Pub Date : 2022-06-27DOI: 10.24821/ijcas.v9i1.7065
Johanes Kristianto
Within the pandemic era, the traditional education system has been transformed into e-learning based, with learning held through the help of the hardware, software, and the internet. Music higher educational system in Indonesia usually used direct engagement, but the pandemic changed this system to be e-learning based. E-learning separated lecturer and student by distance, where both have a problem: a bad signal, limited insight about meeting application, and audio delay. Therefore, the lecturer has to find a new way to encourage the student to find a novel learning habit during the pandemic, for instance, give the task to the student to upload a video to YouTube. This paper describes a novel learning habit in the music learning system during a covid-19 pandemic. In the qualitative method used in this paper, the writer interviewed six enrolled students from different majors, including piano, drum, and guitar. Data was collected with semi-structured interviews through Zoom meetings. The interview was in Indonesian, just a point of view that was translated into English. This paper found that students could interpret some values from this pandemic as follows:1. How students got to manage a new approach based on remote learning?2. What expertise of students can support the major subject?3. How students got the priceless value of peer interaction during the pandemic? Pembelajaran Kreatif di Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Mata Pelajaran Utama, Jurusan Musik Gereja-The Way Bethel Theological Institute Abstrak Dalam era pandemi, sistem pendidikan tradisional telah bertransformasi menjadi berbasis e-learning, pembelajaran tersebut ditunjang piranti keras, piranti lunak, dan internet. Sistem pendidikan musik di perguruan tinggi biasanya menggunakan pendekatan tatap muka langsung, tapi pandemik mengubah sistem tersebut ke dalam pembelajaran berbasis e-learning. E-learning memisahkan jarak dosen dan mahasiswa, keduanya memiliki kendala yang serupa, contohnya: sinyal yang buruk, pengetahuan yang terbatas dalam menggunakan aplikasi pertemuan, dan lambatnya suara yang diterima pendengar. Oleh karena itu, dosen perlu memikirkan ulang cara untuk mendorong mahasiswa menemukan kebiasaan belajar baru selama pandemi, misalnya memberikan tugas kepada mahasiswa dengan cara mengunggah video hasil belajar ke YouTube. Penelitian ini mendeskripsikan kebaruan dalam sistem pembelajaran musik selama pandemi. Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini, penulis mewawancara enam mahasiswa aktif dari mayor yang berbeda; piano, drum, dan gitar. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur yang dilakukan di aplikasi Zoom. Wawancara dilakukan menggunakan bahasa Indonesia, hanya poin-poin penting yang ditranslasi ke dalam bahasa Inggris. Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa dapat menginterpretasi beberapa nilai yang berharga dari masa pandemi ini, misalnya: 1. bagaimana mahasiswa mengelola pendekatan baru dalam pembelajaran jarak jauh? 2. mampu meliha
在大流行时期,传统教育系统已转变为以电子学习为基础,通过硬件、软件和互联网的帮助进行学习。印度尼西亚的音乐高等教育系统通常采用直接参与的方式,但疫情改变了这一系统,以电子学习为基础。电子学习将讲师和学生分开,这两者都有问题:信号不好,对会议应用的了解有限,以及音频延迟。因此,讲师必须找到一种新的方法来鼓励学生在大流行期间找到一种新的学习习惯,例如,让学生将视频上传到YouTube上。本文描述了新冠肺炎大流行期间音乐学习系统中的一种新的学习习惯。在本文中采用的定性方法中,作者采访了六名来自不同专业的在校生,包括钢琴,鼓,吉他。通过Zoom会议的半结构化访谈收集数据。采访是用印尼语进行的,只是一个观点被翻译成英语。本文发现,学生可以从这次大流行中解读一些价值:1。学生如何管理基于远程学习的新方法?学生的哪些专业知识可以支持本专业?在大流行期间,学生如何获得同伴互动的无价价值?新冠肺炎大流行:Studi Kasus Mata Pelajaran Utama, Jurusan Musik Gereja-The Way Bethel神学院摘要:Dalam时代大流行,系统pendidikan传统的telah bertransformasi menjadi基础电子学习,Pembelajaran tersebut ditunjang piranti keras, piranti lunak, dan internet。system pendidikan musik di perguruan tinggi biasanya menggunakan pendekatan tatap muka langsung, tapi pandekatan mengubah system tersebut ke dalam penbelajan berbasis e-learning。E-learning memisahkan jarak dosen dan mahasiswa, keduanya memiliki kendala yang serupa, contohnya: sinal yang buruk, pengetahuan yang terbatas dalam menggunakan application perteman, dan lambatnya suara yang diterima pendengar。Oleh karena, dosen perlu memikirkan ulang cara untuk menendorong mahasiswa menemukan kebiasaan belajar baru selama流行病,misalnya成员kan tuga kepada mahasiswa dengan cara mengunggah视频hasil belajar YouTube。Penelitian ini mendeskripsikan kebaruan dalam系统penbelajaran音乐selama大流行。阿拉木图省长杨德昌,阿拉木图省长杨德昌;阿拉木图省长杨德昌;钢琴,鼓,丹吉塔。数据双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎、双孔普坎等。印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语。Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa dapat menginterpretasi beberapa nilai yang berharga dari masa流行病,misalniya: 1。Bagaimana mahasiswa mengelola pendekatan baru dalam pembelajaran jarak jauh?2. Mampu melihat kemampuan apa Yang dapat menunjang perkuliahan市长?Mahasiswa mendapatkan nilai Yang berharga dari interaksi tatap muka selama流行病?
{"title":"Creative Learning in Covid-19 Pandemic: A Case Study in Major Subject, Church Music Department-The Way Bethel Theological Institute","authors":"Johanes Kristianto","doi":"10.24821/ijcas.v9i1.7065","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i1.7065","url":null,"abstract":"Within the pandemic era, the traditional education system has been transformed into e-learning based, with learning held through the help of the hardware, software, and the internet. Music higher educational system in Indonesia usually used direct engagement, but the pandemic changed this system to be e-learning based. E-learning separated lecturer and student by distance, where both have a problem: a bad signal, limited insight about meeting application, and audio delay. Therefore, the lecturer has to find a new way to encourage the student to find a novel learning habit during the pandemic, for instance, give the task to the student to upload a video to YouTube. This paper describes a novel learning habit in the music learning system during a covid-19 pandemic. In the qualitative method used in this paper, the writer interviewed six enrolled students from different majors, including piano, drum, and guitar. Data was collected with semi-structured interviews through Zoom meetings. The interview was in Indonesian, just a point of view that was translated into English. This paper found that students could interpret some values from this pandemic as follows:1. How students got to manage a new approach based on remote learning?2. What expertise of students can support the major subject?3. How students got the priceless value of peer interaction during the pandemic? Pembelajaran Kreatif di Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Mata Pelajaran Utama, Jurusan Musik Gereja-The Way Bethel Theological Institute Abstrak Dalam era pandemi, sistem pendidikan tradisional telah bertransformasi menjadi berbasis e-learning, pembelajaran tersebut ditunjang piranti keras, piranti lunak, dan internet. Sistem pendidikan musik di perguruan tinggi biasanya menggunakan pendekatan tatap muka langsung, tapi pandemik mengubah sistem tersebut ke dalam pembelajaran berbasis e-learning. E-learning memisahkan jarak dosen dan mahasiswa, keduanya memiliki kendala yang serupa, contohnya: sinyal yang buruk, pengetahuan yang terbatas dalam menggunakan aplikasi pertemuan, dan lambatnya suara yang diterima pendengar. Oleh karena itu, dosen perlu memikirkan ulang cara untuk mendorong mahasiswa menemukan kebiasaan belajar baru selama pandemi, misalnya memberikan tugas kepada mahasiswa dengan cara mengunggah video hasil belajar ke YouTube. Penelitian ini mendeskripsikan kebaruan dalam sistem pembelajaran musik selama pandemi. Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini, penulis mewawancara enam mahasiswa aktif dari mayor yang berbeda; piano, drum, dan gitar. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur yang dilakukan di aplikasi Zoom. Wawancara dilakukan menggunakan bahasa Indonesia, hanya poin-poin penting yang ditranslasi ke dalam bahasa Inggris. Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa dapat menginterpretasi beberapa nilai yang berharga dari masa pandemi ini, misalnya: 1. bagaimana mahasiswa mengelola pendekatan baru dalam pembelajaran jarak jauh? 2. mampu meliha","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90645889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-27DOI: 10.24821/ijcas.v9i1.6978
P. Bangsa, Edi Jatmiko, Dwisanto Sayogo
The Internet technology has triggered many transformations, including the emergence of digital platforms for graphic design. The rise of digital platforms is hailed as a driver of economic processes and technological innovation. Everyone can benefit greatly from this transformation as it empowers them to build a business online without relying on “offline” intermediaries, whether state or an established corporate without complicated regulations and unnecessary costs. As newcomers to the graphic design business, young graphic designers benefit greatly from this digital platform. They have a great opportunity to independently exhibit and sell their work to clients around the world, something that never happened in the days before the advent of Internet technology. This research aims to show that technological determination can have a very positive impact on those who master it. As a study material, this research uses José van Dijck's platform society theory. This research was conducted in early 2021 on several subjects consisting of Visual Communication Design students in Yogyakarta who run an online graphic design business. The conclusion of this research is that young graphic designers who utilize digital platforms become more visible, high exposure on their work, and zero dependence on intermediaries. This remote working method has now also proven effective as a solution in the midst of difficult circumstances due to the Covid-19 pandemic. Penggunaan Platform Digital di Antara Perancang Grafis Muda sebagai Jalan Pintas Menuju Populer: Studi Kasus pada Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Yogyakarta Abstrak Teknologi internet memicu banyak transformasi, termasuk memunculkan platform digital untuk desain grafis. Kemunculan platform digital digadang-gadang sebagai pendorong proses perekonomian dan inovasi teknologi. Setiap orang bisa mendapatkan keuntungan besar dari transformasi ini karena memberdayakan mereka untuk membangun bisnis secara daring tanpa bergantung pada perantara “offline”, baik itu negara atau perusahaan yang mapan tanpa regulasi yang rumit dan biaya yang tidak perlu. Desainer grafis muda sebagai pendatang baru di dunia bisnis desain grafis mendapatkan keuntungan yang luar biasa dengan adanya platform digital ini. Mereka mempunyai kesempatan besar untuk memamerkan dan menjual karya mereka kepada klien di seluruh dunia secara mandiri, sebuah hal yang tidak pernah terjadi pada masa sebelum kehadiran teknologi internet. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa determinasi teknologi dapat berdampak sangat positif bagi mereka yang mampu menguasainya. Sebagai bahan kajian, penelitian ini memakai teori dari José van Dijck tentang masyarakat platform. Penelitian ini dilakukan pada awal tahun 2021 terhadap beberapa subjek yang terdiri dari para mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Yogyakarta yang menjalankan bisnis desain grafis secara daring. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa desainer grafis muda yang memanfaatkan platform d
互联网技术引发了许多变革,包括平面设计的数字平台的出现。数字平台的崛起被誉为经济进程和技术创新的驱动力。每个人都可以从这种转变中受益匪浅,因为它使他们能够在网上建立业务,而不依赖于“线下”中介,无论是国家还是老牌企业,都没有复杂的法规和不必要的成本。作为平面设计行业的新手,年轻的平面设计师从这个数字平台中受益匪浅。他们有很好的机会独立地向世界各地的客户展示和销售他们的作品,这在互联网技术出现之前的日子里从未发生过。这项研究旨在表明,技术决心可以对那些掌握它的人产生非常积极的影响。作为研究材料,本研究采用josess van Dijck的平台社会理论。这项研究是在2021年初对几个科目进行的,其中包括日惹的视觉传达设计专业的学生,他们经营着一家在线平面设计公司。这项研究的结论是,利用数字平台的年轻平面设计师变得更显眼,他们的工作曝光率更高,对中介的依赖为零。这种远程工作方法现在也被证明是在Covid-19大流行造成的困难情况下的有效解决方案。Penggunaan Platform Digital di Antara Perancang Grafis Muda sebagai Jalan Pintas Menuju Populer: Studi Kasus pada Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Yogyakarta Abstrak Teknologi internet memicu banyak transformasi, termasuk memunculkan平台Digital untuk design Grafis。Kemunculan平台数字digadang-gadang sebagai pendorong处理经济和创新技术。“离线”,“离线”,“离线”,“离线”,“离线”,“离线”,“离线”,“离线”。设计设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师:设计师我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahawa决定性技术dapat berdampak sangat positive bagi merka yang mampu menguasainya。Sebagai bahan kajian, penelitian ini memakai teori dari josise van Dijck tentang masyarakat平台。Penelitian ini dilakukan padadawal tahun 2021 terhadap beberapa subjek yang terdiri dari para mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Yogyakarta yang menjalankan bisnis Desain grafis secara大胆。kespuldan penelitian ini adalah bahwa desainer grafis muda yang memanfaatkan平台digital menjadi lebih terlihat karyanya, tingkat eksposur terhadap karya yang tinggi, dan ketergantungan padpihak lain nol(对中介的零依赖)。卡拉kerja jarak jauh于kini轭terbukti efektif sebagai salah研究solusi di tengah sulitnya keadaan akibat pandemik covid-19。
{"title":"Digital Platform Usage Among Young Graphic Designer as A Shortcut To The Fame: A Case Study on Visual Communication Design Students in Yogyakarta","authors":"P. Bangsa, Edi Jatmiko, Dwisanto Sayogo","doi":"10.24821/ijcas.v9i1.6978","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i1.6978","url":null,"abstract":"The Internet technology has triggered many transformations, including the emergence of digital platforms for graphic design. The rise of digital platforms is hailed as a driver of economic processes and technological innovation. Everyone can benefit greatly from this transformation as it empowers them to build a business online without relying on “offline” intermediaries, whether state or an established corporate without complicated regulations and unnecessary costs. As newcomers to the graphic design business, young graphic designers benefit greatly from this digital platform. They have a great opportunity to independently exhibit and sell their work to clients around the world, something that never happened in the days before the advent of Internet technology. This research aims to show that technological determination can have a very positive impact on those who master it. As a study material, this research uses José van Dijck's platform society theory. This research was conducted in early 2021 on several subjects consisting of Visual Communication Design students in Yogyakarta who run an online graphic design business. The conclusion of this research is that young graphic designers who utilize digital platforms become more visible, high exposure on their work, and zero dependence on intermediaries. This remote working method has now also proven effective as a solution in the midst of difficult circumstances due to the Covid-19 pandemic. Penggunaan Platform Digital di Antara Perancang Grafis Muda sebagai Jalan Pintas Menuju Populer: Studi Kasus pada Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Yogyakarta Abstrak Teknologi internet memicu banyak transformasi, termasuk memunculkan platform digital untuk desain grafis. Kemunculan platform digital digadang-gadang sebagai pendorong proses perekonomian dan inovasi teknologi. Setiap orang bisa mendapatkan keuntungan besar dari transformasi ini karena memberdayakan mereka untuk membangun bisnis secara daring tanpa bergantung pada perantara “offline”, baik itu negara atau perusahaan yang mapan tanpa regulasi yang rumit dan biaya yang tidak perlu. Desainer grafis muda sebagai pendatang baru di dunia bisnis desain grafis mendapatkan keuntungan yang luar biasa dengan adanya platform digital ini. Mereka mempunyai kesempatan besar untuk memamerkan dan menjual karya mereka kepada klien di seluruh dunia secara mandiri, sebuah hal yang tidak pernah terjadi pada masa sebelum kehadiran teknologi internet. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa determinasi teknologi dapat berdampak sangat positif bagi mereka yang mampu menguasainya. Sebagai bahan kajian, penelitian ini memakai teori dari José van Dijck tentang masyarakat platform. Penelitian ini dilakukan pada awal tahun 2021 terhadap beberapa subjek yang terdiri dari para mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Yogyakarta yang menjalankan bisnis desain grafis secara daring. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa desainer grafis muda yang memanfaatkan platform d","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83522993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-27DOI: 10.24821/ijcas.v9i1.6812
Fransisca Retno Setyowati Rahardjo
This study will describe the method used by the initiators of the Lingkar Rupa Community as a basis for a strategy to develop the quality of the work of street artists in Kota Tua, as well as a description that archives the movement of a new art community in Jakarta. Lingkar Rupa in an effort to protect and actualize themselves and the work of street artists in Kota Tua. The community, which was initiated by an art and culture teacher, Ferry Kurniawan, is a social activity that arose from the founder's personal anxiety about art life at the grassroots level. This research will discuss the background, art activities and exhibitions, art strategies and the impact that Lingkar Rupa has carried out. With a qualitative method, namely using in-depth interview techniques from several founders and members of Lingkar Rupa's own informants. The theory of participatory art will be a surgical tool that examines the direction of this community's journey. It should be noted that the 'street art' that the author describes here is an art that is different from the terminology of 'street art' in the West which often emerges from elite academic circles and tries to present works of protest against the social situation around them in a very 'educated' manner. This research is also important to identify the 'underground' movement which is often not recognized because it is less popular and dapper. Strategi Komunitas Lingkar Rupa dalam Mengembangkan Aktualisasi Seniman Jalanan di Kota Tua, JakartaAbstrakPenelitian ini akan mengurai metode apa yang dipakai oleh penggagas Komunitas Lingkar Rupa sebagai dasar strategi mengembangkan kualitas berkarya para seniman jalanan di Kota Tua, selain sebagai deskripsi yang mengarsipkan gerakan sebuah komunitas seni baru di Jakarta. Lingkar Rupa dalam upaya mengayomi dan mengaktualisasi diri dan kekaryaan para seniman jalanan di Kota Tua. Komunitas yang digagas oleh seorang guru seni dan budaya, Ferry Kurniawan, merupakan aktivitas sosial yang muncul dari kegelisahan personal pendirinya mengenai kehidupan seni di kalangan akar rumput. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai latar belakang, kegiatan seni dan pameran, strategi kesenian, serta dampak yang telah Lingkar Rupa kerjakan, dengan metode kualitatif yaitu menggunakan teknik wawancara yang mendalam dari beberapa informan pendiri dan anggota Lingkar Rupa itu sendiri. Teori seni partisipatoris akan menjadi alat bedah yang mengkaji arah perjalanan komunitas ini. Perlu diketahui bahwa ‘seni jalanan’ yang penulis jabarkan di sini adalah seni yang berbeda dari terminologi ‘street art’ di Barat yang kerap kali muncul dari kalangan akademi elit dan mencoba menghadirkan karya protes terhadap situasi sosial di sekitarnya dengan sangat ‘terdidik’. Penelitian ini juga penting untuk mengidentifikasi gerakan ‘bawah tanah’ yang sering kali tidak terekognisi karena kurang populer dan necis.
本研究将描述Lingkar Rupa社区的发起者使用的方法,作为发展哥打都街头艺术家作品质量战略的基础,并描述雅加达新艺术社区运动的档案。为了保护和实现他们自己和街头艺术家在哥打都亚的作品。这个社区是由一位艺术文化老师Ferry Kurniawan发起的,是由创始人个人对基层艺术生活的焦虑而产生的社会活动。本研究将讨论林卡鲁帕的背景、艺术活动和展览、艺术策略和影响。采用定性方法,即使用深度访谈技术,从几位创始人和Lingkar Rupa自己的线人中获取信息。参与式艺术的理论将是检验这个社区旅程方向的外科手术工具。值得注意的是,作者在这里描述的“街头艺术”是一种不同于西方“街头艺术”术语的艺术,西方的“街头艺术”通常来自精英学术界,并试图以一种非常“受过教育”的方式呈现对周围社会状况的抗议作品。这项研究对于识别“地下”运动也很重要,因为它不那么受欢迎,也不那么整洁,所以经常不被发现。雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:雅加达:Lingkar, Rupa dalam, upaya, mengayomi, mengaktualisasi, diri, dankekaryaan, para seniman, jalanan, di Kota Tua。Komunitas yang digagas oleh seorang guru seni dan budaya, Ferry Kurniawan, merupakan aktivitas social yang muncul dari kegelishan个人pendirininya mengenai kehidupan seni di kalangan akar rumput。Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai latar belakan, kegiatan seni danameran, strategi kesenian, serta danpak yang telah Lingkar Rupa kerakan, dendenan metalititya menggunakan teknik wawankara yang mendalam dari beberapa informan pendii dangota Lingkar Rupa itsendiri。中国共产党是中国共产党的重要成员之一,也是中国共产党的重要成员。Perlu diketahui bahwa ' seni jalanan ' yang penulis jabarkan di sini adalah seni yang berbeda dari terminologi '街头艺术' di Barat yang kerap kali muncul dari kalangan akademi精英danmencoba menghadirkan karya protes terhadap情景社会di sekitarya dengan sangat ' terdidik '。Penelitian ini juga penting untuk mengidfikasi gerakan ' bawah tanah ' yang服务于kali tidak terekognisi karena kurang populang dannecis。
{"title":"Lingkar Rupa Community Strategy in Developing the Actualization of Street Artists in Kota Tua, Jakarta","authors":"Fransisca Retno Setyowati Rahardjo","doi":"10.24821/ijcas.v9i1.6812","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i1.6812","url":null,"abstract":"This study will describe the method used by the initiators of the Lingkar Rupa Community as a basis for a strategy to develop the quality of the work of street artists in Kota Tua, as well as a description that archives the movement of a new art community in Jakarta. Lingkar Rupa in an effort to protect and actualize themselves and the work of street artists in Kota Tua. The community, which was initiated by an art and culture teacher, Ferry Kurniawan, is a social activity that arose from the founder's personal anxiety about art life at the grassroots level. This research will discuss the background, art activities and exhibitions, art strategies and the impact that Lingkar Rupa has carried out. With a qualitative method, namely using in-depth interview techniques from several founders and members of Lingkar Rupa's own informants. The theory of participatory art will be a surgical tool that examines the direction of this community's journey. It should be noted that the 'street art' that the author describes here is an art that is different from the terminology of 'street art' in the West which often emerges from elite academic circles and tries to present works of protest against the social situation around them in a very 'educated' manner. This research is also important to identify the 'underground' movement which is often not recognized because it is less popular and dapper. Strategi Komunitas Lingkar Rupa dalam Mengembangkan Aktualisasi Seniman Jalanan di Kota Tua, JakartaAbstrakPenelitian ini akan mengurai metode apa yang dipakai oleh penggagas Komunitas Lingkar Rupa sebagai dasar strategi mengembangkan kualitas berkarya para seniman jalanan di Kota Tua, selain sebagai deskripsi yang mengarsipkan gerakan sebuah komunitas seni baru di Jakarta. Lingkar Rupa dalam upaya mengayomi dan mengaktualisasi diri dan kekaryaan para seniman jalanan di Kota Tua. Komunitas yang digagas oleh seorang guru seni dan budaya, Ferry Kurniawan, merupakan aktivitas sosial yang muncul dari kegelisahan personal pendirinya mengenai kehidupan seni di kalangan akar rumput. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai latar belakang, kegiatan seni dan pameran, strategi kesenian, serta dampak yang telah Lingkar Rupa kerjakan, dengan metode kualitatif yaitu menggunakan teknik wawancara yang mendalam dari beberapa informan pendiri dan anggota Lingkar Rupa itu sendiri. Teori seni partisipatoris akan menjadi alat bedah yang mengkaji arah perjalanan komunitas ini. Perlu diketahui bahwa ‘seni jalanan’ yang penulis jabarkan di sini adalah seni yang berbeda dari terminologi ‘street art’ di Barat yang kerap kali muncul dari kalangan akademi elit dan mencoba menghadirkan karya protes terhadap situasi sosial di sekitarnya dengan sangat ‘terdidik’. Penelitian ini juga penting untuk mengidentifikasi gerakan ‘bawah tanah’ yang sering kali tidak terekognisi karena kurang populer dan necis.","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86871974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-27DOI: 10.24821/ijcas.v9i1.6753
Riana Diah Sitharesmi
In contemporary society, the creative concept of Indonesian choreography encounters the digitalisation and commercialisation, that can be both challenging and frightening. While young choreographers in Gorontalo are adjusting themselves in learning contemporary, they too need to appreciate traditional dance aesthetic, so they will have a clear concept while using ethnic elements in creating dance. One of the embodiments of North Sulawesi’s dance aesthetic is Dana Dana, developed in a limited way in Bolaang Mongondow. The similar dance is also existing in Gorontalo under the same name but slightly different in some components. As dance aesthetic is essential to construct the regional dance style, it is necessary to look further how the aesthetic of Bolaang Mongondow’s Dana Dana brings the distinctive features in the forms of choreographic development. Using a phenomenological approach integrated with creative-based choreographic, this research examined how the experimental and explorative works enrich the student’s experience to produce genuine vocabularies, and the embodiment of cultural values in their creation. Through a circle of observing-feeling-imagining-manifesting-forming, the concept of contemporary choreography embraces new artistic understanding that bring the transcendental realm of creativity. Mengeksplorasi Estetika Tari pada Koreografi Kontemporer di Universitas Negeri GorontaloAbstrakDalam masyarakat kontemporer, konsep kreatif koreografi Indonesia menghadapi tantangan digitalisasi dan komersialisasi, yang sekaligus menakutkan. Pada saat koreografer muda di Gorontalo sedang menyesuaikan diri dan mempelajari kontemporer, mereka juga perlu menghayati nilai-nilai budaya seperti estetika tari, sehingga mereka akan memiliki konsep yang jelas saat menggunakan elemen etnis dalam mencipta tari. Salah satu wujud estetika tari daerah Sulawesi Utara adalah tari Dana Dana yang dikembangkan secara terbatas di Bolaang Mongondow. Menarik, karena tarian serupa juga ada di Gorontalo dengan nama yang sama namun sedikit berbeda di beberapa komponen. Karena estetika tari sangat penting untuk membangun gaya tari daerah, maka perlu dilihat lebih jauh bagaimana estetika tari Dana Dana Bolaang Mongondow menghadirkan ciri khas dalam bentuk pengembangan koreografi. Menggunakan pendekatan fenomenologis yang terintegrasi dengan koreografi berbasis kreatif, penelitian ini mengkaji bagaimana kerja eksperimental dan eksploratif memperkaya pengalaman mahasiswa untuk menghasilkan kosakata gerak sejati, dan memberi wujud nilai-nilai budaya dalam penciptaannya. Melalui proses melingkar mengamati-merasakan- membayangkan-mewujudkan-membentuk, konsep koreografi kontemporer diarahkan untuk merengkuh pemahaman artistik secara baru yang membawa kreativitas pada ranah transendental.
在当代社会,印尼编舞的创意理念遇到了数字化和商业化,这既具有挑战性又令人恐惧。Gorontalo的年轻编舞家在学习当代舞蹈的过程中调整自己的同时,也需要欣赏传统的舞蹈美学,这样他们在运用民族元素进行舞蹈创作的同时,也会有一个清晰的概念。北苏拉威西岛舞蹈美学的体现之一是达纳达纳,在博朗蒙贡多以有限的方式发展。类似的舞蹈也存在于Gorontalo中,名称相同,但在某些组成部分略有不同。由于舞蹈审美是建构地域舞蹈风格的必要条件,因此有必要进一步研究博朗·蒙贡多的《达纳达纳》的审美如何在舞蹈发展的形式上带来鲜明的特色。本研究采用现象学的方法,结合创造性的编舞,探讨实验性和探索性的作品如何丰富学生的经验,以产生真正的词汇,并在其创作中体现文化价值。通过观察-感受-想象-表现-形成的循环,当代编舞概念获得了新的艺术理解,带来了创作的超越性境界。摘要:dalam masyarakat Kontemporer, konsep kreatif koreoography印度尼西亚menghadapi tantangan digitalisasi dan komersialisasi, yang sekaligus menakutkan。尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔尼泊尔苏拉威西,乌拉威西,乌拉威西,乌拉威西,乌拉威西,乌拉威西,乌拉威西,乌拉威西。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Karena estetika tari sangat peninguntuk成员,bangui gaya tari daerah, maka perlu dilihat lebih jauh bagaimana estetika tari Dana Bolaang mongondo menghadirkan cii khas dalam bentuk pengembangan韩国摄影。孟古纳坎彭德克坦现象学杨特尔·integrasdengan朝鲜学基础kreatiya, penelitian ini孟古纳坎bagaimana kerja实验研究委员彭古纳曼mahasiswa untuk孟古纳坎kosakata gerak sejati, dan成员wujud nilai-nilai budaya dalam penciptaannya。Melalui promeingkar mengamati-merasakan- membayangkan-mewujudkan-membentuk, konsep韩语kontemporer diarahkan untuk merengkuh pemahaman artistik secara baru yang membawa kreativitas pada ranah transcendental。
{"title":"Exploring Dance Aesthetic in Contemporary Choreography at Universitas Negeri Gorontalo","authors":"Riana Diah Sitharesmi","doi":"10.24821/ijcas.v9i1.6753","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i1.6753","url":null,"abstract":"In contemporary society, the creative concept of Indonesian choreography encounters the digitalisation and commercialisation, that can be both challenging and frightening. While young choreographers in Gorontalo are adjusting themselves in learning contemporary, they too need to appreciate traditional dance aesthetic, so they will have a clear concept while using ethnic elements in creating dance. One of the embodiments of North Sulawesi’s dance aesthetic is Dana Dana, developed in a limited way in Bolaang Mongondow. The similar dance is also existing in Gorontalo under the same name but slightly different in some components. As dance aesthetic is essential to construct the regional dance style, it is necessary to look further how the aesthetic of Bolaang Mongondow’s Dana Dana brings the distinctive features in the forms of choreographic development. Using a phenomenological approach integrated with creative-based choreographic, this research examined how the experimental and explorative works enrich the student’s experience to produce genuine vocabularies, and the embodiment of cultural values in their creation. Through a circle of observing-feeling-imagining-manifesting-forming, the concept of contemporary choreography embraces new artistic understanding that bring the transcendental realm of creativity. Mengeksplorasi Estetika Tari pada Koreografi Kontemporer di Universitas Negeri GorontaloAbstrakDalam masyarakat kontemporer, konsep kreatif koreografi Indonesia menghadapi tantangan digitalisasi dan komersialisasi, yang sekaligus menakutkan. Pada saat koreografer muda di Gorontalo sedang menyesuaikan diri dan mempelajari kontemporer, mereka juga perlu menghayati nilai-nilai budaya seperti estetika tari, sehingga mereka akan memiliki konsep yang jelas saat menggunakan elemen etnis dalam mencipta tari. Salah satu wujud estetika tari daerah Sulawesi Utara adalah tari Dana Dana yang dikembangkan secara terbatas di Bolaang Mongondow. Menarik, karena tarian serupa juga ada di Gorontalo dengan nama yang sama namun sedikit berbeda di beberapa komponen. Karena estetika tari sangat penting untuk membangun gaya tari daerah, maka perlu dilihat lebih jauh bagaimana estetika tari Dana Dana Bolaang Mongondow menghadirkan ciri khas dalam bentuk pengembangan koreografi. Menggunakan pendekatan fenomenologis yang terintegrasi dengan koreografi berbasis kreatif, penelitian ini mengkaji bagaimana kerja eksperimental dan eksploratif memperkaya pengalaman mahasiswa untuk menghasilkan kosakata gerak sejati, dan memberi wujud nilai-nilai budaya dalam penciptaannya. Melalui proses melingkar mengamati-merasakan- membayangkan-mewujudkan-membentuk, konsep koreografi kontemporer diarahkan untuk merengkuh pemahaman artistik secara baru yang membawa kreativitas pada ranah transendental.","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"37 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72632457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-27DOI: 10.24821/ijcas.v9i1.6975
Sari Wulandari, G. Guntur, R. Goodfellow, M. D. Marianto
As people in almost all countries in the world, Indonesians are currently struggling to deal with the Covid-19 pandemic by making their activities more selective and prioritizing their needs based on needs. Mental health is also a priority, and more attention needs to be paid to personal and environmental hygiene issues. The RajutKejut Community is a group of female crocheters who ‘yarn bomb’ in public spaces using crochet works. Given pandemic conditions, where most activities are limited, and loneliness and social isolation have become major concerns, this group remains connected using advanced digital technology to share news, views, and stories. And in doing so, they have supported each other in the best possible way: through an activity characterized by meditative nuances practised in a quarantined atmosphere. Thus, a new space for both contemplation and reflection has been created. This has preserved the quality of the community’s work but it has also resulted in other benefits as well. For example, the body's immune system can be strengthened by maintaining good mental health and especially by generating feelings of happiness and joy. To this end, the community has held yarn bombing activities in their respective neighbourhoods and then shared their collective and individual experiences. The research question that arises then is, how can a communal craft-related activity like crochet raise awareness and understanding of the human condition amid a pandemic? This study uses the phenomenology of perception developed by Maurice Merleau-Ponty as an analytical method to better comprehend the world of the RajutKejut community, with special reference to the current pandemic. Amongst other observations, this research illustrates that the pandemic has encouraged many people to look to the past and, in doing so, realize that their existence in the present can be defined by structured craft projects, which caused them to make better-informed decisions about the future. In this process, human beings begin to chart their existence using their bodies and, in doing so, awaken mindfulness of self. Memelihara Kewarasan Melalui Kraftivisme RajutKejut Abstrak Seperti halnya di hampir seluruh negara di dunia, masyarakat Indonesia saat ini sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19, mengharuskan membatasi aktivitasnya lebih selektif, dan memprioritaskan keperluan berdasarkan kebutuhan. Kesehatan mental juga menjadi prioritas, selain masalah kebersihan pribadi dan lingkungan. Komunitas RajutKejut adalah sekelompok perajut perempuan yang melakukan ‘yarn bombing’ di ruang publik menggunakan karya rajut. Dengan kondisi pandemi, di mana sebagian besar aktivitas dibatasi, kesendirian dan isolasi sosial menjadi perhatian utama, komunitas ini tetap terhubung satu sama lain dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, untuk berbagi berita, pandangan, dan cerita. Dan dalam melakukannya, mereka berusaha untuk saling mendukung dengan cara terbaik: melalui aktivitas
与世界上几乎所有国家的人民一样,印度尼西亚人目前正在努力应对Covid-19大流行,他们的活动更具选择性,并根据需要优先考虑自己的需求。心理健康也是一个优先事项,需要更多地关注个人和环境卫生问题。RajutKejut社区是一群女性钩针编织者,她们用钩针作品在公共场所“制造纱线炸弹”。鉴于大流行的情况,大多数活动受到限制,孤独和社会隔离已成为主要问题,这一群体仍通过先进的数字技术保持联系,分享新闻、观点和故事。在这样做的过程中,他们以最好的方式相互支持:通过一种在隔离气氛中进行的以冥想细微差别为特征的活动。因此,创造了一个既可以沉思又可以反思的新空间。这不仅保证了社区工作的质量,而且还带来了其他好处。例如,身体的免疫系统可以通过保持良好的心理健康,特别是通过产生幸福和快乐的感觉来增强。为此,社区在各自的社区举行了纱线轰炸活动,然后分享他们的集体和个人经验。由此产生的研究问题是,在大流行期间,钩针编织等与手工艺相关的公共活动如何提高人们对人类状况的认识和理解?本研究使用莫里斯·梅洛-庞蒂(Maurice merlo - ponty)发展的感知现象学作为分析方法,以更好地理解RajutKejut社区的世界,特别参考当前的大流行。除其他观察外,这项研究表明,大流行鼓励许多人回顾过去,并在这样做的过程中认识到,他们现在的存在可以通过结构化的工艺项目来定义,这使他们能够对未来做出更明智的决定。在这个过程中,人类开始用他们的身体来描绘他们的存在,在这样做的过程中,唤醒自我的正念。[摘要]印度尼西亚预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情,预防新冠肺炎疫情。Kesehatan mental juga menjadi priorities, selain masalah kebersihan pribadi dan lingkungan。Komunitas RajutKejut adalah sekelompok perajut perempuan yang melakukan“纱线爆炸”,我的意思是“纱线爆炸”。Dengan kondisi pandemi, di mana sebagian besar aktivitas dibatasi, kesendirian dan isolasi social menjadi perhatian utama, komunitas ini tetap terhubung satu sama lain Dengan memanfaatkan kecanggihan tecknologi digital, untuk berbagi berita, pandangan, dan cerita。禅修,禅修,禅修,禅修,禅修,禅修,禅修,禅修。邓干德米克,特本图克,黄巴鲁,乌图克,康帕拉斯和反射。哈尔尼尼telah menjaga kualitas kerja masyarakat di samping menghasilkan manfaat lain。Misalnya,系统kekebalan tubuh dapat diperkuat dengan menjaga kesehatan mental yang baik dan terutama dengan membangkitkan perasaan bahagia dan gembira。Untuk itu, komunitas ini mengadakan kegiatan '纱线爆炸' di lingkungan masing-masing dan berbagi pengalaman kolektif dan个人。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。[8][研究]中国传染病现象与流行病学[m] .梅洛-庞蒂方法分析[j] .中国传染病与流行病学[j]。Melalui pengamatan, penelitian ini menggambarkan bahwa pandemi telah mendorong banyak orang untuk melitak, menyadari bahwa keberadan和mereka di masa sekarang dapat ditentukan oleh proyek kraf yang terstructur, sehinga membawa mereka dapat memputusan yang lebih tepat tentang dunia masa depan。Dalam提议ini manusia mulai memetakan keberadaan mereka dengan menggunakan tubuh, sehinga membangkitkan kesadaran diri。
{"title":"Nurturing Sanity Through RajutKejut Craftivism","authors":"Sari Wulandari, G. Guntur, R. Goodfellow, M. D. Marianto","doi":"10.24821/ijcas.v9i1.6975","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v9i1.6975","url":null,"abstract":"As people in almost all countries in the world, Indonesians are currently struggling to deal with the Covid-19 pandemic by making their activities more selective and prioritizing their needs based on needs. Mental health is also a priority, and more attention needs to be paid to personal and environmental hygiene issues. The RajutKejut Community is a group of female crocheters who ‘yarn bomb’ in public spaces using crochet works. Given pandemic conditions, where most activities are limited, and loneliness and social isolation have become major concerns, this group remains connected using advanced digital technology to share news, views, and stories. And in doing so, they have supported each other in the best possible way: through an activity characterized by meditative nuances practised in a quarantined atmosphere. Thus, a new space for both contemplation and reflection has been created. This has preserved the quality of the community’s work but it has also resulted in other benefits as well. For example, the body's immune system can be strengthened by maintaining good mental health and especially by generating feelings of happiness and joy. To this end, the community has held yarn bombing activities in their respective neighbourhoods and then shared their collective and individual experiences. The research question that arises then is, how can a communal craft-related activity like crochet raise awareness and understanding of the human condition amid a pandemic? This study uses the phenomenology of perception developed by Maurice Merleau-Ponty as an analytical method to better comprehend the world of the RajutKejut community, with special reference to the current pandemic. Amongst other observations, this research illustrates that the pandemic has encouraged many people to look to the past and, in doing so, realize that their existence in the present can be defined by structured craft projects, which caused them to make better-informed decisions about the future. In this process, human beings begin to chart their existence using their bodies and, in doing so, awaken mindfulness of self. Memelihara Kewarasan Melalui Kraftivisme RajutKejut Abstrak Seperti halnya di hampir seluruh negara di dunia, masyarakat Indonesia saat ini sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19, mengharuskan membatasi aktivitasnya lebih selektif, dan memprioritaskan keperluan berdasarkan kebutuhan. Kesehatan mental juga menjadi prioritas, selain masalah kebersihan pribadi dan lingkungan. Komunitas RajutKejut adalah sekelompok perajut perempuan yang melakukan ‘yarn bombing’ di ruang publik menggunakan karya rajut. Dengan kondisi pandemi, di mana sebagian besar aktivitas dibatasi, kesendirian dan isolasi sosial menjadi perhatian utama, komunitas ini tetap terhubung satu sama lain dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, untuk berbagi berita, pandangan, dan cerita. Dan dalam melakukannya, mereka berusaha untuk saling mendukung dengan cara terbaik: melalui aktivitas ","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82744543","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-22DOI: 10.24821/ijcas.v8i2.6339
Tawipas Pichaichanarong
AbstractMost temples throughout Thailand have mural paintings upon their inner walls. Founder of Silpakorn University, Prof. Silpa Bhirasri, highlighted 13 temples in Thailand as having exceptional mural paintings. With its original Lanna Mural paintings, Wat Phumin in Nan is one such temple. These mural paintings depict three stories: the Buddha, the previous life of the Buddha and the ordinary lives of local people. In general, mural art is considered a medium designed to convey messages to the audience. Therefore, this study is designed to examine the capability of tertiary level students to comprehend the storytelling of the Lanna mural paintings at Wat Phumin. However, the target group of this study coincided with the data from the questionnaires which collected the data from a field trip on site, which is tertiary education. Various methodologies were used to explore the comprehension of the storytelling of Lanna mural paintings among the tertiary students via Peircean visual semiotics. As a result, the report of this research has been shown in this study. Finally, the knowledge from this study can be used to enhance teaching in various education fields related to visual semiotics and mural paintings. In addition, due to the COVID-19 Pandemic, the volume of visitors to Wat Phumin has been reduced. As the situation gets better, this study can educate anyone who plans to visit this temple. Semiotika Visual Peircean dalam Pengisahan Lukisan Mural Lanna di Wat Phumin, Provinsi Nan, Thailand pada Mahasiswa Abstrak Sebagian besar kuil di Thailand memiliki lukisan mural pada dinding bagian dalam. Pendiri Universitas Silpakorn, Prof. Silpa Bhirasri, menyoroti 13 kuil di Thailand yang memiliki lukisan mural yang luar biasa. Wat Phumin di Nan adalah salah satu kuil yang memiliki lukisan Mural Lanna Mural. Lukisan-lukisan mural ini menggambarkan tiga cerita: Sang Buddha, kehidupan Sang Buddha sebelumnya, dan kehidupan biasa masyarakat setempat. Secara umum, seni mural dianggap sebagai media yang dirancang untuk menyampaikan pesan kepada pengunjung. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami kisah pada lukisan mural Lanna yang ada di Wat Phumin. Kelompok sasaran penelitian ini berkesesuaian dengan data dari kuesioner yang didapat pada hasil kunjungan lapangan setempat, yaitu pendidikan tinggi. Berbagai metodologi digunakan untuk menggali pemahaman akan kisah pada lukisan mural Lanna di kalangan mahasiswa melalui semiotika visual Peircean. Hasilnya kemudian dilaporkan dalam penelitian ini. Pada akhirnya pengetahuan dari penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran di berbagai bidang pendidikan yang berkaitan dengan semiotika visual dan lukisan mural. Selain itu, karena pandemi COVID-19, jumlah pengunjung ke Wat Phumin menjadi berkurang. Dengan semakin membaiknya situasi, penelitian ini dapat mengedukasi siapa saja yang berencana untuk mengunjungi kuil ini.Peircean visual semiotics, tertiary
泰国大多数寺庙的内墙上都有壁画。Silpakorn大学的创始人Silpa Bhirasri教授强调,泰国有13座寺庙拥有独特的壁画。拥有原始兰纳壁画的南普敏寺就是这样一座寺庙。这些壁画描绘了三个故事:佛陀、佛陀的前世和当地人的平凡生活。一般来说,壁画艺术被认为是一种旨在向观众传达信息的媒介。因此,本研究旨在检验大专学生对普敏寺兰纳壁画故事的理解能力。然而,本研究的目标群体与问卷调查的数据相吻合,问卷调查收集了实地考察的数据,这是高等教育。本研究采用不同的方法,透过皮尔海视觉符号学,探讨大学生对兰纳壁画故事的理解。因此,本研究的报告在本研究中得到了体现。最后,本研究所得的知识可用于加强与视觉符号学和壁画相关的各个教育领域的教学。此外,由于2019冠状病毒病大流行,武敏寺的游客数量有所减少。随着情况的好转,这项研究可以教育任何打算参观这座寺庙的人。泰国,南省,彭尼沙汗,卢吉山壁画Lanna di Wat Phumin paada Mahasiswa Abstrak, Sebagian besar kuil di泰国,纪念卢吉山壁画paada ding bagian dalam。Pendiri Universitas Silpakorn, Prof. Silpa Bhirasri, menyoroti 13 kuil di Thailand yang memiliki lukisan壁画yang luar biasa。普明寺南阿达拉赫萨赫萨图库尔扬梅利基卢基森壁画兰纳壁画。Lukisan-lukisan壁画ini menggambarkan tiga cerita:桑佛,kehidupan桑佛sebelumnya, dan kehidupan biasa masyarakat setempat。西卡拉乌玛,西卡拉乌玛,西卡拉乌玛,西巴盖媒体,杨,迪拉坎,乌图,门山,佩坎,克帕达,彭彭中。Oleh karena, penelitian ini dirancang untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami kisah padlukisan壁画Lanna yang ada di Wat Phumin。Kelompok sasaran penelitian的发言人、马来西亚统计局局长杨局长说:“这是一项非常重要的工作。”Berbagai metologologi digunakan untuk menggali pemahaman akan kisah padadlukisan壁画Lanna di kalangan mahasiswa melalui semiotika visual perirocean。Hasilnya kemudian破旧的dalam penelitian ini。Pada akhirnya pengetahuan dari penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran di berbagai bidang pendidikan yang berkaitan dengan semiotika视觉dan lukisan壁画。Selain itu, karena COVID-19大流行,jumlah pengunjung, Wat Phumin menjadi berkurang。登干似乎是在说肯尼亚的情况,就像尼泊尔的情况一样,尼泊尔的情况也一样。佩尔西恩视觉符号学,大专学生,兰纳壁画,普明寺;符号学视觉佩尔西恩,西瓦廷卡塔斯,鲁吉森壁画兰纳,普明寺
{"title":"Peircean Visual Semiotics for Tertiary Level Students on Storytelling of Lanna Mural Paintings at Wat Phumin, Nan Province, Thailand","authors":"Tawipas Pichaichanarong","doi":"10.24821/ijcas.v8i2.6339","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i2.6339","url":null,"abstract":"AbstractMost temples throughout Thailand have mural paintings upon their inner walls. Founder of Silpakorn University, Prof. Silpa Bhirasri, highlighted 13 temples in Thailand as having exceptional mural paintings. With its original Lanna Mural paintings, Wat Phumin in Nan is one such temple. These mural paintings depict three stories: the Buddha, the previous life of the Buddha and the ordinary lives of local people. In general, mural art is considered a medium designed to convey messages to the audience. Therefore, this study is designed to examine the capability of tertiary level students to comprehend the storytelling of the Lanna mural paintings at Wat Phumin. However, the target group of this study coincided with the data from the questionnaires which collected the data from a field trip on site, which is tertiary education. Various methodologies were used to explore the comprehension of the storytelling of Lanna mural paintings among the tertiary students via Peircean visual semiotics. As a result, the report of this research has been shown in this study. Finally, the knowledge from this study can be used to enhance teaching in various education fields related to visual semiotics and mural paintings. In addition, due to the COVID-19 Pandemic, the volume of visitors to Wat Phumin has been reduced. As the situation gets better, this study can educate anyone who plans to visit this temple. Semiotika Visual Peircean dalam Pengisahan Lukisan Mural Lanna di Wat Phumin, Provinsi Nan, Thailand pada Mahasiswa Abstrak Sebagian besar kuil di Thailand memiliki lukisan mural pada dinding bagian dalam. Pendiri Universitas Silpakorn, Prof. Silpa Bhirasri, menyoroti 13 kuil di Thailand yang memiliki lukisan mural yang luar biasa. Wat Phumin di Nan adalah salah satu kuil yang memiliki lukisan Mural Lanna Mural. Lukisan-lukisan mural ini menggambarkan tiga cerita: Sang Buddha, kehidupan Sang Buddha sebelumnya, dan kehidupan biasa masyarakat setempat. Secara umum, seni mural dianggap sebagai media yang dirancang untuk menyampaikan pesan kepada pengunjung. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami kisah pada lukisan mural Lanna yang ada di Wat Phumin. Kelompok sasaran penelitian ini berkesesuaian dengan data dari kuesioner yang didapat pada hasil kunjungan lapangan setempat, yaitu pendidikan tinggi. Berbagai metodologi digunakan untuk menggali pemahaman akan kisah pada lukisan mural Lanna di kalangan mahasiswa melalui semiotika visual Peircean. Hasilnya kemudian dilaporkan dalam penelitian ini. Pada akhirnya pengetahuan dari penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran di berbagai bidang pendidikan yang berkaitan dengan semiotika visual dan lukisan mural. Selain itu, karena pandemi COVID-19, jumlah pengunjung ke Wat Phumin menjadi berkurang. Dengan semakin membaiknya situasi, penelitian ini dapat mengedukasi siapa saja yang berencana untuk mengunjungi kuil ini.Peircean visual semiotics, tertiary","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74508564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-22DOI: 10.24821/ijcas.v8i2.6305
A. Annita, Yosef Budi Susanto
AbstractImplementation of the e-learning method is a necessity, both synchronous and asynchronous modes. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) encourages all of its study programs to implement both synchronous and asynchronous. Meanwhile, there are two types, of course, theoretical and theoretical-practical courses. Due to the specific nature of its learning process, the effectiveness of asynchronous learning is not yet proven. This research aims to evaluate implementing the asynchronous method on theoretical and practical courses at Film Department, UMN. The research was done quantitatively, using descriptive analysis and comparative test method, involving two hundred ninety-five respondents who participated in the study by filling questionnaires. The evaluation was done on the effectiveness of seven courses categorized into two types: theoretical and theoretical-practical courses. The results indicate that the implementation of asynchronous e-learning on seven courses is effective. Furthermore, there is no significant difference between the implementation of asynchronous e-learning on theoretical and theoretical-practical courses. Based on this study, it is recommended that lecturers who apply asynchronous learning in their classes be more active in responding to the students. Challenging activities can also be added to make the discussion forum more active. Efektivitas Pembelajaran Asynchronous pada Mata Kuliah Teori dan Praktik di Prodi Film Universitas Multimedia Nusantara Abstrak Penerapan metode e-learning merupakan suatu kebutuhan, baik berbentuk sinkron maupun asinkron. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mendorong seluruh program studinya untuk menerapkan kedua bentuk e-learning ini. Sementara itu, ada dua jenis mata kuliah, teori dan praktik. Karena sifat spesifik dari proses pembelajarannya, efektivitas pembelajaran asinkron belum terbukti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan metode asinkron pada mata kuliah teori dan praktik di Prodi Film UMN. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, menggunakan metode analisis deskriptif dan uji komparatif, dengan melibatkan dua ratus sembilan puluh lima responden yang berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner. Evaluasi dilakukan terhadap efektivitas tujuh mata kuliah yang dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu teori dan praktik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-learning asynchronous pada tujuh mata kuliah sudah efektif. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan e-learning asinkron pada mata kuliah teori dan praktik. Berdasarkan penelitian ini, disarankan agar dosen yang menerapkan pembelajaran asinkron di kelasnya lebih aktif dalam merespon mahasiswa. Kegiatan yang menarik juga dapat ditambahkan untuk membuat forum diskusi lebih aktif.
摘要:实现电子学习方法是必须的,有同步模式和异步模式。努沙塔拉多媒体大学(UMN)鼓励其所有的学习计划实施同步和异步。同时,课程又分为理论性课程和理论实践性课程两类。由于其学习过程的特殊性,异步学习的有效性尚未得到证实。本研究旨在评估异步教学方法在UMN电影系理论与实务课程中的实施情况。本研究采用定量方法,采用描述性分析和比较检验的方法,对295名参与研究的受访者进行了问卷调查。对7门课程的有效性进行了评估,这些课程分为两类:理论和理论实践课程。结果表明,在7门课程中实施异步电子学习是有效的。此外,在理论课程和理论实践课程上实施异步电子学习没有显著差异。基于本研究,建议在课堂上采用异步学习的讲师更积极地回应学生。还可以添加具有挑战性的活动,使论坛更加活跃。Efektivitas Pembelajaran异步pada Mata Kuliah Teori dan Praktik di Prodi电影大学多媒体nuusantara Abstrak Penerapan方法电子学习merupakan suatu kebutuhan, baik berbentuk sinkron maupun asinkron。马来西亚马来西亚多媒体大学(UMN)开设了一项在线学习项目,研究如何在网上学习。Sementara itu, ada dua jenis mata kuliah, teori dan praktik。karenat at spitfik dari propropbelajarannya, ekktivitas pbelajaran asinkron belumterbukti。Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluation of the peerapan方法的有效性评价。Penelitian ini dilakukan secara kuantititif, menggunakan方法分析系统,denakakan方法分析系统,denakakan方法分析系统,denakakan方法分析系统,denakakan方法分析系统,denakakan方法分析系统,denakakan方法分析系统,denakakan方法分析系统。评价两种疾病的临床疗效,并对两种疾病的临床疗效进行评价。Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan电子学习异步模式的研究与应用。日本电子教育的发展具有重要的现实意义。日本电子教育的发展具有重要的现实意义。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Kegiatan yang menarik juga dattambahkan untuk成员论坛讨论lebih aktif。
{"title":"Effectivity of Asynchronous Learning on Theoretical Compared to Theoretical-Practical Courses at Film Department Universitas Multimedia Nusantara","authors":"A. Annita, Yosef Budi Susanto","doi":"10.24821/ijcas.v8i2.6305","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i2.6305","url":null,"abstract":"AbstractImplementation of the e-learning method is a necessity, both synchronous and asynchronous modes. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) encourages all of its study programs to implement both synchronous and asynchronous. Meanwhile, there are two types, of course, theoretical and theoretical-practical courses. Due to the specific nature of its learning process, the effectiveness of asynchronous learning is not yet proven. This research aims to evaluate implementing the asynchronous method on theoretical and practical courses at Film Department, UMN. The research was done quantitatively, using descriptive analysis and comparative test method, involving two hundred ninety-five respondents who participated in the study by filling questionnaires. The evaluation was done on the effectiveness of seven courses categorized into two types: theoretical and theoretical-practical courses. The results indicate that the implementation of asynchronous e-learning on seven courses is effective. Furthermore, there is no significant difference between the implementation of asynchronous e-learning on theoretical and theoretical-practical courses. Based on this study, it is recommended that lecturers who apply asynchronous learning in their classes be more active in responding to the students. Challenging activities can also be added to make the discussion forum more active. Efektivitas Pembelajaran Asynchronous pada Mata Kuliah Teori dan Praktik di Prodi Film Universitas Multimedia Nusantara Abstrak Penerapan metode e-learning merupakan suatu kebutuhan, baik berbentuk sinkron maupun asinkron. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mendorong seluruh program studinya untuk menerapkan kedua bentuk e-learning ini. Sementara itu, ada dua jenis mata kuliah, teori dan praktik. Karena sifat spesifik dari proses pembelajarannya, efektivitas pembelajaran asinkron belum terbukti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penerapan metode asinkron pada mata kuliah teori dan praktik di Prodi Film UMN. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, menggunakan metode analisis deskriptif dan uji komparatif, dengan melibatkan dua ratus sembilan puluh lima responden yang berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner. Evaluasi dilakukan terhadap efektivitas tujuh mata kuliah yang dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu teori dan praktik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-learning asynchronous pada tujuh mata kuliah sudah efektif. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan e-learning asinkron pada mata kuliah teori dan praktik. Berdasarkan penelitian ini, disarankan agar dosen yang menerapkan pembelajaran asinkron di kelasnya lebih aktif dalam merespon mahasiswa. Kegiatan yang menarik juga dapat ditambahkan untuk membuat forum diskusi lebih aktif.","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"225 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80106460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-22DOI: 10.24821/ijcas.v8i2.6304
Salima Hakim
AbstractAccording to the World Giving Index, a study done by the Charities Aid Foundation that provides insights into the global trends of generosity, Indonesia has taken the top position of the chart and was named 2020’s most charitable country in the world. The notion of communality, consensus and collectivity, also known in Javanese as gotong royong or mutual assistance, a prominent characteristic associated with the traditional village life, appeared to also transpire within the global village. As we are universally connected through the digital world and are collectively experiencing a global pandemic where all art activities came to a halt, it is important to look further into how art adapted to these sudden changes and limitations of circumstances. Using a cultural studies approach and virtual ethnography data collecting, this paper will seek to examine how several online art initiatives try to embody the spirit of collectivity, using artworks as a tool of activism to help others survive the pandemic and at the same time reimagining the notion of gotong royong that can persist in the digital village that functions as a form of collective belonging to the concept of a nation. Aktivitas Seni sebagai Medium Gotong Royong di Era PandemiAbstrakMenurut World Giving Index, sebuah studi yang dilakukan oleh the Charities Aid Foundation yang memberikan wawasan tentang tren global kedermawanan, Indonesia menempati posisi teratas dan dinobatkan sebagai negara paling dermawan tahun 2020 di dunia. Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang diasosiasikan dengan tradisi dan kehidupan wilayah desa, tampak juga terjadi di dalam desa virtual. Karena kita terhubung secara universal melalui dunia digital dan secara kolektif sedang mengalami pandemi global di mana semua kegiatan seni terhenti, penting untuk melihat lebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan dan keterbatasan keadaan yang terjadi. Dengan menggunakan pendekatan kajian budaya dan pengumpulan data etnografi virtual, makalah ini akan mencoba mengkaji bagaimana beberapa inisiatif seni daring mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas, menggunakan karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat membantu orang lain dalam kondisi pandemi, dan di saat yang sama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dari konsep sebuah bangsa.
摘要慈善援助基金会(Charities Aid Foundation)发布的《世界捐赠指数》(World Giving Index)揭示了全球捐赠的趋势,其中印尼位居榜首,被评为2020年世界上最慈善的国家。共同性、共识和集体的概念,在爪哇语中也被称为gotong royong或互助,是与传统村庄生活相关的一个突出特征,似乎也在地球村中出现。由于我们通过数字世界普遍联系在一起,并且正在共同经历一场全球流行病,所有艺术活动都停止了,因此进一步研究艺术如何适应这些突然的变化和环境的限制是很重要的。利用文化研究方法和虚拟人种学数据收集,本文将试图研究几个在线艺术倡议如何试图体现集体精神,利用艺术品作为行动主义的工具来帮助其他人在流行病中生存,同时重新构想可以在数字村庄中持续存在的gotong royong概念,作为一种属于国家概念的集体形式。【摘要】世界捐赠指数、慈善援助基金会成员、全球捐赠基金、印尼捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金、印度尼西亚捐赠基金。Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang dikenal dalam desa, tanpak juga terjadi di dalam desa virtual。Karena kita terhubung secara universal melalui dunii digital dansecara kolektif seang mengalami流行病全球di mana semua kegiatan seni terhenti, pentuk melitanlebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan danketerbatasan keadaan yang terjadi。邓加尼孟古纳坎pendekatan kajian budaya danppumpulan数据图谱虚拟,马加尼孟古纳坎mengkaji bagaimana beberapa inisiatii mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas,孟古纳坎karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat menbantu orang dalam kondisi pandemi,丹加尼尼坎samama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dansep sebuah bangsa。
{"title":"Art, the Ancient Spirit of ‘Gotong Royong’, and The Global Pandemic Village","authors":"Salima Hakim","doi":"10.24821/ijcas.v8i2.6304","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i2.6304","url":null,"abstract":"AbstractAccording to the World Giving Index, a study done by the Charities Aid Foundation that provides insights into the global trends of generosity, Indonesia has taken the top position of the chart and was named 2020’s most charitable country in the world. The notion of communality, consensus and collectivity, also known in Javanese as gotong royong or mutual assistance, a prominent characteristic associated with the traditional village life, appeared to also transpire within the global village. As we are universally connected through the digital world and are collectively experiencing a global pandemic where all art activities came to a halt, it is important to look further into how art adapted to these sudden changes and limitations of circumstances. Using a cultural studies approach and virtual ethnography data collecting, this paper will seek to examine how several online art initiatives try to embody the spirit of collectivity, using artworks as a tool of activism to help others survive the pandemic and at the same time reimagining the notion of gotong royong that can persist in the digital village that functions as a form of collective belonging to the concept of a nation. Aktivitas Seni sebagai Medium Gotong Royong di Era PandemiAbstrakMenurut World Giving Index, sebuah studi yang dilakukan oleh the Charities Aid Foundation yang memberikan wawasan tentang tren global kedermawanan, Indonesia menempati posisi teratas dan dinobatkan sebagai negara paling dermawan tahun 2020 di dunia. Gagasan komunalitas, konsensus dan kolektivitas, yang juga dikenal dalam bahasa Jawa sebagai gotong royong, karakteristik yang diasosiasikan dengan tradisi dan kehidupan wilayah desa, tampak juga terjadi di dalam desa virtual. Karena kita terhubung secara universal melalui dunia digital dan secara kolektif sedang mengalami pandemi global di mana semua kegiatan seni terhenti, penting untuk melihat lebih jauh bagaimana seni beradaptasi dengan perubahan dan keterbatasan keadaan yang terjadi. Dengan menggunakan pendekatan kajian budaya dan pengumpulan data etnografi virtual, makalah ini akan mencoba mengkaji bagaimana beberapa inisiatif seni daring mencoba untuk mewujudkan semangat kolektivitas, menggunakan karya seni sebagai alat aktivisme yang dapat membantu orang lain dalam kondisi pandemi, dan di saat yang sama kembali membayangkan gagasan gotong royong di desa digital sebagai usaha untuk menjadi bagian dari konsep sebuah bangsa.","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"1078 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88319006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.24821/ijcas.v8i1.5184
E. Khalefa, Sri Nurhayati Selian
ABSTRACT Non-random sampling as a tool in data collection has widely become a prominent issue in art-related phenomena and is more complicated than ever due to the heterogeneity of the study population. However, the foremost justification of this paper was the identification of several gaps of literatures in the selection of samples that usually lead to misunderstanding. This is because literatures mostly are not related to arts. The misunderstanding includes sample design and representative sample selected size determination. Nevertheless, there is a wide variety of techniques, different styles and trends that influence the field of contemporary art. Confusion is created when many researchers rely on a random sampling strategy that relies heavily on artists rather than works of art. The aim of this study is to explain how to select a representative sample of a heterogeneous population in art-related research. The investigation provided a new vision to select samples of artists, art works and art lovers. This study used an inductive approach through reading books, articles, newspapers, and opinions of philosophers and scholars in the field of research methodology. The most important result of this paper is that non-random sampling is better and more effective than random sampling strategy in art-related studies as it provides beneficial results for heterogeneous populations especially with regard to artists, works of art and art lovers. Sampel Tidak Acak sebagai Alat Pengumpulan Data dalam Studi Terkait Seni Kualitatif ABSTRAKPengambilan sampel tidak acak sebagai alat dalam pengumpulan data telah menjadi isu yang menonjol dalam fenomena yang berkaitan dengan seni dan lebih rumit dari sebelumnya dikarenakan heterogenitas populasi penelitian. Namun justifikasi utama dari makalah ini adalah identifikasi beberapa gap literatur dalam pemilihan sampel yang biasanya menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini karena kebanyakan literatur tidak berkaitan dengan seni. Kesalahpahaman mencakup desain sampel dan penentuan ukuran sampel yang dipilih secara representatif. Namun demikian, ada berbagai macam teknik, gaya dan tren berbeda yang mempengaruhi bidang seni rupa kontemporer. Kebingungan tercipta ketika banyak peneliti mengandalkan strategi pengambilan sampel acak yang sangat bergantung pada seniman daripada karya seni. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memilih sampel yang representatif dari populasi yang heterogen dalam penelitian yang terkait dengan seni. Investigasi memberikan visi baru untuk memilih sampel seniman, karya seni dan pecinta seni. Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif melalui membaca buku, artikel, surat kabar, dan pendapat filsuf dan sarjana dalam bidang metodologi penelitian. Hasil terpenting dari makalah ini adalah pengambilan sampel tidak acak lebih baik dan lebih efektif daripada strategi pengambilan sampel secara acak dalam studi terkait seni karena memberikan hasil yang bermanfaat bagi populasi yang he
非随机抽样作为一种数据收集工具已广泛成为艺术相关现象中的一个突出问题,由于研究人群的异质性,非随机抽样比以往任何时候都更加复杂。然而,这篇论文的最重要的理由是确定了文献中选择样本的几个空白,这些空白通常会导致误解。这是因为文学大多与艺术无关。误解包括样本设计和代表性样本选择大小的确定。然而,有各种各样的技术,不同的风格和趋势,影响着当代艺术领域。当许多研究人员依赖于严重依赖艺术家而不是艺术品的随机抽样策略时,就会产生混乱。本研究的目的是解释如何在艺术相关研究中选择异质人群的代表性样本。该调查为艺术家、艺术品和艺术爱好者的样本选择提供了新的视角。本研究通过阅读书籍、文章、报纸以及研究方法论领域的哲学家和学者的观点,采用了归纳的方法。本文最重要的结果是,在艺术相关的研究中,非随机抽样比随机抽样策略更好、更有效,因为它为异质人群提供了有益的结果,特别是在艺术家、艺术作品和艺术爱好者方面。【摘要】澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本、澎湖的样本。Namun justifikasi utama dari makalah ini adalah identifikasi beberapa gap literature dalam pemilihan sampel yang biasanya menimbulkan kesalahpahaman。哈尔尼karena kebanyakan文学tidak berkaitan登甘seni。Kesalahpahaman menencakup设计样品丹penentuan ukuran样品杨dipiilih secara代表。Namun demikian, ada berbagai macam teknik, gaya dan berbeda yang mempengaruhi bidang seni rupa kontemporer。Kebingungan, tercipta ketika banyak peneliti mengandalkan strategy, pengambilan,样本,akak yang sangat bergantung, pada seniman, daripada, karya seni。图juan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memilih样本阳代表dari populasi阳异质dalam penelitian yang terkait dengan seni。调查团成员参观了巴鲁乌图克家族的样本seniman、karya seni和pecinta seni。Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif melalui membaca buku, artikel, surat kabar, dan pendapat filsuf dan sarjana dalam bidang方法论Penelitian。哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔,哈西尔。
{"title":"Non-Random Samples as a Data Collection Tool in Qualitative Art-Related Studies","authors":"E. Khalefa, Sri Nurhayati Selian","doi":"10.24821/ijcas.v8i1.5184","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i1.5184","url":null,"abstract":"ABSTRACT Non-random sampling as a tool in data collection has widely become a prominent issue in art-related phenomena and is more complicated than ever due to the heterogeneity of the study population. However, the foremost justification of this paper was the identification of several gaps of literatures in the selection of samples that usually lead to misunderstanding. This is because literatures mostly are not related to arts. The misunderstanding includes sample design and representative sample selected size determination. Nevertheless, there is a wide variety of techniques, different styles and trends that influence the field of contemporary art. Confusion is created when many researchers rely on a random sampling strategy that relies heavily on artists rather than works of art. The aim of this study is to explain how to select a representative sample of a heterogeneous population in art-related research. The investigation provided a new vision to select samples of artists, art works and art lovers. This study used an inductive approach through reading books, articles, newspapers, and opinions of philosophers and scholars in the field of research methodology. The most important result of this paper is that non-random sampling is better and more effective than random sampling strategy in art-related studies as it provides beneficial results for heterogeneous populations especially with regard to artists, works of art and art lovers. Sampel Tidak Acak sebagai Alat Pengumpulan Data dalam Studi Terkait Seni Kualitatif ABSTRAKPengambilan sampel tidak acak sebagai alat dalam pengumpulan data telah menjadi isu yang menonjol dalam fenomena yang berkaitan dengan seni dan lebih rumit dari sebelumnya dikarenakan heterogenitas populasi penelitian. Namun justifikasi utama dari makalah ini adalah identifikasi beberapa gap literatur dalam pemilihan sampel yang biasanya menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini karena kebanyakan literatur tidak berkaitan dengan seni. Kesalahpahaman mencakup desain sampel dan penentuan ukuran sampel yang dipilih secara representatif. Namun demikian, ada berbagai macam teknik, gaya dan tren berbeda yang mempengaruhi bidang seni rupa kontemporer. Kebingungan tercipta ketika banyak peneliti mengandalkan strategi pengambilan sampel acak yang sangat bergantung pada seniman daripada karya seni. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memilih sampel yang representatif dari populasi yang heterogen dalam penelitian yang terkait dengan seni. Investigasi memberikan visi baru untuk memilih sampel seniman, karya seni dan pecinta seni. Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif melalui membaca buku, artikel, surat kabar, dan pendapat filsuf dan sarjana dalam bidang metodologi penelitian. Hasil terpenting dari makalah ini adalah pengambilan sampel tidak acak lebih baik dan lebih efektif daripada strategi pengambilan sampel secara acak dalam studi terkait seni karena memberikan hasil yang bermanfaat bagi populasi yang he","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80647169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.24821/ijcas.v8i1.5375
Angga Kusuma Dawami, M. D. Marianto, Suwarno Wisetrotomo
Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) has become one of the most popular visual arts in Indonesia since Wedha Abdul Rasyid decided on this style in 2010. A decade later, WPAP became part of visual arts in Indonesia, used by many millennial designers, sheltered by the chapter community in regions; Jakarta chapter, Jogjakarta chapter, Surabaya chapter, etc. Visual arts-based on faces is a strong characteristic of WPAP. Only a few have achieved the WPAP form in accordance with the art form that Wedha first brought up. Economic motives became the biggest influence on the change in orientation from WPAP art to commodity. Therefore, the art form in WPAP tends to follow market trends. This paper tries to define the existing art in WPAP, with the formulation of the problem: what is the art form in WPAP in Indonesia? The formal approach to art is an important part of knowing art in WPAP. Through descriptive-analytic, an explanation of the art form in WPAP according to the Wedha’s experience is presented in this paper. The analysis is using an analysis of interactions between members of the WPAP community in several chapters which already have a "chapter" community. The art form in WPAP has almost the same characteristics as Wedha's work in the early appearance of WPAP. Wedha had a past that grapples with artwork; making illustrations, making magazine covers, making comics, and so on. The makers of WPAP in the WPAP community also have an art form in WPAP that is the same in pattern, because it is based on WPAP that was initiated by Wedha at the beginning of its appearance. The art form in WPAP has characteristics in color and line drawing. Bentuk Seni dari Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) Abstrak Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) menjadi salah satu seni visual yang banyak digemari sejak Wedha Abdul Rasyid memutuskan gaya ini pada tahun 2010. Satu dekade berikutnya, WPAP menjadi bagian dari seni visual di Indonesia, digunakan oleh banyak desainer milenial, dinaungi oleh komunitas chapter yang ada di wilayah-wilayah; chapter Jakarta, chapter Jogjakarta, chapter Surabaya, dll. Seni visual berbasis pada wajah, menjadi ciri khas yang kuat pada WPAP. Hanya sedikit yang mencapai bentuk WPAP yang sesuai dengan bentuk seni yang Wedha munculkan pertama kali. Motif ekonomi menjadi pengaruh terbesar pada perubahan orientasi dari seni WPAP menjadi komoditi. Sehingga bentuk seni dalam WPAP cenderung untuk mengikuti tren pasar. Tulisan ini mencoba untuk mendefinisikan seni yang ada dalam WPAP, dengan rumusan masalah: Bagaimana bentuk seni dalam WPAP menurut komunitasnya di Indonesia? Pendekatan formal seni menjadi bagian penting untuk mengetahui seni dalam WPAP. Melalui diskriptif-analitik, penjelasan tentang bentuk seni dalam WPAP menurut komunitasnya disajikan dalam tulisan ini. Analisis yang digunakan adalah analisis interaksi antar anggota komunitas WPAP di beberapa chapter yang telah memiliki komunitas “chapter”. Bentuk seni dalam WPAP memiliki ciri khas yang hampir sama den
维达的波普艺术肖像(WPAP)自2010年维达·阿卜杜勒·拉希德(Wedha Abdul Rasyid)决定采用这种风格以来,已经成为印尼最受欢迎的视觉艺术之一。十年后,WPAP成为印度尼西亚视觉艺术的一部分,被许多千禧一代设计师使用,受到地区分会社区的庇护;雅加达分会、日首都分会、泗水分会等。基于人脸的视觉艺术是WPAP的一个强烈特征。只有少数人按照韦德首先提出的艺术形式实现了WPAP形式。经济动机成为WPAP艺术取向向商品取向转变的最大影响因素。因此,WPAP的艺术形式倾向于跟随市场趋势。本文试图界定WPAP现有的艺术,并提出一个问题:印尼WPAP的艺术形式是什么?艺术的正式方法是WPAP了解艺术的重要组成部分。本文通过描述分析法,结合维达人的经验,对WPAP的艺术形式进行了解释。该分析使用了对WPAP社区成员之间的相互作用的分析,这些成员在几个已经有“章节”社区的章节中。WPAP的艺术形式几乎与WPAP早期出现时韦达的作品具有相同的特征。韦德有一段与艺术斗争的过去;做插画,做杂志封面,做漫画,等等。WPAP社区中WPAP的制作者在WPAP中也有一种模式相同的艺术形式,因为它是基于WPAP出现之初由Wedha发起的WPAP。WPAP的艺术形式具有色彩和线条的特点。本图克·塞尼·达里·维达的波普艺术肖像(WPAP)摘要:维达的波普艺术肖像(WPAP) menjadi salah satu Seni视觉杨banyak digemari sejak维达Abdul Rasyid memutuskan gaya ini pada tahun 2010。Satu dekade berikutnya, WPAP menjadi bagian dari seni visual di Indonesia, digunakan oleh banyak desainer millennium, dinunungi oleh komunitas chapter yang ada di wilayah-wilayah;第雅加达章,第雅加达章,第泗水章。Seni视觉基础pada wajah, menjadi ciri khas yang kuat pada WPAP。韩亚sedikit yang mencapai bentuk WPAP yang sesuai dengan bentuk seni yang Wedha munculkan pertama kali。经济学家们,我的兄弟们,我的兄弟们,我的兄弟们,我的兄弟们,我的兄弟们。兴嘉本图森尼达姆WPAP中心,untuk mengikuti trepa。印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚:印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚Pendekatan正式seni menjadi bagian penting untuk mengetahui seni dalam WPAP。中国日报网讯:中国日报网讯:中国日报网讯:分析yang digunakan adalah分析interaksi antar anggota komunitas WPAP di beberapa chapter yang telah memiliki komunitas“章”。本图克·塞尼·达拉姆世界人民行动计划纪念,奇利克·哈比斯,萨玛·登根·卡亚,威达·帕达·阿瓦尔·克曼库兰,世界人民行动计划pertama kali。威达·米利奇·马萨·拉鲁·杨伯杰·登甘·佩克·贾尼;插图、封面、komik、Dan lain sebagainya。WPAP di komunitas WPAP juga memiliki bentuk seni dalam WPAP yang sama secara pola, karena memang berberbasis WPAP yang dicetuskan oleh weha pada awal kemunculannya。Bentuk seni dalam WPAP memiliki ciri khas dalam warna, tarikan garis, pemilihan托盘,konstruksi wajah。
{"title":"The Art Form of Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP)","authors":"Angga Kusuma Dawami, M. D. Marianto, Suwarno Wisetrotomo","doi":"10.24821/ijcas.v8i1.5375","DOIUrl":"https://doi.org/10.24821/ijcas.v8i1.5375","url":null,"abstract":"Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) has become one of the most popular visual arts in Indonesia since Wedha Abdul Rasyid decided on this style in 2010. A decade later, WPAP became part of visual arts in Indonesia, used by many millennial designers, sheltered by the chapter community in regions; Jakarta chapter, Jogjakarta chapter, Surabaya chapter, etc. Visual arts-based on faces is a strong characteristic of WPAP. Only a few have achieved the WPAP form in accordance with the art form that Wedha first brought up. Economic motives became the biggest influence on the change in orientation from WPAP art to commodity. Therefore, the art form in WPAP tends to follow market trends. This paper tries to define the existing art in WPAP, with the formulation of the problem: what is the art form in WPAP in Indonesia? The formal approach to art is an important part of knowing art in WPAP. Through descriptive-analytic, an explanation of the art form in WPAP according to the Wedha’s experience is presented in this paper. The analysis is using an analysis of interactions between members of the WPAP community in several chapters which already have a \"chapter\" community. The art form in WPAP has almost the same characteristics as Wedha's work in the early appearance of WPAP. Wedha had a past that grapples with artwork; making illustrations, making magazine covers, making comics, and so on. The makers of WPAP in the WPAP community also have an art form in WPAP that is the same in pattern, because it is based on WPAP that was initiated by Wedha at the beginning of its appearance. The art form in WPAP has characteristics in color and line drawing. Bentuk Seni dari Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) Abstrak Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) menjadi salah satu seni visual yang banyak digemari sejak Wedha Abdul Rasyid memutuskan gaya ini pada tahun 2010. Satu dekade berikutnya, WPAP menjadi bagian dari seni visual di Indonesia, digunakan oleh banyak desainer milenial, dinaungi oleh komunitas chapter yang ada di wilayah-wilayah; chapter Jakarta, chapter Jogjakarta, chapter Surabaya, dll. Seni visual berbasis pada wajah, menjadi ciri khas yang kuat pada WPAP. Hanya sedikit yang mencapai bentuk WPAP yang sesuai dengan bentuk seni yang Wedha munculkan pertama kali. Motif ekonomi menjadi pengaruh terbesar pada perubahan orientasi dari seni WPAP menjadi komoditi. Sehingga bentuk seni dalam WPAP cenderung untuk mengikuti tren pasar. Tulisan ini mencoba untuk mendefinisikan seni yang ada dalam WPAP, dengan rumusan masalah: Bagaimana bentuk seni dalam WPAP menurut komunitasnya di Indonesia? Pendekatan formal seni menjadi bagian penting untuk mengetahui seni dalam WPAP. Melalui diskriptif-analitik, penjelasan tentang bentuk seni dalam WPAP menurut komunitasnya disajikan dalam tulisan ini. Analisis yang digunakan adalah analisis interaksi antar anggota komunitas WPAP di beberapa chapter yang telah memiliki komunitas “chapter”. Bentuk seni dalam WPAP memiliki ciri khas yang hampir sama den","PeriodicalId":53063,"journal":{"name":"International Journal of Creative and Arts Studies","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87546420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}