Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17625
Denny Purnomo, Daniel Itta, Syarifuddin Kadir
Hutan kemasyarakatn merupakan salah satu skema dari program Perhutanan sosial yang memberikan akses legal kepada masyarakat untuk mengelola hutan. Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut ada 25 Izin Hutan Kemasyarakatan yang diberikan kepada 31 kelompok tani hutan dengan luas 5.970 hektar. Ada 18 kelompok yang telah memiliki izin selama 5 tahun sehinga perlu dilakukan evaluasi keberhasilan pelaksanaannya. Evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang berisi kriteria dan indikator antara lain: perencanaan, tata kelola kawasan, tata kelola usaha, perlindungan hutan, pemberdayaan, kelembagaan dan kewajiban lain. Penilaian menggunakan metode yang diterbitkan oleh Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara dengan sistem skala skoring antara 0 – 1425 untuk penilaian sangat baik sampai tidak baik. Penilaian terhadap 18 kelompok memperoleh skor rata-rata 697 dengan kategori Cukup Baik. Sehingga pelaksanaan Hutan Kemasyarakat di Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut sudah cukup baik.
{"title":"KEBERHASILAN HUTAN KEMASYARAKAT (HKm) DI KPH TANAH LAUT","authors":"Denny Purnomo, Daniel Itta, Syarifuddin Kadir","doi":"10.20527/jht.v11i3.17625","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17625","url":null,"abstract":"Hutan kemasyarakatn merupakan salah satu skema dari program Perhutanan sosial yang memberikan akses legal kepada masyarakat untuk mengelola hutan. Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut ada 25 Izin Hutan Kemasyarakatan yang diberikan kepada 31 kelompok tani hutan dengan luas 5.970 hektar. Ada 18 kelompok yang telah memiliki izin selama 5 tahun sehinga perlu dilakukan evaluasi keberhasilan pelaksanaannya. Evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang berisi kriteria dan indikator antara lain: perencanaan, tata kelola kawasan, tata kelola usaha, perlindungan hutan, pemberdayaan, kelembagaan dan kewajiban lain. Penilaian menggunakan metode yang diterbitkan oleh Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara dengan sistem skala skoring antara 0 – 1425 untuk penilaian sangat baik sampai tidak baik. Penilaian terhadap 18 kelompok memperoleh skor rata-rata 697 dengan kategori Cukup Baik. Sehingga pelaksanaan Hutan Kemasyarakat di Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut sudah cukup baik.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135250802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17636
Jurnal Hutan Tropis
{"title":"Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 3 Edisi September 2023","authors":"Jurnal Hutan Tropis","doi":"10.20527/jht.v11i3.17636","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17636","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135251792","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17622
Agus Hadi Pranata, Mufidah Asyari, Suyanto Suyanto
Penelitian ini bertujuan Menganalisis potensi nekromassa pada berbagai indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temperature) dan Menganalisis korelasi antara potensi nekromassa dengan indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temerature). Penelitian ini merupakan ide dari pengembangan analisis citra satelit indeks vegetasi dengan nekromassa di wilayah KHDTK ULM agar nantinya dapat diharapkan bisa memetakan nekromassa melalui asumsi serasah yang diproduksi oleh tegakan hutan memiliki korelasi dengan persen indeks vegetasi. Bedasarkan hal tersebut penting kiranya untuk dapat menjelaskan bagaimana peranan yang sangat penting dalam pengukuran nekromassa ini. Informasi terkait simpanan karbon tegakan, nekromasa dan seresah di KHDTK ULM belum banyak dikaji. Untuk itu diperlukan penelitian yang intensif untuk menduga simpanan karbon tersebut, sehingga nantinya dapat dilakukan pemetaan berkelanjutan tentang nekromassa ini. Hasil analisis potensi nekromassa pada berbagai indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temperature) pada area sampel penelitian menunjukkan bahwa nekromassa total serasah hutan di area KHDTK ULM berkisar antara 50,9 hingga 192,7 Kg/ha, dan Hasil penelitian ini menunjukan analisis korelasi potensi nekromassa antara indeks vegetasi, kelas lereng dan LST(Land Surface Temerature) menunjukan model Pigment Specific Simple Ratio (PSSRa) merupakan indeks vegetasi yang paling sedikit kesalahan error dalam melakukan pengukuran estimasi dan memetakan nekromassa serasah dengan nilai kesalahan error 46,450.
{"title":"PENDUGAAN POTENSI NEKROMASSA BERDASARKAN INDEKS VEGETASI, KELERENGAN, SUHU PERMUKAAN LAHAN DAN KORELASINYA DI WILAYAH KHDTK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT","authors":"Agus Hadi Pranata, Mufidah Asyari, Suyanto Suyanto","doi":"10.20527/jht.v11i3.17622","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17622","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan Menganalisis potensi nekromassa pada berbagai indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temperature) dan Menganalisis korelasi antara potensi nekromassa dengan indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temerature). Penelitian ini merupakan ide dari pengembangan analisis citra satelit indeks vegetasi dengan nekromassa di wilayah KHDTK ULM agar nantinya dapat diharapkan bisa memetakan nekromassa melalui asumsi serasah yang diproduksi oleh tegakan hutan memiliki korelasi dengan persen indeks vegetasi. Bedasarkan hal tersebut penting kiranya untuk dapat menjelaskan bagaimana peranan yang sangat penting dalam pengukuran nekromassa ini. Informasi terkait simpanan karbon tegakan, nekromasa dan seresah di KHDTK ULM belum banyak dikaji. Untuk itu diperlukan penelitian yang intensif untuk menduga simpanan karbon tersebut, sehingga nantinya dapat dilakukan pemetaan berkelanjutan tentang nekromassa ini. Hasil analisis potensi nekromassa pada berbagai indeks vegetasi, kelas lereng dan LST (Land Surface Temperature) pada area sampel penelitian menunjukkan bahwa nekromassa total serasah hutan di area KHDTK ULM berkisar antara 50,9 hingga 192,7 Kg/ha, dan Hasil penelitian ini menunjukan analisis korelasi potensi nekromassa antara indeks vegetasi, kelas lereng dan LST(Land Surface Temerature) menunjukan model Pigment Specific Simple Ratio (PSSRa) merupakan indeks vegetasi yang paling sedikit kesalahan error dalam melakukan pengukuran estimasi dan memetakan nekromassa serasah dengan nilai kesalahan error 46,450.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135250805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17626
Farida Suryamah, Akhmad Jauhari, Zainal Abidin
Hingga saat ini belum ada informasi mengenai pengelolaan komoditas Cengkeh pada Hutan Kemasyarakatan (HKm) Gapoktan Hutan Mutiara Sarang Tiung. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi faktual (sosial dan biogeofisik) pengelolaan komoditas cengkeh sehingga dapat dilakukan optimasi pengelolaan komoditas cengkeh berbasis masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pengamatan lapangan. Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan diagram Pareto dan Principal Component Analysis (PCA), faktor kondisi faktual sosial yang sangat berpengaruh adalah pemasaran, produksi, luas lahan dan tingkat pendidikan petani. Berdasarkan analisis spasial dan pengamatan lapangan kondisi faktual biogeofisik maka luas lahan efektif yang dapat dikelola dengan komoditas cengkeh seluas 217,55 ha. Optimalisasi pengelolaan komoditas cengkeh berbasis masyarakat dilakukan dengan (1) mengaktifkan KUPS Agroforestry dalam pemasaran cengkeh, (2) membuat demplot bibit cengkeh tersertifikasi, (3) menambah luas penanaman cengkeh dan (4) meningkatkan keterampilan pemanfaatan bagian-bagian pohon cengkeh selain bunga kering.
{"title":"OPTIMALISASI PENGELOLAAN KOMODITAS CENGKEH BERBASIS MASYARAKAT DI HKm GAPOKTAN HUTAN MUTIARA SARANGTIUNG","authors":"Farida Suryamah, Akhmad Jauhari, Zainal Abidin","doi":"10.20527/jht.v11i3.17626","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17626","url":null,"abstract":"Hingga saat ini belum ada informasi mengenai pengelolaan komoditas Cengkeh pada Hutan Kemasyarakatan (HKm) Gapoktan Hutan Mutiara Sarang Tiung. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi faktual (sosial dan biogeofisik) pengelolaan komoditas cengkeh sehingga dapat dilakukan optimasi pengelolaan komoditas cengkeh berbasis masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pengamatan lapangan. Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan diagram Pareto dan Principal Component Analysis (PCA), faktor kondisi faktual sosial yang sangat berpengaruh adalah pemasaran, produksi, luas lahan dan tingkat pendidikan petani. Berdasarkan analisis spasial dan pengamatan lapangan kondisi faktual biogeofisik maka luas lahan efektif yang dapat dikelola dengan komoditas cengkeh seluas 217,55 ha. Optimalisasi pengelolaan komoditas cengkeh berbasis masyarakat dilakukan dengan (1) mengaktifkan KUPS Agroforestry dalam pemasaran cengkeh, (2) membuat demplot bibit cengkeh tersertifikasi, (3) menambah luas penanaman cengkeh dan (4) meningkatkan keterampilan pemanfaatan bagian-bagian pohon cengkeh selain bunga kering.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135251797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desa Pa'au salah satu desa yang berada di Pegunungan Meratus yang sekarang dihuni oleh masyarakat suku Banjar yang masih memiliki keturunan dari masyarakat suku Dayak Kayutangi, Masyarakat di Desa Pa’au dalam kehidupannya bergantung pada hutan, rata-rata mata pencaharian mereka adalah petani, buruh tani dengan memanfaatkan hutan untuk berladang, berkebun serta berburu. Pentingnya hutan bagi kehidupan sosial ekonomi semakin diakui, karena nilai-nilai budaya berupa kearifan manusia dalam mengelola alam dianggap sebagai cara terbaik untuk mengelola alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek struktur sosial pada kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan di Desa Pa'au. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi lapangan. Responden diidentifikasi dengan metode purposive sampling. Pengolahan data dilakukan melalui analisis kualitatif induktif, yang dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan temuan kajian struktur sosial pada kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan di Desa Pa'au, menggambarkan akulturasi budaya yang membuat adanya perbedaan dari fungsi dan struktur lembaga adat pada masyarakat yang mendiami Pegunungan Meratus pada umumnya. Sedangkan lembaga desa yang ada di desa Pa’au sama dengan lembaga desa pada umumnya. Di Desa Pa’au terdapat aturan yang berkaitan dengan hutan yaitu dilarang memasuki hutan bagian dalam 3 hari sebelum dilakukan ritual sesarahan hutan dan 7 hari setelah dilaksanakan ritual sesarahan hutan. Namun tidak ada sanksi khusus yang diberikan oleh masyarakat apabila ada yang melanggar aturan ini.
Pa 'au村在山里的村庄之一Meratus现在社会班加尔部落居住的还有Kayutangi达雅克社会部落的后裔,在社会生活中爸爸'au依赖森林村庄,他们是农民的生计,霍奇平均利用森林园艺,耕作和狩猎。森林对社会经济生活的重要性得到了越来越多的承认,因为人类在管理自然方面的文化价值被认为是管理自然的最佳方式。本研究旨在探讨当地社区管理森林的社会结构。数据收集是通过现场采访和观察进行的。受访者采用采样方法进行鉴定。数据处理是通过基于定性的分析进行的,这可以提供对实际情况的全面了解。根据巴勒斯坦巴鲁村森林管理社区的社会结构研究发现,文化水产养殖业对居住在梅拉图斯山脉的土著社区的功能和结构产生了影响。然而,在巴乌村的村社跟一般的村务社是一样的。[Pa 'au村有一条跟森林有关的规定]但是,如果有人违反这一规则,社会不会予以特别惩罚。
{"title":"STRUKTUR SOSIAL PADA KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN DI DESA PA’AU KABUPATEN BANJAR","authors":"Asysyifa Asysyifa, Hafizianor Hafizianor, Rahmawati Rahmawati","doi":"10.20527/jht.v11i3.17634","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17634","url":null,"abstract":"Desa Pa'au salah satu desa yang berada di Pegunungan Meratus yang sekarang dihuni oleh masyarakat suku Banjar yang masih memiliki keturunan dari masyarakat suku Dayak Kayutangi, Masyarakat di Desa Pa’au dalam kehidupannya bergantung pada hutan, rata-rata mata pencaharian mereka adalah petani, buruh tani dengan memanfaatkan hutan untuk berladang, berkebun serta berburu. Pentingnya hutan bagi kehidupan sosial ekonomi semakin diakui, karena nilai-nilai budaya berupa kearifan manusia dalam mengelola alam dianggap sebagai cara terbaik untuk mengelola alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek struktur sosial pada kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan di Desa Pa'au. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi lapangan. Responden diidentifikasi dengan metode purposive sampling. Pengolahan data dilakukan melalui analisis kualitatif induktif, yang dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan temuan kajian struktur sosial pada kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan di Desa Pa'au, menggambarkan akulturasi budaya yang membuat adanya perbedaan dari fungsi dan struktur lembaga adat pada masyarakat yang mendiami Pegunungan Meratus pada umumnya. Sedangkan lembaga desa yang ada di desa Pa’au sama dengan lembaga desa pada umumnya. Di Desa Pa’au terdapat aturan yang berkaitan dengan hutan yaitu dilarang memasuki hutan bagian dalam 3 hari sebelum dilakukan ritual sesarahan hutan dan 7 hari setelah dilaksanakan ritual sesarahan hutan. Namun tidak ada sanksi khusus yang diberikan oleh masyarakat apabila ada yang melanggar aturan ini.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135251794","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kelayakan ekowisata Hutan Mangrove Luppung. Metode analisis data berpedoman pada Pedoman Analisis Wilayah Kerja Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003 dianalisis menggunakan skoring sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam Pedoman Analisis Objek Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata Alam dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Alam Konservasi tahun 2003. Perhitungan untuk masing-masing kriteria ini menggunakan tabulasi dimana diperoleh angka dari hasil penilaian yang nilai bobotnya berpedoman pada Penilaian Wilayah Kerja Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi 2003. Metode Penilaian Kelayakan Ekowisata dengan nilai yang telah ditentukan untuk setiap kriteria. Nilai kelayakan ekowisata Hutan Mangrove sebesar 70,8% masuk dalam kategori layak untuk dikembangkan sebagai objek wisata
本研究旨在确定红树林生态旅游的价值。数据分析方法分析只有在指导工作地区和自然旅游景点的对象(ADO-ODTWA)将军自然森林和野生动植物保护理事会2003年分析手册中使用skoring符合条件的对象行动区域分析和自然旅游景点的理事会2003年自然森林和野生动植物保护将军。这两种标准的计算方法都使用了一种基于2003年保护森林和自然保护总局(environment council of fortences)绩效考核结果的计价值指导方针上的数字。每一种标准都确定了价值的生态旅游可行性评估方法。红树林生态旅游的可耕地价值为70.8%,属于可作为旅游景点开发的可耕地类别
{"title":"KELAYAKAN EKOWISATA MANGROVE LUPPUNG BERBASIS POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI","authors":"Irma Sribianti, Hikmah Hikmah, Muthmainnah Muthmainnah, Andi Azis Abdullah, Muhammad Tahnur, Reski Melati","doi":"10.20527/jht.v11i3.17627","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17627","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kelayakan ekowisata Hutan Mangrove Luppung. Metode analisis data berpedoman pada Pedoman Analisis Wilayah Kerja Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003 dianalisis menggunakan skoring sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam Pedoman Analisis Objek Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata Alam dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Alam Konservasi tahun 2003. Perhitungan untuk masing-masing kriteria ini menggunakan tabulasi dimana diperoleh angka dari hasil penilaian yang nilai bobotnya berpedoman pada Penilaian Wilayah Kerja Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi 2003. Metode Penilaian Kelayakan Ekowisata dengan nilai yang telah ditentukan untuk setiap kriteria. Nilai kelayakan ekowisata Hutan Mangrove sebesar 70,8% masuk dalam kategori layak untuk dikembangkan sebagai objek wisata","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135250801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17624
Delfy Lensari, Lulu Yuningsih, M.Yura Apriadha
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan perkecambahan melalui skarifikasi air panas dan air dingin pada benih Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan melakukan berbagai eksperimen perlakuan skarifikasi perendaman air panas dan air dingin. Perlakuan yang dilakukan adalah tidak diberi perlakuan, perlakuan perendaman benih di dalam air panas selama 2-5 menit dilanjutkan dengan perendaman ke dalam air dingin selama 12-24 jam, dan perlakuan perendaman didalam air dingin selama 12-24 jam. Peubah yang diamati adalah Persentase Perkecambahan, Nilai Perkecambahan, Kecepatan Tumbuh, dan Laju Perkecambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skarifikasi perendaman benih di dalam air panas selama 2-5 menit dilanjutkan dengan perendaman ke dalam air dingin selama 12-24 menit mampu mematahkan masa dormnsi benih Kaliandra. Hal ini terlihat dari persentase perkecambahan 92,33%, Nilai Perkecambahan 5,1%, Kecepatan Tumbuh 10,65 % dan Laju Perkecambahan 7,81 %.
{"title":"PEMATAHAN MASA DORMANSI MELALUI SKARIFIKASI DENGAN PERENDAMAN AIR PANAS DAN DINGIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KALIANDRA (Calliandra calothyrsus)","authors":"Delfy Lensari, Lulu Yuningsih, M.Yura Apriadha","doi":"10.20527/jht.v11i3.17624","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17624","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan perkecambahan melalui skarifikasi air panas dan air dingin pada benih Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan melakukan berbagai eksperimen perlakuan skarifikasi perendaman air panas dan air dingin. Perlakuan yang dilakukan adalah tidak diberi perlakuan, perlakuan perendaman benih di dalam air panas selama 2-5 menit dilanjutkan dengan perendaman ke dalam air dingin selama 12-24 jam, dan perlakuan perendaman didalam air dingin selama 12-24 jam. Peubah yang diamati adalah Persentase Perkecambahan, Nilai Perkecambahan, Kecepatan Tumbuh, dan Laju Perkecambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skarifikasi perendaman benih di dalam air panas selama 2-5 menit dilanjutkan dengan perendaman ke dalam air dingin selama 12-24 menit mampu mematahkan masa dormnsi benih Kaliandra. Hal ini terlihat dari persentase perkecambahan 92,33%, Nilai Perkecambahan 5,1%, Kecepatan Tumbuh 10,65 % dan Laju Perkecambahan 7,81 %.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135250804","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17631
Risna Damayanti, Rahmat Safe’i, Agus Setiawan, Slamet Budi Yuwono
Hutan kota merupakan salah satu komponen Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdiri dari vegetasi pohon dan dapat mempengaruhi kelembaban dan suhu udara. Kemampuan ini dapat memperlambat angin untuk membuat lingkungan lebih nyaman. Kenyamanan termal adalah suatu keadaan dimana suhu dan kelembaban lingkungan cukup bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Temperature Humidity Index (THI) untuk mengukur tingkat kenyamanan berdasarkan suhu dan kelembaban lingkungan. Suhu udara dan kelembaban relatif di daerah tersebut merupakan dua faktor iklim yang digunakan dalam pendekatan ini untuk menilai tingkat kenyamanan. Rata-rata nilai THI hutan kota di Terminal 16C adalah 26,4; rata-rata nilai THI hutan kota di Tesarigaga adalah 26,1; dan rata-rata nilai THI hutan kota di Islamic Center adalah 25,4; semua hutan kota ini termasuk dalam kelompok yang kurang menyenangkan. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan suhu dan kelembaban udara. Aspek lain, seperti aktivitas lingkungan seperti kendaraan bermotor yang menghasilkan polusi, aktivitas manusia di dekat hutan kota, dan kondisi vegetasi pohon, ada selain suhu dan kelembaban.
{"title":"ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN BERDASARKAN TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI) DI HUTAN KOTA TERMINAL 16C, HUTAN KOTA TESARIGAGA DAN HUTAN KOTA ISLAMIC CENTER KOTA METRO LAMPUNG","authors":"Risna Damayanti, Rahmat Safe’i, Agus Setiawan, Slamet Budi Yuwono","doi":"10.20527/jht.v11i3.17631","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17631","url":null,"abstract":"Hutan kota merupakan salah satu komponen Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdiri dari vegetasi pohon dan dapat mempengaruhi kelembaban dan suhu udara. Kemampuan ini dapat memperlambat angin untuk membuat lingkungan lebih nyaman. Kenyamanan termal adalah suatu keadaan dimana suhu dan kelembaban lingkungan cukup bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Temperature Humidity Index (THI) untuk mengukur tingkat kenyamanan berdasarkan suhu dan kelembaban lingkungan. Suhu udara dan kelembaban relatif di daerah tersebut merupakan dua faktor iklim yang digunakan dalam pendekatan ini untuk menilai tingkat kenyamanan. Rata-rata nilai THI hutan kota di Terminal 16C adalah 26,4; rata-rata nilai THI hutan kota di Tesarigaga adalah 26,1; dan rata-rata nilai THI hutan kota di Islamic Center adalah 25,4; semua hutan kota ini termasuk dalam kelompok yang kurang menyenangkan. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan suhu dan kelembaban udara. Aspek lain, seperti aktivitas lingkungan seperti kendaraan bermotor yang menghasilkan polusi, aktivitas manusia di dekat hutan kota, dan kondisi vegetasi pohon, ada selain suhu dan kelembaban.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"213 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135250807","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-08DOI: 10.20527/jht.v11i3.17621
Abdul Fattah Maghribie, Slamet Budi Yuwono, Dyah Indriana Kusumastuti, Muhammad Amin, Irwan Sukri Banuwa, Endro Prasetyo Wahono
DAS Bulok merupakan bagian dari DAS Sekampung yang berada di wilayah administratif Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Pesawaran. DAS Bulok saat ini mengalami degradasi tutupan lahan, Sub DAS Bulok mengalami penurunan tutupan lahan sebesar 7,97% atau seluas 6.987,29 Ha dari tahun 2009 hingga tahun 2018. Penutupan lahan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi biofisik suatu DAS (erosi DAS). Penelitian ini menentukan besarnya potensi erosi dan indeks erosi di DAS Bulok. Penelitian menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang dikombinasikan dengan SIG sehingga sangat efisien untuk menghitung estimasi erosi pada wilayah yang luas. Hasil penelitian menunjukkan erosi aktual yang terjadi pada DAS Bulok sebesar 65,49% ≥ TSL dan 34,51%
Bulok河流域是家乡河流域的一部分,在县行政区域Tanggamus, Pringsewu县和Pesawaran县。DAS Bulok目前正在经历农场帽的退化,Sub DAS Bulok从2009年到2018年有7.97%或6987.29 Ha的土地下降。土地的关闭是影响DAS生物物理条件的因素之一。这项研究确定了DAS Bulok的侵蚀潜力和侵蚀指数。使用USLE(通用Soil损失Equation)的研究与SIG相结合,可以有效地计算大面积侵蚀的估计。发生的实际结果研究表明侵蚀Bulok河流域大65,49%≥TSL和34,51% < TSL。可恶的行为适用于这项研究用3即场景场景1农林业我们营养地种植模式,应用场景2制作机械地应用我们就是天井地区传统的外河流域地区森林和应用场景3我们营养方法和机械的组合就是地区的农林业应用传统森林地区和制造露台上的森林地区以外的地区。侵蚀减少了50%的结果与场景1,侵蚀高达13%下降2场景和场景应用3侵蚀下降高达63%。我们研究场景3号行动这是努力改进Bulok河流域最有效的减少侵蚀Bulok河流域。
{"title":"ANALISIS SPASIAL INDEKS EROSI DAS BULOK, LAMPUNG, INDONESIA","authors":"Abdul Fattah Maghribie, Slamet Budi Yuwono, Dyah Indriana Kusumastuti, Muhammad Amin, Irwan Sukri Banuwa, Endro Prasetyo Wahono","doi":"10.20527/jht.v11i3.17621","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17621","url":null,"abstract":"DAS Bulok merupakan bagian dari DAS Sekampung yang berada di wilayah administratif Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Pesawaran. DAS Bulok saat ini mengalami degradasi tutupan lahan, Sub DAS Bulok mengalami penurunan tutupan lahan sebesar 7,97% atau seluas 6.987,29 Ha dari tahun 2009 hingga tahun 2018. Penutupan lahan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kondisi biofisik suatu DAS (erosi DAS). Penelitian ini menentukan besarnya potensi erosi dan indeks erosi di DAS Bulok. Penelitian menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang dikombinasikan dengan SIG sehingga sangat efisien untuk menghitung estimasi erosi pada wilayah yang luas. Hasil penelitian menunjukkan erosi aktual yang terjadi pada DAS Bulok sebesar 65,49% ≥ TSL dan 34,51% <TSL. Tindakan KTA yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan 3 skenario yaitu skenario 1 dengan penerapan KTA secara vegetatif dengan pola tanam agroforestri, skenario 2 dengan penerapan KTA secara mekanik yaitu pembuatan teras tradisional pada wilayah DAS luar Kawasan hutan dan skenario 3 dengan penerapan KTA kombinasi metode vegetatif dan mekanis yaitu dengan penerapan agroforestri pada wilayah di dalam Kawasan hutan dan pembuatan teras tradisional pada wilayah di luar Kawasan hutan. Hasil penurunan erosi sebesar 50% dengan skenario 1, penurunan erosi sebesar 13% dengan skenario 2 dan penurunan erosi sebesar 63% dengan penerapan skenario 3. Tindakan KTA Skenario 3 pada penelitian ini merupakan upaya perbaikan DAS Bulok yang paling efektif dalam meminimalisir erosi pada DAS Bulok","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135250803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tipe habitat utama pada jenis burung sangat berhubungan dengan kebutuhan hidup dan aktivitas hariannya. Agroforestri kopi yang ada di KPHL Batutegi adalah habitat berbagai satwa, khususnya burung. Keanekaragaman jenis burung di agroforestri kopi dapat dijadikan sebagai bioindikator karena kehidupan burung dipengaruhi kualitas lingkungan (faktor biotik dan abiotik). Penelitian bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis burung, status perlindungan, konservasi dan status perdagangan burung yang ada di agroforestri kopi pada Desa Penantian dan Desa Sinar Banten di KPHL Batutegi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode titik hitung (point count). Hasil-hasil yang diperoleh kemudian dianalisis keanekaragaman jenisnya menggunakan indeks Shannon-Wiener. Hasil yang diperoleh mengidentifikasi 80 individu dari 6 Famili di Desa Penantian dan 82 Individu dari 9 Famili di Desa Sinar Banten. Keanekaragaman spesies burung di Desa Penantian termasuk dalam kategori rendah, yaitu 1,437 dan Desa Sinar Banten dalam kategori sedang, yaitu 1,549.
{"title":"ANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS DAN STATUS KONSERVASI BURUNG PADA AGROFORESTRI BERBASIS KOPI","authors":"Annisa Annisa, Dian Iswandaru, Arief Darmawan, Yulia Rahma Fitriana","doi":"10.20527/jht.v11i3.17630","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i3.17630","url":null,"abstract":"Tipe habitat utama pada jenis burung sangat berhubungan dengan kebutuhan hidup dan aktivitas hariannya. Agroforestri kopi yang ada di KPHL Batutegi adalah habitat berbagai satwa, khususnya burung. Keanekaragaman jenis burung di agroforestri kopi dapat dijadikan sebagai bioindikator karena kehidupan burung dipengaruhi kualitas lingkungan (faktor biotik dan abiotik). Penelitian bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis burung, status perlindungan, konservasi dan status perdagangan burung yang ada di agroforestri kopi pada Desa Penantian dan Desa Sinar Banten di KPHL Batutegi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode titik hitung (point count). Hasil-hasil yang diperoleh kemudian dianalisis keanekaragaman jenisnya menggunakan indeks Shannon-Wiener. Hasil yang diperoleh mengidentifikasi 80 individu dari 6 Famili di Desa Penantian dan 82 Individu dari 9 Famili di Desa Sinar Banten. Keanekaragaman spesies burung di Desa Penantian termasuk dalam kategori rendah, yaitu 1,437 dan Desa Sinar Banten dalam kategori sedang, yaitu 1,549.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135251796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}