The high nutritional content in catfish oil can be a rich source of omega-3 fatty acids, which function in the development of the child's brain. However, the high fatty acid content causes fish oil to become more susceptible to oxidation during the storage process, which can be prevented by adding antioxidants. This study aims to determine the quality of catfish oil after adding ginger oil as an antioxidant. The method used is the titration method to determine the peroxide value and the number of free fatty acids. The results obtained for fish oil peroxide with the addition of ginger oil on days 0, 7, and 14 were 1.58 meq/kg, 1.58 meq/kg, and 2.11 meq/kg. The free fatty acid values of catfish oil added to ginger oil on days 0, 7, and 14 were 0.57%, 0.58%, and 2.11%, respectively. These results show that this value still meets IFOS standards, and ginger oil can act as an antioxidant.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK JAHE SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI DALAM PENINGKATAN KUALITAS MINYAK IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus)","authors":"Yan Hendrika, Azlaini Yus Nasution, Vonny Kurnia Utama, Sherly Putri Arsila","doi":"10.51771/fj.v3i2.544","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i2.544","url":null,"abstract":"The high nutritional content in catfish oil can be a rich source of omega-3 fatty acids, which function in the development of the child's brain. However, the high fatty acid content causes fish oil to become more susceptible to oxidation during the storage process, which can be prevented by adding antioxidants. This study aims to determine the quality of catfish oil after adding ginger oil as an antioxidant. The method used is the titration method to determine the peroxide value and the number of free fatty acids. The results obtained for fish oil peroxide with the addition of ginger oil on days 0, 7, and 14 were 1.58 meq/kg, 1.58 meq/kg, and 2.11 meq/kg. The free fatty acid values of catfish oil added to ginger oil on days 0, 7, and 14 were 0.57%, 0.58%, and 2.11%, respectively. These results show that this value still meets IFOS standards, and ginger oil can act as an antioxidant.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"129 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77880446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Angraini, A. Putri, Asti Aulia Etisia, A. Fitriani, Arini Putri Anggraini, Daffa Devira Yuri
World Health Organization memperkirakan pada tahun 2019 prevalensi hipertensi secara global adalah 22%. Berdasarkan laporan RISKESDAS 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,11% dan Kalimantan Selatan menempati proporsi tertinggi (44,13%). Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi obat, termasuk faktor risiko di RT. 02 Desa Wonorejo. Tim PBL melakukan intervensi dengan mengadakan pembentukan program rumah jamu sebagai upaya penganggulangan hipertensi disertai sosialisadi dan pemberian leaflet. Sebanyak 30 warga hadir untuk mengikuti pengukuran kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya rerata tingkat pengetahuan (p-value= 0,0001) dan sikap (p-value= 0,0001) meningkat, dan berhubungan dengan pemberian leaflet. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan bahwa perubahan sikap dan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi dapat mempengaruhi risiko terkena hipertensi, tetapi penelitian ini membuktikan adanya pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular, sebagai tujuan kesehatan masyarakat.
{"title":"PROGRAM RUMAH JAMU SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN HIPERTENSI DI DESA WONOREJO","authors":"A. Angraini, A. Putri, Asti Aulia Etisia, A. Fitriani, Arini Putri Anggraini, Daffa Devira Yuri","doi":"10.51771/fj.v3i1.457","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.457","url":null,"abstract":"World Health Organization memperkirakan pada tahun 2019 prevalensi hipertensi secara global adalah 22%. Berdasarkan laporan RISKESDAS 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,11% dan Kalimantan Selatan menempati proporsi tertinggi (44,13%). Salah satu faktor risiko hipertensi adalah kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi obat, termasuk faktor risiko di RT. 02 Desa Wonorejo. Tim PBL melakukan intervensi dengan mengadakan pembentukan program rumah jamu sebagai upaya penganggulangan hipertensi disertai sosialisadi dan pemberian leaflet. Sebanyak 30 warga hadir untuk mengikuti pengukuran kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya rerata tingkat pengetahuan (p-value= 0,0001) dan sikap (p-value= 0,0001) meningkat, dan berhubungan dengan pemberian leaflet. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan bahwa perubahan sikap dan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi dapat mempengaruhi risiko terkena hipertensi, tetapi penelitian ini membuktikan adanya pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular, sebagai tujuan kesehatan masyarakat.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"88 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76256597","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan, baik daging ayam, babi ataupun sapi serta berbagai produk makanan laut seperti ikan, udang, dan kepiting, lalu dicampur dengan tepung kanji serta berbagai macam bumbu, lalu di bentuk bulatan-bulatan dan kemudian direbus. Mie adalah makanan yang lazim dan digemari oleh masyarakat, mulai dari usia muda sampai tua karena mie harganya yang ekonomis dan cara pengolahannya juga mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada bakso dan mie kuning yang diperjualbelikan di sekitar Jalan Soebrantas Panam Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pereaksi warna. Penelitian ini dilakukan di laboratorium analisa makanan dan minuman universitas abdurrab pada bulan januari 2022. Hasil pengujian dengan pereaksi Schiff diperoleh empat sampel bakso positif dan dua sampel mie kuning positif mengandung formalin, dengan pereaksi FeCl3 diperoleh empat sampel bakso positif dan dua sampel mie kuning positif mengandung formalin. Bakso dan mie kuning yang positif mengandung formalin tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam permenkes RI No. 033 tahun 2012, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.
{"title":"IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA BAKSO DAN MIE KUNING YANG BEREDAR DI JALAN SOEBRANTAS KOTA PEKANBARU SECARA KUALITATIF","authors":"Kony Putriani, Denia Pratiwi, Nadya Putri Auliya Serawaidi, Novitalia Nur Abdiani","doi":"10.51771/fj.v3i1.449","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.449","url":null,"abstract":"Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan, baik daging ayam, babi ataupun sapi serta berbagai produk makanan laut seperti ikan, udang, dan kepiting, lalu dicampur dengan tepung kanji serta berbagai macam bumbu, lalu di bentuk bulatan-bulatan dan kemudian direbus. Mie adalah makanan yang lazim dan digemari oleh masyarakat, mulai dari usia muda sampai tua karena mie harganya yang ekonomis dan cara pengolahannya juga mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada bakso dan mie kuning yang diperjualbelikan di sekitar Jalan Soebrantas Panam Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pereaksi warna. Penelitian ini dilakukan di laboratorium analisa makanan dan minuman universitas abdurrab pada bulan januari 2022. Hasil pengujian dengan pereaksi Schiff diperoleh empat sampel bakso positif dan dua sampel mie kuning positif mengandung formalin, dengan pereaksi FeCl3 diperoleh empat sampel bakso positif dan dua sampel mie kuning positif mengandung formalin. Bakso dan mie kuning yang positif mengandung formalin tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam permenkes RI No. 033 tahun 2012, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82936909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eva Diansari Marbun, Alfiana Safitri, Vivi Asfianti
Mengingat banyaknya iklan produk krim pemutih di televisi, belum lagi di media cetak memang sangat menggiurkan. Apapun rela mereka lakukan untuk tampil lebih cantik dengan kulit wajah yang putih bersih. Bahkan harga bukan masalah bagi mereka. Tetapi, tanpa mereka sadari banyak efek yang ditimbulkan oleh produk krim pemutih yang mengandung zat-zat kimia berbahaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah dan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 36 orang. Analisa data menggunakan uji Chi-square. Hasil dari penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen terhadap bahaya krim pemutih wajah meunjukkan pengetahuan diperoleh hasil baik (2.8%) cukup (27.8%) dan kurang (69.4%). Persepsi diperoleh hasil sangat baik (11.1%) baik (75.0%) dan cukup (13.9%). Adanya hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen diperoleh hasil dengan nilai p value sebesar 0,018< 0,05.
{"title":"HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSEPSI WANITA DI DESA LANCOK-LANCOK KECAMATAN KUALA KABUPATEN BIREUEN TERHADAP BAHAYA KRIM PEMUTIH WAJAH","authors":"Eva Diansari Marbun, Alfiana Safitri, Vivi Asfianti","doi":"10.51771/fj.v3i1.492","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.492","url":null,"abstract":"Mengingat banyaknya iklan produk krim pemutih di televisi, belum lagi di media cetak memang sangat menggiurkan. Apapun rela mereka lakukan untuk tampil lebih cantik dengan kulit wajah yang putih bersih. Bahkan harga bukan masalah bagi mereka. Tetapi, tanpa mereka sadari banyak efek yang ditimbulkan oleh produk krim pemutih yang mengandung zat-zat kimia berbahaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah dan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 36 orang. Analisa data menggunakan uji Chi-square. Hasil dari penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen terhadap bahaya krim pemutih wajah meunjukkan pengetahuan diperoleh hasil baik (2.8%) cukup (27.8%) dan kurang (69.4%). Persepsi diperoleh hasil sangat baik (11.1%) baik (75.0%) dan cukup (13.9%). Adanya hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen diperoleh hasil dengan nilai p value sebesar 0,018< 0,05.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"208 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78492988","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vitamin C merupakan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang digunakan dalam produksi kolagen, pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan yodium, pertumbuhan jaringan, pembentukan sel darah merah, dan kekebalan terhadap infeksi. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kadar vitamin c dalam kedondong segar dan manisan kedondong dalam penyimpanan yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eskperimental laboratorium menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Kadar vitamin c pada buah kedondong segar, pada manisan kedondong yang disimpan pada kulkas, dan manisan kedondong yang disimpan pada suhu kamar berturut-turut adalah 0,0664%; 0,040875 dan 0,0299%. Penyimpanan yang paling baik adalah dalam suhu kulkas sehingga dapat menjaga kandungan vitamin c pada buah dan sayur.
{"title":"PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH KEDONDONG (Spondidas dulcis) SEGAR DAN MANISAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS","authors":"Yan Hendrika, A. Wijaya","doi":"10.51771/fj.v3i1.482","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.482","url":null,"abstract":"Vitamin C merupakan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang digunakan dalam produksi kolagen, pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan yodium, pertumbuhan jaringan, pembentukan sel darah merah, dan kekebalan terhadap infeksi. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kadar vitamin c dalam kedondong segar dan manisan kedondong dalam penyimpanan yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eskperimental laboratorium menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Kadar vitamin c pada buah kedondong segar, pada manisan kedondong yang disimpan pada kulkas, dan manisan kedondong yang disimpan pada suhu kamar berturut-turut adalah 0,0664%; 0,040875 dan 0,0299%. Penyimpanan yang paling baik adalah dalam suhu kulkas sehingga dapat menjaga kandungan vitamin c pada buah dan sayur.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85241454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nilsya Febrika Zebua, Riska Julia Safriana, S. Aisyah, Afni Saufa Yarda, Sulika Hati, Khoiriyah Khairul, Fekbri Yanti
Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat, selain itu daun salam juga mengandung vitamin A, vitamin E yang berkhasiat sebagai antioksidan. Penggunaan ekstrak etanol daun salam secara langsung pada kulit dinilai kurang efektif sehingga perlu diformulasikan dalam sediaan serum tabir surya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mutu fisik, stabilitas, dan nilai SPF dari sediaan serum tabir surya ekstrak daun salam. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol daun salam dengan variasi konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, blanko dan blanko SPF. Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan serum adalah metode DPPH, dengan mengetahui nilai IC50. Penetapan nilai IC50 menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Evaluasi mutu fisik sediaan serum meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, pengukuran pH sediaan, stabilitas sediaan, uji viskositas, uji iritasi dan uji kesukaan. Hasil mutu fisik sediaan serum ekstrak daun salam mempunyai rentang pH 5,72-6,31 pada awal sediaan, dan pH setelah pengujian stabilitas (Cycling test) 5,68-6,26. Hasil viskositas sediaan memiliki rentang 1230-1720 mPa.s. Nilai IC50 ekstrak (38,34), F0 blanko (820,04 µg/mL), F1 5% (74,46 µg/mL), F2 7,5% (64,85 µg/mL), dan F3 10% (45,91 µg/mL). Nilai SPF F0 blanko (1,33), F1 (31,16), F2 (22,19), F3 (6,9), F4 blanko SPF (24,2). Ekstrak etanol dari daun salam diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan nilai SPF yang sangat besar yang diformulasikan menjadi sediaan serum wajah serta tidak mengiritasi kulit.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENENTUAN NILAI SPF EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) PADA SEDIAAN SERUM WAJAH","authors":"Nilsya Febrika Zebua, Riska Julia Safriana, S. Aisyah, Afni Saufa Yarda, Sulika Hati, Khoiriyah Khairul, Fekbri Yanti","doi":"10.51771/fj.v3i1.500","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.500","url":null,"abstract":"Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat, selain itu daun salam juga mengandung vitamin A, vitamin E yang berkhasiat sebagai antioksidan. Penggunaan ekstrak etanol daun salam secara langsung pada kulit dinilai kurang efektif sehingga perlu diformulasikan dalam sediaan serum tabir surya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mutu fisik, stabilitas, dan nilai SPF dari sediaan serum tabir surya ekstrak daun salam. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol daun salam dengan variasi konsentrasi 5%, 7,5%, 10%, blanko dan blanko SPF. Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan serum adalah metode DPPH, dengan mengetahui nilai IC50. Penetapan nilai IC50 menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Evaluasi mutu fisik sediaan serum meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, pengukuran pH sediaan, stabilitas sediaan, uji viskositas, uji iritasi dan uji kesukaan. Hasil mutu fisik sediaan serum ekstrak daun salam mempunyai rentang pH 5,72-6,31 pada awal sediaan, dan pH setelah pengujian stabilitas (Cycling test) 5,68-6,26. Hasil viskositas sediaan memiliki rentang 1230-1720 mPa.s. Nilai IC50 ekstrak (38,34), F0 blanko (820,04 µg/mL), F1 5% (74,46 µg/mL), F2 7,5% (64,85 µg/mL), dan F3 10% (45,91 µg/mL). Nilai SPF F0 blanko (1,33), F1 (31,16), F2 (22,19), F3 (6,9), F4 blanko SPF (24,2). Ekstrak etanol dari daun salam diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan nilai SPF yang sangat besar yang diformulasikan menjadi sediaan serum wajah serta tidak mengiritasi kulit.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90028956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nadya Putri Auliya Serawaidi, Susi Ari Kristina, Anna Wahyuni Widayanti
Swamendikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami oleh masyarakat seperti, demam, pusing , nyeri, sakit maagh, diare daln lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya obat golongan vitamin yang dibuang serta nilai ekonominya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mengambil data dari apotek yang bekerjasama dengan BPOM dalam Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta. Data obat yang dikumpulkan yaitu data pembuangan sampah obat dari bulan November - Desember 2020 menggunakan lembar pengumpulan data yang berisi nama obat, potensi, bentuk sediaan, jumlah sisa dan harga obat. Obat golongan vitamin yang berhasil terkumpul pada Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta sebanyak 35 item dengan persentase 19,89%. Nilai ekonomi obat golongan vitamin pada penelitian terhadap Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta yaitu sebesar Rp. 1.145.233 dengan jumlah item obat sebanyak 35 item obat. Penelitian ini memberi gambaran bahwa nilai ekonomi obat yang terkumpul pada prograam pembuangan merupakan pemborosan Banyaknya pebuangan obat golongan vitamin kemungkinan karena tinggina konsumsi vitamin dimasyarakat. Hal ini juga dipicu oleh gayahidup yang mulai berubah.Adanya program buang sampah obat ini dapat menjadi fasilitas masyarakat agar dapat membuang obat yang tidak terpakai dengan cara yang benar.
{"title":"ESTIMASI BIAYA OBAT KATEGORI VITAMIN YANG TIDAK DIGUNAKAN PADA PROGRAM PENGEMBALIAN OBAT DI YOGYAKARTA","authors":"Nadya Putri Auliya Serawaidi, Susi Ari Kristina, Anna Wahyuni Widayanti","doi":"10.51771/fj.v3i1.450","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.450","url":null,"abstract":"Swamendikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami oleh masyarakat seperti, demam, pusing , nyeri, sakit maagh, diare daln lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya obat golongan vitamin yang dibuang serta nilai ekonominya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mengambil data dari apotek yang bekerjasama dengan BPOM dalam Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta. Data obat yang dikumpulkan yaitu data pembuangan sampah obat dari bulan November - Desember 2020 menggunakan lembar pengumpulan data yang berisi nama obat, potensi, bentuk sediaan, jumlah sisa dan harga obat. Obat golongan vitamin yang berhasil terkumpul pada Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta sebanyak 35 item dengan persentase 19,89%. Nilai ekonomi obat golongan vitamin pada penelitian terhadap Program Buang Sampah Obat di Yogyakarta yaitu sebesar Rp. 1.145.233 dengan jumlah item obat sebanyak 35 item obat. Penelitian ini memberi gambaran bahwa nilai ekonomi obat yang terkumpul pada prograam pembuangan merupakan pemborosan Banyaknya pebuangan obat golongan vitamin kemungkinan karena tinggina konsumsi vitamin dimasyarakat. Hal ini juga dipicu oleh gayahidup yang mulai berubah.Adanya program buang sampah obat ini dapat menjadi fasilitas masyarakat agar dapat membuang obat yang tidak terpakai dengan cara yang benar.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"263 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77766913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bunga kitolod (Isotoma longiflora (L). Presi) secara empiris telah digunakan oleh masyarakat untuk mengobati gangguan mata seperti mata merah muda (konjungtivitis). Kemampuannya sebagai obat karena bunga kitolod mengandung alkaloid, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas antibakteri infus bunga Kitolod terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Pada penelitian ini menggunakan metode difusi, seduhan bunga kitolod. Sampel uji yang digunakan adalah infus bunga kitolod dengan konsentrasi 1,25%; 2.5%; 5%, dan kontrol positif kloramfenikol 0,5%. Hasil penelitian berdasarkan pengujian dan pengamatan menunjukkan bahwa perendaman bunga kitolod efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, namun tidak lebih efektif dalam menghambat atau membunuh bakteri Staphylococcus aureus dibandingkan kloramfenikol.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDUHAN BUNGA KITOLOD (Isotoma longiflora (L.) Presi) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus","authors":"Danang Yulianto","doi":"10.51771/fj.v3i1.407","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.407","url":null,"abstract":"Bunga kitolod (Isotoma longiflora (L). Presi) secara empiris telah digunakan oleh masyarakat untuk mengobati gangguan mata seperti mata merah muda (konjungtivitis). Kemampuannya sebagai obat karena bunga kitolod mengandung alkaloid, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas antibakteri infus bunga Kitolod terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Pada penelitian ini menggunakan metode difusi, seduhan bunga kitolod. Sampel uji yang digunakan adalah infus bunga kitolod dengan konsentrasi 1,25%; 2.5%; 5%, dan kontrol positif kloramfenikol 0,5%. Hasil penelitian berdasarkan pengujian dan pengamatan menunjukkan bahwa perendaman bunga kitolod efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, namun tidak lebih efektif dalam menghambat atau membunuh bakteri Staphylococcus aureus dibandingkan kloramfenikol.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88781465","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah sangat beragam dan berkembang pesat. Namun, khusus pada jajanan kuliner belum dijamin keamanannya dari adanya cemaran mikroba patogen dalam makanan dan minuman. Adanya cemaran mikroba patogen pada makanan dan minuman dapat menimbulkan resiko penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya cemaran mikroba patogen pada sampel susu kedelai usaha rumahan di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan pada Bulan Juni-Agustus 2022. Sampel pengujian ini diambil dari tujuh produsen susu kedelai usaha rumahan..Uji yang dilakukan meliputi penetapan Angka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang Khamir (AKK), Angka Paling Mungkin (APM) Coliform, serta identifikasi Escherichia coli, Salmonella-Shigella, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa yang mengacu pada metode dalam SNI 7388-2009.Dari tujuh sampel susu kedelai yang diperiksa menunjukkan sampel A, B, C, dan D tercemar sedangkan sampel E, F, dan G tidak tercemar mikroba patogen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa belum seluruh sampel susu kedelai terjamin kualitasnya secara mikrobiologis.
{"title":"UJI CEMARAN MIKROBA SUSU KEDELAI USAHA RUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN","authors":"Rahmadani Rahmadani, Cut Intan Annisa Puteri, Ovalina Sylvia Br. Ginting","doi":"10.51771/fj.v3i1.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.399","url":null,"abstract":"Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah sangat beragam dan berkembang pesat. Namun, khusus pada jajanan kuliner belum dijamin keamanannya dari adanya cemaran mikroba patogen dalam makanan dan minuman. Adanya cemaran mikroba patogen pada makanan dan minuman dapat menimbulkan resiko penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya cemaran mikroba patogen pada sampel susu kedelai usaha rumahan di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan pada Bulan Juni-Agustus 2022. Sampel pengujian ini diambil dari tujuh produsen susu kedelai usaha rumahan..Uji yang dilakukan meliputi penetapan Angka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang Khamir (AKK), Angka Paling Mungkin (APM) Coliform, serta identifikasi Escherichia coli, Salmonella-Shigella, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa yang mengacu pada metode dalam SNI 7388-2009.Dari tujuh sampel susu kedelai yang diperiksa menunjukkan sampel A, B, C, dan D tercemar sedangkan sampel E, F, dan G tidak tercemar mikroba patogen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa belum seluruh sampel susu kedelai terjamin kualitasnya secara mikrobiologis.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89548656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Prevalensi akne vulgaris di Indonesia bisa dibilang termasuk sangat tinggi, karena negara ini berada dalam iklim tropis yang memiliki kelembapan tinggi. Akne vulgaris dapat disebabkan karena banyak faktor, salah satunya adalah karena infeksi dari bakteri Propionibacterium acne. Bakteri mudah tumbuh dengan kondisi lingkungan yang lembab. Pengobatan akne vulgaris dapat menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dalam pengobatan akne vulgaris dapat menimbulkan masalah resistensi, maka dari itu diperlukan alternatif lain yaitu bahan alam. Salah satu bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri adalah daun sirih cina (Peperomia pellucida L.). Ekstrak etanol 96% daun sirih cina dengan konsentrasi 15% memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Propionibacterium acne. Senyawa yang memiliki potensi antibakteri pada ekstrak daun sirih cina adalah flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Untuk memaksimalkan pemanfaatan daun sirih cina maka perlu untuk diformulasi. Salah satu formulasi untuk topikal adalah krim. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasi sediaan krim ekstrak daun sirih cina dengan kombinasi variasi konsentrasi trietanolamin (TEA) dan asam stearat sebagai basis krim. Formulasi sediaan krim dengan kombinasi asam stearat dan TEA menghasilkan sifat fisik yang baik berupa organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, tipe krim, dan viskositas.
{"title":"FORMULASI KRIM EKSTRAK DAUN SIRIH CINA (Peperomia Pellucida L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN DAN ASAM STEARAT","authors":"Nur Cholis Endriyatno, D. Puspitasari","doi":"10.51771/fj.v3i1.416","DOIUrl":"https://doi.org/10.51771/fj.v3i1.416","url":null,"abstract":"Prevalensi akne vulgaris di Indonesia bisa dibilang termasuk sangat tinggi, karena negara ini berada dalam iklim tropis yang memiliki kelembapan tinggi. Akne vulgaris dapat disebabkan karena banyak faktor, salah satunya adalah karena infeksi dari bakteri Propionibacterium acne. Bakteri mudah tumbuh dengan kondisi lingkungan yang lembab. Pengobatan akne vulgaris dapat menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dalam pengobatan akne vulgaris dapat menimbulkan masalah resistensi, maka dari itu diperlukan alternatif lain yaitu bahan alam. Salah satu bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri adalah daun sirih cina (Peperomia pellucida L.). Ekstrak etanol 96% daun sirih cina dengan konsentrasi 15% memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Propionibacterium acne. Senyawa yang memiliki potensi antibakteri pada ekstrak daun sirih cina adalah flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Untuk memaksimalkan pemanfaatan daun sirih cina maka perlu untuk diformulasi. Salah satu formulasi untuk topikal adalah krim. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasi sediaan krim ekstrak daun sirih cina dengan kombinasi variasi konsentrasi trietanolamin (TEA) dan asam stearat sebagai basis krim. Formulasi sediaan krim dengan kombinasi asam stearat dan TEA menghasilkan sifat fisik yang baik berupa organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, tipe krim, dan viskositas.","PeriodicalId":12464,"journal":{"name":"FORTE JOURNAL","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87853217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}