Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) memiliki banyak kandungan seperti Vitamin A, Kalium, serat, dan vitamin C sebagai antioksidan. Perasan buah belimbing manis dapat dibuat sebagai sedian farmasi dalam bentuk losion. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi optimum perasan buah belimbing manis terhadap sifat fisik losion serta mengetahui aktivitas antioksidan sediaan losion belimbing manis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tahapan penetapan kadar vitamin c buah belimbing manis dengan metode titrasi iodometri sebelum pembuatan losion. Pembuatan losion dengan 5 variasi konsentrasi peraasan belimbing manis 15,20,25,30,35% dan diuji stabilitas fisik sediaan losion dengan metode cycling test sebanyak 6 siklus yang meliputi pH dan daya sebar. Hasil penetapan kadar vitamin C pada perasan belimbing manis sebesar 1,232 mg/ml. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi perasan buah belimbing manis tidak berpengaruh pada karakteristik fisik sediaan losion. Losion perasan buah belimbing manis memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 78,797 ppm dengan kategori kuat dan pembanding viamin C memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 3,238 ppm dengan kategoti sangat kuat. Konsentrasi perasan buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) tidak berpengaruh terhadap karakter sifat fisik sediaan losion buah belimbing manis yang meliputi organoleptik, homogenitas, pH, dan tipe emulsi. Kecuali pada pengukuran daya sebar untuk uji cyling test terjadi peningkatan luas penyebaran tetapi tetap stabil pada suhu rendah dan aktivitas antioksidan pada sediaan losion belimbing manis pada formula 4 dengan tekstur losion yang paling baik memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 78,797 ppm dengan kategori kuat dan pembanding viamin C memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 3,238 ppm dengan kategoti sangat kuat.
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LOSION DARI PERASAN BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L) SEBAGAI ANTIOKSIDAN","authors":"Athaillah Athaillah, Aisyah Maharani Hutauruk","doi":"10.51771/fj.v2i1.287","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v2i1.287","url":null,"abstract":"Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) memiliki banyak kandungan seperti Vitamin A, Kalium, serat, dan vitamin C sebagai antioksidan. Perasan buah belimbing manis dapat dibuat sebagai sedian farmasi dalam bentuk losion. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi optimum perasan buah belimbing manis terhadap sifat fisik losion serta mengetahui aktivitas antioksidan sediaan losion belimbing manis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tahapan penetapan kadar vitamin c buah belimbing manis dengan metode titrasi iodometri sebelum pembuatan losion. Pembuatan losion dengan 5 variasi konsentrasi peraasan belimbing manis 15,20,25,30,35% dan diuji stabilitas fisik sediaan losion dengan metode cycling test sebanyak 6 siklus yang meliputi pH dan daya sebar. Hasil penetapan kadar vitamin C pada perasan belimbing manis sebesar 1,232 mg/ml. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi perasan buah belimbing manis tidak berpengaruh pada karakteristik fisik sediaan losion. Losion perasan buah belimbing manis memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 78,797 ppm dengan kategori kuat dan pembanding viamin C memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 3,238 ppm dengan kategoti sangat kuat. Konsentrasi perasan buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) tidak berpengaruh terhadap karakter sifat fisik sediaan losion buah belimbing manis yang meliputi organoleptik, homogenitas, pH, dan tipe emulsi. Kecuali pada pengukuran daya sebar untuk uji cyling test terjadi peningkatan luas penyebaran tetapi tetap stabil pada suhu rendah dan aktivitas antioksidan pada sediaan losion belimbing manis pada formula 4 dengan tekstur losion yang paling baik memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 78,797 ppm dengan kategori kuat dan pembanding viamin C memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai sebesar 3,238 ppm dengan kategoti sangat kuat.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"46 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85306127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Citra Sari Dewi Siregar, Taufiq Qurrahman, Yuni Andriani Nasution
Radiasi elektromagnetik di bawah sinar matahari disebut ultraviolet (UV) yang telah dikenal sebagai faktor utama penyebab kerusakan kulit. Paparan sinar matahari yang berlebih akan mempercepat terjadinya proses photoaging sehingga menyebabkan kelainan pada kulit seperti kulit kemerahan, terbentuknya kerutan, kerusakan jaringan dermis, penurunan elastisitas kulit, penurunan kolagen dan penuaan dini. Sediaan Blemish Balm Cream termasuk kosmetik anti-aging yang dapat dipakai sebagai kosmetik dekoratif yang mampu menghindari efek buruk pada kulit dan dapat dipakai untuk semua jenis kulit. Blemish Balm Cream salah kosmetik wajah yang dirancang dari formula face powder dan foundation cream dengan kandungan Vitamin, UVA dan UVB. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi Blemish Balm Cream dengan variasi konsentrasi vitamin E kombinasi avobenzone, oktil metoksisinamat dan uji pengaruh aktivitas anti-aging. Formulasi Blemish Balm Cream dilakukan dengan metode pencampuran dan metode peleburuan, dimana hasil formula face powder dan formula foundation cream diformulasikan dalam sediaan cream hingga terbentuk menjadi sediaan Blemish Balm Cream. Tiap formula mengandung vitamin E 0%,1%, 3%, 5%, avobenzone 3% dan oktil metoksisinamat 7,5%. Formula sediaan Blemish Balm Cream yang terbentuk dilakukan tahap evaluasi aktivitas anti-aging dengan menggunakan skin analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formulasi Blemish Balm Cream dengan kandungan vitamin E yang dikombinasi avobenzone dan oktilmetoksisinamat stabil pada suhu kamar, sediaan yang dihasilkan bersifat homogen berwarna kuning kecoklatan, memiliki tipe emulsi bersifat m/a, stabil pada suhu rendah, suhu tinggi dan suhu ruangan, memiliki pH 6,6-7,0 dan stabil dalam uji cyling test. Blemish Balm Cream yang mengandung vitamin E konsentrasi 5% memberikan efek aktivitas anti-aging yang lebih cepat dibandingkan sediaan tanpa kandungan vitamin E. Vitamin E kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat dapat diformulasikan menjadi sediaan Blemish Balm Cream dan stabil dalam penyimpanan suhu kamar sehingga mampu memberikan efek aktivitas anti-aging yang baik, tidak mengiritasi kulit sukarealwan dan memberikan perubahan kulit wajah sukarelawan yang ditandai dengan meningkatnya kelembaban kulit, pengecilan pori, pengurangan jumlah noda dan pengurangan keriput.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTI-AGING SEDIAAN BLEMISH BALM CREAM VITAMIN E KOMBINASI AVOBENZONE DAN OKTIL METOKSISINAMAT","authors":"Citra Sari Dewi Siregar, Taufiq Qurrahman, Yuni Andriani Nasution","doi":"10.51771/fj.v2i1.186","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v2i1.186","url":null,"abstract":"Radiasi elektromagnetik di bawah sinar matahari disebut ultraviolet (UV) yang telah dikenal sebagai faktor utama penyebab kerusakan kulit. Paparan sinar matahari yang berlebih akan mempercepat terjadinya proses photoaging sehingga menyebabkan kelainan pada kulit seperti kulit kemerahan, terbentuknya kerutan, kerusakan jaringan dermis, penurunan elastisitas kulit, penurunan kolagen dan penuaan dini. Sediaan Blemish Balm Cream termasuk kosmetik anti-aging yang dapat dipakai sebagai kosmetik dekoratif yang mampu menghindari efek buruk pada kulit dan dapat dipakai untuk semua jenis kulit. Blemish Balm Cream salah kosmetik wajah yang dirancang dari formula face powder dan foundation cream dengan kandungan Vitamin, UVA dan UVB. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi Blemish Balm Cream dengan variasi konsentrasi vitamin E kombinasi avobenzone, oktil metoksisinamat dan uji pengaruh aktivitas anti-aging. Formulasi Blemish Balm Cream dilakukan dengan metode pencampuran dan metode peleburuan, dimana hasil formula face powder dan formula foundation cream diformulasikan dalam sediaan cream hingga terbentuk menjadi sediaan Blemish Balm Cream. Tiap formula mengandung vitamin E 0%,1%, 3%, 5%, avobenzone 3% dan oktil metoksisinamat 7,5%. Formula sediaan Blemish Balm Cream yang terbentuk dilakukan tahap evaluasi aktivitas anti-aging dengan menggunakan skin analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formulasi Blemish Balm Cream dengan kandungan vitamin E yang dikombinasi avobenzone dan oktilmetoksisinamat stabil pada suhu kamar, sediaan yang dihasilkan bersifat homogen berwarna kuning kecoklatan, memiliki tipe emulsi bersifat m/a, stabil pada suhu rendah, suhu tinggi dan suhu ruangan, memiliki pH 6,6-7,0 dan stabil dalam uji cyling test. Blemish Balm Cream yang mengandung vitamin E konsentrasi 5% memberikan efek aktivitas anti-aging yang lebih cepat dibandingkan sediaan tanpa kandungan vitamin E. Vitamin E kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat dapat diformulasikan menjadi sediaan Blemish Balm Cream dan stabil dalam penyimpanan suhu kamar sehingga mampu memberikan efek aktivitas anti-aging yang baik, tidak mengiritasi kulit sukarealwan dan memberikan perubahan kulit wajah sukarelawan yang ditandai dengan meningkatnya kelembaban kulit, pengecilan pori, pengurangan jumlah noda dan pengurangan keriput.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81999869","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Said Haikal Alfajar, Salman Salman, N. Zebua, N. Sari
Pemakaian pewarna pada produk bertujuan untuk memperbaiki warna dan menarik minat konsumen. Penggunaan pewarna alami memiliki kelemahan antara lain warna tidak stabil dibandingkan dengan pewarna sintetis. Namun dibalik keunggulan zat warna sintetis menyimpan dampak berbahaya bagi kesehatan manusia seperti pencetus kanker. Karena dampak yang berbahaya bagi kesehatan, masyarakat lebih memilih pewarna alami dibandingkan pewarna sintetis. Salah satu pewarna alami yang baik bagi kesehatan manusia adalah biji kesumba keling dan angkak merah yang mengandung zat warna alami yaitu karotenoid dan antosianin. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis zat warna yang stabil dari campuran biji kesumba keling dengan angkak merah dengan metode kopigmentasi. Dalam penelitian ini dilakukan proses maserasi untuk mendapatkan ekstrak dari biji kesumba keling dan angkak merah dengan perbandingan 1:10 (b/v). Lalu dicampurkan ekstrak kental dari biji kesumba keling dan angkak merah dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2 dan 2:1 untuk dilakukan uji stabilitas terhadap pH, paparan sinar matahari, oksidator, penyimpanan, paparan sinar lampu dan suhu lalu diukur absorbansi dengan spektrofotometer visibel. Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen yang didapat dari maserasi biji kesumba keling dan angkak merah sebesar 8,65% dan 11,19%. Uji kestabilan 2:1 memiliki rata-rata kenaikan dan penurunan absorbansi sebesar 33,73%, 30,61% dan 15,06% pada uji pH, paparan sinar matahari dan paparan sinar lampu. Dari uji stabilitas didapatkan bahwa perbandingan 1:2 memiliki rata-rata kenaikan maupun penurunan absorbansi sebesar 2,24% dan 19,28% pada uji oksidator dan uji suhu. Dari uji stabilitas didapatkan bahwa perbandingan 1:1 memiliki rata-rata kenaikan maupun penurunan absorbansi sebesar 12,93% pada uji penyimpanan. Perbandingan 2:1 memiliki kestabilan yang paling baik dibandingkan dengan perbandingan yang lain.
{"title":"STUDI KOPIGMENTASI CAMPURAN EKSTRAK BIJI KESUMBA KELING (Bixa orellana L.) DENGAN EKSTRAK ANGKAK MERAH","authors":"Said Haikal Alfajar, Salman Salman, N. Zebua, N. Sari","doi":"10.51771/fj.v3i1.509","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.509","url":null,"abstract":"Pemakaian pewarna pada produk bertujuan untuk memperbaiki warna dan menarik minat konsumen. Penggunaan pewarna alami memiliki kelemahan antara lain warna tidak stabil dibandingkan dengan pewarna sintetis. Namun dibalik keunggulan zat warna sintetis menyimpan dampak berbahaya bagi kesehatan manusia seperti pencetus kanker. Karena dampak yang berbahaya bagi kesehatan, masyarakat lebih memilih pewarna alami dibandingkan pewarna sintetis. Salah satu pewarna alami yang baik bagi kesehatan manusia adalah biji kesumba keling dan angkak merah yang mengandung zat warna alami yaitu karotenoid dan antosianin. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis zat warna yang stabil dari campuran biji kesumba keling dengan angkak merah dengan metode kopigmentasi. Dalam penelitian ini dilakukan proses maserasi untuk mendapatkan ekstrak dari biji kesumba keling dan angkak merah dengan perbandingan 1:10 (b/v). Lalu dicampurkan ekstrak kental dari biji kesumba keling dan angkak merah dengan perbandingan 1:0, 1:1, 1:2 dan 2:1 untuk dilakukan uji stabilitas terhadap pH, paparan sinar matahari, oksidator, penyimpanan, paparan sinar lampu dan suhu lalu diukur absorbansi dengan spektrofotometer visibel. Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen yang didapat dari maserasi biji kesumba keling dan angkak merah sebesar 8,65% dan 11,19%. Uji kestabilan 2:1 memiliki rata-rata kenaikan dan penurunan absorbansi sebesar 33,73%, 30,61% dan 15,06% pada uji pH, paparan sinar matahari dan paparan sinar lampu. Dari uji stabilitas didapatkan bahwa perbandingan 1:2 memiliki rata-rata kenaikan maupun penurunan absorbansi sebesar 2,24% dan 19,28% pada uji oksidator dan uji suhu. Dari uji stabilitas didapatkan bahwa perbandingan 1:1 memiliki rata-rata kenaikan maupun penurunan absorbansi sebesar 12,93% pada uji penyimpanan. Perbandingan 2:1 memiliki kestabilan yang paling baik dibandingkan dengan perbandingan yang lain.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"117 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82292460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan penyakit serius yang secara signifikan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, ginjal dan otak. Hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di dunia. Seledri merupakan tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antihipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk merangkum mekanisme ekstrak seledri (Apium graveolens L) sebagai antihipertensi pada beberapa artikel ilmiah. Metode yang digunakan pada review artikel ini yaitu dengan melakukan studi literatur pada artikel ilmiah yang dipublikasi tahun 2006 - 2021. Terdapat 5 artikel yang sesuai dan dilakukan review. Hasil review artikel menunjukkan ekstrak seledri memiliki aktivitas menurunkan tekanan darah, melalui mekanisme stimulasi reseptor muskarinik, diuretik dan vasodilator.
{"title":"REVIEW : MEKANISME EKSTRAK SELEDRI (Apium Graveolens L) SEBAGAI ANTIHIPERTENSI","authors":"Qarriy Aina Urfiyya","doi":"10.51771/fj.v2i1.280","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v2i1.280","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan penyakit serius yang secara signifikan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, ginjal dan otak. Hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di dunia. Seledri merupakan tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antihipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk merangkum mekanisme ekstrak seledri (Apium graveolens L) sebagai antihipertensi pada beberapa artikel ilmiah. Metode yang digunakan pada review artikel ini yaitu dengan melakukan studi literatur pada artikel ilmiah yang dipublikasi tahun 2006 - 2021. Terdapat 5 artikel yang sesuai dan dilakukan review. Hasil review artikel menunjukkan ekstrak seledri memiliki aktivitas menurunkan tekanan darah, melalui mekanisme stimulasi reseptor muskarinik, diuretik dan vasodilator.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80706502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kecombrang (Etlingera Elatior Jack.) merupakan tumbuhan dari famili Zingiberaceae secara tradisional biasa digunakan oleh masyarakat Sumatera Utara sebagai bahan masakan, memperbanyak asi serta sebagai obat luka. Kecombrang memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, dan asam fenolat yang mampu memberikan efek antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk uji penyembuhan luka sayat ekstrak etanol buah kecombrang terhadap tikus putih dan mengetahui konsentrasi efektif dari ekstrak etanol kulit buah kecombrang dalam mempercepat penyembuhan luka sayat terhadap tikus putih. Serbuk simplisia buah kecombrang dikarakterisasi dan diskrining fitokimia kemudian diekstraksi secara maserasi dengan etanol 96%. Ekstrak diberikan secara topikal dalam 3 konsentrasi yaitu 8%, 10%, dan 12% dalam bentuk sediaan salep. Ekstrak diujikan terhadap luka sayat sepanjang 2 cm pada punggung tikus putih. Kontrol positif yang digunakan adalah betadine salep 10%, sedangkan kontrol negatif hanya dilukai saja dan diberikan basis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecombrang dapat menyembuhkan luka sayat terhadap tikus putih dan dengan konsentrasi 12% sama efektifnya dengan kontrol positif terhadap penyembuhan luka sayat yakni pada hari ke-10.
{"title":"UJI PENYEMBUHAN LUKA SAYAT EKSTRAK ETANOL BUAH KECOMBRANG (Etlingera Elatior Jack.) TERHADAP TIKUS PUTIH","authors":"Grace Anastasia Br. Ginting, Vivi Asfianti, Modesta Harmoni Br. Tarigan","doi":"10.51771/fj.v2i1.201","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v2i1.201","url":null,"abstract":"Kecombrang (Etlingera Elatior Jack.) merupakan tumbuhan dari famili Zingiberaceae secara tradisional biasa digunakan oleh masyarakat Sumatera Utara sebagai bahan masakan, memperbanyak asi serta sebagai obat luka. Kecombrang memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, dan asam fenolat yang mampu memberikan efek antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk uji penyembuhan luka sayat ekstrak etanol buah kecombrang terhadap tikus putih dan mengetahui konsentrasi efektif dari ekstrak etanol kulit buah kecombrang dalam mempercepat penyembuhan luka sayat terhadap tikus putih. Serbuk simplisia buah kecombrang dikarakterisasi dan diskrining fitokimia kemudian diekstraksi secara maserasi dengan etanol 96%. Ekstrak diberikan secara topikal dalam 3 konsentrasi yaitu 8%, 10%, dan 12% dalam bentuk sediaan salep. Ekstrak diujikan terhadap luka sayat sepanjang 2 cm pada punggung tikus putih. Kontrol positif yang digunakan adalah betadine salep 10%, sedangkan kontrol negatif hanya dilukai saja dan diberikan basis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecombrang dapat menyembuhkan luka sayat terhadap tikus putih dan dengan konsentrasi 12% sama efektifnya dengan kontrol positif terhadap penyembuhan luka sayat yakni pada hari ke-10.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91107945","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kulit wajah merupakan bagian tubuh yang menggambarkan keseluruhan kondisi seseorang. Kulit wajah memerlukan pemeliharaan yang khusus, karena kulit wajah merupakan organ yang sensitive terhadap perlakuan dan rangsangan. Masker kulit wajah merupakan salah satu jenis kosmetika tradisional yang dapat digunakan sebagai perawatan wajah untuk mempertahankan kesehatan kulit wajah.Metode dalam penelitian ini menggunakan eksperimental. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini meliputi, pembuatan orientasi basis masker clay, mengkombinasi ekstrak etanol daun papaya dan ekstrak labu kuning menjadi masker clay dengan variasi konsentrasi F0 (0:0), F1 (2:6), F2 (4:4), F3 (6:2) sediaan masker clay, uji evaluasi sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, uji iritasi pada kulit sukarelawan, pengujian waktu kering dan uji antimikroba. Hasil penelitian menunjukan uji evaluasi sediaan masker clay ektrak daun papaya yang dikombinasi ekstrak etanol labu kuning pada uji homogenitas semua konsentrasi homogen, uji pH menunjukan semua konsentrasi sediaan memenuhi persyaratan pH yakni berkisar antara 5-8, pada uji iritasi semua sediaan tidak menimbulkan kemerahan dan pada uji waktu kering semua sediaan memenuhi persyaratan yakni dibawah 30 menit. Pada uji mikroba terhadap bakteri Propianibacterium acne menunjukan zona hambat yang baik pada sediaan masker F2 yaitu 16mm.Kesimpulan ekstrak etanol daun papaya yang dikombinasi dengan ekstrak etanol labu kuning menunjukan dapat digunakan sebagai alternatif kosmetik dan dapat dijadikan referensi untuk digunakan sebagai kosmetik alami.Kata kunci: kombinasi, daun papaya, labu kuning, sediaan, masker clay
{"title":"Formulasi Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Masker Clay Dari Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carita Papaya L) Dan Labu Kuning (Cucurbita Moschata.)","authors":"Ovalina Sylvia Br. Ginting, Siti Susanti Siregar","doi":"10.51771/fj.v2i1.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v2i1.196","url":null,"abstract":"Kulit wajah merupakan bagian tubuh yang menggambarkan keseluruhan kondisi seseorang. Kulit wajah memerlukan pemeliharaan yang khusus, karena kulit wajah merupakan organ yang sensitive terhadap perlakuan dan rangsangan. Masker kulit wajah merupakan salah satu jenis kosmetika tradisional yang dapat digunakan sebagai perawatan wajah untuk mempertahankan kesehatan kulit wajah.Metode dalam penelitian ini menggunakan eksperimental. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini meliputi, pembuatan orientasi basis masker clay, mengkombinasi ekstrak etanol daun papaya dan ekstrak labu kuning menjadi masker clay dengan variasi konsentrasi F0 (0:0), F1 (2:6), F2 (4:4), F3 (6:2) sediaan masker clay, uji evaluasi sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, uji iritasi pada kulit sukarelawan, pengujian waktu kering dan uji antimikroba. Hasil penelitian menunjukan uji evaluasi sediaan masker clay ektrak daun papaya yang dikombinasi ekstrak etanol labu kuning pada uji homogenitas semua konsentrasi homogen, uji pH menunjukan semua konsentrasi sediaan memenuhi persyaratan pH yakni berkisar antara 5-8, pada uji iritasi semua sediaan tidak menimbulkan kemerahan dan pada uji waktu kering semua sediaan memenuhi persyaratan yakni dibawah 30 menit. Pada uji mikroba terhadap bakteri Propianibacterium acne menunjukan zona hambat yang baik pada sediaan masker F2 yaitu 16mm.Kesimpulan ekstrak etanol daun papaya yang dikombinasi dengan ekstrak etanol labu kuning menunjukan dapat digunakan sebagai alternatif kosmetik dan dapat dijadikan referensi untuk digunakan sebagai kosmetik alami.Kata kunci: kombinasi, daun papaya, labu kuning, sediaan, masker clay","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82825336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Fatimah Slamet Basuki, Yuliana Prasetyaningsih, Hermina Yostika Baru
Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga timbul bintik merah dan abses yang meradang pada kulit. Pengobatan jerawat dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, namun mempunyai resiko resistensi terhadap tubuh dan dapat mengiritasi kulit.Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengobatan alternatif menggunakan ekstrak gel Lidah buaya (Aloe vera) yang mempunyai kandungan tanin, lignin, saponin dan.barboloin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak gel lidah buaya (Aloe vera) terhadap bakteri Propionibacterium acne. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode difusi cara sumuran. Ekstrak gel lidah buaya diekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 70% sebagai pelarut. Ekstrak gel lidah buaya yang diperoleh kemudian diencerkan dengan menggunakan PEG 5% pada konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Sampel bakteri Propionibacterium acnes diperoleh dari jerawat orang yang matang yang diidentifikasi di laboratorium. Kontrol positif menggunakan klindamisin dan kontrol negatif menggunakanPEG 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak gel lidah buaya pada konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% memiliki rata-rata diameter zona hambat terhadap Propionibacterium acnes sebesar 6,7 mm; 8,3 mm;12,7 mm; 14,7 mm; 17,3 mm. Kontrol positif (klindamisin) sebesar 20,7 mm dan kontrol negatif (PEG 5 %) tidak memiliki nilai untuk dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak gel lidah buaya pada konsentrasi 80%, 90 dan 100% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, sedangkan konsentrasi 60% dan 70% tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes","authors":"Siti Fatimah Slamet Basuki, Yuliana Prasetyaningsih, Hermina Yostika Baru","doi":"10.51771/FJ.V1I2.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/FJ.V1I2.120","url":null,"abstract":"Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga timbul bintik merah dan abses yang meradang pada kulit. Pengobatan jerawat dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, namun mempunyai resiko resistensi terhadap tubuh dan dapat mengiritasi kulit.Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengobatan alternatif menggunakan ekstrak gel Lidah buaya (Aloe vera) yang mempunyai kandungan tanin, lignin, saponin dan.barboloin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak gel lidah buaya (Aloe vera) terhadap bakteri Propionibacterium acne. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode difusi cara sumuran. Ekstrak gel lidah buaya diekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 70% sebagai pelarut. Ekstrak gel lidah buaya yang diperoleh kemudian diencerkan dengan menggunakan PEG 5% pada konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Sampel bakteri Propionibacterium acnes diperoleh dari jerawat orang yang matang yang diidentifikasi di laboratorium. Kontrol positif menggunakan klindamisin dan kontrol negatif menggunakanPEG 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak gel lidah buaya pada konsentrasi 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% memiliki rata-rata diameter zona hambat terhadap Propionibacterium acnes sebesar 6,7 mm; 8,3 mm;12,7 mm; 14,7 mm; 17,3 mm. Kontrol positif (klindamisin) sebesar 20,7 mm dan kontrol negatif (PEG 5 %) tidak memiliki nilai untuk dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak gel lidah buaya pada konsentrasi 80%, 90 dan 100% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, sedangkan konsentrasi 60% dan 70% tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. \u0000 ","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84944277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada akhir 2019, terjadi wabah pneumonia baru berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sehingga perlu dilakukan penghambatan protein virus tersebut sebagai salah satu penemuan kandidat obat baru. Tujuan penelitian untuk mencari bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam pada buah dan daun jambu biji (Psidium guajava L) mempunyai aktivitas sebagai antivirus dengan cara menghambat protein SARS-CoV-2. Metode penambatan molekul (docking molecular) untuk prediksi struktur kompleks senyawa-protein yang dinamakan docking ligan-protein. Penelitian dilakukan dengan cara analisis secara In Silico senyawa metabolit sekunder tanaman jambu biji dan memodelkan interaksi senyawa pada protein SARS-CoV-2 yang berperan sebagai antivirus. Software yang digunakan adalah PLANTS, YASARA, ChemSketch, dan Ligplus. Penelitian diawali dengan validasi internal pada salah satu reseptor SARS-CoV-2 dengan kode protein PDB.ID 6LU7. Proses docking dilakukan terhadap native ligand, senyawa kimia pada tanaman jambu biji, dan senyawa pembanding sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa score docking dari tiga senyawa metabolit sekunder terbaik masih lebih tinggi dibandingkan dengan ligan native-nya. Score docking kaemferol, kuersetin dan hyperin adalah -90.399, -92.012 dan -92.231 kkal/mol. Ikatan kompleks dengan ligan native masih lebih stabil (kuat) dibandingkan dengan kompleks antara protein dan senyawa aktif dari Jambu Biji.
{"title":"DOCKING MOLEKULER SENYAWA AKTIF BUAH DAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PROTEIN SARS-CoV-2","authors":"R. Manalu","doi":"10.51771/FJ.V1I2.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/FJ.V1I2.89","url":null,"abstract":"Pada akhir 2019, terjadi wabah pneumonia baru berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sehingga perlu dilakukan penghambatan protein virus tersebut sebagai salah satu penemuan kandidat obat baru. Tujuan penelitian untuk mencari bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam pada buah dan daun jambu biji (Psidium guajava L) mempunyai aktivitas sebagai antivirus dengan cara menghambat protein SARS-CoV-2. Metode penambatan molekul (docking molecular) untuk prediksi struktur kompleks senyawa-protein yang dinamakan docking ligan-protein. Penelitian dilakukan dengan cara analisis secara In Silico senyawa metabolit sekunder tanaman jambu biji dan memodelkan interaksi senyawa pada protein SARS-CoV-2 yang berperan sebagai antivirus. Software yang digunakan adalah PLANTS, YASARA, ChemSketch, dan Ligplus. Penelitian diawali dengan validasi internal pada salah satu reseptor SARS-CoV-2 dengan kode protein PDB.ID 6LU7. Proses docking dilakukan terhadap native ligand, senyawa kimia pada tanaman jambu biji, dan senyawa pembanding sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa score docking dari tiga senyawa metabolit sekunder terbaik masih lebih tinggi dibandingkan dengan ligan native-nya. Score docking kaemferol, kuersetin dan hyperin adalah -90.399, -92.012 dan -92.231 kkal/mol. Ikatan kompleks dengan ligan native masih lebih stabil (kuat) dibandingkan dengan kompleks antara protein dan senyawa aktif dari Jambu Biji.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"65 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80876032","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran nafas antara lain faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri maupun publik, serta rendahnya gizi (Khairunnisa dkk, 2016). Puskesmas Sinepeng merupakan Puskesmas yang terletak di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Puskesmas Sinepeng pada Tahun 2019 sebanyak 82 orang terindikasi mengalami Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Kemudian pada bulan Januari 2020 terdapat sebanyak 8 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) kemudian meningkat pada Bulan Februari 2020 sebanyak 9 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) selanjutnya Bulan Maret 2020 sebanyak 6 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Meskipun mengalami frekuensinya naik turun namun tetap harus diperhatikan. Jenis antibiotik yang tersedia di Puskesmas sinepeng adalah amoxicilline 500 mg, cifrofloxacine 500 mg, eritromicine 500 mg, doxicilline 100 mg, citromoxazol 480 mg, metronidazole 500 mg, tetracicline 250 mg, clindamicine 300 mg dan chloramphenicole 250 mg. Berdasarkan data resep Puskesmas Sinepeng didapatkan bahwa antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoxicilline 500 mg, cifrofloxacine 500 mg dan eritromicine 500 mg. Kata kunci: Penggunaan antibiotik
{"title":"PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS DI PUSKESMAS SINEPENG KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL","authors":"Ovalina Sylvia Br. Ginting, Teti Irawati","doi":"10.51771/FJ.V1I2.130","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/FJ.V1I2.130","url":null,"abstract":"Hipertensi Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas adalah berbagai mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran nafas antara lain faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap kesehatan diri maupun publik, serta rendahnya gizi (Khairunnisa dkk, 2016). Puskesmas Sinepeng merupakan Puskesmas yang terletak di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Puskesmas Sinepeng pada Tahun 2019 sebanyak 82 orang terindikasi mengalami Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Kemudian pada bulan Januari 2020 terdapat sebanyak 8 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) kemudian meningkat pada Bulan Februari 2020 sebanyak 9 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) selanjutnya Bulan Maret 2020 sebanyak 6 orang terindikasi penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Meskipun mengalami frekuensinya naik turun namun tetap harus diperhatikan. Jenis antibiotik yang tersedia di Puskesmas sinepeng adalah amoxicilline 500 mg, cifrofloxacine 500 mg, eritromicine 500 mg, doxicilline 100 mg, citromoxazol 480 mg, metronidazole 500 mg, tetracicline 250 mg, clindamicine 300 mg dan chloramphenicole 250 mg. Berdasarkan data resep Puskesmas Sinepeng didapatkan bahwa antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoxicilline 500 mg, cifrofloxacine 500 mg dan eritromicine 500 mg. \u0000 \u0000Kata kunci: Penggunaan antibiotik","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72908029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi masih menjadi penyakit kardiovaskular yang sampai saat ini prevalensinya diperkirakan terus bertambah di seluruh dunia. Hipertensi perlu mendapat perhatian khususnya dalam sistem pelayanan kesehatan dibidang farmasi dengan menjamin tersedianya obat-obatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase Obat Antihipertensi pada Periode September 2019 sampai dengan September 2020 di RSUD Kota Pinang. Penelitian ini merupakan penelitian restrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di RSUD Kota Pinang pada periode Bulan September 2019 sampai dengan September 2020 sebanyak 492 orang berdasarkan data rekam medik di RSUD Kota Pinang. Pengambilan sampel menggunakan Simple Rando sampling sebanyak 83 orang. Obat antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi di RSUD Kota Pinang seperti candesartan 8 mg, candesartan 16 mg, Amlodipine 5 mg, Amlodipine 10 mg, Lisinopril 5 mg, Lisinopril 10 mg, captopril 12,5 mg dan Captopril 25 mg. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Profil Pasien di RSUD Kota Pinang adalah sebagian besar umur 61-70 Tahun, jenis kelamin sebagian besar perempuan, jenis perawatan sebagian besar adalah rawat jalan dan klasifikasi hipertensi sebagaian besar adalah sedang, Jenis Obat Antihipertensi yang digunakan di RSUD Kota Pinang Periode September 2019 sampai dengan September 2020 adalah candesartan 8 mg, candesartan 16 mg, Amlodipine 5 mg, Amlodipine 10 mg, Lisinopril 5 mg, Lisinopril 10 mg, captopril 12,5 mg dan Captopril 25 mg dan Presentase Obat Antihipertensi yang sering diresepkan pada Periode September 2019 sampai dengan September 2020 adalah Amlodipine 10 mg. Saran dalam penelitian diharapkan menjadi referensi awal dalam melanjutkan penelitian yang sama serta menambah variabel penelitian agar penelitian tersebut dapat semakin akurat. Kata kunci: Obat Antihipertensi
{"title":"PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PERIODE SEPTEMBER 2019 SAMPAI DENGAN SEPTEMBER 2020 DI RSUD KOTA PINANG","authors":"Ovalina Sylvia Br. Ginting, Khairinah Pasaribu","doi":"10.51771/FJ.V1I2.132","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/FJ.V1I2.132","url":null,"abstract":"Hipertensi masih menjadi penyakit kardiovaskular yang sampai saat ini prevalensinya diperkirakan terus bertambah di seluruh dunia. Hipertensi perlu mendapat perhatian khususnya dalam sistem pelayanan kesehatan dibidang farmasi dengan menjamin tersedianya obat-obatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase Obat Antihipertensi pada Periode September 2019 sampai dengan September 2020 di RSUD Kota Pinang. Penelitian ini merupakan penelitian restrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di RSUD Kota Pinang pada periode Bulan September 2019 sampai dengan September 2020 sebanyak 492 orang berdasarkan data rekam medik di RSUD Kota Pinang. Pengambilan sampel menggunakan Simple Rando sampling sebanyak 83 orang. Obat antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi di RSUD Kota Pinang seperti candesartan 8 mg, candesartan 16 mg, Amlodipine 5 mg, Amlodipine 10 mg, Lisinopril 5 mg, Lisinopril 10 mg, captopril 12,5 mg dan Captopril 25 mg. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Profil Pasien di RSUD Kota Pinang adalah sebagian besar umur 61-70 Tahun, jenis kelamin sebagian besar perempuan, jenis perawatan sebagian besar adalah rawat jalan dan klasifikasi hipertensi sebagaian besar adalah sedang, Jenis Obat Antihipertensi yang digunakan di RSUD Kota Pinang Periode September 2019 sampai dengan September 2020 adalah candesartan 8 mg, candesartan 16 mg, Amlodipine 5 mg, Amlodipine 10 mg, Lisinopril 5 mg, Lisinopril 10 mg, captopril 12,5 mg dan Captopril 25 mg dan Presentase Obat Antihipertensi yang sering diresepkan pada Periode September 2019 sampai dengan September 2020 adalah Amlodipine 10 mg. Saran dalam penelitian diharapkan menjadi referensi awal dalam melanjutkan penelitian yang sama serta menambah variabel penelitian agar penelitian tersebut dapat semakin akurat. \u0000 \u0000Kata kunci: Obat Antihipertensi","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79486628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}