Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.4085
Arif Pristianto, Zulfa Nadia, Rita Setiyaningsih
Abstrak Latar Belakang: Cerebral Palsy (CP) merupakan kelainan neurologis permanen yang bersifat non-progresif akibat adanya lesi pada otak yang bisa didapat selama masa prenatal , perinatal atau postnatal . CP spastik diplegi merupakan salah satu klasifikasi CP dengan subtype yang paling umum terjadi. Permasalahan anak CP diplegi adalah kekakuan, spastisitas otot pada kaki dan gangguan distribusi tonus postural menyebabkan permasalahan gross motor yaitu anak kesulitan untuk berdiri. Anak CP diplegi identik dengan gangguan keseimbangan ekstremitas bawah daerah sekitar pelvis . Dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri pada anak Cerebral Palsy diplegi. Metode Penelitian: Jenis penelitian Quasy Experimental dengan menggunakan Two Pre-Test and Post-Test with Control Group Design . Sampel berjumlah 20 responden dibagi rata menjadi dua kelompok perlakuan terapi konvensional (berupa brain gym ) dengan pelvic tilting exercise dan kelompok kontrol terapi konvensional saja . Frekuensi 5 kali seminggu selama 4 minggu. Instrumen pengukuran melalui hitungan waktu menggunakan stopwatch digital untuk mengetahui durasi lamanya anak dapat mempertahankan posisi tegak berdirinya. Hasil: Berdasarkan uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri dengan p < 0,05. Uji Paired Sample t-Test pada kelompok perlakuan diperoleh p-value 0,000 dan pada kelompok kontrol diperoleh 0,002. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri pada anak Cerebral Palsy diplegi.
{"title":"PELVIC TILTING DALAM TERAPI KONVENSIONAL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT","authors":"Arif Pristianto, Zulfa Nadia, Rita Setiyaningsih","doi":"10.31983/LINK.V15I1.4085","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.4085","url":null,"abstract":"Abstrak Latar Belakang: Cerebral Palsy (CP) merupakan kelainan neurologis permanen yang bersifat non-progresif akibat adanya lesi pada otak yang bisa didapat selama masa prenatal , perinatal atau postnatal . CP spastik diplegi merupakan salah satu klasifikasi CP dengan subtype yang paling umum terjadi. Permasalahan anak CP diplegi adalah kekakuan, spastisitas otot pada kaki dan gangguan distribusi tonus postural menyebabkan permasalahan gross motor yaitu anak kesulitan untuk berdiri. Anak CP diplegi identik dengan gangguan keseimbangan ekstremitas bawah daerah sekitar pelvis . Dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri pada anak Cerebral Palsy diplegi. Metode Penelitian: Jenis penelitian Quasy Experimental dengan menggunakan Two Pre-Test and Post-Test with Control Group Design . Sampel berjumlah 20 responden dibagi rata menjadi dua kelompok perlakuan terapi konvensional (berupa brain gym ) dengan pelvic tilting exercise dan kelompok kontrol terapi konvensional saja . Frekuensi 5 kali seminggu selama 4 minggu. Instrumen pengukuran melalui hitungan waktu menggunakan stopwatch digital untuk mengetahui durasi lamanya anak dapat mempertahankan posisi tegak berdirinya. Hasil: Berdasarkan uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri dengan p < 0,05. Uji Paired Sample t-Test pada kelompok perlakuan diperoleh p-value 0,000 dan pada kelompok kontrol diperoleh 0,002. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri pada anak Cerebral Palsy diplegi.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85092237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia tentunya memerlukan penanganan yang membutuhkan biaya cukup besar dan tindakan perawatan yang optimal. Diperlukan upaya yang signifikan dalam mencegah PTM dengan mendorong produktifitas masyarakat yang baik secara sosial dan ekonomi. Pola hidup masyarakat yang cenderung kurang aktif, konsumsi rokok dan alkohol, obesitas serta kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat menjadi risiko penyakit PTM. Keterlibatan pemerintah dalam menggalakkan upaya promotif dan preventif melalui gerakan masyarakat hidup sehat ini menjadi salah satu upaya yang mendorong masyarakat untuk memiliki gaya hidup sehat. Poltekkes Kemenkes Semarang berpartisipasi dalam kegiatan germas ini sebagai penyelenggara yang melibatkan seluruh komponen, baik pemerintah pusat maupun daerah, sektor non-pemerintah dan masayarakat. Kegiatan germas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakan akan pentingnya hidup sehat.
{"title":"POLTEKKES KEMENKES SEMARANG WUJUDKAN GAYA HIDUP SEHAT MELALUI SOSIALISASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI JAWA TENGAH","authors":"Nina Indriyawati, Marichatul Jannah, Betty Saptiwi","doi":"10.31983/LINK.V15I1.4396","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.4396","url":null,"abstract":"Meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia tentunya memerlukan penanganan yang membutuhkan biaya cukup besar dan tindakan perawatan yang optimal. Diperlukan upaya yang signifikan dalam mencegah PTM dengan mendorong produktifitas masyarakat yang baik secara sosial dan ekonomi. Pola hidup masyarakat yang cenderung kurang aktif, konsumsi rokok dan alkohol, obesitas serta kurangnya konsumsi sayur dan buah dapat menjadi risiko penyakit PTM. Keterlibatan pemerintah dalam menggalakkan upaya promotif dan preventif melalui gerakan masyarakat hidup sehat ini menjadi salah satu upaya yang mendorong masyarakat untuk memiliki gaya hidup sehat. Poltekkes Kemenkes Semarang berpartisipasi dalam kegiatan germas ini sebagai penyelenggara yang melibatkan seluruh komponen, baik pemerintah pusat maupun daerah, sektor non-pemerintah dan masayarakat. Kegiatan germas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakan akan pentingnya hidup sehat.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85317991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.4441
M. C. Anwar, Hari Rudijanto I.W, Budi Triyantoro, G. M. Wibowo
Kompos adalah pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi bahan organik yang dihasilkan dari tanaman, hewan, sampah, yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif, seperti bakteri dan jamur. Kompos dapat dibuat menggunakan sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun seperti dedaunan, dan rumput, yang dapat dijadikan kompos. Desa Bringin, kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang merupakan suatu desa agraris yang banyak menghasilkan sampah dan dari hasil observasi terlihat potensi desa cocok untuk diperkenalkan jenis pupuk kompos sebagai sumber bahan organik di kebun petani. Tujuan dari pengabdian adalah membina dan mengarahkan warga masyarakat Desa Beringin agar mempunyai kemampuan membuat kompos dari sampah organik. Metoda pengabdian masyarakat adalah Mengadakan pelatihan pembuatan sarana pembuat kompos dan demontrasi pembuatan kompos sampah organic dengan menggunakan saranan pembuatan kompos yang telah dibuat. Pengabdian ini melibatkan Dosen, Mahasiswa Program Studi Imaging Diagnostik Magister Terapan Kesehatan Semarang, Kader, Masyarakat dan para pejabat lintas sektor. Hasil yang dicapai adalah terbuatnya 4 buah komposter untuk mpembuat kompos dan telah dibuat kompos dengan menggunakan komposter yang telah di buat bersama antara dosen, mahasiswa Poltekkes Semarang dan mayarakat serta telah diketahuinya cara-cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan masyarakat. Kesimpulan dari pengbdian masyarakat ini adalah setelah diberikan pelatihan pengelolaan sampah yang baik dan benar masyarakat dapat mengatasi masalah sampah yang ada di sekitarnya dan diharapkan masyarakat Desa Bringin dapat mengevaluasi pengelolaan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
{"title":"PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DENGAN KOMPOSTER DALAM PEMANFAATAN SAMPAH DI DESA BRINGIN KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG","authors":"M. C. Anwar, Hari Rudijanto I.W, Budi Triyantoro, G. M. Wibowo","doi":"10.31983/LINK.V15I1.4441","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.4441","url":null,"abstract":"Kompos adalah pupuk organik yang merupakan hasil penguraian atau dekomposisi bahan organik yang dihasilkan dari tanaman, hewan, sampah, yang dilakukan oleh mikroorganisme aktif, seperti bakteri dan jamur. Kompos dapat dibuat menggunakan sampah yang berasal dari dapur seperti kulit buah, sisa sayur, sisa buah, sisa makanan dan sampah kebun seperti dedaunan, dan rumput, yang dapat dijadikan kompos. Desa Bringin, kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang merupakan suatu desa agraris yang banyak menghasilkan sampah dan dari hasil observasi terlihat potensi desa cocok untuk diperkenalkan jenis pupuk kompos sebagai sumber bahan organik di kebun petani. Tujuan dari pengabdian adalah membina dan mengarahkan warga masyarakat Desa Beringin agar mempunyai kemampuan membuat kompos dari sampah organik. Metoda pengabdian masyarakat adalah Mengadakan pelatihan pembuatan sarana pembuat kompos dan demontrasi pembuatan kompos sampah organic dengan menggunakan saranan pembuatan kompos yang telah dibuat. Pengabdian ini melibatkan Dosen, Mahasiswa Program Studi Imaging Diagnostik Magister Terapan Kesehatan Semarang, Kader, Masyarakat dan para pejabat lintas sektor. Hasil yang dicapai adalah terbuatnya 4 buah komposter untuk mpembuat kompos dan telah dibuat kompos dengan menggunakan komposter yang telah di buat bersama antara dosen, mahasiswa Poltekkes Semarang dan mayarakat serta telah diketahuinya cara-cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan sampah yang ada di lingkungan masyarakat. Kesimpulan dari pengbdian masyarakat ini adalah setelah diberikan pelatihan pengelolaan sampah yang baik dan benar masyarakat dapat mengatasi masalah sampah yang ada di sekitarnya dan diharapkan masyarakat Desa Bringin dapat mengevaluasi pengelolaan yang telah dilaksanakan sebelumnya.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77787864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.3923
K. Lestari, Joni Siswanto, Iis Sriningsih, S. Setyowati
Pembelajaran klinik merupakan kebutuhan primer dalam proses pendidikan tahap profesi ners agar lulusan mampu memberikan layanan kesehatan yang berkualitas. Pembelajaran klinik yang baik harus didukung oleh instruktur klinik yang mampu menjadi role model . Instruktur klinik berwenang dan bertanggung jawab untuk mengatur proses pembelajaran klinik di wahana praktik. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan instruktur klinik dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kejelasan akan peran fungsi dan tanggung jawab instruktur klinis dalam membimbing peserta didik di tatanan klinik. Pemberian materi melalui pendidikan Pembelajaran Klinik, diskusi interaktif dan simulasi pembelajaran klinik. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, metode demonstrasi untuk memberikan keterampilan tentang p receptorship dan proses evaluasi, simulasi, metode diskusi, dan pendampingan bimbingan klinik. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan sebagian besar peserta menyatakan tema pelatihan bagus (63,4%), ketepatan waktu cukup (49,6%), suasana bagus (60,1%), kelengkapan materi bagus (70,6%), pelayanan atau sikap penyelenggaraan bagus (61,6%), media atau alat bantu bagus (57,2%). Rerata nilai pembicara sebesar 84,85 (rentang nilai 25-100) termasuk dalam kategori baik. Rerata nilai pre-test sebesar 30,45 dan nilai post-test sebesar 45,5 (rentang nilai 0-100) dengan rerata peningkatan nilai antara pre dan post-test sebesar 10,9. Kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman pembimbing klinik tentang metode perseptorship dan dapat diadopsi untuk dilaksanakan di wahana praktik lain. Ketepatan waktu pelatihan perlu diperhatikan. Evaluasi kegiatan tidak hanya menilai pengetahuan instruktur klinik tetapi juga menilai sikap atau kesiapan dalam pelaksanaan metode preceptorship.
{"title":"PELATIHAN INSTRUKTUR KLINIK : METODE PERSEPTOR DALAM PEMBELAJARAN KLINIK DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG","authors":"K. Lestari, Joni Siswanto, Iis Sriningsih, S. Setyowati","doi":"10.31983/LINK.V15I1.3923","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.3923","url":null,"abstract":"Pembelajaran klinik merupakan kebutuhan primer dalam proses pendidikan tahap profesi ners agar lulusan mampu memberikan layanan kesehatan yang berkualitas. Pembelajaran klinik yang baik harus didukung oleh instruktur klinik yang mampu menjadi role model . Instruktur klinik berwenang dan bertanggung jawab untuk mengatur proses pembelajaran klinik di wahana praktik. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan instruktur klinik dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kejelasan akan peran fungsi dan tanggung jawab instruktur klinis dalam membimbing peserta didik di tatanan klinik. Pemberian materi melalui pendidikan Pembelajaran Klinik, diskusi interaktif dan simulasi pembelajaran klinik. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, metode demonstrasi untuk memberikan keterampilan tentang p receptorship dan proses evaluasi, simulasi, metode diskusi, dan pendampingan bimbingan klinik. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan sebagian besar peserta menyatakan tema pelatihan bagus (63,4%), ketepatan waktu cukup (49,6%), suasana bagus (60,1%), kelengkapan materi bagus (70,6%), pelayanan atau sikap penyelenggaraan bagus (61,6%), media atau alat bantu bagus (57,2%). Rerata nilai pembicara sebesar 84,85 (rentang nilai 25-100) termasuk dalam kategori baik. Rerata nilai pre-test sebesar 30,45 dan nilai post-test sebesar 45,5 (rentang nilai 0-100) dengan rerata peningkatan nilai antara pre dan post-test sebesar 10,9. Kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman pembimbing klinik tentang metode perseptorship dan dapat diadopsi untuk dilaksanakan di wahana praktik lain. Ketepatan waktu pelatihan perlu diperhatikan. Evaluasi kegiatan tidak hanya menilai pengetahuan instruktur klinik tetapi juga menilai sikap atau kesiapan dalam pelaksanaan metode preceptorship.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80651168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.3963
Evi Lusiana, K. Kadar, Burhanuddin Bahar
Salah satu diantara peran tenaga kesehatan adalah sebagai educator atau sebagai pendidik, yang mana fokus nya adalah tingkat diabetic literacy individu, yaitu kemampuan individu dalam memperoleh, menginterpretasi serta menggunakan informasi tersebut sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dalam hal ini adalah peningkatan self management. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pemahaman diabetic literacy dengan self management pada pasien diabetes melitus di RS. Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 30. Sampel merupakan pasien yang datang berobat ke Instalasi Rawat Jalan Interna yang terdiagnosa penyakit diabetes melitus dengan teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara pemahaman diabetic literacy dengan self management dengan nilai p=0,002. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman diabetic literacy pada pasien diabetes melitus dipengaruhi oleh performa tenaga kesehatan dalam melakukan komunikasi dengan pasien yang secara signifikan nantinya akan berhubungan dengan self mangement pasien dalam melakukan perawatan diri.
{"title":"ANALISIS HUBUNGAN PEMAHAMAN DIABETIC LITERACY DENGAN SELF MANAGEMENT PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RS. UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR","authors":"Evi Lusiana, K. Kadar, Burhanuddin Bahar","doi":"10.31983/LINK.V15I1.3963","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.3963","url":null,"abstract":"Salah satu diantara peran tenaga kesehatan adalah sebagai educator atau sebagai pendidik, yang mana fokus nya adalah tingkat diabetic literacy individu, yaitu kemampuan individu dalam memperoleh, menginterpretasi serta menggunakan informasi tersebut sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dalam hal ini adalah peningkatan self management. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pemahaman diabetic literacy dengan self management pada pasien diabetes melitus di RS. Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 30. Sampel merupakan pasien yang datang berobat ke Instalasi Rawat Jalan Interna yang terdiagnosa penyakit diabetes melitus dengan teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara pemahaman diabetic literacy dengan self management dengan nilai p=0,002. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman diabetic literacy pada pasien diabetes melitus dipengaruhi oleh performa tenaga kesehatan dalam melakukan komunikasi dengan pasien yang secara signifikan nantinya akan berhubungan dengan self mangement pasien dalam melakukan perawatan diri.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82935293","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.3890
S. Sarmalina, Sarmadi Sarmadi, M. Rahmi, Sonlimar Mangunsong
Abstrak Penggunaan obat yang benar menjadi kunci keberhasilan terapi. Obat memiliki dosis, cara penggunaan, aturan pakai, aturan penyimpanan dan peringatan yang berbeda beda, sehingga masyarakat perlu memiliki bekal pengetahuan yang benar, sehingga dapat menggunakan obat dengan benar. Ibu-Ibu Arisan adalah sekelompok ibu-ibu yang secara periodik bertemu dan memiliki potensi menjadi penggerak atau panutan bagi masyarakat disekitarnya dalam berbagai hal. Bila mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, maka mereka dapat membantu keluarga, teman dan masyarakat disekitarnya untuk bertindak benar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih ketrampilan Ibu-Ibu Arisan dalam memilih dan menggunakan obat dengan benar. Kegiatan ini akan diikuti oleh perwakilan dari beberapa kelompok arisan yang. Nantinya setiap ibu akan melakukan diseminasi tentang materi yang sama di setiap kelompok arisannya. Peserta berjumlah 15 orang berasal dari 8 kelompok arisan yang berbeda. Ibu-ibu dilatih tentang penggunaan dan ketrampilan memilih obat. Pengetahuan ibu-ibu peserta meningkat dari rata-rata 65 % menjadi 95 % setelah mendapat penjelasan mengenai penggunaan obat. Mereka melakukan kegiatan berbagi informasi di acara arisan dengan baik. Dengan demikian maka penyebaran informasi yang bertujuan memberdayakan masyarakat agar cerdas dalam menggunakan obat lebih cepat tercapai dan cakupan wilayahnya lebih luas.
{"title":"PENINGKATAN KAPASITAS IBU-IBU ARISAN SEBAGAI INISIATOR GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT (GEMA CERMAT)","authors":"S. Sarmalina, Sarmadi Sarmadi, M. Rahmi, Sonlimar Mangunsong","doi":"10.31983/LINK.V15I1.3890","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.3890","url":null,"abstract":"Abstrak Penggunaan obat yang benar menjadi kunci keberhasilan terapi. Obat memiliki dosis, cara penggunaan, aturan pakai, aturan penyimpanan dan peringatan yang berbeda beda, sehingga masyarakat perlu memiliki bekal pengetahuan yang benar, sehingga dapat menggunakan obat dengan benar. Ibu-Ibu Arisan adalah sekelompok ibu-ibu yang secara periodik bertemu dan memiliki potensi menjadi penggerak atau panutan bagi masyarakat disekitarnya dalam berbagai hal. Bila mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, maka mereka dapat membantu keluarga, teman dan masyarakat disekitarnya untuk bertindak benar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih ketrampilan Ibu-Ibu Arisan dalam memilih dan menggunakan obat dengan benar. Kegiatan ini akan diikuti oleh perwakilan dari beberapa kelompok arisan yang. Nantinya setiap ibu akan melakukan diseminasi tentang materi yang sama di setiap kelompok arisannya. Peserta berjumlah 15 orang berasal dari 8 kelompok arisan yang berbeda. Ibu-ibu dilatih tentang penggunaan dan ketrampilan memilih obat. Pengetahuan ibu-ibu peserta meningkat dari rata-rata 65 % menjadi 95 % setelah mendapat penjelasan mengenai penggunaan obat. Mereka melakukan kegiatan berbagi informasi di acara arisan dengan baik. Dengan demikian maka penyebaran informasi yang bertujuan memberdayakan masyarakat agar cerdas dalam menggunakan obat lebih cepat tercapai dan cakupan wilayahnya lebih luas.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85414116","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.4109
Sri Mulyati, Emi Murniati, Jeffri Ardiyanto, G. M. Wibowo
Kelurahan Meteseh adalah salah satu Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Tembalang Semarang. Secara demografis memiliki banyak potensi, diantaranya bidang peternakan sapi, perikanan, pertanian dan kewirausahaan yang dapat dioptimalkan dalam usaha untuk pembangunan Kelurahan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kelurahan tersebut. Masyarakat memandang masalah sampah menjadi hal yang patut diprioritaskan mengingat pengelolaan sampah melalui bank sampah dapat berimbas baik secara ekonomi, kesehatan maupun lingkungan pada masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Prodi D-IV Teknik Radiologi Jurusan Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan tri Dharma Perguruan Tinggi dalam wujud pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan stimulan yang dilakukan melalui pemberdayaan kepada masyarakat melalui pembentukan dan pendampingan pentingnya Bank Sampah sebagai salah satu wadah untuk pengelolaan sampah yaitu dengan terbentuknya Bank Sampah Mulia sejahtera di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Dengan slogan mengubah sampah menjadi Berkah. Harapan kami, nantinya kegiatan ini dapat ditindaklanjuti oleh warga untuk pemilahan dan pengolahan sampah. Sehingga, dapat terwujud masyarakat yang bersih, sehat dan sejahtera.
{"title":"PENDAMPINGAN PEMBENTUKAN BANK SAMPAH DI KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG","authors":"Sri Mulyati, Emi Murniati, Jeffri Ardiyanto, G. M. Wibowo","doi":"10.31983/LINK.V15I1.4109","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.4109","url":null,"abstract":"Kelurahan Meteseh adalah salah satu Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Tembalang Semarang. Secara demografis memiliki banyak potensi, diantaranya bidang peternakan sapi, perikanan, pertanian dan kewirausahaan yang dapat dioptimalkan dalam usaha untuk pembangunan Kelurahan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kelurahan tersebut. Masyarakat memandang masalah sampah menjadi hal yang patut diprioritaskan mengingat pengelolaan sampah melalui bank sampah dapat berimbas baik secara ekonomi, kesehatan maupun lingkungan pada masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Prodi D-IV Teknik Radiologi Jurusan Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan tri Dharma Perguruan Tinggi dalam wujud pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini merupakan stimulan yang dilakukan melalui pemberdayaan kepada masyarakat melalui pembentukan dan pendampingan pentingnya Bank Sampah sebagai salah satu wadah untuk pengelolaan sampah yaitu dengan terbentuknya Bank Sampah Mulia sejahtera di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Dengan slogan mengubah sampah menjadi Berkah. Harapan kami, nantinya kegiatan ini dapat ditindaklanjuti oleh warga untuk pemilahan dan pengolahan sampah. Sehingga, dapat terwujud masyarakat yang bersih, sehat dan sejahtera.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86713478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.3789
Zuyina Luklukaningsih
Abstrak Strategi pemecahan masalah belajar sangat diperlukan khususnya bagi mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan potensial nilai akademik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman strategi pemecahan masalah belajar. Terdapat dua kelompok yang dipilih secara random yaitu kelompok sebelum edukasi dan kelompok setelah diberi edukasi keterampilan pemecahan masalah. Penelitian ini diujicobakan pada mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten sejumlah 7 mahasiswa, terdiri dari 2 mahasiswa perempuan dan 5 mahasiswa laki laki. Analisis data yang digunakan yaitu analisis inferensial dengan uji Wilcoxon . Hasil analisis data menunjukkan P.sig
抽象的战略来解决学习问题必不可少,尤其是对学生,从而可以提高潜在的学术价值。本研究旨在提供学习的问题解决策略的理解。小组有两组随机挑选的就是教育和技能教育小组得知之前解决问题。一些大学生Widya佛法克拉腾身上试验这些研究7学生,组成2个学生5名妇女和男性学生。分析与测试Wilcoxon即推理分析使用的数据。数据分析结果显示,P . sig <阿尔法或万< 0。05,以便得出结论之前,给予教育技能之后有很大的不同教育提供解决问题的技能。P-value即Asymp。Sig . (2-tailed)在前测结果0.997和postest 0.955技能解决问题。之前获得的结果有不同技能后给予教育和教育可以说礼物礼物理疗师教育对学生问题解决技能学习有效。这一结果表明,给予教育有效meningkatakan理疗师学生解决学习困难的能力。
{"title":"EFEKTIVITAS EDUKASI FISIOTERAPIS TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN","authors":"Zuyina Luklukaningsih","doi":"10.31983/LINK.V15I1.3789","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.3789","url":null,"abstract":"Abstrak Strategi pemecahan masalah belajar sangat diperlukan khususnya bagi mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan potensial nilai akademik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman strategi pemecahan masalah belajar. Terdapat dua kelompok yang dipilih secara random yaitu kelompok sebelum edukasi dan kelompok setelah diberi edukasi keterampilan pemecahan masalah. Penelitian ini diujicobakan pada mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten sejumlah 7 mahasiswa, terdiri dari 2 mahasiswa perempuan dan 5 mahasiswa laki laki. Analisis data yang digunakan yaitu analisis inferensial dengan uji Wilcoxon . Hasil analisis data menunjukkan P.sig<Alpha atau 0.000<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan keterampilan sebelum pemberian edukasi dengan setelah diberikan edukasi keterampilan pemecahan masalah. P-value yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil pretest 0.997 dan postest 0.955 keterampilan menyelesaikan masalah. Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan keterampilan sebelum pemberian edukasi dengan setelah diberikan edukasi dan dapat dikatakan bahwa pemberian edukasi fisioterapis efektif terhadap keterampilan problem solving belajar mahasiswa. Hasil ini mengindikasikan bahwa pemberian edukasi fisioterapis efektif meningkatakan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan kesulitan belajarnya.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79072346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.4399
Ririh Jatmi Wikandari, Nurul Qomariyah, Teguh Budiharjo, M. Djamil
Cacingan banyak menyerang anak-anak karena aktivitas mereka berhubungan dengan tanah. Tanah yang tercemar telur cacing merupakan penyebab terjadinya transmisi telur cacing dari tanah kepada manusia melalui tangan atau kuku yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut bersama makanan. Kehidupan di panti asuhan kurang memenuhi standar kelayakan, kondisi Panti Asuhan Kyai Ageng Fatah memprihatinkan, halaman tempat tinggal kurang lebih 30% masih berupa halaman tanah, higine dan sanitasi lingkungan Panti Asuhan masih tergolong kurang baik. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penularan penyakit sehingga perlu dilakukan deteksi dini cacingan. Sasaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah anak Panti Asuhan Kyai Ageng Fatah sebanyak 45 orang. Metode pengabdian yang digunakan adalah ceramah dan pemeriksaan feses dan kuku. Hasil pemeriksaan feses ditemukan telur cacing sebesar 11%, dan hasil pemeriksaan kuku tidak ditemukan telur cacing. Terdapat anak panti asuhan yang terdeteksi cacingan.
{"title":"DETEKSI CACINGAN MELALUI PEMERIKSAAN FESES DAN KUKU PADA ANAK PANTI ASUHAN KYAI AGENG FATAH PEDURUNGAN","authors":"Ririh Jatmi Wikandari, Nurul Qomariyah, Teguh Budiharjo, M. Djamil","doi":"10.31983/LINK.V15I1.4399","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.4399","url":null,"abstract":"Cacingan banyak menyerang anak-anak karena aktivitas mereka berhubungan dengan tanah. Tanah yang tercemar telur cacing merupakan penyebab terjadinya transmisi telur cacing dari tanah kepada manusia melalui tangan atau kuku yang mengandung telur cacing, lalu masuk ke mulut bersama makanan. Kehidupan di panti asuhan kurang memenuhi standar kelayakan, kondisi Panti Asuhan Kyai Ageng Fatah memprihatinkan, halaman tempat tinggal kurang lebih 30% masih berupa halaman tanah, higine dan sanitasi lingkungan Panti Asuhan masih tergolong kurang baik. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penularan penyakit sehingga perlu dilakukan deteksi dini cacingan. Sasaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah anak Panti Asuhan Kyai Ageng Fatah sebanyak 45 orang. Metode pengabdian yang digunakan adalah ceramah dan pemeriksaan feses dan kuku. Hasil pemeriksaan feses ditemukan telur cacing sebesar 11%, dan hasil pemeriksaan kuku tidak ditemukan telur cacing. Terdapat anak panti asuhan yang terdeteksi cacingan.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87994148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-05-22DOI: 10.31983/LINK.V15I1.4385
Elsye Rahmawaty, Sri Handayani, Marlynda Happy Nurmalita Sari, Ira Rahmawati
Program GERMAS merupakan praktik hidup sehat sebagai salah satu wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Sedangkan PIS-PK merupakan program pemerintah untuk mewujudkan masyarakat sehat melalui program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga guna meningkatkan derajad kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk mensosialisasikan dan harmonisasi GERMAS dan PIS-PK sebagai upaya membudayakan makan buah dan senam bersama sebagai bagian aktifitas sehari-hari bagi masyarakat. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 28 Maret 2019 di GOR Karya Bhakti Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Peserta masyarakat yang hadir berjumlah 258 orang dan 50 orang civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta I baik Dosen, Staff maupun CPNS.
{"title":"SOSIALISASI DAN HARMONISASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK) DI KOTA SUKABUMI","authors":"Elsye Rahmawaty, Sri Handayani, Marlynda Happy Nurmalita Sari, Ira Rahmawati","doi":"10.31983/LINK.V15I1.4385","DOIUrl":"https://doi.org/10.31983/LINK.V15I1.4385","url":null,"abstract":"Program GERMAS merupakan praktik hidup sehat sebagai salah satu wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Sedangkan PIS-PK merupakan program pemerintah untuk mewujudkan masyarakat sehat melalui program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga guna meningkatkan derajad kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini untuk mensosialisasikan dan harmonisasi GERMAS dan PIS-PK sebagai upaya membudayakan makan buah dan senam bersama sebagai bagian aktifitas sehari-hari bagi masyarakat. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 28 Maret 2019 di GOR Karya Bhakti Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Peserta masyarakat yang hadir berjumlah 258 orang dan 50 orang civitas akademika Poltekkes Kemenkes Jakarta I baik Dosen, Staff maupun CPNS.","PeriodicalId":53019,"journal":{"name":"LINK","volume":"106 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88076480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}