Pub Date : 2024-07-19DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i7.15728
Salma Luthfania Patra, Mutiara Khairunnisa Suhardi, Muhammad Gilang Al Huda, Galuh Tresna Murti
Pajak merupakan kotribusi terbesar bagi pembangunan negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2023, pemerintah Indonesia mengatur regulasi terbarunya pada Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi. Dalam hal ini disebutkan bahwa tarif pemotongan PPh Pasal 21 terdiri atas Tarif Efektif (TER) pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap masa pajak dan Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh untuk masa pajak terakhir. Adanya peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan terbaru yang sebelumnya sudah pernah diubah sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2021. Skema perhitungan TER dikenakan atas penghasilan yang diterima dan dapat menambah keuntungan ekonomis wajib pajak. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan mengulas secara komprehensif terkait pemecahan masalah atas kasus setiap klasifikasi perhitungan PPh 21. Metode penelitian ini, yaitu teknik dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan adanya hasil yang sama dan berbeda pada setiap aspek klasifikasi perhitungan wajib pajak orang pribadi. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya.
{"title":"Skema Terbaru Perhitungan Peraturan PPh Pasal 21 Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2023 Pada Wajib Pajak Orang Pribadi","authors":"Salma Luthfania Patra, Mutiara Khairunnisa Suhardi, Muhammad Gilang Al Huda, Galuh Tresna Murti","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i7.15728","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i7.15728","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Pajak merupakan kotribusi terbesar bagi pembangunan negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2023, pemerintah Indonesia mengatur regulasi terbarunya pada Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi. Dalam hal ini disebutkan bahwa tarif pemotongan PPh Pasal 21 terdiri atas Tarif Efektif (TER) pemotongan PPh Pasal 21 untuk setiap masa pajak dan Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh untuk masa pajak terakhir. Adanya peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan terbaru yang sebelumnya sudah pernah diubah sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2021. Skema perhitungan TER dikenakan atas penghasilan yang diterima dan dapat menambah keuntungan ekonomis wajib pajak. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan mengulas secara komprehensif terkait pemecahan masalah atas kasus setiap klasifikasi perhitungan PPh 21. Metode penelitian ini, yaitu teknik dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan adanya hasil yang sama dan berbeda pada setiap aspek klasifikasi perhitungan wajib pajak orang pribadi. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":" 1122","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141823168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-18DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i7.15699
Made Andre Arya Prabawa, Mone Stepanus Andrias
Implementasi kegiatan employee advocacy di Direktorat Jenderal Pajak perlu didukung oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan dan komunikasi agar pesan yang efektif dapat tersampaikan kepada publik melalui pegawai, sehingga dilakukan penelitian untuk menganalisis dan menguji pengaruh servant leadership dan symmetrical communication terhadap employee advocacy dengan mempertimbangkan faktor mediasi oleh employee empowerment dan organizational citizenship behavior pada Pegawai Negeri Sipil di Direktorat Jenderal Pajak. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online dan dikumpulkan sejumlah 418 responden dari jenjang jabatan tertentu. Aplikasi excel dan metode Structural Equation Modeling dengan aplikasi LISREL digunakan dalam analisis statistik data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari employee empowerment dan organizational citizenship behavior dalam memediasi pengaruh servant leadership dan symmetrical communication terhadap employee advocacy. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan positif dari servant leadership terhadap employee advocacy, namun pengaruh langsung yang signifikan dan negatif ditemukan dari symmetrical communication terhadap employee advocacy. Organisasi disarankan untuk meningkatkan pengembangan servant leadership dan mempertahankan komunikasi yang efektif dalam membangun aktivasi employee advocacy yang positif dan terlaksana oleh seluruh pegawai. Kemudian, implikasi manajerial dalam penelitian ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan servant leadership dan symmetrical communication dalam meningkatkan dan memfasilitasi employee advocacy melalui peningkatan peran employee empowerment dan organizational citizenship behavior.
{"title":"Pengaruh Servant Leadership dan Symmetrical Communication Terhadap Employee Advocacy yang dimediasi oleh Employee Empowerment dan Organizational Citizenship Behavior","authors":"Made Andre Arya Prabawa, Mone Stepanus Andrias","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i7.15699","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i7.15699","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Implementasi kegiatan employee advocacy di Direktorat Jenderal Pajak perlu didukung oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan dan komunikasi agar pesan yang efektif dapat tersampaikan kepada publik melalui pegawai, sehingga dilakukan penelitian untuk menganalisis dan menguji pengaruh servant leadership dan symmetrical communication terhadap employee advocacy dengan mempertimbangkan faktor mediasi oleh employee empowerment dan organizational citizenship behavior pada Pegawai Negeri Sipil di Direktorat Jenderal Pajak. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online dan dikumpulkan sejumlah 418 responden dari jenjang jabatan tertentu. Aplikasi excel dan metode Structural Equation Modeling dengan aplikasi LISREL digunakan dalam analisis statistik data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari employee empowerment dan organizational citizenship behavior dalam memediasi pengaruh servant leadership dan symmetrical communication terhadap employee advocacy. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan positif dari servant leadership terhadap employee advocacy, namun pengaruh langsung yang signifikan dan negatif ditemukan dari symmetrical communication terhadap employee advocacy. Organisasi disarankan untuk meningkatkan pengembangan servant leadership dan mempertahankan komunikasi yang efektif dalam membangun aktivasi employee advocacy yang positif dan terlaksana oleh seluruh pegawai. Kemudian, implikasi manajerial dalam penelitian ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan servant leadership dan symmetrical communication dalam meningkatkan dan memfasilitasi employee advocacy melalui peningkatan peran employee empowerment dan organizational citizenship behavior. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":" 0","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141826369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-18DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i7.15802
Arniati J. Kalatasik, Universitas Hasanuddin, Muliadi Mau
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas komunikasi pembelajaran dalam pelatihan dengan model BL. Penelitian ini menerapkan penelitian kuantitatif metode survei dengan membagikan kuesioner terdiri dari 18 pernyataan sikap dalam bentuk skala likert (Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, Sangat Setuju) yang akan dipilih oleh responden dan dibagi ke dalam 3 indikator, yakni Kemampuan Komunikasi Tenaga Pelatih, Keaktfian Peserta, dan Interaksi Pembelajaran. Hasil dari penelitian ini bahwa efektivitas komunikasi pembelajaran dalam model BL dianggap sangat tinggi oleh peserta pelatihan. Kemampuan komunikasi tenaga pelatih dinilai tinggi, menunjukkan keterampilan yang efektif dalam menyampaikan materi. Keaktifan peserta juga dinilai tinggi, menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Interaksi pembelajaran dinilai tinggi, menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Temuan ini relevan untuk mengembangkan program pelatihan di masa depan dan merumuskan kebijakan pendidikan yang mempertimbangkan peran teknologi dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan.
{"title":"Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Pelatihan Model Blended Learning","authors":"Arniati J. Kalatasik, Universitas Hasanuddin, Muliadi Mau","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i7.15802","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i7.15802","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas komunikasi pembelajaran dalam pelatihan dengan model BL. Penelitian ini menerapkan penelitian kuantitatif metode survei dengan membagikan kuesioner terdiri dari 18 pernyataan sikap dalam bentuk skala likert (Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, Sangat Setuju) yang akan dipilih oleh responden dan dibagi ke dalam 3 indikator, yakni Kemampuan Komunikasi Tenaga Pelatih, Keaktfian Peserta, dan Interaksi Pembelajaran. Hasil dari penelitian ini bahwa efektivitas komunikasi pembelajaran dalam model BL dianggap sangat tinggi oleh peserta pelatihan. Kemampuan komunikasi tenaga pelatih dinilai tinggi, menunjukkan keterampilan yang efektif dalam menyampaikan materi. Keaktifan peserta juga dinilai tinggi, menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Interaksi pembelajaran dinilai tinggi, menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Temuan ini relevan untuk mengembangkan program pelatihan di masa depan dan merumuskan kebijakan pendidikan yang mempertimbangkan peran teknologi dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":" 62","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141825305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-07-18DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i7.15971
Chaerul Bachri, Findi Ayu Sariasih, Aziz Sukma Dhiana, Edhi Prayitno, Timu Timu
Tata kelola Teknologi Informasi (TI) digunakan untuk membangun suatu sistem yang membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan dimana melibatkan para pemangku kepentingan. PT. DSJ adalah perusahaan yang bergerak dibidang layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang senantiasa mengedepankan teknologi, termasuk untuk operasional perusahaan sehari hari, tak terkecuali dalam hal absensi karyawan untuk mempermudah proses absensi masuk maupun pulang karyawan. Untuk menguji dan mengevaluasi sejauh mana efektifitas dari sistem absensi berbasis android yang saat ini dipergunakan maka dilakukan audit tata kelola TI dengan menggunakan framework COBIT 5. Hasil dari rekapitulasi tingkat model capability bahwa skala nilai penelitian untuk proses kontrol dari sisi internal di PT. DSJ secara rata rata sudah baik dan terstruktur yaitu posisi level 4 (Optimized). Akan tetapi tetap diperlukan evaluasi dan di sosialisasikan rencana perbaikannya kepada para karyawan, agar peran teknologi informasi berdampak makin baik dalam menunjang kinerja setiap karyawan, hal ini terlihat dari Capability Level DSS03 dengan skor 3,05 yaitu Defined Process, yang artinya perusahaan harus terus melakukan improvement.
{"title":"Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Aplikasi Absensi Berbasis Android “SMAS” PT. DSJ Menggunakan Framework Cobit 5","authors":"Chaerul Bachri, Findi Ayu Sariasih, Aziz Sukma Dhiana, Edhi Prayitno, Timu Timu","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i7.15971","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i7.15971","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Tata kelola Teknologi Informasi (TI) digunakan untuk membangun suatu sistem yang membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan dimana melibatkan para pemangku kepentingan. PT. DSJ adalah perusahaan yang bergerak dibidang layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang senantiasa mengedepankan teknologi, termasuk untuk operasional perusahaan sehari hari, tak terkecuali dalam hal absensi karyawan untuk mempermudah proses absensi masuk maupun pulang karyawan. Untuk menguji dan mengevaluasi sejauh mana efektifitas dari sistem absensi berbasis android yang saat ini dipergunakan maka dilakukan audit tata kelola TI dengan menggunakan framework COBIT 5. Hasil dari rekapitulasi tingkat model capability bahwa skala nilai penelitian untuk proses kontrol dari sisi internal di PT. DSJ secara rata rata sudah baik dan terstruktur yaitu posisi level 4 (Optimized). Akan tetapi tetap diperlukan evaluasi dan di sosialisasikan rencana perbaikannya kepada para karyawan, agar peran teknologi informasi berdampak makin baik dalam menunjang kinerja setiap karyawan, hal ini terlihat dari Capability Level DSS03 dengan skor 3,05 yaitu Defined Process, yang artinya perusahaan harus terus melakukan improvement. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":" 39","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141825652","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-06-14DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i6.15876
Ditha Damayanti, Bernard Hasibuan, Soehatman Ramli, S. Sugiarto
Welder merupakan salah satu pekerja yang mempunyai risiko kelelahan paling tinggi karena harus bekerja pada area kerja yang panas, postur tubuh yang janggal, radiasi, kontak langsung dengan material yang mengandung bahan kimia berbahaya dan disertai dengan tekanan yang cukup besar untuk mencapai target. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelelahan dan pengetahuan welder terhadap produktivitas kerja dan kinerja karyawan. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan studi cross sectional dengan menggunakan desain analisis Structural Equation Modeling (SEM). Besar sampel yang digunakan adalah 160 orang juru las di PT IHI Power Service Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan (p-value 0,965) dan produktivitas kerja (p-value 0,451) dan pengetahuan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan (p-value 0,030) dan produktivitas kerja (p-value 0,003). Manajemen dapat merancang program pelatihan yang berfokus pada peningkatan pengetahuan teknis dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kinerja mencakup pemahaman terkini tentang teknologi, prosedur kerja, dan inovasi dalam industri.
电焊工是疲劳风险最高的工人之一,因为他们必须在高温工作区工作,工作姿势笨拙,受到辐射,直接接触含有危险化学品的材料,还要承受相当大的压力以实现目标。本研究使用问卷作为研究工具。本研究旨在分析焊工的疲劳状况以及对工作效率和员工绩效的认识。本研究采用结构方程建模(SEM)分析设计,是一项横截面定量研究。样本量为 PT IHI Power Service Indonesia 的 160 名焊工。结果显示,疲劳对员工绩效(p 值为 0.965)和工作效率(p 值为 0.451)没有影响,而知识对员工绩效(p 值为 0.030)和工作效率(p 值为 0.003)有显著的积极影响。管理层可以设计培训计划,重点提高技术知识和相关技能,以提高绩效,包括对技术、工作程序和行业创新的最新了解。
{"title":"Analisis Kelelahan Kerja dan Pengetahuan Pada Welder Terhadap Produktivitas Kerja dan Kinerja Karyawan di PT IHI Power Service Indonesia","authors":"Ditha Damayanti, Bernard Hasibuan, Soehatman Ramli, S. Sugiarto","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i6.15876","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i6.15876","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Welder merupakan salah satu pekerja yang mempunyai risiko kelelahan paling tinggi karena harus bekerja pada area kerja yang panas, postur tubuh yang janggal, radiasi, kontak langsung dengan material yang mengandung bahan kimia berbahaya dan disertai dengan tekanan yang cukup besar untuk mencapai target. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelelahan dan pengetahuan welder terhadap produktivitas kerja dan kinerja karyawan. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan studi cross sectional dengan menggunakan desain analisis Structural Equation Modeling (SEM). Besar sampel yang digunakan adalah 160 orang juru las di PT IHI Power Service Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan (p-value 0,965) dan produktivitas kerja (p-value 0,451) dan pengetahuan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan (p-value 0,030) dan produktivitas kerja (p-value 0,003). Manajemen dapat merancang program pelatihan yang berfokus pada peningkatan pengetahuan teknis dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kinerja mencakup pemahaman terkini tentang teknologi, prosedur kerja, dan inovasi dalam industri. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"9 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141343438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-06-06DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i5.16061
Riza Trisno Rinaldo, Bernard Hasibuan, Soehatman Ramli
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan behavior based safety tehadap budaya keselamatan konstruksi pekerjaan pemancangan pada proyek pengamanan pantai di pesisisr teluk jakarta NCICD. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode DO IT bahvior based safety yang ditinjau dengan pengumpulan data dan penelitian ini bersifat observasional. Penelitian mengambil karyawan proyek NCID sebagai sampel penelitian dengan teknik simple random sampling. Data primer diperoleh melalui informan. Hasil penelitian tentang Analisa Penerapan Behavior Based Safety (BBS) terhadap Budaya Keselamatan Konstruksi pada pekerjaan pemancangan proyek pengamanan pantai di pesisir Teluk Jakarta (NCICD) menunjukkan bahwa program BBS secara keseluruhan telah diterapkan dengan baik, mencakup komitmen, prosedur dan peraturan, komunikasi, kompetensi, serta keterlibatan pekerja. Proyek ini telah menetapkan syarat khusus K3L dalam kontrak rekanan dan menganggarkan program K3L secara khusus. Pihak terkait telah dilibatkan dalam pembuatan dan peninjauan prosedur, serta komunikasi yang baik telah dilakukan kepada seluruh pekerja di area proyek. Namun, pemenuhan persyaratan kompetensi pada program BBS belum terpenuhi, terutama pada aspek kualifikasi petugas HSE, dan pekerja tidak dilibatkan dalam pembuatan program kerja K3L.
本研究旨在分析雅加达 NCICD 海湾沿岸海岸保护项目打桩工作中基于行为的安全文化在施工安全文化中的应用。本研究是一项定性研究,采用基于 DO IT bahvior 的安全方法,通过数据收集和观察进行审查。本研究采用简单随机抽样技术,以雅加达国家工业与发展中心项目员工为研究样本。原始数据通过信息提供者获得。雅加达湾海岸安全项目(NCICD)打桩工程中基于行为的安全(BBS)在施工安全文化中的应用分析》的研究结果表明,BBS 计划整体实施良好,包括承诺、程序和规定、沟通、能力和工人参与。该项目在对方合同中规定了具体的 HSE 要求,并为具体的 HSE 计划编列了预算。有关各方参与了程序的制定和审查,并与项目区的所有工人进行了良好的沟通。然而,BBS 计划中的能力要求没有得到满足,特别是在 HSE 官员的资格方面,工人没有参与 HSE 工作计划的制定。
{"title":"Analisis Penerapan Behavior Based Safety Tehadap Budaya Keselamatan Konstruksi Pekerjaan Pemancangan pada Proyek Pengamanan Pantai di Pesisisr Teluk Jakarta NCICD","authors":"Riza Trisno Rinaldo, Bernard Hasibuan, Soehatman Ramli","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i5.16061","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i5.16061","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan behavior based safety tehadap budaya keselamatan konstruksi pekerjaan pemancangan pada proyek pengamanan pantai di pesisisr teluk jakarta NCICD. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode DO IT bahvior based safety yang ditinjau dengan pengumpulan data dan penelitian ini bersifat observasional. Penelitian mengambil karyawan proyek NCID sebagai sampel penelitian dengan teknik simple random sampling. Data primer diperoleh melalui informan. Hasil penelitian tentang Analisa Penerapan Behavior Based Safety (BBS) terhadap Budaya Keselamatan Konstruksi pada pekerjaan pemancangan proyek pengamanan pantai di pesisir Teluk Jakarta (NCICD) menunjukkan bahwa program BBS secara keseluruhan telah diterapkan dengan baik, mencakup komitmen, prosedur dan peraturan, komunikasi, kompetensi, serta keterlibatan pekerja. Proyek ini telah menetapkan syarat khusus K3L dalam kontrak rekanan dan menganggarkan program K3L secara khusus. Pihak terkait telah dilibatkan dalam pembuatan dan peninjauan prosedur, serta komunikasi yang baik telah dilakukan kepada seluruh pekerja di area proyek. Namun, pemenuhan persyaratan kompetensi pada program BBS belum terpenuhi, terutama pada aspek kualifikasi petugas HSE, dan pekerja tidak dilibatkan dalam pembuatan program kerja K3L. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"2 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141378767","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-06-06DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i5.15448
M. Hamsah, Mulya Budiman, Studi Literatur, Hubungan Status, Sosial-Ekonomi Ibu, Hamil Dengan, Angka Kejadian, PreeklampsiaEklampsia, Mulya Wirijanto, Budiman, Jurnal Ilmiah Indonesia
Preeklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria sedangkan eklampsia merupakan preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma. Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyebab kematian ibu yang cukup tinggi. Preeklampsia memengaruhi sekitar 2% hingga 8% kehamilan di seluruh dunia. Dengan masih tingginya angka terjadinya preeklampsia di Indonesia maupun secara global, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia dan eklampsia. Penelitian ini menggunakan metode Literatur Review, dilakukan dengan kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan penelusuran jurnal pada Google Scholar, PubMed, Gale dan akses pencarian literatur lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil analisis literature review menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor status sosial- ekonomi Ibu hamil yaitu diantaranya faktor tingkat pendidikan, faktor pekerjaan, dan faktor status ekonomi keluarga dengan kejadian preeklampsia/eklampsia, dan angka kejadian cenderung meningkat pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah, ibu yang bekerja, dan ibu dengan status ekonomi keluarga yang rendah. ,,,, Pekerjaan,.
{"title":"Studi Literatur Hubungan Status Sosial-Ekonomi Ibu Hamil dengan Angka Kejadian Preeklampsia/Eklampsia","authors":"M. Hamsah, Mulya Budiman, Studi Literatur, Hubungan Status, Sosial-Ekonomi Ibu, Hamil Dengan, Angka Kejadian, PreeklampsiaEklampsia, Mulya Wirijanto, Budiman, Jurnal Ilmiah Indonesia","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i5.15448","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i5.15448","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Preeklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria sedangkan eklampsia merupakan preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma. Hipertensi dalam kehamilan masih menjadi penyebab kematian ibu yang cukup tinggi. Preeklampsia memengaruhi sekitar 2% hingga 8% kehamilan di seluruh dunia. Dengan masih tingginya angka terjadinya preeklampsia di Indonesia maupun secara global, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia dan eklampsia. Penelitian ini menggunakan metode Literatur Review, dilakukan dengan kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan penelusuran jurnal pada Google Scholar, PubMed, Gale dan akses pencarian literatur lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil analisis literature review menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor status sosial- ekonomi Ibu hamil yaitu diantaranya faktor tingkat pendidikan, faktor pekerjaan, dan faktor status ekonomi keluarga dengan kejadian preeklampsia/eklampsia, dan angka kejadian cenderung meningkat pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah, ibu yang bekerja, dan ibu dengan status ekonomi keluarga yang rendah. \u0000,,,, Pekerjaan,. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"89 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141378378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Interprofessional Education (IPE) mengacu pada proses pembelajaran kolaboratif di mana pelajar dari berbagai latar belakang petugas kesehatan terlibat dalam interaksi dan kolaborasi untuk mengembangkan dan memberikan layanan kesehatan yang mencakup promosi, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Penggabungan program IPE ke dalam pendidikan akademis memiliki arti penting dalam menumbuhkan gagasan kolaborasi dan kerja sama di antara para praktisi kesehatan, sehingga meningkatkan kesiapan dan kemahiran para tenaga kesehatan dalam mengatasi tantangan kesehatan. Artikel ini menyajikan tinjauan literatur tentang efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif studi literature review. Penelusuran ResearchGate, Google Scholar dan Academia.edu mengulas efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review. Sebanyak 10 studi yang dilakukan antara tahun 2020–2024 dimasukkan dalam tinjauan ini. Sebanyak 347 judul telah diidentifikasi, yang pada akhirnya menghasilkan 10 penelitian yang memenuhi kriteria yang berkaitan dengan kemanjuran Interprofessional Education (IPE) dalam meningkatkan kemahiran mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya: literature review. Interprofessional Education (IPE) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi kolaborasi antar profesi yang berbeda, sehingga menumbuhkan tenaga kesehatan yang dapat berkolaborasi secara efektif dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
{"title":"Efektivitas Interprofesional Education (IPE) Terhadap Peningkatan Kemampuan Kompetensi Mahasiswa Kedokteran dan Profesi Kesehatan Lainnya: Literature Review","authors":"Wardini Wardini, Shulhana Mokhtar, Irmayanti Haidir Bima","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i5.15696","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i5.15696","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Interprofessional Education (IPE) mengacu pada proses pembelajaran kolaboratif di mana pelajar dari berbagai latar belakang petugas kesehatan terlibat dalam interaksi dan kolaborasi untuk mengembangkan dan memberikan layanan kesehatan yang mencakup promosi, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Penggabungan program IPE ke dalam pendidikan akademis memiliki arti penting dalam menumbuhkan gagasan kolaborasi dan kerja sama di antara para praktisi kesehatan, sehingga meningkatkan kesiapan dan kemahiran para tenaga kesehatan dalam mengatasi tantangan kesehatan. Artikel ini menyajikan tinjauan literatur tentang efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif studi literature review. Penelusuran ResearchGate, Google Scholar dan Academia.edu mengulas efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review. Sebanyak 10 studi yang dilakukan antara tahun 2020–2024 dimasukkan dalam tinjauan ini. Sebanyak 347 judul telah diidentifikasi, yang pada akhirnya menghasilkan 10 penelitian yang memenuhi kriteria yang berkaitan dengan kemanjuran Interprofessional Education (IPE) dalam meningkatkan kemahiran mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya: literature review. Interprofessional Education (IPE) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi kolaborasi antar profesi yang berbeda, sehingga menumbuhkan tenaga kesehatan yang dapat berkolaborasi secara efektif dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"6 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141380522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-06-06DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i5.16031
Reizki Fitriyani
Ketika konten – konten media digital yang bermunculan hanya mengutamakan hiburan semata dan mengesampingkan fungsi informatif maka disaat itulah literasi digital berperan penting. Dampak yang meresahkan dari konten media digital terhadap anak –anak terutama anak usia dini selaku pengguna aktif yang berada di usia rentan pembentukan karakter diri karena pengaruh tontonan dan informasi yang didapatkan dari media digital terutama media sosial yang kehadirannya kian beragam, membuat kekhawatiran selaku orangtua terutama para Ibu – ibu milenial yang hendaknya mendampingi dalam penggunaan media sosial anak sejak dini. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi strategi penerapannya terhadap penggunaan media sosial anak usia dini dengan lokasi penelitian ini dilakukan di kota Makassar dengan jumlah informan penelitian sebanyak 6 informan yang merupakan ibu milenial dengan rentan usia 28-39 tahun dan memiliki anak usia kategori anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu purposive sampling. Dalam penelitian ini terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ibu milenial melakukan beberapa cara untuk menimalisir dampak dari kecanduan anak usia dini terhadap penggunaan media sosial seperti melakukan pengawasan pada tontonan anak, aturan penggunaan, aktivitas outdoor dan quality time bersama anak. Pada era digital ini orang tua diharapkan mampu menguasai teknologi dalam mengontrol dan mendidik anak. Kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi anak. tidak hanya berdampak negatif, tapi juga dapat membantu anak dalam mendapatkan informasi, kreatif, inovatif, cerdas, dan mendampingi anak serta menyaring informasi yang memang baik untuk usianya saat ini namun tidak melarangnya, tapi mengontrol sampai dititik aman.
{"title":"Strategi dalam pengenalan Literasi Digital Ibu Generasi Milenial terhadap Penggunaan Media Sosial Anak Usia Dini","authors":"Reizki Fitriyani","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i5.16031","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i5.16031","url":null,"abstract":"Ketika konten – konten media digital yang bermunculan hanya mengutamakan hiburan semata dan mengesampingkan fungsi informatif maka disaat itulah literasi digital berperan penting. Dampak yang meresahkan dari konten media digital terhadap anak –anak terutama anak usia dini selaku pengguna aktif yang berada di usia rentan pembentukan karakter diri karena pengaruh tontonan dan informasi yang didapatkan dari media digital terutama media sosial yang kehadirannya kian beragam, membuat kekhawatiran selaku orangtua terutama para Ibu – ibu milenial yang hendaknya mendampingi dalam penggunaan media sosial anak sejak dini. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi strategi penerapannya terhadap penggunaan media sosial anak usia dini dengan lokasi penelitian ini dilakukan di kota Makassar dengan jumlah informan penelitian sebanyak 6 informan yang merupakan ibu milenial dengan rentan usia 28-39 tahun dan memiliki anak usia kategori anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu purposive sampling. Dalam penelitian ini terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ibu milenial melakukan beberapa cara untuk menimalisir dampak dari kecanduan anak usia dini terhadap penggunaan media sosial seperti melakukan pengawasan pada tontonan anak, aturan penggunaan, aktivitas outdoor dan quality time bersama anak. Pada era digital ini orang tua diharapkan mampu menguasai teknologi dalam mengontrol dan mendidik anak. Kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi anak. tidak hanya berdampak negatif, tapi juga dapat membantu anak dalam mendapatkan informasi, kreatif, inovatif, cerdas, dan mendampingi anak serta menyaring informasi yang memang baik untuk usianya saat ini namun tidak melarangnya, tapi mengontrol sampai dititik aman.","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"350 11‐12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141380867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-06-06DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i5.15444
Dimas Eka Pradana, Juliana Rouli
Kualitas layanan sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan dan mendukung daya saing perusahaan. Tingkat kepuasan pelanggan dapat dilihat dari sejumlah keluhan atau komplain yang muncul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komplain apa saja atas layanan PT. XYZ dan penyebab komplain tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) untuk melakukan perbaikan kualitas layanan PT. XYZ. Data diperoleh melalui survei pelanggan perusahaan untuk mengukur persepsi kualitas layanan berdasarkan variabel Reability, Assurance, Tangible, Empathy dan Responsiveness dan melakukan wawancara dengan manajemen dan karyawan PT. XYZ serta pelanggan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Berdasarkan hasil Pareto Chart diperoleh komplain terbanyak adalah kenyamanan kendaraan, keamanan pengemudi mengendarai kendaraan, kebersihan kendaraan, kebersihan pool, kenyamanan pengemudi dan jaminan keaman dalam perjalanan. Penyebab utama masing-masing komplain tersebut adalah usia kendaraan lebih dari 4 tahun, penjadwalan pengemudi tidak tepat dan tidak ada petugas khusus kebersihan. Rekomendasi perbaikan yang akan dilakukan adalah melakukan peremajaan kendaraan, evaluasi penjadwalan pengemudi dengan menyesuaikan jadwal keberangkatan dan menambah petugas khusus kebersihan pool.
{"title":"Analisa Service Quality (SQ) dengan Metode Six Sigma (Studi Kasus pada PT. XYZ)","authors":"Dimas Eka Pradana, Juliana Rouli","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i5.15444","DOIUrl":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i5.15444","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Kualitas layanan sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan dan mendukung daya saing perusahaan. Tingkat kepuasan pelanggan dapat dilihat dari sejumlah keluhan atau komplain yang muncul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komplain apa saja atas layanan PT. XYZ dan penyebab komplain tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) untuk melakukan perbaikan kualitas layanan PT. XYZ. Data diperoleh melalui survei pelanggan perusahaan untuk mengukur persepsi kualitas layanan berdasarkan variabel Reability, Assurance, Tangible, Empathy dan Responsiveness dan melakukan wawancara dengan manajemen dan karyawan PT. XYZ serta pelanggan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Berdasarkan hasil Pareto Chart diperoleh komplain terbanyak adalah kenyamanan kendaraan, keamanan pengemudi mengendarai kendaraan, kebersihan kendaraan, kebersihan pool, kenyamanan pengemudi dan jaminan keaman dalam perjalanan. Penyebab utama masing-masing komplain tersebut adalah usia kendaraan lebih dari 4 tahun, penjadwalan pengemudi tidak tepat dan tidak ada petugas khusus kebersihan. Rekomendasi perbaikan yang akan dilakukan adalah melakukan peremajaan kendaraan, evaluasi penjadwalan pengemudi dengan menyesuaikan jadwal keberangkatan dan menambah petugas khusus kebersihan pool. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"136 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141376090","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}