Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi dan insiden gagal g injal yang meningkat. Penurunan fungsi ginjal mengharuskan pasien menjalani terapi hemodialisa. Pemberian obat antihipertensi sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hipertensi dengan gangguan gagal ginjal kronik. Penelitian ini bertujuan untuk m engetahui penggunaan obat antihipertensi, golongan obat antihipertensi yang digunakan dan golongan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan. Populasi penelitian adalah semua pasien hemodialisa yang menggunakan obat antihipertensi. Besar sampel adal ah 78 pasien yang dipilih menggunakan teknik Random Sampling. Berdasarkan hasil penelitian golongan obat antihipertensi yang digunakan yaitu CCB, ARB, BB, dan Diuretik. Penggunaan obat antihipertensi pada pasien hemodialisa diberikan monoterapi dan kombina si. Monoterapi pada golongan CCB 8,97%, Diuretik 6,41% dan ARB 1,28%. Terapi kombinasi dari golongan CCB dan Diuretik paling banyak digunakan yaitu sebesar 64,10%,CCB Diuretik dan ARB sebanyak 14,10%, CCB dan ARB sebanyak 3,84%, serta CCB dan BB sebanyak 1,28%.
{"title":"GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH CILACAP PERIODE OKTOBER - DESEMBER 2018","authors":"Tri Kumala Swandari R.A.Ag Nuur R. Nikmah","doi":"10.36760/jp.v1i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.36760/jp.v1i1.25","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan \u0000masyarakat global dengan prevalensi dan insiden gagal g \u0000injal yang \u0000meningkat. Penurunan fungsi ginjal mengharuskan pasien menjalani \u0000terapi hemodialisa. Pemberian obat antihipertensi sangat berpengaruh \u0000terhadap kualitas hidup pasien hipertensi dengan gangguan gagal \u0000ginjal kronik. Penelitian ini bertujuan untuk m \u0000engetahui penggunaan \u0000obat antihipertensi, golongan obat antihipertensi yang digunakan dan \u0000golongan obat antihipertensi \u0000yang \u0000paling \u0000banyak \u0000digunakan. \u0000Populasi \u0000penelitian \u0000adalah \u0000semua \u0000pasien hemodialisa yang menggunakan obat \u0000antihipertensi. Besar sampel adal \u0000ah 78 pasien yang dipilih \u0000menggunakan teknik \u0000Random Sampling. \u0000Berdasarkan hasil penelitian \u0000golongan obat antihipertensi yang digunakan yaitu CCB, \u0000ARB, \u0000BB, dan \u0000Diuretik. Penggunaan obat antihipertensi pada pasien hemodialisa \u0000diberikan monoterapi dan kombina \u0000si. Monoterapi pada golongan CCB \u00008,97%, Diuretik 6,41% dan ARB 1,28%. Terapi kombinasi dari golongan \u0000CCB dan Diuretik paling banyak digunakan \u0000yaitu \u0000sebesar 64,10%,CCB \u0000Diuretik dan ARB sebanyak 14,10%, CCB dan ARB sebanyak 3,84%, \u0000serta CCB dan BB sebanyak \u00001,28%. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":125640,"journal":{"name":"Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116195909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan prevalensi 21,7% (3.068.328 jiwa), Anemia dapat terjadi oleh bebagai faktor seperti faktor nutrisi , salah satu nutrisi yang dapat mengakibatkan anemia adalah kebiasaan minum teh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsumsi tanin ekstrak daun teh hitam (camellia sinensis) dosis bertingkat terhadap prevelensi kejadian anemia yang ditinj au dari level Hb dan hematokrit pada mus musculus bablc albino . Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian post test only control group design. Dengan sampel sebanyak 24 ekor mencit dibagi dalam empat kelompok dengan dosis 0,504 ml , 1,016ml , 1,5ml selama empat belas hari. Darah di ambil melalui ekor mencit, pemeriksaan hemoglobin menggunakan Hb Sahli dan pemeriksaan hematokrit menggunakan centrifuge. Penelitian ini dilakukan di labor anatomi fisiologi dan L2 Dikti. Hasil analisis dat a menggunakan one way anova dan Uji LSD dengan derajat kepercayaan 95%. Dari data diketahui terdapat perbedaan rata - rata kadar hemoglobin dan hematocrit tiap kelompok. Rata - rata hemoglobin pada tiap kelompok adalah 11,41, pada kelompok P1: 9,38, P2: 7,65 dan P3: 6,70, sedangkan pada hematocrit kelompok kontrol 53,17, kelompok perlakuan P1: 47,75, P2: 43,91 dan P3: 40,29. Hasil uji dengan menggunakan one way anova, didapatkan ada pengaruh pemberian teh hitam terhadap kadar hemoglobin (p value= 0,00) dan hematocrit (p value 0,017). Terdapatnya pengaruh konsumsi tanin ekstrak daun teh hitam (camellia sinensis) dosis bertingkat terhadap prevelensi kejadian anemia yang ditinjau dari level Hemoglobin dan hematokrit pada mus musculus bablc albino. Disarankan kep ada pekonsumsi teh agar lebih memperhatikan dosis teh hitam dengan batas normal 2.7gr/hari, sehingga aman dikonsumsi
{"title":"Pengaruh Konsumsi Tanin Ekstrak Daun Teh Hitam (Camellia sinensis) Dosis Bertingkat Terhadap Prevelensi Kejadian Anemia Yang Di Tinjau Dari Level Hemoglobin Dan Hematokrit Pada Mus musculus bablc Albino","authors":"Dini Qurrata Ayuni , Armait , Ratna Syafnir","doi":"10.36760/jp.v1i1.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.36760/jp.v1i1.13","url":null,"abstract":"Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan \u0000prevalensi 21,7% (3.068.328 jiwa), Anemia dapat terjadi oleh bebagai faktor \u0000seperti faktor nutrisi \u0000, salah satu nutrisi yang dapat mengakibatkan anemia \u0000adalah kebiasaan minum teh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui \u0000pengaruh konsumsi tanin ekstrak daun teh hitam \u0000(camellia sinensis) \u0000dosis \u0000bertingkat terhadap prevelensi kejadian anemia yang ditinj \u0000au dari level Hb dan \u0000hematokrit pada \u0000mus musculus bablc albino \u0000. \u0000Jenis penelitian ini adalah \u0000eksperimental dengan desain penelitian \u0000post test only control group design. \u0000Dengan sampel sebanyak 24 ekor mencit dibagi dalam empat kelompok dengan \u0000dosis \u00000,504 ml \u0000, \u00001,016ml \u0000, \u00001,5ml selama empat belas hari. Darah di ambil melalui \u0000ekor mencit, pemeriksaan hemoglobin menggunakan Hb Sahli dan pemeriksaan \u0000hematokrit menggunakan centrifuge. Penelitian ini dilakukan di labor anatomi \u0000fisiologi dan L2 Dikti. Hasil analisis dat \u0000a menggunakan \u0000one way anova \u0000dan \u0000Uji \u0000LSD \u0000dengan derajat kepercayaan 95%. Dari data diketahui terdapat perbedaan \u0000rata \u0000- \u0000rata kadar hemoglobin dan hematocrit tiap kelompok. Rata \u0000- \u0000rata \u0000hemoglobin pada tiap kelompok adalah 11,41, pada kelompok P1: 9,38, P2: 7,65 \u0000dan P3: 6,70, sedangkan pada hematocrit kelompok kontrol 53,17, kelompok \u0000perlakuan P1: 47,75, P2: 43,91 dan P3: 40,29. Hasil uji dengan menggunakan \u0000one way anova, \u0000didapatkan ada pengaruh pemberian teh hitam terhadap kadar \u0000hemoglobin (p value= 0,00) dan \u0000hematocrit (p value 0,017). Terdapatnya \u0000pengaruh konsumsi tanin ekstrak daun teh hitam \u0000(camellia sinensis) \u0000dosis \u0000bertingkat terhadap prevelensi kejadian anemia yang ditinjau dari level \u0000Hemoglobin dan hematokrit pada \u0000mus musculus bablc albino. \u0000Disarankan kep \u0000ada \u0000pekonsumsi teh agar lebih memperhatikan dosis teh hitam dengan batas normal \u00002.7gr/hari, sehingga aman dikonsumsi","PeriodicalId":125640,"journal":{"name":"Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130369763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit tuberkulosis(TB ) Paru merupakan penyakit infeksi pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Bacillus Tuber c ulosis . K arakteristik pengobatan jenis bakteri ini ,perlu secara langsung mengunakan k ombinasi antibiotik , yang diberikan pada fase intesif dan fase lanjutan . Ketidaksesuaian pengobatan menjadi salah satu penyebab utama banyaknya kasus multi drug resistensi (MDR). Tujuan p enelitian untuk melihat gambaran dan kesesuaian pengobatan TB paru pasien dewasa yang meliputi dosis penggunaa n, jenis obat, dan aturan pakai , ber dasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis 2011. jenis penelitian ini adalah crossectiona l dengan menggunakan data pasien periode Januari - Juni yang sudah selesai menjalani pengobatan di Puskesmas Cilacap Selatan I dan 2 . Besar sampel sebanyak 48 orang, dengan 42 sampel yang memenuhui kriteria, dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan b ahwa obat yang paling banyak digunakan yaitu Obat Anti Tuberkuloisis Kombinasi Dosis Tetap ( OAT - KDT) sebanyak 42 ( 100% ) . Pasien yang mendapatkan pengobatan sesuai dengan pedoman penggulangan TB 2011,kategori 1 fase intensif dan lanjutan adalah 39 (92,9%)
{"title":"GAMBARAN DAN ANALISIS KESESUAIAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA DI PUSKE S MAS CILACAP SELATAN TAHUN 2018","authors":"Denih Agus Setia Permana , A.F. Yanti","doi":"10.36760/jp.v1i1.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.36760/jp.v1i1.27","url":null,"abstract":"Penyakit tuberkulosis(TB \u0000) \u0000Paru merupakan penyakit \u0000infeksi pernapasan \u0000yang \u0000disebabkan oleh bakteri \u0000Mycobacterium Bacillus Tuber \u0000c \u0000ulosis \u0000. \u0000K \u0000arakteristik \u0000pengobatan jenis \u0000bakteri ini \u0000,perlu \u0000secara langsung \u0000mengunakan k \u0000ombinasi \u0000antibiotik \u0000, yang diberikan pada fase intesif dan fase lanjutan \u0000. \u0000Ketidaksesuaian \u0000pengobatan \u0000menjadi \u0000salah satu \u0000penyebab \u0000utama banyaknya kasus \u0000multi drug \u0000resistensi \u0000(MDR). \u0000Tujuan p \u0000enelitian \u0000untuk \u0000melihat gambaran dan kesesuaian \u0000pengobatan TB \u0000paru \u0000pasien \u0000dewasa yang meliputi dosis penggunaa \u0000n, jenis \u0000obat, dan \u0000aturan pakai \u0000, \u0000ber \u0000dasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan \u0000Tuberkulosis 2011. \u0000jenis penelitian \u0000ini adalah \u0000crossectiona \u0000l \u0000dengan \u0000menggunakan data \u0000pasien periode Januari \u0000- \u0000Juni yang sudah selesai menjalani \u0000pengobatan di Puskesmas Cilacap Selatan I \u0000dan 2 \u0000. Besar sampel \u0000sebanyak \u000048 \u0000orang, \u0000dengan 42 sampel yang memenuhui kriteria, \u0000dipilih menggunakan \u0000metode \u0000purposive sampling. \u0000Hasil penelitian menunjukan \u0000b \u0000ahwa \u0000obat yang \u0000paling banyak digunakan yaitu \u0000Obat Anti Tuberkuloisis \u0000Kombinasi Dosis Tetap \u0000( \u0000OAT \u0000- \u0000KDT) \u0000sebanyak \u000042 ( \u0000100% \u0000) \u0000. \u0000Pasien yang mendapatkan pengobatan sesuai \u0000dengan \u0000pedoman penggulangan TB 2011,kategori 1 fase intensif dan lanjutan \u0000adalah 39 (92,9%)","PeriodicalId":125640,"journal":{"name":"Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131196032","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho , Septiana Indratmoko , D
Diabetes Melitus merupakan salah satu sindrom kelainan metabolik yang memiliki karakteristik yaitu hiperglikemik dan merupakan salah satu penyakit kronik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit tersebut merupakan jenis penyakit kronik yang mem butuhkan biaya terapi yang besar.Penelitian ini menggunakan metode cross sectional secara retrospektif terhadap data rekam medis pasien dan data biaya terapi insulin. Rata - rata biaya terapi insulin yang digunakan oleh 100 pasien BPJS DM tipe 2 dengan penya kit penyerta di rawat inap di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap selama periode januari – Desember 2018 adalah Rp 1 72.622, - . Insulin dengan harga satuan tertinggi hanya digunakan oleh 1 pasien yaitu Humalog mix dengan harga Rp 231 . 000 , - s edangkan insulin dengan harga terendah digunakan pasien yaitu Novorapid flexpen dengan harga Rp 110 . 100 , - .P enggunaan terapi insulin terban
{"title":"GAMBARAN BIAYA DAN TERAPI INSULIN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA PASIEN BPJS DI POLI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH CILACAP PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018","authors":"Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho , Septiana Indratmoko , D","doi":"10.36760/jp.v1i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.36760/jp.v1i1.26","url":null,"abstract":"Diabetes Melitus merupakan salah satu sindrom kelainan metabolik yang \u0000memiliki karakteristik yaitu hiperglikemik dan merupakan salah satu penyakit \u0000kronik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit tersebut \u0000merupakan jenis penyakit kronik yang mem \u0000butuhkan biaya terapi yang \u0000besar.Penelitian ini menggunakan metode \u0000cross sectional \u0000secara retrospektif \u0000terhadap data rekam medis pasien dan data biaya terapi insulin. \u0000Rata \u0000- \u0000rata \u0000biaya terapi insulin yang digunakan oleh \u0000100 \u0000pasien BPJS DM tipe 2 dengan \u0000penya \u0000kit penyerta di rawat inap di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap selama \u0000periode januari \u0000– \u0000Desember 2018 adalah Rp 1 \u000072.622, \u0000- \u0000. Insulin dengan harga \u0000satuan tertinggi hanya digunakan oleh 1 pasien yaitu \u0000Humalog mix \u0000dengan \u0000harga Rp 231 \u0000. \u0000000 \u0000, \u0000- \u0000s \u0000edangkan insulin dengan harga terendah digunakan \u0000pasien yaitu \u0000Novorapid flexpen \u0000dengan harga Rp 110 \u0000. \u0000100 \u0000, \u0000- \u0000.P \u0000enggunaan \u0000terapi \u0000insulin terban","PeriodicalId":125640,"journal":{"name":"Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124863691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Potensi sumber daya alam kelautan yang berlimpah ini sangat memungkinkan untuk dapat mengembangkan biota laut menjadi produk kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang efek kombinasi rumput laut (Eucheuma sp) dan minyak hati ikan cucut botol pesisir Cilacap terhadap perbaikan parameter lipid pada tikus putih jantan galur Wistar model hiperkolesterolemia. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan sediaan emulsi kombinasi rumput laut (Eucheuma sp) dan minyak hati ikan cucut botol. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok, yait u kelompok 1 sebagai kontrol negatif (hewan uji diinduksi kolesterol tanpa pemberian obat), kelompok 2 sebagai kontrol (hewan uji diinduksi kolesterol pemberian obat kolesterol X), dan kelompok 3, 4, 5 sebagai hewan uji yang diinduksi kolesterol dan diberi kan fomulasi A,B dan C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi rumput laut (Eucheuma sp) dan minyak hati ikan cucut botol dapat memperbaiki profil lipid plasma darah tikus. Kolesterol total mengalami penurunan yaitu kelompok 3 (11%), kelompok 4 (26%) dan kelompok 5 (17%).
{"title":"Efek Pemberian Kombinasi Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma sp) dan Minyak Hati Ikan Cucut Botol Pesisir Cilacap terhadap Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Hiperkolesterolemia","authors":"Tri Fitri Yana Utami, Denih Agus Setia Permana","doi":"10.36760/jp.v1i1.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.36760/jp.v1i1.52","url":null,"abstract":"Potensi sumber daya alam kelautan yang \u0000berlimpah ini sangat memungkinkan \u0000untuk dapat mengembangkan biota laut menjadi produk kesehatan. Tujuan dari \u0000penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang efek kombinasi rumput laut \u0000(Eucheuma \u0000sp) \u0000dan minyak hati ikan cucut botol pesisir Cilacap terhadap \u0000perbaikan parameter lipid pada \u0000tikus putih jantan galur Wistar model \u0000hiperkolesterolemia. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan sediaan emulsi \u0000kombinasi rumput laut \u0000(Eucheuma sp) \u0000dan minyak hati ikan cucut botol. Hewan \u0000uji dibagi menjadi 5 kelompok, yait \u0000u kelompok 1 sebagai kontrol negatif (hewan \u0000uji diinduksi kolesterol tanpa pemberian obat), kelompok 2 sebagai kontrol \u0000(hewan uji diinduksi kolesterol pemberian obat kolesterol X), dan kelompok 3, 4, \u00005 sebagai hewan uji yang diinduksi kolesterol dan diberi \u0000kan fomulasi A,B dan C. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi rumput laut \u0000(Eucheuma sp) \u0000dan \u0000minyak hati ikan cucut botol dapat memperbaiki profil lipid plasma darah tikus. \u0000Kolesterol total mengalami penurunan yaitu kelompok 3 (11%), kelompok 4 \u0000(26%) \u0000dan kelompok 5 (17%).","PeriodicalId":125640,"journal":{"name":"Pharmaqueous : Jurnal Ilmiah Kefarmasian","volume":"5 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113942366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}