Pencapaian prestasi dalam bidang akademik tidak hanya memberikan kepuasan dan meningkatnya rasa percaya diri bagi mahasiswa, namun pencapaian tersebut juga dapat memunculkan perasaan tidak layak akan keberhasilan, kondisi ini disebut dengan impostor phenomenon. Fenomena impostor dapat menimbulkan kecemasan, stress dan bahkan depresi jika terus menerus terjadi. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan resiliensi agar mampu menyelesaikan masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan impostor phenomenon pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 297 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan convenience sampling, data penelitian dikumpulkan menggunakan Clance Impostor Phenomenon Scale dan Brief Resilience Scale. Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan nilai koefisien korelasi r=-0.249 dengan nilai signifikansi p=0.000 (p0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara resiliensi dengan impostor phenomenon pada mahasiswa, artinya semakin tinggi kemampuan resiliensi maka semakin rendah impostor phenomenon dan sebaliknya.
{"title":"Menyoal Kaitan Impostor Phenomenon dan Resiliensi Pada Mahasiswa","authors":"Zakiratul Ula, Marty Mawarpury, Kartika Sari, Maya Khairani","doi":"10.24815/s-jpu.v6i2.33526","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i2.33526","url":null,"abstract":"Pencapaian prestasi dalam bidang akademik tidak hanya memberikan kepuasan dan meningkatnya rasa percaya diri bagi mahasiswa, namun pencapaian tersebut juga dapat memunculkan perasaan tidak layak akan keberhasilan, kondisi ini disebut dengan impostor phenomenon. Fenomena impostor dapat menimbulkan kecemasan, stress dan bahkan depresi jika terus menerus terjadi. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan resiliensi agar mampu menyelesaikan masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dengan impostor phenomenon pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 297 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan convenience sampling, data penelitian dikumpulkan menggunakan Clance Impostor Phenomenon Scale dan Brief Resilience Scale. Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan nilai koefisien korelasi r=-0.249 dengan nilai signifikansi p=0.000 (p0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara resiliensi dengan impostor phenomenon pada mahasiswa, artinya semakin tinggi kemampuan resiliensi maka semakin rendah impostor phenomenon dan sebaliknya.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130876320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-31DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.29102
Veronica Yeo, Olivia Hadiwirawan
Kekerasan dalam berpacaran menempati urutan kedua dalam kasus kekerasan terhadap perempuan. Pencatatan kasus kekerasan psikologis memiliki kendala dalam melihat perilaku sebagai bagian dari kekerasan psikologis. Belum ada batasan yang jelas yang digunakan dalam mendeskripsikan kekerasan psikologis, terutama terkait latar belakang yang memunculkan perilaku kekerasan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi batasan kekerasan psikologis dalam pacaran. Metode pengambilan data menggunakan Diskusi Kelompok Terarah dan proses analisis data menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menemukan bahwa kekerasan dapat digolongkan sebagai kekerasan psikologis ketika perilaku memberikan dampak psikologis serta terdapat konteks situasi yang dirasakan sebagai kekerasan psikologis. Kategori dalam tema dampak psikologis adalah emosi negatif, gambaran diri yang buruk serta rasa ketergantungan. Sedangkan, kategori dalam tema konteks situasi kekerasan psikologis adalah kepercayaan, penerimaan, kebebasan, penghinaan dan komunikasi. Temuan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan awal dalam mengembangkan pengukuran terkait perilaku kekerasan psikologis dalam hubungan pacaran.
{"title":"Batasan Kekerasan Psikologis Dalam Pacaran Pada Dewasa Awal","authors":"Veronica Yeo, Olivia Hadiwirawan","doi":"10.24815/s-jpu.v6i1.29102","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.29102","url":null,"abstract":"Kekerasan dalam berpacaran menempati urutan kedua dalam kasus kekerasan terhadap perempuan. Pencatatan kasus kekerasan psikologis memiliki kendala dalam melihat perilaku sebagai bagian dari kekerasan psikologis. Belum ada batasan yang jelas yang digunakan dalam mendeskripsikan kekerasan psikologis, terutama terkait latar belakang yang memunculkan perilaku kekerasan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi batasan kekerasan psikologis dalam pacaran. Metode pengambilan data menggunakan Diskusi Kelompok Terarah dan proses analisis data menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menemukan bahwa kekerasan dapat digolongkan sebagai kekerasan psikologis ketika perilaku memberikan dampak psikologis serta terdapat konteks situasi yang dirasakan sebagai kekerasan psikologis. Kategori dalam tema dampak psikologis adalah emosi negatif, gambaran diri yang buruk serta rasa ketergantungan. Sedangkan, kategori dalam tema konteks situasi kekerasan psikologis adalah kepercayaan, penerimaan, kebebasan, penghinaan dan komunikasi. Temuan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan awal dalam mengembangkan pengukuran terkait perilaku kekerasan psikologis dalam hubungan pacaran.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"143 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122916170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-31DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.27780
Nucke Yulandari
Keluarga yang ideal berfungsi sebagai salah satu sumber penting untuk remaja mendapat bimbingan dan kasih sayang, akan tetapi remaja yang ayahnya berpoligami memiliki permasalahan psikologis yang kompleks dalam periode tertentu sehingga menunjukkan sikap bermusuhan pada ayah. Penyelesaian konflik antara remaja dan ayahnya yang berpoligami bukan hal sederhana. Memaafkan merupakan cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan antar individu karena di dalam memaafkan melepaskan individu dari pikiran negatif serta dapat menyembuhkan luka batin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika memaafkan remaja pada ayah yang melakukan poligami. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari dua remaja (satu laki-laki dan satu perempuan) dengan kriteria remaja berusia antara 14 -17 tahun dan memiliki ayah berpoligami. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengambilan data purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden berada pada tahap yang sama dalam memaafkan yaitu pada work phase. Partisipan laki-laki tidak kecewa karena ayahnya berpoligami dan satu partisipan perempuan sudah mampu menerima kenyataan terhadap poligami yang dilakukan oleh ayahnya. Beberapa faktor lain dalam penelitian ini yang memengaruhi perilaku memaafkan pada remaja adalah tipe kepribadian, religiusitas, kualitas hubungan dengan ayah dan empati.
{"title":"Memaafkan Ayah Yang Melakukan Poligami Pada Remaja di Aceh","authors":"Nucke Yulandari","doi":"10.24815/s-jpu.v6i1.27780","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.27780","url":null,"abstract":"Keluarga yang ideal berfungsi sebagai salah satu sumber penting untuk remaja mendapat bimbingan dan kasih sayang, akan tetapi remaja yang ayahnya berpoligami memiliki permasalahan psikologis yang kompleks dalam periode tertentu sehingga menunjukkan sikap bermusuhan pada ayah. Penyelesaian konflik antara remaja dan ayahnya yang berpoligami bukan hal sederhana. Memaafkan merupakan cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan antar individu karena di dalam memaafkan melepaskan individu dari pikiran negatif serta dapat menyembuhkan luka batin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika memaafkan remaja pada ayah yang melakukan poligami. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari dua remaja (satu laki-laki dan satu perempuan) dengan kriteria remaja berusia antara 14 -17 tahun dan memiliki ayah berpoligami. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengambilan data purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden berada pada tahap yang sama dalam memaafkan yaitu pada work phase. Partisipan laki-laki tidak kecewa karena ayahnya berpoligami dan satu partisipan perempuan sudah mampu menerima kenyataan terhadap poligami yang dilakukan oleh ayahnya. Beberapa faktor lain dalam penelitian ini yang memengaruhi perilaku memaafkan pada remaja adalah tipe kepribadian, religiusitas, kualitas hubungan dengan ayah dan empati.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"5 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133595076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-19DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.28710
Silvia Aninda, M. Mirza, Arum Sulistyani, Zaujatul Amna
Orang tua tunggal memiliki peran ganda yang berpengaruh terhadap interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga. Interaksi dan komunikasi yang tidak terjalin dengan baik di dalam keluarga akan mengakibatkan terjadinya penurunan kepercayaan dan kedekatan remaja terhadap orang tua tunggal, yang berakibat pada keterbukaan diri (self-disclosure). Kurangnya keterbukaan remaja akan berdampak dan mengarah ke perilaku bermasalah. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self-disclosure pada remaja, yaitu dengan menciptakan family functioning yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara family functioning dan self-disclosure pada remaja dengan orang tua tunggal. Sebanyak 80 remaja dengan orang tua tunggal di Banda Aceh terlibat dalam penelitian yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan alat ukur Family Assessment Device dan Revised Self-Disclosure Scale. Hasil analisis korelasi menunjukkan family functioning berhubungan dengan self-disclosure, teutama pada dimensi intent to disclose (p=0.009, r=-0,289) dan positive-negative nature of disclosure (p=0,001, r=-0,365). Akan tetapi, family functioning tidak menunjukkan hubungan dengan amount of disclosure (p=0.086, r=0.193), general depth-control of disclosure (p=0,481, r=-0,080) dan honesty-accuracy of disclosure (p=0,249, r=-0,130).
{"title":"Family Functioning dan Self-Disclosure pada Remaja dengan Orang Tua Tunggal","authors":"Silvia Aninda, M. Mirza, Arum Sulistyani, Zaujatul Amna","doi":"10.24815/s-jpu.v6i1.28710","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.28710","url":null,"abstract":"Orang tua tunggal memiliki peran ganda yang berpengaruh terhadap interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga. Interaksi dan komunikasi yang tidak terjalin dengan baik di dalam keluarga akan mengakibatkan terjadinya penurunan kepercayaan dan kedekatan remaja terhadap orang tua tunggal, yang berakibat pada keterbukaan diri (self-disclosure). Kurangnya keterbukaan remaja akan berdampak dan mengarah ke perilaku bermasalah. Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self-disclosure pada remaja, yaitu dengan menciptakan family functioning yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara family functioning dan self-disclosure pada remaja dengan orang tua tunggal. Sebanyak 80 remaja dengan orang tua tunggal di Banda Aceh terlibat dalam penelitian yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan alat ukur Family Assessment Device dan Revised Self-Disclosure Scale. Hasil analisis korelasi menunjukkan family functioning berhubungan dengan self-disclosure, teutama pada dimensi intent to disclose (p=0.009, r=-0,289) dan positive-negative nature of disclosure (p=0,001, r=-0,365). Akan tetapi, family functioning tidak menunjukkan hubungan dengan amount of disclosure (p=0.086, r=0.193), general depth-control of disclosure (p=0,481, r=-0,080) dan honesty-accuracy of disclosure (p=0,249, r=-0,130).","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128348777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-19DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.26269
Anastasia Laura Kristianto Taufick, Andrea Dean Nugroho, Angelina Arum Wulandari, Daniel Thaddeus Budiman, Arya Brillianto Wibisono, Faniel Johana Leda
Adiksi rokok adalah kondisi Ketika individu tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok. Kondisi ini mengakibatkan individu terus bergantung dengan rokok, meskipun mengetahui efek negatifnya bagi kesehatan, keuangan, sosial, dan lain-lain. Penelitian ini berfokus pada perokok aktif yang sedang berupaya untuk berhenti merokok selama beberapa waktu guna mengetahui dinamika yang terjadi pada perokok aktif dewasa awal dan mengetahui cara yang paling efektif untuk berhenti dari kebiasaan merokok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan partisipan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang dengan teknik pengumpulan data wawancara dan self report. Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya 3 siklus besar bagi individu yang ingin keluar dari adiksi rokok. Siklus pertama merupakan pemicu berhenti merokok yang bersumber dari internal maupun eksternal, siklus kedua adalah proses berhenti merokok yang mana individu akan menemukan cara berhenti dan dihadapkan pada hambatan-hambatan yang juga berasal internal dan eksternal, siklus ketiga adalah hasil usaha yang terbagi menjadi 3 hasil yaitu menggunakan alternatif pengganti rokok, proses transisi, dan aktif merokok. Pada prosesnya dalam berhenti individu akan melewati 3 siklus ini yang memiliki hambatan yang berbeda-beda.
{"title":"Dinamika Adiksi Perokok Dalam Usahanya Untuk Berhenti Merokok","authors":"Anastasia Laura Kristianto Taufick, Andrea Dean Nugroho, Angelina Arum Wulandari, Daniel Thaddeus Budiman, Arya Brillianto Wibisono, Faniel Johana Leda","doi":"10.24815/s-jpu.v6i1.26269","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.26269","url":null,"abstract":"Adiksi rokok adalah kondisi Ketika individu tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok. Kondisi ini mengakibatkan individu terus bergantung dengan rokok, meskipun mengetahui efek negatifnya bagi kesehatan, keuangan, sosial, dan lain-lain. Penelitian ini berfokus pada perokok aktif yang sedang berupaya untuk berhenti merokok selama beberapa waktu guna mengetahui dinamika yang terjadi pada perokok aktif dewasa awal dan mengetahui cara yang paling efektif untuk berhenti dari kebiasaan merokok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan partisipan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang dengan teknik pengumpulan data wawancara dan self report. Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya 3 siklus besar bagi individu yang ingin keluar dari adiksi rokok. Siklus pertama merupakan pemicu berhenti merokok yang bersumber dari internal maupun eksternal, siklus kedua adalah proses berhenti merokok yang mana individu akan menemukan cara berhenti dan dihadapkan pada hambatan-hambatan yang juga berasal internal dan eksternal, siklus ketiga adalah hasil usaha yang terbagi menjadi 3 hasil yaitu menggunakan alternatif pengganti rokok, proses transisi, dan aktif merokok. Pada prosesnya dalam berhenti individu akan melewati 3 siklus ini yang memiliki hambatan yang berbeda-beda.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124790508","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wanita dewasa awal yang belum menikah dipercaya memiliki rasa kesepian dikarenakan kurangnya keintiman pada diri individu, dimana pasangan menjadi salah satu sumber utama keintiman pada dewasa awal. Namun, penelitian terdahulu memiliki pandangan yang berbeda terkait romantic loneliness, ada yang mengatakan bahwa romantic loneliness diantara wanita lajang lebih tinggi, ada juga yang mengatakan romantic loneliness diantara wanita yang sudah menikah tingkatnya lebih tinggi. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana wanita lajang menyikapi romantic loneliness yang dialami, pandangan keluarga dan kerabat, serta kriteria dan harapan mereka untuk pasangan. Penelitian ini melibatkan 4 wanita dewasa awal lajang berusia 30 hingga 34 tahun, sedang tidak berpacaran namun ingin menikah. Data dikumpulkan menggunakan wawancara, dan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif analisis tematik yang merupakan analisis dengan menggunakan teori sebagai acuan melakukan koding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita lajang yang memiliki romantic loneliness memiliki harapan dalam mengakhiri masa lajangnya. Dimana dapat disimpulkan bahwa wanita lajang ketika merasakan kesepian, para wanita lajang dapat mengatasi romantic loneliness dengan cara terlibat dengan aktivitas bersama orang lain atau sendiri me-time, berpikir positif atas kesepiannya karena memiliki social support, dapat berekspresi dengan bebas dan kepercayaan dengan Tuhan. Sehingga dilihat dari dinamika diatas, romantic loneliness tidak menetap karena wanita dewasa lajang dapat mengatasi romantic loneliness.
{"title":"Dinamika Wanita Dewasa Awal yang Lajang Dalam Menyikapi Romantic Loneliness","authors":"Nabila Marfuatunnisa, Harnadia Firsya Difa, Laura Thessalonica Oko, Novita Sariling Ling, Rebecca Hananiah","doi":"10.24815/s-jpu.v6i1.26415","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.26415","url":null,"abstract":"Wanita dewasa awal yang belum menikah dipercaya memiliki rasa kesepian dikarenakan kurangnya keintiman pada diri individu, dimana pasangan menjadi salah satu sumber utama keintiman pada dewasa awal. Namun, penelitian terdahulu memiliki pandangan yang berbeda terkait romantic loneliness, ada yang mengatakan bahwa romantic loneliness diantara wanita lajang lebih tinggi, ada juga yang mengatakan romantic loneliness diantara wanita yang sudah menikah tingkatnya lebih tinggi. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana wanita lajang menyikapi romantic loneliness yang dialami, pandangan keluarga dan kerabat, serta kriteria dan harapan mereka untuk pasangan. Penelitian ini melibatkan 4 wanita dewasa awal lajang berusia 30 hingga 34 tahun, sedang tidak berpacaran namun ingin menikah. Data dikumpulkan menggunakan wawancara, dan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif analisis tematik yang merupakan analisis dengan menggunakan teori sebagai acuan melakukan koding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita lajang yang memiliki romantic loneliness memiliki harapan dalam mengakhiri masa lajangnya. Dimana dapat disimpulkan bahwa wanita lajang ketika merasakan kesepian, para wanita lajang dapat mengatasi romantic loneliness dengan cara terlibat dengan aktivitas bersama orang lain atau sendiri me-time, berpikir positif atas kesepiannya karena memiliki social support, dapat berekspresi dengan bebas dan kepercayaan dengan Tuhan. Sehingga dilihat dari dinamika diatas, romantic loneliness tidak menetap karena wanita dewasa lajang dapat mengatasi romantic loneliness.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125147126","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-19DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.26417
Nur Aisah, Kevin Harry Anugerah Cunong, Reinita Nathania, I. Wira, Leticia Virginia Santoso, Muhammad Ridho Darmananda
Kemiskinan memberikan berbagai dampak negatif pada mahasiswa seperti tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, merasa cemas, stress, serta berbagai permasalahan kesejahteraan psikologis. Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa dari keluarga prasejahtera kesulitan untuk menemukan makna hidupnya. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa nilai-nilai keagamaan dapat membantu individu menemukan makna hidup dalam penderitaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pencarian makna hidup pada mahasiswa prasejahtera. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplorasi proses pencarian makna hidup pada mahasiswa prasejahtera secara mendalam. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling pada Yayasan Sosial X yang memberikan beasiswa pada mahasiswa prasejahtera. Pengambilan data dilakukan dengan cara FGD dan semi structured interview kepada empat partisipan. Kemudian analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat fase dalam proses pencarian makna hidup mahasiswa prasejahtera yaitu fase awal, peralihan, pencarian, dan akhir. Keempat fase tersebut sangat berkaitan dengan religiusitas dan pembelajaran masa lalu. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa prasejahtera berada pada tahapan mengeksplorasi meaning in life yang telah ditemukan.
{"title":"Proses Makna Hidup Pada Mahasiswa Prasejahtera","authors":"Nur Aisah, Kevin Harry Anugerah Cunong, Reinita Nathania, I. Wira, Leticia Virginia Santoso, Muhammad Ridho Darmananda","doi":"10.24815/s-jpu.v6i1.26417","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v6i1.26417","url":null,"abstract":"Kemiskinan memberikan berbagai dampak negatif pada mahasiswa seperti tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, merasa cemas, stress, serta berbagai permasalahan kesejahteraan psikologis. Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa dari keluarga prasejahtera kesulitan untuk menemukan makna hidupnya. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa nilai-nilai keagamaan dapat membantu individu menemukan makna hidup dalam penderitaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pencarian makna hidup pada mahasiswa prasejahtera. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplorasi proses pencarian makna hidup pada mahasiswa prasejahtera secara mendalam. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling pada Yayasan Sosial X yang memberikan beasiswa pada mahasiswa prasejahtera. Pengambilan data dilakukan dengan cara FGD dan semi structured interview kepada empat partisipan. Kemudian analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat fase dalam proses pencarian makna hidup mahasiswa prasejahtera yaitu fase awal, peralihan, pencarian, dan akhir. Keempat fase tersebut sangat berkaitan dengan religiusitas dan pembelajaran masa lalu. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa prasejahtera berada pada tahapan mengeksplorasi meaning in life yang telah ditemukan.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131272295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27441
Siti Hayani, D. Dahlia, Maya Khairani, Zaujatul - Amna
Prokrastinasi akademik dapat terjadi di kalangan mahasiswa dikarenakan adanya dampak negatif dari layanan internet yang tidak terkontrol dan berdampak terhadap berkurangnya fokus belajar mahasiswa. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik adalah kecanduan internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 subjek (42 laki-laki dan 59 perempuan) dengan rentang usia berkisar antara 1825 tahun yang dipilih menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan thubungan positif dan signifikan antara kecanduan internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dengan nilai p=0,000 (p0,05) dan koefisien korelasi (r)=0,500. Semakin tinggi kecanduan internet akan semakin tinggi prokrastinasi akademik pada mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah kecanduan internet maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
{"title":"KECANDUAN INTERNET DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA","authors":"Siti Hayani, D. Dahlia, Maya Khairani, Zaujatul - Amna","doi":"10.24815/s-jpu.v5i2.27441","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i2.27441","url":null,"abstract":"Prokrastinasi akademik dapat terjadi di kalangan mahasiswa dikarenakan adanya dampak negatif dari layanan internet yang tidak terkontrol dan berdampak terhadap berkurangnya fokus belajar mahasiswa. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik adalah kecanduan internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 subjek (42 laki-laki dan 59 perempuan) dengan rentang usia berkisar antara 1825 tahun yang dipilih menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan thubungan positif dan signifikan antara kecanduan internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dengan nilai p=0,000 (p0,05) dan koefisien korelasi (r)=0,500. Semakin tinggi kecanduan internet akan semakin tinggi prokrastinasi akademik pada mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah kecanduan internet maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada mahasiswa.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132338782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.26019
Sarifah Handayani, M. Mirza, Risana Rachmatan, Irin Riamanda
Keterikatan karyawan menjadi penting bagi sebuah perusahaan karena dengan adanya rasa keterikatan yang tinggi, karyawan akan meningkatkan kinerjanya menjadi lebih produktif, sehingga mampu menaikkan profitabilitas perusahaan. Hal yang mendorong karyawan memiliki rasa keterikatan yang tinggi terhadap pekerjaannya adalah dengan mempersepsikan adanya keadilan organisasi yang dirasakan karyawan dalam perusahaan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara keadilan organisasi dengan keterikatan karyawan pada karyawan tetap PT. X Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 55 karyawan tetap PT. X Lhokseumawe menggunakan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan menggunakan adaptasi Utrecht Work Engagement Scale (UWES) (α=0,937), dan adaptasi Organizational Justice Survey (OJS) (α=0,945). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman yang memperlihatkan nilai r=0,554. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara keadilan organisasi dan keterikatan karyawan pada karyawan tetap PT. X Lhokseumawe.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KEADILAN ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN KARYAWAN PADA KARYAWAN TETAP PT. X","authors":"Sarifah Handayani, M. Mirza, Risana Rachmatan, Irin Riamanda","doi":"10.24815/s-jpu.v5i2.26019","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i2.26019","url":null,"abstract":"Keterikatan karyawan menjadi penting bagi sebuah perusahaan karena dengan adanya rasa keterikatan yang tinggi, karyawan akan meningkatkan kinerjanya menjadi lebih produktif, sehingga mampu menaikkan profitabilitas perusahaan. Hal yang mendorong karyawan memiliki rasa keterikatan yang tinggi terhadap pekerjaannya adalah dengan mempersepsikan adanya keadilan organisasi yang dirasakan karyawan dalam perusahaan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara keadilan organisasi dengan keterikatan karyawan pada karyawan tetap PT. X Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 55 karyawan tetap PT. X Lhokseumawe menggunakan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan menggunakan adaptasi Utrecht Work Engagement Scale (UWES) (α=0,937), dan adaptasi Organizational Justice Survey (OJS) (α=0,945). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman yang memperlihatkan nilai r=0,554. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara keadilan organisasi dan keterikatan karyawan pada karyawan tetap PT. X Lhokseumawe.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134104327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27453
Iskandar Ibrahim, M. Mirza
Aceh wilayah yang menerapkan Syariat Islam. Namun, zikir suluk yang telah diperkenalkan oleh Syeikh Abdul Rauf maupun Syeikh Muhammad Muda Waly di Aceh pada masa lampau belum dijadikan modal sosial dalam psikoterapi di kalangan masyarakat Aceh. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan aspek terapi zikir suluk di kalangan masyarakat dari perspektif psikologis. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif partisipatif terhadap tiga responden praktisi utama dari Dayah M, Dayah DT, dan Dayah B. Data diperoleh melalui observasi, wawancara terhadap pimpinan zikir suluk, studi dokumentasi dan partisipatif. Analisa data guna memperlihatkan sejumlah aspek zikir suluk yang sesuai dengan psikoterapi. Teknik analisis data mengunakan domain, taksonomi dan analisis konten. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi untuk melihat relevansi zikir suluk dengan psikoterapi. Tiga temuan utama mencakup praktik zikir suluk, aspek psikoterapi dalam zikir suluk, dan zikir sebagai media psikoterapi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara psikologis terdapat kesamaan yang kuat antara zikir suluk dengan psikoterapi. Hal ini memberikan arah baru terhadap pengembangan psikoterapi. Kajian zikir suluk memiliki nilai signifikan karena dapat menggali faedah yang belum sepenuhnya terungkap secara akademis.
{"title":"PRAKTIK ZIKIR SULUK SEBAGAI PSIKOTERAPI DI ACEH","authors":"Iskandar Ibrahim, M. Mirza","doi":"10.24815/s-jpu.v5i2.27453","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i2.27453","url":null,"abstract":"Aceh wilayah yang menerapkan Syariat Islam. Namun, zikir suluk yang telah diperkenalkan oleh Syeikh Abdul Rauf maupun Syeikh Muhammad Muda Waly di Aceh pada masa lampau belum dijadikan modal sosial dalam psikoterapi di kalangan masyarakat Aceh. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan aspek terapi zikir suluk di kalangan masyarakat dari perspektif psikologis. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif partisipatif terhadap tiga responden praktisi utama dari Dayah M, Dayah DT, dan Dayah B. Data diperoleh melalui observasi, wawancara terhadap pimpinan zikir suluk, studi dokumentasi dan partisipatif. Analisa data guna memperlihatkan sejumlah aspek zikir suluk yang sesuai dengan psikoterapi. Teknik analisis data mengunakan domain, taksonomi dan analisis konten. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi untuk melihat relevansi zikir suluk dengan psikoterapi. Tiga temuan utama mencakup praktik zikir suluk, aspek psikoterapi dalam zikir suluk, dan zikir sebagai media psikoterapi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara psikologis terdapat kesamaan yang kuat antara zikir suluk dengan psikoterapi. Hal ini memberikan arah baru terhadap pengembangan psikoterapi. Kajian zikir suluk memiliki nilai signifikan karena dapat menggali faedah yang belum sepenuhnya terungkap secara akademis.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125898069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}