Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17623
Agustan Saining, Udiansyah Udiansyah, Wiwin Tyas Istikowati, Raden Mas Sukarna
Kegiatan pertambangan batubara diduga memberikan dampak positif dan negatif terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial bagi masyarakat lokal. Selain itu usaha pertambangan juga dapat menyebabkan terjadinya fragmentasi hutan yang dapat menganggu kehidupan satwa liar. Tujuan penelitian adalah merumuskan strategi kebijakan pengelolaan pada kawasan pasca tambang batubara di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan suatu keadaan, kejadian atau fenomena dalam situasi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pertambangan ditinjau dari segi ekonomi dapat memberikan dampak positif bagi daerah dan masyarakat lokal sekitar usaha pertambangan. Namun disisi lain dampak negative juga dapat ditimbulkan akibat dari aktivitas tersebut yang dapat menganggu fungsi kawasan hutan yang dapat mengakibatkan hutan terfragmentasi sehingga menganggu satwa-satwa liar. Upaya pengelolaan usaha pertambangan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan mutlak diperlukan dalam mewujudkan pengelolaan usaha pertambangan yang berkelanjutan.
{"title":"ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN FRAGMENTASI DI KAWASAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KABUPATEN KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH","authors":"Agustan Saining, Udiansyah Udiansyah, Wiwin Tyas Istikowati, Raden Mas Sukarna","doi":"10.20527/jht.v11i3.17623","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17623","url":null,"abstract":"Kegiatan pertambangan batubara diduga memberikan dampak positif dan negatif terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial bagi masyarakat lokal. Selain itu usaha pertambangan juga dapat menyebabkan terjadinya fragmentasi hutan yang dapat menganggu kehidupan satwa liar. Tujuan penelitian adalah merumuskan strategi kebijakan pengelolaan pada kawasan pasca tambang batubara di Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan suatu keadaan, kejadian atau fenomena dalam situasi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pertambangan ditinjau dari segi ekonomi dapat memberikan dampak positif bagi daerah dan masyarakat lokal sekitar usaha pertambangan. Namun disisi lain dampak negative juga dapat ditimbulkan akibat dari aktivitas tersebut yang dapat menganggu fungsi kawasan hutan yang dapat mengakibatkan hutan terfragmentasi sehingga menganggu satwa-satwa liar. Upaya pengelolaan usaha pertambangan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan mutlak diperlukan dalam mewujudkan pengelolaan usaha pertambangan yang berkelanjutan.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135251789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16769
Dewi Alimah, Wiwin Tyas Istikowati, Yusanto A. Nugroho
Akasia daun kecil (Acacia auriculiformis) merupakan jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang di Kalimantan Selatan. Kayu ini memiliki potensi kalor dan arang yang sangat menjanjikan karena termasuk biomass dari kayu cepat tumbuh, mudah didapat, dan harganya relatif murah. Di sisi lain pembuatan arang di Kalsel umumnya dilakukan secara konvensional dengan metode timbun. Metode ini cenderung memakan waktu pengarangan lebih lama (1,5-2 bulan), proses tidak terkontrol, dan kualitas arang relatif rendah. Metode karbonisasi dengan memperhitungkan suhu dan durasi pengarangan dapat memperbaiki kualitas arang. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan durasi pengarangan yang tepat sehingga menghasilkan kualitas arang yang baik. Potongan kayu diarangkan dengan suhu 400, 500, dan 600°C selama 2, 3, dan 4 jam. Kualitas arang dianalisis mengikuti prosedur SNI 01-1683-1989 meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, dan rendemen serta nilai kalor mengikuti ASTM (1998). Senyawa kimia arang kualitas tertinggi dan terendah diidentifikasi menggunakan Py-GCMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang dengan kualitas terbaik dihasilkan dari pengarangan kayu pada suhu 600°C selama 2 jam. Pada setelan ini diperoleh rendemen arang 17,29%; kadar air 1,73%; kadar zat terbang 30,09%; kadar abu 0,87%; kadar karbon terikat 67,32%; dan nilai kalor sebesar 7.944,24%.
{"title":"KUALITAS ARANG KAYU AKASIA DAUN KECIL (Acacia auriculiformis)","authors":"Dewi Alimah, Wiwin Tyas Istikowati, Yusanto A. Nugroho","doi":"10.20527/jht.v11i2.16769","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16769","url":null,"abstract":"Akasia daun kecil (Acacia auriculiformis) merupakan jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang di Kalimantan Selatan. Kayu ini memiliki potensi kalor dan arang yang sangat menjanjikan karena termasuk biomass dari kayu cepat tumbuh, mudah didapat, dan harganya relatif murah. Di sisi lain pembuatan arang di Kalsel umumnya dilakukan secara konvensional dengan metode timbun. Metode ini cenderung memakan waktu pengarangan lebih lama (1,5-2 bulan), proses tidak terkontrol, dan kualitas arang relatif rendah. Metode karbonisasi dengan memperhitungkan suhu dan durasi pengarangan dapat memperbaiki kualitas arang. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan durasi pengarangan yang tepat sehingga menghasilkan kualitas arang yang baik. Potongan kayu diarangkan dengan suhu 400, 500, dan 600°C selama 2, 3, dan 4 jam. Kualitas arang dianalisis mengikuti prosedur SNI 01-1683-1989 meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, dan rendemen serta nilai kalor mengikuti ASTM (1998). Senyawa kimia arang kualitas tertinggi dan terendah diidentifikasi menggunakan Py-GCMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang dengan kualitas terbaik dihasilkan dari pengarangan kayu pada suhu 600°C selama 2 jam. Pada setelan ini diperoleh rendemen arang 17,29%; kadar air 1,73%; kadar zat terbang 30,09%; kadar abu 0,87%; kadar karbon terikat 67,32%; dan nilai kalor sebesar 7.944,24%.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48534422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16770
Humairo Aziza, Sri Ngapiyatun, Arief Rahman, Faradilla Faradilla
Tanaman porang di beberapa wilayah di Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk dibudidayakan dengan kondisi lahan dan iklim yang mendukung. Salah satu masalah yang dihadapi petani di kota Samarinda yaitu kurangnya informasi mengenai sistem pemasaran yang efektif. Tidak semua pabrik mau menerima hasil panen karena ada standar kualitas yang diterapkan. Selain itu harga jual umbi porang yang fluktuatif, memberikan ketidakpastian dalam pemasarannya. Oleh karena itu perlu adanya rumusan mengenai strategi pemasaran porang, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan budidaya porang secara berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan pemasaran porang di Kota Samarinda. Data primer dan sekunder diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka yang kemudian dianalisis menggunakan metode dan matriks IFAS, EFAS dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang ditawarkan dengan menggunakan kombinasi S-O, yakni mendukung kebijakan pertumbuhan yang strategis dimana faktor kekuatan tetap dipertahankan dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki, meliputi: pemanfaatan lahan dalam skala kecil untuk meningkatkan produksi guna memenuhi pangsa pasar dalam dan luar negeri, bentuk komoditas yang dipasarkan bukan hanya dalam bentuk umbi tetapi juga dalam bentuk chip atau bahkan produk olahan berupa tepung glukomanan, penjalinan kerjasama dengan instansi lain seperti dengan pihak akademisi yang akan memberikan ilmu dan pengetahuan cara mengolah porang menjadi produk olahan seperti tepung dengan menggunakan alat yang ada di laboratorium.
{"title":"STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PORANG (Amorphophallus oncophyllus) DI KOTA SAMARINDA","authors":"Humairo Aziza, Sri Ngapiyatun, Arief Rahman, Faradilla Faradilla","doi":"10.20527/jht.v11i2.16770","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16770","url":null,"abstract":"Tanaman porang di beberapa wilayah di Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk dibudidayakan dengan kondisi lahan dan iklim yang mendukung. Salah satu masalah yang dihadapi petani di kota Samarinda yaitu kurangnya informasi mengenai sistem pemasaran yang efektif. Tidak semua pabrik mau menerima hasil panen karena ada standar kualitas yang diterapkan. Selain itu harga jual umbi porang yang fluktuatif, memberikan ketidakpastian dalam pemasarannya. Oleh karena itu perlu adanya rumusan mengenai strategi pemasaran porang, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan mengembangkan budidaya porang secara berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan pemasaran porang di Kota Samarinda. Data primer dan sekunder diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka yang kemudian dianalisis menggunakan metode dan matriks IFAS, EFAS dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang ditawarkan dengan menggunakan kombinasi S-O, yakni mendukung kebijakan pertumbuhan yang strategis dimana faktor kekuatan tetap dipertahankan dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki, meliputi: pemanfaatan lahan dalam skala kecil untuk meningkatkan produksi guna memenuhi pangsa pasar dalam dan luar negeri, bentuk komoditas yang dipasarkan bukan hanya dalam bentuk umbi tetapi juga dalam bentuk chip atau bahkan produk olahan berupa tepung glukomanan, penjalinan kerjasama dengan instansi lain seperti dengan pihak akademisi yang akan memberikan ilmu dan pengetahuan cara mengolah porang menjadi produk olahan seperti tepung dengan menggunakan alat yang ada di laboratorium.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43262111","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16764
R. Rusmini, D. Daryono, La Mudi, Ruslin Anwar, Ali Sadikin
Keong mas merupakan hama bagi tanaman padi tetapi dapat dijadikan sebagai bioaktivator. Bioaktivator keong mas sebelumnya hanya mengandung bakteri Pseudomonas flourescens dan kandungan unsur hara masih rendah. Rumen kambing merupakan limbah dari peternakan yang kebanyakan malah menjadi limbah yang mencemari lingungan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas bioaktivator keong mas yang dikombinasikan dengan rumen kambing baik dari sifat fisik, kandungan unsur hara dan jenis mikroorganisme. Penelitian terdiri dari dua perlakuan yaitu pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing cair (r1), dan pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing padat (r2). Pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing dengan cara difermentasi selama 18 hari. Sifat fisik bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing cair dan padat diamati mulai dari awal pembuatan bioaktivator keong mas sampai jadi. Uji analisa kimia bioaktivator keong mas meliputi pH, dan kandungan unsur hara makro N, P dan K dan uji analisa kandungan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing hasil analisis unsur hara N, P, dan K untuk kedua perlakuan bioaktivator keong mas denga Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing lebih baik karena telah jadi pada hari ke-18, kandungan unsur hara bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing pada kedua taraf perlakuan meliputi unsur N, P, dan K sudah memenuhi standar Pupuk Permentan No.28 Permentan/SR.130/5/2009 dan peningkatan jumlah bakteri sebanyak 7 jenis pada taraf perlakuan r1 dan 8 jenis pada taraf perlakuan r2.
{"title":"PENINGKATAN KUALITAS BIOAKTIVATOR KEONG MAS DENGAN PENAMBAHAN RUMEN KAMBING YANG BERBEDA","authors":"R. Rusmini, D. Daryono, La Mudi, Ruslin Anwar, Ali Sadikin","doi":"10.20527/jht.v11i2.16764","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16764","url":null,"abstract":"Keong mas merupakan hama bagi tanaman padi tetapi dapat dijadikan sebagai bioaktivator. Bioaktivator keong mas sebelumnya hanya mengandung bakteri Pseudomonas flourescens dan kandungan unsur hara masih rendah. Rumen kambing merupakan limbah dari peternakan yang kebanyakan malah menjadi limbah yang mencemari lingungan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas bioaktivator keong mas yang dikombinasikan dengan rumen kambing baik dari sifat fisik, kandungan unsur hara dan jenis mikroorganisme. Penelitian terdiri dari dua perlakuan yaitu pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing cair (r1), dan pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing padat (r2). Pembuatan bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing dengan cara difermentasi selama 18 hari. Sifat fisik bioaktivator keong mas dengan penambahan rumen kambing cair dan padat diamati mulai dari awal pembuatan bioaktivator keong mas sampai jadi. Uji analisa kimia bioaktivator keong mas meliputi pH, dan kandungan unsur hara makro N, P dan K dan uji analisa kandungan bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing hasil analisis unsur hara N, P, dan K untuk kedua perlakuan bioaktivator keong mas denga Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing lebih baik karena telah jadi pada hari ke-18, kandungan unsur hara bioaktivator keong mas kombinasi rumen kambing pada kedua taraf perlakuan meliputi unsur N, P, dan K sudah memenuhi standar Pupuk Permentan No.28 Permentan/SR.130/5/2009 dan peningkatan jumlah bakteri sebanyak 7 jenis pada taraf perlakuan r1 dan 8 jenis pada taraf perlakuan r2.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41821030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16762
Irma Sribianti, S. Sultan, H. Hasanuddin, M. Muthmainnah, Jusmiati Jusmiati
Keberadaan KRME mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat sekitar kawasan baik secara langsung maupun tidak langsung termasuk jasa lingkungannya, sehingga pengelolaan KRME harus benar-benar terkelola secara terpadu dan berkelanjutan. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya hutan adalah nilai (valuasi) ekonomi yang dapat memberikan sumber informasi serta membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan pemanfaatan hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai manfaat ekonomi pada berbagai penutupan lahan di Kebun Raya Massenrempulu Kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan di Kebun Raya Massenrempulu Desa Milla, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling pada tiga penutupan lahan, yaitu hutan campuran, semak belukar dan padang rumput. Metode analisis data menggunakan analisis valuasi ekonomi dimana nilai manfaat ekonomi hutan campuran dihitung dari nilai tegakannya, nilai manfaat ekonomi penutupan lahan semak belukar dihitung berdasarkan nilai pemeliharaan keanekaragaman hayati dengan menggunakan pendekatan nilai rehabilitasi lahan dan nilai manfaat ekonomi penutupan lahan padang rumput dihitung berdasarkan nilai pengganti sebagai pakan ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai manfaat ekonomi hutan campuran sebesar Rp 1.863.234.354/tahun, nilai manfaat penutupan lahan semak belukar sebesar Rp. 171.293.584/tahun dan nilai manfaat penutupan lahan padang rumput sebesar Rp. 111.838.388/tahun, sehingga total nilai manfaat ekonomi lahan di Kebun Raya Massenrempulu sebesar Rp. 2.146.366.326/tahun.
{"title":"VALUASI EKONOMI PADA BERBAGAI PENUTUPAN LAHAN DI KEBUN RAYA MASSENREMPULU KABUPATEN ENREKANG","authors":"Irma Sribianti, S. Sultan, H. Hasanuddin, M. Muthmainnah, Jusmiati Jusmiati","doi":"10.20527/jht.v11i2.16762","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16762","url":null,"abstract":"Keberadaan KRME mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat sekitar kawasan baik secara langsung maupun tidak langsung termasuk jasa lingkungannya, sehingga pengelolaan KRME harus benar-benar terkelola secara terpadu dan berkelanjutan. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya hutan adalah nilai (valuasi) ekonomi yang dapat memberikan sumber informasi serta membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan pemanfaatan hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai manfaat ekonomi pada berbagai penutupan lahan di Kebun Raya Massenrempulu Kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan di Kebun Raya Massenrempulu Desa Milla, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling pada tiga penutupan lahan, yaitu hutan campuran, semak belukar dan padang rumput. Metode analisis data menggunakan analisis valuasi ekonomi dimana nilai manfaat ekonomi hutan campuran dihitung dari nilai tegakannya, nilai manfaat ekonomi penutupan lahan semak belukar dihitung berdasarkan nilai pemeliharaan keanekaragaman hayati dengan menggunakan pendekatan nilai rehabilitasi lahan dan nilai manfaat ekonomi penutupan lahan padang rumput dihitung berdasarkan nilai pengganti sebagai pakan ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai manfaat ekonomi hutan campuran sebesar Rp 1.863.234.354/tahun, nilai manfaat penutupan lahan semak belukar sebesar Rp. 171.293.584/tahun dan nilai manfaat penutupan lahan padang rumput sebesar Rp. 111.838.388/tahun, sehingga total nilai manfaat ekonomi lahan di Kebun Raya Massenrempulu sebesar Rp. 2.146.366.326/tahun.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48585327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16777
R. Radam, Rina Kanti
Arang aktif terbuat dari bahan alami, seperti batu bara, kayu, batok kelapa, tempurung/batok buah nipah dan lainnya, yang dipanaskan dengan suhu tinggi hingga menghasilkan bubuk arang, arang aktif berbahan baku tempurung buah nipah sangat mungkin dikembangkan di daerah Kalimantan Selatan karena potensi buah nipah cukup besar. tempurung buah nipah memiliki kandungan karbon yang tinggi yang sangat baik untuk dibuat arang. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kualitas/mutu arang aktif dari tempurung buah nipah sebagai alternative. Proses pirolisis dan pengujian mutu arang aktif dilakukan di Laboratorium Balai Risert Standardisasi Industri Banjarbaru. Kadar air dan kadar Zat terbang memenuhi SNI 06-3730-1995, kadar karbon lebih rendah, kadar abu sedikit lebih tinggi dan daya serap Iodium 452,27 mg/g lebih rendah dari SNI 06-3730-1995 yang minimum 750 mg/g. Dari hasil pengujian kualitas arang aktif tersebut sangat perlu dilakukan peningkatan teknologi pengolahan untuk perbaikan mutu arang tempurung buah nipah, yaitu antara lain perlu perlakuan pembersihan tempurung dari serabut buah nipah sebelum dilakukan proses pirolisis.
{"title":"KUALITAS ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG BUAH NIFAH (Nyfa fruticans WURMB) DI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN","authors":"R. Radam, Rina Kanti","doi":"10.20527/jht.v11i2.16777","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16777","url":null,"abstract":"Arang aktif terbuat dari bahan alami, seperti batu bara, kayu, batok kelapa, tempurung/batok buah nipah dan lainnya, yang dipanaskan dengan suhu tinggi hingga menghasilkan bubuk arang, arang aktif berbahan baku tempurung buah nipah sangat mungkin dikembangkan di daerah Kalimantan Selatan karena potensi buah nipah cukup besar. tempurung buah nipah memiliki kandungan karbon yang tinggi yang sangat baik untuk dibuat arang. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kualitas/mutu arang aktif dari tempurung buah nipah sebagai alternative. Proses pirolisis dan pengujian mutu arang aktif dilakukan di Laboratorium Balai Risert Standardisasi Industri Banjarbaru. Kadar air dan kadar Zat terbang memenuhi SNI 06-3730-1995, kadar karbon lebih rendah, kadar abu sedikit lebih tinggi dan daya serap Iodium 452,27 mg/g lebih rendah dari SNI 06-3730-1995 yang minimum 750 mg/g. Dari hasil pengujian kualitas arang aktif tersebut sangat perlu dilakukan peningkatan teknologi pengolahan untuk perbaikan mutu arang tempurung buah nipah, yaitu antara lain perlu perlakuan pembersihan tempurung dari serabut buah nipah sebelum dilakukan proses pirolisis.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44248124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16766
Arifah Hasnah, Sakhidin Sakhidin, Khavid Faozi
Tanaman kapulaga merupakan salah satu tanaman bawah tegakan yang banyak dibudidayakan dan dikombinasikan dengan tanaman lainnya pada agroforestri hutan rakyat. Kombinasi tanaman pada agroforestri akan mempengaruhi produktivitas kapulaga, namun kajian yang dilakukan pada berbagai pola agroforestri dan jenis kapulaga masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produktivitas tiga jenis kapulaga pada tiga pola agroforestri hutan rakyat yang ada di Kecamatan Karangjambu, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Metode pengambilan sampel mengggunakan multi stage cluster random sampling. Analisis data menggunakan rancangan pola tersarang yaitu jenis kapulaga tersarang dalam pola agroforestri dengan uji lanjut yang digunakan yaitu BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas kapulaga berupa hasil panen per rumpun pada agroforestri C1 (albasia+kapulaga), C2 (albasia +pisang + singkong + kapulaga) dan C3 (kebun campur+kapulaga) masing-masing sebesar 0,596 kg/rumpun, 0,653 kg/rumpun dan 0,351 kg/rumpun. Hasil panen per rumpun paling tinggi ditunjukkan oleh jenis kapulaga hibrida pada lahan agroforestri C2 (albasia-pisang-singkong+kapulaga) yaitu sebesar 0,808 kg/rumpun.
{"title":"PRODUKTIVITAS KAPULAGA JAWA (Wurfbainia compacta (sol ex. Maton) PADA TIGA POLA AGROFORESTRI HUTAN RAKYAT DI KECAMATAN KARANGJAMBU KABUPATEN PURBALINGGA","authors":"Arifah Hasnah, Sakhidin Sakhidin, Khavid Faozi","doi":"10.20527/jht.v11i2.16766","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16766","url":null,"abstract":"Tanaman kapulaga merupakan salah satu tanaman bawah tegakan yang banyak dibudidayakan dan dikombinasikan dengan tanaman lainnya pada agroforestri hutan rakyat. Kombinasi tanaman pada agroforestri akan mempengaruhi produktivitas kapulaga, namun kajian yang dilakukan pada berbagai pola agroforestri dan jenis kapulaga masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produktivitas tiga jenis kapulaga pada tiga pola agroforestri hutan rakyat yang ada di Kecamatan Karangjambu, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Metode pengambilan sampel mengggunakan multi stage cluster random sampling. Analisis data menggunakan rancangan pola tersarang yaitu jenis kapulaga tersarang dalam pola agroforestri dengan uji lanjut yang digunakan yaitu BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas kapulaga berupa hasil panen per rumpun pada agroforestri C1 (albasia+kapulaga), C2 (albasia +pisang + singkong + kapulaga) dan C3 (kebun campur+kapulaga) masing-masing sebesar 0,596 kg/rumpun, 0,653 kg/rumpun dan 0,351 kg/rumpun. Hasil panen per rumpun paling tinggi ditunjukkan oleh jenis kapulaga hibrida pada lahan agroforestri C2 (albasia-pisang-singkong+kapulaga) yaitu sebesar 0,808 kg/rumpun.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49085006","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16768
Falensya Nampasnea, B. Seipalla
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk konservasi tradisional berbasis kearifan local dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati serta manfaatnya dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati berbasis kearifan lokal. Penelitian ini dilaksanakan pada Kecamatan Leihitu barat di Negeri Allang,Negeri Hatu dan Negeri Larike. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan melakukan deskripsi secara aktual dan akurat mengenai kearifan local masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam hayati,Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu Teknik wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk-bentuk konservasi tradisional berbasis kearifan lokal pada negeri Allang, negeri hattu dan negeri Larike adalah sasi gereja, nanaku, matakao, dusun, tempat keramat, pamali dan tempat pamali.Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati adalah tekanan penduduk serta tingkat kesadaran yang dianggap kurang dalam pengelolaan sumber daya alam hayati terkhususnya hutan.
{"title":"KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA BEBERAPA NEGERI DI KECAMATAN LEIHITU BARAT, KABUPATEN MALUKU TENGAH","authors":"Falensya Nampasnea, B. Seipalla","doi":"10.20527/jht.v11i2.16768","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16768","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk konservasi tradisional berbasis kearifan local dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati serta manfaatnya dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati berbasis kearifan lokal. Penelitian ini dilaksanakan pada Kecamatan Leihitu barat di Negeri Allang,Negeri Hatu dan Negeri Larike. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan melakukan deskripsi secara aktual dan akurat mengenai kearifan local masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam hayati,Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah yaitu Teknik wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk-bentuk konservasi tradisional berbasis kearifan lokal pada negeri Allang, negeri hattu dan negeri Larike adalah sasi gereja, nanaku, matakao, dusun, tempat keramat, pamali dan tempat pamali.Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya alam hayati adalah tekanan penduduk serta tingkat kesadaran yang dianggap kurang dalam pengelolaan sumber daya alam hayati terkhususnya hutan.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48133636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16781
Jurnal Hutan Tropis
{"title":"Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 2 Edisi Juni 2022","authors":"Jurnal Hutan Tropis","doi":"10.20527/jht.v11i2.16781","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16781","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45177969","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-05DOI: 10.20527/jht.v11i2.16771
Natalino De Araujo
Penelitian ini telah dilakukan di hutan tanaman industri Acacia mangium dan Eucalyptus pellita di Areal PT Inhutani III Sebuhur Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai besaran cadangan karbon pada hutan tanaman industri yang terdiri dari tegakan A. mangium dan E. pellita berdasarkan struktur dan komposisi jenisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah (1) Menduga stok karbon hutan tanaman industri berbasis Acacia mangium liar terseleksi; (2) Menduga stok karbon hutan tanaman industri berbasis E. pellita terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa A. mangium sebesar 95.167 ton/ha lebih banyak dibandingkan dengan E. pellita sebesar 51.32 ton/ha. Hasil yang sama ditunjukkan pada biomassa tumbuhan bawah Acacia mangium sebesar 0,89 ton/ha yang lebih dari 0,50 ton/ha pada E. pellita. Biomassa nekromas A. mangium tercatat sebesar 39,68 ton/ha lebih banyak dibandingkan dengan E. pellita sebesar 13,18 ton/ha. Secara ringkas, cadangan karbon pada bahan organik di hutan tanaman industri A. mangium sebesar 20,23 ton/ha lebih tinggi dari E. pellita sebesar 12,1 ton/ha.
{"title":"PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI KABUPATEN TANAH LAUT PT. INHUTANI III KALIMANTAN SELATAN","authors":"Natalino De Araujo","doi":"10.20527/jht.v11i2.16771","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i2.16771","url":null,"abstract":"Penelitian ini telah dilakukan di hutan tanaman industri Acacia mangium dan Eucalyptus pellita di Areal PT Inhutani III Sebuhur Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai besaran cadangan karbon pada hutan tanaman industri yang terdiri dari tegakan A. mangium dan E. pellita berdasarkan struktur dan komposisi jenisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah (1) Menduga stok karbon hutan tanaman industri berbasis Acacia mangium liar terseleksi; (2) Menduga stok karbon hutan tanaman industri berbasis E. pellita terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa A. mangium sebesar 95.167 ton/ha lebih banyak dibandingkan dengan E. pellita sebesar 51.32 ton/ha. Hasil yang sama ditunjukkan pada biomassa tumbuhan bawah Acacia mangium sebesar 0,89 ton/ha yang lebih dari 0,50 ton/ha pada E. pellita. Biomassa nekromas A. mangium tercatat sebesar 39,68 ton/ha lebih banyak dibandingkan dengan E. pellita sebesar 13,18 ton/ha. Secara ringkas, cadangan karbon pada bahan organik di hutan tanaman industri A. mangium sebesar 20,23 ton/ha lebih tinggi dari E. pellita sebesar 12,1 ton/ha.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44662949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}