2I2.13360","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V2I2.13360","url":null,"abstract":"Kecemasan terhadap ulangan Matematika merupakan keadaan emosional yang tidak menyenangkan dan menimbulkan pengalaman somatik, kognitif, dan tingkah laku yang kuat, yang timbul ketika ulangan Matematika. Penelitian ini dilakukan untuk menurunkan kecemasan anak kelas 6 SD terhadap ulangan Matematika dengan menggunakan Cognitive Behavior Therapy. Penelitian dilakukan terhadap dua anak kelas 6 SD yang berusia 11 tahun dari satu sekolah swasta dengan akreditasi A di Jakarta. Peneliti menggunakan Alat Ukur Kecemasan terhadap Ulangan Matematika sebelum dan sesudah pemberian terapi untuk mengukur tingkat kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika. Setelah Cognitive Behavior Therapy diberikan, partisipan mampu menyadari proses timbulnya kecemasan dan mampu menggunakan teknik-teknik yang sudah dipelajari untuk menurunkan kecemasan terhadap ulangan Matematika. Cognitive Behavior Therapy diketahui dalam penelitian, terlihat efektif menurunkan kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika ditandai dengan adanya penurunan skor kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika yang diberikan setelah sesi terapi, selain itu efek terapi juga terlihat dari meningkatnya hasil ulangan Matematika partisipan di sekolah.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129814302","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-27DOI: 10.24815/S-JPU.V4I1.19719
Tania Muthia, Olivia Hadiwirawan
Peran ganda perempuan seringkali dikaitkan dengan pembahasan mengenai istriyang menjadi ibu rumah tangga dan pekerja. Kedua peran tersebut mewakili konseplingkungan dalam skema peran ganda, yakni peran domestik dan publik. Perempuanyang memiliki peran ganda dalam penelitian ini adalah istri tentara. Bergabung denganorganisasi yang disebut Persit (Persatuan Istri Tentara) menjadi hal yang wajib bagipara istri tentara. Istri tentara perlu menghadiri rapat bulanan, memberdayakananggota Persit yang lain, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Penelitian inibertujuan untuk mengeksplorasi peran pada istri tentara yang bekerja dalam skemaperan ganda. Data kualitatif dikumpulkan menggunakan wawancara semi-terstrukturdengan tiga anggota Persit yang juga bekerja sebagai pegawai negeri, guru, danpendeta. Analisis tematik digunakan untuk menganalisa data. Penelitian inimenemukan tiga tema utama: Rumah Ranah Istri, Pemain ke-12, dan Jaminan MasaDepan. Secara singkat, keluarga dan menjadi pendukung bagi suami adalah hal yangpaling penting. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa istri tentara memiliki dua perandomestik, yakni peran ibu rumah tangga dan peran Persit. Hasil penelitian ini dapatmenjadi bahan refleksi bagi istri tentara untuk menyadari peran ganda serta peranpaling sentral yang dimiliki. Hal ini dapat membantu istri tentara dalam pengelolaanperan ganda.
{"title":"PENCARIAN POSISI PERAN ANGGOTA PERSIT: PENELITIAN TENTANG ISTRI TNI YANG BEKERJA","authors":"Tania Muthia, Olivia Hadiwirawan","doi":"10.24815/S-JPU.V4I1.19719","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I1.19719","url":null,"abstract":"Peran ganda perempuan seringkali dikaitkan dengan pembahasan mengenai istriyang menjadi ibu rumah tangga dan pekerja. Kedua peran tersebut mewakili konseplingkungan dalam skema peran ganda, yakni peran domestik dan publik. Perempuanyang memiliki peran ganda dalam penelitian ini adalah istri tentara. Bergabung denganorganisasi yang disebut Persit (Persatuan Istri Tentara) menjadi hal yang wajib bagipara istri tentara. Istri tentara perlu menghadiri rapat bulanan, memberdayakananggota Persit yang lain, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Penelitian inibertujuan untuk mengeksplorasi peran pada istri tentara yang bekerja dalam skemaperan ganda. Data kualitatif dikumpulkan menggunakan wawancara semi-terstrukturdengan tiga anggota Persit yang juga bekerja sebagai pegawai negeri, guru, danpendeta. Analisis tematik digunakan untuk menganalisa data. Penelitian inimenemukan tiga tema utama: Rumah Ranah Istri, Pemain ke-12, dan Jaminan MasaDepan. Secara singkat, keluarga dan menjadi pendukung bagi suami adalah hal yangpaling penting. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa istri tentara memiliki dua perandomestik, yakni peran ibu rumah tangga dan peran Persit. Hasil penelitian ini dapatmenjadi bahan refleksi bagi istri tentara untuk menyadari peran ganda serta peranpaling sentral yang dimiliki. Hal ini dapat membantu istri tentara dalam pengelolaanperan ganda.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133142124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-01DOI: 10.24815/S-JPU.V3I2.17552
Rangga Alam Purnama, Marina Sulastiana, Anissa Lestari Kadiyono
Perusahaan jasa transportasi udara adalah perusahaan dengan bidang bisnis yang belum umum, dimana perlu mencari karyawan dengan keterampilan khusus di bidang terkait. Kemungkinan untuk mendapatkan karyawan dengan latar belakang dan pengalaman kerja yang sesuai pun akan terbatas. Oleh karenanya, perusahaan perlu mengembangkan cara agar karyawan dapat belajar guna memenuhi tuntutan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum, gambaran profil, dan melihat perbandingan organizational learning climate dengan demografis responden. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta uji beda menggunakan The Dimensions of Learning Organization Questionnaire (DLOQ) yang diadaptasi ke Bahasa Indonesia dan wawancara kepada beberapa karyawan. Data dikumpulkan dari 73 karyawan yang bekerja di perusahaan jasa penerbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden mempersepsikan organizational learning climate secara positif. Hasil lain menunjukkan terdapat perbedaan nilai dalam hal lama bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki persepsi positif terhadap upaya yang telah dilakukan perusahaan dalam menyediakan pembelajaran terkait jasa transportasi udara. Namun, persepsi ini dapat berubah seiring dengan lamanya karyawan bekerja di dalam perusahaan.
{"title":"ORGANIZATIONAL LEARNING CLIMATE PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI UDARA","authors":"Rangga Alam Purnama, Marina Sulastiana, Anissa Lestari Kadiyono","doi":"10.24815/S-JPU.V3I2.17552","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V3I2.17552","url":null,"abstract":"Perusahaan jasa transportasi udara adalah perusahaan dengan bidang bisnis yang belum umum, dimana perlu mencari karyawan dengan keterampilan khusus di bidang terkait. Kemungkinan untuk mendapatkan karyawan dengan latar belakang dan pengalaman kerja yang sesuai pun akan terbatas. Oleh karenanya, perusahaan perlu mengembangkan cara agar karyawan dapat belajar guna memenuhi tuntutan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum, gambaran profil, dan melihat perbandingan organizational learning climate dengan demografis responden. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta uji beda menggunakan The Dimensions of Learning Organization Questionnaire (DLOQ) yang diadaptasi ke Bahasa Indonesia dan wawancara kepada beberapa karyawan. Data dikumpulkan dari 73 karyawan yang bekerja di perusahaan jasa penerbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden mempersepsikan organizational learning climate secara positif. Hasil lain menunjukkan terdapat perbedaan nilai dalam hal lama bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki persepsi positif terhadap upaya yang telah dilakukan perusahaan dalam menyediakan pembelajaran terkait jasa transportasi udara. Namun, persepsi ini dapat berubah seiring dengan lamanya karyawan bekerja di dalam perusahaan.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"400 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133818152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}