Pub Date : 2018-12-25DOI: 10.20473/JPKM.V3I22018.101-113
Kurnia Sri Wijanarko, H. P. Purba
Sejauh mana perusahaan dapat berinovasi ditentukan oleh perilaku kerja inovatif dari masing-masing pekerja, terutama pekerja generasi milenial yang mendominasi di era digital sekarang yang mengaburkan batasan kerja dengan kehidupan pribadi. Hal ini memunculkan fenomena cyberloafing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei secara online. Teknik samplingyang digunakan adalah non-probability sampling bertipe purposive sampling. Jumlah subjek penelitian sebanyak 103 responden yang tersebar di berbagai industri kreatif digital di Indonesia. Alat pengumpulan data berupa kuesioner cyberloafing dan alat ukur Innovative Work Behaviour. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi Bivariate Pearson dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 25 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif (r(103)=0,518, p<0,05) antara cyberloafing dengan innovative work behaviour generasi milenial yang bekerja di industri kreatif digital.
公司的创新能力取决于每个员工的创新工作行为,尤其是在数字时代占主导地位的千禧一代员工,他们埋葬了工作与个人生活的界限。它引发了一种网络游手好闲的现象。本研究采用了定量方法和在线调查技术。所使用的抽样技术是非概率抽样-目的抽样。研究对象有103名受访者,分布在印度尼西亚的各个数字创意产业。数据收集工具,如网络游手好闲的凝聚力和创新工作行为测量工具。使用IBM SPSS statistics 25 for Windows,使用双变量Pearson相关统计进行数据分析。研究表明,网络游手好闲与数字创意产业中的千禧一代创新工作行为之间存在着密切的正相关关系(r(103)=0.518,p<0.05)。
{"title":"Hubungan Cyberloafing dengan Innovative Work Behavior pada Pekerja Generasi Milenial dalam Industri Kreatif Digital","authors":"Kurnia Sri Wijanarko, H. P. Purba","doi":"10.20473/JPKM.V3I22018.101-113","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I22018.101-113","url":null,"abstract":"Sejauh mana perusahaan dapat berinovasi ditentukan oleh perilaku kerja inovatif dari masing-masing pekerja, terutama pekerja generasi milenial yang mendominasi di era digital sekarang yang mengaburkan batasan kerja dengan kehidupan pribadi. Hal ini memunculkan fenomena cyberloafing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei secara online. Teknik samplingyang digunakan adalah non-probability sampling bertipe purposive sampling. Jumlah subjek penelitian sebanyak 103 responden yang tersebar di berbagai industri kreatif digital di Indonesia. Alat pengumpulan data berupa kuesioner cyberloafing dan alat ukur Innovative Work Behaviour. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi Bivariate Pearson dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 25 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif (r(103)=0,518, p<0,05) antara cyberloafing dengan innovative work behaviour generasi milenial yang bekerja di industri kreatif digital.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46798476","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-25DOI: 10.20473/JPKM.V3I22018.73-81
Charisma Dian Uswatun Hasanah, Tri Kurniati Ambarini
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara faktor yang menyebabkan trauma masa lalu dengan status mental beresiko gangguan psikosis pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatori dengan analisis uji korelasi Spearman’s rho dengan 183 subjek, terdiri dari 91 laki-laki dan 92 perempuan dengan kriteria remaja akhir berusia 17-24 tahun yang berdomisili di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survey menggunakan kuisioner. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur faktor trauma pada masa lalu adalah kuisioner faktor trauma pada masa lalu, sedangka alat ukur yang mengukur status mental beresiko gangguan psikosis adalah skala identifikasi status mental beresiko gangguan psikosis. Kedua alat ukur dikembangkan oleh Ambarini (2019). Penelitian ini menghasilkan terdapat hubungan signifikan antara faktor trauma masa lalu dengan status mental beresiko gangguan psikosis. Hubungan ini memiliki kekuatan arah positif, artinya apabila seseorang memiliki nilai faktor trauma pada masa lalu yang tinggi maka resiko memiliki status mental beresiko juga akan tinggi.
{"title":"Hubungan Faktor Trauma Masa Lalu dengan Status Mental Beresiko Gangguan Psikosis Pada Remaja Akhir di DKI Jakarta","authors":"Charisma Dian Uswatun Hasanah, Tri Kurniati Ambarini","doi":"10.20473/JPKM.V3I22018.73-81","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I22018.73-81","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara faktor yang menyebabkan trauma masa lalu dengan status mental beresiko gangguan psikosis pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatori dengan analisis uji korelasi Spearman’s rho dengan 183 subjek, terdiri dari 91 laki-laki dan 92 perempuan dengan kriteria remaja akhir berusia 17-24 tahun yang berdomisili di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survey menggunakan kuisioner. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur faktor trauma pada masa lalu adalah kuisioner faktor trauma pada masa lalu, sedangka alat ukur yang mengukur status mental beresiko gangguan psikosis adalah skala identifikasi status mental beresiko gangguan psikosis. Kedua alat ukur dikembangkan oleh Ambarini (2019). Penelitian ini menghasilkan terdapat hubungan signifikan antara faktor trauma masa lalu dengan status mental beresiko gangguan psikosis. Hubungan ini memiliki kekuatan arah positif, artinya apabila seseorang memiliki nilai faktor trauma pada masa lalu yang tinggi maka resiko memiliki status mental beresiko juga akan tinggi.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46913622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-25DOI: 10.20473/JPKM.V3I22018.82-91
Devanny Kireina Dewi, Dewi Syarifah
Industri Pariwisata kini dihadapi dengan lingkungan yang mudah berubah dan kian kompetitif sehingga menunjukkan kebutuhan yang semakin kuat untuk melakukan inovasi. Pada proses inovasi produk atau layanan baru, karyawan dapat menghadapi berbagai tantangan dan masalah sehingga individu memerlukan kapasitas untuk menghadapi situasi tersebut, yaitu resiliensi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara resiliensi dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan industri pariwisata di Bali. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei melalui kuisioner dengan menggunakan skala The Resilience Scale-14 oleh Wagnild (2009) dan skala Innovative Work Behavior oleh Janssen (2000). Penelitian terhadap 117 karyawan industri pariwisata di Bali kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi dengan teknik Pearson Product Moment Correlation. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan industri pariwisata di Provinsi Bali. Hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi panduan bagi industri pariwisata dalam meningkatkan potensi inovatif karyawan, melalui pengembangan kapasitas resiliensinya.Kata kunci: Industri Pariwisata, Perilaku Kerja Inovatif, Resiliensi
{"title":"Perilaku Kerja Inovatif pada Karyawan Industri Pariwisata Ditinjau dari Resiliensi","authors":"Devanny Kireina Dewi, Dewi Syarifah","doi":"10.20473/JPKM.V3I22018.82-91","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I22018.82-91","url":null,"abstract":"Industri Pariwisata kini dihadapi dengan lingkungan yang mudah berubah dan kian kompetitif sehingga menunjukkan kebutuhan yang semakin kuat untuk melakukan inovasi. Pada proses inovasi produk atau layanan baru, karyawan dapat menghadapi berbagai tantangan dan masalah sehingga individu memerlukan kapasitas untuk menghadapi situasi tersebut, yaitu resiliensi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara resiliensi dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan industri pariwisata di Bali. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei melalui kuisioner dengan menggunakan skala The Resilience Scale-14 oleh Wagnild (2009) dan skala Innovative Work Behavior oleh Janssen (2000). Penelitian terhadap 117 karyawan industri pariwisata di Bali kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi dengan teknik Pearson Product Moment Correlation. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan industri pariwisata di Provinsi Bali. Hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi panduan bagi industri pariwisata dalam meningkatkan potensi inovatif karyawan, melalui pengembangan kapasitas resiliensinya.Kata kunci: Industri Pariwisata, Perilaku Kerja Inovatif, Resiliensi","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45787446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-25DOI: 10.20473/JPKM.V3I22018.92-100
F. Maulana, Cholichul Hadi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi dampak work fatigue dengan persepsi kualitas pelayanan internal awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia. Sebanyak 40 orang awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia mejadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian survey. Data diperoleh dengan menggunakan alat ukur Fatigue Impact Scale (FIS) yang terdiri dari 40 item dan alat ukur Pelayanan Penerbangan yang terdiri dari item awal berjumlah 19 item yang kemudian dikurangi menjadi 17 item saja dikarekanakan tidak relevan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dampak work fatigue tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi kualitas pelayanan internal awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia, dikarenakan nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,295. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi dampak work fatigue dengan persepsi kualitas pelayanan internal pada awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia.
{"title":"Hubungan Persepsi Dampak Work Fatigue dengan Persepsi Kualitas Pelayanan Internal Awak Kabin Maskapai Berbiaya Rendah di Indonesia","authors":"F. Maulana, Cholichul Hadi","doi":"10.20473/JPKM.V3I22018.92-100","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I22018.92-100","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi dampak work fatigue dengan persepsi kualitas pelayanan internal awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia. Sebanyak 40 orang awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia mejadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian survey. Data diperoleh dengan menggunakan alat ukur Fatigue Impact Scale (FIS) yang terdiri dari 40 item dan alat ukur Pelayanan Penerbangan yang terdiri dari item awal berjumlah 19 item yang kemudian dikurangi menjadi 17 item saja dikarekanakan tidak relevan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi dampak work fatigue tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi kualitas pelayanan internal awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia, dikarenakan nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,295. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi dampak work fatigue dengan persepsi kualitas pelayanan internal pada awak kabin maskapai berbiaya rendah di Indonesia.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49633070","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-07DOI: 10.20473/JPKM.V3I12018.31-43
Rosatyani Puspita Adiati
Pertimbangan rasional perlu dimiliki oleh account officer ketika mereka memutuskan untuk menyetujui atau menolak proposal kredit pelanggan. Sebagai bagian dari profesi marketing, seorang account officer harus melayani pelanggan dengan baik yang diwujudkan dengan mengucurkan kredit kepada customer. Berdasarkan itu, menarik untuk melihat bagaimana account officer menggunakan gaya pengambilan keputusan tertentu berdasarkan pada sikap risiko dan orientasi terhadap pelanggan. Tiga skala yang terdiri dari dua sub-skala orientasi risiko, skala orientasi pelanggan penjual, dan lima sub-skala gaya pengambilan keputusan diberikan kepada 138 pekerja berprofesi account officer dari perbankan swasta. Analisis data menggunakan teknik korelasi kanonik menunjukkan bukti bahwa ada korelasi yang signifikan antara sikap terhadap risiko dan orientasi pelanggan dengan gaya pengambilan keputusan. Sikap menghindari risiko dan orientasi pelanggan berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan yang rasional. Sikap kecenderungan mengambil risiko berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan intuitif. Penghindaran risiko dan kecenderungan mengambil risiko berkorelasi positif dengan tipe pengambilan keputusan dependant. Penghindaran risiko berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan tipe avoidant. Kecenderungan mengambil risiko berkorelasi positif, dimana orientasi pelanggan berkorelasi negatif, dengan pengambilan keputusan spontan. Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa implikasi praktis, seperti dapat digunakan pertimbangan kriteria pemilihan account officer, atau meningkatkan program pelatihan untuk petugas akun untuk meningkatkan penggunaan analisis rasional.
{"title":"Gaya Pengambilan Keputusan pada Profesi Account Officer di Industri Perbankan ditinjau dari Sikap Terhadap Resiko dan Orientasi Pelanggan","authors":"Rosatyani Puspita Adiati","doi":"10.20473/JPKM.V3I12018.31-43","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I12018.31-43","url":null,"abstract":"Pertimbangan rasional perlu dimiliki oleh account officer ketika mereka memutuskan untuk menyetujui atau menolak proposal kredit pelanggan. Sebagai bagian dari profesi marketing, seorang account officer harus melayani pelanggan dengan baik yang diwujudkan dengan mengucurkan kredit kepada customer. Berdasarkan itu, menarik untuk melihat bagaimana account officer menggunakan gaya pengambilan keputusan tertentu berdasarkan pada sikap risiko dan orientasi terhadap pelanggan. Tiga skala yang terdiri dari dua sub-skala orientasi risiko, skala orientasi pelanggan penjual, dan lima sub-skala gaya pengambilan keputusan diberikan kepada 138 pekerja berprofesi account officer dari perbankan swasta. Analisis data menggunakan teknik korelasi kanonik menunjukkan bukti bahwa ada korelasi yang signifikan antara sikap terhadap risiko dan orientasi pelanggan dengan gaya pengambilan keputusan. Sikap menghindari risiko dan orientasi pelanggan berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan yang rasional. Sikap kecenderungan mengambil risiko berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan intuitif. Penghindaran risiko dan kecenderungan mengambil risiko berkorelasi positif dengan tipe pengambilan keputusan dependant. Penghindaran risiko berkorelasi positif dengan pengambilan keputusan tipe avoidant. Kecenderungan mengambil risiko berkorelasi positif, dimana orientasi pelanggan berkorelasi negatif, dengan pengambilan keputusan spontan. Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa implikasi praktis, seperti dapat digunakan pertimbangan kriteria pemilihan account officer, atau meningkatkan program pelatihan untuk petugas akun untuk meningkatkan penggunaan analisis rasional.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43882930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-04DOI: 10.20473/JPKM.V3I12018.23-30
Dewi Syarifah, Rosatyani Puspita Adiati
Safety performance merupakan perilaku kerja yang terkait dengan keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia menguatkan urgensi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi safety performance seseorang dalam bekerja. Skala untuk mengukur kepribadian, pengetahuan dan motivasi seseorang tentang keselamatan kerja, serta safety performance diberikan kepada 142 pekerja dengan risiko tinggi. Analisis regresi menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan dari tipe kepribadian neuroticism (B=-0.067, SE=0.031, nilai p=.03), dan korelasi positif dari safety knowledge (B=0.387, SE=0.06, nilai p<.001) dan safety motivation (B=0.317, SE=0.064, nilai p<.001) terhadap aspek compliance pada safety performance. Lebih lanjut, ada korelasi negatif yang signifikan dari pendidikan (B=-0.406, SE=0.160, nilai p=.012), serta korelasi positif dari aspek kepribadian openness to experience (B=0.082, SE=0.03, nilai p=.008), safety knowledge (B=0.355, SE=0.068, nilai p<.001) dan safety motivation (B=0.454, SE=0.073, nilai p<.001) terhadap aspek partisipasi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar seleksi maupun pengembangan karyawan, khususnya untuk mereka yang bekerja pada lingkungan dengan resiko tinggi.
{"title":"Safety Performance pada Pekerja Berisiko Tinggi Ditinjau dari Kepribadian, Pengetahuan dan Motivasi Keselamatan Kerja","authors":"Dewi Syarifah, Rosatyani Puspita Adiati","doi":"10.20473/JPKM.V3I12018.23-30","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I12018.23-30","url":null,"abstract":"Safety performance merupakan perilaku kerja yang terkait dengan keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia menguatkan urgensi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi safety performance seseorang dalam bekerja. Skala untuk mengukur kepribadian, pengetahuan dan motivasi seseorang tentang keselamatan kerja, serta safety performance diberikan kepada 142 pekerja dengan risiko tinggi. Analisis regresi menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan dari tipe kepribadian neuroticism (B=-0.067, SE=0.031, nilai p=.03), dan korelasi positif dari safety knowledge (B=0.387, SE=0.06, nilai p<.001) dan safety motivation (B=0.317, SE=0.064, nilai p<.001) terhadap aspek compliance pada safety performance. Lebih lanjut, ada korelasi negatif yang signifikan dari pendidikan (B=-0.406, SE=0.160, nilai p=.012), serta korelasi positif dari aspek kepribadian openness to experience (B=0.082, SE=0.03, nilai p=.008), safety knowledge (B=0.355, SE=0.068, nilai p<.001) dan safety motivation (B=0.454, SE=0.073, nilai p<.001) terhadap aspek partisipasi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar seleksi maupun pengembangan karyawan, khususnya untuk mereka yang bekerja pada lingkungan dengan resiko tinggi.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42878463","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-27DOI: 10.20473/JPKM.V3I12018.13-22
Herlina Fitriana, Gazi Saloom
Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana dimensi Big Five Personality, motivasi berprestasi, kohesivitas kelompok dan jenis kelamin menjadi prediktor social loafing. Sampel penelitian ini berjumlah 295 orang mahasiswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data penelitian dianalisis dengan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi tergolong good fit (F(295)=22.253, df=13, nilai p=.000, R2=.507). Motivasi berprestasi, yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu independence (B=-0.139, SE=0.068, nilai p=.043), ambition (B=-0.263, SE=0.057, nilai p=.000) dan task related motivation (B=-0.259, SE=0.062, nilai p=.000), serta jenis kelamin (B=2.983, SE=0.893, nilai p=.001) merupakan prediktor social loafing yang substansial dalam model. Penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih mengontrol faktor budaya jika tertarik untuk menggunakan independen variabel Big Five Personality dan melakukan kontrol terhadap jenis tugas tertentu untuk variabel dependen yang sama.
{"title":"Prediktor Social Loafing dalam Konteks Pengerjaan Tugas Kelompok pada Mahasiswa","authors":"Herlina Fitriana, Gazi Saloom","doi":"10.20473/JPKM.V3I12018.13-22","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I12018.13-22","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana dimensi Big Five Personality, motivasi berprestasi, kohesivitas kelompok dan jenis kelamin menjadi prediktor social loafing. Sampel penelitian ini berjumlah 295 orang mahasiswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data penelitian dianalisis dengan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi tergolong good fit (F(295)=22.253, df=13, nilai p=.000, R2=.507). Motivasi berprestasi, yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu independence (B=-0.139, SE=0.068, nilai p=.043), ambition (B=-0.263, SE=0.057, nilai p=.000) dan task related motivation (B=-0.259, SE=0.062, nilai p=.000), serta jenis kelamin (B=2.983, SE=0.893, nilai p=.001) merupakan prediktor social loafing yang substansial dalam model. Penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih mengontrol faktor budaya jika tertarik untuk menggunakan independen variabel Big Five Personality dan melakukan kontrol terhadap jenis tugas tertentu untuk variabel dependen yang sama.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43769948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-26DOI: 10.20473/JPKM.V2I22017.111-119
Vania Ardelia, T. Dewi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap dan norma subjektif dapat memprediksi intensi berhenti merokok wanita emerging adult. Masa emerging adult merupakan tahap perkembangan dimana prevalensi penyalahgunaan berbagai macam zat paling tinggi ditemukan. Hipotesis dari penelitian ini adalah sikap dan norma subjektif dapat memprediksi intensi berhenti merokok pada wanita emerging adult. Penelitian ini dilakukan pada 211 orang wanita emerging adult, yaitu mereka yang berusia 18-25 tahun. Partisipan mengisi kuesioner yang disusun oleh peneliti menggunakan pendekatan Theory of Planned Behavior dan teori intensi perilaku. Data dianalisis dengan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap (B=0.229, SE=0.07, nilai p=.003) dan norma subjektif (B=0.645, SE=.078, nilai p=.000) berkorelasi positif dengan intensi berhenti merokok pada wanita emerging adult (F(211)=33.36 , df=207, R2=.325, nilai p=.000). Dari temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa varians skor prediktor berkontribusi sebesar 32.5% terhadap varians skor variabel dependen.
{"title":"Intensi Berhenti Merokok pada Wanita Emerging Adult Ditinjau dari Prediktor Theory of Planned Behavior","authors":"Vania Ardelia, T. Dewi","doi":"10.20473/JPKM.V2I22017.111-119","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V2I22017.111-119","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap dan norma subjektif dapat memprediksi intensi berhenti merokok wanita emerging adult. Masa emerging adult merupakan tahap perkembangan dimana prevalensi penyalahgunaan berbagai macam zat paling tinggi ditemukan. Hipotesis dari penelitian ini adalah sikap dan norma subjektif dapat memprediksi intensi berhenti merokok pada wanita emerging adult. Penelitian ini dilakukan pada 211 orang wanita emerging adult, yaitu mereka yang berusia 18-25 tahun. Partisipan mengisi kuesioner yang disusun oleh peneliti menggunakan pendekatan Theory of Planned Behavior dan teori intensi perilaku. Data dianalisis dengan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap (B=0.229, SE=0.07, nilai p=.003) dan norma subjektif (B=0.645, SE=.078, nilai p=.000) berkorelasi positif dengan intensi berhenti merokok pada wanita emerging adult (F(211)=33.36 , df=207, R2=.325, nilai p=.000). Dari temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa varians skor prediktor berkontribusi sebesar 32.5% terhadap varians skor variabel dependen.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45225454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-26DOI: 10.20473/jpkm.V2I22017.120-126
Risana Rachmatan, Rayyan Rayyan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perundungan siber pada remaja di Kota Banda Aceh. Sebanyak 102 remaja (55 perempuan dan 47 laki-laki) dipilih dengan menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RES) dan Student Needs Assessment Survey (SNAS). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman’s rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang berarti antara harga diri dengan perundungan siber pada remaja di Kota Banda Aceh (r=.077, nilai p=.443). Hasil penelitian ini juga mendapatkan bahwa sebagian besar partisipan penelitian memiliki harga diri dalam kategori tinggi (59.89%) dan perundungan siber dalam kategori rendah (94.11%).
{"title":"Harga Diri dan Perundungan Siber pada Remaja","authors":"Risana Rachmatan, Rayyan Rayyan","doi":"10.20473/jpkm.V2I22017.120-126","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jpkm.V2I22017.120-126","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perundungan siber pada remaja di Kota Banda Aceh. Sebanyak 102 remaja (55 perempuan dan 47 laki-laki) dipilih dengan menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RES) dan Student Needs Assessment Survey (SNAS). Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman’s rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang berarti antara harga diri dengan perundungan siber pada remaja di Kota Banda Aceh (r=.077, nilai p=.443). Hasil penelitian ini juga mendapatkan bahwa sebagian besar partisipan penelitian memiliki harga diri dalam kategori tinggi (59.89%) dan perundungan siber dalam kategori rendah (94.11%).","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41585493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-26DOI: 10.20473/JPKM.V3I12018.1-12
Dian Kartika Amelia Arbi, Tri Kurniati Ambarini
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk menguji efektivitas terapi mindfulness-based body scan untuk mengurangi stres pada atlet bola basket wanita profesional. Intervensi ini menggunakan desain single subject design. Setiap partisipan intervensi berlatih 5 menit mindfulness breathing, 15 menit body scan, dan STOP sebagai teknik untuk menghadapi situasi stres. Pada setiap sesi terapi, partisipan akan diberikan skala perceived stress (PSS-10) untuk mengukur perubahan tingkat stres pada setiap sesinya. Hasil dari analisis visual dalam intervensi ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan stres pada partisipan setelah terapi mindfulness-based body scan. Penulis menganalisis data dengan teknik percentage of non-overlapping data (PND) untuk mengukur effect size dan hasil analisis menunjukkan efek terapi yang relatif besar untuk menurunkan stres partisipan.
{"title":"Terapi Brief Mindfulness-Based Body Scan untuk Menurunkan Stres Atlet Bola Basket Wanita Profesional","authors":"Dian Kartika Amelia Arbi, Tri Kurniati Ambarini","doi":"10.20473/JPKM.V3I12018.1-12","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/JPKM.V3I12018.1-12","url":null,"abstract":"Tujuan dari intervensi ini adalah untuk menguji efektivitas terapi mindfulness-based body scan untuk mengurangi stres pada atlet bola basket wanita profesional. Intervensi ini menggunakan desain single subject design. Setiap partisipan intervensi berlatih 5 menit mindfulness breathing, 15 menit body scan, dan STOP sebagai teknik untuk menghadapi situasi stres. Pada setiap sesi terapi, partisipan akan diberikan skala perceived stress (PSS-10) untuk mengukur perubahan tingkat stres pada setiap sesinya. Hasil dari analisis visual dalam intervensi ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan stres pada partisipan setelah terapi mindfulness-based body scan. Penulis menganalisis data dengan teknik percentage of non-overlapping data (PND) untuk mengukur effect size dan hasil analisis menunjukkan efek terapi yang relatif besar untuk menurunkan stres partisipan.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41503821","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}