Pub Date : 2023-11-23DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.218-222
U. Manurung, A. Tomasoa, Wijanarko Wijanarko, Serli Mauru, Yakobus Paluru, Steviani Batti, Yuyun Yunita Puspa, Melani Manurung, Jelia Janica Makalirang
Teluk Talengen merupakan perairan laut yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kegiatan budidaya air ikan laut, oleh karena itu penelitian identifikasi kualitas air ini menjadi penting dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelayakan kualitas air pada keramba jaring apung budidaya ikan kuwe (Charanx sp) di Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe. Parameter yang diteliti adalah parameter fisika dan kimia air. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2022 di keramba jaring apung Teluk Talengen. Metode yang digunakan, yaitu deskriptif dan pengamatan secara insitu dengan menguji sampel secara langsung di keramba jaring apung. Berdasarkan hasil penelitian pada kualitas air fisika, seperti suhu 28- 30°C, kedalaman 3.3- 5.6 m, kecerahan 3.3-4.5 m, kecepatan arus 01:10,21 - 02:40,13 cm/s, substrat lumpur berpasir. Parameter kimia air, seperti salinitas 28-35 ppt, pH 6.8 - 8.2, nitrit 0.0-0.5 mg/L, ammonia 0.0- 0.25 mg/L, phosfat 0.0 -0.5 mg/L. Secara umum, disimpulkan bahwa kulitas air di keramba jaring apung Teluk Talengen layak atau sesuai untuk dilakukan lokasi budidaya menggunakan sistem keramba jaring apung
{"title":"Identifikasi Kualitas Air Budidaya Ikan Kuwe Charanx sp di Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe","authors":"U. Manurung, A. Tomasoa, Wijanarko Wijanarko, Serli Mauru, Yakobus Paluru, Steviani Batti, Yuyun Yunita Puspa, Melani Manurung, Jelia Janica Makalirang","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.218-222","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.218-222","url":null,"abstract":"Teluk Talengen merupakan perairan laut yang dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kegiatan budidaya air ikan laut, oleh karena itu penelitian identifikasi kualitas air ini menjadi penting dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelayakan kualitas air pada keramba jaring apung budidaya ikan kuwe (Charanx sp) di Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe. Parameter yang diteliti adalah parameter fisika dan kimia air. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2022 di keramba jaring apung Teluk Talengen. Metode yang digunakan, yaitu deskriptif dan pengamatan secara insitu dengan menguji sampel secara langsung di keramba jaring apung. Berdasarkan hasil penelitian pada kualitas air fisika, seperti suhu 28- 30°C, kedalaman 3.3- 5.6 m, kecerahan 3.3-4.5 m, kecepatan arus 01:10,21 - 02:40,13 cm/s, substrat lumpur berpasir. Parameter kimia air, seperti salinitas 28-35 ppt, pH 6.8 - 8.2, nitrit 0.0-0.5 mg/L, ammonia 0.0- 0.25 mg/L, phosfat 0.0 -0.5 mg/L. Secara umum, disimpulkan bahwa kulitas air di keramba jaring apung Teluk Talengen layak atau sesuai untuk dilakukan lokasi budidaya menggunakan sistem keramba jaring apung","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"7 S6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139246393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekosistem perairan di kawasan gambut memiliki keunikan karena pH air yang cenderung rendah sehingga mempengaruhi organisme yang hidup di kawasan tersebut, termasuk mikroalga. Karena lingkungannya, mikroalga dari kawasan gambut mungkin memiliki karakteristik yang spesifik. Upaya dalam mengidentifikasi dan mengisolasi mikroalga dari kawasan perairan gambut, dilakukan penelitian pada bulan Agustus – Desember 2022 di Desa Kampung Pinang, Kabupaten Kampar. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali dalam 2 minggu. Mikroalga dikumpulkan dengan cara menyaring 100 L sampel air menjadi 150 mL menggunakan planktonnet No. 42. Terdapat 3 spesies mikroalga yang diidentifikasi dan diisolasi menggunakan teknik agar dan kemudian dikultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 kelas mikroalga, yaitu: Chlorophyceae (8 genus), Zygnematophyceae (2 genus), Cyanophyceae (5 genus), Bacillariophyceae (3 genus), Euglenophyceae (2 genus), dan Xanthophyceae (1 genus). Terdapat 4 spesies mikroalga yang tidak dapat diidentifikasi dengan baik karena karakteristik mikroalga tersebut unik. Mikroalga yang tidak teridentifikasi dapat berupa varietas baru atau bahkan spesies mikroalga baru, yaitu Scenedesmus 2, Scenedesmus 3, Micraterias, dan Surirella 2. Spesies yang dikultur adalah Chlorella sp., Microcystis sp. dan Chrococcus sp. Biomassa Microcystis sp. sebesar 0,23 g/L, Chrococcus sp. 0,1 g/L, dan Chlorella sp. 0,07 g/L
{"title":"Identifikasi dan Isolasi Mikroalga dari Perairan Rawa Gambut di Kawasan Kampung Pinang Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar","authors":"Claurisa Priskila Hutagalung, Eddiwan Eddiwan, Windarti Windarti","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.184-191","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.184-191","url":null,"abstract":"Ekosistem perairan di kawasan gambut memiliki keunikan karena pH air yang cenderung rendah sehingga mempengaruhi organisme yang hidup di kawasan tersebut, termasuk mikroalga. Karena lingkungannya, mikroalga dari kawasan gambut mungkin memiliki karakteristik yang spesifik. Upaya dalam mengidentifikasi dan mengisolasi mikroalga dari kawasan perairan gambut, dilakukan penelitian pada bulan Agustus – Desember 2022 di Desa Kampung Pinang, Kabupaten Kampar. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali dalam 2 minggu. Mikroalga dikumpulkan dengan cara menyaring 100 L sampel air menjadi 150 mL menggunakan planktonnet No. 42. Terdapat 3 spesies mikroalga yang diidentifikasi dan diisolasi menggunakan teknik agar dan kemudian dikultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 kelas mikroalga, yaitu: Chlorophyceae (8 genus), Zygnematophyceae (2 genus), Cyanophyceae (5 genus), Bacillariophyceae (3 genus), Euglenophyceae (2 genus), dan Xanthophyceae (1 genus). Terdapat 4 spesies mikroalga yang tidak dapat diidentifikasi dengan baik karena karakteristik mikroalga tersebut unik. Mikroalga yang tidak teridentifikasi dapat berupa varietas baru atau bahkan spesies mikroalga baru, yaitu Scenedesmus 2, Scenedesmus 3, Micraterias, dan Surirella 2. Spesies yang dikultur adalah Chlorella sp., Microcystis sp. dan Chrococcus sp. Biomassa Microcystis sp. sebesar 0,23 g/L, Chrococcus sp. 0,1 g/L, dan Chlorella sp. 0,07 g/L","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139254939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-20DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.211-217
Nurhasan Nurhasan, Usman M Tang, Henni Syawal
Budidaya ikan nila mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Salah satu usaha untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap benih ikan nila adalah mengupayakan suatu teknik penanganan yang lebih khusus, agar didapatkan tingkat kematian benih ikan serendah mungkin selama proses transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas larutan daun pepaya dan dosis yang terbaik dalam transportasi. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah larutan daun pepaya dengan dosis yang berbeda, yaitu 1.25, 2.50 dan 3.75 ml/L dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi 8 L air. Perlakuan kontrol tidak diberi larutan daun pepaya. Benih ikan nila yang dimasukkan ke dalam kantong plastik masing-masing 20 ekor/kantong. Benih ikan nila ditrasportasikan selama lima jam menggunakan alat transportasi darat (mobil). Parameter yang diukur adalah konsentrasi kortisol serum, tingkat kelangsungan hidup dan analisis fitokimia daun pepaya (Carica papaya L.), yaitu alkaloid, saponin dan flavonoid. Kandungan fitokimia dari daun pepaya terdiri atas senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid. Penggunaan larutan daun papaya dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap respons stres dan kelangsungan hidup pada benih ikan nila selama transportasi. Dosis larutan daun pepaya 3.75 mL/L air memberikan hasil yang terbaik dengan tingkat kadar kortisol 0.059±0.09 µg/dL dan tingkat kelangsungan hidup 100%. Larutan daun pepaya mampu menekan amonia dalam air dan menentukan tingkah laku ikan selama transportasi.
{"title":"Efektivitas Penggunaan Larutan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Respons Stres pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dalam Transportasi","authors":"Nurhasan Nurhasan, Usman M Tang, Henni Syawal","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.211-217","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.211-217","url":null,"abstract":"Budidaya ikan nila mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan merupakan salah satu jenis ikan air tawar. Salah satu usaha untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap benih ikan nila adalah mengupayakan suatu teknik penanganan yang lebih khusus, agar didapatkan tingkat kematian benih ikan serendah mungkin selama proses transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas larutan daun pepaya dan dosis yang terbaik dalam transportasi. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah larutan daun pepaya dengan dosis yang berbeda, yaitu 1.25, 2.50 dan 3.75 ml/L dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi 8 L air. Perlakuan kontrol tidak diberi larutan daun pepaya. Benih ikan nila yang dimasukkan ke dalam kantong plastik masing-masing 20 ekor/kantong. Benih ikan nila ditrasportasikan selama lima jam menggunakan alat transportasi darat (mobil). Parameter yang diukur adalah konsentrasi kortisol serum, tingkat kelangsungan hidup dan analisis fitokimia daun pepaya (Carica papaya L.), yaitu alkaloid, saponin dan flavonoid. Kandungan fitokimia dari daun pepaya terdiri atas senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid. Penggunaan larutan daun papaya dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap respons stres dan kelangsungan hidup pada benih ikan nila selama transportasi. Dosis larutan daun pepaya 3.75 mL/L air memberikan hasil yang terbaik dengan tingkat kadar kortisol 0.059±0.09 µg/dL dan tingkat kelangsungan hidup 100%. Larutan daun pepaya mampu menekan amonia dalam air dan menentukan tingkah laku ikan selama transportasi.","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"20 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139257418","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-20DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.166-174
Rara Desfila Sentosa, U. Tang, Niken Ayu Pamukas
Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu komoditas ikan hias yang mempunyai nilai ekonomi cukup baik dikelasnya. Ikan guppy banyak diminati terutama ikan guppy jantan karena mempunyai bentuk tubuh yang lebih ramping dengan pola warna tubuh dan sirip yang lebih menarik dibandingkan ikan guppy betina. Salah satu upaya untuk mendapatkan persentase ikan guppy jantan yang lebih tinggi adalah dengan pemberian ekstrak purwoceng untuk maskulinisasi ikan guppy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2023 di Laboratorium Teknologi Budidaya, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kadar ekstrak purwoceng yang digunakan adalah P0 (dosis 0 mg/L), P1 (dosis 4 mg/L), P2 (dosis 5 mg/L), P3 (dosis 6 mg/L), dan P4 (dosis 7 mg/L) dengan lama perendaman 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ikan guppy bunting menggunakan ekstrak purwoceng memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap persentase kelamin jantan. Persentase jenis kelamin jantan pada perlakuan kontrol sebesar 30.75%, perlakuan dosis 4 mg/L sebesar 45.55%, perlakuan dosis 5 mg/L sebesar 50.38%, perlakuan dosis 6 mg/L sebesar 68.23%, dan persentase pada dosis 7 mg/L sebesar 58.62%. Kualitas air pada media pemeliharaan berada pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan guppy. Perlakuan terbaik diperoleh pada pemberian ekstrak purwoceng dosis 6 mg/L yaitu sebesar 68.23%.
{"title":"Pengaruh Pemberian Ekstrak Purwoceng (Pimpinella alpina) dengan Metode Perendaman terhadap Maskulinisasi Ikan Guppy (Poecilia reticulata)","authors":"Rara Desfila Sentosa, U. Tang, Niken Ayu Pamukas","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.166-174","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.166-174","url":null,"abstract":"Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu komoditas ikan hias yang mempunyai nilai ekonomi cukup baik dikelasnya. Ikan guppy banyak diminati terutama ikan guppy jantan karena mempunyai bentuk tubuh yang lebih ramping dengan pola warna tubuh dan sirip yang lebih menarik dibandingkan ikan guppy betina. Salah satu upaya untuk mendapatkan persentase ikan guppy jantan yang lebih tinggi adalah dengan pemberian ekstrak purwoceng untuk maskulinisasi ikan guppy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2023 di Laboratorium Teknologi Budidaya, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kadar ekstrak purwoceng yang digunakan adalah P0 (dosis 0 mg/L), P1 (dosis 4 mg/L), P2 (dosis 5 mg/L), P3 (dosis 6 mg/L), dan P4 (dosis 7 mg/L) dengan lama perendaman 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ikan guppy bunting menggunakan ekstrak purwoceng memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap persentase kelamin jantan. Persentase jenis kelamin jantan pada perlakuan kontrol sebesar 30.75%, perlakuan dosis 4 mg/L sebesar 45.55%, perlakuan dosis 5 mg/L sebesar 50.38%, perlakuan dosis 6 mg/L sebesar 68.23%, dan persentase pada dosis 7 mg/L sebesar 58.62%. Kualitas air pada media pemeliharaan berada pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan guppy. Perlakuan terbaik diperoleh pada pemberian ekstrak purwoceng dosis 6 mg/L yaitu sebesar 68.23%.","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"125 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139255951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-20DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.202-210
Nadia Putri Julita, A. H. Simarmata, Eko Purwanto
Aktivitas DAS di Sungai Dumai dan alih fungsi lahan pada Muara Sungai Masjid akan mempengaruhi kualitas perairan pesisir Dumai salah satunya adalah peningkatan padatan tersuspensi. TSS adalah padatan dalam air, terdiri dari komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen abiotik seperti detritus, pasir, lumpur, tanah liat dan partikel anorganik dengan ukuran berkisar 0,004-1,0 mm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan TSS dengan klorofil-a di perairan Pesisir Dumai, yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2023 dengan metode survei. Sampling dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval waktu 2 minggu. Metode analisis TSS dilakukan secara gravimetri dan klorofil-a secara ekstraksi aseton. Parameter kualitas perairan seperti suhu, kecepatan arus, kecerahan, pH, salinitas, DO, CO2, nitrat, fosfat. Hasil penelitian, rata-rata TSS berkisar 30,7-91 mg/L. Rata-rata klorofil-a berkisar 20,85-85,67 µg/L. Parameter kualitas air seperti suhu 28,2-28,5 oC, kecepatan arus 0,44-1,09 m/s, kecerahan 0,22-0,43 m, pH 5,7-7, salinitas 13-26 ppt, DO 5,17-7,78 mg/L, CO2: 5,28-12,54 mg/L, nitrat 0,05-0,09 mg/L, fosfat 0,13-0,28 mg/L. Hubungan TSS dengan klorofil-a, y=-0,6955x+93,048 dengan koefisien R2 yaitu 0,45 yang berarti pengaruh TSS terhadap klorofil-a sedang, dimana 45% dipengaruhi TSS sedangkan 55% dipengaruhi faktor lain
{"title":"Hubungan Total Padatan Tersuspensi (TSS) dengan Klorofil-a di Perairan Pesisir Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Riau","authors":"Nadia Putri Julita, A. H. Simarmata, Eko Purwanto","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.202-210","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.202-210","url":null,"abstract":"Aktivitas DAS di Sungai Dumai dan alih fungsi lahan pada Muara Sungai Masjid akan mempengaruhi kualitas perairan pesisir Dumai salah satunya adalah peningkatan padatan tersuspensi. TSS adalah padatan dalam air, terdiri dari komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen abiotik seperti detritus, pasir, lumpur, tanah liat dan partikel anorganik dengan ukuran berkisar 0,004-1,0 mm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan TSS dengan klorofil-a di perairan Pesisir Dumai, yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2023 dengan metode survei. Sampling dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval waktu 2 minggu. Metode analisis TSS dilakukan secara gravimetri dan klorofil-a secara ekstraksi aseton. Parameter kualitas perairan seperti suhu, kecepatan arus, kecerahan, pH, salinitas, DO, CO2, nitrat, fosfat. Hasil penelitian, rata-rata TSS berkisar 30,7-91 mg/L. Rata-rata klorofil-a berkisar 20,85-85,67 µg/L. Parameter kualitas air seperti suhu 28,2-28,5 oC, kecepatan arus 0,44-1,09 m/s, kecerahan 0,22-0,43 m, pH 5,7-7, salinitas 13-26 ppt, DO 5,17-7,78 mg/L, CO2: 5,28-12,54 mg/L, nitrat 0,05-0,09 mg/L, fosfat 0,13-0,28 mg/L. Hubungan TSS dengan klorofil-a, y=-0,6955x+93,048 dengan koefisien R2 yaitu 0,45 yang berarti pengaruh TSS terhadap klorofil-a sedang, dimana 45% dipengaruhi TSS sedangkan 55% dipengaruhi faktor lain","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"24 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139256647","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ikan Alu Alu (Sphyraena spp) dapat ditemukan di perairan Sibolga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makanan yang ada di dalam perut ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juli 2022. Pengambilan sampel dilakukan di perairan Sibolga, Sumatera Utara dan analisis isi lambung dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengamatan isi lambung ikan alu alu menggunakan metode gravimetrik. Kandungan lambung dianalisis sebagai dasar perhitungan Index of Prepoderence (IP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan utama S.putnamae dan S.obtusata memiliki kesamaan. Pada ikan ini makanan utamanya adalah ikan (IP 82%), makanan pelengkap adalah krustasea (IP 5%), dan makanan tidak teridentifikasi (IP 13%). Makanan utama S.obtusata adalah ikan (IP 70%), makanan pelengkapnya krustasea (IP 11%), dan makanan tidak teridentifikasi (IP 19%). Berdasarkan data yang diperoleh, Sphyraena spp dapat dikategorikan sebagai karnivora.
{"title":"Analisis Isi Lambung Ikan Alu Alu (Sphyraena spp) dari Perairan Sibolga","authors":"Netta Emagiana Br Tarigan, Windarti Windarti, Isma Mulyani","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.175-179","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.175-179","url":null,"abstract":"Ikan Alu Alu (Sphyraena spp) dapat ditemukan di perairan Sibolga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makanan yang ada di dalam perut ikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juli 2022. Pengambilan sampel dilakukan di perairan Sibolga, Sumatera Utara dan analisis isi lambung dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengamatan isi lambung ikan alu alu menggunakan metode gravimetrik. Kandungan lambung dianalisis sebagai dasar perhitungan Index of Prepoderence (IP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan utama S.putnamae dan S.obtusata memiliki kesamaan. Pada ikan ini makanan utamanya adalah ikan (IP 82%), makanan pelengkap adalah krustasea (IP 5%), dan makanan tidak teridentifikasi (IP 13%). Makanan utama S.obtusata adalah ikan (IP 70%), makanan pelengkapnya krustasea (IP 11%), dan makanan tidak teridentifikasi (IP 19%). Berdasarkan data yang diperoleh, Sphyraena spp dapat dikategorikan sebagai karnivora.","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"21 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139257565","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-20DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.180-183
Gusnar Simangunsong, Windarti Windarti, Ridwan Manda Putra
Ikan alu-alu (Sphyraena spp) merupakan jenis ikan yang memiliki ciri khas bentuk tubuh yang memanjang, bergigi taring, rahang atas yang panjang dan ditutupi dengan sisik-sisik halus yang berbentuk sikloid. Terdapat berbagai jenis ikan Sphyraena namun belum ada informasi mengenai jenis ikan yang terdapat di daerah penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies, ciri-ciri meristik dan morfometrik ikan alu-alu yang terdapat di Kota Sibolga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 bulan, satu kali per bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 spesies ikan barakuda, yaitu S. putnamae dan S.obtusata. Warna tubuh S. putnamae berwarna keabu-abuan, dan ujung sirip punggung sejajar dengan ujung sirip dada. Sedangkan S. obtusata berwarna kekuningan dengan ujung sirip punggung sejajar dengan ujung anterior sirip perut. Pada bagian mulut, ikan S. putnamae memiliki mulut yang lebih panjang dan lebih tajam dibandingkan dengan ikan S. obtusata. Ukuran ikan S. putnamae lebih besar daripada S. obtusata, masing-masing 158-397 dan 165-255 TL
阿卢阿卢鱼(Sphyraena spp)是一种鱼类,其特征是体形修长、长有犬齿、上颚较长,并覆盖有细小的摆线形鳞片。Sphyraena 鱼有多种类型,但没有关于在研究区域发现的鱼类类型的信息。本研究的目的是确定在西博尔加市发现的阿卢阿卢鱼的种类、分身和形态特征。这项研究于 2022 年 5 月至 7 月进行。本研究采用的方法是调查法,在 3 个月内进行了 3 次取样,每月一次。结果显示,梭鱼有 2 个品种,即 S. putnamae 和 S. obtusata。S. putnamae 的体色为灰色,背鳍尖端与胸鳍尖端平行。而 S. obtusata 体色淡黄,背鳍尖端与盆鳍前端对齐。在口腔中,S. putnamae 的口比 S. obtusata 长且尖。putnamae的体型比S. obtusata大,分别为158-397和165-255TL。
{"title":"Morfometrik Meristik dan Identifikasi Jenis Ikan Alu-alu (Sphyraena spp) dari Perairan Sibolga","authors":"Gusnar Simangunsong, Windarti Windarti, Ridwan Manda Putra","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.180-183","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.180-183","url":null,"abstract":"Ikan alu-alu (Sphyraena spp) merupakan jenis ikan yang memiliki ciri khas bentuk tubuh yang memanjang, bergigi taring, rahang atas yang panjang dan ditutupi dengan sisik-sisik halus yang berbentuk sikloid. Terdapat berbagai jenis ikan Sphyraena namun belum ada informasi mengenai jenis ikan yang terdapat di daerah penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies, ciri-ciri meristik dan morfometrik ikan alu-alu yang terdapat di Kota Sibolga. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 bulan, satu kali per bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 spesies ikan barakuda, yaitu S. putnamae dan S.obtusata. Warna tubuh S. putnamae berwarna keabu-abuan, dan ujung sirip punggung sejajar dengan ujung sirip dada. Sedangkan S. obtusata berwarna kekuningan dengan ujung sirip punggung sejajar dengan ujung anterior sirip perut. Pada bagian mulut, ikan S. putnamae memiliki mulut yang lebih panjang dan lebih tajam dibandingkan dengan ikan S. obtusata. Ukuran ikan S. putnamae lebih besar daripada S. obtusata, masing-masing 158-397 dan 165-255 TL","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139259098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2023. Analisis dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas kandungan nitrogen dalam pupuk pada masing-masing pupuk yang berbeda dalam mendorong pertumbuhan sel dan untuk menganalisis pupuk apa yang paling efektif dalam menunjang terbentuknya klorofil yang lebih tinggi dan lebih cepat pada Nannochloropsis sp. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan RAL (Rancangan Acak Lengkap) 1 faktor yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu pemberian konsentrasi pupuk Walne sebanyak 1 mL (A), Guillard sebanyak 1,13 mL (B), dan Urea sebanyak 0,042 g (C), D (Kontrol) tanpa pupuk, masing-masing 3 kali pengulangan sehingga didapatkan 12 unit percobaan. Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukan kondisi air media pertumbuhan dalam keadaan baik yaitu dengan suhu air berkisar pada 25–28 oC, pH air yaitu berkisar 7-9 dan rata-rata salinitas yaitu 33 ppt. Hasil penelitian menunjukkan media pupuk yang paling efektif dalam mendorong pertumbuhan dan menunjang terbentuknya klorofil yang lebih tinggi dan cepat pada mikroalga Nannochloropsis sp. adalah media pupuk Guillard yang menghasilkan kepadatan populasi sel (6.438x104 sel/mL) dan kandungan klorofil (8,13 μg/L). Selanjutnya media pupuk urea (6.362x104 sel/ml) dan klorofil (7,04 μg/L), dan pupuk Walne yaitu (6.177x104 sel/mL) dan klorofil (5,33 μg/L)
{"title":"Efektivitas Kandungan Nitrogen dalam Pupuk Berbeda terhadap Klorofil pada Nannochloropsis sp. Skala Laboratorium","authors":"Fatmanita Fatmanita, Irvina Nurrachmi, Feliatra Feliatra","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.192-201","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.192-201","url":null,"abstract":"Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2023. Analisis dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas kandungan nitrogen dalam pupuk pada masing-masing pupuk yang berbeda dalam mendorong pertumbuhan sel dan untuk menganalisis pupuk apa yang paling efektif dalam menunjang terbentuknya klorofil yang lebih tinggi dan lebih cepat pada Nannochloropsis sp. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan RAL (Rancangan Acak Lengkap) 1 faktor yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu pemberian konsentrasi pupuk Walne sebanyak 1 mL (A), Guillard sebanyak 1,13 mL (B), dan Urea sebanyak 0,042 g (C), D (Kontrol) tanpa pupuk, masing-masing 3 kali pengulangan sehingga didapatkan 12 unit percobaan. Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukan kondisi air media pertumbuhan dalam keadaan baik yaitu dengan suhu air berkisar pada 25–28 oC, pH air yaitu berkisar 7-9 dan rata-rata salinitas yaitu 33 ppt. Hasil penelitian menunjukkan media pupuk yang paling efektif dalam mendorong pertumbuhan dan menunjang terbentuknya klorofil yang lebih tinggi dan cepat pada mikroalga Nannochloropsis sp. adalah media pupuk Guillard yang menghasilkan kepadatan populasi sel (6.438x104 sel/mL) dan kandungan klorofil (8,13 μg/L). Selanjutnya media pupuk urea (6.362x104 sel/ml) dan klorofil (7,04 μg/L), dan pupuk Walne yaitu (6.177x104 sel/mL) dan klorofil (5,33 μg/L)","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"54 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139257034","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-20DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.151-159
M. F. Azima, U. Tang, Mulyadi Mulyadi
Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan ikan hias yang mempunyai nilai komersil tinggi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan morfologinya, ikan guppy jantan memiliki bentuk tubuh lebih ramping dengan corak warna tubuh dan sirip lebih cemerlang dari pada guppy betina, sehingga permintaan komoditas ikan guppy jantan lebih banyak dari pada guppy betina. Salah satu upaya untuk memenuhi tingginya permintaan dengan melakukan maskulinisasi ikan guppy dengan ekstrak lada hitam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023. Bertempat di Laboratorium Teknologi Budidaya Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Riau. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan. Taraf perlakuan tersebut adalah dosis 0 mg/L, dosis 4 mg/L, dosis 5 mg/L, dosis 6 mg/L, dan dosis 7 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan ekstrak lada hitam pada induk ikan guppy dengan dosis berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase jantan ikan guppy. Dosis ekstrak lada hitam terbaik diperoleh pada dosis 4 mg/L
{"title":"Pengaruh Pemberian Ekstrak Lada Hitam dengan Dosis Berbeda Melalui Perendaman terhadap Maskulinisasi Ikan Guppy (Poecilia reticulata)","authors":"M. F. Azima, U. Tang, Mulyadi Mulyadi","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.151-159","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.151-159","url":null,"abstract":"Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan ikan hias yang mempunyai nilai komersil tinggi baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan morfologinya, ikan guppy jantan memiliki bentuk tubuh lebih ramping dengan corak warna tubuh dan sirip lebih cemerlang dari pada guppy betina, sehingga permintaan komoditas ikan guppy jantan lebih banyak dari pada guppy betina. Salah satu upaya untuk memenuhi tingginya permintaan dengan melakukan maskulinisasi ikan guppy dengan ekstrak lada hitam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023. Bertempat di Laboratorium Teknologi Budidaya Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Riau. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan. Taraf perlakuan tersebut adalah dosis 0 mg/L, dosis 4 mg/L, dosis 5 mg/L, dosis 6 mg/L, dan dosis 7 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan ekstrak lada hitam pada induk ikan guppy dengan dosis berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase jantan ikan guppy. Dosis ekstrak lada hitam terbaik diperoleh pada dosis 4 mg/L","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139259170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-20DOI: 10.31258/jipas.11.3.p.160-165
Callista Fabiola Candraningtyas
Sungai Mejing merupakan sungai yang terletak di kaki Gunung Merapi, Desa Wisata Nganggring. Sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan domestik, seperti memasak, mandi, utilitas desa wisata, dan pemenuhanan air bagi kandang kambing. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 28 September 2023 di Sungai Mejing Desa Wisata Nganggring. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, yaitu melakukan pengamatan serta pengambilan sampel langsung dan menggunakan metode grab sampling yang menunjukkan karakteristik air hanya pada saat itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua parameter yang diukur pada Sungai Mejing dalam kondisi aman karena tidak ada yang melampaui baku mutu Permenkes No. 2 Tahun 2023. Adapun strategi pengelolaan secara berkelanjutan di Sungai Mejing dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat seperti menyusun RDTRK yang mengatur sempadan sungai dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem sungai dengan membentuk kader lingkungan dan komunitas hijau
{"title":"Analisis Kondisi Limnologi Sungai di Sungai Mejing Desa Wisata Nganggring dan Strategi Pengelolaan Secara Berkelanjutan","authors":"Callista Fabiola Candraningtyas","doi":"10.31258/jipas.11.3.p.160-165","DOIUrl":"https://doi.org/10.31258/jipas.11.3.p.160-165","url":null,"abstract":"Sungai Mejing merupakan sungai yang terletak di kaki Gunung Merapi, Desa Wisata Nganggring. Sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan domestik, seperti memasak, mandi, utilitas desa wisata, dan pemenuhanan air bagi kandang kambing. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 28 September 2023 di Sungai Mejing Desa Wisata Nganggring. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, yaitu melakukan pengamatan serta pengambilan sampel langsung dan menggunakan metode grab sampling yang menunjukkan karakteristik air hanya pada saat itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua parameter yang diukur pada Sungai Mejing dalam kondisi aman karena tidak ada yang melampaui baku mutu Permenkes No. 2 Tahun 2023. Adapun strategi pengelolaan secara berkelanjutan di Sungai Mejing dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat seperti menyusun RDTRK yang mengatur sempadan sungai dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga ekosistem sungai dengan membentuk kader lingkungan dan komunitas hijau","PeriodicalId":442396,"journal":{"name":"Ilmu Perairan (Aquatic Science)","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139256045","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}