Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.31289/analitika.v14i1.5878
Luthfah Naily Faradisa, Dhian Kusumastuti, Anang Arief Abdillah, Alto Kusumo Yondrian, E. R. Surjaningrum
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran motivasi berprestasi pada mahasiswa yang telah melewati masa studi 4 tahun. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Airlangga yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kualitatif pendekatan studi kasus dengan proses pengambilan data menggunakan teknik wawancara serta menggunakan teknik analisis tematik dengan theory driven. Hasil penelitian menemukan bahwa pilihan, usaha, dan ketekunan pada mahasiswa tidak selalu berorientasi pada hal akademik namun juga dapat berorientasi pada hal-hal non-akademik. Kedua subjek pada penelitian ini memiliki pola yang sama dalam orientasi motivasi berprestasi beserta perubahannya dari masa SMA, masa kuliah 4 tahun dan masa setelah melewati waktu studi 4 tahun. Adanya perubahan orientasi motivasi berprestasi ini dapat disebabkan oleh berbagai macam factor. Pada subjek penelitian ini, faktor yang tampak adalah kebutuhan afiliasi, kebutuhan otonomi, dan tuntutan dari standar pendidikan. Penelitian ini menemukan bahwa motivasi berprestasi mahasiswa dapat mengarah pada prestasi akademik dan prestasi non-akademik. Usaha dan ketekunan yang dilakukan kemudian akan sejalan dengan pilihan fokus prestasi yang telah dipilih sebelumnya.
{"title":"Gambaran Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Melewati Masa Studi 4 Tahun","authors":"Luthfah Naily Faradisa, Dhian Kusumastuti, Anang Arief Abdillah, Alto Kusumo Yondrian, E. R. Surjaningrum","doi":"10.31289/analitika.v14i1.5878","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v14i1.5878","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran motivasi berprestasi pada mahasiswa yang telah melewati masa studi 4 tahun. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Airlangga yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kualitatif pendekatan studi kasus dengan proses pengambilan data menggunakan teknik wawancara serta menggunakan teknik analisis tematik dengan theory driven. Hasil penelitian menemukan bahwa pilihan, usaha, dan ketekunan pada mahasiswa tidak selalu berorientasi pada hal akademik namun juga dapat berorientasi pada hal-hal non-akademik. Kedua subjek pada penelitian ini memiliki pola yang sama dalam orientasi motivasi berprestasi beserta perubahannya dari masa SMA, masa kuliah 4 tahun dan masa setelah melewati waktu studi 4 tahun. Adanya perubahan orientasi motivasi berprestasi ini dapat disebabkan oleh berbagai macam factor. Pada subjek penelitian ini, faktor yang tampak adalah kebutuhan afiliasi, kebutuhan otonomi, dan tuntutan dari standar pendidikan. Penelitian ini menemukan bahwa motivasi berprestasi mahasiswa dapat mengarah pada prestasi akademik dan prestasi non-akademik. Usaha dan ketekunan yang dilakukan kemudian akan sejalan dengan pilihan fokus prestasi yang telah dipilih sebelumnya.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85867902","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.31289/analitika.v14i1.6029
Khoiruddin Bashori, Erita Yuliasesti Diah Sari
Work engagement karyawan merupakan isu krusial selama masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran perceived organizational support, efikasi diri, workplace well-being, dan kepuasan kerja terhadap work engagement. Sebanyak 129 orang karyawan resto berpartisipasi dalam penelitian ini. Data-data dikumpulkan menggunakan skala dan dianalisis dengan teknik Analisis Regresi Berganda.  Hasil penelitian menunjukkan efikasi diri, workplace well-being, dan kepuasan kerja memengaruhi work engagement. Melalui uji parsial ditemukan efikasi diri dan workplace well-being masing-masinh berpengaruh terhadap work engagement. Sumbangan efektif  workplace well-being terhadap work engagement diketahui lebih besar daripada sumbangan efikasi diri. Implikasi berikutnya adalah perlunya peningkatan perhatian pada masalah kesejahteraan dalam pekerjaan terutama dalam menghadapi masa pandemi.
{"title":"Menakar Work Engagement Karyawan Selama Pandemi","authors":"Khoiruddin Bashori, Erita Yuliasesti Diah Sari","doi":"10.31289/analitika.v14i1.6029","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v14i1.6029","url":null,"abstract":"Work engagement karyawan merupakan isu krusial selama masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran perceived organizational support, efikasi diri, workplace well-being, dan kepuasan kerja terhadap work engagement. Sebanyak 129 orang karyawan resto berpartisipasi dalam penelitian ini. Data-data dikumpulkan menggunakan skala dan dianalisis dengan teknik Analisis Regresi Berganda.  Hasil penelitian menunjukkan efikasi diri, workplace well-being, dan kepuasan kerja memengaruhi work engagement. Melalui uji parsial ditemukan efikasi diri dan workplace well-being masing-masinh berpengaruh terhadap work engagement. Sumbangan efektif  workplace well-being terhadap work engagement diketahui lebih besar daripada sumbangan efikasi diri. Implikasi berikutnya adalah perlunya peningkatan perhatian pada masalah kesejahteraan dalam pekerjaan terutama dalam menghadapi masa pandemi.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86629273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.31289/analitika.v14i1.6600
Elwas Berdha Krismona, A. J. Nurihsan, Ilfiandra Ilfiandra
Aktualisasi diri merupakan kesadaran individu untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam hidupnya sehingga ia dapat menerima dan menyempurnakan segala potensi yang ada dalam dirinya secara penuh. Individu yang mengaktualisasi diri adalah individu yang secara otentik mampu mengenali bakat dan kapasitasnya dalam proses mencapai pemenuhan kebutuhan, ia juga mampu menerima segala kapasitas serta potensi yang ia miliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan aktualisasi diri individu usia dewasa awal di wilayah Kabupaten Ngawi dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan statistik deskriptif. Pengambilan data menggunakan metode kuesioner dengan cara membagikan skala penelitian menggunakan Google Form kepada 60 orang individu berusia 20-30 tahun yang berasal atau berdomisili di wilayah Kabupaten Ngawi. Hasil penelitian yang dianalisis secara kuantitatif menyimpulkan bahwa sebanyak 32% individu usia dewasa awal di wilayah Kabupaten Ngawi memiliki kecenderungan aktualisasi diri yang sangat tinggi, sedangkan 13% memiliki kecenderungan aktualisasi diri tinggi, 23% memiliki kecenderungan aktualisasi diri sedang, 28% memiliki kecenderungan aktualisasi diri rendah, dan hanya 3% yang memiliki kecenderugan aktualisasi diri rendah.
{"title":"Aktualisasi Diri Individu Dewasa Awal di Wilayah Kabupaten Ngawi","authors":"Elwas Berdha Krismona, A. J. Nurihsan, Ilfiandra Ilfiandra","doi":"10.31289/analitika.v14i1.6600","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v14i1.6600","url":null,"abstract":"Aktualisasi diri merupakan kesadaran individu untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam hidupnya sehingga ia dapat menerima dan menyempurnakan segala potensi yang ada dalam dirinya secara penuh. Individu yang mengaktualisasi diri adalah individu yang secara otentik mampu mengenali bakat dan kapasitasnya dalam proses mencapai pemenuhan kebutuhan, ia juga mampu menerima segala kapasitas serta potensi yang ia miliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan aktualisasi diri individu usia dewasa awal di wilayah Kabupaten Ngawi dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan statistik deskriptif. Pengambilan data menggunakan metode kuesioner dengan cara membagikan skala penelitian menggunakan Google Form kepada 60 orang individu berusia 20-30 tahun yang berasal atau berdomisili di wilayah Kabupaten Ngawi. Hasil penelitian yang dianalisis secara kuantitatif menyimpulkan bahwa sebanyak 32% individu usia dewasa awal di wilayah Kabupaten Ngawi memiliki kecenderungan aktualisasi diri yang sangat tinggi, sedangkan 13% memiliki kecenderungan aktualisasi diri tinggi, 23% memiliki kecenderungan aktualisasi diri sedang, 28% memiliki kecenderungan aktualisasi diri rendah, dan hanya 3% yang memiliki kecenderugan aktualisasi diri rendah.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75155436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ekspektasi peran pernikahan di setiap generasi berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa hal, begitu juga pada generasi Z. Bagi seorang remaja generasi Z tentu saja penggunaan media mempengaruhi ekspektasi peran pernikahan yang mereka miliki. Ekspektasi peran pernikahan dibedakan menjadi dua, tradisional dan egaliter. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perbedaan ekspektasi peran pernikahan pada generasi Z yang ditinjau dari jenis kelamin, usia, agama dan suku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel 1003 remaja yang diambil melalui teknik insidental sampling, dan diberikan angket Marriage role expectation inventory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspektasi peran pernikahan pada generasi Z yang ditinjau dari jenis kelamin, usia, agama dan suku. Ekspektasi peran pernikahan berdasarkan jenis kelamin, usia, agama dan suku, sebagian besar berada pada moderately egalitarian yang artinya suami dan istri cenderung saling berperan dalam tanggung jawab finansial, pekerjaan rumah tangga, mengurus dan membesarkan anak serta membuat keputusan untuk isu dalam berumah tangga. Â Hal ini disebabkan karena ekspektasi peran pernikahan sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman sebelumnya. Adanya perubahan sosial yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu teknologi menuju ke arah modernisasi berdampak pada pola pikir perempuan tentang kehidupan yang diinginkan sejalan dengan keadaan yang dihadapi di lingkungannya.
{"title":"Ekspektasi Peran Pernikahan Pada Generasi Z Ditinjau dari Jenis Kelamin, Usia, Agama dan Suku","authors":"Liza Marini, Rahma Yurliani, Indri Kemala Nasution","doi":"10.31289/analitika.v14i1.5145","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v14i1.5145","url":null,"abstract":"Ekspektasi peran pernikahan di setiap generasi berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa hal, begitu juga pada generasi Z. Bagi seorang remaja generasi Z tentu saja penggunaan media mempengaruhi ekspektasi peran pernikahan yang mereka miliki. Ekspektasi peran pernikahan dibedakan menjadi dua, tradisional dan egaliter. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perbedaan ekspektasi peran pernikahan pada generasi Z yang ditinjau dari jenis kelamin, usia, agama dan suku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel 1003 remaja yang diambil melalui teknik insidental sampling, dan diberikan angket Marriage role expectation inventory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspektasi peran pernikahan pada generasi Z yang ditinjau dari jenis kelamin, usia, agama dan suku. Ekspektasi peran pernikahan berdasarkan jenis kelamin, usia, agama dan suku, sebagian besar berada pada moderately egalitarian yang artinya suami dan istri cenderung saling berperan dalam tanggung jawab finansial, pekerjaan rumah tangga, mengurus dan membesarkan anak serta membuat keputusan untuk isu dalam berumah tangga. Â Hal ini disebabkan karena ekspektasi peran pernikahan sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman sebelumnya. Adanya perubahan sosial yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu teknologi menuju ke arah modernisasi berdampak pada pola pikir perempuan tentang kehidupan yang diinginkan sejalan dengan keadaan yang dihadapi di lingkungannya.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87200351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.31289/analitika.v14i1.5890
M. Kinanthi, Iqnes Restual Mahensa, Entin Nurhayati, Novika Grasiaswaty
Individu yang berada dalam tahap perkembangan dewasa rentan mengalami gejala depresi di masa pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apakah resiliensi komunitas berkorelasi secara signifikan dengan gejala depresi pada individu dewasa di masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian ini adalah 216 individu dewasa. Pemilihan partisipan berdasarkan teknik convenience sampling. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Community Advancing Resilience Toolkit Assesment Survey (koefisien Cronbach’s alpha tiap-tiap dimensi = .595 - .836) dan Depression-Anxiety-Stress Scale (DASS) 21 subskala depresi (koefisien Cronbach’s alpha = .855). Uji korelasi Spearman menunjukkan dimensi caring and connection dan dimensi information pada resiliensi komunitas berkorelasi negatif dan signifikan dengan gejala depresi pada partisipan penelitian ini. Dengan demikian, pendekatan berbasis komunitas dapat dipertimbangkan dalam merancang intervensi untuk menjaga kesehatan mental individu di masa pandemi Covid-19.
{"title":"Gejala Depresi pada Individu Dewasa di Masa Pandemi Covid-19: Korelasinya dengan Resiliensi Komunitas","authors":"M. Kinanthi, Iqnes Restual Mahensa, Entin Nurhayati, Novika Grasiaswaty","doi":"10.31289/analitika.v14i1.5890","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v14i1.5890","url":null,"abstract":"Individu yang berada dalam tahap perkembangan dewasa rentan mengalami gejala depresi di masa pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apakah resiliensi komunitas berkorelasi secara signifikan dengan gejala depresi pada individu dewasa di masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian ini adalah 216 individu dewasa. Pemilihan partisipan berdasarkan teknik convenience sampling. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Community Advancing Resilience Toolkit Assesment Survey (koefisien Cronbach’s alpha tiap-tiap dimensi = .595 - .836) dan Depression-Anxiety-Stress Scale (DASS) 21 subskala depresi (koefisien Cronbach’s alpha = .855). Uji korelasi Spearman menunjukkan dimensi caring and connection dan dimensi information pada resiliensi komunitas berkorelasi negatif dan signifikan dengan gejala depresi pada partisipan penelitian ini. Dengan demikian, pendekatan berbasis komunitas dapat dipertimbangkan dalam merancang intervensi untuk menjaga kesehatan mental individu di masa pandemi Covid-19.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"65 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83950545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.31289/analitika.v14i1.6015
Harry Theozard Fikri, R. Mariana
Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tentang technology readiness dan computer self efficacy guru dalam menjalani pembelajaran daring di masa Covid-19. Penelitian dilakukan pada tahun 2021 dengan metode deskriptif kualitatif. Responden penelitian ditetapkan dengan metode sampling jenuh, yaitu guru Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Pagambiran Ampalu Nan XX. Data penelitian diperoleh melalui survei (kuesioner) yang diberikan kepada 45 responden yang ditindaklanjuti dengan kegiatan Focus Group Discussion-FGD sebagai pendalaman dari hasil penelitian yang diperoleh melalui survei. Fokus FGD pada pendalaman ketidaknyamanan (discomfort) guru dalam pembelajaran daring dan tingkat kapabilitas yang diharapkan guru dalam penggunaan komputer (magnitude). Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Technology Readiness (TRI) responden dalam sistem pembelajaran daring berada pada kategori Medium Technology Readiness Index. Sementara itu, tingkat computer self efficacy (CSE) guru berada pada kategori sedang. Hal ini ditegaskan melalui hasil FGD bahwa pada umumnya guru masih belum mahir dan paham menggunakan teknologi digital, pengetahuan guru terhadap jenis-jenis teknologi hanya sebatas penggunaan laptop dan WhatsApp, serta guru masih berharap adanya pendampingan ataupun pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam berteknologi.Â
本研究旨在分析Covid-19时期在网上学习的教师的“技术现实”和“电脑自卫”。2021年,研究采用描述性质的方法进行。接受调查的人采用了饱和抽样法,即该国小学教师Ampalu Nan XX。研究数据是通过对45名受访者进行的调查(问卷调查)获得的,调查对象是焦点小组讨论fgd活动。FGD重点是在线学习教师的不安全感和教师在计算机使用方面的期望水平。研究结果显示,在线学习系统中出现的三次“技术重要性”。与此同时,教师的电脑自我效率水平处于中等水平。FGD的结果证实,大多数教师仍然不擅长数字技术,教师对各种技术的知识仅限于笔记本电脑和WhatsApp的使用,教师仍然希望获得培训,以提高教师在技术上的能力
{"title":"Technology Readiness dan Computer Self Efficacy pada Guru dalam Sistem Pembelajaran Daring","authors":"Harry Theozard Fikri, R. Mariana","doi":"10.31289/analitika.v14i1.6015","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v14i1.6015","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tentang technology readiness dan computer self efficacy guru dalam menjalani pembelajaran daring di masa Covid-19. Penelitian dilakukan pada tahun 2021 dengan metode deskriptif kualitatif. Responden penelitian ditetapkan dengan metode sampling jenuh, yaitu guru Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Pagambiran Ampalu Nan XX. Data penelitian diperoleh melalui survei (kuesioner) yang diberikan kepada 45 responden yang ditindaklanjuti dengan kegiatan Focus Group Discussion-FGD sebagai pendalaman dari hasil penelitian yang diperoleh melalui survei. Fokus FGD pada pendalaman ketidaknyamanan (discomfort) guru dalam pembelajaran daring dan tingkat kapabilitas yang diharapkan guru dalam penggunaan komputer (magnitude). Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Technology Readiness (TRI) responden dalam sistem pembelajaran daring berada pada kategori Medium Technology Readiness Index. Sementara itu, tingkat computer self efficacy (CSE) guru berada pada kategori sedang. Hal ini ditegaskan melalui hasil FGD bahwa pada umumnya guru masih belum mahir dan paham menggunakan teknologi digital, pengetahuan guru terhadap jenis-jenis teknologi hanya sebatas penggunaan laptop dan WhatsApp, serta guru masih berharap adanya pendampingan ataupun pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam berteknologi. ","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"76 6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86394285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-30DOI: 10.31289/analitika.v13i2.5679
Sri Mulyani Nasution
Career Soldier Officer Undergraduate Resources experience adversity during the educational process. When they can rise from difficulty, they can be said to have resiliency. This study aims to reveal the resiliency among career soldier Officer Undergraduate Resources within the Indonesian National Armed Forces Headquarters. The design of this research is descriptive quantitative research. Forty officers participated in this research through a purposive sampling technique. Data were collected by using a Likert scale. Product Moment statistical test from Pearson showed a significance level of 5%, r> r table (0.312), valid items 89 out of 144 items. Based on the data analysis, the results (a) Career Soldier Officer Undergraduate Resources overall showed resiliency (b) The officer who has served ten to sixteen years is no more resilient than those who have served less than ten years but is more resilient than those undergoing the service period is more than sixteen years. (c) Internal protective factors were slightly higher than environmental protective factors with a difference in the value of 0.047
{"title":"Resilience On Career Soldier Officer In Indonesian National Armed Forces Headquarters","authors":"Sri Mulyani Nasution","doi":"10.31289/analitika.v13i2.5679","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v13i2.5679","url":null,"abstract":"Career Soldier Officer Undergraduate Resources experience adversity during the educational process. When they can rise from difficulty, they can be said to have resiliency. This study aims to reveal the resiliency among career soldier Officer Undergraduate Resources within the Indonesian National Armed Forces Headquarters. The design of this research is descriptive quantitative research. Forty officers participated in this research through a purposive sampling technique. Data were collected by using a Likert scale. Product Moment statistical test from Pearson showed a significance level of 5%, r> r table (0.312), valid items 89 out of 144 items. Based on the data analysis, the results (a) Career Soldier Officer Undergraduate Resources overall showed resiliency (b) The officer who has served ten to sixteen years is no more resilient than those who have served less than ten years but is more resilient than those undergoing the service period is more than sixteen years. (c) Internal protective factors were slightly higher than environmental protective factors with a difference in the value of 0.047","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79598086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-30DOI: 10.31289/analitika.v13i2.5061
Suaidah Lubis
Kesulitan dalam berkomunikasi masih sering dialami pasangan yang sudah menikah. Masalah komunikasi interpersonal yang terjadi disebabkan karena kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi dengan pasangan sehingga terjadi kesalahan dalam menerima informasi. Komunikasi bagi pasangan dalam kehidupan sehari-hari, sangat penting agar kedua pihak dapat mengerti bahasa yang digunakan juga mengenai makna yang diucapkan. Tujuannya agar terbangun suatu hubungan yang akrab dan menyenangkan. Komunikasi fatis menjadi salah satu bentuk komunikasi yang dapat digunakan oleh pasangan suami istri. Penelitian ini dilakukan untuk menggali harmonisasi pernikahan jarak jauh dengan menggunakan komunikasi fatis. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan interpersonal yang baik dan efektif ditentukan oleh kualitas dari komunikasi yang diaplikasikan di tengah-tengah kehidupan rumah tangga. Pengaplikasian fungsi komunikasi dari penelitian ini adalah pada penggunaan komunikasi fatis. Komunikasi fatis ternyata dapat memecah suasana kaku pada pasangan suami istri sehingga menjadi lebih hangat, nyaman dan harmonis. Harmonisasi yang tercipta antara suami istri tidak hanya dirasakan ketika berkomunikasi melalui media tetapi semakin terlihat ketika suami kembali ke rumah dan berkumpul dengan anggota keluarga.
{"title":"Penggunaan Komunikasi Fatis pada Pernikahan Jarak Jauh","authors":"Suaidah Lubis","doi":"10.31289/analitika.v13i2.5061","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v13i2.5061","url":null,"abstract":"Kesulitan dalam berkomunikasi masih sering dialami pasangan yang sudah menikah. Masalah komunikasi interpersonal yang terjadi disebabkan karena kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi dengan pasangan sehingga terjadi kesalahan dalam menerima informasi. Komunikasi bagi pasangan dalam kehidupan sehari-hari, sangat penting agar kedua pihak dapat mengerti bahasa yang digunakan juga mengenai makna yang diucapkan. Tujuannya agar terbangun suatu hubungan yang akrab dan menyenangkan. Komunikasi fatis menjadi salah satu bentuk komunikasi yang dapat digunakan oleh pasangan suami istri. Penelitian ini dilakukan untuk menggali harmonisasi pernikahan jarak jauh dengan menggunakan komunikasi fatis. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan interpersonal yang baik dan efektif ditentukan oleh kualitas dari komunikasi yang diaplikasikan di tengah-tengah kehidupan rumah tangga. Pengaplikasian fungsi komunikasi dari penelitian ini adalah pada penggunaan komunikasi fatis. Komunikasi fatis ternyata dapat memecah suasana kaku pada pasangan suami istri sehingga menjadi lebih hangat, nyaman dan harmonis. Harmonisasi yang tercipta antara suami istri tidak hanya dirasakan ketika berkomunikasi melalui media tetapi semakin terlihat ketika suami kembali ke rumah dan berkumpul dengan anggota keluarga.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87414447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-30DOI: 10.31289/analitika.v13i2.5855
Mukhaira El Akmal, Diny Atrizka
Perilaku faking merupakan sesuatu hal yang umum dilakukan oleh pelamar dalam kegiatan wawancara kerja. Namun, faking yang dilakukan oleh pelamar dapat mempengaruhi asesor/interviewer dalam memberikan penilaian yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan gambaran mengenai tipe faking dan melihat perbedaan tipe faking pada pelamar fresh graduate dan berpengalaman pada wawancara kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain non-eksperimental kepada 262 orang, yang diseleksi di beberapa perusahaan di Kota Medan. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur Interview Faking Behavior Scale. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisa data T-test. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “terdapat perbedaan tipe faking pada pelamar fresh graduate dan berpengalaman dalam wawancara kerja”. Penelitian ini memperlihatkan tidak ada perbedaan tipe faking antara pelamar fresh graduate dan pelamar berpengalaman dalam wawancara kerja berdasarkan hasil analisis data nilai T-hitung (-1,550) < T-tabel (1,969) dengan taraf signifikansi 0,719 > 0,05. Selanjutnya nilai F-hitung (0,130) < F-tabel (1,366).
{"title":"Perbedaan Tipe Faking antara Pelamar Fresh Graduate dengan Berpengalaman pada Wawancara Kerja","authors":"Mukhaira El Akmal, Diny Atrizka","doi":"10.31289/analitika.v13i2.5855","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v13i2.5855","url":null,"abstract":"Perilaku faking merupakan sesuatu hal yang umum dilakukan oleh pelamar dalam kegiatan wawancara kerja. Namun, faking yang dilakukan oleh pelamar dapat mempengaruhi asesor/interviewer dalam memberikan penilaian yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan gambaran mengenai tipe faking dan melihat perbedaan tipe faking pada pelamar fresh graduate dan berpengalaman pada wawancara kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain non-eksperimental kepada 262 orang, yang diseleksi di beberapa perusahaan di Kota Medan. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur Interview Faking Behavior Scale. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisa data T-test. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “terdapat perbedaan tipe faking pada pelamar fresh graduate dan berpengalaman dalam wawancara kerja”. Penelitian ini memperlihatkan tidak ada perbedaan tipe faking antara pelamar fresh graduate dan pelamar berpengalaman dalam wawancara kerja berdasarkan hasil analisis data nilai T-hitung (-1,550) < T-tabel (1,969) dengan taraf signifikansi 0,719 > 0,05. Selanjutnya nilai F-hitung (0,130) < F-tabel (1,366).","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"44 6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83027142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-30DOI: 10.31289/analitika.v13i2.5943
Debi Angelina Br Barus, E. M. Ladapase
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran rasa syukur pekerja harian sektor pariwisata pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan snowball. Jumlah subjek penelitian sebanyak empat orang yang berprofesi sebagai tour guide dan supir travel. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rasa syukur yang dimiliki oleh pekerja harian sektor pariwisata, baik secara transpersonal maupun personal, bersumber dari spritual dan dukungan teman seprofesi sehingga mampu bertahan menjalankan hidup pada masa pandemi Covid-19. Ungkapan rasa syukur pekerja harian sektor pariwisata pada masa pandemi Covid-19 tampak melalui penghargaan atas penghasilan yang mereka peroleh setiap hari, serta perasaan positif seperti bahagia dan menikmati hidup, dan beberapa tindakan positif lainnya seperti berjualan, berkumpul, beribadah, dan tetap menolong sesama yang lebih membutuhkan pertolongan.
{"title":"Rasa Syukur Pekerja Harian Sektor Pariwisata pada Masa Pandemi Covid-19","authors":"Debi Angelina Br Barus, E. M. Ladapase","doi":"10.31289/analitika.v13i2.5943","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/analitika.v13i2.5943","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran rasa syukur pekerja harian sektor pariwisata pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan snowball. Jumlah subjek penelitian sebanyak empat orang yang berprofesi sebagai tour guide dan supir travel. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rasa syukur yang dimiliki oleh pekerja harian sektor pariwisata, baik secara transpersonal maupun personal, bersumber dari spritual dan dukungan teman seprofesi sehingga mampu bertahan menjalankan hidup pada masa pandemi Covid-19. Ungkapan rasa syukur pekerja harian sektor pariwisata pada masa pandemi Covid-19 tampak melalui penghargaan atas penghasilan yang mereka peroleh setiap hari, serta perasaan positif seperti bahagia dan menikmati hidup, dan beberapa tindakan positif lainnya seperti berjualan, berkumpul, beribadah, dan tetap menolong sesama yang lebih membutuhkan pertolongan.","PeriodicalId":53111,"journal":{"name":"Analitika","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84198198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}