Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.16991
H. Nabilah
Bandar udara merupakan komponen penting dalam pelayanan transportasi udara. Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang dan Bandar Udara Internasional Banyuwangi sama sama memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang pariwisata serta kedua bandara tersebut adalah bandar udara yang tergolong memiliki fasilitas yang sangat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem drainase pada dua Bandar Udara, yaitu pada Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang dan Bandar Udara Internasional Banyuwangi serta mengetahui apa saja permasalahan pada sistem drainase pada kedua bandara tersebut serta solusinya. Metode penulisan pada penelitian ini ialah menggunakan metode studi literatur dimana. Penelitian ini melakukan penelitian pada 21 saluran dan didapatkan bahwa 4 saluran tidak dapat menampung debit rancangan. Hasil dari penelitian ini ialah debit rencana pada Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebesar 80,182 /det, yang memiliki water pounding 3 dengan kapasitas 191.000 . Sedangkan hasil debit rencana saluran eksisting pada Bandar Udara Internasional Banyuwangi sebesar 4,1309 /s. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua Bandar Udara tersebut memiliki saluran eksisting yang baik tetapi pada Bandar Udara Internasional Kualanamu sudah dievaluasi bahwa bandara tersebut memenuhi persyaratan dan aman, pada bandar udara tersebut juga disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya luapan pada daerah sisi udara atau airside sangat kecil untuk terjadinya luapan. Sedangan pada Bandar Udara Internasional Banyuwangi tidak semua saluran yang berada pada bandara tersebut tidak dapat menampung suatu debit air dengan waktu 5 tahun.
{"title":"STUDI KEEFEKTIFAN SISTEM DRAINASE ANTARA BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU DELI SERDANG DAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL BANYUWANGI","authors":"H. Nabilah","doi":"10.30595/civeng.v4i2.16991","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.16991","url":null,"abstract":"Bandar udara merupakan komponen penting dalam pelayanan transportasi udara. Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang dan Bandar Udara Internasional Banyuwangi sama sama memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang pariwisata serta kedua bandara tersebut adalah bandar udara yang tergolong memiliki fasilitas yang sangat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem drainase pada dua Bandar Udara, yaitu pada Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang dan Bandar Udara Internasional Banyuwangi serta mengetahui apa saja permasalahan pada sistem drainase pada kedua bandara tersebut serta solusinya. Metode penulisan pada penelitian ini ialah menggunakan metode studi literatur dimana. Penelitian ini melakukan penelitian pada 21 saluran dan didapatkan bahwa 4 saluran tidak dapat menampung debit rancangan. Hasil dari penelitian ini ialah debit rencana pada Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebesar 80,182 /det, yang memiliki water pounding 3 dengan kapasitas 191.000 . Sedangkan hasil debit rencana saluran eksisting pada Bandar Udara Internasional Banyuwangi sebesar 4,1309 /s. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua Bandar Udara tersebut memiliki saluran eksisting yang baik tetapi pada Bandar Udara Internasional Kualanamu sudah dievaluasi bahwa bandara tersebut memenuhi persyaratan dan aman, pada bandar udara tersebut juga disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya luapan pada daerah sisi udara atau airside sangat kecil untuk terjadinya luapan. Sedangan pada Bandar Udara Internasional Banyuwangi tidak semua saluran yang berada pada bandara tersebut tidak dapat menampung suatu debit air dengan waktu 5 tahun.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"126 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122958313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.17564
Ikhsan Sadilah, Lilik Hendro Widaryanto, M. A. Shulham
Perbandingan rencana anggaran biaya bangunan (RAB) pada program PUPR yaitu Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSPS) atau bisa disebut rehabilitasi rumah sederhana. Dengan metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif yang disajikan dan di berikan pembahasan menggunakan tabel dan data dari pembangunan rehabilitasi rumah sederhana pada bangunan ukuran keliling 22 meter dan tinggi 3 meter. Rencana anggaran biaya bangunan (RAB) pekerjaan rehabilitasi rumah sederhana di lakukan dengan dua cara yaitu perbaikan dengan mengganti struktur dinding baru atau memperkuat dinding dengan metode ferosemen. Sehingga hasil rencana anggran biaya dari ke dua pekerjaan perbaikan tersebut apakah ada selisih atau tidaknya. Hasil yang didapat dari analisis yang di lakukan pada Rencana Anggaran Biaya bangunan (RAB) pekerjaan rehabilitasi rumah sederhana dengan menggunakan batako adalah Rp. 11.144.000,00 sementara dengan ferosemen adalah Rp. 9.329.500,00. Sehingga di dapat selisih Rp.1.818.500,00 dengan rehabilitasi menggunakan batako biaya lebih besar dibandingkan dengan menggunakan ferosemen.
{"title":"PERBANDINGAN RAB ANTARA PEKERJAAN DINDING MENGGUNAKAN FEROSEMEN DAN BATAKO PADA REHABILITASI RUMAH SEDERHANA","authors":"Ikhsan Sadilah, Lilik Hendro Widaryanto, M. A. Shulham","doi":"10.30595/civeng.v4i2.17564","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.17564","url":null,"abstract":"Perbandingan rencana anggaran biaya bangunan (RAB) pada program PUPR yaitu Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSPS) atau bisa disebut rehabilitasi rumah sederhana. Dengan metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif yang disajikan dan di berikan pembahasan menggunakan tabel dan data dari pembangunan rehabilitasi rumah sederhana pada bangunan ukuran keliling 22 meter dan tinggi 3 meter. Rencana anggaran biaya bangunan (RAB) pekerjaan rehabilitasi rumah sederhana di lakukan dengan dua cara yaitu perbaikan dengan mengganti struktur dinding baru atau memperkuat dinding dengan metode ferosemen. Sehingga hasil rencana anggran biaya dari ke dua pekerjaan perbaikan tersebut apakah ada selisih atau tidaknya. Hasil yang didapat dari analisis yang di lakukan pada Rencana Anggaran Biaya bangunan (RAB) pekerjaan rehabilitasi rumah sederhana dengan menggunakan batako adalah Rp. 11.144.000,00 sementara dengan ferosemen adalah Rp. 9.329.500,00. Sehingga di dapat selisih Rp.1.818.500,00 dengan rehabilitasi menggunakan batako biaya lebih besar dibandingkan dengan menggunakan ferosemen.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130248624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.14582
Hafizh Noor Iriandi, Iskahar Iskahar, Arif Kurniawan Suksmono
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor utama keberhasilan proyek. HIRADC merupakan metode penerapan K3 yang sesuai dengan standar OHSAS 18001:2007. Produktivitas kerja merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan kualitas, kuantitas dan kualitas standar yang dihasilkan dalam pekerjaan proyek. Penelitian ini akan menganalisis dampak penerapan K3 menggunakan indikator HIRADC terhadap produktivitas tenaga kerja. Hasil yang diperoleh adalah model persamaan regresi linear yaitu Y = 8,630 + 0,433 + 0,343 + 0,05 dan nilai R sebesar 0,738 yang menunjukkan tingkat korelasi sangat kuat antar variabel, dan nilai R2 sebesar 0,544. Hasil uji nilai t untuk variabel bebas Keselamatan Kerja (X1) menghasilkan nilai Sig. 0,009 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh parsial antara variabel bebas (X1) dan variabel terikat (Y). Sedangkan variabel bebas “Kesehatan kerja” (X2) memberikan nilai Sig. 0,059 > 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh parsial antara variabel “Kesehatan kerja” (X2) dan variabel terikat “Produktivitas kerja” (Y). Dalam hal ini, menurut hasil uji f/simultan diperoleh nilai Sig. 0,001 < 0,05 dan F-hitung > F-tabel adalah 7,232 > 3,09 yang berarti terdapat pengaruh secara simultan antara variabel bebas keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) dengan variabel terikat produktivitas kerja (Y)
{"title":"PENGARUH PENERAPAN K3 MENGGUNAKAN INDIKATOR HIRADC TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus PT. Wijaya Karya Industri dan Konstruksi Proyek Pekerjaan Tanah Jalan Tol Cisumdawu Sumedang)","authors":"Hafizh Noor Iriandi, Iskahar Iskahar, Arif Kurniawan Suksmono","doi":"10.30595/civeng.v4i2.14582","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.14582","url":null,"abstract":"Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor utama keberhasilan proyek. HIRADC merupakan metode penerapan K3 yang sesuai dengan standar OHSAS 18001:2007. Produktivitas kerja merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan kualitas, kuantitas dan kualitas standar yang dihasilkan dalam pekerjaan proyek. Penelitian ini akan menganalisis dampak penerapan K3 menggunakan indikator HIRADC terhadap produktivitas tenaga kerja. Hasil yang diperoleh adalah model persamaan regresi linear yaitu Y = 8,630 + 0,433 + 0,343 + 0,05 dan nilai R sebesar 0,738 yang menunjukkan tingkat korelasi sangat kuat antar variabel, dan nilai R2 sebesar 0,544. Hasil uji nilai t untuk variabel bebas Keselamatan Kerja (X1) menghasilkan nilai Sig. 0,009 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh parsial antara variabel bebas (X1) dan variabel terikat (Y). Sedangkan variabel bebas “Kesehatan kerja” (X2) memberikan nilai Sig. 0,059 > 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh parsial antara variabel “Kesehatan kerja” (X2) dan variabel terikat “Produktivitas kerja” (Y). Dalam hal ini, menurut hasil uji f/simultan diperoleh nilai Sig. 0,001 < 0,05 dan F-hitung > F-tabel adalah 7,232 > 3,09 yang berarti terdapat pengaruh secara simultan antara variabel bebas keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) dengan variabel terikat produktivitas kerja (Y)","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122011859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.14711
Rachma Pramesya Safira, S.SiT. Anjarwati, Cremona Ayu Novita Sari
Terminal Bangga Mbangun Desa merupakan salah satu Terminal tipe A dan tepat berada di Kabupaten Cilacap tetapi pada kenyataannya Terminal Bangga Mbangun Desa masih belum dapat memberikan pelayanan yang optimal, terkait dengan fungsi Terminal untuk mendukung perpindahan orang dan/atau barang. Masalah lain yang melatarbelakangi yaitu banyak fasilitas yang tidak terpenuhi dalam Terminal Bangga Mbangun Desa yang mengakibatkan ketidaknyamanan para penumpang. Jumlah armada angkutan umum yang masuk ke terminal Bangga Mbangun Desa Kota Cilacap sebanyak 597 kendaraan per hari dan jumlah penumpang yang menggunakan jasa terminal sebanyak 2.198 penumpang per hari. Berdasarkan analisis kinerja pelayanan terminal frekuensi rata-rata terbanyak terjadi pada trayek AKAP dan trayek AKDP dan tidak adanya antrian kendaraan di Terminal karena demand kendaraan yang lebih besar daripada kendaraan yang masuk ke terminal. Hasil penilaian terhadap pemanfaatan fungsi fasilitas yang ada berdasarkan Peraturan Pemerintah No 132 Tahun 2015 fasilitas utama 43% fasilitas ada dan 57% fasilitas tidak ada diterminal, fasilitas penunjang 60% fasilitas ada dan 40% fasilitas tidak terdapat di terminal, dan fasilitas umum 38% fasilitas ada dan 62% fasilitas tidak ada di terminal. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 2015 sebesar 62% fasilitas ada diterminal dan 38% fasilitas tidak ada di terminal dengan 87% kondisi fasilitas baik dan 13% kondisi fasilitas buruk. Berdasarkan hasil analisis didapatkan beberapa armada memiliki rata-rata headway yang belum memenuhi standar ketentuan yakni 15-30 menit.
{"title":"ANALISIS KINERJA TERMINAL BUS TIPE A (STUDI KASUS TERMINAL BANGGA MBANGUN DESA KOTA CILACAP)","authors":"Rachma Pramesya Safira, S.SiT. Anjarwati, Cremona Ayu Novita Sari","doi":"10.30595/civeng.v4i2.14711","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.14711","url":null,"abstract":"Terminal Bangga Mbangun Desa merupakan salah satu Terminal tipe A dan tepat berada di Kabupaten Cilacap tetapi pada kenyataannya Terminal Bangga Mbangun Desa masih belum dapat memberikan pelayanan yang optimal, terkait dengan fungsi Terminal untuk mendukung perpindahan orang dan/atau barang. Masalah lain yang melatarbelakangi yaitu banyak fasilitas yang tidak terpenuhi dalam Terminal Bangga Mbangun Desa yang mengakibatkan ketidaknyamanan para penumpang. Jumlah armada angkutan umum yang masuk ke terminal Bangga Mbangun Desa Kota Cilacap sebanyak 597 kendaraan per hari dan jumlah penumpang yang menggunakan jasa terminal sebanyak 2.198 penumpang per hari. Berdasarkan analisis kinerja pelayanan terminal frekuensi rata-rata terbanyak terjadi pada trayek AKAP dan trayek AKDP dan tidak adanya antrian kendaraan di Terminal karena demand kendaraan yang lebih besar daripada kendaraan yang masuk ke terminal. Hasil penilaian terhadap pemanfaatan fungsi fasilitas yang ada berdasarkan Peraturan Pemerintah No 132 Tahun 2015 fasilitas utama 43% fasilitas ada dan 57% fasilitas tidak ada diterminal, fasilitas penunjang 60% fasilitas ada dan 40% fasilitas tidak terdapat di terminal, dan fasilitas umum 38% fasilitas ada dan 62% fasilitas tidak ada di terminal. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 2015 sebesar 62% fasilitas ada diterminal dan 38% fasilitas tidak ada di terminal dengan 87% kondisi fasilitas baik dan 13% kondisi fasilitas buruk. Berdasarkan hasil analisis didapatkan beberapa armada memiliki rata-rata headway yang belum memenuhi standar ketentuan yakni 15-30 menit.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124372667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.16573
Fauzan A. Sangadji, Nurul Istiqama Asidin, C. G. Buyang
Pada pengendalian, perlu diperhatikan tentang aspek penting di dalam suatu proyek, di antaranya yaitu biaya, waktu, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian pada dua aspek biaya dan waktu. Salah satunya dengan menggunakan Konsep Earned Value. Mengendalikan Earned Value dengan Microsoft Project 2019 yang merupakan software penjadwalan dan sangat membantu melakukan kegiatan perencanaan dan pengendalian proyek. Objek penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Pusat Konservasi Satwa Maluku Di Ambon yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan biaya dan waktu akhir proyek berdasarkan evaluasi dalam pelaksanaan proyek. Hasil analisis konsep nilai hasil sampai dengan minggu ke-41, Nilai ACWP sebesar Rp. 6,402,379,636.14, nilai BCWP sebesar Rp. 6,401,905,505.81, nilai BCWS sebesar Rp. Rp. 10,441,861,859.09, nilai Indeks Kinerja Jadwal (SPI) sebesar 0.61310, nilai ini menunjukkan SPI < 1. Nilai Indeks penampilan biaya (CPI) bernilai 0.99993, nilai tersebut menunjukkan CPI < 1. Nilai Indikator Varian Jadwal sebesar Rp -4,039,956,353.28 , (SV) = Negatif, Sedangkan nilai Varian Biaya (CV) nilainya sebesar -Rp 474,130.33 , (CV) = negatif. Didapatkan sisa hasil proyek (ETC) sampai dengan minggu ke-41 sebesar Rp 4,040,255,555.74 dan hasil perkiraan biaya pelaksanaan proyek (EAC) sebesar Rp 10,442,635,191.88. Sedangkan perkiraan waktu penyelesaian proyek ETS adalah 132 hari dan Proyeksi total pelaksanaan proyek (EAS) adalah 417 hari.
{"title":"ANALISIS EARNED VALUE DENGAN MICROSOFT PROJECT 2019 (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN KONSERVASI SATWA MALUKU DI KOTA AMBON)","authors":"Fauzan A. Sangadji, Nurul Istiqama Asidin, C. G. Buyang","doi":"10.30595/civeng.v4i2.16573","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.16573","url":null,"abstract":"Pada pengendalian, perlu diperhatikan tentang aspek penting di dalam suatu proyek, di antaranya yaitu biaya, waktu, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian pada dua aspek biaya dan waktu. Salah satunya dengan menggunakan Konsep Earned Value. Mengendalikan Earned Value dengan Microsoft Project 2019 yang merupakan software penjadwalan dan sangat membantu melakukan kegiatan perencanaan dan pengendalian proyek. Objek penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Pusat Konservasi Satwa Maluku Di Ambon yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan biaya dan waktu akhir proyek berdasarkan evaluasi dalam pelaksanaan proyek. Hasil analisis konsep nilai hasil sampai dengan minggu ke-41, Nilai ACWP sebesar Rp. 6,402,379,636.14, nilai BCWP sebesar Rp. 6,401,905,505.81, nilai BCWS sebesar Rp. Rp. 10,441,861,859.09, nilai Indeks Kinerja Jadwal (SPI) sebesar 0.61310, nilai ini menunjukkan SPI < 1. Nilai Indeks penampilan biaya (CPI) bernilai 0.99993, nilai tersebut menunjukkan CPI < 1. Nilai Indikator Varian Jadwal sebesar Rp -4,039,956,353.28 , (SV) = Negatif, Sedangkan nilai Varian Biaya (CV) nilainya sebesar -Rp 474,130.33 , (CV) = negatif. Didapatkan sisa hasil proyek (ETC) sampai dengan minggu ke-41 sebesar Rp 4,040,255,555.74 dan hasil perkiraan biaya pelaksanaan proyek (EAC) sebesar Rp 10,442,635,191.88. Sedangkan perkiraan waktu penyelesaian proyek ETS adalah 132 hari dan Proyeksi total pelaksanaan proyek (EAS) adalah 417 hari.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133274664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.18667
Irawadi Irawadi, Sigit Supadmo Arif, S. Susanto, Lilik Sutiarso
DAS merupakan suatu sistem yang terdiri atas sub sistem sumberdaya dan sub sistem unit sumberdaya maka dalam penelaahannya lebih tepat apabila kondisi dan fungsi pemanfaatan DPS Logawa dilakukan dengan pendekatan teori system secara sistematis sebagai suatu sistem yang terpadu. Ruang lingkup sistem keberlanjutan kondisi dan fungsi pemanfaatan DPS Logawa adalah faktor yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kerusakan kondisi fungsi DPS Logawa yang meliputi perilaku manusia antara lain kesalahan perencanaan pembangunan, konservasi dan pendayagunaan serta pemanfaatan DAS, Kesalahan distribusi dan pengendalian daya rusak, kelemahan kelembagaan maupun inventarisasi aset dan sistem informasi. kesadaran seluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) harus mau berpartisipasi dalam Pemanfaatan dan pengelolaan DAS, terutama menghargai jasa lingkungan, merupakan kunci keberhasilan pengelolaan DAS. Pemanfaatan sumberdaya DAS secara optimal akan berujung kepada tercapainya tujuan konservasi, produktivitas dan pengentasan kemiskinan. Pemerintah (pemerintah pusat, interdepartemental, dan daerah) secara kolektif harus mampu memfasilitasinya. Faktor penting dalam keberlanjutan kondisi dan fungsi pemanfaatan DAS adalah bagaimana regulasi dan kelembagaan yang mendasari dan menjadi pengelola DAS tersebut dapat berfungsi maksimal secara efektif dan efisien. Tulisan ini difokuskan pada peran metode focusing group discussion (FGD) sebagai fasilitator netral diskusi berbagai stakes holders yang terkait dengan pengelolaan DAS untuk saling berkomitmen menyelesaiakan permasalahan yang muncul setelah adanya UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan aturan aturan dibawahnya. Forum diskusi diterapkan pada DPS. Logawa sebagai lokus penelitian.
DAS是一种由辅助资源系统和辅助系统组成的系统,如果DPS Logawa在系统理论系统作为一个统一系统的方法下进行研究,那么在他的研究中,使用条件和功能会更恰当。利用系统可持续性条件的范围和功能的DPS Logawa是相关的因素导致了故障条件包括人类行为的DPS Logawa功能包括错误,保护和发展规划这么利用河流域,分布的错误和坏了资源后,体制的弱点和库存控制资产和信息系统。所有利益相关者的认识都应该参与利用和管理DAS,特别是对环境服务的尊重,是管理DAS成功的关键。流域资源的最佳利用将有助于实现保护、生产力和减贫的目标。各国政府、各国政府和地区政府应该共同负担得起。可持续的条件和利用功能的一个重要因素是基本的规则和制度,以及它们是如何有效地发挥作用的。这篇文章的重点是,focusing group discussion (FGD)是一个中立的讨论机构,讨论与DAS管理有关的各种利益相关者,以相互承诺解决自2004年第7号《水资源资源法》及其底层规则第1条以来出现的问题。讨论论坛应用于DPS。作为研究中心的Logawa。
{"title":"PENGEMBANGAN KONSEP OPTIMALISASI REGULASI DAN KELEMBAGAAN DALAM RANGKA KEBERLANJUTAN KONDISI DAN FUNGSI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) STUDI KASUS : DPS LOGAWA, KABUPATEN BANYUMAS","authors":"Irawadi Irawadi, Sigit Supadmo Arif, S. Susanto, Lilik Sutiarso","doi":"10.30595/civeng.v4i2.18667","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.18667","url":null,"abstract":"DAS merupakan suatu sistem yang terdiri atas sub sistem sumberdaya dan sub sistem unit sumberdaya maka dalam penelaahannya lebih tepat apabila kondisi dan fungsi pemanfaatan DPS Logawa dilakukan dengan pendekatan teori system secara sistematis sebagai suatu sistem yang terpadu. Ruang lingkup sistem keberlanjutan kondisi dan fungsi pemanfaatan DPS Logawa adalah faktor yang berkaitan dengan penyebab terjadinya kerusakan kondisi fungsi DPS Logawa yang meliputi perilaku manusia antara lain kesalahan perencanaan pembangunan, konservasi dan pendayagunaan serta pemanfaatan DAS, Kesalahan distribusi dan pengendalian daya rusak, kelemahan kelembagaan maupun inventarisasi aset dan sistem informasi. kesadaran seluruh pihak pemangku kepentingan (stakeholders) harus mau berpartisipasi dalam Pemanfaatan dan pengelolaan DAS, terutama menghargai jasa lingkungan, merupakan kunci keberhasilan pengelolaan DAS. Pemanfaatan sumberdaya DAS secara optimal akan berujung kepada tercapainya tujuan konservasi, produktivitas dan pengentasan kemiskinan. Pemerintah (pemerintah pusat, interdepartemental, dan daerah) secara kolektif harus mampu memfasilitasinya. Faktor penting dalam keberlanjutan kondisi dan fungsi pemanfaatan DAS adalah bagaimana regulasi dan kelembagaan yang mendasari dan menjadi pengelola DAS tersebut dapat berfungsi maksimal secara efektif dan efisien. Tulisan ini difokuskan pada peran metode focusing group discussion (FGD) sebagai fasilitator netral diskusi berbagai stakes holders yang terkait dengan pengelolaan DAS untuk saling berkomitmen menyelesaiakan permasalahan yang muncul setelah adanya UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan aturan aturan dibawahnya. Forum diskusi diterapkan pada DPS. Logawa sebagai lokus penelitian.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"17 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132865130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.16992
Moch Yosfika Agung Maulanna
Pengendalian banjir merupakan hal yang sangat penting di Bandar Udara karna menunjang kegiatan di Bandar Udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa itu sistem pengendalian banjir atau sistem drainase yang baik serta mengetahui apa itu normalisasi saluran serta metode-metode yang dilakukan dalam melakukan normalisasi saluran. Metode penulisan pada penelitian yaitu menggunakan metode studi literalur dimana studi literatur adalah metode yang menggunakan kajian pustaka sebagai sumber utama penelitian ini serta metode ini juga menggunakan kegiatan membaca serta mencatat. Hasil penelitian ini ialah Pengendalian banjir pada bandara dapat dilakukan dengan cara, langkah, atau strategi seperti normalisasi saluran dengan cara selalu mengecek semua saluran air yang ada jangan sampai ada yang tersumbat atau tidak lancar, kemudian pemilihan dan penggunaan pipa yang baik dan berkualitas untuk saluran airnya, kemudian menyediakan kolam penampungan yang memadai. Beberapa strategi tersebut dapat dilakukan untuk mengendalikan atau menanggulangi genangan air hujan yang kemungkinan terdapat dapat di bandara.
{"title":"PENGGUNAAN SISTEM DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR DI BANDARA","authors":"Moch Yosfika Agung Maulanna","doi":"10.30595/civeng.v4i2.16992","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.16992","url":null,"abstract":"Pengendalian banjir merupakan hal yang sangat penting di Bandar Udara karna menunjang kegiatan di Bandar Udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa itu sistem pengendalian banjir atau sistem drainase yang baik serta mengetahui apa itu normalisasi saluran serta metode-metode yang dilakukan dalam melakukan normalisasi saluran. Metode penulisan pada penelitian yaitu menggunakan metode studi literalur dimana studi literatur adalah metode yang menggunakan kajian pustaka sebagai sumber utama penelitian ini serta metode ini juga menggunakan kegiatan membaca serta mencatat. Hasil penelitian ini ialah Pengendalian banjir pada bandara dapat dilakukan dengan cara, langkah, atau strategi seperti normalisasi saluran dengan cara selalu mengecek semua saluran air yang ada jangan sampai ada yang tersumbat atau tidak lancar, kemudian pemilihan dan penggunaan pipa yang baik dan berkualitas untuk saluran airnya, kemudian menyediakan kolam penampungan yang memadai. Beberapa strategi tersebut dapat dilakukan untuk mengendalikan atau menanggulangi genangan air hujan yang kemungkinan terdapat dapat di bandara.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128917446","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-31DOI: 10.30595/civeng.v4i2.16724
Amris Azizi, Teguh Marhendi
Gedung Kuliah 4 lantai Universitas Muhammadiyah Purwokerto dirancang menggunakan pondasi tiang pancang dengan kedalaman ujung mencapai 6,00 meter. Dalam pelaksanaannya, pemancangan tiang hanya mencapai kedalaman rata-rata 4,00 m karena ujung tiang sudah mencapai tanah keras dan tidak mampu menembus kedalaman yang direncanakan. Hal ini akan mempengaruhi kapasitas dukung tiang.Analisis dilakukan pada pondasi tiang pancang Gedung Kuliah Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Analisis menggunakan metode statik dihitung secara empiris dari nilai qc hasil uji Sondir (CPT).Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas dukung ultimit pondasi tiang yang mengalami pemendekan lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas dukung ultimit pondasi tiang rencana. Kapasitas dukung kelompok tiang terpasang mengalami penurunan rata-rata 27% dari kapasitas dukung kelompok tiang rencana dengan angka aman untuk setiap tipe pondasi rata-rata 2,19. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pondasi terpasang cukup aman terhadap beban struktur yang bekerja diatasnya.
{"title":"ANALISIS PENGARUH PEMENDEKAN PONDASI TIANG PANCANG TERHADAP KAPASITAS DUKUNG PADA PROYEK GEDUNG KULIAH 4 LANTAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO","authors":"Amris Azizi, Teguh Marhendi","doi":"10.30595/civeng.v4i2.16724","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i2.16724","url":null,"abstract":"Gedung Kuliah 4 lantai Universitas Muhammadiyah Purwokerto dirancang menggunakan pondasi tiang pancang dengan kedalaman ujung mencapai 6,00 meter. Dalam pelaksanaannya, pemancangan tiang hanya mencapai kedalaman rata-rata 4,00 m karena ujung tiang sudah mencapai tanah keras dan tidak mampu menembus kedalaman yang direncanakan. Hal ini akan mempengaruhi kapasitas dukung tiang.Analisis dilakukan pada pondasi tiang pancang Gedung Kuliah Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Analisis menggunakan metode statik dihitung secara empiris dari nilai qc hasil uji Sondir (CPT).Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas dukung ultimit pondasi tiang yang mengalami pemendekan lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas dukung ultimit pondasi tiang rencana. Kapasitas dukung kelompok tiang terpasang mengalami penurunan rata-rata 27% dari kapasitas dukung kelompok tiang rencana dengan angka aman untuk setiap tipe pondasi rata-rata 2,19. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pondasi terpasang cukup aman terhadap beban struktur yang bekerja diatasnya.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121880010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-07DOI: 10.30595/civeng.v4i1.14850
Afis Fauzi, N. Handayani, Suhendro Trinugroho, Yenny Nurchasannah
Paving block merupakan hasil pencampuran antara agregat halus (pasir), air, dan semen portland sebagai bahan pengikat. Paving block sering digunakan untuk bahan perkerasan jalan, taman, dan halaman. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen tentang penggunaan agregat halus pasir Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dengan atau tanpa bahan tambah serat ijuk aren. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan serat ijuk pada paving block pasir Sungai Samin Karanganyar. Penggunaan serat ijuk sebagai bahan tambah diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan dari paving block. Variasi yang digunakan dalam adalah variasi panjang serat ijuk dengan penambahan serat ijuk tiap variasi adalah 0,5%. Penggunaan variasi panjang serat ijuk yaitu panjang 0 cm (normal), 2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil yaitu pasir Sungai Samin memenuhi Spesifikasi SNI yang bersesuaian dengan pengujian agregat halus (pasir). Kuat tekan terbesar didapatkan pada penambahan serat ijuk dengan panjang 2 cm yaitu sebesar 12,72 MPa, hasil tersebut mengalami kenaikan sebesar 7,01% dari kuat tekan paving block normal. Kemudian untuk pengujian daya serap paling tinggi didapatkan pada penambahan serat ijuk dengan panjang 6 cm dengan nilai daya serap sebesar 5,17%.
{"title":"ANALISIS KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP PAVING BLOCK MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI SAMIN PADA VARIASI PANJANG SERAT IJUK","authors":"Afis Fauzi, N. Handayani, Suhendro Trinugroho, Yenny Nurchasannah","doi":"10.30595/civeng.v4i1.14850","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i1.14850","url":null,"abstract":"Paving block merupakan hasil pencampuran antara agregat halus (pasir), air, dan semen portland sebagai bahan pengikat. Paving block sering digunakan untuk bahan perkerasan jalan, taman, dan halaman. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen tentang penggunaan agregat halus pasir Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dengan atau tanpa bahan tambah serat ijuk aren. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan serat ijuk pada paving block pasir Sungai Samin Karanganyar. Penggunaan serat ijuk sebagai bahan tambah diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan dari paving block. Variasi yang digunakan dalam adalah variasi panjang serat ijuk dengan penambahan serat ijuk tiap variasi adalah 0,5%. Penggunaan variasi panjang serat ijuk yaitu panjang 0 cm (normal), 2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Setelah dilakukan pengujian diperoleh hasil yaitu pasir Sungai Samin memenuhi Spesifikasi SNI yang bersesuaian dengan pengujian agregat halus (pasir). Kuat tekan terbesar didapatkan pada penambahan serat ijuk dengan panjang 2 cm yaitu sebesar 12,72 MPa, hasil tersebut mengalami kenaikan sebesar 7,01% dari kuat tekan paving block normal. Kemudian untuk pengujian daya serap paling tinggi didapatkan pada penambahan serat ijuk dengan panjang 6 cm dengan nilai daya serap sebesar 5,17%.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128587414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Di Kabupaten Banyumas, banyak jalan Provinsi yang mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan baik, sedang, dan rusak ringan. Berdasarkan kondisi tersebut, untuk dapat tetap melaksanakan pemeliharaan jalan dengan dana terbatas, terlebih dahulu perlu dilakukan pemelihan ruas jalan yang memerlukan pemeliharaan. Dalam penelitian ini, skala prioritas pemeliharaan jalan ditentukan berdasarkan kepentingan kriteria dengan menggunakan metode penilaian dan dengan pembobotan beberapa kriteria yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan skala prioritas ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dari hasil analisa penelitian diperoleh urutan kriteria dan bobot yang paling berpengaruh yaitu kriteria kondisi jalan dengan bobot 0,614, kriteria biaya pemeliharaan dengan bobot 0,317 dan kriteria LHR dengan bobot 0,069. Adapun skala prioritas dan bobot pemeliharaan jalan yaitu jalan Sokaraja-Kalimanah dengan bobot 0,248, jalan Kaliori-Patikraja dengan bobot 0,233, jalan Purwokerto-Baturraden dengan bobot 0,232, jalan Purwokerto-Pegalongan dengan bobot 0,189, dan jalan Menganti-Kesugihan dengan bobot 0,099.
{"title":"ANALISIS SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI KABUPATEN BANYUMAS METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)","authors":"Tegar Aji Pangestu, S.SiT. Anjarwati, Teguh Marhendi","doi":"10.30595/civeng.v4i1.14492","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/civeng.v4i1.14492","url":null,"abstract":"Di Kabupaten Banyumas, banyak jalan Provinsi yang mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan baik, sedang, dan rusak ringan. Berdasarkan kondisi tersebut, untuk dapat tetap melaksanakan pemeliharaan jalan dengan dana terbatas, terlebih dahulu perlu dilakukan pemelihan ruas jalan yang memerlukan pemeliharaan. Dalam penelitian ini, skala prioritas pemeliharaan jalan ditentukan berdasarkan kepentingan kriteria dengan menggunakan metode penilaian dan dengan pembobotan beberapa kriteria yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan skala prioritas ini adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dari hasil analisa penelitian diperoleh urutan kriteria dan bobot yang paling berpengaruh yaitu kriteria kondisi jalan dengan bobot 0,614, kriteria biaya pemeliharaan dengan bobot 0,317 dan kriteria LHR dengan bobot 0,069. Adapun skala prioritas dan bobot pemeliharaan jalan yaitu jalan Sokaraja-Kalimanah dengan bobot 0,248, jalan Kaliori-Patikraja dengan bobot 0,233, jalan Purwokerto-Baturraden dengan bobot 0,232, jalan Purwokerto-Pegalongan dengan bobot 0,189, dan jalan Menganti-Kesugihan dengan bobot 0,099.","PeriodicalId":148093,"journal":{"name":"CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":"2 7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126098563","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}