Pub Date : 2023-03-07DOI: 10.21274/martabat.2022.6.2.295-325
Nurul Aulia, M. Iqbal Irham
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna keadilan yang terdapat pada ketentuan hukum warisan dalam islam. Di mana ketentuan tersebut menjadi salah satu isu feminisme yang paling menonjol hingga menimbulkan penafsiran terbaru di kalangan cendekiawan pada zaman modern ini, yaitu bagian warisan 2:1 antara lelaki dan perempuan. Ketentuan tersebut dianggap tidak adil, mengingat dewasa ini perempuan juga banyak berperan dalam berbagai sektor pekerjaan bahkan tidak jarang seorang istri mempunyai penghasilan yang lebih besar dari suaminya. Bila dilihat secara sosial historisnya, ayat tersebut membawa semangat revolusi perubahan yang berorientasi pada terangkatnya derajat perempuan, karena sebelum adanya ayat ini perempuan tidak mendapatkan bagian warisan justru menjadi asset yang diwariskan. Maka bila ketentuan itu dipahami secara tekstual tentulah terlihat ketidak-adilan dan lebih mengenyampingkan perempuan. Padahal keadilan tidak hanya dapat dilihat dari angka maupun kuantitas, sebab sesungguhnya keadilan menurut manusia tentulah berbeda dengan keadilan di mata Allah. Untuk itu dalam memahami makna keadilan pada ketentuan ayat tersebut harus dibarengi dengan pemahaman konsep feminisme dalam islam, di mana feminsme merupakan sebuah pergerakan perempuan yang menyuarakan keadilan dan kesetaraan atas kesadaran mereka terhadap peran, fungsi, dan tanggung jawabnya dengan berkesesuaian pada kodrat yang di anugerahkan Allah SWT kepadanya.
{"title":"Tafsir Feminin: Telaah Terhadap Ayat-ayat Mawaris","authors":"Nurul Aulia, M. Iqbal Irham","doi":"10.21274/martabat.2022.6.2.295-325","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.2.295-325","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna keadilan yang terdapat pada ketentuan hukum warisan dalam islam. Di mana ketentuan tersebut menjadi salah satu isu feminisme yang paling menonjol hingga menimbulkan penafsiran terbaru di kalangan cendekiawan pada zaman modern ini, yaitu bagian warisan 2:1 antara lelaki dan perempuan. Ketentuan tersebut dianggap tidak adil, mengingat dewasa ini perempuan juga banyak berperan dalam berbagai sektor pekerjaan bahkan tidak jarang seorang istri mempunyai penghasilan yang lebih besar dari suaminya. Bila dilihat secara sosial historisnya, ayat tersebut membawa semangat revolusi perubahan yang berorientasi pada terangkatnya derajat perempuan, karena sebelum adanya ayat ini perempuan tidak mendapatkan bagian warisan justru menjadi asset yang diwariskan. Maka bila ketentuan itu dipahami secara tekstual tentulah terlihat ketidak-adilan dan lebih mengenyampingkan perempuan. Padahal keadilan tidak hanya dapat dilihat dari angka maupun kuantitas, sebab sesungguhnya keadilan menurut manusia tentulah berbeda dengan keadilan di mata Allah. Untuk itu dalam memahami makna keadilan pada ketentuan ayat tersebut harus dibarengi dengan pemahaman konsep feminisme dalam islam, di mana feminsme merupakan sebuah pergerakan perempuan yang menyuarakan keadilan dan kesetaraan atas kesadaran mereka terhadap peran, fungsi, dan tanggung jawabnya dengan berkesesuaian pada kodrat yang di anugerahkan Allah SWT kepadanya.","PeriodicalId":486816,"journal":{"name":"Martabat","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135000369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-07DOI: 10.21274/martabat.2022.6.2.242-270
Aiyuhan Nurul Ain, Muhammad Yuslih
Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah buruh migran. Kemiskinan dan menyempitnya lapangan pekerjaan menjadi penyebabnya, disamping juga budaya patriarki dan ketimpangan gender yang menempatkan kaum perempuan sebagai warga kelas yang kedua (subordinat). Maka oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan yang kritis untuk mendefiniskan kembali dan menjadikan posisi perempuan dan laki-laki menjadi setara, terlebih dalam mengelola dan melestarikan lingkungan. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa buruh migran perempuan memiliki kontribusi yang besar dalam melestarikan lingkungan hidup dari sudut pandang ekofeminisme dan Islam. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (liberary research) dengan pendekatan kualitatif dimana data yang dikumpulkan berupa pendapat, informasi dan konsep-konsep serta keterangan-keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Data-data yang didapatkan dari penelitian ini bersumber dari berbagai buku ilmiah, jurnal, artikel, internet dan sebagainya yang membahas peran buruh migran perempuan dalam melestarikan lingkungan hidup perspektif ekofeminisme dan Islam, disamping itu juga peneliti melakukan wawancara untuk menguatkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan sebagai buruh migran di negara-negara tertentu dan memiliki pengalaman kerja dalam menjaga kebersihan lingkungan, setidaknya setelah pulang kampung halamannya dapat diterapkan. Sementara itu dalam Islam bekerja dan melestarikan lingkungan merupakan perbuatan yang tergolong dalam amal saleh, sehingga di mata Allah SWT keduanya merupakan perbuatan yang baik dan di ridhai Allah SWT.
{"title":"Peran Buruh Migran Perempuan dalam Melestarikan Lingkungan Hidup Perspektif Ekofeminisme dan Islam","authors":"Aiyuhan Nurul Ain, Muhammad Yuslih","doi":"10.21274/martabat.2022.6.2.242-270","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.2.242-270","url":null,"abstract":"Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah buruh migran. Kemiskinan dan menyempitnya lapangan pekerjaan menjadi penyebabnya, disamping juga budaya patriarki dan ketimpangan gender yang menempatkan kaum perempuan sebagai warga kelas yang kedua (subordinat). Maka oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan yang kritis untuk mendefiniskan kembali dan menjadikan posisi perempuan dan laki-laki menjadi setara, terlebih dalam mengelola dan melestarikan lingkungan. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa buruh migran perempuan memiliki kontribusi yang besar dalam melestarikan lingkungan hidup dari sudut pandang ekofeminisme dan Islam. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (liberary research) dengan pendekatan kualitatif dimana data yang dikumpulkan berupa pendapat, informasi dan konsep-konsep serta keterangan-keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Data-data yang didapatkan dari penelitian ini bersumber dari berbagai buku ilmiah, jurnal, artikel, internet dan sebagainya yang membahas peran buruh migran perempuan dalam melestarikan lingkungan hidup perspektif ekofeminisme dan Islam, disamping itu juga peneliti melakukan wawancara untuk menguatkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan sebagai buruh migran di negara-negara tertentu dan memiliki pengalaman kerja dalam menjaga kebersihan lingkungan, setidaknya setelah pulang kampung halamannya dapat diterapkan. Sementara itu dalam Islam bekerja dan melestarikan lingkungan merupakan perbuatan yang tergolong dalam amal saleh, sehingga di mata Allah SWT keduanya merupakan perbuatan yang baik dan di ridhai Allah SWT.","PeriodicalId":486816,"journal":{"name":"Martabat","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135000374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-07DOI: 10.21274/martabat.2022.6.2.295-314
Hermi Pasmawati
This study aims to 1) determine the influence of group guidance with the Biblioterpahy method on increasing ABH resilience in LPKA Kelas II A Bengkulu. The type of research used is action research or Action Research. The subject of the study was Children Facing the Law (ABH) who underwent the coaching process at LPKA Class II A Bengkulu which was selected using pruposive sampling techniques, so that 10 ABH people who met the creteria were obtained. The research instrument uses questionnaires, observation sheets and interviews. Data analysis techniques consist of 4 stages, namely. data selection, data correction, data interpretation and inference. The findings of the study revealed that; group guidance with the biblioteraphy method can help develop and improve ABH resilience, although in the aspect of self-confidence or (self efficacy) it still needs further strengthening and coaching, thus it can be concluded that group guidance with the biblioteraphy method has an effect in increasing ABH releintion in LPKA Kelas II A Bengkulu Class II A Bengkulu.
Keywords: : group guidance; biblioterphy; Resilience, Children Face the Law
本研究旨在:1)用Biblioterpahy方法确定小组指导对增加LPKA Kelas II A Bengkulu ABH弹性的影响。使用的研究类型是行动研究或行动研究。本研究的对象是在LPKA II A班Bengkulu接受指导过程的儿童面对法律(ABH),采用主动抽样技术,因此获得了10名符合标准的ABH。研究工具采用问卷调查、观察表和访谈。数据分析技术包括4个阶段,即。数据选择,数据校正,数据解释和推断。研究结果表明;文献法小组辅导有助于培养和提高ABH弹性,但在自信或(自我效能)方面还需要进一步加强和辅导,因此可以得出文献法小组辅导对提高LPKA Kelas II A Bengkulu II A Bengkulu的ABH缓解有作用。
关键词:团体辅导;biblioterphy;韧性,儿童面对法律
{"title":"The Effect of Group Guidance with The Bibliotherapy Method on Increasing ABH Resilience in LPKA Class II A Bengkulu","authors":"Hermi Pasmawati","doi":"10.21274/martabat.2022.6.2.295-314","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.2.295-314","url":null,"abstract":"This study aims to 1) determine the influence of group guidance with the Biblioterpahy method on increasing ABH resilience in LPKA Kelas II A Bengkulu. The type of research used is action research or Action Research. The subject of the study was Children Facing the Law (ABH) who underwent the coaching process at LPKA Class II A Bengkulu which was selected using pruposive sampling techniques, so that 10 ABH people who met the creteria were obtained. The research instrument uses questionnaires, observation sheets and interviews. Data analysis techniques consist of 4 stages, namely. data selection, data correction, data interpretation and inference. The findings of the study revealed that; group guidance with the biblioteraphy method can help develop and improve ABH resilience, although in the aspect of self-confidence or (self efficacy) it still needs further strengthening and coaching, thus it can be concluded that group guidance with the biblioteraphy method has an effect in increasing ABH releintion in LPKA Kelas II A Bengkulu Class II A Bengkulu.
 Keywords: : group guidance; biblioterphy; Resilience, Children Face the Law","PeriodicalId":486816,"journal":{"name":"Martabat","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135000371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-07DOI: 10.21274/martabat.2022.6.2.214-241
Irawati Diah Astuti
Media sosial saat ini menjadi bagian kehidupan yang sulit dipisahkan dari masyarakat. Bahkan, media sosial juga menjadi lahan bagi sebagian orang untuk mengais rupiah yang dipergunakan untuk berbagai kebutuhan hidup. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut hadir di media sosial sebagai objek untuk menghasilkan uang. Padahal, penggunaan media sosial dibatasi oleh aturan usia untuk menghindari berbagai hal yang bisa membahayakan anak di masa depan. Namun, orang-orang dewasa, yang umumnya merupakan orang tua si anak itu sendiri, melegitimasi terjunnya anak-anak ke media sosial demi berbagai alasan, salah satunya adalah popularitas dan keuntungan finansial. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan metode pengumpulan data berupa mencari literatur ilmiah yang sesuai dengan tema serta mengobservasi media sosial milik beberapa kidfluencer. Dalam artikel ini, penulis membahas fenomena kidfluencer di media sosial dari perspektif etika. Apakah kehadiran anak-anak sebagai selebriti media sosial sesuai dengan etika? Bagaimana seharusnya peran dan tanggung jawab orang tua dilihat dari perspektif etika? Hasilnya menunjukkan bahwa tindakan orang tua yang membagikan informasi tentang anaknya di media sosial bertentangan dengan etika. Sebab, membagikan konten anak di media sosial akan melucuti sisi humanitas orang tua terutama dari sisi etika.
{"title":"Fenomena Kidfluencer dalam Beretika Media Sosial","authors":"Irawati Diah Astuti","doi":"10.21274/martabat.2022.6.2.214-241","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.2.214-241","url":null,"abstract":"Media sosial saat ini menjadi bagian kehidupan yang sulit dipisahkan dari masyarakat. Bahkan, media sosial juga menjadi lahan bagi sebagian orang untuk mengais rupiah yang dipergunakan untuk berbagai kebutuhan hidup. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga turut hadir di media sosial sebagai objek untuk menghasilkan uang. Padahal, penggunaan media sosial dibatasi oleh aturan usia untuk menghindari berbagai hal yang bisa membahayakan anak di masa depan. Namun, orang-orang dewasa, yang umumnya merupakan orang tua si anak itu sendiri, melegitimasi terjunnya anak-anak ke media sosial demi berbagai alasan, salah satunya adalah popularitas dan keuntungan finansial. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan metode pengumpulan data berupa mencari literatur ilmiah yang sesuai dengan tema serta mengobservasi media sosial milik beberapa kidfluencer. Dalam artikel ini, penulis membahas fenomena kidfluencer di media sosial dari perspektif etika. Apakah kehadiran anak-anak sebagai selebriti media sosial sesuai dengan etika? Bagaimana seharusnya peran dan tanggung jawab orang tua dilihat dari perspektif etika? Hasilnya menunjukkan bahwa tindakan orang tua yang membagikan informasi tentang anaknya di media sosial bertentangan dengan etika. Sebab, membagikan konten anak di media sosial akan melucuti sisi humanitas orang tua terutama dari sisi etika.","PeriodicalId":486816,"journal":{"name":"Martabat","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135000372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-06DOI: 10.21274/martabat.2022.6.2.167-198
Fardan Mahmudatul Imamah
Perempuan Muslim belum bersepakat tentang bagaimana hubungan antara feminisme dan Islam. Sebagian menerimanya sebagai bentuk upaya cendikiawan Muslim untuk menginterpretasikan kembali teks-teks keagamaan yang memiliki semangat kesetaraan. Di sisi lain, kritik terhadap feminisme yang dinilai membawa nilai-nilai Barat, nilai-nilai kolonial, dan definisi tunggal atas persoalan perempuan menyebabkan keraguan untuk menyebut upaya kesetaraan dalam Islam sebagai feminisme Islam. Artikel ilmiah ini mencoba untuk meninjau hubungan feminisme dan Islam dari sudut pandang filosofis dalam mendefinisikan perempuan, melalui studi tentang the self, the subject dan makna kesetaraan. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan antara feminisme dan Islam dalam mendefinisikan ketiga konsep tersebut. Kajian ini dimulai dari filsafat feminisme melalui teori eksistensialisme Simone De Beauvoir, lahirnya Feminisme Islam, reinterpretasi teks keagamaan, dan dinamika subjektivitas dalam mendefinisikan kebebasan. Hasilnya, perspektif Feminisme dan Islam tidak tunggal. Baik Feminisme dan Islam sepakat atas perempuan sebagai diri dan subjek yang setara antara laki-laki dan perempuan. Namun, terjadi perbedaan tentang bagaimana kesetaraan tersebut didefinisikan khususnya hak-hak dan kewajiban.
{"title":"Dinamika Feminisme Islam dalam Mendefinisikan Perempuan","authors":"Fardan Mahmudatul Imamah","doi":"10.21274/martabat.2022.6.2.167-198","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.2.167-198","url":null,"abstract":"Perempuan Muslim belum bersepakat tentang bagaimana hubungan antara feminisme dan Islam. Sebagian menerimanya sebagai bentuk upaya cendikiawan Muslim untuk menginterpretasikan kembali teks-teks keagamaan yang memiliki semangat kesetaraan. Di sisi lain, kritik terhadap feminisme yang dinilai membawa nilai-nilai Barat, nilai-nilai kolonial, dan definisi tunggal atas persoalan perempuan menyebabkan keraguan untuk menyebut upaya kesetaraan dalam Islam sebagai feminisme Islam. Artikel ilmiah ini mencoba untuk meninjau hubungan feminisme dan Islam dari sudut pandang filosofis dalam mendefinisikan perempuan, melalui studi tentang the self, the subject dan makna kesetaraan. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan antara feminisme dan Islam dalam mendefinisikan ketiga konsep tersebut. Kajian ini dimulai dari filsafat feminisme melalui teori eksistensialisme Simone De Beauvoir, lahirnya Feminisme Islam, reinterpretasi teks keagamaan, dan dinamika subjektivitas dalam mendefinisikan kebebasan. Hasilnya, perspektif Feminisme dan Islam tidak tunggal. Baik Feminisme dan Islam sepakat atas perempuan sebagai diri dan subjek yang setara antara laki-laki dan perempuan. Namun, terjadi perbedaan tentang bagaimana kesetaraan tersebut didefinisikan khususnya hak-hak dan kewajiban.","PeriodicalId":486816,"journal":{"name":"Martabat","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135081099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-04DOI: 10.21274/martabat.2022.6.2.199-213
Thathit Manon Andini, Aini Alifatin, Dini Kurniawati
Masa remaja merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia. Perubahan sikap dan perilaku terjadi, seperti mulai memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian, dan timbul perasaan cinta yang kemudian akan timbul dorongan seksual. Minimnya pendidikan seks yang diberikan orang tua kepada anak menjadi pemicu terjadinya penyimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran pengenalan perilaku kesehatan reproduksi dalam perkembangan remaja. Desain penelitian deskriptif analitik, dengan sampel 36 siswi yang tinggal di Asrama SMA di wilayah kabupaten Malang, menggunakan teknik total sampling. Kuesioner dibuat berdasarkan indikator pengenalan perilaku Kesehatan Reproduksi. Studi tersebut menemukan bahwa sebagian besar remaja tidak pernah diperkenalkan dengan anatomi dan fisiologi serta sistem yang berlaku untuk reproduksi dan tidak pernah mendiskusikan perencanaan pernikahan atau usia di mana mereka akan hamil. Sebagian besar dari mereka sering diperkenalkan dengan perilaku kesehatan reproduksi atas dasar agama, sedangkan pengenalan perilaku kebersihan reproduksi dan informasi tentang penyakit menular seksual jarang diperkenalkan. Peran orang tua penting dalam mencegah perilaku seks bebas dengan memperkenalkan perilaku kesehatan reproduksi.
{"title":"Peran Orangtua dalam Pengenalan Perilaku Kesehatan Reproduksi dalam Perkembangan Remaja","authors":"Thathit Manon Andini, Aini Alifatin, Dini Kurniawati","doi":"10.21274/martabat.2022.6.2.199-213","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/martabat.2022.6.2.199-213","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia. Perubahan sikap dan perilaku terjadi, seperti mulai memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian, dan timbul perasaan cinta yang kemudian akan timbul dorongan seksual. Minimnya pendidikan seks yang diberikan orang tua kepada anak menjadi pemicu terjadinya penyimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran pengenalan perilaku kesehatan reproduksi dalam perkembangan remaja. Desain penelitian deskriptif analitik, dengan sampel 36 siswi yang tinggal di Asrama SMA di wilayah kabupaten Malang, menggunakan teknik total sampling. Kuesioner dibuat berdasarkan indikator pengenalan perilaku Kesehatan Reproduksi. Studi tersebut menemukan bahwa sebagian besar remaja tidak pernah diperkenalkan dengan anatomi dan fisiologi serta sistem yang berlaku untuk reproduksi dan tidak pernah mendiskusikan perencanaan pernikahan atau usia di mana mereka akan hamil. Sebagian besar dari mereka sering diperkenalkan dengan perilaku kesehatan reproduksi atas dasar agama, sedangkan pengenalan perilaku kebersihan reproduksi dan informasi tentang penyakit menular seksual jarang diperkenalkan. Peran orang tua penting dalam mencegah perilaku seks bebas dengan memperkenalkan perilaku kesehatan reproduksi.","PeriodicalId":486816,"journal":{"name":"Martabat","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135500974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}