Nyeri pada anak saat melakukan prosedur invasif yang tidak diatasi dengan baik dapat membuat anak tidak kooperatif sehingga dapat menghambat proses pengobatan. Peran bagi perawat untuk mengurangi rasa nyeri pada anak yaitu dengan memberikan teknik pengurangan nyeri dengan secara farmakologi dan non-farmakologi. Penelitian ini menggunakan desain studi komparatif untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan pre test one group desain untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien anak rawat inap di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun sejumlah 670 pasien pada tahun 2019. Sampel penelitian ini adalah sebagian pasien anak rawat inap sejumlah 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi nyeri pada kelompok intervensi dengan mengukur skala nyeri Wong Backer. Intervensi dilakukan dengan cara memberikan terapi distraksi menonton animasi kartun dan teknik relaksasi tarik napas dalam selama pemasangan infus. Hasil penelitian studi komparasi skala nyeri saat pemasangan infus pada anak yang diberikan teknik distraksi audio visual menonton animasi kartun dengan kategori ekspresi wajah sedikit nyeri dengan prosentase 67% sedangkan 47% anak masuk ke kategori wajah ekspresi sangat nyeri saat diberikan teknik relaksasi tarik napas dalam. Hasil uji statistik independet t-test diperoleh p value 0,000 dengan menggunakan taraf signifikasi α = 0,05 yang artinya terdapat perbedaan antara teknik distraksi dan teknik relaksasi saat pemasangan infus. Berdasarkan hasil penelitian teknik distraksi menonton animasi kartun dapat menurunkan nyeri saat pemasangan infus pada anak. Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi ini saat melakukan tindakan pemasangan infus.
{"title":"STUDI KOMPARATIF SKALA NYERI SAAT PEMASANGAN INFUS PADA ANAK YANG DIBERIKAN TEKNIK DISTRAKSI AUDIO VISUAL MENONTON ANIMASI KARTUN DAN TEKNIK RELAKSASI TARIK NAFAS DALAM DI RSI SITI AISYAH KOTA MADIUN","authors":"I. Mustofa, Metti Verawati, Rika Maya Sari","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.664","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.664","url":null,"abstract":"Nyeri pada anak saat melakukan prosedur invasif yang tidak diatasi dengan baik dapat membuat anak tidak kooperatif sehingga dapat menghambat proses pengobatan. Peran bagi perawat untuk mengurangi rasa nyeri pada anak yaitu dengan memberikan teknik pengurangan nyeri dengan secara farmakologi dan non-farmakologi. Penelitian ini menggunakan desain studi komparatif untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan pre test one group desain untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien anak rawat inap di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun sejumlah 670 pasien pada tahun 2019. Sampel penelitian ini adalah sebagian pasien anak rawat inap sejumlah 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi nyeri pada kelompok intervensi dengan mengukur skala nyeri Wong Backer. Intervensi dilakukan dengan cara memberikan terapi distraksi menonton animasi kartun dan teknik relaksasi tarik napas dalam selama pemasangan infus. Hasil penelitian studi komparasi skala nyeri saat pemasangan infus pada anak yang diberikan teknik distraksi audio visual menonton animasi kartun dengan kategori ekspresi wajah sedikit nyeri dengan prosentase 67% sedangkan 47% anak masuk ke kategori wajah ekspresi sangat nyeri saat diberikan teknik relaksasi tarik napas dalam. Hasil uji statistik independet t-test diperoleh p value 0,000 dengan menggunakan taraf signifikasi α = 0,05 yang artinya terdapat perbedaan antara teknik distraksi dan teknik relaksasi saat pemasangan infus. Berdasarkan hasil penelitian teknik distraksi menonton animasi kartun dapat menurunkan nyeri saat pemasangan infus pada anak. Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi ini saat melakukan tindakan pemasangan infus.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"2 1","pages":"1"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84248862","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rafika Novita Indriana, R. Ratnasari, Aida Ratna Wijayanti
Pada dasarnya proses persalinan merupakan proses alamiah. Bila tidak dilakukan pemantauan maka akan menjadi patologis dan harus dilakukan pelayanan secara Continuity of Care. Tujuan melakukan Asuhan Kebidanan secara Continuity of Care pada ibu nifas menggunakan manajemen kebidanan dengan SOAPIE. Hasil penelitian yang dilakukan pada Ny.“ S” G2P10000 berumur 32 tahun, dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2019 dimulai dari 39 minggu. Ibu melahirkan pada tanggal 25 Februari 2019 pukul 03.00 WIB. Berlangsung spontan bayi lahir pukul 04.00 WIB ditolong Bidan berjenis kelamin laki-laki, BB 3000gram, PB 49cm, ibu memilih menggunakan kontrasepsi kondom. Asuhan Kebidanan pada Ny.“S” dimulai dari usia kehamilan 39 minggu sampai KB. Permasalahan yang muncul selama kunjungan berjalan lancar. Ibu dan bayi dalam keadaan normal dan tidak ada indikasi kegawatdaruratan.
{"title":"STUDI KASUS PADA IBU BERSALIN DENGAN MASALAH IBU NYERI HIS DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN VIVIN SULISTYOWATI S.ST.Keb JAMBON PONOROGO","authors":"Rafika Novita Indriana, R. Ratnasari, Aida Ratna Wijayanti","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.669","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.669","url":null,"abstract":"Pada dasarnya proses persalinan merupakan proses alamiah. Bila tidak dilakukan pemantauan maka akan menjadi patologis dan harus dilakukan pelayanan secara Continuity of Care. Tujuan melakukan Asuhan Kebidanan secara Continuity of Care pada ibu nifas menggunakan manajemen kebidanan dengan SOAPIE. Hasil penelitian yang dilakukan pada Ny.“ S” G2P10000 berumur 32 tahun, dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2019 dimulai dari 39 minggu. Ibu melahirkan pada tanggal 25 Februari 2019 pukul 03.00 WIB. Berlangsung spontan bayi lahir pukul 04.00 WIB ditolong Bidan berjenis kelamin laki-laki, BB 3000gram, PB 49cm, ibu memilih menggunakan kontrasepsi kondom. Asuhan Kebidanan pada Ny.“S” dimulai dari usia kehamilan 39 minggu sampai KB. Permasalahan yang muncul selama kunjungan berjalan lancar. Ibu dan bayi dalam keadaan normal dan tidak ada indikasi kegawatdaruratan.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"21 1","pages":"56"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73140254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bronkitis adalah peradangan atau infeksi yang terdapat di saluran pernapasan yang menginfeksi pada bronkus. Menumpuknya produksi lendir yang berlebih merupakan salah satu masalah yang menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif pada penderita bronkitis. Asuhan keperawatan yang tepat untuk diberikan dalam mengatasi permasalah pada bersihan jalan napas tidak efektif, yaitu dengan melakukan fisioterapi dada. Studi literatur ini bertujuan untuk menganalisis tindakan keperawatan yang dilakukan pada penderita bronkitis dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif dengan cara melakukan fisioterapi dada. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan menggunakan data sekunder hasil analisis dari 3 jurnal yang didapatkan dari Google Scholar. Hasil setelah melakukan analisis pada 3 jurnal tindakan fisioterapi dada sangat efektif untuk mambantu mengeluarkan dahak tetapi pengaruh terhadap pernapasan cuping hidung dan retraksi intercostal belum mempengaruhi secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian fisioterapi dada sangat efektif dilakukan untuk mengeluarkan dahak dan membuat pola napas klien menjadi efektif kembali. Maka dari hasil studi literature ini pemberian fisioterapi dada sangat dianjurkan untuk membantu masalah bersihan jalan napas tidak efektif.
{"title":"STUDI LITERATUR : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN BRONKITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF","authors":"Maghfiroh Maghfiroh, Yayuk Dwirahayu, Sugeng Mashudi","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.667","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.667","url":null,"abstract":"Bronkitis adalah peradangan atau infeksi yang terdapat di saluran pernapasan yang menginfeksi pada bronkus. Menumpuknya produksi lendir yang berlebih merupakan salah satu masalah yang menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif pada penderita bronkitis. Asuhan keperawatan yang tepat untuk diberikan dalam mengatasi permasalah pada bersihan jalan napas tidak efektif, yaitu dengan melakukan fisioterapi dada. Studi literatur ini bertujuan untuk menganalisis tindakan keperawatan yang dilakukan pada penderita bronkitis dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif dengan cara melakukan fisioterapi dada. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan menggunakan data sekunder hasil analisis dari 3 jurnal yang didapatkan dari Google Scholar. Hasil setelah melakukan analisis pada 3 jurnal tindakan fisioterapi dada sangat efektif untuk mambantu mengeluarkan dahak tetapi pengaruh terhadap pernapasan cuping hidung dan retraksi intercostal belum mempengaruhi secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian fisioterapi dada sangat efektif dilakukan untuk mengeluarkan dahak dan membuat pola napas klien menjadi efektif kembali. Maka dari hasil studi literature ini pemberian fisioterapi dada sangat dianjurkan untuk membantu masalah bersihan jalan napas tidak efektif.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"5 1","pages":"35"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81453477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keluarga Kesadaran Gizi (KADARZI) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarga yang mempraktekkan perilaku gizi yang sehat, mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan gizi pada setiap anggota keluarga, serta mampu melakukan tindakan untuk mengatasi masalah gizi pada anggota keluarga. Kader posyandu berperan sebagai pemberi informasi kesehatan, penggerak masyarakat untuk mengunjungi posyandu, dan pelaksana program terkait gizi untuk balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan peran kader posyandu dengan perilaku KADARZI pada balita di Posyandu Purnama wilayah kerja Puskesmas Ponorogo Selatan. Penelitian ini menggunakan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh keluarga balita di Posyandu Purnama wilayah kerja Puskesmas Ponorogo Selatan. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian keluarga balita di posyandu Purnama sejumlah 62 responden. Pengambilan sampel dengan menggunkan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan metode chi-square. Hasil dari penelitian hampir seluruh responden menilai peran kader aktif (82,26%) dan perilaku KADARZI pada balita sebagian besar responden berperilaku positif (58,07%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran kader posyandu dengan perilaku KADARZI pada balita di Posyandu Purnama Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Selatan. Hasil uji stastik chi-squre diperoleh p value 0,022 dengan menggunkan taraf signifikan α 0,05. Dapat disimpulkan bahwa peran kader dapat mempengaruhi perilaku KADARZI pada balita. Diharapkan peran kader semakin aktif sehingga perilaku KADARZI pada balita semakin baik.
营养意识家庭(KADARZI)是一个用来描述那些实践健康营养行为的家庭,能够识别每个家庭成员的健康和营养问题,并能够采取行动解决家庭成员的营养问题。posyandu是卫生信息提供者、社区驱动机构访问posyandu以及幼儿营养相关项目的执行者。本研究的目的是观察波尚都的作用与幼儿在波尚都工作地区南部波尚斯马斯的行为与卡达齐的作用。本研究使用关联设计来确定两个变量与横向方法之间的关系。这项研究的总体人口是波尚都市工作地区波尚斯的整个幼儿家庭。该研究的样本是波尚杜5岁以下家庭的一部分,共有62名受访者。采用采样技术进行抽样取样。使用问卷调查和使用chi square方法分析数据。研究的结果几乎所有受访者评价干部的角色活跃(KADARZI 82,26%)和行为在蹒跚学步的孩子大部分受访者(58,07%积极行为)。研究表明,波尚都(kader posyandu)的作用与幼儿在波尚都工作地区南部波尚斯马斯(Puskesmas south Ponorogo)工作场所的行为与卡达齐(KADARZI)之间存在显著的联系。stastik测试chi-squre获得价值与0.022利用程度显著性pα0。05。我们可以得出结论,卡德的作用会影响幼儿的行为。人们期望卡德的角色越活跃,卡达齐在幼儿中的行为就会越好。
{"title":"HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN PERILAKU KADARZI PADA BALITA DI POSYANDU PURNAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONOROGO SELATAN","authors":"Ratih Kusumaningrum, Siti Munawaroh, Elmie Muftiana","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.670","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.670","url":null,"abstract":"Keluarga Kesadaran Gizi (KADARZI) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarga yang mempraktekkan perilaku gizi yang sehat, mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan gizi pada setiap anggota keluarga, serta mampu melakukan tindakan untuk mengatasi masalah gizi pada anggota keluarga. Kader posyandu berperan sebagai pemberi informasi kesehatan, penggerak masyarakat untuk mengunjungi posyandu, dan pelaksana program terkait gizi untuk balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan peran kader posyandu dengan perilaku KADARZI pada balita di Posyandu Purnama wilayah kerja Puskesmas Ponorogo Selatan. Penelitian ini menggunakan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh keluarga balita di Posyandu Purnama wilayah kerja Puskesmas Ponorogo Selatan. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian keluarga balita di posyandu Purnama sejumlah 62 responden. Pengambilan sampel dengan menggunkan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan metode chi-square. Hasil dari penelitian hampir seluruh responden menilai peran kader aktif (82,26%) dan perilaku KADARZI pada balita sebagian besar responden berperilaku positif (58,07%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran kader posyandu dengan perilaku KADARZI pada balita di Posyandu Purnama Wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Selatan. Hasil uji stastik chi-squre diperoleh p value 0,022 dengan menggunkan taraf signifikan α 0,05. Dapat disimpulkan bahwa peran kader dapat mempengaruhi perilaku KADARZI pada balita. Diharapkan peran kader semakin aktif sehingga perilaku KADARZI pada balita semakin baik.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"37 1","pages":"59"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77238519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The role of the family is very important in the stages of health care, starting from the stages of improving health, prevention, treatment, to rehabilitation. The busyness of the family makes support for stroke patients during the recovery period reduced , especially the low motivation to undergo physiotherapy, so that stroke patients feel grieved because their loved ones are not willing to help with healing. Stroke makes patients feel disabled, impaired self-image, inadequate, ugly, embarrassed. This study aims to determine the relationship between family support and motivation to perform physiotherapy in stroke patients. The design of this research is correlation with cross sectional approach. Stroke patient population in Neurology and Physiotherapy Dr. Hardjono Ponorogo from January to July 2020 as many as 2029 patients with an average monthly rate of 290 patients with a sample size o f 58 respondents. Sampling using purposive sampling. The technique of collecting data used a questionnaire and analyzed using the Chi Square Test of α 0.05. The results of the study on the variable family support for stroke patients, most of the 37 respondent s (63.8%) had positive family support. In the motivation variable, most of the 35 respondents (60.3%) had high motivation. Based on the ChiSquare statistical test, it was found that the value = 0.000 was smaller than α = 0.05, meaning that Ho was rejected, meaning that there was a relationship between family support and motivation to undergo physiotherapy in post-stroke patients. Based on the results of the study, it was concluded that there was a relationship between family support and motivation to undergo physiotherapy f or poststroke patients, the lower the family support, the lower the motivation to undergo physiotherapy and vice versa, the researchers suggested the hospital as a public health facility by placing a picture or banner about the importance of family support and physiotherapy stroke.
{"title":"HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI MENJALANI FISIOTERAPI PADA PASIEN PASCA STROKE DI POLI SYARAF DAN FISIOTERAPI RSUD DR. HARDJONO PONOROGO","authors":"S. Cahyono, Hery Ernawati, R. Nasriati","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.673","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.673","url":null,"abstract":"The role of the family is very important in the stages of health care, starting from the stages of improving health, prevention, treatment, to rehabilitation. The busyness of the family makes support for stroke patients during the recovery period reduced , especially the low motivation to undergo physiotherapy, so that stroke patients feel grieved because their loved ones are not willing to help with healing. Stroke makes patients feel disabled, impaired self-image, inadequate, ugly, embarrassed. This study aims to determine the relationship between family support and motivation to perform physiotherapy in stroke patients. The design of this research is correlation with cross sectional approach. Stroke patient population in Neurology and Physiotherapy Dr. Hardjono Ponorogo from January to July 2020 as many as 2029 patients with an average monthly rate of 290 patients with a sample size o f 58 respondents. Sampling using purposive sampling. The technique of collecting data used a questionnaire and analyzed using the Chi Square Test of α 0.05. The results of the study on the variable family support for stroke patients, most of the 37 respondent s (63.8%) had positive family support. In the motivation variable, most of the 35 respondents (60.3%) had high motivation. Based on the ChiSquare statistical test, it was found that the value = 0.000 was smaller than α = 0.05, meaning that Ho was rejected, meaning that there was a relationship between family support and motivation to undergo physiotherapy in post-stroke patients. Based on the results of the study, it was concluded that there was a relationship between family support and motivation to undergo physiotherapy f or poststroke patients, the lower the family support, the lower the motivation to undergo physiotherapy and vice versa, the researchers suggested the hospital as a public health facility by placing a picture or banner about the importance of family support and physiotherapy stroke.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"77 1","pages":"44"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76448882","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Harianto Harianto, Sholihatul Maghfirah, Sri Andayani
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronis yang ditandai dengan terjadinya obstruksi atau hambatan aliran udara di saluran napas yang mengakibatkan PaCO2 dalam tubuh tinggi. Hal ini mengakibatkan gangguan metabolism jaringan yang mengakibatkan kelemahan dan gangguan pola tidur. Tujuan dalam studi kasus ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dewasa penderita PPOK dengan masalah keperawatan gangguan pola tidur. Studi kasus ini dilaksanakan di ruang Asoka RSUD Dr. Hardjono Ponorogo selama 3 hari di bulan Agustus 2019. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan proses asuhan keperawatan. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami gangguan pola tidur akibat peningkatan secret bronkiolus. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah antara lain mengidentifikasi popla aktivitas dan tidur psien, memberikan edukasi mengenai lingkungan yang nyaman, memberikan edukasi pola tidur yang baik, memposisikan pasien semi fowler, melakukan fisioterapi dada, memonitor status pernapasan dan oksigenasi. Hasil evaluasi didapatkan pasien sudah tidur nyenyak. Pelaksanaan asuhan keperawatan, adanya peran perawat sangat dibutuhkan agar pelaksaan tindakan asuhan intensif dan mencegah timbulnya gangguan pola tidur pada penderita PPOK.
{"title":"STUDI KASUS: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA PENDERITA PPOK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN POLA TIDUR DI RUANG ASOKA RSUD DR. HARJONO PONOROGO","authors":"Harianto Harianto, Sholihatul Maghfirah, Sri Andayani","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.675","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.675","url":null,"abstract":"Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronis yang ditandai dengan terjadinya obstruksi atau hambatan aliran udara di saluran napas yang mengakibatkan PaCO2 dalam tubuh tinggi. Hal ini mengakibatkan gangguan metabolism jaringan yang mengakibatkan kelemahan dan gangguan pola tidur. Tujuan dalam studi kasus ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dewasa penderita PPOK dengan masalah keperawatan gangguan pola tidur. Studi kasus ini dilaksanakan di ruang Asoka RSUD Dr. Hardjono Ponorogo selama 3 hari di bulan Agustus 2019. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan proses asuhan keperawatan. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami gangguan pola tidur akibat peningkatan secret bronkiolus. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah antara lain mengidentifikasi popla aktivitas dan tidur psien, memberikan edukasi mengenai lingkungan yang nyaman, memberikan edukasi pola tidur yang baik, memposisikan pasien semi fowler, melakukan fisioterapi dada, memonitor status pernapasan dan oksigenasi. Hasil evaluasi didapatkan pasien sudah tidur nyenyak. Pelaksanaan asuhan keperawatan, adanya peran perawat sangat dibutuhkan agar pelaksaan tindakan asuhan intensif dan mencegah timbulnya gangguan pola tidur pada penderita PPOK.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"155 1 1","pages":"89"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83187342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gastroenteritis adalah suatu feses yang encer di dalam jumlah besar, yang terhitung terjadi terhadap banyak gangguan, terhitung infeksi bakteri dan virus, penyakit radang usus, sindroma malabsorbsi, dan alergi makanan. Penanganan gastroenteritis (diare akut) selain manfaatkan teknik farmakoterapi terkandung terhitung terapi komplementer yang bisa digunakan yaitu bersama beri tambahan madu. Fungsi madu untuk mengatasi gastroenteritis (diare akut) sebab pengaruh antibakterinya dan takaran nutrisinya yang ringan dicerna. Madu terhitung menolong di dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat gastroenteritis (diare akut). Penelitian yang dilakukan manfaatkan belajar literature berasal dari beberapa jurnal bersamayang berisikan penelitian pengaruh dukungan madu sebagai terapi komplementer untuk anak balita bersama masalah diare akut, didapatkan hasil adanya pergantian yang vital di dalam dukungan madu sebagai terapi komplementer anak bersama masalah diare akut. Sehingga bersama adanya hasil penelitian ini di berharap tenaga medis khususnya perawat bisa mengaplikasikan dukungan terapi komplementer madu terhadap anak bersama masalah gastronteritis (diare akut) bersama teratur dan bertahap didalam mengatasi pasien bersama masalah hipovolemia. Penulis sangat merekomendasikan tindakan Terapi Komplementer Madu jurnal pertama untuk diterapkan pada anak diare karena memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan cairan tubuh terhadap anak sehingga dapat mengatasi kekurangan cairan (hipovolemia) pada anak.
{"title":"STUDI LITERATUR: ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS PADA ANAK DENGAN MASALAH HIPOVOLEMIA","authors":"A. Kriswantoro, Siti Munawaroh, R. Nasriati","doi":"10.24269/HSJ.V5I1.666","DOIUrl":"https://doi.org/10.24269/HSJ.V5I1.666","url":null,"abstract":"Gastroenteritis adalah suatu feses yang encer di dalam jumlah besar, yang terhitung terjadi terhadap banyak gangguan, terhitung infeksi bakteri dan virus, penyakit radang usus, sindroma malabsorbsi, dan alergi makanan. Penanganan gastroenteritis (diare akut) selain manfaatkan teknik farmakoterapi terkandung terhitung terapi komplementer yang bisa digunakan yaitu bersama beri tambahan madu. Fungsi madu untuk mengatasi gastroenteritis (diare akut) sebab pengaruh antibakterinya dan takaran nutrisinya yang ringan dicerna. Madu terhitung menolong di dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat gastroenteritis (diare akut). Penelitian yang dilakukan manfaatkan belajar literature berasal dari beberapa jurnal bersamayang berisikan penelitian pengaruh dukungan madu sebagai terapi komplementer untuk anak balita bersama masalah diare akut, didapatkan hasil adanya pergantian yang vital di dalam dukungan madu sebagai terapi komplementer anak bersama masalah diare akut. Sehingga bersama adanya hasil penelitian ini di berharap tenaga medis khususnya perawat bisa mengaplikasikan dukungan terapi komplementer madu terhadap anak bersama masalah gastronteritis (diare akut) bersama teratur dan bertahap didalam mengatasi pasien bersama masalah hipovolemia. Penulis sangat merekomendasikan tindakan Terapi Komplementer Madu jurnal pertama untuk diterapkan pada anak diare karena memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan cairan tubuh terhadap anak sehingga dapat mengatasi kekurangan cairan (hipovolemia) pada anak.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"40 1","pages":"30"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79804446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-01DOI: 10.36648/1791-809X.21.15.829
G. Grover, Radhika Magan
Objective: Poverty Line gives a snap-short about the nature of poverty. Our objective is to redefine poverty line as a cost of common utility value across a population. Based on this utility value, we estimate Quality Adjusted Life Year (QALY) for different states of India. Methods: In this paper, we observe trend analysis on poverty ratios across different states in different time periods. We analyse the change in head count ratio from 2004- 05, 2009-10, 2011-12 across different states. Our cases are more concentrated on subdividing the states into two subgroups and then apply the model stated by Martin (2006). This leads to a new revised poverty model which serve as a framework for computation of QALY. Results: Over the different time periods, the percentage of number of states are 10%, 36.67%, 86.67% of the total states having QALY value closer to 1in the time period 2004-05, 2009-10, 2011-12 respectively. Conclusion: There is a huge variation in the QALY values in conjunction to the poverty estimates for different states. Few states whose poverty ratios are better over different time period has better QALY values i.e.closer to 1. The other states which are in worse condition having lower poverty ratios, has indeed QALY values close to 0.
{"title":"Estimation and Comparison of Poverty Linein Different States of India by Using QualityAdjusted Life Year (QALY)","authors":"G. Grover, Radhika Magan","doi":"10.36648/1791-809X.21.15.829","DOIUrl":"https://doi.org/10.36648/1791-809X.21.15.829","url":null,"abstract":"Objective: Poverty Line gives a snap-short about the nature of poverty. Our objective is to redefine poverty line as a cost of common utility value across a population. Based on this utility value, we estimate Quality Adjusted Life Year (QALY) for different states of India. Methods: In this paper, we observe trend analysis on poverty ratios across different states in different time periods. We analyse the change in head count ratio from 2004- 05, 2009-10, 2011-12 across different states. Our cases are more concentrated on subdividing the states into two subgroups and then apply the model stated by Martin (2006). This leads to a new revised poverty model which serve as a framework for computation of QALY. Results: Over the different time periods, the percentage of number of states are 10%, 36.67%, 86.67% of the total states having QALY value closer to 1in the time period 2004-05, 2009-10, 2011-12 respectively. Conclusion: There is a huge variation in the QALY values in conjunction to the poverty estimates for different states. Few states whose poverty ratios are better over different time period has better QALY values i.e.closer to 1. The other states which are in worse condition having lower poverty ratios, has indeed QALY values close to 0.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80290868","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-01DOI: 10.36648/1791-809X.15.1.793
Jianhong Zheng, Shu-Qing Xu, Linlin Chen
Giant uterine leiomyomasare very rare and exhibit atypical clinical presentations. To date, there is only one case reported in a patient with musculardystrophy. However, there is no literature on tailored post-operative nursing care in patients where musculardystrophy is complicated by a concurrent giant uterine leiomyoma. Here we present a case with a giant uterine leiomyoma and progressive musculardystrophy. Tailored post-operative nursing care was delivered according to the specificity of the patient. These nursing care plan included continuous monitoring of the patient’s post-operative vital signs, thorough airway management, complementary nursing care using Chinese traditional medicine, nursing care to prevent aspiration pneumonia, infection, and lower extremity venous thromboembolism, pelvic floor muscle training exercises, and psychosocial care. The post-operative nursing care dramatically improved the patient’s condition after 16 days of hospitalization, and the patient was discharged from the hospital with a high degree of satisfaction.
{"title":"Tailored Post-Operative Nursing Carein a Patient with Progressive MuscularDystrophy Complicated with a GiantUterine Leiomyoma","authors":"Jianhong Zheng, Shu-Qing Xu, Linlin Chen","doi":"10.36648/1791-809X.15.1.793","DOIUrl":"https://doi.org/10.36648/1791-809X.15.1.793","url":null,"abstract":"Giant uterine leiomyomasare very rare and exhibit atypical clinical presentations. To date, there is only one case reported in a patient with musculardystrophy. However, there is no literature on tailored post-operative nursing care in patients where musculardystrophy is complicated by a concurrent giant uterine leiomyoma. Here we present a case with a giant uterine leiomyoma and progressive musculardystrophy. Tailored post-operative nursing care was delivered according to the specificity of the patient. These nursing care plan included continuous monitoring of the patient’s post-operative vital signs, thorough airway management, complementary nursing care using Chinese traditional medicine, nursing care to prevent aspiration pneumonia, infection, and lower extremity venous thromboembolism, pelvic floor muscle training exercises, and psychosocial care. The post-operative nursing care dramatically improved the patient’s condition after 16 days of hospitalization, and the patient was discharged from the hospital with a high degree of satisfaction.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79367712","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-01DOI: 10.36648/1791-809X.15.2.802
A. N. Mbaba, M. Ogolodom, Rufus Abam, M. Akram, N. Alazigha, V. K. Nwodo, W. Elbossaty, Ishmael Jaja, B. U. Maduka, R. O. Akhigbe, Ikechi Godspower Jayeoba Bolaji Israel Anene Chukwuziem N Achi, Bolaji Israel Jayeoba, Chukwuziem N. Anene
Background: During a pandemic a health personnel may be unwilling to work due to a number of perceived risks. The aim of this study was to identify the various factors that can influence the health workers willingness to discharge their duties during a pandemic and to suggest options for changing the attitude of those who might be unwilling to work to facilitate evidence-based disaster planning. Materials and Methods: A cross-sectional survey targeting healthcare workers in Nigeria was conducted using structured and self-completion questionnaire. Both the printed and an electronic version of the questionnaire were administered to the respondents. Results: Out of 243 respondents, majority 46.5%, (n=113) were within the age group of 30-39 years. The respondents were made up of 46.1% (n=112) males and 53.9 % (n=131) females. A majority of the respondents 77.78% (n=189) agreed that they are bound by the ethics of their profession to attend to the sick despite risk. The majority 53.91% (n=131) of respondents strongly agreed that they were at risk of infection by going to work during the pandemic. Also, 56.79% (n=138) of the respondents agreed that covid-19 pandemic have greatly affect their willingness to go to work. Conclusion: The study revealed a strong sense of duty among the HCWs in time of a pandemic even with threat to their lives. It is hoped that the findings of this study will be found useful by the government and relevant agencies to design and implement policies that will focus on and promote HCWs willingness to work during a pandemic like covid-19.
{"title":"Willingness of Health Care Workers to Respond to Covid-19 Pandemic in Port Harcourt, Nigeria","authors":"A. N. Mbaba, M. Ogolodom, Rufus Abam, M. Akram, N. Alazigha, V. K. Nwodo, W. Elbossaty, Ishmael Jaja, B. U. Maduka, R. O. Akhigbe, Ikechi Godspower Jayeoba Bolaji Israel Anene Chukwuziem N Achi, Bolaji Israel Jayeoba, Chukwuziem N. Anene","doi":"10.36648/1791-809X.15.2.802","DOIUrl":"https://doi.org/10.36648/1791-809X.15.2.802","url":null,"abstract":"Background: During a pandemic a health personnel may be unwilling to work due to a number of perceived risks. The aim of this study was to identify the various factors that can influence the health workers willingness to discharge their duties during a pandemic and to suggest options for changing the attitude of those who might be unwilling to work to facilitate evidence-based disaster planning. Materials and Methods: A cross-sectional survey targeting healthcare workers in Nigeria was conducted using structured and self-completion questionnaire. Both the printed and an electronic version of the questionnaire were administered to the respondents. Results: Out of 243 respondents, majority 46.5%, (n=113) were within the age group of 30-39 years. The respondents were made up of 46.1% (n=112) males and 53.9 % (n=131) females. A majority of the respondents 77.78% (n=189) agreed that they are bound by the ethics of their profession to attend to the sick despite risk. The majority 53.91% (n=131) of respondents strongly agreed that they were at risk of infection by going to work during the pandemic. Also, 56.79% (n=138) of the respondents agreed that covid-19 pandemic have greatly affect their willingness to go to work. Conclusion: The study revealed a strong sense of duty among the HCWs in time of a pandemic even with threat to their lives. It is hoped that the findings of this study will be found useful by the government and relevant agencies to design and implement policies that will focus on and promote HCWs willingness to work during a pandemic like covid-19.","PeriodicalId":12868,"journal":{"name":"Health science journal","volume":"62 1","pages":"1-8"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81126491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}