Permasalahan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare belum mencapai SKBM. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan proses belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare dan apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan proses belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare dan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek Penelitian yaitu guru dan siswa yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data (penyajian data), dan penarikan kesimpulan. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus diawali dengan kegiatan pra tindakan, kemudian pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menujukkan bahwa pada siklus I hasil observasi aktivitas guru dengan kategori baik (B) dan observasi aktivitas siswa dengan kategori cukup (C) dengan hasil tes belajar dengan kategori cukup (C). Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan hasil observasi aktivitas guru dengan kategori baik (B) dan observasi aktivitas siswa meningkat dengan kategori baik (B) dengan hasil tes belajar mengalami peningkatan dengan kategori baik (B). Simpulan penelitian ini adalah penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan proses dan hasil belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare
{"title":"Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare","authors":"S. M, Zaid Zainal, Sari Bunga","doi":"10.36339/jhest.v5i1.13","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v5i1.13","url":null,"abstract":"Permasalahan dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare belum mencapai SKBM. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan proses belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare dan apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan proses belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare dan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek Penelitian yaitu guru dan siswa yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data (penyajian data), dan penarikan kesimpulan. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus diawali dengan kegiatan pra tindakan, kemudian pada setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menujukkan bahwa pada siklus I hasil observasi aktivitas guru dengan kategori baik (B) dan observasi aktivitas siswa dengan kategori cukup (C) dengan hasil tes belajar dengan kategori cukup (C). Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan hasil observasi aktivitas guru dengan kategori baik (B) dan observasi aktivitas siswa meningkat dengan kategori baik (B) dengan hasil tes belajar mengalami peningkatan dengan kategori baik (B). Simpulan penelitian ini adalah penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan proses dan hasil belajar matematika siswa kelas V UPTD SD Negeri 26 Parepare","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"452 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116409330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perda berisi aturan-aturan yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan daerah dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Aspek hukum, politik, ekonomi, sosial, dan budaya menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pembentukan Perda. Perda yang berkualitas berarti produk hukum yang penyusunan materi dan teknisnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dapat menyelesaikan masalah dan menjawab kebutuhan masyarakat. Perda yang baik harus mencerminkan aspek filosofis yang berkaitan dengan asas keadilan, sosiologis yang berkaitan dengan harapan bahwa perda yang dibentuk merupakan keinginan masyarakat setempat, dan aspek yuridis terkait dengan jaminan kepastian hukum.
{"title":"Pembentukan Peraturan Daerah yang Demokratis di Era Otonomi Daerah","authors":"Faradilah Faradilah","doi":"10.36339/jhest.v5i1.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v5i1.75","url":null,"abstract":"Perda berisi aturan-aturan yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan daerah dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Aspek hukum, politik, ekonomi, sosial, dan budaya menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pembentukan Perda. Perda yang berkualitas berarti produk hukum yang penyusunan materi dan teknisnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dapat menyelesaikan masalah dan menjawab kebutuhan masyarakat. Perda yang baik harus mencerminkan aspek filosofis yang berkaitan dengan asas keadilan, sosiologis yang berkaitan dengan harapan bahwa perda yang dibentuk merupakan keinginan masyarakat setempat, dan aspek yuridis terkait dengan jaminan kepastian hukum.","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"341 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127579214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui penerapan metode blended learning pada mata kuliah struktur dan perkembangan hewan II, pada program studi Pendidikan biologi, Universitas Cenderawasih. Subjek Penelitian ini adalah semua mahasiswa semester V sebanyak 41 orang. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan berupa proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sesuai model Kemmis dan Mc. Taggart. Dilakukan dua siklus, yang merupakan proses perbaikan secara terus-menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin sempurna. Instrumen pada penelitian ini adalah (1). soal tes hasil belajar yang diberikan di setiap akhir siklus; (2). Lembar observasi Keterampilan berpikir kritis mahasiswa selama proses pembelajaran; (3). lembar observasi/pengamatan aktivitas siswa melalui penerapan metode blended learning selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ada peningkatan dari siklus I ke siklus II untuk hasil belajar mahasiswa. Diketahui hanya 25 mahasiswa pada siklus I yang tuntas belajar, dan meningkat menjadi 39 mahasiswa yang tuntas belajar pada siklus II, dari 61% meningkat menjadi 95%. selanjutnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa juga meningkat dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode blended learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi struktur dan perkembangan hewan II.
{"title":"Penerapan Metode Blended Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa","authors":"Ruth Megawati","doi":"10.36339/jhest.v4i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v4i1.64","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui penerapan metode blended learning pada mata kuliah struktur dan perkembangan hewan II, pada program studi Pendidikan biologi, Universitas Cenderawasih. Subjek Penelitian ini adalah semua mahasiswa semester V sebanyak 41 orang. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan berupa proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sesuai model Kemmis dan Mc. Taggart. Dilakukan dua siklus, yang merupakan proses perbaikan secara terus-menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin sempurna. Instrumen pada penelitian ini adalah (1). soal tes hasil belajar yang diberikan di setiap akhir siklus; (2). Lembar observasi Keterampilan berpikir kritis mahasiswa selama proses pembelajaran; (3). lembar observasi/pengamatan aktivitas siswa melalui penerapan metode blended learning selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ada peningkatan dari siklus I ke siklus II untuk hasil belajar mahasiswa. Diketahui hanya 25 mahasiswa pada siklus I yang tuntas belajar, dan meningkat menjadi 39 mahasiswa yang tuntas belajar pada siklus II, dari 61% meningkat menjadi 95%. selanjutnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa juga meningkat dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode blended learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi struktur dan perkembangan hewan II.","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125262949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kemampuan disposisi matematis siswa Kelas XI MIA 2 MAN 1 Majene. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Majene yang dipilih melalui purposive sampling, masing-masing tingkat kemampuan disposisi matematis diwakili oleh 2 orang siswa. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes, angket, dan wawancara. Skor hasil angket digunakan untuk mengelompokkan kemampuan disposisi matematis siswa. Skor hasil tes dan hasil wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis dianalisis berdasarkan kemampuan disposisi matematis siswa kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan disposisi matematis siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Majene terbagi menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tingkat kemampuan disposisi matematis tinggi mampu memenuhi indikator 1, 2, 3 dan 4 pemecahan masalah menurut Polya. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tingkat kemampuan disposisi matematis sedang mampu memenuhi indikator 1, 2, dan 3. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tingkat kemampuan disposisi matematis rendah tidak mampu memenuhi satu pun indikator pemecahan masalah menurut Polya.
{"title":"Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Ditinjau dari Kemampuan Disposisi Matematis","authors":"Marwana Razak, Fauziah Hakim, R. Ar","doi":"10.36339/jhest.v4i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v4i1.65","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari kemampuan disposisi matematis siswa Kelas XI MIA 2 MAN 1 Majene. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Majene yang dipilih melalui purposive sampling, masing-masing tingkat kemampuan disposisi matematis diwakili oleh 2 orang siswa. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes, angket, dan wawancara. Skor hasil angket digunakan untuk mengelompokkan kemampuan disposisi matematis siswa. Skor hasil tes dan hasil wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis dianalisis berdasarkan kemampuan disposisi matematis siswa kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan disposisi matematis siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Majene terbagi menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tingkat kemampuan disposisi matematis tinggi mampu memenuhi indikator 1, 2, 3 dan 4 pemecahan masalah menurut Polya. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tingkat kemampuan disposisi matematis sedang mampu memenuhi indikator 1, 2, dan 3. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tingkat kemampuan disposisi matematis rendah tidak mampu memenuhi satu pun indikator pemecahan masalah menurut Polya.","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129841232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan deskripsi secara mendalam atas fenomena yang diangkat/ diamati yaitu bagaimana peran guru dalam membimbing mahasiswa mengerjakan karya ilmiah. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang melakukan penyelesaian tugas akhir tahun akademik 2020/2021, yang berjumlah 3 orang, dan 2 orang dosen. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (1984). Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peran dosen pembimbing secar keseluruhan sudah dilakukan. Pada perannya dalam membimbing menentukan masalah penelitian, dosen pembimbing sudah mengarahkan mahasiswa untuk melakukan observasi dan mengidentifikasi masalah awal sesuai dengan topik yang ingin diteliti. Selanjutnya untuk peran dosen dalam membuat BAB II hingga BAB V juga sudah dilakukan. Pada tahap pembimbingan ini didapatkan informasi bahwa mahasiswa masih terkendala dalam menentukan kajian teori sehingga dosen memberikan arahan dan bimbingan bahwa teori bukan sekedar pendapat pakar namun lebih kepada uraian lengkap tentang variabel atau topik yang akan diteliti. Demikian juga pada metodologi penelitian dosen mengarahkan mahasiswa sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih berdasarkan masalah yang diangkat. Selanjutnya untuk hasil dan pembahasan dosen memberikan pembimbingan cara menyajikan hasil penelitian dan cara membahasnya melalui cara interpretasi nilai dari data-data yang diperoleh. Selanjutnya peran dosen pembimbing dalam mengarahkan mahasiswa mengenai sistematika penulisan karya ilmiah yang baik dan benar juga sudah dilakukan. Mulai dari pengenalan bagian-bagian karya ilmiah hingga cara membentuk struktur kalimat yang benar, penggunaan tanda baca, konjungsi hingga Teknik penulisan kutipan. Selanjutnya peran dosen pembimbing dalam memotivasi mahasiswa mengerjakan karya ilmiah juga dilakukan dosen dengan cara yang berbeda-beda. Ada dengan cara memberikan nasehat-nasehat, memberikan dukungan waktu, tenaga maupun materi berupa buku referensi untuk dipelajari
{"title":"Peran Dosen Pembimbing Skripsi dalam Proses Penyelesaian Tugas Akhir Mahasiswa","authors":"Ruth Megawati, Mesra Damayanti","doi":"10.36339/jhest.v4i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v4i1.63","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan deskripsi secara mendalam atas fenomena yang diangkat/ diamati yaitu bagaimana peran guru dalam membimbing mahasiswa mengerjakan karya ilmiah. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang melakukan penyelesaian tugas akhir tahun akademik 2020/2021, yang berjumlah 3 orang, dan 2 orang dosen. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (1984). Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peran dosen pembimbing secar keseluruhan sudah dilakukan. Pada perannya dalam membimbing menentukan masalah penelitian, dosen pembimbing sudah mengarahkan mahasiswa untuk melakukan observasi dan mengidentifikasi masalah awal sesuai dengan topik yang ingin diteliti. Selanjutnya untuk peran dosen dalam membuat BAB II hingga BAB V juga sudah dilakukan. Pada tahap pembimbingan ini didapatkan informasi bahwa mahasiswa masih terkendala dalam menentukan kajian teori sehingga dosen memberikan arahan dan bimbingan bahwa teori bukan sekedar pendapat pakar namun lebih kepada uraian lengkap tentang variabel atau topik yang akan diteliti. Demikian juga pada metodologi penelitian dosen mengarahkan mahasiswa sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih berdasarkan masalah yang diangkat. Selanjutnya untuk hasil dan pembahasan dosen memberikan pembimbingan cara menyajikan hasil penelitian dan cara membahasnya melalui cara interpretasi nilai dari data-data yang diperoleh. Selanjutnya peran dosen pembimbing dalam mengarahkan mahasiswa mengenai sistematika penulisan karya ilmiah yang baik dan benar juga sudah dilakukan. Mulai dari pengenalan bagian-bagian karya ilmiah hingga cara membentuk struktur kalimat yang benar, penggunaan tanda baca, konjungsi hingga Teknik penulisan kutipan. Selanjutnya peran dosen pembimbing dalam memotivasi mahasiswa mengerjakan karya ilmiah juga dilakukan dosen dengan cara yang berbeda-beda. Ada dengan cara memberikan nasehat-nasehat, memberikan dukungan waktu, tenaga maupun materi berupa buku referensi untuk dipelajari","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126103107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andi Meinar Dwi Rantisari, M. Yusuf, Maria Yunita Ndeku, Muhammad Taufik Page
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat dan tingkat keparahannya pada pengobatan pasien hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makassar Periode Januari 2019 – April Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah observasional non eksperimental dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel dilakukan secara non-probability dengan memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan dari 42 pasien yang menerima terapi obat antihipertensi terdapat 29 pasien (71,4%) yang mengalami interaksi obat dan 13 pasien (31,0%) tidak mengalami interaksi obat. Berdasarkan tingkat keparahan interaksi obat, interaksi yang paling tinggi yaitu tingkat moderate sebanyak 21 kasus (65,6%), interaksi major sebanyak 9 kasus (28,1%), dan interaksi minor sebanyak 2 kasus (6,3%). Berdasarkan mekanisme interaksi obat, interaksi farmakodinamik sebesar 23 kasus (71,9%), dan interaksi farmakokinetik sebesar 9 kasus (28,1%).
{"title":"Evaluasi Interaksi Obat pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar","authors":"Andi Meinar Dwi Rantisari, M. Yusuf, Maria Yunita Ndeku, Muhammad Taufik Page","doi":"10.36339/jhest.v3i2.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v3i2.48","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat dan tingkat keparahannya pada pengobatan pasien hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makassar Periode Januari 2019 – April Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah observasional non eksperimental dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel dilakukan secara non-probability dengan memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan dari 42 pasien yang menerima terapi obat antihipertensi terdapat 29 pasien (71,4%) yang mengalami interaksi obat dan 13 pasien (31,0%) tidak mengalami interaksi obat. Berdasarkan tingkat keparahan interaksi obat, interaksi yang paling tinggi yaitu tingkat moderate sebanyak 21 kasus (65,6%), interaksi major sebanyak 9 kasus (28,1%), dan interaksi minor sebanyak 2 kasus (6,3%). Berdasarkan mekanisme interaksi obat, interaksi farmakodinamik sebesar 23 kasus (71,9%), dan interaksi farmakokinetik sebesar 9 kasus (28,1%).","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131375037","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Salah satu penyebab utama pada pneumonia komunitas adalah bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri ini banyak ditemukan di mulut, kulit, dan saluran usus. Sebagian bakteri golongan Klebsiella menjadi sangat resisten terhadap beberapa antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas antibiotik penisilin g, ampisilin, amoksisilin, eritromisin, gentamisin, tetrasiklin, sefotaksim, levofloksasin, fosfomisin dan kloramfenikol terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode uji difusi Kirby-Bauer menggunakan sepuluh macam disk antibiotik yang akan diukur zona hambatnya. Bakteri uji yang digunakan diisolasi dari sampel sputum penderita infeksi saluran pernapasan bawah dan dikonfirmasi sebagai spesies Kleibseilla pneumonia dengan uji Vitek 2 Compact. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa antibiotik jenis Penisilin g, Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Sefotaksim dan Levofloksasin memperlihatkan zona hambat Resisten terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumoniae, dan antibiotik Gentamisin Intermediet terhadap Klebsiella pneumoniae, sedangkan antibiotik Tetrasiklin, Fosfomisin dan Kloramfenikol Sensitif terhadap Klebsiella pneumoniae sehingga masih baik digunakan untuk menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae.
{"title":"Uji Sensitivitas Antibiotik terhadap Pertumbuhan Klebsiella pneumonia dari Sputum Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Bawah","authors":"Indas Wari Rahman, Arum Prihartini","doi":"10.36339/jhest.v3i2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v3i2.53","url":null,"abstract":"Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Salah satu penyebab utama pada pneumonia komunitas adalah bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri ini banyak ditemukan di mulut, kulit, dan saluran usus. Sebagian bakteri golongan Klebsiella menjadi sangat resisten terhadap beberapa antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas antibiotik penisilin g, ampisilin, amoksisilin, eritromisin, gentamisin, tetrasiklin, sefotaksim, levofloksasin, fosfomisin dan kloramfenikol terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode uji difusi Kirby-Bauer menggunakan sepuluh macam disk antibiotik yang akan diukur zona hambatnya. Bakteri uji yang digunakan diisolasi dari sampel sputum penderita infeksi saluran pernapasan bawah dan dikonfirmasi sebagai spesies Kleibseilla pneumonia dengan uji Vitek 2 Compact. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa antibiotik jenis Penisilin g, Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Sefotaksim dan Levofloksasin memperlihatkan zona hambat Resisten terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumoniae, dan antibiotik Gentamisin Intermediet terhadap Klebsiella pneumoniae, sedangkan antibiotik Tetrasiklin, Fosfomisin dan Kloramfenikol Sensitif terhadap Klebsiella pneumoniae sehingga masih baik digunakan untuk menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae.","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"262 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115759541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Demam tifoid adalah penyakit menular yang menimbulkan infeksi akut pada usus kecil dan disebabkan oleh Salmonella typhi. Terapi tifoid adalah dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan peningkatan bakteri yang resisten. ESBL adalah enzim pada Salmonella sehingga bakteri tersebut memiliki mekanisme resistensi terhadap antibiotik seperti golongan sefalosporin generasi ketiga. Salah satu antibiotic golongan sefalosporin yang banyak digunakan adalah cefotaksim dan ceftriakson. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji sensitivitas S. typhi terhadap antibiotik sefalosforin generasi ketiga pada penderita demam tifoid. Sampel yang digunakan sebanyak 43 isolat S. typhi penderita demam tifoid. Hasil penelitian menunjukkan dari 43 sampel isolate yang digunakan, hanya 4 isolat yang diidentifikasi sebagai S. typhi. Uji sensitivitas 4 isolat S. typhi menunjukkan bahwa keempat sampel tersebut sensitif terhadap antibiotik cefotaksim dan ceftriakson dengan zona hambat terluas yaitu pada kode sampel H.36 dengan antibiotik cefotaksim sebesar 29,5 mm dan antibiotik ceftriakson 38,5 mm.
伤寒是一种传染病,可引起小肠急性感染,由沙门氏菌传染引起。伤寒治疗就是抗生素。不合理使用抗生素会导致耐药细菌的增加。ESBL是沙门氏菌中的一种酶,因此细菌具有对抗生素的耐药性机制,如第三代代伤寒。最广泛使用的抗生素之一是cefotaksim和ceftriakson。这项研究的目的是确定第三代伤寒患者对头皮瘤抗生素的过敏反应测试。该样本使用了43名isolat S. typhi患有伤寒的人。研究表明,在使用的43个样本中,只有4个被确认为S. typhi。4个异位对typhi的敏感性测试显示,这4个样本对cefotaksim抗生素和ceftriakson对样本编码的最大功用区域有29.5毫米的cefotaksim和38.5毫米的ceftriakson都很敏感。
{"title":"Uji Sensitivitas Salmonella typhi terhadap Antibiotik Sefalosporin Generasi Ketiga pada Penderita Demam Tifoid","authors":"Nurfitri Arfani, Ka'bah Ka'bah, H. Habibah","doi":"10.36339/jhest.v3i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v3i2.54","url":null,"abstract":"Demam tifoid adalah penyakit menular yang menimbulkan infeksi akut pada usus kecil dan disebabkan oleh Salmonella typhi. Terapi tifoid adalah dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan peningkatan bakteri yang resisten. ESBL adalah enzim pada Salmonella sehingga bakteri tersebut memiliki mekanisme resistensi terhadap antibiotik seperti golongan sefalosporin generasi ketiga. Salah satu antibiotic golongan sefalosporin yang banyak digunakan adalah cefotaksim dan ceftriakson. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji sensitivitas S. typhi terhadap antibiotik sefalosforin generasi ketiga pada penderita demam tifoid. Sampel yang digunakan sebanyak 43 isolat S. typhi penderita demam tifoid. Hasil penelitian menunjukkan dari 43 sampel isolate yang digunakan, hanya 4 isolat yang diidentifikasi sebagai S. typhi. Uji sensitivitas 4 isolat S. typhi menunjukkan bahwa keempat sampel tersebut sensitif terhadap antibiotik cefotaksim dan ceftriakson dengan zona hambat terluas yaitu pada kode sampel H.36 dengan antibiotik cefotaksim sebesar 29,5 mm dan antibiotik ceftriakson 38,5 mm.","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"02 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127249697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah sampah timbul akibat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara penanganan sampah yang baik dan sikap yang terkadang acuh tak acuh terhadap sampah yang berserakan. Tindakan yang semaunya membuang sampah sembarangan disebabkan kurangnya kesadaran tentang lingkungan dan dampak yang ditimbulkan. Sikap sadar lingkungan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik belum muncul dalam diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesadaran dan sikap mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik korelasional menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara cluster random sampling melalui dua tahap yaitu: tahap pertama menentukan sampel tempat yaitu mahasiswa di UM dan tahap kedua menentukan sampel responden sejumlah 30. Penelitian ini dilakukan di UM. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner (check list). Analisa data dengan rank sperman menunjukkan nilai sebesar 0,649 disimpulkan bahwa H0 diterima artinya tidak ada hubungan antara kesadaran dan sikap mahasiswa di Universitas Negeri Malang dalam pengelolaan sampah.
{"title":"Hubungan Kesadaran dan Sikap terhadap Pengelolaan Sampah Mahasiswa di Universitas Negeri Malang","authors":"Aswal Salewangeng, Yusmar Yusuf","doi":"10.36339/jhest.v3i2.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v3i2.50","url":null,"abstract":"Masalah sampah timbul akibat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara penanganan sampah yang baik dan sikap yang terkadang acuh tak acuh terhadap sampah yang berserakan. Tindakan yang semaunya membuang sampah sembarangan disebabkan kurangnya kesadaran tentang lingkungan dan dampak yang ditimbulkan. Sikap sadar lingkungan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik belum muncul dalam diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesadaran dan sikap mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik korelasional menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara cluster random sampling melalui dua tahap yaitu: tahap pertama menentukan sampel tempat yaitu mahasiswa di UM dan tahap kedua menentukan sampel responden sejumlah 30. Penelitian ini dilakukan di UM. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuisioner (check list). Analisa data dengan rank sperman menunjukkan nilai sebesar 0,649 disimpulkan bahwa H0 diterima artinya tidak ada hubungan antara kesadaran dan sikap mahasiswa di Universitas Negeri Malang dalam pengelolaan sampah.","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125226625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tinea versicolor merupakan infeksi jamur yang terdapat pada permukaan kulit, penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezzia furfur. Penyakit merupakan infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan munculnya makula di permukaan kulit, skuama halus, dan disertai rasa gatal pada kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui zona hambat dan menentukan konsentrasi KHM ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata. L) dalam menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Penelitian ini termasuk penelitian eksprimen bersifat deskriftif .Metode yang digunakan yaitu metode Kirby Bauer. Kemudian data yang dianalisis dan disimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata. L) pada kosentrasi 20%, 40%, dan 60% menunjukkan adanya zona hambat didapatkan nilai rata-rata zona hambat kosentrasi 4.6 mm, 8,2 mm 10,23 mm. Kesimpulan dari 3 kosentasi 20%, 40%, dan 60% dengan nilai rata-rata zona hambat 4.6 mm, 8,2 mm, 10,23 mm dan kontrol positif 13,9 mm sedangkan zona hambat KHM adalah 20%
{"title":"Uji Daya Hambat Daun Ketepeng Cina terhadap Pertumbuhan Malassezia furfur Penyebab Tinea versicolor","authors":"A. Dirga, Indas Wari Rahman, Muh. Yunasdy","doi":"10.36339/jhest.v3i2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.36339/jhest.v3i2.55","url":null,"abstract":"Tinea versicolor merupakan infeksi jamur yang terdapat pada permukaan kulit, penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezzia furfur. Penyakit merupakan infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan munculnya makula di permukaan kulit, skuama halus, dan disertai rasa gatal pada kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui zona hambat dan menentukan konsentrasi KHM ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata. L) dalam menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur. Penelitian ini termasuk penelitian eksprimen bersifat deskriftif .Metode yang digunakan yaitu metode Kirby Bauer. Kemudian data yang dianalisis dan disimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata. L) pada kosentrasi 20%, 40%, dan 60% menunjukkan adanya zona hambat didapatkan nilai rata-rata zona hambat kosentrasi 4.6 mm, 8,2 mm 10,23 mm. Kesimpulan dari 3 kosentasi 20%, 40%, dan 60% dengan nilai rata-rata zona hambat 4.6 mm, 8,2 mm, 10,23 mm dan kontrol positif 13,9 mm sedangkan zona hambat KHM adalah 20%","PeriodicalId":129910,"journal":{"name":"J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133513683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}