Dalam Kehidupan manusia saat ini erat kaitannya dengan yang namanya seni dan budaya. Terutama seni teater yang menampilkan pertunjukan yang berisi dialog, akting, tarian, dan nyanyian yang dilakukan oleh para pemainnya diatas panggung. Fasilitas penunjang dan pendidikan yang berfokus pada bakat dan minat generasi muda terutama pada bidang seni teater saat ini sangat kurang diperhatikan. Hal ini mempengaruhi penurunan aktivitas pada beberapa komunitas atau sanggar teater yang sudah ada. Kurangnya fasilitas yang memadai untuk pendidikan dan pertunjukan seni teater merupakan salah satu yang melatar belakangi perencanaan dan perancangan Theatre Art Center di Rengat. Rengat merupakan kota yang kaya tentang adat istiadat serta kesenian teaternya, hal ini dapat dilihat dari sering diadakannya pementasan teater di beberapa gedung. Ditambah dengan banyaknya berdiri komunitas atau sanggar teater didaerah tersebut. Theatre Art Center menjadi wadah kegiatan seni teater yang berfungsi sebagai ruang edukasi dan pertunjukan, sehingga dapat mendukung minat dan bakat bagi masyarakat dalam pementasan seni teater. Tema Ekspresionis akan menerapkan ciri dan nilai dari ekspresionisme ke dalam rancangan. Tema akan diterapkan pada tapak, fasad maupun ruang di dalam bangunan.
{"title":"PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP ARSITEKTUR EKSPRESIONIS DALAM PERANCANGAN THEATRE ART CENTER DI RENGAT","authors":"Aprilliya Ningsih, Gun Faisal, M. Rijal","doi":"10.31289/jaur.v5i2.4959","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/jaur.v5i2.4959","url":null,"abstract":"Dalam Kehidupan manusia saat ini erat kaitannya dengan yang namanya seni dan budaya. Terutama seni teater yang menampilkan pertunjukan yang berisi dialog, akting, tarian, dan nyanyian yang dilakukan oleh para pemainnya diatas panggung. Fasilitas penunjang dan pendidikan yang berfokus pada bakat dan minat generasi muda terutama pada bidang seni teater saat ini sangat kurang diperhatikan. Hal ini mempengaruhi penurunan aktivitas pada beberapa komunitas atau sanggar teater yang sudah ada. Kurangnya fasilitas yang memadai untuk pendidikan dan pertunjukan seni teater merupakan salah satu yang melatar belakangi perencanaan dan perancangan Theatre Art Center di Rengat. Rengat merupakan kota yang kaya tentang adat istiadat serta kesenian teaternya, hal ini dapat dilihat dari sering diadakannya pementasan teater di beberapa gedung. Ditambah dengan banyaknya berdiri komunitas atau sanggar teater didaerah tersebut. Theatre Art Center menjadi wadah kegiatan seni teater yang berfungsi sebagai ruang edukasi dan pertunjukan, sehingga dapat mendukung minat dan bakat bagi masyarakat dalam pementasan seni teater. Tema Ekspresionis akan menerapkan ciri dan nilai dari ekspresionisme ke dalam rancangan. Tema akan diterapkan pada tapak, fasad maupun ruang di dalam bangunan.","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90430326","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nabilla Zahraini, Mira Dharma Susilawaty, Wahyu ' Hidayat
AbstrakPondok pesantren merupakan sekolah yang mengajarkan tentang ilmu agama islam, perpaduan antara kurikulum pondok pesantren dan kurikulum pendidikan nasional. Perkembangan pondok pesantren saat ini dirasa cukup tinggi dengan banyaknya bermunculan pondok pesantren di sekitar Duri. Karena tingginya minat orang tua yang memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren diluar kota untuk mendapat pendidikan agama dan fasilitas belajar yang lebih baik, kota Duri merupakan lokasi yang memiliki potensial untuk pembangunan pondok pesantren untuk mengikuti perkembangan zaman tidak hanya membutuhkan pendidikan agama saja tetapi juga harus diimbangi dengan pendidikan umum yang akan diterapkan dikehidupan sehari-hari. Seiring perkembangan zaman dibutuhkan suasana baru dalam desain pondok pesantren, tujuan perancangan pondok pesantren ini adalah untuk memberikan suasana baru dalam desain pondok pesantren. Pondok pesantren ini menggunakan prinsip eco-friendly architecture yang memberikan hubungan antara manusia dan alam dengan memanfaatkan apa yang ada disekitar lokasi dalam rancangan yang mengacu pada fungsi edukasi dengan menerapkan penggunaan material lokal yang ada, penerapan penghawaan alami yang maksimal, memaksimalkan energi alami.Kata kunci : Arsitektur Eco-Friendly, Kota Duri, Perancangan Arsitektur, Pondok pesantren. AbstractIslamic boarding schools are schools that teach Islamic religious knowledge, a combination of the Islamic boarding school curriculum and the national education curriculum. The development of Islamic boarding schools is currently considered quite high with many Islamic boarding schools emerging around Duri. Due to the high interest of parents who send their children to Islamic boarding schools outside the city to get better religious education and learning facilities, the city of Duri is a potential location for the construction of Islamic boarding schools to keep up with the times not only requires religious education but also has to be. balanced with general education that will be applied in everyday life. Along with the times, a new atmosphere is needed in the design of Islamic boarding schools. The purpose of designing this Islamic boarding school is to provide a new atmosphere in the design of the Islamic boarding school. This boarding school uses the principles of eco-friendly architecture that provides a connection between humans and nature by utilizing what is around the location in a design that refers to the educational function by applying the use of local materials available, maximizing natural ventilation, maximizing natural energy.Keywords: Eco-Friendly Architecture, Duri City, Architectural Design, Islamic Boarding School..
{"title":"PERANCANGAN PONDOK PESANTREN DENGAN PRINSIP ARSITEKTUR ECO-FRIENDLY","authors":"Nabilla Zahraini, Mira Dharma Susilawaty, Wahyu ' Hidayat","doi":"10.31289/jaur.v5i2.4935","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/jaur.v5i2.4935","url":null,"abstract":"AbstrakPondok pesantren merupakan sekolah yang mengajarkan tentang ilmu agama islam, perpaduan antara kurikulum pondok pesantren dan kurikulum pendidikan nasional. Perkembangan pondok pesantren saat ini dirasa cukup tinggi dengan banyaknya bermunculan pondok pesantren di sekitar Duri. Karena tingginya minat orang tua yang memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren diluar kota untuk mendapat pendidikan agama dan fasilitas belajar yang lebih baik, kota Duri merupakan lokasi yang memiliki potensial untuk pembangunan pondok pesantren untuk mengikuti perkembangan zaman tidak hanya membutuhkan pendidikan agama saja tetapi juga harus diimbangi dengan pendidikan umum yang akan diterapkan dikehidupan sehari-hari. Seiring perkembangan zaman dibutuhkan suasana baru dalam desain pondok pesantren, tujuan perancangan pondok pesantren ini adalah untuk memberikan suasana baru dalam desain pondok pesantren. Pondok pesantren ini menggunakan prinsip eco-friendly architecture yang memberikan hubungan antara manusia dan alam dengan memanfaatkan apa yang ada disekitar lokasi dalam rancangan yang mengacu pada fungsi edukasi dengan menerapkan penggunaan material lokal yang ada, penerapan penghawaan alami yang maksimal, memaksimalkan energi alami.Kata kunci : Arsitektur Eco-Friendly, Kota Duri, Perancangan Arsitektur, Pondok pesantren. AbstractIslamic boarding schools are schools that teach Islamic religious knowledge, a combination of the Islamic boarding school curriculum and the national education curriculum. The development of Islamic boarding schools is currently considered quite high with many Islamic boarding schools emerging around Duri. Due to the high interest of parents who send their children to Islamic boarding schools outside the city to get better religious education and learning facilities, the city of Duri is a potential location for the construction of Islamic boarding schools to keep up with the times not only requires religious education but also has to be. balanced with general education that will be applied in everyday life. Along with the times, a new atmosphere is needed in the design of Islamic boarding schools. The purpose of designing this Islamic boarding school is to provide a new atmosphere in the design of the Islamic boarding school. This boarding school uses the principles of eco-friendly architecture that provides a connection between humans and nature by utilizing what is around the location in a design that refers to the educational function by applying the use of local materials available, maximizing natural ventilation, maximizing natural energy.Keywords: Eco-Friendly Architecture, Duri City, Architectural Design, Islamic Boarding School..","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74371555","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau yang mempunyai beragam aktivitas yang padat, perlu adanya asupan yang sehat dan seimbang. Tempat kuliner vegetarian di Pekanbaru masih jarang terlihat untuk saat ini. Vegetarian merupakan sebutan bagi orang yang mengkonsumsi makanan unsur nabati dan menghilangkan unsur hewani, pola makanan ini dianggap lebih menyehatkan. Maka diperlukannya wadah yang menghadirkan menu makanan sehat yang berbahan dasar tumbuhan untuk masyarakat di zaman modern ini. Vegetarian Center dengan Pendekatan Arsitektur Organik di Pekanbaru merupakan wadah untuk memfasilitasi kuliner yang sehat dan bernutrisi dengan pola makanan yang seimbang. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan masyarakat agar lebih peduli dengan kesehatan tubuh, sehingga mempunyai pengaruh yang baik dalam gaya hidup sehari-hari. Arsitektur organik merupakan sebuah filosofi arsitektur yang menjunjung harmoni antara lingkungan hidup manusia dan dunia alam melalui pendekatan desain. Suasana alami dengan unsur alam dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi penggunannya.Konsep yang digunakan pada perancangan ini adalah “together with nature” yang terinspirasi dari bagaimana fungsi dapat selaras bersama alam, dengan memanfaatkan alam sebagai bagian penting dalam perancangan.
{"title":"Vegetarian Center dengan Pendekatan Arsitektur Organik di Pekanbaru","authors":"Mutiara Noviza, Mira Dharma, Pedia '. Aldy","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.5170","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.5170","url":null,"abstract":"Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau yang mempunyai beragam aktivitas yang padat, perlu adanya asupan yang sehat dan seimbang. Tempat kuliner vegetarian di Pekanbaru masih jarang terlihat untuk saat ini. Vegetarian merupakan sebutan bagi orang yang mengkonsumsi makanan unsur nabati dan menghilangkan unsur hewani, pola makanan ini dianggap lebih menyehatkan. Maka diperlukannya wadah yang menghadirkan menu makanan sehat yang berbahan dasar tumbuhan untuk masyarakat di zaman modern ini. Vegetarian Center dengan Pendekatan Arsitektur Organik di Pekanbaru merupakan wadah untuk memfasilitasi kuliner yang sehat dan bernutrisi dengan pola makanan yang seimbang. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan masyarakat agar lebih peduli dengan kesehatan tubuh, sehingga mempunyai pengaruh yang baik dalam gaya hidup sehari-hari. Arsitektur organik merupakan sebuah filosofi arsitektur yang menjunjung harmoni antara lingkungan hidup manusia dan dunia alam melalui pendekatan desain. Suasana alami dengan unsur alam dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi penggunannya.Konsep yang digunakan pada perancangan ini adalah “together with nature” yang terinspirasi dari bagaimana fungsi dapat selaras bersama alam, dengan memanfaatkan alam sebagai bagian penting dalam perancangan.","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76825563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK. Perkembangan tekonologi dan kemajuan zaman menjadikan berbagai budaya dan kesenian bangsa asing masuk secara terus menerus menggerus budaya dan seni tradisional bangsa Indonesia. Masuknya budaya asing menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap menurunnya minat masyarakat terhadap warisan budaya dan seni dari nenek moyangnya sendiri, terutama generasi muda yang lebih senang dengan budaya dan seni modern yang menjamur saat ini sehingga lupa dengan identitas mereka sebagai orang jawa. Budaya asing membuat masyarakat mudah menerima kebudayaan tersebut tanpa dicerna terlebih dahulu. Tanpa disadari, kebudayaan dan kesenian daerah kini sudah mulai terlupakan, ditinggalkan dan ditelan oleh kebudayaan asing. Oleh karena itu, keberadaan Pusat Pertunjukkan Kesenian Jawa berfungsi untuk memperkenalkan keaneragaman kesenian Jawa dengan memberikan pertunjukkan seni, pelatihan, pengembangan akan kesenian-kesenian Jawa kepada masyarakat Jawa Riau, juga sebagai sarana pelestarian kesenian daerah dan sarana rekreasi. Dalam perancangan Pusat Pertunjukkan Kesenian Jawa tidak hanya mengutamakan dalam hal penampilan sebuah arsitektur, kemegahan bangunannya saja, melainkan kandungan nilai-nilai dari arsitektur tersebut dalam menanggapi sebuah permasalahan dan memikirkan kesesuaian dengan lingkungan sekitar. Bangunan–bangunan tersebut mengikuti perkembangan arsitektur-arsitektur luar yang semakin canggih, namun melupakan arsitektur daerahnya. Melalui penerapan Tema Arsitektur Jawa diharapkan dapat mengangkat kembali nilai-nilai arsitektur Jawa yang sudah mulai punah.Kata Kunci: Pusat Pertunjukkan, Kesenian Jawa, Arsitektur Jawa
{"title":"Pusat Pertunjukkan Kesenian Jawa di Pekanbaru dengan Pendekatan Arsitektur Jawa","authors":"Wahyu Suciono, M. Rijal, Gun Faisal","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.4907","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.4907","url":null,"abstract":"ABSTRAK. Perkembangan tekonologi dan kemajuan zaman menjadikan berbagai budaya dan kesenian bangsa asing masuk secara terus menerus menggerus budaya dan seni tradisional bangsa Indonesia. Masuknya budaya asing menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap menurunnya minat masyarakat terhadap warisan budaya dan seni dari nenek moyangnya sendiri, terutama generasi muda yang lebih senang dengan budaya dan seni modern yang menjamur saat ini sehingga lupa dengan identitas mereka sebagai orang jawa. Budaya asing membuat masyarakat mudah menerima kebudayaan tersebut tanpa dicerna terlebih dahulu. Tanpa disadari, kebudayaan dan kesenian daerah kini sudah mulai terlupakan, ditinggalkan dan ditelan oleh kebudayaan asing. Oleh karena itu, keberadaan Pusat Pertunjukkan Kesenian Jawa berfungsi untuk memperkenalkan keaneragaman kesenian Jawa dengan memberikan pertunjukkan seni, pelatihan, pengembangan akan kesenian-kesenian Jawa kepada masyarakat Jawa Riau, juga sebagai sarana pelestarian kesenian daerah dan sarana rekreasi. Dalam perancangan Pusat Pertunjukkan Kesenian Jawa tidak hanya mengutamakan dalam hal penampilan sebuah arsitektur, kemegahan bangunannya saja, melainkan kandungan nilai-nilai dari arsitektur tersebut dalam menanggapi sebuah permasalahan dan memikirkan kesesuaian dengan lingkungan sekitar. Bangunan–bangunan tersebut mengikuti perkembangan arsitektur-arsitektur luar yang semakin canggih, namun melupakan arsitektur daerahnya. Melalui penerapan Tema Arsitektur Jawa diharapkan dapat mengangkat kembali nilai-nilai arsitektur Jawa yang sudah mulai punah.Kata Kunci: Pusat Pertunjukkan, Kesenian Jawa, Arsitektur Jawa","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89728255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fenomena kekerasan pada anak merupakan hal yang sangat memprihatinkan, terlihat dari kasus kekerasan pada anak yang meningkat setiap tahun di Indonesia, kekerasan yang terjadi meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi yang berdampak pada kesehatan jiwa. Perlu adanya perlakuan khusus untuk melihat banyaknya korban kasus kekerasan pada anak di berbagai daerah. Di Provinsi Riau tingkat kasus kekerasan dari tahun 2012 - 2020 berjumlah 1225 kasus dan Kota Pekanbaru merupakan daerah penyumbang kasus kekerasan dengan total 713 kasus. Kasus kekerasan yang terjadi didominasi oleh kekerasan seksual, hal ini membuktikan masih rendahnya kesadaran masyarakat dan perlunya penanganan terutama bagi korban kekerasan yaitu anak, karena anak. Kesehatan mental sangat berpengaruh dalam optimalisasi perkembangannya terutama anak-anak korban kekerasan fisik dan psikis yang membutuhkan fasilitas dan pengobatan yang tepat. Hal inilah yang mendasari terciptanya Puskesmas Mental Anak sebagai wadah yang dapat menampung dan melayani kebutuhan kesehatan jiwa yang didalamnya terdapat fasilitas penyuluhan, sharing, relaksasi dan fasilitas pendukung lainnya. Perancangan ini menggunakan Healing Environment Approach yang mengedepankan prinsip penyembuhan sebagai penerapan desain, tidak hanya aspek fisik non fisik juga saling mempengaruhi dengan menciptakan suasana penyesuaian elemen desain yang memberikan rangsangan positif bagi panca indera sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan. Hal inilah yang mendasari terciptanya Puskesmas Mental Anak sebagai wadah yang dapat menampung dan melayani kebutuhan kesehatan jiwa yang didalamnya terdapat fasilitas penyuluhan, sharing, relaksasi dan fasilitas pendukung lainnya. Perancangan ini menggunakan Healing Environment Approach yang mengedepankan prinsip penyembuhan sebagai penerapan desain, tidak hanya aspek fisik non fisik juga saling mempengaruhi dengan menciptakan suasana penyesuaian elemen desain yang memberikan rangsangan positif bagi panca indera sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan. Hal inilah yang mendasari terciptanya Puskesmas Mental Anak sebagai wadah yang dapat menampung dan melayani kebutuhan kesehatan jiwa yang didalamnya terdapat fasilitas penyuluhan, sharing, relaksasi dan fasilitas pendukung lainnya. Perancangan ini menggunakan Healing Environment Approach yang mengedepankan prinsip penyembuhan sebagai penerapan desain, tidak hanya aspek fisik non fisik juga saling mempengaruhi dengan menciptakan suasana penyesuaian elemen desain yang memberikan rangsangan positif bagi panca indera sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan.
{"title":"Pusat Kesehatan Mental Anak dan Remaja Korban Kekerasan dengan Pendekatan Healing Environment di Pekanbaru","authors":"Nada Rizqi Amalia, Pedia '. Aldy, M. Husaini","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.4932","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.4932","url":null,"abstract":"Fenomena kekerasan pada anak merupakan hal yang sangat memprihatinkan, terlihat dari kasus kekerasan pada anak yang meningkat setiap tahun di Indonesia, kekerasan yang terjadi meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi yang berdampak pada kesehatan jiwa. Perlu adanya perlakuan khusus untuk melihat banyaknya korban kasus kekerasan pada anak di berbagai daerah. Di Provinsi Riau tingkat kasus kekerasan dari tahun 2012 - 2020 berjumlah 1225 kasus dan Kota Pekanbaru merupakan daerah penyumbang kasus kekerasan dengan total 713 kasus. Kasus kekerasan yang terjadi didominasi oleh kekerasan seksual, hal ini membuktikan masih rendahnya kesadaran masyarakat dan perlunya penanganan terutama bagi korban kekerasan yaitu anak, karena anak. Kesehatan mental sangat berpengaruh dalam optimalisasi perkembangannya terutama anak-anak korban kekerasan fisik dan psikis yang membutuhkan fasilitas dan pengobatan yang tepat. Hal inilah yang mendasari terciptanya Puskesmas Mental Anak sebagai wadah yang dapat menampung dan melayani kebutuhan kesehatan jiwa yang didalamnya terdapat fasilitas penyuluhan, sharing, relaksasi dan fasilitas pendukung lainnya. Perancangan ini menggunakan Healing Environment Approach yang mengedepankan prinsip penyembuhan sebagai penerapan desain, tidak hanya aspek fisik non fisik juga saling mempengaruhi dengan menciptakan suasana penyesuaian elemen desain yang memberikan rangsangan positif bagi panca indera sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan. Hal inilah yang mendasari terciptanya Puskesmas Mental Anak sebagai wadah yang dapat menampung dan melayani kebutuhan kesehatan jiwa yang didalamnya terdapat fasilitas penyuluhan, sharing, relaksasi dan fasilitas pendukung lainnya. Perancangan ini menggunakan Healing Environment Approach yang mengedepankan prinsip penyembuhan sebagai penerapan desain, tidak hanya aspek fisik non fisik juga saling mempengaruhi dengan menciptakan suasana penyesuaian elemen desain yang memberikan rangsangan positif bagi panca indera sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan. Hal inilah yang mendasari terciptanya Puskesmas Mental Anak sebagai wadah yang dapat menampung dan melayani kebutuhan kesehatan jiwa yang didalamnya terdapat fasilitas penyuluhan, sharing, relaksasi dan fasilitas pendukung lainnya. Perancangan ini menggunakan Healing Environment Approach yang mengedepankan prinsip penyembuhan sebagai penerapan desain, tidak hanya aspek fisik non fisik juga saling mempengaruhi dengan menciptakan suasana penyesuaian elemen desain yang memberikan rangsangan positif bagi panca indera sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan.","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86306183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kota Rengat merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hulu. Kota ini terkenal akan sejarahnya sehingga dijuluki “Rengat Kota Bersejarah”. Salah satu alasan Kota Rengat dijuluki demikian adalah karena kota ini memiliki banyak sejarah terutama di bidang seni dan budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kerajaan Melayu yang bernama Kerajaan Indragiri yang berada di tepi Sungai Indragiri. Akan tetapi, walaupun dijuluki sebagai kota bersejarah, pengembangan dalam bidang seni dan budaya di Kabupaten Indragiri Hulu belumlah terkoordinasi dengan baik. Untuk menampung segala bentuk seni dan budaya Melayu Indragiri, diperlukanlah wadah yang memadai.Perancangan Pusat Seni dan Budaya Melayu Indragiri ini berfungsi sebagai wadah untuk menampung segala seni dan budaya dari Melayu Indragiri itu sendiri, seperti seni tari, seni sastra, seni teater, dan sebagainya. Perancangan Pusat Seni dan Budaya Melayu Indragiri ini menerapkan prinsip-prinsip dari Arsitektur Regionalisme. Arsitektur Regionalisme merupakan gaya arsitektur yang mengambil karakteristik dari kebudayaan setempat. Arsitektur regionalisme sendiri merupakan penggabungan dari arsitektur tradisional dan arsitektur modern. Sehingga dalam perancangan ini akan mengambil karakteristik dari kebudayaan Melayu Indragiri sebagai acuan desain sekaligus menerapkan prinsip-prinsip arsitektur modern. Penggunaan arsitektur regionalisme sebagai prinsip dasar perancangan, diharapkan dapat menjadikan pusat seni dan budaya Melayu Indragiri menjadi salah satu ikon wisata budaya di Kabupaten Indragiri Hulu.Kata Kunci: Pusat Seni dan Budaya, Melayu Indragiri, Arsitektur Regionalisme
{"title":"Penerapan Arsitektur Regionalisme pada Perancangan Pusat Seni dan Budaya Melayu Indragiri di Kota Rengat","authors":"Salsabila Rivani, M. Rijal, M. Husaini","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.4901","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.4901","url":null,"abstract":"Kota Rengat merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hulu. Kota ini terkenal akan sejarahnya sehingga dijuluki “Rengat Kota Bersejarah”. Salah satu alasan Kota Rengat dijuluki demikian adalah karena kota ini memiliki banyak sejarah terutama di bidang seni dan budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kerajaan Melayu yang bernama Kerajaan Indragiri yang berada di tepi Sungai Indragiri. Akan tetapi, walaupun dijuluki sebagai kota bersejarah, pengembangan dalam bidang seni dan budaya di Kabupaten Indragiri Hulu belumlah terkoordinasi dengan baik. Untuk menampung segala bentuk seni dan budaya Melayu Indragiri, diperlukanlah wadah yang memadai.Perancangan Pusat Seni dan Budaya Melayu Indragiri ini berfungsi sebagai wadah untuk menampung segala seni dan budaya dari Melayu Indragiri itu sendiri, seperti seni tari, seni sastra, seni teater, dan sebagainya. Perancangan Pusat Seni dan Budaya Melayu Indragiri ini menerapkan prinsip-prinsip dari Arsitektur Regionalisme. Arsitektur Regionalisme merupakan gaya arsitektur yang mengambil karakteristik dari kebudayaan setempat. Arsitektur regionalisme sendiri merupakan penggabungan dari arsitektur tradisional dan arsitektur modern. Sehingga dalam perancangan ini akan mengambil karakteristik dari kebudayaan Melayu Indragiri sebagai acuan desain sekaligus menerapkan prinsip-prinsip arsitektur modern. Penggunaan arsitektur regionalisme sebagai prinsip dasar perancangan, diharapkan dapat menjadikan pusat seni dan budaya Melayu Indragiri menjadi salah satu ikon wisata budaya di Kabupaten Indragiri Hulu.Kata Kunci: Pusat Seni dan Budaya, Melayu Indragiri, Arsitektur Regionalisme","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80982139","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
KS Tiga Naga merupakan salah satu klub sepak bola profesional yang berdiri pada tahun 2015 di Kota Pekanbaru. Pada tahun 2019 KS Tiga Naga menempati posisi runner-up Grup Barat Liga 3 dan berhak mendapatkan tiket promosi ke Liga 2 2020. Untuk berlaga di kompetisi profesional Liga 2 setiap klub sepak bola diharuskan memiliki stadion yang sesuai regulasi dari PT. Liga Indonesia Baru selaku penyelenggara. Home base KS Tiga Naga yang saat ini hanya memiliki kapasitas penonton 1000 orang dengan fasilitas stadion yang belum memenuhi regulasi untuk melaksanakan kompetisi Liga 2. Oleh karena itu, diperlukan stadion sebagai home base KS Tiga Naga di Kota Pekanbaru untuk mewadahi klub daerah sendiri dan mengakomodasi supporter KS Tiga Naga untuk mendukung klub kesayangan mereka. Untuk mendukung stadion yang dirancang nantinya menggunakan pendekatan arsitektur futuristik. Arsitektur futuristik merupakan gaya arsitektur seolah-olah menggambarkan masa depan yang tentunya mengikuti perkembangan arsitektur teknologi tinggi dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.
KS three dragon是2015年在北干巴鲁成立的职业足球俱乐部之一。2019年,三条龙占据了西级联赛第三轮的亚军,并有资格获得2020年第二届联赛的促销门票。为了参加在职业联盟比赛2每个监管要求有适当的体育场的足球俱乐部作为新印尼PT .联盟的组织者。三k基地的三只龙目前只能容纳1000名观众,其体育馆设施尚未符合参加第二联赛比赛的规定。因此,有必要在北坎巴鲁设立一个体育场,作为三条龙的基地,在当地建立自己的俱乐部,并容纳三条龙的支持者来支持他们最喜欢的俱乐部。支持后来设计的体育场采用未来主义建筑的方法。未来主义建筑是一种建筑风格,它描绘的未来肯定与高科技建筑的发展相辅相成,能够持续很长一段时间。
{"title":"STADION KLUB SEPAK BOLA TIGA NAGA DI KOTA PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK","authors":"Weldri Berto Ocmafiyon, Wahyu Hidayat, Gun Faisal","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.4956","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.4956","url":null,"abstract":"KS Tiga Naga merupakan salah satu klub sepak bola profesional yang berdiri pada tahun 2015 di Kota Pekanbaru. Pada tahun 2019 KS Tiga Naga menempati posisi runner-up Grup Barat Liga 3 dan berhak mendapatkan tiket promosi ke Liga 2 2020. Untuk berlaga di kompetisi profesional Liga 2 setiap klub sepak bola diharuskan memiliki stadion yang sesuai regulasi dari PT. Liga Indonesia Baru selaku penyelenggara. Home base KS Tiga Naga yang saat ini hanya memiliki kapasitas penonton 1000 orang dengan fasilitas stadion yang belum memenuhi regulasi untuk melaksanakan kompetisi Liga 2. Oleh karena itu, diperlukan stadion sebagai home base KS Tiga Naga di Kota Pekanbaru untuk mewadahi klub daerah sendiri dan mengakomodasi supporter KS Tiga Naga untuk mendukung klub kesayangan mereka. Untuk mendukung stadion yang dirancang nantinya menggunakan pendekatan arsitektur futuristik. Arsitektur futuristik merupakan gaya arsitektur seolah-olah menggambarkan masa depan yang tentunya mengikuti perkembangan arsitektur teknologi tinggi dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84772823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasar tradisional merupakan salah satu ruang publik yang menjadi identitas sebuah kota dimana memiliki beragam nilai sosial dan budaya sehingga keberadaannya perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan citra kota (image of the city). Salah satu bentuk pasar tradisional yang banyak dijumpai di Kota Batam, Indonesia adalah pasar kaget yang bersifat seketika dimana menjadi peluang usaha bagi para pedagang kecil dan memberikan kemudahan bagi warga sekitar untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, pasar kaget muncul pada lahan yang memiliki karakter sebagai pusat keramaian di suatu permukiman dan ruas jalan yang dilalui banyak pengendara. Pasar Kaget Tiban Kampung, merupakan salah satu pasar kaget di Kota Batam yang memiliki lokasi cukup unik yakni di lahan parkir yang berada tepat di sebelah TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi dan memperkuat identitas Pasar Kaget Tiban Kampung melalui usulan konsep desain penataan ulang. Konsep tersebut disusun berdasarkan hasil analisis SWOT dan noema noesis pasar tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain observasi dan wawancara semi-terstruktur.Kata Kunci: Pasar Kaget, Noema, Noesis, Identitas AbstractThe traditional market is one of the public spaces that become identity of a city which has various social and cultural values so that its existence needs special attention to improve the image of the city. One form of traditional markets that are often found in Batam City, Indonesia is street market called Pasar Kaget which is a business opportunity for small traders and makes it easy for local residents to get their daily needs. In general, Pasar Kaget appears on land that has the character of being the center of a crowd in a settlement and roads. Tiban Kampung Market is one of the Pasar Kaget in Batam City which has a quite unique location in the parking lot right next to the Temporary Disposal Site. This qualitative descriptive study aims to maximize the potential and strengthen the identity of the Tiban Kampung street market by proposing the rearrangement design concept. The concept is compiled based on the results of SWOT and noema-noesis analysis of the street market. Data collection techniques include observation and semi-structured interviews.Keywords: Street Market, Noema, Noesis, Identity
{"title":"Analisis Noema dan Noesis Pasar Kaget di Tiban Kampung Batam, Indonesia","authors":"Stivani Ayuning Suwarlan, Carissa Dinar Aguspriyanti, Indah Yunita, Devin Tan, Billy Shevriyanto","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.5185","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.5185","url":null,"abstract":"Pasar tradisional merupakan salah satu ruang publik yang menjadi identitas sebuah kota dimana memiliki beragam nilai sosial dan budaya sehingga keberadaannya perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan citra kota (image of the city). Salah satu bentuk pasar tradisional yang banyak dijumpai di Kota Batam, Indonesia adalah pasar kaget yang bersifat seketika dimana menjadi peluang usaha bagi para pedagang kecil dan memberikan kemudahan bagi warga sekitar untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya, pasar kaget muncul pada lahan yang memiliki karakter sebagai pusat keramaian di suatu permukiman dan ruas jalan yang dilalui banyak pengendara. Pasar Kaget Tiban Kampung, merupakan salah satu pasar kaget di Kota Batam yang memiliki lokasi cukup unik yakni di lahan parkir yang berada tepat di sebelah TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi dan memperkuat identitas Pasar Kaget Tiban Kampung melalui usulan konsep desain penataan ulang. Konsep tersebut disusun berdasarkan hasil analisis SWOT dan noema noesis pasar tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain observasi dan wawancara semi-terstruktur.Kata Kunci: Pasar Kaget, Noema, Noesis, Identitas AbstractThe traditional market is one of the public spaces that become identity of a city which has various social and cultural values so that its existence needs special attention to improve the image of the city. One form of traditional markets that are often found in Batam City, Indonesia is street market called Pasar Kaget which is a business opportunity for small traders and makes it easy for local residents to get their daily needs. In general, Pasar Kaget appears on land that has the character of being the center of a crowd in a settlement and roads. Tiban Kampung Market is one of the Pasar Kaget in Batam City which has a quite unique location in the parking lot right next to the Temporary Disposal Site. This qualitative descriptive study aims to maximize the potential and strengthen the identity of the Tiban Kampung street market by proposing the rearrangement design concept. The concept is compiled based on the results of SWOT and noema-noesis analysis of the street market. Data collection techniques include observation and semi-structured interviews.Keywords: Street Market, Noema, Noesis, Identity","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76650156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Narkoba adalah zat/obat yang memberikan efek halusinasi serta menyebabkan kecanduan berat. Dampak buruk dari penyalahgunaanya dapat merusak kesehatan fisik maupun mental. Program rehabilitasi merupakan solusi terbaik untuk upaya penyembuhan bagi para pecandu narkoba, sehingga dibutuhkan sebuah wadah yang dapat menaungi semua kegiatannya. Kota Pekanbaru saat ini masih sangat kekurangan fasilitas rehabilitasi narkoba, baik dari jumlah maupun yang telah memenuhi standar kesehatan. Permasalahan ini diharapkan dapat diselesaikan dengan perancangan bangunan rehabilitasi narkoba di Pekanbaru dengan penerapan prinsip healing environment. Pengolahan elemen-elemen arsitektural pada rehabilitasi narkoba diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan pasien. Healing environment diterapkan pada perancangan karena terdapat prinsip penting terhadap proses kesembuhan pesien pecandu narkoba, yaitu prinsip psikologi, prinsip panca indra manusia dan prinsip lingkungan.
{"title":"Perancangan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba dengan Penerapan Prinsip Healing Environment di Pekanbaru","authors":"W. Hutagalung, Pedia '. Aldy, M. Husaini","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.4883","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.4883","url":null,"abstract":"Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Narkoba adalah zat/obat yang memberikan efek halusinasi serta menyebabkan kecanduan berat. Dampak buruk dari penyalahgunaanya dapat merusak kesehatan fisik maupun mental. Program rehabilitasi merupakan solusi terbaik untuk upaya penyembuhan bagi para pecandu narkoba, sehingga dibutuhkan sebuah wadah yang dapat menaungi semua kegiatannya. Kota Pekanbaru saat ini masih sangat kekurangan fasilitas rehabilitasi narkoba, baik dari jumlah maupun yang telah memenuhi standar kesehatan. Permasalahan ini diharapkan dapat diselesaikan dengan perancangan bangunan rehabilitasi narkoba di Pekanbaru dengan penerapan prinsip healing environment. Pengolahan elemen-elemen arsitektural pada rehabilitasi narkoba diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan pasien. Healing environment diterapkan pada perancangan karena terdapat prinsip penting terhadap proses kesembuhan pesien pecandu narkoba, yaitu prinsip psikologi, prinsip panca indra manusia dan prinsip lingkungan.","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75061334","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hasil pertanian yang paling terkenal dan menjadi buah segar ungulan di Kualu Nenas yaitu Nanas. Hasil produksi usahatani nanas yang cukup melimpah di daerah Kualu Nenas ini dapat meningkatkan pendapatan petani dengan memasarkan hasil produk nanas kepada konsumen ataupun pedagang secara langsung. Kebanyakan petani nanas di daerah Kampar memasarkan nanas dalam bentuk buah segar di tepi jalan lintas Pekanbaru-Bangkinang. Pedagang yang berjualan di tepi jalan tersebut kuranglah menarik minat konsumen sehingga sedikit penjualan yang dihasilkan. Untuk memanfaatkan hasil produksi nanas yang melimpah dan menunjang hasil penjualan nanas, maka diperlukanlah Pineapple Center yang mampu menarik minat konsumen sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Pineapple Center menjadi bangunan sebagai fasilitas komersial yang mewadahi berbagai kegiatan seperti pengolahan nanas menjadi kuliner maupun kerajinan, sebagai tempat edukasi seperti penelitian dan pelatihan pengembangan nanas, dan juga area rekreasi bagi wisatawan dan masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam perancangan ini yaitu metode primer berupa survei, serta berbagai sumber literatur sebagai metode sekunder. Pada perancangan arsitektur Pineapple Center ini menggunakan tema Arsitektur Biofilik dimana tema ini membuat keselarasan antara objek arsitektur dan lingkungan alam sekitarnya.
{"title":"Perancangan Pineapple Center dengan Pendekatan Arsitektur Biofilik di Kualu Nenas","authors":"Rifa Novriani, M. Husaini, Wahyu ' Hidayat","doi":"10.31289/JAUR.V5I1.4898","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/JAUR.V5I1.4898","url":null,"abstract":"Hasil pertanian yang paling terkenal dan menjadi buah segar ungulan di Kualu Nenas yaitu Nanas. Hasil produksi usahatani nanas yang cukup melimpah di daerah Kualu Nenas ini dapat meningkatkan pendapatan petani dengan memasarkan hasil produk nanas kepada konsumen ataupun pedagang secara langsung. Kebanyakan petani nanas di daerah Kampar memasarkan nanas dalam bentuk buah segar di tepi jalan lintas Pekanbaru-Bangkinang. Pedagang yang berjualan di tepi jalan tersebut kuranglah menarik minat konsumen sehingga sedikit penjualan yang dihasilkan. Untuk memanfaatkan hasil produksi nanas yang melimpah dan menunjang hasil penjualan nanas, maka diperlukanlah Pineapple Center yang mampu menarik minat konsumen sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Pineapple Center menjadi bangunan sebagai fasilitas komersial yang mewadahi berbagai kegiatan seperti pengolahan nanas menjadi kuliner maupun kerajinan, sebagai tempat edukasi seperti penelitian dan pelatihan pengembangan nanas, dan juga area rekreasi bagi wisatawan dan masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam perancangan ini yaitu metode primer berupa survei, serta berbagai sumber literatur sebagai metode sekunder. Pada perancangan arsitektur Pineapple Center ini menggunakan tema Arsitektur Biofilik dimana tema ini membuat keselarasan antara objek arsitektur dan lingkungan alam sekitarnya.","PeriodicalId":52715,"journal":{"name":"JAUR Journal of Architecture and Urbanism Research","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77711660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}