Pub Date : 2021-07-12DOI: 10.20473/JPKM.V6I12021.53-62
Maya Khairani, Afriana Selvi, Kartika Sari
Penderita pascastroke mengalami perubahan fisik yang membuatnya menjadi lebih sensitif, sulit mengendalikan emosi, mudah putus asa, depresi sehingga tidak dapat menerima kelemahan dirinya. Oleh karenanya, penderita pascastroke membutuhkan dukungan sosial agar dapat menerima dirinya dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita pascastroke. Penelitian melibatkan 75 penderita pascastroke dengan strategi incidental sampling. Untuk mengukur variabel penelitian, penulis menggunakan skala dukungan sosial dan skala penerimaan diri. Penulis menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho untuk menguji hipotesis dan analisis data menunjukkan adanya korelasi yang positif dan cenderung moderat antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita pascastroke. Artinya, pasien dengan dukungan sosial yang cenderung tinggi juga memiliki penerimaan diri yang lebih baik.
{"title":"Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri Penderita Pascastroke","authors":"Maya Khairani, Afriana Selvi, Kartika Sari","doi":"10.20473/JPKM.V6I12021.53-62","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V6I12021.53-62","url":null,"abstract":"Penderita pascastroke mengalami perubahan fisik yang membuatnya menjadi lebih sensitif, sulit mengendalikan emosi, mudah putus asa, depresi sehingga tidak dapat menerima kelemahan dirinya. Oleh karenanya, penderita pascastroke membutuhkan dukungan sosial agar dapat menerima dirinya dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita pascastroke. Penelitian melibatkan 75 penderita pascastroke dengan strategi incidental sampling. Untuk mengukur variabel penelitian, penulis menggunakan skala dukungan sosial dan skala penerimaan diri. Penulis menggunakan teknik korelasi Spearman’s rho untuk menguji hipotesis dan analisis data menunjukkan adanya korelasi yang positif dan cenderung moderat antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita pascastroke. Artinya, pasien dengan dukungan sosial yang cenderung tinggi juga memiliki penerimaan diri yang lebih baik.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44401241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-12DOI: 10.20473/JPKM.V6I12021.70-78
Fiqi Hariya Afshida, Cholichul Hadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara intrapreneurial self-capital dan kecerdasan emosional terhadap self-perceived employability pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir dengan jumlah partisipan sebanyak 327 orang, baik dari program sarjana ataupun diploma. Data diperoleh menggunakan metode survei dan teknik pengambilan sampel berupa accidental sampling. Alat pengambilan data berupa Intrapreneurial Self-Capital Scale , skala Trait Emotional Questionnaire Short-Form dan Self-Perceived Employability Scale . Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi sederhana. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan moderat antara intrapreneurial self-capital dan kecerdasan emosional terhadap self-perceived employability .
{"title":"Intrapreneurial Self-Capital, Kecerdasan Emosional dan Self-Perceived Employability pada Mahasiswa Tingkat Akhir","authors":"Fiqi Hariya Afshida, Cholichul Hadi","doi":"10.20473/JPKM.V6I12021.70-78","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V6I12021.70-78","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara intrapreneurial self-capital dan kecerdasan emosional terhadap self-perceived employability pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir dengan jumlah partisipan sebanyak 327 orang, baik dari program sarjana ataupun diploma. Data diperoleh menggunakan metode survei dan teknik pengambilan sampel berupa accidental sampling. Alat pengambilan data berupa Intrapreneurial Self-Capital Scale , skala Trait Emotional Questionnaire Short-Form dan Self-Perceived Employability Scale . Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi sederhana. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan moderat antara intrapreneurial self-capital dan kecerdasan emosional terhadap self-perceived employability .","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44382226","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-12DOI: 10.20473/JPKM.V6I12021.63-69
Achmad Chusairi
Sekolah adalah tempat dimana remaja dapat belajar dan mengembangkan kapasitas positif diri. Sekolah menjadi saluran sosialisasi hidup yang penting bagi remaja karena remaja menghabiskan rata-rata waktu delapan jam di sekolah. Dalam konteks tersebut maka guru berperan penting menjadi orang yang dapat menjadi sumber pengetahuan dan pendamping ketika remaja mengembangkan kapasitas positif dirinya. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam mendampingi remaja mengembangkan diri secara positif. Metode yang digunakan pada kegiatan ini meliputi pendidikan, pelatihan, dan penugasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sebanyak 88 persen peserta mampu mendesain kegiatan Positive Youth Development untuk diterapkan disekolahnya.
{"title":"Pelatihan Kapasitas diri Positif Remaja bagi Guru SMA di Kabupaten Jember","authors":"Achmad Chusairi","doi":"10.20473/JPKM.V6I12021.63-69","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V6I12021.63-69","url":null,"abstract":"Sekolah adalah tempat dimana remaja dapat belajar dan mengembangkan kapasitas positif diri. Sekolah menjadi saluran sosialisasi hidup yang penting bagi remaja karena remaja menghabiskan rata-rata waktu delapan jam di sekolah. Dalam konteks tersebut maka guru berperan penting menjadi orang yang dapat menjadi sumber pengetahuan dan pendamping ketika remaja mengembangkan kapasitas positif dirinya. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam mendampingi remaja mengembangkan diri secara positif. Metode yang digunakan pada kegiatan ini meliputi pendidikan, pelatihan, dan penugasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sebanyak 88 persen peserta mampu mendesain kegiatan Positive Youth Development untuk diterapkan disekolahnya.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44586632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.20473/jpkm.v6i12021.44-52
Fadhilah Dianty, Arum Etikariena
Penelitian sebelumnya telah menyediakan bukti adanya pengaruh dari keyakinan diri kreatif terhadap perilaku kerja inovatif yang dimoderasi oleh kepemimpinan kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan menguji kembali pengaruh tersebut pada populasi yang berbeda, yaitu desainer user interface / user experience (UI/UX) di Indonesia. Sebanyak 113 desainer UI/UX berpartisipasi dalam pengisian kuesioner pada penelitian ini, dan hasilnya adalah terdapat pengaruh keyakinan diri kreatif terhadap perilaku kerja inovatif, namun pengaruh tersebut tidak dimoderasi oleh kepemimpinan kewirausahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seorang karyawan memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah individu yang kreatif maka ia akan menampilkan perilaku kerja inovatif. Akan tetapi, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa yang memoderasi pengaruh tersebut.
{"title":"Keyakinan Diri Kreatif, Perilaku Kerja Inovatif, dan Kepemimpinan Kewirausahaan pada Desainer UI/UX","authors":"Fadhilah Dianty, Arum Etikariena","doi":"10.20473/jpkm.v6i12021.44-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jpkm.v6i12021.44-52","url":null,"abstract":"Penelitian sebelumnya telah menyediakan bukti adanya pengaruh dari keyakinan diri kreatif terhadap perilaku kerja inovatif yang dimoderasi oleh kepemimpinan kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan menguji kembali pengaruh tersebut pada populasi yang berbeda, yaitu desainer user interface / user experience (UI/UX) di Indonesia. Sebanyak 113 desainer UI/UX berpartisipasi dalam pengisian kuesioner pada penelitian ini, dan hasilnya adalah terdapat pengaruh keyakinan diri kreatif terhadap perilaku kerja inovatif, namun pengaruh tersebut tidak dimoderasi oleh kepemimpinan kewirausahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seorang karyawan memiliki keyakinan bahwa dirinya adalah individu yang kreatif maka ia akan menampilkan perilaku kerja inovatif. Akan tetapi, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa yang memoderasi pengaruh tersebut.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42670602","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-01DOI: 10.20473/jpkm.v6i12021.22-43
Jannes Dinda Tricia, Penny Handayani
Kehadiran remaja autisme dapat mempengaruhi rutinitas dan pola hubungan keluarga. Individu membutuhkan kemampuan resiliensi agar dapat bangkit dan bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan proses resiliensi ayah tunggal yang memiliki remaja autisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kedua partisipan merupakan ayah tunggal, karena istri meninggal lebih dari dua tahun sebelumnya dan memiliki remaja dengan gangguan autisme. Hasil penelitian menunjukkan kedua partisipan memiliki proses resiliensi yang berbeda, dilihat dari peningkatan pada pemahaman personal, lingkungan yang mendukung, dan kemampuan mengatasi masalah. Perbedaan yang dimaksud adalah kehadiran caregiver yang dimiliki sehingga partisipan kedua membutuhkan usaha yang lebih besar dalam menjalani proses resiliensi. Kesimpulan penelitian ini adalah kedua partisipan sudah mengalami antisipasi grief ketika istri sakit dan terdapat pengalaman mengasuh remaja autisme sehingga dapat membantu proses resiliensi ayah tunggal. Harmonisasi hubungan suami istri sangat diperlukan sedini mungkin sebagai persiapan jika salah satu pasangan meninggal dunia, serta keluarga dan teman diharapkan tetap memberikan dukungan.
{"title":"Proses Resiliensi Ayah Tunggal yang Memiliki Remaja Autisme","authors":"Jannes Dinda Tricia, Penny Handayani","doi":"10.20473/jpkm.v6i12021.22-43","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jpkm.v6i12021.22-43","url":null,"abstract":"Kehadiran remaja autisme dapat mempengaruhi rutinitas dan pola hubungan keluarga. Individu membutuhkan kemampuan resiliensi agar dapat bangkit dan bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan proses resiliensi ayah tunggal yang memiliki remaja autisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kedua partisipan merupakan ayah tunggal, karena istri meninggal lebih dari dua tahun sebelumnya dan memiliki remaja dengan gangguan autisme. Hasil penelitian menunjukkan kedua partisipan memiliki proses resiliensi yang berbeda, dilihat dari peningkatan pada pemahaman personal, lingkungan yang mendukung, dan kemampuan mengatasi masalah. Perbedaan yang dimaksud adalah kehadiran caregiver yang dimiliki sehingga partisipan kedua membutuhkan usaha yang lebih besar dalam menjalani proses resiliensi. Kesimpulan penelitian ini adalah kedua partisipan sudah mengalami antisipasi grief ketika istri sakit dan terdapat pengalaman mengasuh remaja autisme sehingga dapat membantu proses resiliensi ayah tunggal. Harmonisasi hubungan suami istri sangat diperlukan sedini mungkin sebagai persiapan jika salah satu pasangan meninggal dunia, serta keluarga dan teman diharapkan tetap memberikan dukungan.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67617458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-01DOI: 10.20473/jpkm.v6i12021.10-21
Nurul Hapsari, Suci Murti Karini, Arif Tri Setyanto
Tujuan intervensi adalah untuk menguji pengaruh pelatihan mindfulness untuk menurunkan kecemasan ibu dengan kehamilan pertama (primigravida) trimester III. Partisipan intervensi berjumlah tiga orang ibu hamil. Setiap partisipan mengikuti pelatihan mindfulness sebanyak delapan sesi, yang di dalamnya terdapat praktik kesadaran bernapas, scan tubuh, kesadaran makan, dan yoga kehamilan. Penulis menggunakan desain single-case experimental tipe A-B dengan kondisi baseline tujuh hari dan kondisi intervensi 14 hari. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif melalui analisis visual dengan grafik kuantitatif dan kualitatif. Partisipan diberikan buku harian ibu hamil untuk mengukur perubahan kecemasan tiap harinya, wawancara, dan observasi. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pada partisipan 1 dan partisipan 3 terjadi penurunan mean kecemasan kehamilan, sedangkan pada partisipan 2 mengalami peningkatan. Pelatihan mindfulness tidak berpengaruh pada seluruh partisipan. Hal tersebut dikarenakan partisipan 2 lebih dipengaruhi oleh adanya faktor pengalaman kuat yang didapatkan dari lingkungan kerja dan belum dapat menginternalisasi penuh komponen mindfulness yaitu kesadaran terbuka, fokus, dan tidak menghakimi.
{"title":"Pelatihan Mindfulness untuk Menurunkan Kecemasan Ibu dengan Kehamilan Pertama Trimester III","authors":"Nurul Hapsari, Suci Murti Karini, Arif Tri Setyanto","doi":"10.20473/jpkm.v6i12021.10-21","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jpkm.v6i12021.10-21","url":null,"abstract":"Tujuan intervensi adalah untuk menguji pengaruh pelatihan mindfulness untuk menurunkan kecemasan ibu dengan kehamilan pertama (primigravida) trimester III. Partisipan intervensi berjumlah tiga orang ibu hamil. Setiap partisipan mengikuti pelatihan mindfulness sebanyak delapan sesi, yang di dalamnya terdapat praktik kesadaran bernapas, scan tubuh, kesadaran makan, dan yoga kehamilan. Penulis menggunakan desain single-case experimental tipe A-B dengan kondisi baseline tujuh hari dan kondisi intervensi 14 hari. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif melalui analisis visual dengan grafik kuantitatif dan kualitatif. Partisipan diberikan buku harian ibu hamil untuk mengukur perubahan kecemasan tiap harinya, wawancara, dan observasi. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pada partisipan 1 dan partisipan 3 terjadi penurunan mean kecemasan kehamilan, sedangkan pada partisipan 2 mengalami peningkatan. Pelatihan mindfulness tidak berpengaruh pada seluruh partisipan. Hal tersebut dikarenakan partisipan 2 lebih dipengaruhi oleh adanya faktor pengalaman kuat yang didapatkan dari lingkungan kerja dan belum dapat menginternalisasi penuh komponen mindfulness yaitu kesadaran terbuka, fokus, dan tidak menghakimi.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67616907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-11DOI: 10.20473/JPKM.V4I12019.1-10
Sofiyah Yuniaty, Hamidah
Bunuh diri merupakan salah satu fenomena masalah kesehatan mental yang meningkat pesat pada usia 15 tahun dan terus meningkat hingga menginjak dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan perceived stress dan religiusitas terhadap intensi bunuh diri pada dewasa awal, baik secara simultan maupun parsial. Tipe penelitian adalah kuantitatif dengan metode survei secara online. Alat ukur yang digunakan adalah PSS, DRS, dan SBQ-R. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 104 subjek berusia 18-24 tahun dengan perbandingan 85 perempuan dan 19 laki-laki. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa perceived stress dan religiusitas berpengaruh signifikan terhadap intensi bunuh diri pada dewasa awal, baik secara simultan maupun parsial. Selain itu juga ditemukan bahwa perceived stress berpengaruh positif, sedangkan religiusitas berpengaruh negatif terhadap bunuh diri pada dewasa awal. This research aimed to determine the significant influence of perceived stress and religiosity on suicide intention in emerging adults simultaneously and partially. Our research was a quantitative research with online survey method as a way to collect the data. The tools of data collection are PSS, DRS, dan SBQ-R. The subject being chosen by purposive sampling method. Our participants were 18-24 aged with a total of 104 subjects which 85 females and 19 males. To analyze the data, multiple regression techniques was used. Based on the data analysis, it is known that perceived stress and religiosity had a significant influence on suicide intention in emerging adults, simultaneously and partially. Perceived stress strongly affects suicidal intention, while religiosity is correlated negatively on suicide intention in emerging adults.
{"title":"Pengaruh Perceived Stress dan Religiusitas Terhadap Intensi Bunuh Diri Dewasa Awal","authors":"Sofiyah Yuniaty, Hamidah","doi":"10.20473/JPKM.V4I12019.1-10","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V4I12019.1-10","url":null,"abstract":"Bunuh diri merupakan salah satu fenomena masalah kesehatan mental yang meningkat pesat pada usia 15 tahun dan terus meningkat hingga menginjak dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan perceived stress dan religiusitas terhadap intensi bunuh diri pada dewasa awal, baik secara simultan maupun parsial. Tipe penelitian adalah kuantitatif dengan metode survei secara online. Alat ukur yang digunakan adalah PSS, DRS, dan SBQ-R. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 104 subjek berusia 18-24 tahun dengan perbandingan 85 perempuan dan 19 laki-laki. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa perceived stress dan religiusitas berpengaruh signifikan terhadap intensi bunuh diri pada dewasa awal, baik secara simultan maupun parsial. Selain itu juga ditemukan bahwa perceived stress berpengaruh positif, sedangkan religiusitas berpengaruh negatif terhadap bunuh diri pada dewasa awal. This research aimed to determine the significant influence of perceived stress and religiosity on suicide intention in emerging adults simultaneously and partially. Our research was a quantitative research with online survey method as a way to collect the data. The tools of data collection are PSS, DRS, dan SBQ-R. The subject being chosen by purposive sampling method. Our participants were 18-24 aged with a total of 104 subjects which 85 females and 19 males. To analyze the data, multiple regression techniques was used. Based on the data analysis, it is known that perceived stress and religiosity had a significant influence on suicide intention in emerging adults, simultaneously and partially. Perceived stress strongly affects suicidal intention, while religiosity is correlated negatively on suicide intention in emerging adults.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43840947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-26DOI: 10.20473/JPKM.V3I22018.114-122
Anisah Qurrotu Aini, Nadhira Inastiti Raharjo, Ayuliani Rizqi Lestari, Ramadhani Lucky Al Kahfi, W. Hendriani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika pengambilan keputusan wanita beretnis Arab yang menjalin hubungan romantis dengan pria beretnis non-Arab. Tradisi dalam Etnis Arab adalah pernikahan sesama etnis, sehingga wanita beretnis Arab diwajibkan untuk menikah dengan pria beretnsi Arab. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Responden dalam penelitian ini merupakan wanita beretnis Arab berusia 22 tahun yang sedang menjalin hubungan romantis dengan pria beretnis non-Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika partisipan dalam mengambil keputusan perihal hubungan romantisnya dengan pria beretnis non-Arab terjadi akibat adanya perbedaan prinsip partisipan dengan nilai yang dianut dalam keluarga sebagai keturunan dari etnis Arab. Faktor yang mempengaruhi terjadinya dinamika tersebut bersumber dari faktor internal, yang terdiri dari persepsi dan prinsip, serta faktor eksternal yang terdiri dari kebudayaan Arab, hubungan dengan kekasih, pengalaman, dan nilai yang dianut keluarga.
{"title":"Dinamika Pengambilan Keputusan Wanita Beretnis Arab yang Menjalin Hubungan Romantis dengan Pria Beretnis Non-Arab","authors":"Anisah Qurrotu Aini, Nadhira Inastiti Raharjo, Ayuliani Rizqi Lestari, Ramadhani Lucky Al Kahfi, W. Hendriani","doi":"10.20473/JPKM.V3I22018.114-122","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I22018.114-122","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika pengambilan keputusan wanita beretnis Arab yang menjalin hubungan romantis dengan pria beretnis non-Arab. Tradisi dalam Etnis Arab adalah pernikahan sesama etnis, sehingga wanita beretnis Arab diwajibkan untuk menikah dengan pria beretnsi Arab. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Responden dalam penelitian ini merupakan wanita beretnis Arab berusia 22 tahun yang sedang menjalin hubungan romantis dengan pria beretnis non-Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika partisipan dalam mengambil keputusan perihal hubungan romantisnya dengan pria beretnis non-Arab terjadi akibat adanya perbedaan prinsip partisipan dengan nilai yang dianut dalam keluarga sebagai keturunan dari etnis Arab. Faktor yang mempengaruhi terjadinya dinamika tersebut bersumber dari faktor internal, yang terdiri dari persepsi dan prinsip, serta faktor eksternal yang terdiri dari kebudayaan Arab, hubungan dengan kekasih, pengalaman, dan nilai yang dianut keluarga.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67616833","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}