Pub Date : 2022-07-19DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27022
Yurika Kristanti, Olivia Hadiwirawan
Pada beberapa penelitian terdahulu, cinta romantis dipandang sebagai tingkatan emosi yang paling spesifik, namun ada pula yang secara neurosains menyatakan bahwa cinta romantis adalah sebuah mekanisme yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada penelitian ini, pandangan cinta romantis yang ingin diketahui adalah cinta romantis menurut kaca mata anak muda. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana anak muda berusia 18-25 tahun yang memiliki kebutuhan akan cinta melihat cinta romantis itu sendiri. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 147 orang anak muda yang ada di Kota Jakarta (112 partisipan perempuan dan 35 partisipan laki-laki). Analisis dalam penelitian ini didapatkan melalui survei dengan total pernyataan sebanyak 34 butir yang didapatkan dari kutipan cinta romantis, baik dari penelitian sebelumnya (de Munck dkk.., 2011) dan kutipan terkenal mengenai cinta romantis di website. Pernyataan survei dianalisis dengan persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa consumate love, companionate love, attachment, transcendence, dan limerence menjadi lima dimensi cinta romantis dengan peringkat teratas dalam survei.
{"title":"PANDANGAN CINTA ROMANTIS MENURUT ANAK MUDA","authors":"Yurika Kristanti, Olivia Hadiwirawan","doi":"10.24815/s-jpu.v5i2.27022","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i2.27022","url":null,"abstract":"Pada beberapa penelitian terdahulu, cinta romantis dipandang sebagai tingkatan emosi yang paling spesifik, namun ada pula yang secara neurosains menyatakan bahwa cinta romantis adalah sebuah mekanisme yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pada penelitian ini, pandangan cinta romantis yang ingin diketahui adalah cinta romantis menurut kaca mata anak muda. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana anak muda berusia 18-25 tahun yang memiliki kebutuhan akan cinta melihat cinta romantis itu sendiri. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 147 orang anak muda yang ada di Kota Jakarta (112 partisipan perempuan dan 35 partisipan laki-laki). Analisis dalam penelitian ini didapatkan melalui survei dengan total pernyataan sebanyak 34 butir yang didapatkan dari kutipan cinta romantis, baik dari penelitian sebelumnya (de Munck dkk.., 2011) dan kutipan terkenal mengenai cinta romantis di website. Pernyataan survei dianalisis dengan persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa consumate love, companionate love, attachment, transcendence, dan limerence menjadi lima dimensi cinta romantis dengan peringkat teratas dalam survei.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134361294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kejadian traumatik pada individu bukan hanya memberikan dampak negatif namun diluar dugaan dapat juga memberikan dampak positif pada individu. Kondisi dimana seorang individu berhasil melewati sebuah kejadian traumatik disebut dengan pertumbuhan pascatrauma. Pertumbuhan pascatrauma sendiri dapat dicapai oleh individu melalui penggunaan metode koping dengan pendekatan agama atau biasa disebut dengan koping religius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koping religius positif dengan pertumbuhan pascatrauma pada pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria menderita penyakit kanker payudara stadium 2 yang sudah melakukan terapi, merupakan pasien di RSUD Dr.Moewardi Surakarta, berada pada rentang usia 40-65 tahun, dan bersedia menjadi subjek dengan menandatangani informed consent. Jumlah subjek yang diperoleh sebanyak 66 orang, yang didapatkan melalui sampling secara purposive. Karakteristik subjek sendiri adalah wanita pasien kanker payudara. Instrumen yang digunakan adalah Skala Koping Religius Positif dengan r=0.887 dan Skala Pertumbuhan Pascatrauma dengan r=0.859. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 (p0.05) dan nilai koefisien korelasi r=0.585. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara koping religius positif dengan pertumbuhan pascatrauma pada pasien kanker payudara.
{"title":"“GROWING STRONGER”: GAMBARAN KOPING RELIGIUS POSITIF DAN PERTUMBUHAN PASCATRAUMA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA","authors":"Ainun Nisa Khusni Dewi, Suci Murti Karini, Berliana Widi Scarvanovi","doi":"10.24815/s-jpu.v5i2.27020","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i2.27020","url":null,"abstract":"Kejadian traumatik pada individu bukan hanya memberikan dampak negatif namun diluar dugaan dapat juga memberikan dampak positif pada individu. Kondisi dimana seorang individu berhasil melewati sebuah kejadian traumatik disebut dengan pertumbuhan pascatrauma. Pertumbuhan pascatrauma sendiri dapat dicapai oleh individu melalui penggunaan metode koping dengan pendekatan agama atau biasa disebut dengan koping religius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koping religius positif dengan pertumbuhan pascatrauma pada pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria menderita penyakit kanker payudara stadium 2 yang sudah melakukan terapi, merupakan pasien di RSUD Dr.Moewardi Surakarta, berada pada rentang usia 40-65 tahun, dan bersedia menjadi subjek dengan menandatangani informed consent. Jumlah subjek yang diperoleh sebanyak 66 orang, yang didapatkan melalui sampling secara purposive. Karakteristik subjek sendiri adalah wanita pasien kanker payudara. Instrumen yang digunakan adalah Skala Koping Religius Positif dengan r=0.887 dan Skala Pertumbuhan Pascatrauma dengan r=0.859. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 (p0.05) dan nilai koefisien korelasi r=0.585. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara koping religius positif dengan pertumbuhan pascatrauma pada pasien kanker payudara.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117326658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-19DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27021
Y. Lestari, S. Supriyati, Dewi Lutfianawati
Kematangan karier perlu dimiliki oleh setiap individu khususnya siswa SMA. Kematangan karier berkaitan dengan kesiapan dalam proses mencapai karier dan cita-cita di masa depan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan jenis kelamin terhadap kematangan karier pada siswa SMAN X Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan pada 169 siswa kelas X, XI, dan XII dengan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan Skala Kematangan Karier dan Skala Konsep Diri, serta data demografi. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara konsep diri dan jenis kelamin terhadap kematangan karier dengan nilai koefisien sebesar 0,341, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara konsep diri terhadap kematangan karier dengan nilai koefisien sebesar 0,570, dan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin dengan kematangan karier dengan nilai koefisien 0,087.
{"title":"KONSEP DIRI, JENIS KELAMIN, DAN KEMATANGAN KARIER PADA SISWA SMAN X BANDAR LAMPUNG","authors":"Y. Lestari, S. Supriyati, Dewi Lutfianawati","doi":"10.24815/s-jpu.v5i2.27021","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i2.27021","url":null,"abstract":"Kematangan karier perlu dimiliki oleh setiap individu khususnya siswa SMA. Kematangan karier berkaitan dengan kesiapan dalam proses mencapai karier dan cita-cita di masa depan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan jenis kelamin terhadap kematangan karier pada siswa SMAN X Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan pada 169 siswa kelas X, XI, dan XII dengan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan Skala Kematangan Karier dan Skala Konsep Diri, serta data demografi. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara konsep diri dan jenis kelamin terhadap kematangan karier dengan nilai koefisien sebesar 0,341, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara konsep diri terhadap kematangan karier dengan nilai koefisien sebesar 0,570, dan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin dengan kematangan karier dengan nilai koefisien 0,087.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130623228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-02DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.24644
Elia Angela, Olivia Hadiwirawan
Kepuasan hubungan individu ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu keyakinan romantis. Keyakinan romantis merupakan serangkaian keyakinan yang terdiri atas ekspektasi dan harapan individu terhadap hubungan romantis itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara keyakinan romantis dengan kepuasan hubungan pada sampel dewasa awal yang sedang berpacaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 152 mahasiswa dengan rentang usia antara 18-25 tahun dan sedang menjalani hubungan romantis minimal selama enam bulan. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu Romantic Beliefs Scale dan Relationship Assessment Scale. Secara garis besar, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat korelasi positif antara keyakinan romantis terhadap kepuasan hubungan romantis pada dewasa awal yang sedang berpacaran. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi keyakinan cinta mengatasi rintangan, dan ideal berkorelasi positif terhadap dimensi cinta dan harapan pada kepuasan hubungan romantis. Implikasi dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut.
{"title":"KEYAKINAN CINTA MENGATASI RINTANGAN DAN IDEAL: KAITAN DENGAN CINTA DAN HARAPAN PADA HUBUNGAN ROMANTIS DI DEWASA AWAL","authors":"Elia Angela, Olivia Hadiwirawan","doi":"10.24815/s-jpu.v5i1.24644","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i1.24644","url":null,"abstract":"Kepuasan hubungan individu ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu keyakinan romantis. Keyakinan romantis merupakan serangkaian keyakinan yang terdiri atas ekspektasi dan harapan individu terhadap hubungan romantis itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara keyakinan romantis dengan kepuasan hubungan pada sampel dewasa awal yang sedang berpacaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 152 mahasiswa dengan rentang usia antara 18-25 tahun dan sedang menjalani hubungan romantis minimal selama enam bulan. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu Romantic Beliefs Scale dan Relationship Assessment Scale. Secara garis besar, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat korelasi positif antara keyakinan romantis terhadap kepuasan hubungan romantis pada dewasa awal yang sedang berpacaran. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi keyakinan cinta mengatasi rintangan, dan ideal berkorelasi positif terhadap dimensi cinta dan harapan pada kepuasan hubungan romantis. Implikasi dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut. ","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130870188","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-11DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25152
Sarah Hafiza, Meutia Nauly, Ari Widyanta, Marty Mawarpury
Pada sebagian individu seks tidak menjadi kebutuhan utama atau terdapat pula individu yang memiliki daya tarik seksual yang rendah. Hal ini disebut aseksual yang dapat diartikan sebagai tidak adanya ketertarikan seksual kepada siapapun atau apapun yang dapat memengaruhi kesehatan mental individu. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kesehatan mental pada pria aseksual. Data pada penelitian ini diperoleh menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan penelitian adalah seorang pria aseksual. Data penelitian dikumpulkan melalui metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kesehatan mental partisipan pada dimensi kesejahteraan psikologis bahwa partisipan merasa bahagia, nyaman, dicintai, serta tidak merasa rendah diri. Sedangkan pada dimensi distres psikologis, partisipan cenderung merasa kesepian pada waktu tertentu, serta pernah mengalami frustrasi dan depresi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental partisipan lebih kuat mengarah pada dimensi kesejahteraan psikologis.
{"title":"STUDI KASUS: KESEHATAN MENTAL PADA PRIA ASEKSUAL","authors":"Sarah Hafiza, Meutia Nauly, Ari Widyanta, Marty Mawarpury","doi":"10.24815/s-jpu.v5i1.25152","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i1.25152","url":null,"abstract":"Pada sebagian individu seks tidak menjadi kebutuhan utama atau terdapat pula individu yang memiliki daya tarik seksual yang rendah. Hal ini disebut aseksual yang dapat diartikan sebagai tidak adanya ketertarikan seksual kepada siapapun atau apapun yang dapat memengaruhi kesehatan mental individu. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kesehatan mental pada pria aseksual. Data pada penelitian ini diperoleh menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan penelitian adalah seorang pria aseksual. Data penelitian dikumpulkan melalui metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan kesehatan mental partisipan pada dimensi kesejahteraan psikologis bahwa partisipan merasa bahagia, nyaman, dicintai, serta tidak merasa rendah diri. Sedangkan pada dimensi distres psikologis, partisipan cenderung merasa kesepian pada waktu tertentu, serta pernah mengalami frustrasi dan depresi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental partisipan lebih kuat mengarah pada dimensi kesejahteraan psikologis.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121971978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-02DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25573
D. Dahlia, Nur Afni Safarina, Safuwan Safuwan
Kebahagiaan dapat menggambarkan kesenangan dan ketenteraman hidup lahir dan batin dari seseorang. Kebahagiaan juga berarti suatu pengalaman perasaan positif berupa perasaan senang, damai, rasa sejahtera, kepuasan hidup serta tidak adanya perasan tertekan ataupun menderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebahagiaan masyarakat Gayo Lues ditinjau dari tingkat pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif terhadap 100 orang Gayo Lues. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Kebahagiaan (α=0.911). Analisis data menggunakan One Way Anova (p=0.008) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi tingkat kebahagiaan. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat yang berpendidikan tinggi lebih merasakan kebahagiaan dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan menempuh pendidikan tinggi, akan berkontribusi pada rasa bahagia dan memungkinkan pencapaian kualitas hidup.
{"title":"KEBAHAGIAAN PADA MASYARAKAT GAYO DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN","authors":"D. Dahlia, Nur Afni Safarina, Safuwan Safuwan","doi":"10.24815/s-jpu.v5i1.25573","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i1.25573","url":null,"abstract":"Kebahagiaan dapat menggambarkan kesenangan dan ketenteraman hidup lahir dan batin dari seseorang. Kebahagiaan juga berarti suatu pengalaman perasaan positif berupa perasaan senang, damai, rasa sejahtera, kepuasan hidup serta tidak adanya perasan tertekan ataupun menderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebahagiaan masyarakat Gayo Lues ditinjau dari tingkat pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif komparatif terhadap 100 orang Gayo Lues. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Kebahagiaan (α=0.911). Analisis data menggunakan One Way Anova (p=0.008) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi tingkat kebahagiaan. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat yang berpendidikan tinggi lebih merasakan kebahagiaan dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan menempuh pendidikan tinggi, akan berkontribusi pada rasa bahagia dan memungkinkan pencapaian kualitas hidup.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115366634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-02DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25102
Diyah Nazira, Marty Mawarpury, Afriani Afriani, Intan Dewi Kumala
Tingginya prevalensi masalah kesehatan mental di dunia tidak lepas dari masih frendahnya literasi kesehatan mental, misalnya kesenjangan tingkat penggunaan layanan profesional kesehatan mental dengan perilaku mencari bantuan. Kemampuan untuk mengenali permasalahan gangguan mental menjadi salah satu faktor yang menentukan seseorang menerima bantuan profesional. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan kesehatan mental pada individu. Mahasiswa cenderung berisiko mengalami gangguan mental emosional seperti stres, kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan mental pada mahasiswa di Banda Aceh. Sebanyak 348 mahasiswa dengan rentang usia 17-26 tahun terlibat dalam penelitian ini, yang dipilih dengan teknik disproportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui Mental Health Literacy Scale (α=0,772). Hasil menunjukkan 91,4% tingkat literasi tinggi pada mahasiswa di Banda Aceh dengan dimensi paling tinggi adalah knowledge-oriented mental health literacy (85.6%), dibandingkan dengan dua dimensi lainnya yaitu belief-oriented mental health literacy (58,6%), dan resourceoriented mental helath literacy (73,6%). Hasil ini menunjukkan perlu peningkatan pada dimensi belief-oriented mental health literacy.
{"title":"LITERASI KESEHATAN MENTAL PADA MAHASISWA DI BANDA ACEH","authors":"Diyah Nazira, Marty Mawarpury, Afriani Afriani, Intan Dewi Kumala","doi":"10.24815/s-jpu.v5i1.25102","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i1.25102","url":null,"abstract":"Tingginya prevalensi masalah kesehatan mental di dunia tidak lepas dari masih frendahnya literasi kesehatan mental, misalnya kesenjangan tingkat penggunaan layanan profesional kesehatan mental dengan perilaku mencari bantuan. Kemampuan untuk mengenali permasalahan gangguan mental menjadi salah satu faktor yang menentukan seseorang menerima bantuan profesional. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan kesehatan mental pada individu. Mahasiswa cenderung berisiko mengalami gangguan mental emosional seperti stres, kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan mental pada mahasiswa di Banda Aceh. Sebanyak 348 mahasiswa dengan rentang usia 17-26 tahun terlibat dalam penelitian ini, yang dipilih dengan teknik disproportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui Mental Health Literacy Scale (α=0,772). Hasil menunjukkan 91,4% tingkat literasi tinggi pada mahasiswa di Banda Aceh dengan dimensi paling tinggi adalah knowledge-oriented mental health literacy (85.6%), dibandingkan dengan dua dimensi lainnya yaitu belief-oriented mental health literacy (58,6%), dan resourceoriented mental helath literacy (73,6%). Hasil ini menunjukkan perlu peningkatan pada dimensi belief-oriented mental health literacy.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132443647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-02DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25115
Chika Jonita Lestarie Pospos, D. Dahlia, Maya Khairani, Afriani Afriani
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan manusia yang kerap dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisik dan masalah kesehatan. Hal ini membuat lansia menjadi terbatas dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya dan rentan mengalami kesepian. Salah satu hal yang banyak diteliti dan memiliki pengaruh dalam mengurangi rasa kesepian pada lansia yaitu dukungan sosial. Adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar lansia akan membuat lansia merasa diterima dan dihargai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia. Penelitian ini melibatkan 80 lansia (36 laki-laki dan 44 perempuan) yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel purposif. Data penelitian dikumpulkan melalui Social Support Questionnaire (SSQ) dan University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan statistik parametrik dengan teknik korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara dukungan sosial dengan kesepian (nilai korelasi Social Support Questionnaire Number dengan kesepian r=- 0.130, dan korelasi Social Support Questionnaire Satisfaction dengan kesepian r=- 0.101 (p˃0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia di Banda Aceh. i
{"title":"DUKUNGAN SOSIAL DAN KESEPIAN LANSIA DI BANDA ACEH","authors":"Chika Jonita Lestarie Pospos, D. Dahlia, Maya Khairani, Afriani Afriani","doi":"10.24815/s-jpu.v5i1.25115","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i1.25115","url":null,"abstract":"Lansia merupakan tahap akhir perkembangan manusia yang kerap dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisik dan masalah kesehatan. Hal ini membuat lansia menjadi terbatas dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya dan rentan mengalami kesepian. Salah satu hal yang banyak diteliti dan memiliki pengaruh dalam mengurangi rasa kesepian pada lansia yaitu dukungan sosial. Adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar lansia akan membuat lansia merasa diterima dan dihargai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia. Penelitian ini melibatkan 80 lansia (36 laki-laki dan 44 perempuan) yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel purposif. Data penelitian dikumpulkan melalui Social Support Questionnaire (SSQ) dan University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan statistik parametrik dengan teknik korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara dukungan sosial dengan kesepian (nilai korelasi Social Support Questionnaire Number dengan kesepian r=- 0.130, dan korelasi Social Support Questionnaire Satisfaction dengan kesepian r=- 0.101 (p˃0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia di Banda Aceh. i","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124633889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-01DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25151
Lidra Pratiwi Tanjung, Marty Mawarpury, Intan Dewi Kumala
Mahasiswa mancanegara yang memilih untuk melanjutkan studi di Indonesia akan menghadapi berbagai jenis perubahan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. salah satunya karena adanya perbedaan budaya. Sebagai mahasiswa internasional, mahasiswa yang tinggal di luar negeri biasanya dituntut untuk memiliki resiliensi dan kompetensi interkultural karena mereka mengalami berbagai masalah dan tantangan di tahun pertama mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan resiliensi dengan kompetensi interkultural. Sebanyak 30 mahasiswa internasional yang belajar di Universitas di Banda Aceh berpasrtisipasi dalam penelitian ini dan dipilih dengan menggunakan brief resilience scale (α=0.141) untuk mengukur resiliensi dan wesleyan intercultural competence scale (α=0.819-0.978) untuk mengukur kompetensi interkultural. Analisis data dengan metode korelasi rank spearman memberikan nilai signifikansi p=0.325 (0.05), artinya tidak ada hubungan antara resiliensi dengan kompetensi interkultural pada mahasiswa mancanegara Banda Aceh.
{"title":"RESILIENSI DENGAN KOMPETENSI INTERKULTURAL PADA MAHASISWA MANCANEGARA (STUDI KASUS DI BANDA ACEH","authors":"Lidra Pratiwi Tanjung, Marty Mawarpury, Intan Dewi Kumala","doi":"10.24815/s-jpu.v5i1.25151","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/s-jpu.v5i1.25151","url":null,"abstract":"Mahasiswa mancanegara yang memilih untuk melanjutkan studi di Indonesia akan menghadapi berbagai jenis perubahan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. salah satunya karena adanya perbedaan budaya. Sebagai mahasiswa internasional, mahasiswa yang tinggal di luar negeri biasanya dituntut untuk memiliki resiliensi dan kompetensi interkultural karena mereka mengalami berbagai masalah dan tantangan di tahun pertama mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan resiliensi dengan kompetensi interkultural. Sebanyak 30 mahasiswa internasional yang belajar di Universitas di Banda Aceh berpasrtisipasi dalam penelitian ini dan dipilih dengan menggunakan brief resilience scale (α=0.141) untuk mengukur resiliensi dan wesleyan intercultural competence scale (α=0.819-0.978) untuk mengukur kompetensi interkultural. Analisis data dengan metode korelasi rank spearman memberikan nilai signifikansi p=0.325 (0.05), artinya tidak ada hubungan antara resiliensi dengan kompetensi interkultural pada mahasiswa mancanegara Banda Aceh.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128282847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-10DOI: 10.24815/S-JPU.V4I2.22109
Yogi Kusprayogi, Fuad Nashori, R. Kumolohadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Islamic-Integrated Cognitive Behavioral Therapy (Islamic-CBT) terhadap peningkatan kesejahteraan subjektif mahasiswa penderita lambung atau dispepsia tipe gastritis. Responden dalam penelitian ini berjumlah delapan orang dengan pembagian empat orang di kelompok perlakuan dan empat orang di kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kesejahteraan subjektif yang terdiri atas Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Positive Affect and Negative Affect Schedule (PANAS). Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen nonrandomized pretest-postest control group design. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali, yaitu prates dan pascates. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif nonparametrik MannWhitney design. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Islamic-Integrated Cognitive Behavioral Therapy berdampak secara signifikan terhadap peningkatan tingkat kesejahteraan subjektif mahasiswa penderita gangguan lambung.
{"title":"PENGARUH ISLAMIC-INTEGRATED COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF MAHASISWA PENDERITA GANGGUAN LAMBUNG","authors":"Yogi Kusprayogi, Fuad Nashori, R. Kumolohadi","doi":"10.24815/S-JPU.V4I2.22109","DOIUrl":"https://doi.org/10.24815/S-JPU.V4I2.22109","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Islamic-Integrated Cognitive Behavioral Therapy (Islamic-CBT) terhadap peningkatan kesejahteraan subjektif mahasiswa penderita lambung atau dispepsia tipe gastritis. Responden dalam penelitian ini berjumlah delapan orang dengan pembagian empat orang di kelompok perlakuan dan empat orang di kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kesejahteraan subjektif yang terdiri atas Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Positive Affect and Negative Affect Schedule (PANAS). Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen nonrandomized pretest-postest control group design. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali, yaitu prates dan pascates. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif nonparametrik MannWhitney design. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Islamic-Integrated Cognitive Behavioral Therapy berdampak secara signifikan terhadap peningkatan tingkat kesejahteraan subjektif mahasiswa penderita gangguan lambung.","PeriodicalId":423369,"journal":{"name":"Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124174898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}