Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16767
M. Ramadhan, Noor Farikhah Haneda, Erianto Indra Putra
Penelitian ini bertujuan menganalisis kerusakan pohon akibat serangan hama dan penyakit serta menganalisis kondisi kerusakan pohon di kawasan Agrowisata Tahura Sultan Adam, yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan. Pengamatan dilakukan di tiga klaster plot di dalam areal Agrowisata menggunakaan metode forest health monitoring (FHM). Kawasan Agrowisata di Tahura Sultan Adam merupakan areal seluas 3.8 hektar, yang ditanami jenis pohon buah-buahan, seperti kuini (Magnifera odorata), matoa (Pometia pinnata), nangka (Artocarpus heterophyllus), durian (Durio zibethinus), rambutan (Nephelium lappaceum), dan alpukat (Persea americana). Hama yang ditemukan di kawasan ini, yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestrina), dan belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Meyen). Tipe kerusakan yang paling banyak ditemukan pada pohon di kawasan ini adalah cabang patah/mati, daun/pucuk/tunas rusak, dan luka terbuka. Kualitas kawasan dapat diketahui berdasarkan nilai cluster level index (CLI) masing-masing klaster plot. Nilai CLI pada klaster plot satu, yaitu 7.63, pada klaster plot dua, yaitu 6.91, dan pada klaster plot tiga, yaitu 8.19 dengan skor ketiga klaster plot adalah sama dengan nilai 6 dengan ambang skor 0 – 10. Nilai yang terendah menunjukkan kualitas pohon yang sangat parah sedangkan nilai yang tertinggi menunjukkan kualitas pohon yang sangat sehat, dimana nilai skor 6 menunjukkan bahwa pohon yang berada di dalam tiga klaster plot di kawasan Agrowisata Tahura Sultan Adam dalam kondisi sehat.
本研究旨在分析农药和疾病对树木的损害,并分析位于南加州省的Agrowisata Tahura Sultan Adam地区的树木损害。使用森林健康监测(FHM)方法在Agrowisata地区的三个地块群中进行了观测。Tahura Sultan Adam的Agrowisata地区面积3.8公顷,种植了一种果树,如cookine(Magnifera odorata)、matoa(Pometia羽状)、nangka(Artocarpus heterophyllus)、榴莲(Durio zibethinus)、hair(Nephelium lappaceum)和alpukat(Persea americana)。在该地区发现的哈马是长尾猴(Macaca consticularis)、熊(Macacan nemestrina)和蝗虫migratoria manilensis Meyen。在该地区的树木上发现最多的损伤类型是折断的树枝、折断的树叶/爪子/金枪鱼和开放性伤口。区域的质量是基于每个绘图集群的集群级索引(CLI)值已知的。图簇一上的CLI值为7.63,图簇二上的CLI为6.91,图簇三上的CLI数值为8.19,图簇第三次得分等于值6,得分阈值为0-10。最低的值表示树木质量非常差,而最高的值表示非常健康的树木质量,其中得分6表示Agrowisata Tahura Sultan Adam地区三个地块集群内的树木处于健康状态。
{"title":"IDENTIFIKASI KERUSAKAN POHON DI KAWASAN AGROWISATA TAHURA SULTAN ADAM, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE FOREST HEALTH MONITORING","authors":"M. Ramadhan, Noor Farikhah Haneda, Erianto Indra Putra","doi":"10.20527/jht.v11i2.16767","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16767","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan menganalisis kerusakan pohon akibat serangan hama dan penyakit serta menganalisis kondisi kerusakan pohon di kawasan Agrowisata Tahura Sultan Adam, yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan. Pengamatan dilakukan di tiga klaster plot di dalam areal Agrowisata menggunakaan metode forest health monitoring (FHM). Kawasan Agrowisata di Tahura Sultan Adam merupakan areal seluas 3.8 hektar, yang ditanami jenis pohon buah-buahan, seperti kuini (Magnifera odorata), matoa (Pometia pinnata), nangka (Artocarpus heterophyllus), durian (Durio zibethinus), rambutan (Nephelium lappaceum), dan alpukat (Persea americana). Hama yang ditemukan di kawasan ini, yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), beruk (Macaca nemestrina), dan belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Meyen). Tipe kerusakan yang paling banyak ditemukan pada pohon di kawasan ini adalah cabang patah/mati, daun/pucuk/tunas rusak, dan luka terbuka. Kualitas kawasan dapat diketahui berdasarkan nilai cluster level index (CLI) masing-masing klaster plot. Nilai CLI pada klaster plot satu, yaitu 7.63, pada klaster plot dua, yaitu 6.91, dan pada klaster plot tiga, yaitu 8.19 dengan skor ketiga klaster plot adalah sama dengan nilai 6 dengan ambang skor 0 – 10. Nilai yang terendah menunjukkan kualitas pohon yang sangat parah sedangkan nilai yang tertinggi menunjukkan kualitas pohon yang sangat sehat, dimana nilai skor 6 menunjukkan bahwa pohon yang berada di dalam tiga klaster plot di kawasan Agrowisata Tahura Sultan Adam dalam kondisi sehat.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46397616","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif senyawa kimia aktif yang terdapat dalam tumbuhan tigarun, yaitu kandungan flavonoid, saponin, quinon, tanin, steroid, triterpenoid, dan alkaloid. Bahan yang digunakan berupa simpilisa daun, batang dan akar tigarun. Metode pengujian senyawa aktif tigarun menggunakan uji fitokimia berdasarkan metode Harbone (1978). Hasil penelitian menunjukkan senyawa saponin, dan steroid dan triterpenoid, sementara senyawa alkaloid, quinon, dan tanin ditemukan pada daun, batang dan akar tumbuhan tigarun, sedangkan flavonoid tidak terdapat sama sekali dalam semua bagian tumbuhan tigarun.
{"title":"UJI FITOKIMIA TUMBUHAN TIGARUN (Crataeva nurvala Buch Ham)","authors":"Yuniarti Yuniarti, Gt. A.R. Thamrin, Lusyian Lusyian, Budi Sutiya, Kurdiansyah Kurdiansyah","doi":"10.20527/jht.v11i2.16779","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16779","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif senyawa kimia aktif yang terdapat dalam tumbuhan tigarun, yaitu kandungan flavonoid, saponin, quinon, tanin, steroid, triterpenoid, dan alkaloid. Bahan yang digunakan berupa simpilisa daun, batang dan akar tigarun. Metode pengujian senyawa aktif tigarun menggunakan uji fitokimia berdasarkan metode Harbone (1978). Hasil penelitian menunjukkan senyawa saponin, dan steroid dan triterpenoid, sementara senyawa alkaloid, quinon, dan tanin ditemukan pada daun, batang dan akar tumbuhan tigarun, sedangkan flavonoid tidak terdapat sama sekali dalam semua bagian tumbuhan tigarun.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44412134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16774
S. Syaifuddin, Kissinger Kissinger, Ahmad Jauhari
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis secara spasial dugaan habitat anggrek menggunakan analisis NDVI, LST, dan Canopy Height, menganalisis komposisi dan struktur jenis, kondisi habitat, dan karakter pohon inang anggrek di Gunung Bebaris KHDTK Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - September 2021. Penentuan titik sampel plot di lapangan menggunakan metode stratified sampling dan purposive sampling. Hasil dari analisis spasial didapatkan peta tematik yang merepresentatifkan habitat anggrek. Hasil pengamatan didapatkan 10 jenis anggrek yang termasuk ke dalam 5 genus. Anggrek yang paling mendominasi adalah Aerides odorata. Indeks keanekaragaman anggrek tergolong sedang dan tingkat keseragamannya tergolong tinggi. Semua jenis anggrek yang ditemukan persebarannya mengelompok. Sebaran vertikalnya anggrek banyak tumbuh pada pohon inang di zona 3 dan 4. Anggrek ditemukan pada NDVI bernilai sedang, LST 15o – 20oC dan canopy height mencapai 21 m, dengan kondisi lingkungan suhu udara 28,5o – 28,6oC, kelembaban udara 90 – 92%, suhu batang pada pohon inang 27,4o – 28,3oC dan, suhu tanah 26,6o – 27,6oC, intensitas cahaya 1162 – 1240 lux, dan ketinggian tempat 66 – 86 mdpl. Pohon inang yang ditumbuhi anggrek ada 13 jenis. Pohon yang banyak ditemukan anggrek adalah Strombosia javanica, Buchanania arborescens, dan Vitex pubescens.
{"title":"KOMPOSISI DAN STRUKTUR TUMBUHAN ANGGREK DI GUNUNG BEBARIS KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT","authors":"S. Syaifuddin, Kissinger Kissinger, Ahmad Jauhari","doi":"10.20527/jht.v11i2.16774","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16774","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk menganalisis secara spasial dugaan habitat anggrek menggunakan analisis NDVI, LST, dan Canopy Height, menganalisis komposisi dan struktur jenis, kondisi habitat, dan karakter pohon inang anggrek di Gunung Bebaris KHDTK Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - September 2021. Penentuan titik sampel plot di lapangan menggunakan metode stratified sampling dan purposive sampling. Hasil dari analisis spasial didapatkan peta tematik yang merepresentatifkan habitat anggrek. Hasil pengamatan didapatkan 10 jenis anggrek yang termasuk ke dalam 5 genus. Anggrek yang paling mendominasi adalah Aerides odorata. Indeks keanekaragaman anggrek tergolong sedang dan tingkat keseragamannya tergolong tinggi. Semua jenis anggrek yang ditemukan persebarannya mengelompok. Sebaran vertikalnya anggrek banyak tumbuh pada pohon inang di zona 3 dan 4. Anggrek ditemukan pada NDVI bernilai sedang, LST 15o – 20oC dan canopy height mencapai 21 m, dengan kondisi lingkungan suhu udara 28,5o – 28,6oC, kelembaban udara 90 – 92%, suhu batang pada pohon inang 27,4o – 28,3oC dan, suhu tanah 26,6o – 27,6oC, intensitas cahaya 1162 – 1240 lux, dan ketinggian tempat 66 – 86 mdpl. Pohon inang yang ditumbuhi anggrek ada 13 jenis. Pohon yang banyak ditemukan anggrek adalah Strombosia javanica, Buchanania arborescens, dan Vitex pubescens.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43829781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16772
Tuti Arlita, Ira Asmawar Butar-Butar, Fikrinda Fikrinda, Ali Muhammad Muslih
Hutan Kemasyarakatan (HKm) merupakan suatu bentuk pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang terdapat di sekitar hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis komoditas HHBK yang dimanfaatkan masyarakat HKm Rencong di Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Lokasi penelitian terletak di Desa Blang Mane dan Desa Peureupok Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat HKm Rencong memanfaatkan tujuh jenis komoditas HHBK yaitu pinang (Areca catechu), jernang (Daemonorop draco), ubi hutan (Dioscorea hispida), lebah madu (Apis dorsata), rusa sambar (Cervus unicolor), landak (Hystrix sumatrae) dan kijang (Muntiacus munjtak). Kontribusi komoditas HHBK terhadap pendapatan masyarakat HKm Rencong sebesar 65,87%. Pendapatan total masyarakat yang berasal dari komoditas pertanian Rp. 290.365.000,00 dengan rata-rata Rp. 3.977.602,74. Kesimpulannya adalah HKm Rencong yang dilakukan di Desa Blang Mane dan Desa Peureupok memberikan kontribusi bagi responden untuk memanfaatkan komoditas hasil hutan bukan kayu sebagai sumber pendapatan.
{"title":"KONTRIBUSI KOMODITAS HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA HUTAN KEMASYARAKATAN RENCONG DI KECAMATAN PAYA BAKONG KABUPATEN ACEH UTARA","authors":"Tuti Arlita, Ira Asmawar Butar-Butar, Fikrinda Fikrinda, Ali Muhammad Muslih","doi":"10.20527/jht.v11i2.16772","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16772","url":null,"abstract":"Hutan Kemasyarakatan (HKm) merupakan suatu bentuk pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang terdapat di sekitar hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis komoditas HHBK yang dimanfaatkan masyarakat HKm Rencong di Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Lokasi penelitian terletak di Desa Blang Mane dan Desa Peureupok Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat HKm Rencong memanfaatkan tujuh jenis komoditas HHBK yaitu pinang (Areca catechu), jernang (Daemonorop draco), ubi hutan (Dioscorea hispida), lebah madu (Apis dorsata), rusa sambar (Cervus unicolor), landak (Hystrix sumatrae) dan kijang (Muntiacus munjtak). Kontribusi komoditas HHBK terhadap pendapatan masyarakat HKm Rencong sebesar 65,87%. Pendapatan total masyarakat yang berasal dari komoditas pertanian Rp. 290.365.000,00 dengan rata-rata Rp. 3.977.602,74. Kesimpulannya adalah HKm Rencong yang dilakukan di Desa Blang Mane dan Desa Peureupok memberikan kontribusi bagi responden untuk memanfaatkan komoditas hasil hutan bukan kayu sebagai sumber pendapatan.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49135593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16763
Noril Milantara, Mutia Elisa Gustin
Kawasan di sekitar Jalan Khatib Sulaiman ditetapkan sebagai prioritas pengembangan perkantoran Pemerintah Provinsi, dengan tetap mempertahankan sebagai jalur pejalan kaki. Jalan Khatib Sulaiman juga telah ditetapkan sebagai salah satu RTHKP Publik yang berbentuk Jalur Hijau. Kondisi ini menjadikan Jalan Khatib Sulaiman sebagai jalan tersibuk di Kota Padang. Jalur hijau Jalan Khatib Sulaiman memerlukan perhatian khusus agar dapat tertata dengan estetis serta berfungsi secara ekologis sebagai paru-paru kota untuk memproduksi oksigen (O2) dan menyerap karbondioksida (CO2). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sekuestrasi pohon yang terdapat pada jalur hijau dan emisi dari kendaraan yang melewati Jalan Khatib Sulaiman. Metode penelitian dilakukan dengan survey lapangan dan studi litaratur. Survey lapangan dilakukan untuk mendapatkan data jumlah dan jenis pohon, serta jumlah dan jenis kendaraan yang melewati Jalan Khatib Sulaiman pada jam sibuk (rush hour). Studi literatur dilakukan untuk mengetahui konstanta daya serap pohon, konstanta emisi, dan konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pepohonan pada Jalan Khatib Sulaiman hanya mampu menyerap sebesar 0,06% dari emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, dengan serapan CO2 total sebesar 199 ton/tahun, sementara emisi CO2 sebesar 315.400 ton/tahun dari aktivitas transportasi di sepanjang Jalan Khatib Sulaiman.
{"title":"PENDUGAAN SEKUESTRASI POHON DAN EMISI CO2 KENDARAAN PADA JALAN KHATIB SULAIMAN","authors":"Noril Milantara, Mutia Elisa Gustin","doi":"10.20527/jht.v11i2.16763","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16763","url":null,"abstract":"Kawasan di sekitar Jalan Khatib Sulaiman ditetapkan sebagai prioritas pengembangan perkantoran Pemerintah Provinsi, dengan tetap mempertahankan sebagai jalur pejalan kaki. Jalan Khatib Sulaiman juga telah ditetapkan sebagai salah satu RTHKP Publik yang berbentuk Jalur Hijau. Kondisi ini menjadikan Jalan Khatib Sulaiman sebagai jalan tersibuk di Kota Padang. Jalur hijau Jalan Khatib Sulaiman memerlukan perhatian khusus agar dapat tertata dengan estetis serta berfungsi secara ekologis sebagai paru-paru kota untuk memproduksi oksigen (O2) dan menyerap karbondioksida (CO2). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sekuestrasi pohon yang terdapat pada jalur hijau dan emisi dari kendaraan yang melewati Jalan Khatib Sulaiman. Metode penelitian dilakukan dengan survey lapangan dan studi litaratur. Survey lapangan dilakukan untuk mendapatkan data jumlah dan jenis pohon, serta jumlah dan jenis kendaraan yang melewati Jalan Khatib Sulaiman pada jam sibuk (rush hour). Studi literatur dilakukan untuk mengetahui konstanta daya serap pohon, konstanta emisi, dan konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pepohonan pada Jalan Khatib Sulaiman hanya mampu menyerap sebesar 0,06% dari emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, dengan serapan CO2 total sebesar 199 ton/tahun, sementara emisi CO2 sebesar 315.400 ton/tahun dari aktivitas transportasi di sepanjang Jalan Khatib Sulaiman.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44827810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16765
A. putri, F. Fauzi, N. Hidayat, B. Hastari, R. Oktavianus
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung serta menghitung keanekaragaman jenis dan kepadatan populasi burung di Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Bukit Tangkiling. Hasil dari penelitian terdapat 21 jenis burung di TWA dan CA Bukit Tangkiling. Indeks kekayaan jenis tertinggi di Bukit Baranahu dengan nilai 3,14, indeks keanekaragaman jenis tertinggi di Bukit Tunggal dengan nilai 2,23. Indeks kemerataan jenis tertinggi di Bukit Tunggal dengan nilai 1,00. Nilai kepadatan populasi tertinggi di Bukit Baranahu pada spesies cucak kutilang dengan nilai 5,21 ind/km2. Nilai kepadatan populasi tertinggi di Bukit Buhis pada spesies cucak kutilang dengan nilai 5,22 ind/km2. Nilai kepadatan populasi tertinggi di Bukit Tunggal pada spesies cucak kutilang dengan nilai 4,61 ind/km2.
{"title":"KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEPADATAN POPULASI BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM DAN CAGAR ALAM BUKIT TANGKILING KALIMANTAN TENGAH","authors":"A. putri, F. Fauzi, N. Hidayat, B. Hastari, R. Oktavianus","doi":"10.20527/jht.v11i2.16765","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16765","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung serta menghitung keanekaragaman jenis dan kepadatan populasi burung di Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Bukit Tangkiling. Hasil dari penelitian terdapat 21 jenis burung di TWA dan CA Bukit Tangkiling. Indeks kekayaan jenis tertinggi di Bukit Baranahu dengan nilai 3,14, indeks keanekaragaman jenis tertinggi di Bukit Tunggal dengan nilai 2,23. Indeks kemerataan jenis tertinggi di Bukit Tunggal dengan nilai 1,00. Nilai kepadatan populasi tertinggi di Bukit Baranahu pada spesies cucak kutilang dengan nilai 5,21 ind/km2. Nilai kepadatan populasi tertinggi di Bukit Buhis pada spesies cucak kutilang dengan nilai 5,22 ind/km2. Nilai kepadatan populasi tertinggi di Bukit Tunggal pada spesies cucak kutilang dengan nilai 4,61 ind/km2.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49191859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16776
S. Susilawati, Dina Naemah, Fadlan Heriannor
Kesehatan tegakan hutan buatan seperti TH2TI dipengaruhi oleh kejadian serangan hama dari berbagai tingkatan pertumbuhan, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengidentifikasikan jenis hama pada salah satu tanaman yang ada di TH2TI seperti kayu manis yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bentuk kerusakan daun dan mengetahui frekuensi kerusakan disebabkan oleh hama pada kayu manis (Cinnamomun burmanii). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi akademisi, peneliti, pihak-pihak terkait maupun informasi kekayaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) terkhusus kayu manis agar dapat dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai salah satu hasil bukan kayu. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel diambil pada petak tanaman kayu manis (C. burmanii) sebanyak 30 tanaman dalam luasan 1 hektar di TH2TI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kerusakan daun kayu manis yang ditemukan di lapangan sebanyak 3 kerusakan, yaitu berlubang, menguning, serta berlubang dan menguning, sedangkan nilai frekuensi serangan hama daun kayu manis termasuk kategori ringan dengan nilai rata-ratanya sebesar 34%.
{"title":"IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAUN KAYU MANIS (Cinnamomun burmanii) DI TAMAN HUTAN HUJAN TROPIS INDONEISA (TH2TI) BANJARBARU","authors":"S. Susilawati, Dina Naemah, Fadlan Heriannor","doi":"10.20527/jht.v11i2.16776","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16776","url":null,"abstract":"Kesehatan tegakan hutan buatan seperti TH2TI dipengaruhi oleh kejadian serangan hama dari berbagai tingkatan pertumbuhan, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengidentifikasikan jenis hama pada salah satu tanaman yang ada di TH2TI seperti kayu manis yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bentuk kerusakan daun dan mengetahui frekuensi kerusakan disebabkan oleh hama pada kayu manis (Cinnamomun burmanii). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi akademisi, peneliti, pihak-pihak terkait maupun informasi kekayaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) terkhusus kayu manis agar dapat dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai salah satu hasil bukan kayu. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel diambil pada petak tanaman kayu manis (C. burmanii) sebanyak 30 tanaman dalam luasan 1 hektar di TH2TI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kerusakan daun kayu manis yang ditemukan di lapangan sebanyak 3 kerusakan, yaitu berlubang, menguning, serta berlubang dan menguning, sedangkan nilai frekuensi serangan hama daun kayu manis termasuk kategori ringan dengan nilai rata-ratanya sebesar 34%.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43381414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.20527/jht.v11i1.15996
Meinasari kurnia Dewi, S. Mayawati, Nursiah Nursiah, Jumri Jumri, W. S
Rotan memiliki potensi besar di Kabupaten Katingan tidak hanya dari segi kuantitas rotan namun juga dari segi keberagaman jenis rotannya. Waktu kewaktu petani rotan terus dihadapkan pada satu masalah yang sama yaitu saat harga rotan tinggi, penghasilan yang didapat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ketika harga rotan rendah, penghasilan yang didapatkan menjadi turun secara cepat. Tujuan penelitian 1.Menganalisis produksi rotan dan bentuk pemanfaatannya 2.Menganalisis tingkat pendapatan masyarakat dari pemanfaatan rotan dan bukan rotan 3.Menganalisis proses pemasaran dan efisiensi pemasaran rotan di desa Manduing Taheta Kabupaten Katingan. Metode yang digunakan yaitu mengetahui produksi dan bentuk pemanfaatan rotan, menghitung tingkat pendapatan dari hasil rotan dan pendapatan dari hasil usaha lain, menghitung pemasaran dan efisiensi pemasaran rotan. Hasil penelitian adalah total produksi rotan sebanyak 153 unit dalam bentuk lanjung, tas, keranjang, vas bunga, tudung saji dan topi, pendapatan total masyarakat dari rotan sebesar Rp.50.353.644/tahun dengan rata-rata Rp.4.577.604/ responden/tahun dan bukan rotan sebesar Rp.117.720.000/tahun dengan rata-rata Rp.10.701.818.18/resonden/tahun, total pendapatan rotan dan bukan rotan sebesar Rp.168.073.644/tahun dengan rata-rata sebesar Rp15.279.422/responden /tahun, proses pemasaran produksi rotan dari produsen kepengengempul kekonsumen. Efisiensi pemasaran rotan tergolong efisien karena seluruh unit memiliki nilai efisiensi di bawah 30%.
{"title":"PEMANFAATAN DAN PEMASARAN ROTAN DI DESA MANDUING TAHETA KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN","authors":"Meinasari kurnia Dewi, S. Mayawati, Nursiah Nursiah, Jumri Jumri, W. S","doi":"10.20527/jht.v11i1.15996","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15996","url":null,"abstract":"Rotan memiliki potensi besar di Kabupaten Katingan tidak hanya dari segi kuantitas rotan namun juga dari segi keberagaman jenis rotannya. Waktu kewaktu petani rotan terus dihadapkan pada satu masalah yang sama yaitu saat harga rotan tinggi, penghasilan yang didapat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ketika harga rotan rendah, penghasilan yang didapatkan menjadi turun secara cepat. Tujuan penelitian 1.Menganalisis produksi rotan dan bentuk pemanfaatannya 2.Menganalisis tingkat pendapatan masyarakat dari pemanfaatan rotan dan bukan rotan 3.Menganalisis proses pemasaran dan efisiensi pemasaran rotan di desa Manduing Taheta Kabupaten Katingan. Metode yang digunakan yaitu mengetahui produksi dan bentuk pemanfaatan rotan, menghitung tingkat pendapatan dari hasil rotan dan pendapatan dari hasil usaha lain, menghitung pemasaran dan efisiensi pemasaran rotan. Hasil penelitian adalah total produksi rotan sebanyak 153 unit dalam bentuk lanjung, tas, keranjang, vas bunga, tudung saji dan topi, pendapatan total masyarakat dari rotan sebesar Rp.50.353.644/tahun dengan rata-rata Rp.4.577.604/ responden/tahun dan bukan rotan sebesar Rp.117.720.000/tahun dengan rata-rata Rp.10.701.818.18/resonden/tahun, total pendapatan rotan dan bukan rotan sebesar Rp.168.073.644/tahun dengan rata-rata sebesar Rp15.279.422/responden /tahun, proses pemasaran produksi rotan dari produsen kepengengempul kekonsumen. Efisiensi pemasaran rotan tergolong efisien karena seluruh unit memiliki nilai efisiensi di bawah 30%.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44797053","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.20527/jht.v11i1.15988
Roffi Meidisawarman, Yusanto A. Nugroho, Kissinger Kissinger
Rehabilitasi DAS adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi Daerah Aliran Sungai.Penanaman dalam Rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai oleh pemegang IPPKH, penanaman di dalam dan di luar kawasan hutan yang merupakan salah satu kewajiban pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Pemegang IPPKH yang telah melaksanakan penanaman merupakan salah satu syarat dalam perpanjangan dan pengembalian IPPKH. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat keberhasilan rehabilitasi di sub-sub DAS Riam Kanan. Dari hasil penilaian penanaman Hasil menunjukan bahwa penilaian keberhasilan rehabilitasi DAS cukup berhasil dengan rincian. Pada Vendor swakelola masyarakat hasil petak 2, 3 dan 4 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil di tanaman sedangkan petak 1 dan 5 tidak masuk dalam kriteria keberhasilan, Pada Vendor BUMN Blok III hasil petak 2 dan 3 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil penamanan sedangkan petak 1, 4 dan 5 tidak masuk dalam kreteria keberhasilan. Pada Vendor BUMN Blok IV hasil petak 1, 2, 3, 4 dan 5 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil penamanan. Pada Vendor Swasta hasil petak 1, 2, 3, 4 dan 5 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil penamanan.
{"title":"TINGKAT KEBERHASILAN REHABILITASI DI SUB-SUB DAS RIAM KANAN KABUPATEN BANJAR","authors":"Roffi Meidisawarman, Yusanto A. Nugroho, Kissinger Kissinger","doi":"10.20527/jht.v11i1.15988","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15988","url":null,"abstract":"Rehabilitasi DAS adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi Daerah Aliran Sungai.Penanaman dalam Rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai oleh pemegang IPPKH, penanaman di dalam dan di luar kawasan hutan yang merupakan salah satu kewajiban pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Pemegang IPPKH yang telah melaksanakan penanaman merupakan salah satu syarat dalam perpanjangan dan pengembalian IPPKH. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat keberhasilan rehabilitasi di sub-sub DAS Riam Kanan. Dari hasil penilaian penanaman Hasil menunjukan bahwa penilaian keberhasilan rehabilitasi DAS cukup berhasil dengan rincian. Pada Vendor swakelola masyarakat hasil petak 2, 3 dan 4 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil di tanaman sedangkan petak 1 dan 5 tidak masuk dalam kriteria keberhasilan, Pada Vendor BUMN Blok III hasil petak 2 dan 3 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil penamanan sedangkan petak 1, 4 dan 5 tidak masuk dalam kreteria keberhasilan. Pada Vendor BUMN Blok IV hasil petak 1, 2, 3, 4 dan 5 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil penamanan. Pada Vendor Swasta hasil petak 1, 2, 3, 4 dan 5 memperoleh kriteria keberhasilan karena melebihi dari 75 % hasil penamanan.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42494252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-03-31DOI: 10.20527/jht.v11i1.15990
Yuni Anjelita Br Sipayung, N Novriyanti, C. Wulandari, Dian Iswandaru
Ekosistem gambut yang kaya akan bahan organik sangat rapuh dan rentan terjadi kebakaran. Karakteristik ekosistem gambut yang unik memerlukan regenerasi dan permudaan alam yang dapat membantu memperbaiki pemulihan ekosistem gambut, terutama dari spesies yang berdampak negatif, misal spesies invasif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan spesies tumbuhan invasif di ekosistem gambut Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam (Tahura OKH) Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan pada September 2021 di areal rehabilitasi PT PLN di dalam kawasan Tahura OKH seluas 195 Ha. Intensitas sampling yang digunakan yaitu 1 % dengan total 48 plot. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, dari ke-14 spesies tumbuhan yang tercatat ada spesies yang tergolong invasif, yaitu alang-alang (Imperata cylindrica), senggani (Melastoma candidum), rumput Israel (Asystasia gangetica), bandotan (Ageratum conyzoides), dan rumput teki (Cyperus rotundus). Sisanya berpotensi menjadi invasif ditinjau dari frekuensi temuan dan dominansinya di dalam kawasan Tahura OKH.
{"title":"SPESIES TUMBUHAN INVASIF DI AREA REHABILITASI EKOSISTEM GAMBUT TAHURA ORANG KAYO HITAM PROVINSI JAMBI","authors":"Yuni Anjelita Br Sipayung, N Novriyanti, C. Wulandari, Dian Iswandaru","doi":"10.20527/jht.v11i1.15990","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i1.15990","url":null,"abstract":"Ekosistem gambut yang kaya akan bahan organik sangat rapuh dan rentan terjadi kebakaran. Karakteristik ekosistem gambut yang unik memerlukan regenerasi dan permudaan alam yang dapat membantu memperbaiki pemulihan ekosistem gambut, terutama dari spesies yang berdampak negatif, misal spesies invasif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan spesies tumbuhan invasif di ekosistem gambut Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam (Tahura OKH) Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan pada September 2021 di areal rehabilitasi PT PLN di dalam kawasan Tahura OKH seluas 195 Ha. Intensitas sampling yang digunakan yaitu 1 % dengan total 48 plot. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, dari ke-14 spesies tumbuhan yang tercatat ada spesies yang tergolong invasif, yaitu alang-alang (Imperata cylindrica), senggani (Melastoma candidum), rumput Israel (Asystasia gangetica), bandotan (Ageratum conyzoides), dan rumput teki (Cyperus rotundus). Sisanya berpotensi menjadi invasif ditinjau dari frekuensi temuan dan dominansinya di dalam kawasan Tahura OKH.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47902111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}