首页 > 最新文献

Jurnal Theologia最新文献

英文 中文
TASAWUF WUJŪDIYYAT: Tinjauan Ulang Polemik Penyesatan Hamzah Fansūrī oleh Shaykh Nūr al-Dīn al-Ranīrī
Pub Date : 2018-09-02 DOI: 10.21580/teo.2018.29.1.2400
Kiki Muhamad Hakiki
Abstract: This paper aims to revisit the polemic between Hamzah Fansūrī and Shaykh and Nūr al-Dīn al-Ranīrī about the apostasy of Wujūdiyyat Mysticism of Hamzah Fansūrī expressed by Nūr al-Dīn al-Ranīrī. This polemic of Wujūdiyyat and Waḥdat al-Wujūd in other term was not only interesting in its time. It is also relevant until now. Recent studies with a variety of disciplines have been working dozens of pieces on this problem. Based on research by using a set of research methods, it is found that the allegations filed by Shaykh Nūr al-Dīn al-Ranīrī against Hamzah Fansūrī are not proven. This shows that categorizing Hamzah Fansuri and his understanding as apostates is a misleading accusation.Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk meninjau kembali polemik antara Hamzah Fansūrī Syekh dan Nūr al-Din al-Ranīrī tentang kesesatan tasawuf Wujūdiyyat Hamzah Fansūrī yang diungkapkan oleh Nūr al-Din al-Ranīrī. Polemik tentang Wujūdiyyat dan Waḥdat al-Wujūd dalam berbagai term tidak hanya menarik pada masanya, namun juga relevan sampai sekarang. Penelitian sebelumnya dengan berbagai disiplin ilmu telah menghasilkan puluhan karya tentang masalah ini. Berdasarkan hasil kajian dengan menggunakan se­perangkat metode penelitian, ditemukan bahwa tuduhan yang diajukan oleh Shaykh Nūr al-Din al-Ranīrī terhadap Hamzah Fansūrī tidak terbukti. Hal ini menunjukkan bahwa mengkategorikan Hamzah Fansūrī dan pemahamannya sebagai murtad adalah tuduhan yang menyesatkan.
{"title":"TASAWUF WUJŪDIYYAT: Tinjauan Ulang Polemik Penyesatan Hamzah Fansūrī oleh Shaykh Nūr al-Dīn al-Ranīrī","authors":"Kiki Muhamad Hakiki","doi":"10.21580/teo.2018.29.1.2400","DOIUrl":"https://doi.org/10.21580/teo.2018.29.1.2400","url":null,"abstract":"Abstract: This paper aims to revisit the polemic between Hamzah Fansūrī and Shaykh and Nūr al-Dīn al-Ranīrī about the apostasy of Wujūdiyyat Mysticism of Hamzah Fansūrī expressed by Nūr al-Dīn al-Ranīrī. This polemic of Wujūdiyyat and Waḥdat al-Wujūd in other term was not only interesting in its time. It is also relevant until now. Recent studies with a variety of disciplines have been working dozens of pieces on this problem. Based on research by using a set of research methods, it is found that the allegations filed by Shaykh Nūr al-Dīn al-Ranīrī against Hamzah Fansūrī are not proven. This shows that categorizing Hamzah Fansuri and his understanding as apostates is a misleading accusation.Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk meninjau kembali polemik antara Hamzah Fansūrī Syekh dan Nūr al-Din al-Ranīrī tentang kesesatan tasawuf Wujūdiyyat Hamzah Fansūrī yang diungkapkan oleh Nūr al-Din al-Ranīrī. Polemik tentang Wujūdiyyat dan Waḥdat al-Wujūd dalam berbagai term tidak hanya menarik pada masanya, namun juga relevan sampai sekarang. Penelitian sebelumnya dengan berbagai disiplin ilmu telah menghasilkan puluhan karya tentang masalah ini. Berdasarkan hasil kajian dengan menggunakan se­perangkat metode penelitian, ditemukan bahwa tuduhan yang diajukan oleh Shaykh Nūr al-Din al-Ranīrī terhadap Hamzah Fansūrī tidak terbukti. Hal ini menunjukkan bahwa mengkategorikan Hamzah Fansūrī dan pemahamannya sebagai murtad adalah tuduhan yang menyesatkan.","PeriodicalId":56255,"journal":{"name":"Jurnal Theologia","volume":"79 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75300028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
MAKNA ŪLŪ AL-ALBĀB DALAM AL-QUR’AN: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu
Pub Date : 2018-09-02 DOI: 10.21580/TEO.2018.29.1.2273
Eko Zulfikar
Abstract: One of the words of the Qur’an which shows the meaning of the one who possesses knowledge is ūlū al-albāb. Ūlū al-albāb is the 16 terms mentioned in 10 letters in the Qur’an. Every verse contained in various letters certainly has a different meaning, so it requires a deep understanding. Disclosure of the meaning ūlū al-albāb will be analyzed by the author by using semantic al-Qur'an developed by Toshihiko Izutsu. The semantic of the Qur’an according to Izutsu is an attempt to expose the worldview of the Qur’an (weltanschauung) through semantic analysis of the vocabulary or key terms of the Qur’an. The process undertaken in this study is to examine the basic meaning and relational meaning of ūlū al-albāb by using syntagmatic and paradigmatic analysis, then to examine the use of vocabulary ūlū al-albāb in pre-Qur’anic, Qur’anic and post-Qur’anic.Abstrak: Salah satu kata al-Qur’an yang menunjukkan makna orang yang memiliki akal pengetahuan adalah ūlū al-albāb. Ūlū al-albāb merupakan istilah yang disebutkan sebanyak 16 kali yang terliput dalam 10 surah di dalam al-Qur’an. Di setiap ayat yang terdapat di berbagai surah tentunya memiliki makna yang berbeda, sehingga membutuhkan pemahaman yang mendalam. Peng­ungkapan makna ūlū al-albāb tersebut akan penulis analisa dengan meng­gunakan semantik al-Qur’an yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik al-Qur’an menurut Izutsu merupakan sebuah usaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an (weltanschauung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata ūlū al-albāb dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kosakata ūlū al-albāb pada masa pra-Qur’anik, Qur’anik dan pasca-Qur’anik.
[摘要]《古兰经》中有一个词是ūlū al-albāb,它体现了拥有知识的人的意义。Ūlū al-albāb是古兰经中10个字母中提到的16个术语。不同信件中的每一节都有不同的含义,因此需要深刻的理解。意义的揭示ūlū al-albāb将由作者使用Toshihiko Izutsu开发的语义al-Qur'an进行分析。伊津认为,《古兰经》的语义是通过对《古兰经》词汇或关键术语的语义分析来揭示《古兰经》世界观的一种尝试。本研究的过程是通过组合和范式分析来考察ūlū al-albāb的基本意义和关系意义,然后考察词汇ūlū al-albāb在古兰经前、古兰经和古兰经后的使用情况。摘要:Salah satu kata al- quan yang menunjukkan makna orang yang memoriliki akal pengetahuan adalah ūlū al-albāb。Ūlū al-albāb merupakan istilah yang disebutkan sebanyak 16 kali yang terliput dalam 10古兰经苏拉迪达拉姆。Di setiap ayat yang terdapat Di berbagai surah tentunya memiliki makna yang berbeda, sehinga membutuhkan pemahaman yang mendalam。pengungkapan makna ūlū al-albāb tersebut akan penulis analisa dengan menggunakan semantik al- quuran yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu。《古兰经》语义学《古兰经》语义学《古兰经》语义学《古兰经》语义学《古兰经》语义学《古兰经》论文杨dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna关系kata ūlū al-albāb邓根menggunakan分析singtagmatik dan范式,kemudian meneliti penggunaan kosakata ūlū al-albāb padada masa pra-Qur’anik, Qur’anik dan pasca-Qur’anik。
{"title":"MAKNA ŪLŪ AL-ALBĀB DALAM AL-QUR’AN: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu","authors":"Eko Zulfikar","doi":"10.21580/TEO.2018.29.1.2273","DOIUrl":"https://doi.org/10.21580/TEO.2018.29.1.2273","url":null,"abstract":"Abstract: One of the words of the Qur’an which shows the meaning of the one who possesses knowledge is ūlū al-albāb. Ūlū al-albāb is the 16 terms mentioned in 10 letters in the Qur’an. Every verse contained in various letters certainly has a different meaning, so it requires a deep understanding. Disclosure of the meaning ūlū al-albāb will be analyzed by the author by using semantic al-Qur'an developed by Toshihiko Izutsu. The semantic of the Qur’an according to Izutsu is an attempt to expose the worldview of the Qur’an (weltanschauung) through semantic analysis of the vocabulary or key terms of the Qur’an. The process undertaken in this study is to examine the basic meaning and relational meaning of ūlū al-albāb by using syntagmatic and paradigmatic analysis, then to examine the use of vocabulary ūlū al-albāb in pre-Qur’anic, Qur’anic and post-Qur’anic.Abstrak: Salah satu kata al-Qur’an yang menunjukkan makna orang yang memiliki akal pengetahuan adalah ūlū al-albāb. Ūlū al-albāb merupakan istilah yang disebutkan sebanyak 16 kali yang terliput dalam 10 surah di dalam al-Qur’an. Di setiap ayat yang terdapat di berbagai surah tentunya memiliki makna yang berbeda, sehingga membutuhkan pemahaman yang mendalam. Peng­ungkapan makna ūlū al-albāb tersebut akan penulis analisa dengan meng­gunakan semantik al-Qur’an yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik al-Qur’an menurut Izutsu merupakan sebuah usaha menyingkap pandangan dunia al-Qur’an (weltanschauung) melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci al-Qur’an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata ūlū al-albāb dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kosakata ūlū al-albāb pada masa pra-Qur’anik, Qur’anik dan pasca-Qur’anik.","PeriodicalId":56255,"journal":{"name":"Jurnal Theologia","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78945074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
NEW SPIRITUAL MOVEMENT: Menelisik Visi Transformatif Komunitas Lia Eden sebagai Embrio Lahirnya New Age di Indonesia 新的精神运动:将利亚伊甸社区作为新时代的胚胎的转变愿景改造成印度尼西亚
Pub Date : 2018-09-02 DOI: 10.21580/TEO.2018.29.1.2415
M. Takdir
Abstract: This research aims to explain the phenomenon of Lia Eden community which is a new spiritual movement in the dynamics of religious life in Indonesia. Some points to be described in this research are related with a background of the birth and development of the Lia Eden community, teaching, and transformative vision in the public sphere. This research is a case study of the Lia Eden community that became of the New Age movement in the wake of belief in formal religions that considered failure in overcoming the modern human crisis. This research shows that Lia Eden community is a new spiritual movement who tried to awaken a spirit of all religions so that able to overcome of a social problem in society. This movement is not ambitions to establish a new religious institution with a strict and doctrinal organization, but effort to transmit spiritual power at the individual level to become a reflection of the mystical movement that brought changes to human life.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena komunitas Lia Eden yang merupakan gerakan spiritualitas baru dalam dinamika kehidupan beragama di Indonesia. Beberapa poin yang ingin dijabarkan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan latar belakang kelahiran dan perkembangan komunitas Lia Eden, ajaran, dan visi transformatifnya dalam ruang publik. Penelitian ini merupakan studi kasus dari komunitas Lia Eden yang menjadi bagian dari Gerakan Zaman Baru (New Age Movement) di tengah memudarnya kepercayaan terhadap agama formal yang dianggap gagal dalam mengatasi krisis kemanusian modern. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas Lia Eden merupakan gerakan spiritualitas baru yang berupaya membangkitkan roh dari semua agama agar berperan dalam mengatasi masalah sosial di masyarakat. Gerakan ini tidak berambisi untuk mendirikan institusi baru yang bersifat keagamaan dengan organisasi yang ketat dan bersifat doktrinal, melainkan berupaya untuk men­transmisikan kekuatan spiritual pada level individu hingga menjadi cerminan dari gerakan mistik yang membawa perubahan bagi kehidupan manusia.
摘要:本研究旨在解释印尼宗教生活动态中一种新的精神运动——利亚伊甸社区现象。本研究中所描述的一些观点与利亚伊甸园社区的诞生和发展、教学和公共领域的变革愿景的背景有关。该研究是对新时代运动中出现的利亚伊甸社区的个案研究,该社区的信仰是认为克服现代人类危机失败的正式宗教。这一研究表明,利亚伊甸园社区是一个新的精神运动,试图唤醒所有宗教的精神,从而能够克服社会上的一个社会问题。这个运动并不是要建立一个新的宗教机构,有严格的教义组织,而是努力在个人层面上传递精神力量,成为改变人类生活的神秘运动的反映。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan现象komunitas Lia Eden yang merupakan gerakan spiritualitas baru dalam dinamika kehidupan beragama di Indonesia。这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”Penelitian ini merupakan studi kasus dari komunitas Lia Eden yang menjadi bagian dari Gerakan Zaman Baru(新时代运动)di tengah memudarya keperayaan terhadap agama正式yang dianggap gagal dalam mengatasi危机kemanusian现代。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”民政党ini tidak berambisi untuk mendirikan institut baru yang bersiat keagamaan dengan organisa yang ketat dan bersiat doktrinal, melainkan berupaya untuk man -传播kankankekuatan精神层面的个人,在民政党mistik yang membawa perubahan bagi kehidupan manusia。
{"title":"NEW SPIRITUAL MOVEMENT: Menelisik Visi Transformatif Komunitas Lia Eden sebagai Embrio Lahirnya New Age di Indonesia","authors":"M. Takdir","doi":"10.21580/TEO.2018.29.1.2415","DOIUrl":"https://doi.org/10.21580/TEO.2018.29.1.2415","url":null,"abstract":"Abstract: This research aims to explain the phenomenon of Lia Eden community which is a new spiritual movement in the dynamics of religious life in Indonesia. Some points to be described in this research are related with a background of the birth and development of the Lia Eden community, teaching, and transformative vision in the public sphere. This research is a case study of the Lia Eden community that became of the New Age movement in the wake of belief in formal religions that considered failure in overcoming the modern human crisis. This research shows that Lia Eden community is a new spiritual movement who tried to awaken a spirit of all religions so that able to overcome of a social problem in society. This movement is not ambitions to establish a new religious institution with a strict and doctrinal organization, but effort to transmit spiritual power at the individual level to become a reflection of the mystical movement that brought changes to human life.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena komunitas Lia Eden yang merupakan gerakan spiritualitas baru dalam dinamika kehidupan beragama di Indonesia. Beberapa poin yang ingin dijabarkan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan latar belakang kelahiran dan perkembangan komunitas Lia Eden, ajaran, dan visi transformatifnya dalam ruang publik. Penelitian ini merupakan studi kasus dari komunitas Lia Eden yang menjadi bagian dari Gerakan Zaman Baru (New Age Movement) di tengah memudarnya kepercayaan terhadap agama formal yang dianggap gagal dalam mengatasi krisis kemanusian modern. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas Lia Eden merupakan gerakan spiritualitas baru yang berupaya membangkitkan roh dari semua agama agar berperan dalam mengatasi masalah sosial di masyarakat. Gerakan ini tidak berambisi untuk mendirikan institusi baru yang bersifat keagamaan dengan organisasi yang ketat dan bersifat doktrinal, melainkan berupaya untuk men­transmisikan kekuatan spiritual pada level individu hingga menjadi cerminan dari gerakan mistik yang membawa perubahan bagi kehidupan manusia.","PeriodicalId":56255,"journal":{"name":"Jurnal Theologia","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83181457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
EPISTEMOLOGI TAFSIR SUFI AL-GHAZALI DAN PERGESERANNYA
Pub Date : 2018-09-02 DOI: 10.21580/TEO.2018.29.1.2070
W. Wahyudi
Abstract: In the history of tafsir development, there is a certain moment where there are some interactions between the Qur'an and the Sufis. Epistemologically, Sufis have a peculiar characteristic in looking at the Qur'an. The Sufis thaught that the Qur'an has two dimensions, esoteric and exoteric. These two sides are one unity and can not be separated. Al-Ghazali has its own nomenclature to refer to the ẓahir and inner sides of the Qur'an. The esoteric and exoteric dimensions of the Qur'an in the term al-Ghazali are called ‘ilm sadf and ‘ilm lubāb. The process of crossing from sadf to lubāb involves the role of imagination in istiqāmah suluk ilā Allāh. Viewed from the perspective of epidemiological division ala Abid al-Jabiri, the epistemology of al-Ghazali include the category of 'irfānī. But in its development al-Ghazali made a dialectic between the epistemology 'irfānī and bayānī at the same time, although the nuances of irfānī still remain dominant. This research attempts to answer the problem of how the process of the dialectic epistemology of al-Ghazali and how its building style. This kind of dialectic is one of al-Ghazali effort to built the harmonization between sadf science which tends to bayānī with the science of lubāb which tend to irfānī. Clearly, the process of this dialectic can be seen in one of his works Ihyā’ 'Ulūm al-Dīn. This research uses the qualitative method and includes library research. Abstrak:  Dalam sejarah perkembangan tafsir, ada momen tertentu saat terjadi interaksi antara al-Qur’an dan kaum Sufi. Secara epistemologis, para Sufi me­miliki ciri khas dalam memandang al-Qur’an. Kaum Sufi memandang bahwa Qur'an memiliki dua dimensi, esoterik dan eksoteris. Dua dimensi ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Al-Ghazali memiliki nomenklatur tersendiri untuk menyebut sisi ẓahir dan baṭin al-Qur’an. Dimensi esoterik dan eksoterik al-Qur’an dalam istilah al-Ghazali disebut dengan ‘ilm sadf dan ‘ilm lubab. Proses penyebrangan dari sadf ke lubāb ini melibatkan peran khayal dengan cara istiqāmah suluk ilā Allah. Ditinjau dari perspektif pembagian epistemologi ala Abid al-Jabiri, epistemologi al-Ghazali masuk dalam kategori ‘irfānī. Namun dalam perkembangannya al-Ghazali melakukan dialektika antara epistemologi ‘irfānī dan bayānī secara bersamaan, meskipun nuansa ‘irfānī masih tetap dominan. Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah bagaimana proses dialektika epistemologi al-Ghazali dan bagaimana corak bangunannya. Dialektika ini merupakan upaya harmonisasi al-Ghazali antara ilmu sadf yang cenderung bayānī dengan ilmu lubab yang mendekati ‘irfānī. Secara jelas proses dialektika ini dapat dilihat dalam salah satu karyanya Ihyā’ Ulūm al-Dīn. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merupakan penelitian kepustakaan.
摘要:在宗教发展史上,古兰经与苏菲派之间存在着某种互动的时刻。在认识论上,苏菲派在看待《古兰经》时有一个独特的特点。苏菲派认为古兰经有两个维度,深奥的和开放的。这两个方面是一个整体,不能分开。Al-Ghazali有自己的术语来指代ẓahir和《古兰经》的内部部分。古兰经在al-Ghazali术语中的深奥和开放维度被称为“ilm sadf”和“ilm lubāb”。从sadf到lubāb的跨越过程涉及到istiqāmah suluk ilā Allāh中想象力的作用。从流行病学分支ala Abid al-Jabiri的角度来看,al-Ghazali的认识论包括“irfānī”范畴。但在其发展过程中,al-Ghazali同时在认识论的irfānī和bayānī之间进行了辩证法,尽管irfānī的细微差别仍然占主导地位。本研究试图回答萨扎里辩证法认识论的过程及其建构方式。这种辩证法是al-Ghazali试图在趋向于bayānī的sadf科学与趋向于irfānī的lubāb科学之间建立和谐的努力之一。这种辩证的过程可以从他的一部作品《ihyu ' 'Ulūm al- d n》中清楚地看到。本研究采用定性研究方法,包括图书馆研究。【摘要】【摘要】【摘要】:《古兰经》是苏菲派的经典著作,是苏菲派的经典著作。世俗化认识论,para Sufi me-miliki ciri khas dalam memandang al-古兰经。苏菲教的《古兰经》记忆是双重维度的,深奥的。Dua dimensi ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan。Al-Ghazali memiliki nomenklatur tersendiri untuk menyebut sisi ẓahir dan baṭin al-古兰经。《古兰经》中说:“古兰经”中说:“古兰经”中说:“古兰经”中说:“古兰经”中说:“古兰经”中说:“古兰经”。Proses penyebrangan dari sadf ke lubāb ini melibatkan peran khayal dengan cara istiqāmah suluk ilna Allah。diinjau dari perspektif pembagian认识论ala Abid al-Jabiri,认识论al-Ghazali masuk dalam kategori ' irfānī。Namun dalam perkembangannya al-Ghazali melakukan dialektika antara认识论' irfānī dan bayānī secara bersamaan, meskipun nuansa ' irfānī masih tetap dominan。Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah bagaimana提出了对话认识论al-Ghazali dan bagaimana corak bangunannya。Dialektika ini merupakan upaya harmonisasi al-Ghazali antara ilmu sadf yang cenderung bayānī dengan ilmu lubab yang mendekati ' irfānī。Secara jelas propros dialektika ini dapat dilihat dalam salah satu karyanya ihyya ' Ulūm al- d n。Penelitian ini menggunakan方法定性,但merupakan Penelitian kepustakan。
{"title":"EPISTEMOLOGI TAFSIR SUFI AL-GHAZALI DAN PERGESERANNYA","authors":"W. Wahyudi","doi":"10.21580/TEO.2018.29.1.2070","DOIUrl":"https://doi.org/10.21580/TEO.2018.29.1.2070","url":null,"abstract":"Abstract: In the history of tafsir development, there is a certain moment where there are some interactions between the Qur'an and the Sufis. Epistemologically, Sufis have a peculiar characteristic in looking at the Qur'an. The Sufis thaught that the Qur'an has two dimensions, esoteric and exoteric. These two sides are one unity and can not be separated. Al-Ghazali has its own nomenclature to refer to the ẓahir and inner sides of the Qur'an. The esoteric and exoteric dimensions of the Qur'an in the term al-Ghazali are called ‘ilm sadf and ‘ilm lubāb. The process of crossing from sadf to lubāb involves the role of imagination in istiqāmah suluk ilā Allāh. Viewed from the perspective of epidemiological division ala Abid al-Jabiri, the epistemology of al-Ghazali include the category of 'irfānī. But in its development al-Ghazali made a dialectic between the epistemology 'irfānī and bayānī at the same time, although the nuances of irfānī still remain dominant. This research attempts to answer the problem of how the process of the dialectic epistemology of al-Ghazali and how its building style. This kind of dialectic is one of al-Ghazali effort to built the harmonization between sadf science which tends to bayānī with the science of lubāb which tend to irfānī. Clearly, the process of this dialectic can be seen in one of his works Ihyā’ 'Ulūm al-Dīn. This research uses the qualitative method and includes library research. Abstrak:  Dalam sejarah perkembangan tafsir, ada momen tertentu saat terjadi interaksi antara al-Qur’an dan kaum Sufi. Secara epistemologis, para Sufi me­miliki ciri khas dalam memandang al-Qur’an. Kaum Sufi memandang bahwa Qur'an memiliki dua dimensi, esoterik dan eksoteris. Dua dimensi ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Al-Ghazali memiliki nomenklatur tersendiri untuk menyebut sisi ẓahir dan baṭin al-Qur’an. Dimensi esoterik dan eksoterik al-Qur’an dalam istilah al-Ghazali disebut dengan ‘ilm sadf dan ‘ilm lubab. Proses penyebrangan dari sadf ke lubāb ini melibatkan peran khayal dengan cara istiqāmah suluk ilā Allah. Ditinjau dari perspektif pembagian epistemologi ala Abid al-Jabiri, epistemologi al-Ghazali masuk dalam kategori ‘irfānī. Namun dalam perkembangannya al-Ghazali melakukan dialektika antara epistemologi ‘irfānī dan bayānī secara bersamaan, meskipun nuansa ‘irfānī masih tetap dominan. Penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah bagaimana proses dialektika epistemologi al-Ghazali dan bagaimana corak bangunannya. Dialektika ini merupakan upaya harmonisasi al-Ghazali antara ilmu sadf yang cenderung bayānī dengan ilmu lubab yang mendekati ‘irfānī. Secara jelas proses dialektika ini dapat dilihat dalam salah satu karyanya Ihyā’ Ulūm al-Dīn. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merupakan penelitian kepustakaan.","PeriodicalId":56255,"journal":{"name":"Jurnal Theologia","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82473679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM DALAM PERKEMBANGAN SAINS MODERN 穆斯林科学家对现代科学发展的贡献
Pub Date : 2018-09-02 DOI: 10.21580/teo.2018.29.1.2033
Imam Amrusi Jailani
Abstract: This paper presents a discussion of the contribution of muslim scientists to the development of modern science. It is well known that in the golden ages of Islam many scientists are very competent in their respective fields emerging. They succeeded in emerging as philosophers and scientists capable of filling various fields of science, such as medicine, mathematics, chemistry, physics, and so forth others. Their scholarship is valuable especially for the development of science in the future. So precious their scholarship and what they dedicated, so not infrequently the scientists who come later dub them as the father of science in their respective fields. However, not all of them will be discussed in this paper, but only the triumvirate of muslim scientists, namely Ibn Rushd, Ibn al-Haytham, dan Jabir ibn Hayyan. Their contribution is so great to the development of modern science and is recognized by scientists both in the East, and especially in the West.Abstrak: Tulisan ini menyuguhkan pembahasan mengenai kontribusi ilmuwan-ilmuwan muslim bagi perkembangan sains modern. Sudah jamak diketahui bahwa pada zaman keemasan Islam banyak bermunculan ilmuwan yang sangat kompeten di bidangnya masing-masing. Mereka berhasil tampil sebagai filosof dan saintis yang mengisi berbagai bidang keilmuwan, seperti kedokteran, matematika, kimia, fisika dan sebagainya. Keilmuwan mereka sangat berharga terutama bagi perkembangan sains pada masa-masa berikutnya. Begitu berharganya keilmuwan dan apa yang dipersembahkan oleh mereka, sehingga tidak jarang para ilmuwan yang datang belakangan menjuluki mereka sebagai bapak sains di bidangnya masing-masing. Namun, tidak semua dari mereka akan dibahas dalam tulisan ini, melainkan hanya triumvirat ilmuwan muslim, yakni Ibn Rushd, Ibn al-Haytham, dan Jabir ibn Hayyan. Kontribusi ketiganya begitu besar bagi perkembangan sains modern dan diakui kalangan saintis, baik di Timur dan khususnya di Barat.
摘要:本文讨论了穆斯林科学家对现代科学发展的贡献。众所周知,在伊斯兰教的黄金时代,许多科学家在各自的领域崭露头角。他们成功地成为哲学家和科学家,能够填补各种科学领域,如医学、数学、化学、物理等。他们的学术研究对未来的科学发展尤其有价值。他们的学识和奉献是如此珍贵,以至于后来的科学家们在各自的领域里经常称他们为科学之父。然而,并不是所有这些都将在本文中讨论,而是只讨论三个穆斯林科学家,即伊本·拉什德,伊本·海瑟姆,丹·贾比尔·伊本·海扬。他们对现代科学的发展作出了巨大的贡献,得到了东方科学家尤其是西方科学家的公认。摘要:图里桑ini menyuguhkan pembahasan mengenai kontribusi ilmuwan-ilmuwan穆斯林bagi perkembangan sains现代。suah jamak diketahui bahwa pada zaman keemasan Islam banyak bermunculan ilmuwan yang sangat kompeten di bidangnya masing-masing。Mereka berhasil tampil sebagai filosof dan saintis yang mengisi berbagai bidang keilmuwan, seperti kedokteran, matematika, kimia, fisika dan sebagainya。Keilmuwan mereka sangat berharga terutama bagi perkembangan sains paada masa-masa berikutnya。在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到,在这里,你可以看到。Namun, tidak semua dari mereka akan dibahas dalam tulisan ini, melainkan hanya trivirat ilmuwan muslim, yakni Ibn Rushd, Ibn al-Haytham, dan Jabir Ibn Hayyan。Kontribusi ketiganya begitu besar bagi perkembangan sains现代丹diakui kalangan saintis, baik di Timur丹khususnya di Barat。
{"title":"KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM DALAM PERKEMBANGAN SAINS MODERN","authors":"Imam Amrusi Jailani","doi":"10.21580/teo.2018.29.1.2033","DOIUrl":"https://doi.org/10.21580/teo.2018.29.1.2033","url":null,"abstract":"Abstract: This paper presents a discussion of the contribution of muslim scientists to the development of modern science. It is well known that in the golden ages of Islam many scientists are very competent in their respective fields emerging. They succeeded in emerging as philosophers and scientists capable of filling various fields of science, such as medicine, mathematics, chemistry, physics, and so forth others. Their scholarship is valuable especially for the development of science in the future. So precious their scholarship and what they dedicated, so not infrequently the scientists who come later dub them as the father of science in their respective fields. However, not all of them will be discussed in this paper, but only the triumvirate of muslim scientists, namely Ibn Rushd, Ibn al-Haytham, dan Jabir ibn Hayyan. Their contribution is so great to the development of modern science and is recognized by scientists both in the East, and especially in the West.Abstrak: Tulisan ini menyuguhkan pembahasan mengenai kontribusi ilmuwan-ilmuwan muslim bagi perkembangan sains modern. Sudah jamak diketahui bahwa pada zaman keemasan Islam banyak bermunculan ilmuwan yang sangat kompeten di bidangnya masing-masing. Mereka berhasil tampil sebagai filosof dan saintis yang mengisi berbagai bidang keilmuwan, seperti kedokteran, matematika, kimia, fisika dan sebagainya. Keilmuwan mereka sangat berharga terutama bagi perkembangan sains pada masa-masa berikutnya. Begitu berharganya keilmuwan dan apa yang dipersembahkan oleh mereka, sehingga tidak jarang para ilmuwan yang datang belakangan menjuluki mereka sebagai bapak sains di bidangnya masing-masing. Namun, tidak semua dari mereka akan dibahas dalam tulisan ini, melainkan hanya triumvirat ilmuwan muslim, yakni Ibn Rushd, Ibn al-Haytham, dan Jabir ibn Hayyan. Kontribusi ketiganya begitu besar bagi perkembangan sains modern dan diakui kalangan saintis, baik di Timur dan khususnya di Barat.","PeriodicalId":56255,"journal":{"name":"Jurnal Theologia","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77182692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
期刊
Jurnal Theologia
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1